You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Untuk meningkatkan keunggulan kompettitifnya, sebuah perusahaan yang baik dan
mantap, haruslah mempunyai suatu sistem yang mengelola pengetahuan-pengetahuan yang
dimiliki oleh setiap individu yang bekerja pada perusahaan tersebut.Apabila hal demikian telah
terpenuhi, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki sistem manajemen
pengetahuan yang baik.
Sebuah sistem manajemen pengetahuan yang baik akan meliputi suatu sistem
penyimpanan (repository) informasi dan pengetahuan. Sumber informasi dan pengetahuan
tersebut berasal dari pengetahuan yang telah dimiliki perusahaan tersebut secara internal, yang
kemudian dikembangkan dan dihubungkan dengan sumber-sumber eksternal lainnya seperti
dari pemerintah dan dunia industri.
Sistem manajemen pengetahuan juga mencakup jaringan distribusi serta prosedur
penyaluran informasi/pengetahuan tersebut kepada setiap individu di dalam perusahaan
tersebut baik yang sedang maupun yang akan memerlukannya sehingga pengetahuan yang
telah dipelajari dapat digunakan lagi dan lagi (reuseable/guna ulang). Sistem manajemen
pengetahuan ini harus memiliki system pembelajaran yang tepat dan efektif bagi karyawan
perusahaan.
Pembelajaran merupakan jantung dari suatu perusahaan atau individu dalam
mengembangkan kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan yang selalu mengalami
perubahan dengan cepat.Pembelajaran merupakan strategi dan sekaligus sebagai solusi bagi
suatu organisasi/perusahaan maupun individu untuk beradaptasi dan mengambil tindakan yang
efektif untuk menciptakan keunggulan daya saing.
Untuk mempermudah penyebaran pengetahuan dan mendukung system pembelajaran
ini perusahaan harus memiliki system yang mampu mengakomodasi semua kebutuhan
perusahaan dalam hal penyebaran pengetahuan dengan efisiensi biaya yang tinggi dan
kemudahan akses dari para pegawainya.Tujuan utama system manajemen pengetahuan
adalah meningkatkan kompetensi pegawai di perusahaan sebagai bagian dari pengelolaan
sumber daya manusia. Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sedemikian pesat tersebut
201
3

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

menciptakan kultur baru bagi semua orang di seluruh dunia. Integrasi teknologi informasi ke
dalam dunia usaha telah menciptakan pengaruh besar.Dengan memanfaatkan kecanggihan
teknologi informasi, system manajemen pengetahuan di perusahaan dapat digunakan secara
efisien dan efektif serta berkelanjutan.
Salah satu produk integrasi teknologi informasi ke dalam dunia usaha adalah e-learning
atau elektronik learning. Saat ini e-Learning mulai mengambil perhatian banyak pihak, baik dari
kalangan akademik, profesional, perusahaan maupun industri. E-learning adalah bentuk
pembelajaran konvensional yang dituang dalam format digital dan disajikan melalui teknologi
informasi. Dalam dunia usaha dan industri, e-Learning dinilai mampu membantu proses dalam
meningkatkan kompetensi karyawan atau sumber daya manusia.
E Learning merupakan sebuah alat yang dinilai ampuh untuk lebih memberdayakan
sistem manajemen pengetahuan. Dikatakan demikian, karena dengan adanya e-Learning,
proses pengaksesan informasi yang telah terekam dapat dilakukan dari tempat yang jauh dari
perusahaan tempat kerja. Sehingga e-Learning tidak hanya berfungsi sebagai fasilitator juga
sekaligus mempermudah mereka (para karyawan perusahaan tersebut) untuk terus belajar dari
pengalaman mereka sebelumnya yang telah direkam dan didokumentasikan serta tersimpan
dalam repository.
Dengan

sistem

e-Learning

yang

dimanfaatkan

secara

tepat

guna,

suatu

organisasi/perusahaan dapat dengan cepat meningkatkan efisiensi dalam mereplikasi


pengetahuan yang telah berhasil dikuasai dan dipelajari di suatu bagian ke seluruh sendi tubuh
organisasi/perusahaan yang lainnya. Replikasi secara cepat ini sangat penting dalam
memastikan bahwa perusahaan tidak lagi berulang-ulang melakukan kesalahan yang sama dan
harus kembali lagi mempelajarinya dari awal, serta informasi pengetahuan menjadi tidak
terisolasi dalam suatu bagian-bagian individu-individu dalam suatu organisasi/perusahaan.
E-Learning memberdayakan salah satu karakteristik yang berguna dari pengetahuan,
yaitu sekali diciptakan kemudian disimpan. Dengan demikian, akan sangat mudah untuk
direplikasikan ke seluruh bagian organisasi/perusahaan. Penggunaan e learning bertujuan
untuk memberikan pembelajaran kepada karyawan untuk meningkatkan kompetensinya secara
berkelanjutan guna menunjang kinerja karyawan itu sendiri. Hal tersebut pada akhirnya akan
berperan pada tingkat kemajuan dan kinerja perusahaan.

