You are on page 1of 34

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Transformator
Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang

tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam


sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai ,
dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya kebutuhan akan
tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.
Transformator

adalah

suatu

alat

listrik

yang

dapat

memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih


rangkaian listrik

ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu

gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet.


Transformator

merupakan

komponen

elektronika

pasif

yang

berfungsi untuk mengubah (menaikkan/menurunkan) tegangangan


listrik bolak-balik (AC).
Transformator terdiri dari dua buah kumparan yang dililitkan
pada satu inti besi.

Kumparan pertama disebut primer ialah

kumparan yang menerima input, sedangkan kumparan kedua


disebut sekunder yaitu kumparan yang menghasilkan output.
Tinjauan Pustaka

10

Untuk trafo yang digunakan pada tegangan AC

frekuensi rendah

biasanya inti trafo terbuat dari lempengan besi yang disusun


menjadi satu membentuk teras besi. Sedangkan untuk trafo
frekuensi tinggi

menggunakan inti

ferit (serbuk besi yang

dipadatkan).

Gambar 2.1 Bagian dan Lambang Transformator


Sumber : www.scribd.com

Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan


pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua
(skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang
berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
2.2

Prinsip Kerja Trasformator


Apabila ada arus listrik bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi

maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet (seperti gambar 2) dan apabila
magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan (lihat gambar 3) maka pada kedua ujung

11

belitan tersebut akan terjadi beda tegangan mengelilingi magnet, maka akan timbul
gaya gerak listrik (GGL). Dari prinsip tersebut di atas dibuat suatu transformator
seperti gambar 4 di bawah ini.

Gambar 2.2 Suatu arus listrik mengelilingi inti besi maka besi
itu menjadi magnet.

Gambar 2.3 Suatu lilitan

12

Gambar 2.4 Prinsip Kerja dari Transformator


Sumber : draft booklet module-3 Ver 2 (170706)_for_O&TC-Chevron

Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik,


perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang
berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan
dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan
sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik
(mutual inductance).

13

Gambar 2.5 Skema transformator kumparan primer dan kumparan sekunder


terhadap medan magnet
Sumber : www.scribd.com

2.3

Bagian Bagian Transformator


Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai fungsi

masing-masing:
2.3.1

Inti besi
Inti besi digunakan sebagai media jalannya flux yang timbul akibat induksi

arus bolak balik pada kumparan yang mengelilingi inti besi sehingga dapat
menginduksi kembali ke kumparan yang lain. Inti besi dibentuk dari lempengan
lempengan besi tipis berisolasi yang di susun sedemikian rupa.

14

Gambar 2.6 Inti besi dan laminasi yang diikat fiber glass

Sumber : Buku Review Se 032-PLN Simpang Tiga 2010

2.3.2

Kumparan trafo
Kumparan trafo terdiri dari batang tembaga berisolasi yang mengelilingi

inti besi, dimana saat arus bolak balik mengalir pada belitan tembaga tersebut, inti
besi akan terinduksi dan menimbulkan flux magnetik. Kumparan tersebut diisolasi
baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi padat seperti
karton, pertinax dan lain-lain.

15

Gambar 2.7 Kumparan Trafo phasa RST


Sumber : Buku Review Se 032-PLN Simpang Tiga 2010

Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila


kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada
kumparan tersebut timbul fluksi yang menginduksikan tegangan, bila pada rangkaian
sekunder ditutup (rangkaian beban) maka akan mengalir arus pada kumparan ini.
Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
Kumparan tertier

diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau

untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu
dihubungkan delta. Kumparan tertier sering dipergunakan juga untuk penyambungan
peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt,
namun demikian tidak semua trafo daya mempunyai kumparan tertier.

16

2.3.3

Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing

yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi
sebagai penyekat antara konduktor tersebut denga tangki trafo.

