You are on page 1of 15

Biografi Jabir Ibn Hayyan

Tokoh besar yang dikenal sebagai the father of modern


chemistry. Jabir Ibn Hayyan (keturunan Arab, walaupun sebagian
orang menyebutnya keturunan Persia), merupakan seorang muslim
yang ahli dibidang kimia, farmasi, fisika, filosofi dan astronomi.Jabir
Ibn Hayyan (yang hidup di abad ke-7) telah mampu mengubah
persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap
sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains
yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia.

Penemuan-penemuannya di bidang kimia telah menjadi landasan dasar untuk berkembangnya


ilmu kimia dan tehnik kimia modern saat ini.
Jabir Ibn Hayyan-lah yang menemukan asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat,
tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan
menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas.
Jabir Ibn Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses
pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama
mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.
Jabir Ibn Hayyan juga pertama kali mencatat tentang pemanasan wine akan menimbulkan gas
yang mudah terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk
menemukan etanol.
Jika kita mengetahui kelompok metal dan non-metal dalam penggolongan kelompok senyawa,
maka lihatlah apa yang pertamakali dilakukan oleh Jabir. Dia mengajukan tiga kelompok
senyawa berikut:
1) Spirits yang menguap ketika dipanaskan, seperti camphor, arsen dan amonium klorida.
2) Metals seperti emas, perak, timbal, tembaga dan besi; dan
3) Stones yang dapat dikonversi menjadi bentuk serbuk.

Salah satu pernyataannya yang paling terkenal adalah: The first essential in chemistry, is that
you should perform practical work and conduct experiments, for he who performs not practical
work nor makes experiments will never attain the least degree of mastery.
Pada abad pertengahan, penelitian-penelitian Jabir tentang Alchemy diterjemahkan kedalam
bahasa Latin, dan menjadi textbook standar untuk para ahli kimia eropa. Beberapa diantaranya
adalah Kitab al-Kimya (diterjemahkan oleh Robert of Chester 1144) dan Kitab al-Sabeen
(diterjemahkan oleh Gerard of Cremona 1187). Beberapa tulisa Jabir juga diterjemahkan oleh
Marcelin Berthelot kedalam beberapa buku berjudul: Book of the Kingdom, Book of the
Balances dan Book of Eastern Mercury. Beberapa istilah tehnik yang ditemukan dan digunakan
oleh Jabir juga telah menjadi bagian dari kosakata ilmiah di dunia internasional, seperti istilah
Alkali, dsb.

Biografi Al Khawarizmi
Nama Asli dari al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Selain itu
beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi dikenal
di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi
dan beberapa cara ejaan lagi. Beliau dilahirkan di Bukhara.Tahun 780-850M adalah zaman
kegemilangan al-Khawarizmi. al-Khawarizmi telah wafat antara tahun 220 dan 230M. Ada yang
mengatakan al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9M. Sumber lain
menegaskan beliau hidup di Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/780M dan meninggal
tahun 266H/850M di Baghdad.
Dalam pendidikan telah dibuktikan bahawa al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam
yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat
tapi di dalam bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan
kimia.
Al-Khawarizmi sebagai guru aljabar di Eropa
Beliau telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangen dalam penyelidikan trigonometri dan
astronomi. Dalam usia muda beliau bekerja di bawah pemerintahan Khalifah al-Mamun,
bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad. Beliau bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat
belajar matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin
perpustakaan khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara
perhitungan India pada dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia
dalam berbagai disiplin. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali
memperkenalkan aljabar dan hisab. Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam
bidang matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu populer yang
masih digunakan sampai sekarang.
PERANAN DAN SUMBANGAN AL-KHAWARIZMI
Sumbangsihnya dalam bentuk hasil karya diantaranya ialah :

