Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Untuk meningkatkan keunggulan kompettitifnya, sebuah perusahaan yang baik dan
mantap, haruslah mempunyai suatu sistem yang mengelola pengetahuan-pengetahuan yang
dimiliki oleh setiap individu yang bekerja pada perusahaan tersebut.Apabila hal demikian telah
terpenuhi, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki sistem manajemen
pengetahuan yang baik.
Sebuah sistem manajemen pengetahuan yang baik akan meliputi suatu sistem
penyimpanan (repository) informasi dan pengetahuan. Sumber informasi dan pengetahuan
tersebut berasal dari pengetahuan yang telah dimiliki perusahaan tersebut secara internal, yang
kemudian dikembangkan dan dihubungkan dengan sumber-sumber eksternal lainnya seperti
dari pemerintah dan dunia industri.
Sistem manajemen pengetahuan juga mencakup jaringan distribusi serta prosedur
penyaluran informasi/pengetahuan tersebut kepada setiap individu di dalam perusahaan
tersebut baik yang sedang maupun yang akan memerlukannya sehingga pengetahuan yang
telah dipelajari dapat digunakan lagi dan lagi (reuseable/guna ulang). Sistem manajemen
pengetahuan ini harus memiliki system pembelajaran yang tepat dan efektif bagi karyawan
perusahaan.
Pembelajaran merupakan jantung dari suatu perusahaan atau individu dalam
mengembangkan kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan yang selalu mengalami
perubahan dengan cepat.Pembelajaran merupakan strategi dan sekaligus sebagai solusi bagi
suatu organisasi/perusahaan maupun individu untuk beradaptasi dan mengambil tindakan yang
efektif untuk menciptakan keunggulan daya saing.
Untuk mempermudah penyebaran pengetahuan dan mendukung system pembelajaran
ini perusahaan harus memiliki system yang mampu mengakomodasi semua kebutuhan
perusahaan dalam hal penyebaran pengetahuan dengan efisiensi biaya yang tinggi dan
kemudahan akses dari para pegawainya.Tujuan utama system manajemen pengetahuan
adalah meningkatkan kompetensi pegawai di perusahaan sebagai bagian dari pengelolaan
sumber daya manusia. Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sedemikian pesat tersebut
201
3
menciptakan kultur baru bagi semua orang di seluruh dunia. Integrasi teknologi informasi ke
dalam dunia usaha telah menciptakan pengaruh besar.Dengan memanfaatkan kecanggihan
teknologi informasi, system manajemen pengetahuan di perusahaan dapat digunakan secara
efisien dan efektif serta berkelanjutan.
Salah satu produk integrasi teknologi informasi ke dalam dunia usaha adalah e-learning
atau elektronik learning. Saat ini e-Learning mulai mengambil perhatian banyak pihak, baik dari
kalangan akademik, profesional, perusahaan maupun industri. E-learning adalah bentuk
pembelajaran konvensional yang dituang dalam format digital dan disajikan melalui teknologi
informasi. Dalam dunia usaha dan industri, e-Learning dinilai mampu membantu proses dalam
meningkatkan kompetensi karyawan atau sumber daya manusia.
E Learning merupakan sebuah alat yang dinilai ampuh untuk lebih memberdayakan
sistem manajemen pengetahuan. Dikatakan demikian, karena dengan adanya e-Learning,
proses pengaksesan informasi yang telah terekam dapat dilakukan dari tempat yang jauh dari
perusahaan tempat kerja. Sehingga e-Learning tidak hanya berfungsi sebagai fasilitator juga
sekaligus mempermudah mereka (para karyawan perusahaan tersebut) untuk terus belajar dari
pengalaman mereka sebelumnya yang telah direkam dan didokumentasikan serta tersimpan
dalam repository.
Dengan
sistem
e-Learning
yang
dimanfaatkan
secara
tepat
guna,
suatu
201
3
2. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Memahami pengertian dan sejarah e-learning
2. Memahami komponen e-learning
3. Memahami metode penyampaian e-learning
4. Memahami strategi implementasi e-learning
5. Memahami fungsi dan penyelenggaraan e-learning
6. Memahami syarat, keunggulan, kekurangan, serta kendala e-learning
7. Memahami dampak dan pembiayaan e-learning
8. Memahami teknologi pendukung e-learning
9. Memahami peran industri teknik informasi dalam e-learning
10. Memahami e-learning dalam organisasi
11. Memahami penerapan e-learning di PT.KAI (Persero) sebagai contoh kasus
BAB II
ISI
201
3
merupakan
suatu
jenis
belajar
mengajar
yang
memungkinkan
konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. ELearning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya
melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi/perusahaan yang ingin
mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat
luas.