Gambar 2.8 Bentuk Fisik Bushing


Sumber : Buku Review Se 032-PLN Simpang Tiga 2010

2.3.4

Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi

besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, akan merusak isolasi transformator, maka untuk mengurangi adanya
kenaikan suhu yang berlebihan tersebut pada transformator perlu juga dilengkapi
dengan sistem pendingin yang bergungsi untuk menyalurkan panas keluar

17

transformator. Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa udara, gas,
minyak dan air. Sistem pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara alamiah (natural)
dan tekanan/paksaan (forced).
Pada cara alamiah (natural), pengaliran media sebagai akibat adanya
perbedaan suhu media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media tersebut
ke udara luar diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih luas antara media
(minyak udara / gas), dengan cara melengkapi transformator dengan sirip sirip
(radiator).
Bila diinginkan penyaluran panas yang lebih cepat lagi, cara natural /
alamiah tersebut dapat dilengkapi dengan peralatan untuk mempercepat sirkulasi
media pendingin dengan pompa pompa sirkulasi minyak, udara dan air. Cara ini
disebut pendingin paksa (forced).
Minyak isolasi transformator selain merupakan media isolasi juga
berfungsi sebagai pendingin. Pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal dari
belitan akan dibawa oleh minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada
sirip sirip radiator. Adapun proses pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas
dan pompa sirkulasi guna meningkatkan efisiensi pendinginan.
Macam-macam sistem pendingin transformator berdasarkan media dan
cara pengalirannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

18

Tabel 2.1. Tipe Pendinginan Transformator Menurut standard IEC

Sumber : IEEE Guide for the Reclamation of Insulating Oil and Criteria for Its
Use , The Institute of Electrical and Electronics Engineers, Inc.

Keterangan: A = air (udara), O = Oil (minyak), N = Natural (alamiah), F = Forced


(Paksaan / tekanan)
2.3.5

Tap Changer (perubah tap)

19

Tap

Changer

adalah

perubah

perbandingan

transformator

untuk

mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan


jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan
berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak berbeban (off load).

Gambar 2.9 Perubah tap tegangan tinggi (ON Load) pada transformator tenaga 3
phasa 50 Hz

Sumber : Buku Review Se 032-PLN Simpang Tiga 2010

2.3.6

Tangki dan Konservator


Pada umumnya bagian-bagian dari transformator yang terendam minyak

transformator berada atau (ditempatkan) di dalam tangki. Untuk menampung

20

pemuaian pada minyak transformator, pada tangki dilengkapi dengan sebuah


konservator.
Saat terjadi kenaikan suhu operasi pada transformator, minyak isolasi
akan memuai sehingga volumenya bertambah. Sebaliknya saat terjadi penurunan
suhu operasi, maka minyak akan menyusut dan volume minyak akan turun.
Konservator digunakan untuk menampung minyak pada saat transformator
mengalamui kenaikan suhu.

Gambar2.10 Konservator
Sumber : Buku Review Se 032-PLN Simpang Tiga 2010

Seiring dengan naik turunnya volume minyak di konservator akibat


pemuaian dan penyusutan minyak, volume udara didalam konservator pun akan
bertambah dan berkurang. Penambahan atau pembuangan udara didalam konservator
akan berhubungan dengan udara luar. Agar minyak isolasi transformator tidak

21

terkontaminasi oleh kelembaban dan oksigen dari luar, maka udara yang akan masuk
kedalam konservator akan difilter melalui silicagel.

Gambar2.11 Silica gel


Sumber : Buku Review Se 032-PLN Simpang Tiga 2010

2.3.7

Minyak Trafo
Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam

minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak


trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula
sebagai isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media
pendingin dan isolasi.
Salah satu isolasi yang umum digunakan pada peralatan tegangan tinggi
adalah minyak trafo. Selain untuk mengisolasi, minyak juga berfungsi sebagai
pendingin inti dan penghantar trafo.