201
3

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

2. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Memahami pengertian dan sejarah e-learning
2. Memahami komponen e-learning
3. Memahami metode penyampaian e-learning
4. Memahami strategi implementasi e-learning
5. Memahami fungsi dan penyelenggaraan e-learning
6. Memahami syarat, keunggulan, kekurangan, serta kendala e-learning
7. Memahami dampak dan pembiayaan e-learning
8. Memahami teknologi pendukung e-learning
9. Memahami peran industri teknik informasi dalam e-learning
10. Memahami e-learning dalam organisasi
11. Memahami penerapan e-learning di PT.KAI (Persero) sebagai contoh kasus

BAB II
ISI
201
3

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

1. Pengertian dan Sejarah E Learning


Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari berbagai sudut pandang.
Definisi yang sering digunakan banyak pihak adalah sebagai berikut :
1. E-learning

merupakan

suatu

jenis

belajar

mengajar

yang

memungkinkan

tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet


atau media jaringan komputer lain [Hartley, 2001].
2. E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk
mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun
komputer standalone [LearnFrame.Com, 2001]
3. Secara jaringan, elearning dapat didefinisikan sebagai upaya menghubungkan
pembelajar (murid) dengan sumber belajarnya (database, pakar/guru, perpustakaan)
yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan. Interaktifitas dalam hubungan
tersebut dapat dilakukan secara langsung (synchronous) maupun tidak langsung
(asynchronous). [Thomson, Ganxglass, dan Simon,2000]
Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui
jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun
termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai
kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat
memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer.Pada umumnya
perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun
Intranet lokal.Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet,
pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning.Jumlah pembelajar yang bisa ikut
berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas.Materi pelajaran dapat diketengahkan
dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada
kondisi dari pengajar.
E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal.E-Learning
secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan
tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait
(pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat
interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran
jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan
201
3

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. ELearning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya
melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi/perusahaan yang ingin
mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat
luas.
Maka, dapat disimpulkan elearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar dengan menggunakan media internet, intranet
atau media jaringan komputer lain serta perangkat maupun aplikasi elektronik lain baik online
maupun offline sepeti CD/DVD, radio, fax, telepon, (melalui aplikasi e-mail, dll)
E-learning pertama kali diperkenalkan oleh Universitas Illionis di Urbana-Champaign
dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruktion) dan
komputer bernama PLATO.Sejak saat itu, perkembangan e-learning berkembang sejalan
dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.
Berikut perkembangan e-learning dari masa ke masa :
Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi elearning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi
dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan Audio) dalam format mov, mpeg-1, atau
avi.
Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT
muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara masal.
Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi
internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang
dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi
bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS.Perkembangan LMS yang makin pesat
membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu
dengan lainnya secara standar.Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan
oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju
aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner)
maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs
201
3

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

informasi, majalah dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia,
video streaming serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih
standar dan berukuran kecil.
Melihat perkembangan e-learning dari dari masa ke masa yang terus berkembang
mengikuti perkembangan teknologi, maka dapat disimpulkan bahwa e-learning akan menjadi
sistem pembelajaran masa depan. Seiring perkembangan Internet, penggunaan sistem elearning pun tumbuh luar biasa.Internet telah digunakan sebagai salah satu tool untuk
melakukan pembelajaran.
2. Komponen E-learning

Komponen-komponen pendukung dari proses e-Learning menurut Wahono dalam Adri


(2007:4) ada 3 komponen, antara lain :
1. Sistem dan Aplikasi e-Learning
Merupakan suatu sistem pendukung yang berfungsi untuk memvirtualisasikan proses
belajar mengajar. Seperti kegiatan belajar mengajar pada umumnya, aplikasi e-learning harus
dapat menggantikan proses migrasi konten konvensional ke digital. E-Learning pada
perusahaan, meliputi: proses pemberian materi yang berhubungan dengan pekerjaan,
sertifikasi, pengisisan kuisioner, ujian online kenaikan pangkat, hingga melihat progress masingmasing karyawan. Contoh e-learning dalam dunia pendidikan : pemberian materi pelajaran,
forum, dan kuis serta ujian online.

201
3

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

LMS atau lebih dikenal dengan Learning Management System adalah suatu perangkat
lunak atau software yang digunakan untuk mengelola (untuk keperluan administrasi),
dokumentasi, materi dan bahan ajar pelatihan serta laporan kegiatan belajar mengajar secara
online (terhubung ke internet). Untuk mengembangkan e-Learning, saat ini telah tersedia
banyak Learning Management System, baik yang komersial ataupunyang bersifat Open
Source, contohnya : MOODLE. Secara umum, LMS menyediakan fitur standar untuk e-Learning
, diantaranya:

Fitur untuk materi pembelajaran, meliputi daftar pelajaran dan kategorinya, silabus,

materi pelajaran (berbasis teks atau multimedia), serta bahan pustaka.