Maka, dapat disimpulkan elearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar dengan menggunakan media internet, intranet
atau media jaringan komputer lain serta perangkat maupun aplikasi elektronik lain baik online
maupun offline sepeti CD/DVD, radio, fax, telepon, (melalui aplikasi e-mail, dll)
E-learning pertama kali diperkenalkan oleh Universitas Illionis di Urbana-Champaign
dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruktion) dan
komputer bernama PLATO.Sejak saat itu, perkembangan e-learning berkembang sejalan
dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.
Berikut perkembangan e-learning dari masa ke masa :
Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi elearning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi
dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan Audio) dalam format mov, mpeg-1, atau
avi.
Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT
muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara masal.
Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi
internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang
dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi
bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS.Perkembangan LMS yang makin pesat
membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu
dengan lainnya secara standar.Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan
oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju
aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner)
maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs
201
3
informasi, majalah dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia,
video streaming serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih
standar dan berukuran kecil.
Melihat perkembangan e-learning dari dari masa ke masa yang terus berkembang
mengikuti perkembangan teknologi, maka dapat disimpulkan bahwa e-learning akan menjadi
sistem pembelajaran masa depan. Seiring perkembangan Internet, penggunaan sistem elearning pun tumbuh luar biasa.Internet telah digunakan sebagai salah satu tool untuk
melakukan pembelajaran.
2. Komponen E-learning
201
3
LMS atau lebih dikenal dengan Learning Management System adalah suatu perangkat
lunak atau software yang digunakan untuk mengelola (untuk keperluan administrasi),
dokumentasi, materi dan bahan ajar pelatihan serta laporan kegiatan belajar mengajar secara
online (terhubung ke internet). Untuk mengembangkan e-Learning, saat ini telah tersedia
banyak Learning Management System, baik yang komersial ataupunyang bersifat Open
Source, contohnya : MOODLE. Secara umum, LMS menyediakan fitur standar untuk e-Learning
, diantaranya:
Fitur untuk materi pembelajaran, meliputi daftar pelajaran dan kategorinya, silabus,
messenger, pengumuman, profil dan kontak instruktur, serta File and Directory Sharing.
Fitur untuk ujian dan tugas, meliputi ujian (exam), tugas (assignment), dan penilaian.
2. Konten e-Learning
Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management
System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten
berbentuk multimedia interaktif) atau Textbased Content (konten berbentuk teks seperti pada
buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga
dapat dijalankan oleh user kapanpun dan dimanapun.
3. Infrastruktur e-Learning
Infrastruktur e-Learning, yaitu dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer,
internet dan perlengkapan multimedia.Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila
menggunakan layanan synchronous learning melalui teleconference.
Actor (orang terlibat dalam e-learning) yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh
dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru
(instruktur) yang membimbing, siswa yang menerima bahan ajar dan administrator yang
mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.
201
3
Interaksi pembelajaran adalah merupakan komunikasi antara aktor-aktor dalam Elearning (Guru atau tutor, Siswa, admin). jika dilihat dari aktornya bentuk komunikasi dalam elearning meliputi:
1. Komunikasi Guru ke siswa secara individu
2. Komunikasi guru ke siswa secara kelompok
3. Komunikasi Siswa ke siswa
Sementara itu jika dilihat dari komponen tekhnologi atau infrastruktur elearning interaksi
atau penyempaian materi dalam e-learning dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Synchrounous e-Learning: metode penyampaian pembelajaran dimana guru dan siswa
dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda. Contohnya:
chatting, teleconference, meeting bulanan manajer seluruh cabang United Tractor di
Indonesia melalui teleconference.
2. Asynchronouse e-Learning : metode penyampaian pembelajaran dimana tutor dan
peserta dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam waktu dan tempat yang
berbeda. Nah disinilah diperlukan peranan sistem (aplikasi) e-Learning berupa Learning
Management System dan content baik berbasis text atau multimedia. Sistem dan
content tersedia dan online dalam 24 jam nonstop di Internet. Tutor dan peserta bisa
melakukan proses belajar mengajar dimanapun dan kapanpun. Tahapan implementasi
e-Learning yang umum, Asynchronous e-Learning dimatangkan terlebih dahulu dan
kemudian dikembangkan ke Synchronous e-Learning ketika kebutuhan itu datang.