22

Minyak transformator adalah hasil pemurnian minyak bumi yang diperlukan


untuk pendingin. Namun penggunaan minyak trafo dalam jangka waktu yang lama,
akan menurunkan kualitas minyak dalam mengisolasi, sehingga mengakibatkan
kinerja trafo menjadi turun.
Fungsi utama dari minyak trafo adalah :
a. Sebagai cairan isolasi
b. Sebagai pendingin
Adapun beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebagai minyak
transformator, antara lain :
1. Minyak harus cair dan jernih, tidak berwrna (transparan)
2. Bebas dari komponen air, asam, alkali, aspal, ter, dan sebagainya
3. Campuran abu (arang) pada minyak baru tidak lebih dari 0,005 %
4. Minyak baru tidak boleh mengandung asam 0,05 mg KOH/g
5. Minyak yang pernah dipakai mengandung asam 0,4 mg KOH/g
6. Pengantar panas + 0,0015 W/cm pada suhu + 200C, atau pengantar
panas tidak lebih dari 0,02 W/cm pada suhu + 800C.
Selain itu, hal hal yang perlu diperhatikan dalam minyak trafo adalah sebagai
berikut :
a).

Kejernihan (appearance)

23

b).

Minyak isolasi tidak boleh mengandung suspensi atau endapan (sedimen).


Masa Jenis (density)
Masa jenis dibatasi agar air dapat terpisah dari minyak isolasi dan tidak

c).

melayang.
Viskositas Kinematik ( kinematic viscosity)
Viskositas memegang peranan dalam pendinginan, dipergunakan dalam
menentukan kelas minyak dan kurang dipengaruhi oleh kontaminasi atau

d)

kerusakan minyak.
Titik Nyala (flash point)
Titik nyala yang rendah menunjukan adanya kontaminasi zat gabar yang

e).

mudah terbakar.
Titik Tuang (pour point)
Titik tuang dipakai untuk mengidentifikasi dan menentukan jenis peralatan

f).

yang akan menggunakan minyak isolasi.


Angka Kenetralan (neutralization number)
Angka kenetralan merupakan angka yang menunjukan penyusunan asam
minyak isolasi dan dapat mendeteksi kontaminasi minyak, menunjukkan
kecenderungan perubahan kimia atau cacat atau indikasi perubahan kimia
dalam bahan tambahan (additive). Angka kenetralan dapat dipakai sebagai
petunjuk umum untuk menetukan apakah minyak sudah harus diganti atau

g).

diolah lagi.
Korosi Belerang (corrosive sulphur)
Pengujian ini menunjukkan kemungkinan korosi yang dihasilkan dari adanya

h).

belerang bebas atau senyawa belerang yang tidak stabil dalam minyak isolasi.
Tegangan Tembus (breakdown voltage)
Tegangan tembus yang terlalu rendah menunjukkan adanya kontaminasi

i).

seperti air, kotoran atau partikel konduktif dalam minyak.


Faktor Kebocoran Dielektrik (dielectric dissipation factor)
Harga yang tinggi dari faktor ini menunjukkan adanya kontaminasi atau hasil
24

kerusakan (deterioration product) misalnya air, hasil oksidasi, logam alkali


k).

koloid bermuatan dan sebagainya.


Kandungan air ( water content)
Adanya air dalam minyak menyebabkan turunnya tegangan tembus minyak
dan tahanan jenis minyak isolasi dan juga adanya air akan mempercepat

l).

kerusakan kertas pengisolasi (isolasi paper).


Tahanan jenis (resistivity)
Tahanan jenis yang rendah menunjukkan adanya kontaminasi yang bersifat

m).

konduktif (conductive contaminants).


Tegangan permukaan (interfacial tension)
Adanya kontaminasi dengan zat yang terlarut (soluble contamination) atau
hasil hasil kerusakan minyak, umumnya menurunkan nilai tegangan
permukaan. Penurunan tegangan permukaan juga menurunkan indicator yang

n).

peka bagi awal kerusakan minyak.


Kandungan gas (gas content)
Adanya gas terlarut dan gas bebas dalam minyak isolasi dapat digunakan
untuk mengetahui kondisi transformator dalam operasi. Adanya gas H2, CH4,
C2H6, C2H4, C2H2 menunjukkan terjadinya dekomposisi minyak isolasi pada
kondisi operasi, sedangkan adanya CO2 dan CO menunjukkan adanya
kerusakan pada bahan isolasi.