Fitur untuk diskusi dan komunikasi, meliputi forum diskusi (mailing list), instant

messenger, pengumuman, profil dan kontak instruktur, serta File and Directory Sharing.
Fitur untuk ujian dan tugas, meliputi ujian (exam), tugas (assignment), dan penilaian.

2. Konten e-Learning
Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management
System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten
berbentuk multimedia interaktif) atau Textbased Content (konten berbentuk teks seperti pada
buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga
dapat dijalankan oleh user kapanpun dan dimanapun.
3. Infrastruktur e-Learning
Infrastruktur e-Learning, yaitu dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer,
internet dan perlengkapan multimedia.Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila
menggunakan layanan synchronous learning melalui teleconference.
Actor (orang terlibat dalam e-learning) yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh
dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru
(instruktur) yang membimbing, siswa yang menerima bahan ajar dan administrator yang
mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.

3. Metode Penyampaian E-Learning

201
3

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

Interaksi pembelajaran adalah merupakan komunikasi antara aktor-aktor dalam Elearning (Guru atau tutor, Siswa, admin). jika dilihat dari aktornya bentuk komunikasi dalam elearning meliputi:
1. Komunikasi Guru ke siswa secara individu
2. Komunikasi guru ke siswa secara kelompok
3. Komunikasi Siswa ke siswa
Sementara itu jika dilihat dari komponen tekhnologi atau infrastruktur elearning interaksi
atau penyempaian materi dalam e-learning dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Synchrounous e-Learning: metode penyampaian pembelajaran dimana guru dan siswa
dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda. Contohnya:
chatting, teleconference, meeting bulanan manajer seluruh cabang United Tractor di
Indonesia melalui teleconference.
2. Asynchronouse e-Learning : metode penyampaian pembelajaran dimana tutor dan
peserta dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam waktu dan tempat yang
berbeda. Nah disinilah diperlukan peranan sistem (aplikasi) e-Learning berupa Learning
Management System dan content baik berbasis text atau multimedia. Sistem dan
content tersedia dan online dalam 24 jam nonstop di Internet. Tutor dan peserta bisa
melakukan proses belajar mengajar dimanapun dan kapanpun. Tahapan implementasi
e-Learning yang umum, Asynchronous e-Learning dimatangkan terlebih dahulu dan
kemudian dikembangkan ke Synchronous e-Learning ketika kebutuhan itu datang.
4. Strategi Implementasi E-Learning
Menurut Koswara (2006) ada beberapa strategi pengajaran yang dapat diterapkan dengan
menggunakan teknologi e-learning adalah sebagai berikut :

Learning by doing. Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak dipelajari;
contohnya adalah simulator penerbangan (flight simulator), dimana seorang calon
penerbang dapat dilatih untuk melakukan penerbangan suatu pesawat tertentu seperti ia

berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya.


Incidental learning. Mempelajari sesuatu secara tidak langsung. Tidak semua hal
menarik untuk dipelajari, oleh karena itu dengan strategi ini seorang mahasiswa dapat
mempelajari sesuatu melalui hal lain yang lebih menarik, dan diharapkan informasi yang
sebenarnya dapat diserap secara tidak langsung. Misalnya mempelajari geografi
dengan cara melakukan perjalanan maya ke daerah-daerah wisata.

201
3

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

Learning by reflection. Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan ide/gagasan


tentang subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk mengembangkan
suatu ide/gagasan dengan cara memberikan informasi awal dan aplikasi akan
mendengarkan dan memproses masukan ide/gagasan dari mahasiswa untuk

kemudian diberikan informasi lanjutan berdasarkan masukan dari mahasiswa.


Case-based learning. Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus yang telah terjadi
mengenai subyek yang hendak dipelajari. Strategi ini tergantung kepada nara sumber
ahli dan kasus-kasus yang dapat dikumpulkan tentang materi yang hendak dipelajari.
Mahasiswa dapat mempelajari suatu materi dengan cara menyerap informasi dari nara

sumber ahli tentang kasus-kasus yang telah terjadi atas materi tersebut.
Learning by exploring. Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi
terhadap subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk memahami suatu
materi dengan caramelakukan eksplorasi mandiri atas materi tersebut. Aplikasi harus
menyediakan informasi yang cukup untuk mengakomodasi eksplorasi dari mahasiswa.
Mempelajari sesuatu dengan cara menetapkan suatu sasaran yang hendak dicapai
(goal-directed learning). Mahasiswa diposisikan dalam sebagai seseorang yang harus
mencapai tujuan/sasaran dan aplikasi menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam
melakukan hal tersebut. Mahasiswa kemudian menyusun strategi mandiri untuk
mencapai tujuan tersebut.