4. Strategi Implementasi E-Learning
Menurut Koswara (2006) ada beberapa strategi pengajaran yang dapat diterapkan dengan
menggunakan teknologi e-learning adalah sebagai berikut :
Learning by doing. Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak dipelajari;
contohnya adalah simulator penerbangan (flight simulator), dimana seorang calon
penerbang dapat dilatih untuk melakukan penerbangan suatu pesawat tertentu seperti ia
201
3
sumber ahli tentang kasus-kasus yang telah terjadi atas materi tersebut.
Learning by exploring. Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi
terhadap subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk memahami suatu
materi dengan caramelakukan eksplorasi mandiri atas materi tersebut. Aplikasi harus
menyediakan informasi yang cukup untuk mengakomodasi eksplorasi dari mahasiswa.
Mempelajari sesuatu dengan cara menetapkan suatu sasaran yang hendak dicapai
(goal-directed learning). Mahasiswa diposisikan dalam sebagai seseorang yang harus
mencapai tujuan/sasaran dan aplikasi menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam
melakukan hal tersebut. Mahasiswa kemudian menyusun strategi mandiri untuk
mencapai tujuan tersebut.
elektronik
yang
memang
secara
khusus
dikembangkan
untuk
peserta belajar.
g. Adanya sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta
belajar.
h. Adanya mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara
201
3
10
Selain itu dalam Sembel, 2004, hal-hal yang perlu ada untuk menghidupkan e-learning
adalah:
a. Subject Matter Expert (SME), merupakan nara sumber dari pembelajaran yang
disampaikan.
b. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari
SME menjadi materi e-learning dengan memasukkan metode pengajaran agar
materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah, dan lebih menarik untuk dipelajari.
c. Graphic Designer (GD), bertugas untuk mengubah materi teks menjadi bentuk
grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif, dan
menarik untuk dipelajari.
d. Learning Management System (LMS), bertugas mengelola sistem di website yang
mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan
siswa lainnya, serta hal lain yang berhubungan dengan pembelajaran, seperti
tugas, nilai, dan peringkat ketercapaian belajar siswa.
Keunggulan E-Learning
E-learning dapat dengan cepat diterima dan kemudian diadopsi adalah karena memiliki
kelebihan/keunggulan sebagai berikut (Effendi, 2005) :
1. Efisiensi biaya, e-Learning mampu menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh
organisasi karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pengadaan peralatan kelas,
seperti ruang kelas, papan tulis, projector, alat tulis, dan lainnya.
2. Efektifitas pembelajaran, e-Learning merupakan hal baru yang menarik dapat
memotivasi siswa untuk mencobanya, sehingga jumlah peserta dapat meningkat. ELearning yang didesain dengan desain intruksi yang menarik dan dilengkapi materi
berbasis multimedia dapat meningkatkan pemahaman isi pelajaran.
3. Fleksibilitas waktu, e-Learning membuat pelajar dapat menyesuaikan waktu belajarnya
karena dapat mengakses pelajaran kapanpun diinginkan.
4. Fleksibilitas tempat, e-Learning membuat pelajar dapat mengakses pelajaran di mana
saja, selama komputer terhubung dengan jaringan internet.
5. Fleksibilitas kecepatan pembelajaran, e-Learning dapat disesuaikan dengan kecepatan
belajar masing-masing siswa
Kelemahan e-learning
Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning
(belajar), maka system ini juga mempunyai kekurangan, antara lain :
1. Bagi orang yang gagap teknologi, system ini belum bisa diterapkan.
201
3
11
pelaksanaan e-learning.
3. Kehadiran guru sebagai makhluk yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para
murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini.
Kelemahan lain dalam e-learning yang sering menjadi pembicaraan, antara lain
kemungkinan adanya kecurangan, plagiasi, dan pelanggaran hak cipta. Pembelajaran dengan
menggunakan e-learning juga harus membutuhkan jaringan internet untuk pembelajaran jarak
jauh.
Kendala-kendala e-learning
Kendala atau hambatan dalam penyelenggaraan e-learning, yaitu (Effendi, 2005) :
1. Investasi. Walaupun e-learning pada akhirnya dapat menghemat biaya pendidikan, akan
tetapi memerlukan investasi yang sangat besar pada permulaannya.
2. Budaya. Pemanfaatan e-learning membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan
untuk belajar atau mengikuti pembelajaran melalui komputer.
3. Teknologi dan infrastruktur. E-learning membutuhkan perangkat komputer, jaringan
handal, dan teknologi yang tepat.
4. Desain materi. Penyampaian materi melalui e-learning perlu dikemas dalam bentuk
yang learner-centric.