2.4

Minyak Trafo Sebagai Media Pendingin


Kegunaan minyak trafo adalah selain untuk bahan isolasi juga sebagai

media pendingin antara kumparan kawat atau inti besi dengan sirip pendingin. Trafo
dalam keadaan berbeban akan timbul panas antara 60C - 80C pada kumparan-

25

kumparan yang disalurkan pada minyaknya dengan cara konveksi dan radiasi ke
udara melalui sistem pendinginannya. Kualitas minyak transformator akan
berpengaruh pada kinerja isolasi dan properti pendinginan. Dalam kondisi operasi
normal, gangguan minimal kualitas minyak akan terjadi dari oksidasi dan
kontaminasi.
Menurut Myers, Kelly, dan Parrish (1981), minyak trafo umumnya
berbahan dasar yang diperoleh dari hasil pengolahan minyak bumi, yaitu antara fraksi
minyak diesel dengan turbin dan mempunyai struktur kimia yang sangat kompleks.
Senyawa hidrokarbon utama minyak trafo adalah parafinik, naftenik, dan aromatik.
Sedangkan senyawa lainnya adalah senyawa hetero yaitu suatu senyawa yang
mempunyai kerangka serupa dengan hidrokarbon yang mana atom atom karbonnya
digantikan oleh satu, dua, tiga atau lebih atom atom belerang, oksigen atau nitrogen.
Yang termasuk senyawa hetero adalah asam naftena, ester, alkohol dan juga belerang
serta nitrogen yang berikatan dengan senyawa organik.
Hindrokarbon parafinik adalah hidrokarbon jenuh, karena semua martabat
karbon adalah jenuh oleh hidrogen. Bagian utamanya adalah alkana yang berantai
lurus atau bercabang.
Hidrokarbon naftenik dikualifikasikan sebagai hidrokarbon rantai tertutup
atau senyawa cincin seperti alisiklik (non aromatik). Naftenik dapat berupa sebuah
cincin atau lebih tergantung dari banyaknya jumlah karbon.

26

Hidrokarbon aromatik memiliki satu atau banyak cincin aromatik (ikatan


rangkap), yang mana dapat digabung dengan cincin dari asiklik , benzena, naftalena,
dan toluene termasuk dalam bentuk senyawa aromatic. Senyawa hidrokarbon
aromatik dalam jumlah banyak pada minyak trafo akan menambah sifat daya pelarut
dan menurunkan sifat dielektrik (tegangan tembus).
Menurut Myers, Kelly dan Parrish (1981) ada tiga prinsip metoda yang
digunakan untuk pemurnian minyak transformator didalam pabrik pengilangan
minyak modern, yaitu :
1. Pengolahan asam
Pada proses ini, senyawa senyawa organik dari hidrokarbon tak jenuh yang
terdapat dalam minyak akan bereaksi dengan asam sulfat, sehingga terbentuk
suatu endapan asam berupa sludge yang kemudian dapat dipisahkan. Setelah
pengendapan dan pengeluaran sludge tersebut, kemudian dibersihkan dengan
soda kaustik dan air (penetralan dan pencucian) untuk menghilangkan sisa
sisa asam.
2. Ektraksi dengan pelarut
Proses ini bertujuan untuk memperbaiki indeks viskositas, warna serta
stabilitas minyak terhadap oksidasi. Dalam proses ini, komponen komponen
aromatis yang mempunyai indeks viskositas rendah dipisahkan dengan jalan

27

ektraksi dengan pelarut. Pelarut yang dipakai biasanya adalah furfural dan
kadang kadang fenol.
3. Hidrogenisasi
Proses ini dilakukan dengan cara mereaksikan hydrogen dengan minyak
menggunakan katalisator oksida logam seperti silica alumina pada suhu dan
tekanan tinggi. Dalam proses ini terjadi penurunan kadar belerang, nitrogen
dan lain lainnya serta penjenuhan senyawa senyawa aromatis.