5. Fungsi dan Penyelenggaraan E-Learning


Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi e-Learning terhadap kegiatan pembelajaran di dalam
kelas (classroom instruction), yaitu (Siahaan, 2004):
1. Suplemen (tambahan), yaitu apabila mempunyai kebebasan memilih, apakah akan
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada
kewajiban bagi siswa untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun
sifatnya opsional, siswa yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan
pengetahuan atau wawasan
2. Komplemen (pelengkap), yaitu apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan
untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas.Sebagai
komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi
materi pengayaan atau remedial.Dikatakan sebagai pengayaan (enrichment), apabila
kepada siswa yang dapat dengan cepat menguasai/ memahami materi pelajaran yang
disampaikan pada saat tatap muka diberi kesempatan untuk mengakses materi
pembelajaran
201
3

elektronik

yang

memang

secara

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

khusus

dikembangkan

untuk

mereka.Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan terhadap materi


pelajaran yang telah diterima di kelas.Dikatakan sebagai program remedial, apabila
siswa yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran pada saat tatap muka
diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang
memang secara khusus dirancang untuk mereka.Tujuannya agar siswa semakin mudah
memahami materi pelajaran yang disajikan di kelas.
3. Substitusi (pengganti), yaitu apabila e-Learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan
belajar, misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada 3
(tiga) alternatif model yang dapat dipilih, yakni: (1) sepenuhnya secara tatap muka
(konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau
bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.
Ada beberapa pertimbangan untuk menggunakan e-learning dewasa ini, antara lain:
Harga perangkat komputer semakin lama semakin terjangkau (tidak lagi

diperlakukan sebagai barang mewah)


Peningkatan kemampuan perangkat komputer dalam mengolah data lebih cepat

dan kapasitas penyimpanan data semakin besar


Memperluas akses atau jaringan komunikasi
Memperpendek jarah dan mempermudah komunikasi
Mempermudah pencarian atau penelusuran informasi melalui internet.

6. Syarat , Keunggulan, Kelemahan, dan Kendala E-Learning


Menurut Newsletter of ODLQC, 2001 (dalam Siahaan) syarat-syarat kegiatan
pembelajaran elektronik (e-learning) adalah :
a. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan dalam hal ini
internet.
b. Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta
belajar, misalnya CD-ROM atau bahan cetak.
c. Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila
mengalami kesulitan.
d. Adanya lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan e-learning.
e. Adanya sikap positif pendidik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi
f.

komputer dan internet.


Adanya rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap

peserta belajar.
g. Adanya sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta
belajar.
h. Adanya mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara

201
3

10

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

Selain itu dalam Sembel, 2004, hal-hal yang perlu ada untuk menghidupkan e-learning
adalah:
a. Subject Matter Expert (SME), merupakan nara sumber dari pembelajaran yang
disampaikan.
b. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari
SME menjadi materi e-learning dengan memasukkan metode pengajaran agar
materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah, dan lebih menarik untuk dipelajari.
c. Graphic Designer (GD), bertugas untuk mengubah materi teks menjadi bentuk
grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif, dan
menarik untuk dipelajari.
d. Learning Management System (LMS), bertugas mengelola sistem di website yang
mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan
siswa lainnya, serta hal lain yang berhubungan dengan pembelajaran, seperti
tugas, nilai, dan peringkat ketercapaian belajar siswa.
Keunggulan E-Learning
E-learning dapat dengan cepat diterima dan kemudian diadopsi adalah karena memiliki
kelebihan/keunggulan sebagai berikut (Effendi, 2005) :
1. Efisiensi biaya, e-Learning mampu menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh
organisasi karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pengadaan peralatan kelas,
seperti ruang kelas, papan tulis, projector, alat tulis, dan lainnya.
2. Efektifitas pembelajaran, e-Learning merupakan hal baru yang menarik dapat
memotivasi siswa untuk mencobanya, sehingga jumlah peserta dapat meningkat. ELearning yang didesain dengan desain intruksi yang menarik dan dilengkapi materi
berbasis multimedia dapat meningkatkan pemahaman isi pelajaran.
3. Fleksibilitas waktu, e-Learning membuat pelajar dapat menyesuaikan waktu belajarnya
karena dapat mengakses pelajaran kapanpun diinginkan.
4. Fleksibilitas tempat, e-Learning membuat pelajar dapat mengakses pelajaran di mana
saja, selama komputer terhubung dengan jaringan internet.
5. Fleksibilitas kecepatan pembelajaran, e-Learning dapat disesuaikan dengan kecepatan
belajar masing-masing siswa
Kelemahan e-learning
Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning
(belajar), maka system ini juga mempunyai kekurangan, antara lain :
1. Bagi orang yang gagap teknologi, system ini belum bisa diterapkan.
201
3