Saat
ini
masih
sangat
sedikit instructional
designer yang
12
Segi pembiayaan adalah salah satu perhatian utama bagi pihak yang. Adanya masalah
biaya ini menyebabkan beberapa institusi pendidikan yang memiliki keterbatasan finansial
memilih untuk bekerja sama dengan institusi pendidikan lain atau perusahaan penyedia layanan
pengembangan sistem e-learning
8. Teknologi Pendukung E-Learning
Menurut Rusman (2011) dalam praktiknya,e-learning memerlukan bantuan teknologi.
Prinsipnya, teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Technology based learning adalah suatu sistem belajar berbasis teknologi. Terdiri atas
Audio Information Technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan Video
Information Technologies(video tape, video text, video messaging).
2. Technology based web learning adalah suatu sistem belajar berbasis teknologi informasi
melalui antar halaman web (Internet, e-mail, tele conference).
Sedangkan menurut Rosenberg dalam Rusman (2011:349) mengkategorikan tiga
kriteria dasar yang ada dalam e-learning :
1. E-learning bersifat jaringan, yang membuatnyamampu memperbaiki secara cepat,
menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran
dan informasi.
2. E-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan
standar teknologi internet.
3. E-learning terfokus pada
pandangan
pembelajaran
yang
paling
luas,
solusi
13
simulasi, web content, dll, secara profesional dan testruktur dengan menggabungkan berbagai
content multimedia.
Beberapa pengembang software e-learning authoring tool di dunia antara lain :
dalam
menentukan
keberhasilan
implementasi
e-learning.
Perkembangan-
perkembangan baru dalam teknologi perangkat jaringan sangat mendorong perkembangan elearning.
Di lini server, berbagai vendor seperti HP, IBM, Gateway, Acer, dll berlomba menciptakan
server-server kelas enterprise dengan kemampuan clustering yang cocok dimanfaatkan
14
1. Technology Provider
Technology provider fokus pada pengembangan aplikasi e-learning dan platform
berbasis web. Mereka mengembangkan software-software yang dibutuhkan baik untuk
penyusunan material pembelajaran, hingga ke aplikasi pengelola sistem e-learning secara
komprehensif. Technology provider mengembangkan software e-learning dan menjual
lisensinya. Technology provider di bidang e-learning pun memiliki specialisasi yang berbeda,
antara lain :
Pengembang LMS -Learning Management System
Learning Management System (LMS) LMS atau lebih dikenal dengan Learning
Management System adalah suatu perangkat lunak atau software yang digunakan untuk
mengelola (untuk keperluan administrasi), dokumentasi, materi dan bahan ajar pelatihan serta
laporan kegiatan belajar mengajar secara online (terhubung ke internet). Fungsi dari LMS
adalah :
Katalog
LMS yang harus dapat menunjukkan materi pelatihan yang dimiliki. Materi- materi
dapat berupa pelajaran e- learning, artikel ,tesis, hasil diskusi, dan lain sebagainya. Katalog
yang baik pun harus dapat membedakan materi berdasarkan jenis materi, departemen yang
memerlukan, maupun kurikulum.
online, baik
untuk
menyimpan data
pendaftaran dan
persetujuan untuk
yang baik
dapat
pula
pelajaran
materi
dapat dibuat laporannya. LMS harus dapat merekam tentang berapa lama peserta pelatihan
mengakses materi pelatihan atau pelajaran, berapa kali, tanggal dan jamnya.
Evaluasi
LMS yang baik pun harus
15
Komunikasi
LMS
berguna pula
anggota organisasi. LMS dapat menyajikan atau memberikan pengumuman kepada para
pelajar tertentu. Komunikasi disini
dapat
berarti
Laporan
Melalui LMS,
manajemen harus
data
mencetak
Rencana pelatihan
Seorang manajer dapat
beberapa karywan
karyawan dapat melihat pelatihan yang dia butuhkan melalui LMS, kapan dia bisa mengikuti
dan harus menyelesaikan.
Integrasi
Dalam satu organisasi, ada beberapa sistem komputer. Misalnya,
bagian
SDM
memiliki sistem personalia dan bagian keuangan memiliki sistem akuntansi. LMS yang baik
dapat berkomunikasi dan berintegrasi dengan sistem- sistem yang ada.
Beberapa pengembang LMS di dunia antara lain :
Web-CT
Web-CT merupakan salah satu leader di bidang e-learning software di dunia dengan
spesialisasi untuk implementasi di institusi pendidikan.
