You are on page 1of 10

MAKALAH

Kebudayaan Dan Seni Islam


Dosen Pengajar: Mukhammad Bakhruddin, M.Pd. I

Disusun oleh :
1. Pasno
2. M. Yusuf Malikul Mulki
3. Zakaria Ramadhan

(140631100091)
(140631100096)
(140631100117)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN INFORMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Islam merupakan agama yang luas dan fleksibel. Islam mengkaji
banyak hal, kajian ilmu dalam islam tidak hanya pada inti ajaran islam itu
sendiri, melainkan juga dalam ilmu lain yang relevan terhadap ajaran islam.
Semua aspek dalam hal kehidupan manusia diatur oleh islam. Cakupan kajian
islam sangatlah luas karena tidak ada satupun hal yang tidak diatur dan dibahas
dalam islam, mulai dalam keindahan dalam hal ini seni dan budaya, ilmu
pengetahuan, hingga cara berfikir dengan filsafat. Islam agama yang mencintai
keindahan sehingga dalam islam terdapat aspek hubungan antara seni

dan

budaya. Islam merupakan agama yang berkembang, fleksibel dan dapat


menyesuaikan dengan berkembangnya zaman, islam juga agama yang sangat
menghargai seni , hampir dalam setiap masa penyebaran islam diberbagai
belahan dunia, seni selalu dianggap sebagai sarana dakwah yang paling tepat,
karena masyarakat akan lebih mudah memahami nilai-nilai yang di bawah oleh
agama islam melalui seni tanpa perlu ada kekerasan.
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada manusia
sebagai rahmatan lil alamin atau rahmat bagi alam semesta. Hal itu membuat
ajaran islam tampil sebagai solusi dari segala permasalahan yang menimpa umat
manusia. Upaya islam sebagai rahmamtan lil alamin dibuktikan dengan peran
wali songo yang begitu besar dalam penyebaran islam khususnya di pulau Jawa.
Cara yang digunakan wali songo pendekatan melalui kebudayaan misalnya
kesenian.

BAB II

2.1 Rumusan Masalah


Ada beberapa rumusan rumusan-rumusan masalah yang akan di bahas di
dalam makalah ini yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimana konsep kebudayaan dan seni dalam islam ?


Bagaimana prinsip-prinsip kebudayaan dan seni islam?
Bagaimana sejarah intelektual umat islam ?
Masjid pusat peradaban islam ?
Nilai-nilai islam dalam budaya Indonesia ?

2.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui seni dan
kebudayaan dalam islam secara lebih mendalam. Selain itu untuk sebuah
pemikiran dasar tentang apa dan bagaimana seni dan budaya islam
berkembang sekarang.

2.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai seni dan budaya
dalam islam.
2. Memahami seni dan kebudayaan islam.
3. Menerapkan seni dan budaya islam yang sedang berkembang.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Konsep Kebudayaan dan Seni dalam Islam

Seni dalam agama islam merupakan sebuah bentuk keindahan dan sebagai
bentuk dari penyebaran islam di dunia. Melalui seni islam berkembang pesat di
seluruh penjuru dunia. Selain itu seni juga memperkokoh amal kebajikan dan
kebaikan di kalangan umat manusia. Seni yang dikaruniakan Allah kepada kita
bertujuan untuk menimbulkan keikhlasan dan kesadaran dalam diri manusia.
Dengan bakat seni yang ternyata para seniman islam mampu menggunakan
berbagai teknik, bentuk seni yang terbuka di tempat yang berlainan ke dalam
daerah seni dan budaya islam.
Allah menyukai sesuatu yang indah karena Allah SWT merupakan zat
yang maha indah. Islam mempunyai kriteria tersendiri untuk dijadikan pengukur
pedoman bagi penentuan halal atau haramnya sesuatu seni, kriteria pertama ialah
seni atau karya seni itu pasti baik yaitu tidak merusak budi pekerti yang mulia
serta tidak melalaikan diri untuk beribadah kepada Allah dan sekaligus
melupakannya.
Seni suara dalam islam misalnya pembacaan al-Quran dengan suara
merdu, syahdu dan lunak, melagukan adzan, dan menyanyikan lagu-lagu jihad
atau nasyid. Sedang dalam seni rupa banyak sekali yang dihasilkan, misalnya
kaligrafi, seni bangunan dan permadani dsb.