11

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

2. Keterbatasan jumlah computer yang dimiliki oleh

sekolah juga menghambat

pelaksanaan e-learning.
3. Kehadiran guru sebagai makhluk yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para
murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini.
Kelemahan lain dalam e-learning yang sering menjadi pembicaraan, antara lain
kemungkinan adanya kecurangan, plagiasi, dan pelanggaran hak cipta. Pembelajaran dengan
menggunakan e-learning juga harus membutuhkan jaringan internet untuk pembelajaran jarak
jauh.
Kendala-kendala e-learning
Kendala atau hambatan dalam penyelenggaraan e-learning, yaitu (Effendi, 2005) :
1. Investasi. Walaupun e-learning pada akhirnya dapat menghemat biaya pendidikan, akan
tetapi memerlukan investasi yang sangat besar pada permulaannya.
2. Budaya. Pemanfaatan e-learning membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan
untuk belajar atau mengikuti pembelajaran melalui komputer.
3. Teknologi dan infrastruktur. E-learning membutuhkan perangkat komputer, jaringan
handal, dan teknologi yang tepat.
4. Desain materi. Penyampaian materi melalui e-learning perlu dikemas dalam bentuk
yang learner-centric.

Saat

ini

masih

sangat

sedikit instructional

designer yang

berpengalaman dalam membuat suatu paket pelajaran e-learning yang memadai.

7. Dampak dan Pembiayaan E-Learning


Dari segi peserta didik : sensasi belajar yang berbeda, meningkatnya akses terhadap
informasi,. fleksibilitas cara belajar masing-masing individu
Dari segi tutor/pengajar : perlu adaptasi dalam cara pengajaran, diperlukan keahlian
dalam menyediakan materi pembelajaran yang menarik dan penggunakan fitur-fitur
yang disediakan pada sistem e-learning dengan optimal dan efisien
Dari segi institusi penyelenggara : biaya penyelenggaraan pendidikan, rasa tanggung
jawab untuk mengadakan pelatihan kepada para tenaga pengajarnya dan menyediakan
teknologi atau media yang menjadi landasan dari sistem e-learning yang digunakan.
201
3

12

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

Segi pembiayaan adalah salah satu perhatian utama bagi pihak yang. Adanya masalah
biaya ini menyebabkan beberapa institusi pendidikan yang memiliki keterbatasan finansial
memilih untuk bekerja sama dengan institusi pendidikan lain atau perusahaan penyedia layanan
pengembangan sistem e-learning
8. Teknologi Pendukung E-Learning
Menurut Rusman (2011) dalam praktiknya,e-learning memerlukan bantuan teknologi.
Prinsipnya, teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Technology based learning adalah suatu sistem belajar berbasis teknologi. Terdiri atas
Audio Information Technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan Video
Information Technologies(video tape, video text, video messaging).
2. Technology based web learning adalah suatu sistem belajar berbasis teknologi informasi
melalui antar halaman web (Internet, e-mail, tele conference).
Sedangkan menurut Rosenberg dalam Rusman (2011:349) mengkategorikan tiga
kriteria dasar yang ada dalam e-learning :
1. E-learning bersifat jaringan, yang membuatnyamampu memperbaiki secara cepat,
menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran
dan informasi.
2. E-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan
standar teknologi internet.
3. E-learning terfokus pada

pandangan

pembelajaran

yang

paling

luas,

solusi

pembelajaran yang mengungguli paradigma tradisional dalam pelatihan.


9. Peran Industri Teknologi Informasi Dalam E-Learning
E-learning dikembangkan dari perpaduan aspek pembelajaran dan aspek teknologi. Dari
sisi teknologi, keberhasilan e-learning mencakup perpaduan aspek teknologi, yaitu
1. Software
Pengembang Software E-Learning Authoring
Beberapa vendor khusus mengembangkan software authoring atau software yang
dibutuhkan untuk mendesain dan menyusun materi pelatihan interaktif, test, presentasi,
201
3

13

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

simulasi, web content, dll, secara profesional dan testruktur dengan menggabungkan berbagai
content multimedia.
Beberapa pengembang software e-learning authoring tool di dunia antara lain :

Microsoft (Powerpoint, Producer, Frontpage)


Macromedia (Authorware, Breeze, Dreamweaver)
Adobe ( Premiere)
Click2Learn
Quest

2. Hardware & Networking/communication


Beberapa vendor lebih memfokuskan pada dukungan di aspek perangkat keras dan
insfrastruktur pendukung dalam implementasi e-learning dan aspek ini tentunya tak kalah
penting

dalam

menentukan

keberhasilan

implementasi

e-learning.

Perkembangan-

perkembangan baru dalam teknologi perangkat jaringan sangat mendorong perkembangan elearning.

Di lini server, berbagai vendor seperti HP, IBM, Gateway, Acer, dll berlomba menciptakan
server-server kelas enterprise dengan kemampuan clustering yang cocok dimanfaatkan

sebagai e-learning server / web server.