2.5 Tanaman Jarak


Jarak pagar (Jatropha curcas Linn) atau juga disebut juga physic nut
merupakan tanaman yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, saat zaman
penjajahan jepang. Minyak jarak pagar dipergunakan sebagai bahan pelumas dan
bahan bakar pesawat terbang. Sesuai dengan namanya, tanaman ini memang
dimanfaatkan masyarakat sebagai tanaman pagar serta sebagai obat tradisional,
disamping sebagai bahan bakar dan minyak pelumas.
Perkembangan jarak pagar sangat luas, awalnya dari amerika tengah,
kemudian menyebar ke Afrika dan Asia. Luasnya perkembangan jarak pagar
disebabkan oleh kemudahan dalam pertumbuhannya. Tanaman jarak (Jatropha

28

curcas L.) dikenal sebagai jarak pagar, dan merupakan tanaman semak yang tumbuh
dengan cepat hingga mencapai ketinggian 3-5 meter. Tanaman ini tahan kekeringan
dan dapat tumbuh di tempat-tempat dengan curah hujan 200 mm hingga 1500 mm per
tahun. Daerah penyebaran tanaman terletak antara 40o LS sampai 50o LU dengan
ketinggian optimal 0-800 meter di atas permukaan laut.
Tanaman jarak memerlukan iklim yang kering dan panas terutama pada saat
berbuah. Suhu yang rendah pada saat penanaman dan pembungaan akan sangat
merugikan karena mudah terserang jamur. Tanaman jarak pagar tumbuh di daerah
tropis dan subtropis, dengan suhu optimum 20 35 o C. Kelembaban yang tinggi akan
mendorong perkembangan jamur sehingga akan menurunkan produktivitas. Tanaman
jarak pagar tergolong tanaman hari panjang, yaitu tanaman yang memerlukan sinar
matahari langsung dan terus menerus sepanjang hari. Tanaman tidak boleh terlindung
dari tanaman lainnya, yang berakibat akan menghambat pertumbuhannya. Pada saat
berbunga dan berbuah membutuhkan bulan kering minimal 3 bulan.
Tanaman jarak tidak memerlukan tanah subur, tetapi lebih sesuai bila struktur
tanahnya ringan. Umumnya produksi maksimum dicapai pada tanaman yang tumbuh
di tanah lempung berpasir dengan pH 5 6.5. Jarak tidak tahan terhadap genangan
air, sehingga drainase harus dilakukan dengan baik. Tanah yang ditanami harus bebas
dari naungan sehingga mendapatkan sinar matahari yang cukup.
Jarak pagar hampir tidak memiliki hama karena sebagian besar bagian
tubuhnya beracun. Tanaman ini mulai berbuah setelah berusia lima bulan dan

29

mencapai produktivitas penuh pada usia 5 tahun. Buahnya berbentuk ellips dengan
panjang 1 inchi dan memiliki 2-3 biji. Umur tanaman ini dapat mencapai 50 tahun.

Gambar 2.12 Tanaman Jarak


Sumber : Laboratorium Energi RUSNAS PEBT, Universitas Sriwijaya

Batang kayu slindris, bila terluka mengeluarkan getah. Daun lebar, berbentuk
jantung atau bulat telur melebar dengan panjang 5 15 cm. Bunga berwarna kuning
kehijauan, berupa bunga menjemuk berbentuk malai, berumah satu. Buahnya
berbentuk bulat, diameter 2 4 cm, berwarna hijau ketika masih muda dan kuning
setelah masak, terbagi menjadi 3 bagian, masing-masing ruang berisi 1 biji. Biji
berbentuk bulat lonjong, panjang 2 cm, lebar 1 cm, warna kulit biji coklat kehitaman
dan warna bijinya putih kecoklatan.

Gambar 2.13 Bentuk buah tanaman jarak

30

(a)

(b)

Gambar 2.14. (a) Bentuk biji utuh dan (b) daging biji
Sumber : Laboratorium Energi RUSNAS PEBT, Universitas Sriwijaya

Jarak pagar memiliki buah yang terdiri dari daging buah, cangkang biji dan
inti biji. Inti merupakan sumber bagian yang menghasilkan minyak sebagai bahan
bakar biodiesel dengan proses awal ekstraksi.
2.5.1

Pengolahan Jarak Pagar


Buah jarak pagar dipanen ketika 75% buah di sebuah tangkai menge-ring dan

sisa buah lainnya berwarna kuning kehijauan. Ciri buah yang telah kering adalah bila
batas antar ruang biji-satu buah terdiri atastiga biji-tampak jelas bergaris. Buahnya
yang dapat berjumlah 10-15 buah pada satu tangkai tidak matang secara serempak.