1. Al-Jabr wal Muqabalah : beliau telah mencipta pemakaian secans dan tangens dalam
penyelidikan trigonometri dan astronomi.
2.Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah : Beliau telah mengajukan contoh-contoh persoalan
matematika dan mengemukakan 800 buah masalah yang sebagian besar merupakan persoalan
yang dikemukakan oleh Neo. Babylian dalam bentuk dugaan yang telah dibuktikan
kebenarannya oleh al-Khawarizmi.
3.Sistem Nomor : Beliau telah memperkenalkan konsep sifat dan ia penting dalam sistem
Nomor pada zaman sekarang. Karyanya yang satu ini memuat Cos, Sin dan Tan dalam
penyelesaian persamaan trigonometri , teorema segitiga sama kaki dan perhitungan luas
segitiga, segi empat dan lingkaran dalam geometri.
Banyak lagi konsep dalam matematika yang telah diperkenalkan al-khawarizmi . Bidang
astronomi juga membuat al-Khawarizmi terkenal. Astronomi dapat diartikan sebagai ilmu falaq
[pengetahuan tentang bintang-bintang yang melibatkan kajian tentang kedudukan, pergerakan,
dan pemikiran serta tafsiran yang berkaitan dengan bintang].
Pribadi al-Khawarizmi
Kepribadian al-Khawarizmi telah diakui oleh orang Islam maupun dunia Barat. Ini dapat
dibuktikan bahawa G.Sarton mengatakan bahwapencapaian-pencapaian yang tertinggi telah
diperoleh oleh orang-orang Timur. Dalam hal ini Al-Khawarizmi. Tokoh lain, Wiedmann
berkata." al-Khawarizmi mempunyai kepribadian yang teguh dan seorang yang mengabdikan
hidupnya untuk dunia sains".
Beberapa cabang ilmu dalam Matematika yang diperkenalkan oleh al-Khawarizmi seperti:
geometri, aljabar, aritmatika dan lain-lain. Geometri merupakan cabang kedua dalam
matematika. Isi kandungan yang diperbincangkan dalam cabang kedua ini ialah asal-usul
geometri dan rujukan utamanya ialah Kitab al-Ustugusat[The Elements] hasil karya Euklid :
geometri dari segi bahasa berasal daripada perkataan yunani iaitu geo yang berarti bumi dan
metri berarti pengukuran. Dari segi ilmu, geometri adalah ilmu yang mengkaji hal yang
berhubungan dengan magnitud dan sifat-sifat ruang. Geometri ini dipelajari sejak zaman firaun

[2000SM]. Kemudian Thales Miletus memperkenalkan


geometri Mesir kepada Yunani sebagai satu sains dalam
kurun abad ke 6 SM. Seterusnya sarjana Islam telah
menyempurnakan kaidah pendidikan sains ini terutama
pada abad ke9M.
Algebra/aljabar merupakan nadi matematika. Karya AlKhawarizmi telah diterjemahkan oleh Gerhard of Gremano
dan Robert of Chaster ke dalam bahasa Eropa pada abad
ke-12. sebelum munculnya karya yang berjudul Hisab alJibra wa al Muqabalah yang ditulis oleh al-Khawarizmi
pada tahun 820M. Sebelum ini tak ada istilah aljabar.

Biografi Ibnu Rusydi - Averrous

Ibnu Rusydi dilahirkan pada tahun 1126 M di Qurtubah


(Cordoba) dari sebuah keluarga bangsawan terkemuka.
Ayahnya adalah seorang ahli hukum yang cukup berpengaruh
di Cordoba, dan banyak pula saudaranya yang menduduki
posisi penting di pemerintahan. Latar belakang kelauarga
tersebut sangat mempengaruhi proses pembentukan tingkat
intelektualitasnya di kemudian hari. Abul al Walid Muhammad
Ibnu Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Rusydi, yang kemudian
lebih dikenal dengan nama Ibnu Rusydi atau Averrous,
merupakan

seorang

ilmuwan

muslim

yang

sangat

berpengaruh pada abad ke-12 dan beberapa abad berikutnya.