Dalam hal konektivitas jaringan, munculnya teknologi fast-ethernet 100Mbps dan gigabit
ethernet 1Gbps berkecapatan tinggi mampu mendistribusikan materi pembelajaran elearning yang full multimedia-content dengan cepat. Aplikasi-aplikasi simulasi interaktif
dapat diakses dengan ringan oleh pembelajar. Vendor perangkat jaringan skala dunia
seperti Cisco System, Allied Telesyn, LinkSys, dll menyediakan berbagai perangkat
pendukung e-learning mulai dari intelligent router dan switch yang canggih, hingga

berbagai perangkat wireless network


Wireless network merupakan teknologi yang semakin banyak dimanfaatkan dan
diimplementasikan di lingkungan institusi pendidikan seperti universitas / kampus,
khususnya untuk mendukung e-learning yang dikembangkan. Di teknologi inipun sudah
dimanfaatkan WLan-11 Mbps hingga 54MBps dan sebentar lagi akan diluncurkan
protokol Wimax dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi.
Secara garis besar, kontribusi atau peran dari perusahaan-perusahaan atau vendor TI

terhadap perkembangan implementasi e-learning dapat dikategorikan menjadi dua , yaitu


sebagai :
201
3

14

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

1. Technology Provider
Technology provider fokus pada pengembangan aplikasi e-learning dan platform
berbasis web. Mereka mengembangkan software-software yang dibutuhkan baik untuk
penyusunan material pembelajaran, hingga ke aplikasi pengelola sistem e-learning secara
komprehensif. Technology provider mengembangkan software e-learning dan menjual
lisensinya. Technology provider di bidang e-learning pun memiliki specialisasi yang berbeda,
antara lain :
Pengembang LMS -Learning Management System
Learning Management System (LMS) LMS atau lebih dikenal dengan Learning
Management System adalah suatu perangkat lunak atau software yang digunakan untuk
mengelola (untuk keperluan administrasi), dokumentasi, materi dan bahan ajar pelatihan serta
laporan kegiatan belajar mengajar secara online (terhubung ke internet). Fungsi dari LMS
adalah :

Katalog
LMS yang harus dapat menunjukkan materi pelatihan yang dimiliki. Materi- materi

dapat berupa pelajaran e- learning, artikel ,tesis, hasil diskusi, dan lain sebagainya. Katalog
yang baik pun harus dapat membedakan materi berdasarkan jenis materi, departemen yang
memerlukan, maupun kurikulum.

Registrasi dan Persetujuan


Fungsi ini memungkinkan seorang caJon peserta pelatihan mendaftarkan diri secara

online, baik

untuk

menyimpan data

pelajaran online maupun di kelas. LMS

pendaftaran dan

persetujuan untuk

yang baik

dapat

pula

membantu departemen pelatihan

dalam memonitor kegiatane-learning di kemudian hari.

Menjalankan dan Memonitor e-learning


LMS harus menjalankan materi pelajaran e-learning dengan baik. Setelah

pelajaran

materi

e-learning dijalankan, LMS harus mempunyai kemampuan merekam kegiatan agar

dapat dibuat laporannya. LMS harus dapat merekam tentang berapa lama peserta pelatihan
mengakses materi pelatihan atau pelajaran, berapa kali, tanggal dan jamnya.

Evaluasi
LMS yang baik pun harus

dapat melakukan bermacam evaluasi yang dapat

mengukur keahlian peserta pelatihan sebelum dan

sesudah mengikuti pelatihan. Evaluasi

harus dapat mengukur seberapa jauh peserta pelatihan menyerap materi.


201
3

15

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

Komunikasi
LMS

berguna pula

sebagai sarana komunikasi bagi

departemen pelatihan dan

anggota organisasi. LMS dapat menyajikan atau memberikan pengumuman kepada para
pelajar tertentu. Komunikasi disini

dapat

berarti

pengajar memberikan materi bacaan

tambahan kepada peserta pelatihan melalui sistem.

Laporan
Melalui LMS,

para administrator pelatihan dapat

pelatihan. Atasan dan

manajemen harus

memperoleh laporan berisi

dapat mengakses sistem dan

data

mencetak

laporan secara langsung, tanpameminta bantuan administrator.

Rencana pelatihan
Seorang manajer dapat

membuat rencana pelatihan untuk

mengenai analisa kebutuhan training. Jadi,

beberapa karywan

berdasarkan rencana pelatihan, LMS secara

otomatis merekomendasikan program pelatihan yang sesuai

dan mengatur jadwalnya. Jadi

karyawan dapat melihat pelatihan yang dia butuhkan melalui LMS, kapan dia bisa mengikuti
dan harus menyelesaikan.