31

Gambar 2.15 Buah dan Biji Jarak


Sumber : Laboratorium Energi RUSNAS PEBT, Universitas Sriwijaya

Jika menunggu kering seluruhnya, dikhawatirkan buah yang dulu kering akan
pecah dan biji pun berhamburan. Seluruh hasil panen dijemur dibawah sinar matahari
langsung selama 1-2 hari. Kadar air ideal adalah 6%. Setelah itu biji diambil satu
persatu dan dikumpulkan di tempat penyimpanan.
Biji jarak pagar kemudian dikukus pada suhu 170C selama 30 menit. Setelah
itu digerus dengan mesin untuk melepaskan daging biji dan kulit biji dan dipisahkan
melalui alat pemisahan. Daging biji yang telah terpisah dari kulit biji kemudian
dilumatkan dan dikempa menggunakan mesin alat tekan (press) untuk mendapatkan
minyaknya.
2.5.2

Minyak Biji Jarak


Komposisi Minyak Biji Jarak terdiri dari kadar protein, kadar air, kadar

lemak, kadar abu dan karbohidrat (by difference), serta serat kasar.

32

Biji jarak terdiri dari 75% kernel (daging biji) dan 25% kulit dengan
komposisi kimia seperti pada Tabel 2. Minyak jarak mempunyai kandungan asam
lemak seperti pada Tabel 3.
Tabel 2.2. Komposisi Kimia Biji Jarak
Sumber : Bailey (1950 ) didalam Keraten, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak.

No.
1.
2.
3
4.
5.

Komponen

Jumlah (%)

Minyak
Karbohidart
Serat
Abu
Protein

54
13
12,5
2,5
18

Tabel 2.3. Kandungan Asam Lemak Minyak Biji Jarak (Keraten, 1986)
Sumber : www.repository.usu.ac.id/bitstream

No.
1.
2.
3
4.
5.

2.5.3

Asam Lemak

Jumlah (%)

Asam Risinoleat
Asam Oleat
Asam Linoleat
Asam Stearat
Asam dihidroksi Stearat

86
8,5
3,5
0,5 2,0
1 -2

Sifat Fisik dan Kimia Minyak Jarak


Minyak jarak mempunyai rasa asam dan dapat dibedakan dengan trigliserida

lainnya karena bobot jenis. Kekentalan (viskositas) dan bilangan asetil serta
kelarutannya dalam alkohol nilainya relatif tinggi. Minyak jarak larut dalam etil
alcohol 95% pada suhu kamar serta pelarut organik yang polar, dan sedikit larut
dalam golongan hidrokarbon alifatis.
33

Gambar 2.17 Bentuk Fisik Minyak Jarak


Sumber : Laboratorium Energi RUSNAS PEBT, Universitas Sriwijaya

Nilai kelarutan dalam petroleum eter relative rendah, dan dapat dipakai untuk
membedakannya dengan golongan trigliserida lainnya. Kandungan tokoferol relatif
kecil (0.05%), serta kandungan asam lemak essensial yang sangat rendah
menyebabkan minyak jarak tersebut berbeda dengan minyak nabati lainnya .
Komposisi Biji Jarak terdiri dari kadar protein, kadar air, kadar lemak, kadar
abu dan karbohidrat (by difference), serta serat kasar. Dari hasil analisis proksimat
biji jarak, diperoleh kadar air biji jarak sebesar 48.06% (bb), kadar protein 18.88 %
(bk), kadar lemak (46.25)% bk, kadar abu 2.62 % bk, karbohidrat 32.25 %bk dan
serat kasar 15.10 %. Berdasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa biji jarak
merupakan bahan yang sangat potensial untuk digunakan sebagai sumber minyak.
2.6 Viskositas
Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap perubahan
bentuk di bawah tekanan. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan

34

terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran


dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid.
Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak

memiliki viskositas

tinggi. Hambatan internal viskositas suatu zat mengalir bila tegangan geser
diterapkan. Kuantitatif ditetapkan, maka adalah rasio dari tegangan geser terhadap
laju regangan , dalam satuan detik pascal (1 Pa s = 10 poise).
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan untuk mengalir dari suatu
sistem yang mendapatkan suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya
yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas
dispersi kolodial dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase dispers. Koloid-koloid
berbentuk bola membentuk sistem dispersi dengan viskositas rendah, sedang sistem
dispersi yang mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi.
Viskositas yang tinggi menghambat benda benda yang bergerak, terutama
pada daerah yang bersuhu rendah. Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar
untuk mengalir dibandingkan dengan gas. Sehingga, dapat dikatakan cairan
mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada viskositas gas.
2.6.1

Pengukuran Viskositas
Secara umum, viskositas fluida perlawanan untuk aliran (tegangan geser) pada

suhu tertentu. Kadang-kadang, viskositas keliru disebut sebagai ketebalan (atau


berat). Temperatur harus ditetapkan untuk menafsirkan membaca viskositas.

35

Biasanya, viskositas dilaporkan pada 40 C dan / atau 100 C atau keduanya jika
indeks viskositas diperlukan.
Beberapa unit teknik digunakan untuk menyatakan viskositas, tetapi yang
paling umum sejauh ini adalah centistoke (cSt) untuk viskositas kinematik dan
sentipoise (cP) untuk dinamis (absolut) viskositas. Viskositas kinematik di cSt pada
40 C adalah dasar bagi kinematik viskositas ISO 3448 sistem grading, sehingga
standar internasional. Lain viskositas kinematik sistem umum seperti Saybolt
Universal detik (SUS) dan sistem grading SAE dapat dikaitkan dengan pengukuran
viskositas di cst di kedua 40 C atau 100 C.

36

Viskositas

kinematik

tradisional diukur dengan mencatat waktu yang dibutuhkan minyak untuk melakukan
perjalanan melalui suatu lubang kapiler di bawah gaya gravitasi (Gambar 2.18).
Lubang tabung viskometer kinematik menghasilkan resistensi tetap mengalir. Waktu
yang dibutuhkan untuk fluida mengalir melalui pipa kapiler dapat dikonversi
langsung ke viskositas kinematik menggunakan kalibrasi sederhana konstan diberikan
untuk setiap tabung. Prosedur dominan untuk melakukan pengukuran viskositas
kinematik adalah ASTM D445, sering diubah dalam analisis minyak laboratorium
digunakan untuk menghemat waktu dan membuat hasil pengukuran yang dilakukan
lebih efisien.

37

Gambar 2.18. Kapiler U-Tube viscometer


Sumber : www.scribd.com

Absolute viskositas diukur sebagai ketahanan terhadap aliran ketika eksternal


dan kekuatan yang dikendalikan (pompa, udara bertekanan, dll) minyak kekuatan
melalui suatu (ASTM D4624), atau tubuh kapiler terpaksa melalui fluida oleh
kekuatan eksternal dan terkontrol seperti sebuah spindle digerakkan oleh motor.
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan
viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :
a. Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan newton bisa ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika ia mengalir

38

karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji
dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya
sudah diketahui ( biasanya air ) untuk lewat 2 tanda tersebut.
b. Viskometer Hoppler
Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca )
melalui tabung gelas yang hampir tikal berisi zat cair yang diselidiki.
Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel.
c. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob
dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah.
Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan
geseran yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan
penurunan konsentrasi.

2.7

Hubungan Viskositas Dengan Kinerja Minyak Trafo


Setiap transformator mempunyai rugi rugi pada inti besi dan lilitannya.

Rugi rugi ini seterusnya akan mengakibatkan panas terus menerus pada
transformator. Karenanya diperlukan minyak untuk mendisipasikan panas tersebut
sehingga tidak terlanjur akan merusak bagian bagian lain.
Umumnya benda akan mengalami pengurangan viskositas jika suhu dinaikan.
Hal ini berkaitan dengan struktur molekul dalam cairan tersebut. Ketika diberi panas,
jarak antar molekul dalam cairan akan menjadi agak renggang sehingga menjadi
39