3.2 Prinsip-Prinsip Kebudayaan Islam


Sendi perumusan prinsip-prinsip kebudayaan islam antara lain :
Sumber segala sesuatu adalah Allah karena dari-Nya berasal semua ciptaan.
Diembankan amanah khalifah kepada manusia. Manusia diberi potensi yang lebih
dibandingkan makhluk lainnya. Ditundukkan ciptaan Allah yang lain kepada
manusia, baik tanah, air, angin, tumbuhan dan hewan.
Dinyatakan bahwa semua fasilitas dan amanah tersebut akan diminta
pertanggungjawabannya kelak. Dengan berbagai kelebihan dan fasilitas yang
diberikan oleh Allah kepada manusia. Beserta tanggung jawab atas semua itu,
manusia melahirkan berbagai ide dan muncul keinginan untuk selalu berbuat dan
berkarya. Dan pada puncaknya, manusia akan menghasilkan apa yang disebut

kebudayaan. Prinsip-Prinsip yang diperlukan untuk menghasilkan kebudayaan


yang islami antara lain :
1. Dibangun atas dasar nilai-nilai illahhiyah.
2. Munculnya sebagai pengembangan dan pemenuhan kebutuhan
manusia.
3. Sasaran kebudayaan adalah kebahagiaan manusia,
keseimbangan alam dan penghuninya.
4. Pengembangan ide, perbuatan dan karya, dituntut sesuai
kemampuan maksimal manusia.
5. Keseimbangan individu, sosial dan antara makhluk lain dengan
alam merupakan cita tertinggi dari kebudayaan.
Prinsip kebudayaan dan islam adalah suatu di antara dua alternatif. Sepanjang
sejarah umat manusia, kebudayaan hanya mempunyai dua model yaitu
membangun atau merusak. Kedua model itu hidup dan berkembang dan
saling bergantian (AL-Anbiya : 104). Selain itu prinsip kebudayaan dalam
pandangan islam adalah adanya ruh itu tidak lain adalah wahyu Allah, maka
kebudayaan bergerak ke arah kemajuan atau membangun. Dan sebaliknya jika
ruh kebudayaan tidak berasal dari wahyu Allah maka arah kebudayaan ialah akan
merusak.

3.3 Sejarah Intelektual Umat Islam


Kuntowi Joyo mengemukakan bahwa perkembangan pemikiran Islam di
Indonesia dibagi menjadi tiga fase, yakni fase religius, fase ideologis dan sistemis.
Dalam buku penjelasan sejarah Kuntowi Joyo menjelaskan arti ketiga dengan
bahasa periodisasi sejarah kesadaran umat islam Indonesia Mitos ideologi dan
ilmu. Periodisasi dimulai pada abad ke-19 sampai kurang tahun 2000an. Periode
mitos terjadi ketika umat berfikir bahwa ideologi politik akan membawa mereka
pada kemenangan. Periode ilmu dicapai ketika umat percaya bahwa jalan ilmu
(rasionalitas,

objektivitas,

inklusivitas)

akan

mengangkat

mereka

keterpurukan dan menjadikan islam sebagai rahmat untuk seluruh manusia.