Integrasi
Dalam satu organisasi, ada beberapa sistem komputer. Misalnya,

bagian

SDM

memiliki sistem personalia dan bagian keuangan memiliki sistem akuntansi. LMS yang baik
dapat berkomunikasi dan berintegrasi dengan sistem- sistem yang ada.
Beberapa pengembang LMS di dunia antara lain :

Web-CT
Web-CT merupakan salah satu leader di bidang e-learning software di dunia dengan
spesialisasi untuk implementasi di institusi pendidikan.
BlackBoard
Dengan aplikasi Academic Suite-nya, Blackboard juga menjadi salah satu leader aplikasi
e-learning untuk institusi pendidikan.

2. Service Provider
Service provider lebih memfokuskan sebagai penyedia jasa pengembangan dan
implementasi e-learning di sektor korporat maupun di institusi pendidikan. Layanan pada
umumnya mencakup konsultansi, perancangan, integrasi, dukungan teknis dan berbagai jasa
pendukung lainnya. Pada prakteknya beberapa e-learning service provider sekaligus menjadi e201
3

16

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

learning outsourcing atau penyedia e-learning beserta content-nya bagi beberapa universitas
atau institusi pendidikan yang tidak ingin repot dalam mengembangkan dan mengelola sistem
e-learning di institusinya.
Beberapa e-learning service provider skala dunia antara lain :

CollegisEduprise
Campus Pipeline
Embanet
AXG Tecnonexo, dll
Di Indonesia pun, saat ini semakin bermunculan perusahaan IT yang menyediakan jasa

sebagai service provider bidang E-learning. Segmen layanannya pun beragam antara lain :

Jasa konsultasi perancangan dan pengembangan


Implementator / licensor software e-learning dari vendor tertentu
Desain dan penyusunan web content
Pembuatan material training berbasis multimedia
Penyedia layanan internet broadband connection
Network integrator, dll

10. E-Learning di Era Globalisasi


Pembelajaran dengan bantuan komputer (PBK) atau Computer Assisted Instruction
(CAI) merupakan awal mula kemunculan dari e-learning. Dalam era globalisasi seperti sekarang
ini, penerapan e-Learning merupakan suatu strategi yang efektif untuk mengejar ketertinggalan
bangsa kita dengan bangsa lainnya yang sudah selangkah lebih maju dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek), terutama teknologi informasi. Sebagai solusi, e-Learning
memiliki keunggulan berupa biaya pengembangan yang lebih murah, lebih baik, serta lebih
cepat.
a. Lebih Murah. : metode pembelajaran secara e-Learning tidak mengharuskan peserta
kegiatan belajar mengajar menghadiri suatu ruang tertentu, tidak diperlukan keberadaan
ataupun penyediaan seorang tutor.
b. Lebih Baik adalah metode pembelajaran secara e-Learning tidak menetapkan seorang
peserta sebagai bagian dari seluruh peserta lainnya mengikuti cara belajar teman-teman
201
3

17

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

lainnya. Hal ini, jelas sekali membuat mereka yang memiliki intelegensia tinggi dapat
mempelajari subjek masalah yang ingin dipelajari secara lebih mendalam dan dapat
lebih banyak lagi mendapatkan informasi yang menarik.
c. Lebih Cepat yaitu asalkan peserta tersebut memiliki hak akses perangkat teknologi
informasi (misalnya komputer), dengan cepat ia akan segera mendapatkan informasi
yang dicarinya, bahkan tanpa disadiri ia mungkin akan mendapatkan informasi jauh
melebihi dari apa yang ia cari.

11.Contoh Kasus
Penerapan E-Learning PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

201
3

18

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

Lebih dari 40 % pendidikan perusahaan ditawarkan melalui e-learning. Perusahaan


dapat mengehemat 50 70 % dengan e-learning dibanding pelatihan kelas tradisional.
Pelatihan berbasis teknologi lebih konsisten dibanding dengan pelatihan kelas tradisional. ELearning dapat meningkatkan retensi pengetahuan sebesar 20 %. Pendidikan dan pelatihan
dengan pembelajaran tradisional tatap muka, membutuhkan waktu & biaya yang sangat besar.
Atas petimbangan diatas, PT.KAI mengubah cara lama dalam pembelajaran menjadi e-learning.
Dikutip dari pengenalan e-learning PT.KAI, e-Learning adalah penggunaan sistematis teknologi
jaringan

multimedia

komputer

untuk

memberdayakan

peserta

didik,

meningkatkan

pembelajaran, menghubungkan peserta dan sumber data pendukung untuk kebutuhan mereka,
dan mengintegrasikan pembelajaran dengan kinerja individu sesuai tujuan organisasi
menggunakan Learning Management System (LMS) yang memudahkan pegawai dalam
meningkatkan pengetahuan kapanpun dan dimanapun.
Misi e-learning PT.KAI adalah mengembangkan kompetensi pegawai dengan efektif,
cepat, dan tepat. Manfaat e-learning PT.KAI : Standarisasi pengajaran dan bahan ajar,
fleksibilitas

tepat

dan

waktu,fleksibilitas

kecepatan

pembelajaran,efektifitas

pengajaran,fleksibilitas distribusi,mengurangi biaya pelatihan,otomasi proses administrasi,pola


pendidikan teacher-centered menuju learner-centered, serta melacak aktivitas dan kemajuan
belajar.
201
3

