You are on page 1of 3

Contoh Kasus Gagalnya Sistem Manajemen Nasional

Dari
berbagai

hasil

pengujian

kebijakan

pembangunan

aturan

diketahui

dapat

dianggap

dan

bahawa
sebagai

penilaian

pelaksanaan

tingkat

keberhasilan

keberhasilan

Sistem

manajemen nasional, yang akan meningkatnya Ketahanan Nasional


(Tannas), yaitu suatu kondisi dinamik bangsa, berisi keuletan dan
ketangguhan untuk mengembangkan kekuatan nasional, dalam
rangka mempertahankan eksistensi bangsa dan negara terhadap
semua tantangan, ancaman dan hambatan, baik yang datang dari
dalam maupun dari luar dalam segala bentuk dan manifestasinya
(Suryohadiprojo, 2010; FRI, 2007; Sunardi, 2004).
Namun, banyak kegagalan dan penyimpangan dalam sistem
manajemen di Indonesia sehingga berdampak pada ketahanan
nasional dan

juga berdampak pada stabilitas ekonomi maupun

politik.
Salah satu contoh Kasus yang terjadi adalah kasus wilayah
kerja minyak & gas bumi AMBALAT (Illegal Occupation) yang
merupakan ancaman terhadap kekayaan alam (Mineral & Energi)
milik bangsa Indonesia.
Ambalat adalah blok laut luas mencakup 15.235 kilometer
persegi yang terletak di Laut Sulawesi atau Selat Makassar dan
berada

di

dekat

antara Sabah, Malaysia,

perpanjangan
dan Kalimantan

perbatasan
Timur,

darat

ditengarai

mengandung kandungan minyak dan gas yang dapat dimanfaatkan


hingga 30 tahun. Wilayah Ambalat adalah milik Indonesia. Hal ini
dapat dibuktikan dengan adanya penandatanganan Perjanjian Tapal
Batas Kontinen Indonesia-Malaysia pada tanggal 27 Oktober 1969,
yang ditandatangani di Kuala Lumpur, telah diratifikasi pada tanggal
7 November 1969.
Hal ini kemudian menjadi dasar hukum bahwa Blok Ambalat
berada di bawah kedaulatan Indonesia. Akan tetapi, letak geografis

Blok Ambalat yang berbatasan langsung dengan negara tetangga


Malaysia, sehingga rawan menimbulkan konflik perbatasan.
Kasus ini meningkat profilnya setelah lepasnya Pulau Sipadan
dan Ligitan
(2002),

yang

dinyatakan

sebagai

bagian

dari

Malaysia

oleh

Mahkamah Internasional
Lepasnya kedua pulau Sipadan dan Ligitan dengan waktu reltif
singkat membuat rakyat Indonesia menjadi trauma akan lepasnya
blok Ambalat yang kaya minyak ke tangan Malaysia. Kontruksi
bangunan teritorial kita dilihat dari kepentingan nasional begitu
rapuh dalam beberapa tahun ini. Sengketa dua blok wilayah
Malaysia

dan

Indonesia

kembali

memanas.

Masing-masing

mengklaim sebagai wilayah mereka. Malaysia memberi nama


Wilayah ND6 dan ND7 dan Indonesia memberi nama blok Ambalat
dan Ambalat Timur .
Dari kasus yang terjadi tersebut, membuktikan bahwa masih
belum baiknya sistem manajemen di Indonesia yang menyebabkan
lemahnya ketahanan Indonesia
Perlu ada pelajaran yang ditarik dari sana. Misalnya, sikap
Presiden yang harus lebih tegas. Selama ini pemerintahan masih
dinilai telalu lemah, bahkan terkesan membiarkan kasus Ambalat
menjadi kegeraman rakyat Indonesia. Kelemahan pemerintahan
terkait dengan kasus Ambalat, terbukti dengan ketidakmapuan
pemerintah untuk membenahi sistem pertahanan dan postur TNI di
masa mendatang.
Dengan lemahnya sistem ketahanan di Indonesia berdampak
pada kondisi politik dan stabilitas ekonomi yang lemah juga. Karena
stabilitas ekonomi tercapai apabila faktor-faktor ekonomi berupa
pemberdayaan seluruh faktor-faktor produksi dimana sumberdaya
alam (SDA) dikelola dengan Sistem Manajemen Nasional yang

bersifat menyeluruh dari perencanaan sampai dengan evaluasi dari


program-program pembangunan.

http://www.esaunggul.ac.id/article/stabilitas-ekonomi-dalamsistem-manajemen-nasional-dapat-mewujudkan-pembangunannasional/
https://www.academia.edu/6729159/MAKALAH_HUKUM_INTER
NASIONAL_KONFLIK_BLOK_AMBALAT_ANTARA_INDONESIA_DAN_MAL
AYSIA

You might also like