Ia adalah seorang filosof yang telah berjasa mengintegrasikan Islam dengan tradisi
pemikiran Yunani. Kebesaran Ibnu Rusydi sebagai seorang pemikir sangat dipengaruhi oleh
zeitgeist atau jiwa zamannya. Abad ke-12 dan beberapa abad sebelumnya merupakan zaman
keemasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Dunia Islam, yang berpusat di
Semenanjung Andalusia (Spanyol) di bawah pemerintahan Dinasti Abasiyah. Para penguasa
muslim pada masa itu mendukung sekali perkembangan ilmu pengetahuan, bahkan mereka
sering memerintahkan para ilmuwan untuk menggali kembali warisan intelektual Yunani yang
masih tersisa, sehingga nama-nama ilmuwan besar Yunani seperti Aristoteles, Plato,
Phitagoras, ataupun Euclides dengan karya-karyanya masih tetap terpelihara sampai sekarang.
Liku-liku perjalanan hidup pemikir besar ini sangatlah menarik. Ibnu Rusydi dapat
digolongkan sebagai seorang ilmuwan yang komplit. Selain sebagai seorang ahli filsafat, ia juga
dikenal sebagai seorang yang ahli dalam bidang kedokteran, sastra, logika, ilmu-ilmu pasti, di
samping sangat menguasai pula pengetahuan keislaman, khususnya dalam tafsir Al Quran dan
Hadits ataupun dalam bidang hukum dan fikih. Bahkan karya terbesarnya dalam bidang
kedokteran, yaitu Al Kuliyat Fil-Tibb atau (Hal-Hal yang Umum tentang Ilmu Pengobatan) telah
menjadi

rujukan

utama

dalam

bidang

kedokteran.

Kecerdasan yang luar biasa dan pemahamannya yang mendalam dalam banyak disiplin ilmu,
menyebabkan ia diangkat menjadi kepala qadi atau hakim agung Cordoba, jabatan yang

pernah dipegang oleh kakeknya pada masa pemerintahan Dinasti al Murabitun di Afrika
Utara.Posisi yang prestisius dan tentunya diimpikan banyak orang. Posisi tersebut ia pegang
pada masa pemerintahan Khalihaf Abu Yakub Yusuf dan anaknya Khalifah Abu Yusuf.
Hal terpenting dari kiprah Ibnu Rusydi dalam bidang ilmu pengetahuan adalah usahanya
untuk menerjemahkan dan melengkapi karya-karya pemikir Yunani, terutama karya Aristoteles
dan Plato, yang mempunyai pengaruh selama berabad-abad lamanya. Antara tahun 1169-1195,
Ibnu Rusydi menulis satu segi komentar terhadap karya-karya Aristoteles, seperti De Organon,
De Anima, Phiysica, Metaphisica, De Partibus Animalia, Parna Naturalisi, Metodologica,
Rhetorica, dan Nichomachean Ethick. Semua komentarnya tergabung dalam sebuah versi Latin
melengkapi
pembentukan

karya

Aristoteles.
tradisi

Komentar-komentarnya
intelektual

sangat

kaum

Yahudi

berpengaruh
dan

terhadap
Nasrani.

Analisanya telah mampu menghadirkan secara lengkap pemikiran Aristoteles. Ia pun


melengkapi telaahnya dengan menggunanakan komentar-komentar klasik dari Themisius,
Alexander of Aphiordisius, al Farabi dengan Falasifah-nya, dan komentar Ibnu Sina.
Komentarnya terhadap percobaan Aristoteles mengenai ilmu-ilmu alam, memperlihatkan
kemampuan luar biasa dalam menghasilkan sebuah observasi.

Biografi Abu Wafa - Sang Matematikawan Jenius

Ahli matematika Muslim fenomenal di era keemasan Islam


ternyata bukan hanya Al-Khawarizmi. Pada abad ke-10 M,
peradaban Islam juga pernah memiliki seorang
matematikus yang tak kalah hebat dibandingkan
Khawarizmi. Matematikus Muslim yang namanya terbilang
kurang akrab terdengar itu bernama Abul Wafa Al-Buzjani.
Ia adalah salah satu matematikus terhebat yang dimiliki
perabadan Islam, papar Bapak Sejarah Sains, George
Sarton dalam bukunya bertajuk Introduction to the History
of Science.