19

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

Dalam penyajian materi E-Learning PT.KAI memberikan pembelajaran kepada setiap


peserta dalam 2 (dua) jenis materi yaitu secara teoritis dan visual. Tidak hanya melalui situs elearning, dalam pembelajaran tatap muka PT.KAI menggunakan perangkat elektronik seperti
komputer, proyektor, video, serta teleconference. Materi yang diberikan seperti SOP, UndangUndang dan peraturan terkini mengenai PT.KAI, dan materi-materi yang terkait dengan bidang
masing-masing pegawai. Selain pemberian materi, melalui e-learning diadakan kuisioner, tryout,
serta ujian online.
(terlampir video E-Learning PT.KAI (Persero) pada powerpoint presentasi. Sumber link :
https://youtu.be/m9eiNdKtTbE)

BAB III
PENUTUP
201
3

20

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

Kesimpulan
E-learning adalah bentuk pembelajaran konvensional yang dituang dalam format digital
dan disajikan melalui teknologi informasi dan didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan
lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD dengan
memanfaatkan perangkat komputer.
Komponen-komponen pendukung dari proses e-Learning menurut Wahono dalam Adri (2007:4)
ada 3 komponen, yaitu sistem dan aplikasi e-learning, konten e-learning, dan infrastruktur elearning. Metode penyempaian materi dalam e-learning dibedakan menjadi dua yaitu :

Synchrounous e-Learning: metode penyampaian pembelajaran dimana guru dan siswa

dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda.
Asynchronous System : metode penyampaian pembelajaran dimana Guru dan siswa
dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam waktu dan tempat yang
berbeda.

E-learning dapat dengan cepat diterima dan kemudian diadopsi adalah karena memiliki
kelebihan/keunggulan sebagai berikut (Effendi, 2005) :

Efisiensi biaya
Efektifitas pembelajaran
Fleksibilitas waktu
Fleksibilitas tempat
Fleksibilitas kecepatan pembelajaran, e-Learning dapat disesuaikan dengan kecepatan
belajar masing-masing siswa
Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning

(belajar), maka system ini juga mempunyai kekurangan, antara lain :

Bagi orang yang gagap teknologi, system ini belum bisa diterapkan.
Keterbatasan jumlah computer yang dimiliki oleh sekolah juga menghambat

pelaksanaan e-learning.
Kehadiran guru sebagai makhluk yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para

murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini.


Kemungkinan adanya kecurangan, plagiasi, dan pelanggaran hak cipta.
Pembelajaran dengan menggunakan e-learning juga harus membutuhkan jaringan
internet untuk pembelajaran jarak jauh.
Kendala atau hambatan dalam penyelenggaraan e-learning, yaitu (Effendi, 2005) :

201
3

21

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

Investasi. Walaupun e-learning pada akhirnya dapat menghemat biaya pendidikan, akan

tetapi memerlukan investasi yang sangat besar pada permulaannya.


Budaya. Pemanfaatan e-learning membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan

untuk belajar atau mengikuti pembelajaran melalui komputer.


Teknologi dan infrastruktur. E-learning membutuhkan perangkat komputer, jaringan

handal, dan teknologi yang tepat.


Desain materi. Penyampaian materi melalui e-learning perlu dikemas dalam bentuk
yang learner-centric.

Saat

ini

masih

sangat

sedikit instructional

designer yang

berpengalaman dalam membuat suatu paket pelajaran e-learning yang memadai.

DAFTAR PUSTAKA
Martin, Brown, De Hayes, Hoffer, Perkins, Managing Information Technology, 4th edition,
Prentice-Hall, New Jersey, 2002
Robbins,Stephen P., Judge, Timothy A., Perilaku Organisasi, edisi 12, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta, 2008
http://artikelpoppy.blogspot.com/2008/11/sistem-e-learning-upaya-peningkatan.html (diakses
tanggal 4 Juni 2015)
201
3

22

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

https://elearning.kereta-api.co.id/elearning/ (diakses tanggal 6 Juni 2015)


http://programmkomputer.blogspot.com/2012/10/pengertian-keunggulan-kendala-elearning.html (diakses tanggal 4 Juni 2015)
https://sites.google.com/site/elearningtp2010/pengembangan-e-learning/konsep-sejarah-dankarakteristik-e-learning/teknologi-pendukung-e (diakses tanggal 4 Juni 2015)
http://www.m-edukasi.web.id/2013/01/teknologi-pendukung-e-learning.html (diakses tanggal 4
Juni 2015)
https://youtu.be/m9eiNdKtTbE

201
3

23

Sistem Informasi Manajemen


Pengenalan E-Learning

Agus Arijanto, SE, M.M

You might also like