BlackBoard
Dengan aplikasi Academic Suite-nya, Blackboard juga menjadi salah satu leader aplikasi
e-learning untuk institusi pendidikan.
2. Service Provider
Service provider lebih memfokuskan sebagai penyedia jasa pengembangan dan
implementasi e-learning di sektor korporat maupun di institusi pendidikan. Layanan pada
umumnya mencakup konsultansi, perancangan, integrasi, dukungan teknis dan berbagai jasa
pendukung lainnya. Pada prakteknya beberapa e-learning service provider sekaligus menjadi e201
3
16
learning outsourcing atau penyedia e-learning beserta content-nya bagi beberapa universitas
atau institusi pendidikan yang tidak ingin repot dalam mengembangkan dan mengelola sistem
e-learning di institusinya.
Beberapa e-learning service provider skala dunia antara lain :
CollegisEduprise
Campus Pipeline
Embanet
AXG Tecnonexo, dll
Di Indonesia pun, saat ini semakin bermunculan perusahaan IT yang menyediakan jasa
sebagai service provider bidang E-learning. Segmen layanannya pun beragam antara lain :
17
lainnya. Hal ini, jelas sekali membuat mereka yang memiliki intelegensia tinggi dapat
mempelajari subjek masalah yang ingin dipelajari secara lebih mendalam dan dapat
lebih banyak lagi mendapatkan informasi yang menarik.
c. Lebih Cepat yaitu asalkan peserta tersebut memiliki hak akses perangkat teknologi
informasi (misalnya komputer), dengan cepat ia akan segera mendapatkan informasi
yang dicarinya, bahkan tanpa disadiri ia mungkin akan mendapatkan informasi jauh
melebihi dari apa yang ia cari.
11.Contoh Kasus
Penerapan E-Learning PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
201
3
18
multimedia
komputer
untuk
memberdayakan
peserta
didik,
meningkatkan
pembelajaran, menghubungkan peserta dan sumber data pendukung untuk kebutuhan mereka,
dan mengintegrasikan pembelajaran dengan kinerja individu sesuai tujuan organisasi
menggunakan Learning Management System (LMS) yang memudahkan pegawai dalam
meningkatkan pengetahuan kapanpun dan dimanapun.
Misi e-learning PT.KAI adalah mengembangkan kompetensi pegawai dengan efektif,
cepat, dan tepat. Manfaat e-learning PT.KAI : Standarisasi pengajaran dan bahan ajar,
fleksibilitas
tepat
dan
waktu,fleksibilitas
kecepatan
pembelajaran,efektifitas
19
BAB III
PENUTUP
201
3
20
Kesimpulan
E-learning adalah bentuk pembelajaran konvensional yang dituang dalam format digital
dan disajikan melalui teknologi informasi dan didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan
lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD dengan
memanfaatkan perangkat komputer.
Komponen-komponen pendukung dari proses e-Learning menurut Wahono dalam Adri (2007:4)
ada 3 komponen, yaitu sistem dan aplikasi e-learning, konten e-learning, dan infrastruktur elearning. Metode penyempaian materi dalam e-learning dibedakan menjadi dua yaitu :
dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda.
Asynchronous System : metode penyampaian pembelajaran dimana Guru dan siswa
dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam waktu dan tempat yang
berbeda.
E-learning dapat dengan cepat diterima dan kemudian diadopsi adalah karena memiliki
kelebihan/keunggulan sebagai berikut (Effendi, 2005) :
Efisiensi biaya
Efektifitas pembelajaran
Fleksibilitas waktu
Fleksibilitas tempat
Fleksibilitas kecepatan pembelajaran, e-Learning dapat disesuaikan dengan kecepatan
belajar masing-masing siswa
Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning
Bagi orang yang gagap teknologi, system ini belum bisa diterapkan.
Keterbatasan jumlah computer yang dimiliki oleh sekolah juga menghambat
pelaksanaan e-learning.
Kehadiran guru sebagai makhluk yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para
201
3
21
Investasi. Walaupun e-learning pada akhirnya dapat menghemat biaya pendidikan, akan
Saat
ini
masih
sangat
sedikit instructional
designer yang
DAFTAR PUSTAKA
Martin, Brown, De Hayes, Hoffer, Perkins, Managing Information Technology, 4th edition,
Prentice-Hall, New Jersey, 2002
Robbins,Stephen P., Judge, Timothy A., Perilaku Organisasi, edisi 12, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta, 2008
http://artikelpoppy.blogspot.com/2008/11/sistem-e-learning-upaya-peningkatan.html (diakses
tanggal 4 Juni 2015)
201
3
22
201
3
23