Abul Wafa adalah seorang saintis serba bisa. Selain jago di


bidang matematika, ia pun terkenal sebagai insinyur dan astronom terkenal pada zamannya.
Kiprah dan pemikirannya di bidang sains diakui peradaban Barat. Sebagai bentuk
pengakuan dunia atas jasanya mengembangkan astronomi, organisasi astronomi dunia
mengabadikannya menjadi nama salah satu kawah bulan. Dalam bidang matematika, Abul
Wafa pun banyak memberi sumbangan yang sangat penting bagi pengembangan ilmu
berhitung itu.
Abul Wafa dalah matematikus terbesar di abad ke 10 M, ungkap Kattani. Betapa tidak.
Sepanjang hidupnya, sang ilmu wan telah berjasa melahirkan sederet inovasi penting bagi ilmu
matematika. Ia tercatat menulis kritik atas pemikiran Eucklid, Diophantos dan AlKhawarizmisayang risalah itu telah hilang. Sang ilmuwanpun mewariskan Kitab Al-Kami (Buku
Lengkap) yang membahas tentang ilmu hitung (aritmatika) praktis. Kontribusi lainnya yang tak
kalah penting dalam ilmu matematika adalah Kitab Al-Handasa yang mengkaji penerapan
geometri. Ia juga berjasa besar dalam mengembangkan trigonometri.
Abul Wafa tercatat sebagai matematikus pertama yang mencetuskan rumus umum si nus.
Selain itu, sang mate ma tikus pun mencetuskan metode baru membentuk tabel sinus. Ia juga
membenarkan nilai sinus 30 derajat ke tempat desimel kedelapan. Yang lebih menga gumkan
lagi, Abul Wafa mem buat studi khusus tentang ta ngen serta menghitung se buah tabel tangen.

Jika Anda pernah mempelajari matematika tentu pernah mengenal istilah secan dan co secan.
Ternyata, Abul Wafalah yang pertama kali memperkenalkan istilah matematika yang sangat
penting itu. Abu Wafa dikenal sangat jenius dalam bi dang geometri. Ia mampu me nyelasikan
masa lah-masalah geometri dengan sangat tang kas.
Buah pemikirannya dalam matematika sangat berpengaruh di dunia Barat. Pada abad ke-19 M,
Baron Carra de Vaux meng ambil konsep secan yang dicetuskan Abul Wafa. Sayangnya, di
dunia Islam justru namanya sangat jarang terdengar. Nyaris tak pernah, pelajaran sejarah
peradaban Islam yang diajarkan di Tanah Air mengulas dan memperkenalkan sosok dan buah
pikir Abul Wafa. Sungguh ironis.
Sejatinya, ilmuwan serbabisa itu bernama Abu al-Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya
Ibn Ismail Ibn Abbas al-Buzjani. Ia terlahir di Buzjan, Khurasan (Iran) pada tanggal 10 Juni
940/328 H. Ia belajar matematika dari pamannya bernama Abu Umar al- Maghazli dan Abu
Abdullah Muhammad Ibn Ataba. Sedangkan, ilmu geometri dikenalnya dari Abu
Yahya al-Marudi dan Abu al-Ala Ibn Karnib.
Abul Wafa tumbuh besar di era bangkitnya sebuah dinasti Islam baru yang berkuasa di wilayah
Iran. Dinasti yang ber nama Buwaih itu berkuasa di wilayah Persia Iran dan Irak pada
tahun 945 hingga 1055 M. Kesultanan Buwaih menancapkan benderanya di antara periode
peralihan kekuasaan dari Arab ke Turki. Dinasti yang berasal dari suku Turki itu mampu
menggulingkan kekuasaan Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad pada masa kepemim
-pinan Ahmad Buyeh.
Dinasti Buwaih memindahkan ibu kota pemerintahannya ke Baghdad saat Adud Ad-Dawlah
berkuasa dari tahun 949 hingga 983 M. Pemerintahan Adud Ad- Dawlah sangat mendukung
dan memfasilitasi para ilmuwan dan seniman.
Dukungan itulah yang membuat Abul Wafa memutuskan hijrah dari kampung halamannya ke
Baghdad. Sang ilmuwan dari Khurasan ini lalu memutuskan untuk mendedikasikan dirinya bagi
ilmu pengetahuan di istana Adud ad-Dawlah pada tahun 959 M. Abul Wafa bukanlah
satusatunya matematikus yang mengabdikan dirinya bagi ilmu pengetahuan di istana itu.