kurang padat. Hal ini jugalah yang menyebabkan cairan berubah menjadi gas ketika
di panaskan. Perubahan kondisi dari cairan yang lebih padat menjadi cairan yang
kurang padat menyebabkan cairan lebih mudah mengalir, alias memiliki viskositas
lebih rendah.
Viskositas suatu cairan heterogen tergantung pada komposisi penyusun cairan
tersebut. Umumnya, asam lemak memiliki viskositas yang jauh lebih tinggi
dibandingkan alkana. Semakin rendah jumlah atom karbonnya, semakin rendah pula
daya tarik antar molekulnya yang menyebabkan cairan tersbeut menjadi kurang padat
sehingga dapat mengalir lebih cepat, dan juga dapat menguap lebih cepat.
Minyak trafo yang baik harus memiliki viskositas yang rendah agar sirkulasi
minyak berlangsung dengan cepat dan lancar, sehingga pelepasan panas dari dalam
trafo ke udara dapat berlangsung dengan lancar.
Viskositas minyak jarak lebih tinggi daripada solar. Jika viskositas yang tinggi
itu masuk ke dalam mesin, dapat mengurangi pengabutan saat diinjeksikan masuk
ruang bakar. Jadi, bila digunakan sebagai alternatif bahan bakar, viskositas minyak
jarak harus diturunkan terlebih dahulu.
Viskositas memegang peranan dalam pendinginan, dipergunakan dalam
menentukan kelas minyak dan kurang dipengaruhi oleh kontaminasi atau kerusakan
minyak. Pengujian viskositas minyak transformator adalah suatu hal yang sangat
penting karena minyak transformator yang baik akan memiliki viskositas yang
rendah, sehingga dapat bersirkulasi dengan baik dan akhirnya pendinginan inti dan
belitan trasformator dapat berlangsung dengan baik pula.
40

2.8 Teori Perhitungan Statistik


Dalam suatu analisa data, diperlukan nilai terbaik dari setiap angka angka
yang didapat. Hal ini bertujuan untuk memperkecil angka kesalahan yang ada.
2.8.1

Menentukan Nilai Terbaik Untuk Setiap Variabel


Langkah langkah untuk menentukan nilai terbaik untuk setiap variable

adalah sebagai berikut :

Hitung rata rata dari data :


n

Xi

.... (I)

X = i=1
n

Hitung standart deviasi dari data :


Xi X 2

s=

.... (II)

i=1

Hitung data baku (data yang dibakukan) dengan rumus :

Zi =

Xi X
s

; i = 1, 2, 3, , 10

41

.... (III)

Jika kita menginginkan suatu pengukuran yang objektif, maka kita sebaiknya
menggunakan pendugaan interval (interval estimation). Pendugaan sedemikian itu
akan memberikan kita nilai nilai statistic dalam suatu interval, bukan nilai tunggal
sebagai parameter. Dengan kata lain, kita dapat menyatakn berapa besar kepercayaan
kita bahwa interval tersebut benar benar mencakup parameter yang kita duga.
Asumsi data berdistribusi normal atau mendekati normal (misalkan kita
menggunakan interval keyakinan sebesar 95%), maka hal tersebut berarti bahwa
dalam jangka panjang kita akan mentolerir kesalahan duga (error estimate) sebesar
= 0,05 atau 5%. Dengan kata lain, kesalahan duga yang terdapat di luar batas atas dan
batas bawah, masing masing sebesar 0,025 atau 2,5%. Jadi, koefisien standar yang
sesuai dengan interval keyakinan sebesar 95% dapat ditentukan dengan bantuan tabel
luas kurva normal.
Berdasarkan tabel luas kurva normal, batas keyaninan atas adalah nilai 1,96
dan batas keyakinan bawah adalah nilai -1,96. Apabila terdapat data baku yang lebih
besar dari 1,96 atau lebih kecil dari -1,96 , maka data tersebut dianggap data pencilan.
Apabila terdapat data pencilan, maka data tersebut dikeluarkan dan tidak
dilibatkan dalam perhitungan nilai terbaik. Nilai rata rata, standart deviasi, dan data
baku dihitung kembali tanpa melibatkan data pencilan. Kemudian periksa kembali
ada tidaknya data pencilan dengan kriteria yang sama dengan kriteria sebelumnya.

42

Apabila tidak terdapat lagi dat pencilan, maka nilai rata rata terakhir merupakan
nilai terbaik.

43

You might also like