3.4 Masjid Sebagai Pusat Peradaban Islam

dari

Masjid pada umumnya hanya dipahami oleh masyarakat sebagai tempat


ibadah khususnya seperti sholat, padahal masjid mestinya berfungsi lebih luas dari
pada sebagai sekedar tempat sholat. Sejak dari awal berdirinya masjid belum
bergeser dari fungsi utamanya, yaitu sebagai pusat penyelenggaraan peribadatan
pada umumnya, disamping tempat sholat. Masjid di zaman nabi dijadikan sebagai
pusat membangun peradaban islam. Nabi Muhammad SAW. menyucikan jiwa
kaum muslimin. Mengajarkan Al-Quran dan Al-Hikmah, bermusyawarah untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan kaum muslimin, membina sikap dasar
kaum muslimin terhadap orang yang berbeda agama atau ras, hingga upaya-upaya
meningkatkan kesejahteraan umat justru melalui masjid.
Masjid dijadikan simbol kesatuan dan persatuan umat islam. Selama
sekitar 700 tahun sejak Nabi mendirikan masjid pertama, fungsi masjid masih
kokoh orisinal sebagai pusat peribadatan dan peradaban. Sekolah-sekolah dan
universitas-universitas pun kemudian bermunculan, justru dari masjid. Masjid AlAzhar di Mesir merupakan salah satu contoh yang sangat dikenal luas kaum
muslimin Indonesia. Melalui masjid ini tercetak intelektual islam dari berbagai
belahan dunia, jika mampu memberikan beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa,
bahkan pengentasan kemiskinan merupakan program utama masjid.
Pada saat ini kita akan sangat sulit menemukan masjid yang memiliki
program nyata di bidang pencerdasan keberagamaan umat. Kita mungkin tidak
menemukan masjid yang memiliki kurikulum terprogram dalam pembinaan
keberagamaan umat, terlebih lagi masjid yang menyediakan beasiswa dan upaya
pengentasan kemiskinan. Dalam perkembangan berikutnya muncul kelompokkelompok yang sadar untuk mengembalikan fungsi masjid sebagaimana mestinya.
Kini mulai tumbuh kesadaran umat akan pentingnya peranan masjid untuk
mencerdaskan dan menyejahterakan jamaahnya. Menurut ajaran islam, masjid
memiliki dua fungsi yang utama, yaitu (1) sebagai pusat ibadah ritual dan (2)
berfungsi sebagai pusat ibadah sosial. Dari kedua fungsi tersebut titik sentralnya
bahwa fungsi utama masjid adalah sebagai pusat pembinaan umat islam.

3.5 Nilai-Nilai Islam dalam Budaya Indonesia

Bentuk kebudayaan selalu ditentukan oleh nilai-nilai kehidupan yang


diyakini dan dirasakan oleh pembentuk kebudayaan tersebut. Kebudayaan yang
berdasarkan pada nilai-nilai islam disebut kebudayaan islam, aktivitas kebudayaan
manusia harus memperoleh bimbingan agama yang diwahyukan oleh Allah SWT
melalui para Nabi dan Rasul-Nya. Akal dan fikiran manusia tidak mampu
menentukan semua kebaikan/keburukan, karena itu banyak hal yang dianggap
baik oleh akal fikiran ternyata buruk menurut agama. Dengan demikian agar
kebudayaan terlepas dari jalan yang sesat maka harus dilandasi oleh ajaran agama.
Islam masuk ke Indonesia lengkap dengan budayanya, oleh karena islam
besar di negeri Arab, maka islam yang masuk ke Indonesia, dirasakan sangat sulit
membedakan mana ajaran islam dan mana budaya Arab. Masyarakat awam
menyamakan antara prilaku yang ditampilkan oleh orang Arab dengan prilaku
ajaran islam. Seolah-olah apa yang dilakukan oleh orang Arab masih melekat
pada tradisi masyarakat Indonesia.
Dalam