Matematikus lainnya yang juga bekerja di istana Adud ad-Dawlah antara lain; Al- Quhi dan AlSijzi. Pada tahun 983 M, suksesi kepemimpinan terjadi di Dinasti Buwaih. Adyd ad-Dawlah
digantikan puteranya bernama Sharaf ad-Dawlah. Sama seperti sang ayah, sultan baru itu juga
sangat mendukung perkembangan matematika dan astronomi. Abul Wafa pun makin betah
kerja di istana.
Kecintaan sang sultan pada astronomi makin memuncak ketika dirinya ingin membangun
sebuah observatorium. Abul Wafa dan temannya Al-Quhi pun mewujudkan ambisi sang sulatan.
Obser vatorium astronomi itu dibangun di taman is tana sultan di kota Baghdad. Kerja keras
Abul Wafa pun berhasil. Observatorium itu secara resmi dibuka pada bulan Juni 988 M.
Untuk memantau bintang dari observatorium itu, secara khusus Abul Wafa membangun
kuadran dinding. Sayang, observatorium tak bertahan lama. Begitu Sultan Sharaf ad-Dawlah
wafat, observatorium itu pun lalu ditutup. Sederet karya besar telah dihasilkan Abul Wafa
selama mendedikasikan dirinya di istana sultan Buwaih.
Beberapa kitab bernilai yang ditulisnya antara lain; Kitab fima Yahtaju Ilaihi al- Kuttab wa alUmmal min Ilm al-Hisab sebuah buku tentang aritmatika. Dua salinan kitab itu, sayangnya tak
lengkap, kini berada di perpustakaan Leiden, Belanda serta Kairo Mesir. Ia juga menulis Kitab
al-Kamil.
Dalam geometri, ia menulis Kitab fima Yahtaj Ilaih as-Suna fi Amal al-Handasa. Buku itu
ditulisnya atas permintaan khusus dari Khalifah Baha ad Dawla. Salinannya berada di
perpustakaan Masjid Aya Sofya, Istanbul. Kitab al-Majesti adalah buku karya Abul Wafa yang
paling terkenal dari semua buku yang ditulisnya. Salinannya yang juga sudah tak lengkap kini
tersimpan di Perpustakaan nasional Paris, Pran cis.
Sayangnya, risalah yang di buatnya tentang kritik terha dap pemikiran Euclid, Diophantus serta
Al-Khawarizmi sudah musnah dan hilang. Sungguh peradaban modern berutang budi kepada
Abul Wafa. Hasil penelitian dan karya-karyanya yang ditorehkan dalam sederet kitab memberi
pengaruh yang sangat signifikan bagi pengembangan ilmu pengetahun, terutama trigonometri
dan astronomi.

Sang matematikus terhebat di abad ke-10 itu tutup usia pada 15 Juli 998 di kota Baghdad, Irak.
Namun, hasil karya dan pemikirannya hingga kini masih tetap hidup.

Abadi di Kawah Bulan


Abul Wafa memang fenomenal. Meski di dunia Islam modern namanya tak terlalu dikenal,
namun di Barat sosoknya justru sangat berkilau. Tak heran, jika sang ilmuwan Muslim itu begitu
dihormati dan disegani. Orang Barat tetap menyebutnya dengan nama Abul Wafa. Untuk
menghormati pengabdian dan dedikasinya dalam mengembangkan astronomi namanya pun
diabadikan di kawah bulan.
Di antara sederet ulama dan ilmuwan Muslim yang dimiliki peradaban Islam, hanya 24 tokoh
saja yang diabadikan di kawah bulan dan telah mendapat pengakuan dari Organisasi Astronomi
Internasional (IAU). Ke-24 tokoh Muslim itu resmi diakui IAU sebagai nama kawah bulan secara
bertahap pada abad ke-20 M, antara tahun 1935, 1961, 1970 dan 1976. salah satunya Abul
Wafa.
Kebanyakan, ilmuwan Muslim diadadikan di kawah bulan dengan nama panggilan Barat. Abul
Wafa adalah salah satu ilmuwan yang diabadikan di kawah bulan dengan nama asli. Kawah
bulan Abul Wafa terletak di koordinat 1.00 Timur, 116.60 Timur. Diameter kawah bulan Abul
Wafa diameternya mencapai 55 km. Kedalaman kawah bulan itu mencapai 2,8 km.
Lokasi kawah bulan Abul Wafa terletak di dekat ekuator bulan. Letaknya berdekatan dengan
sepasangang kawah Ctesibius dan Heron di sebelah timur. Di sebelah baratdaya kawah bulan
Abul Wafa terdapat kawah Vesalius dan di arah timur laut terdapat kawah bulan yang lebih
besar bernama King. Begitulah dunia astronomi modern mengakui jasa dan kontribusinya
sebagai seorang astronom di abad X.

Matematika Ala Abul Wafa


Salah satu jasa terbesar yang diberikan Abul Wafa bagi studi matematika adalah trigo no metri.

Trigonometri berasal dari kata trigonon = tiga sudut dan metro = mengukur. Ini adalah adalah
sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segi tiga dan fungsi trigo no met rik
seperti sinus, cosinus, dan tangen.
Trigonometri memiliki hubungan dengan geometri, meskipun ada ketidaksetujuan tentang apa
hubungannya; bagi beberapa orang, trigonometri adalah bagian dari geometri. Dalam
trigonometri, Abul Wafa telah memperkenalkan fungsi tangen dan memperbaiki metode
penghitungan tabel trigonometri. Ia juga tutur memecahkan sejumlah masalah yang berkaitan
dengan spherical triangles.
Secara khusus, Abul Wafa berhasil menyusun rumus yang menjadi identitas trigonometri. Inilah
rumus yang dihasilkannya itu:
sin(a + b) = sin(a)cos(b) + cos(a)sin(b)
cos(2a) = 1 - 2sin2(a)
sin(2a) = 2sin(a)cos(a)
Selain itu, Abul Wafa pun berhasil membentuk rumus geometri untuk parabola, yakni:
x4 = a and x4 + ax3 = b.
Rumus-rumus penting itu hanyalah secuil hasil pemikiran Abul Wafa yang hingga kini masih
bertahan. Kemampuannya menciptakan rumus-rumus baru matematika membuktikan bahwa
Abul Wafa adalah matematikus Muslim yang sangat jenius.