perkembangan

dakwah

islam

di

Indonesia,

pada

dai

mendakwahkan ajaran islam melalui bahasa budaya, sebagaimana dilakukan para


wali di tanah jawa. Kehebatan para wali adalah kemampuannya dalam mengemas
ajaran islam dalam bahasa budaya setempat, sehingga masyarakat tidak sadar
bahwa nilai-nilai islam telah masuk dan menjadi tradisi dalam kehidupan seharihari mereka.
Lebih jauh lagi nilai-nilai islam sudah menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari kebudayaan mereka. Seperti dalam upacara-upacara adat dan
dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Bahasa Arab sudah banyak masuk ke dalam
bahasa daerah, bahkan ke dalam bahasa Indonesia yang baku. Hal itu tanpa
disadari apa yang dilakukannya merupakan bagian dari ajaran islam. Istilah-istilah
Arab masuk ke dalam budaya jawa, misalnya dalam wayang, aktor Janoko tidak
lain dalam bahasa Arab adalah Jannaka. Empat sekawan Semar, Gareng, Petruk,
dan Bagong merupakan produk personifikasi dari ucapan Ali bin Abu Thalib
itsmar kalimosodo fatruk ma baghna (berbuatlah kebaikan, tinggalkan
perbuatan sia-sia). Sedangkan kalimosodo, tidak lain adalah kalimah syahadat.
Istilah Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR, semuanya berbahasa Arab.

Masih banyak lagi istilah-istilah bahasa Arab lainnya, yang diadopsi menjadi
bahasa Indonesia.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Budaya dan seni adalah dua hal yang sudah lama menjadi bagian dari
kehidupan manusia. Seni dan budaya ini selalu berkembang di setiap zamannya.
Islam, sebagai rahmatan lil alamin juga menjadi salah satu bagian dari
perkembangan budaya dan seni. Banyak seni yang memasukkan nilai-nilai islam
dalam karya seninya, misalnya seni kaligrafi, nasyid, dan lainnya. Dalam setiap
karya yang dihasilkan, nilai-nilai islam yang juga merupakan sebagai syiar islam
di kehidupan bermasyarakat. Budaya pun berkembang dengan nilai-nilai Islam di
dalamnya.
Agama islam mendukung kesenian selama tidak melenceng dari nilai-nilai
agama. Sebaiknya apabila seni itu bertentangan dengan ajaran agama dilarang
secara keras. Kesenian dalam islam diwujudkan dalam seni bangunan, arsitektur,
lukis, ukir, suara tari dan berbagai macam seni lainnya. Apabila seni membawa
manfaat bagi manusia, memperindah hidup dan
agama,

mengabadikan

nilai-nilai

luhur

hiasannya yang dibenarkan

dan

menyucikannya,

serta

mengembangkan serta memperhalus rasa keindahan dalam jiwa manusia, maka


sunnah Nabi mendukung, tidak menentangnya. Karena ketika itu ia telah menjadi
salah satu nikmat Allah yang di berikan kepada manusia.

4.2 Saran
Islam selalu memiliki batasan-batasan tertentu untuk mengatur umatnya
agar tidak melenceng dari ajaran Islam. Seni yang dikehendaki islam adalah seni
yang bisa mendapatkan manfaat ,bukan mendatangkan mudarat seperti
menimbulkan kemungkaran, syirik, menimbulkan syahwat, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
TIM MKU Pendidikan Agama Islam. 2013. Surabaya: Pustaka Radja.
Al Faruqi, Ismail Raji. 1999. Seni Tauqid Ekspresi Estetika Islam. Yogyakarta:
Yayasan Bentang Budaya.
Departemen Agama. 1997. Islam Untuk Disiplin Ilmu Seni. Yogyakarta: Dirjen
Pengembangan Keagamaan Islam KMI ISI. Yogyakarta.
Nasir, Seyyed Hosein. 1996. Spiritualitas dan Seni Islam. Bandung: Mizan.
Zarkasi, Effendi. 1996. Unsur-unsur Islam Dalam Pewayangan Telaah Terhadap
Penghargaan Walisanga terhadap Wayang Untuk Media dakwah Islam.
Solo: Yayasan Mardikintoko.

You might also like