Biografi Ibnu Sina

Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu Ali Husain Ibn Abdillah Ibn Sina. Ia lahir pada tahun
980 M di Asfshana, suatu tempat dekat Bukhara. Orang tuanya adalah pegawai tinggi pada
pemerintahan Dinasti Saman.Di Bukhara ia dibesarkan serta belajar falsafah kedokteran dan
ilmu - ilmu agama Islam. Ketika usia sepuluh tahun ia telah banyak mempelajari ilmu agama
Islam dan menghafal Al-Quran seluruhnya. Dari mutafalsir Abu Abdellah Natili, Ibnu Sina
mendapat bimbingan mengenai ilmu logika yang elementer untuk mempelajari buku Isagoge
dan Porphyry, Euclid dan Al-Magest-Ptolemus. Dan sesudah gurunya pindah ia mendalami ilmu
agama dan metafisika, terutama dari ajaran Plato dan Arsitoteles yang murni dengan bantuan
komentator - komentator dari pengarang yang otoriter dari Yunani yang sudah diterjemahkan
kedalam bahasa Arab.
Dengan ketajaman otaknya ia banyak mempelajari filsafat dan cabang - cabangnya,
kesungguhan yang cukup mengagumkan ini menunjukkan bahwa ketinggian otodidaknya,
namun di suatu kali dia harus terpaku menunggu saat ia menyelami ilmu metafisika-nya
Arisstoteles, kendati sudah 40 an kali membacanya. Baru setelah ia membaca Agradhu kitab
ma waraet thabieah li li Aristho-nya Al-Farabi (870 - 950 M), semua persoalan mendapat
jawaban dan penjelasan yang terang benderang, bagaikan dia mendapat kunci bagi segala
simpanan ilmu metafisika. Maka dengan tulus ikhlas dia mengakui bahwa dia menjadi murid
yang setia dari Al-Farabi
Sesudah itu ia mempelajari ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya, seorang Masehi. Belum
lagi usianya melebihi enam belas tahun, kemahirannya dalam ilmu kedokteran sudah dikenal
orang, bahkan banyak orang yang berdatangan untuk berguru kepadanya. Ia tidak cukup
dengan teori - teori kedokteran, tetapi juga melakukan praktek dan mengobati orang - orang
sakit.Ia tidak pernah bosan atau gelisah dalam membaca buku - buku filsafat dan setiap kali
menghadapi kesulitan, maka ia memohon kepada Tuhan untuk diberinya petunjuk, dan
ternyata permohonannya itu tidak pernah dikecewakan. Sering - sering ia tertidur karena
kepayahan membaca, maka didalam tidurnya itu dilihatnya pemecahan terhadap kesulitan kesulitan yang dihadapinya.
Sewaktu berumur 17 tahun ia telah dikenal sebagai dokter dan atas panggilan Istana
pernah mengobati pangeran Nuh Ibn Mansur sehingga pulih kembali kesehatannya. Sejak itu,
Ibnu Sina mendapat sambutan baik sekali, dan dapat pula mengunjungi perpustakaan yang
penuh dengan buku - buku yang sukar didapat, kemudian dibacanya dengan segala keasyikan.
Karena sesuatu hal, perpustakaan tersebut terbakar, maka tuduhan orang ditimpakan
kepadanya, bahwa ia sengaja membakarnya, agar orang lain tidak bisa lagi mengambil

manfaat dari perpustakaan itu .Kemampuan Ibnu Sina dalam bidang filsafat dan kedokteran,
kedua duanya sama beratnya. Dalam bidang kedokteran dia mempersembahkan Al-Qanun fitThibb-nya, dimana ilmu kedokteran modern mendapat pelajaran, sebab kitab ini selain
lengkap, disusunnya secara sistematis.
Dalam bidang materia medeica, Ibnu Sina telah banyak menemukan bahan nabati baru
Zanthoxyllum budrunga - dimana tumbuh - tumbuhan banayak membantu terhadap bebebrapa
penyakit tertentu seperti radang selaput otak (miningitis).
Ibnu Sina pula sebagai orang pertama yang menemukan peredaran darah manusia, dimana
enam ratus tahun kemudian disempurnakan oleh William Harvey. Dia pulalah yang pertama
kali mengatakan bahwa bayi selama masih dalam kandungan mengambil makanannya lewat
tali pusarnya.
Dia jugalah yang mula - mula mempraktekkan pembedahan penyakit - penyakit
bengkak yang ganas, dan menjahitnya. Dan last but not list dia juga terkenal sebagai dokter
ahli jiwa dengan cara - cara modern yang kini disebut psikoterapi.
Dibidang filsafat, Ibnu Sina dianggap sebagai imam para filosof di masanya, bahkan sebelum
dan sesudahnya. Ibnu Sina otodidak dan genius orisinil yang bukan hanya dunia Islam
menyanjungnya ia memang merupakan satu bintang gemerlapan memancarkan cahaya sendiri,
yang bukan pinjaman sehingga Roger Bacon, filosof kenamaan dari Eropa Barat pada Abad
Pertengahan menyatakan dalam Regacy of Islam-nya Alfred Gullaume; Sebagian besar filsafat
Aristoteles sedikitpun tak dapat memberi pengaruh di Barat, karena kitabnya tersembunyi
entah dimana, dan sekiranya ada, sangat sukar sekali didapatnya dan sangat susah dipahami
dan digemari orang karena peperangan - peperangan yang meraja lela di sebeleah Timur,
sampai saatnya Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd dan juga pujangga Timur lain membuktikan kembali
falsafah Aristoteles disertai dengan penerangan dan keterangan yang luas.
Selain kepandaiannya sebagai flosof dan dokter, iapun penyair. Ilmu - ilmu
pengetahuan seperti ilmu jiwa, kedokteran dan kimia ada yang ditulisnya dalam bentuk syair.
Begitu pula didapati buku - buku yang dikarangnya untuk ilmu logika dengan syair.
Kebanyakan buku - bukunya telah disalin kedalam bahasa Latin. Ketika orang - orang Eropa
diabad tengah, mulai mempergunakan buku - buku itu sebagai textbook, dipelbagai
universitas. Oleh karena itu nama Ibnu Sina dalam abad pertengahan di Eropah sangat
berpengaruh.
Dalam dunia Islam kitab - kitab Ibnu Sina terkenal, bukan saja karena kepadatan
ilmunya, akan tetapi karena bahasanya yang baik dan caranya menulis sangat terang. Selain
menulis dalam bahasa Arab, Ibnu Sina juga menulis dalam bahasa Persia. Buku - bukunya

dalam bahasa Persia, telah diterbitkan di Teheran dalam


tahun 1954.
Karya - karya Ibnu Sina yang ternama dalam lapangan Filsafat
adalah As-Shifa, An-Najat dan Al Isyarat. An-Najat adalah
resum dari kitab As-Shifa. Al-Isyarat, dikarangkannya
kemudian, untuk ilmu tasawuf. Selain dari pada itu, ia
banyak menulis karangan - karangan pendek yang dinamakan
Maqallah. Kebanyakan maqallah ini ditulis ketika ia
memperoleh inspirasi dalam sesuatu bentuk baru dan segera
dikarangnya.
Sekalipun ia hidup dalam waktu penuh kegoncangan dan
sering sibuk dengan soal negara, ia menulis sekitar dua ratus lima puluh karya. Diantaranya
karya yang paling masyhur adalah Qanun yang merupakan ikhtisar pengobatan Islam dan
diajarkan hingga kini di Timur. Buku ini dterjemahkan ke baasa Latin dan diajarkan berabad
lamanya di Universita Barat. Karya keduanya adalah ensiklopedinya yang monumental Kitab
As-Syifa. Karya ini merupakan titik puncak filsafat paripatetik dalam Islam.
Ibnu Sina dikenal di Barat dengan nama Avicena (Spanyol aven Sina) dan
kemasyhurannya di dunia Barat sebagai dokter melampaui kemasyhuran sebagai Filosof,
sehingga ia mereka beri gelar the Prince of the Physicians. Di dunia Islam ia dikenal dengan
nama Al-Syaikh- al-Rais. Pemimpin utama (dari filosof - filosof).
Meskipun ia di akui sebagai seorang tokoh dalam keimanan, ibadah dan keilmuan,
tetapi baginya minum minuman keras itu boleh, selama tidak untuk memuaskan hawa nafsu.
Minum minuman keras dilarang karena bias menimbulkan permusuhan dan pertikaian,
sedangkan apabila ia minum tidak demikian malah menajamkan pikiran.
Didalam al-Muniqdz min al-Dhalal, al-Ghazali bahwa Ibnu Sina pernah berjanji kepada Allah
dalam salah satu wasiatnya, antara lain bahwa ia akan menghormati syariat tidak melalaikan
ibadah ruhani maupun jasmani dan tidak akan minum minuman keras untuk memuaskan
nafsu, melainkan demi kesehatan dan obat.
Kehidupan Ibnu Sina penuh dengan aktifitas -aktifitas kerja keras. Waktunya dihabiskan untuk
urusan negara dan menulis, sehingga ia mempunyai sakit maag yang tidak dapat terobati. Di
usia 58 tahun (428 H / 1037 M) Ibnu Sina meninggal dan dikuburkan di Hamazan.

You might also like