You are on page 1of 13

BAB ILAPORAN KASUSI.

IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. SUmur : 41 tahunJenis Kelamin : PerempuanPekerjaan : IRTAgama/suku :
Islam/JawaAlamat : BantulMRS : 19.25 / 8 Oktober 2012Tanggal Pemeriksaan : 8 Oktober 2012
II.
ANAMNESISKeluhan Utama:
Os datang ke IGD merasa terdapat benjolan pada payudara kiri. (kemudian disuruhpulang [false
emergency] untuk periksa ke poli Bedah)
Riwayat Penyakit Sekarang:
Benjolan pada payudara kiri bengkak sejak 6 bulan yang lalu kemudian pecah danmengeluarkan
darah, tidak pernah kontrol ke dokter, Pasien hanya minum obatalternatif dan jamu.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Benjolan pada payudara kiri sudah ada sejak 10 tahun yang lalu, awalnya sebesarbiji jagung,
yang kemudian makin lama makin membesar
Riwayat Penyakit Keluarga :
Terdapat riwayat keluarga pasien yang mengalami penyakit yang sama denganpasien. Hipertensi
(-), DM (tidak ditanyakan), Asma (tidak ditanyakan).
Riwayat Alergi :
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan dan makanantertentu.
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : baik
GCS : E4V5M6
TD : 110/60 mmHg
N : 100 x/menit, teratur, kuat angkat cukup
RR : 20 x/menit
T : 36,5oC
Kepala - Leher :

Kepala : normocephali, bentuk simetris


Mata : anemis (+/+), ikterik (-/-),isokor
Leher : pembesaran nodus (-), pembesaran tyroid (-)
THT : tidak ada keluhan.
Thorax :

Inspeksi : gerakan dinding dada simetris, retraksi (-), tampak massa (+),fossa supraklavikular kiri
dan kanan tidak menonjol.
Palpasi : pergerakan dinding dada simetris, nyeri tekan (+), massa (+)pada regio thorak-sinistraaksilaris
Perkusi : Paru-paru : sonor pada seluruh lapang paruAuskultasi :-Paru-paru : vesikuler +/+, rhonki
-/-, wheezing -/--Jantung : S1-S2 tunggal, reguler, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : distensi (-), perut tampak cekung, massa (-),sikatrik (-),
Auskultasi : bunyi peristaltik (+) normal, suara tambahan (-)

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), defans muskuler (-), hepar/lien tidak teraba.
Perkusi : timpani (+) seluruh lapang abdomen.
Ekstremitas atas/bawah
Edema (-)
Status lokalis
Pemeriksaan payu
dara
Inspeksi :Pada regio aksilla kiri tampak benjolan berbatas tegas, ukuran 5 cm x 15 cm x 2,5
cmmeluas hingga ke kuadran kiri atas payudara kiri. Permukaan tidak rata, berwarnakemerahan,
ulkus (+), pus (+), larva (-) dengan ukuran rata-rata 1 cm.Pada payudara kanan massa (-), retraksi
puting (-), jaringan parut (-), kulit payudaraseperti warna kulit disekitarnya. Pada payudara kanan
tidak tampak benjolan ataupunkelainan lain.
Palpasi :Pada regio mammae kiri teraba massa padat, keras, terfiksir, permukaan berbenjolbenjol,nyeri tekan (+). Tidak teraba perbesaran nodus limfe pada axilla kiri dan supraclavicula.
IV. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Kistosarkoma phylloides
Lymphoma maligna
V. DIAGNOSIS KERJA
Ca mamma sinistra,Masa tampak infasi ke kulit = T4Nodus tidak terdapat perbesaran/tidak teraba.
= N0Metastasis tidak dinilai = Mxstadium IIIB (T4 N0 Mx)
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ro. Thorax, tampak bayangan masa bulat, homogen, tepi licin, di parahiler dan para cardialkiri,
besar cor normal. Kesan : Obs masa di parahiler dan paracardial kiri DD:
Lymphoma / Lymphadenopati
Hasil pemeriksaan laboratoriumDarah lengkap (8 Oktober 2012):Hb : 6.6 g%AL : 5.52 ribu/uIAE :
3.88 jt/uIAT : 345 ribu/uIHMT : 24.8 %GDS : 95 mg/dLUreum : 14 mg/dLKreatin: 0.63
mg/dLSGOT : 19 U/LSGPT : 12 U/LHBsAg : negative

VII. RENCANA TERAPI


IVFD RL 30 tpm
IVFD D5% 30 tpm
Ranitidin 2x1
Ceftriaxon 2x1
Teranol 2x1
Kalnex 2x1
Pro tranfusi PRC

Operasi : Modifield Radical Mastectomy


Kemoterapi : kombinasi Siklofosfamid, metotrexat, dan 5-fluorourasil (CMF).
VIII. PROGNOSIS
Dubia ad malam
BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Payudara2.1.1 Anatomi payudara
Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong lemak,pembuluh
darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral atas kelenjar payudara, jaringankelenjar ini
keluar dari bulatannya ke arah aksila, disebut penonjolan Spence atau ekor payudara.Setiap
payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran kepapilla
mamae, yang disebut duktus lactiferous. Di antara kelenjar susu dan fasia pectoralis, jugadi antara
kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Di antara lobules tersebutada jaringan
ikat yang disebut ligamentum Cooper yang memberi rangka untuk payudara.
1
Gambar 1. Anatomi payudara, potongan tangensial dan melintang
(Sumber: Schwartzs principle of surgery, 9th edition)
Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior dari a.mamariainterna,
a.torakalis lateralis yang bercabang dari a.aksilaris, dan beberapa a.interkostalis.Persarafan kulit
payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n. interkostalis. Jaringankelenjar payudara sediri
diurus oleh saraf simpatik. Ada beberapa saraf lagi yang perlu diingatsehubungan dengan penyulit
paralisis dan mati rasa pasca bedah, yakni n.interkostobrakialis dann.kutaneus brakius medialis
yang mengurus sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lenganatas. Pada diseksi aksila, saraf ini
sedapat mungkin disingkirkan sehingga tidak terjadi mati rasa
di daerah tersebut. Saraf n.pektoralis yang mengurus m.pektoralis mayor dan minor,
n.torakodorsalis yang menguurus m.latisimus dorsi, dan n.torakalis longus yang
mengurusm.serratus anterior sedapat mungkin dipertahankan pada mastektomi dengan diseksi
aksila.Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke
kelenjarparasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula penyaliran yang
kekelenjar interpektoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 (berkisar dari 10-90) buah kelenjargetah
bening yang berada di sepanjang arteri dan vena brakialis.
1
Gambar 2. Aliran pembuluh darah pada payudara, aksila, dan dinding dada
(Sumber: Schwartzs principle of surgery, 9th edition)
Saluran limfe dari seluruh payudara menyalir ke kelompok anterior aksila, kelompok sentral
aksila, kelenjar aksila bagian dalam, yang lewat sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjutlangsung ke
kelenjar servikal bagian kaudal dalam fosa supraklavikuler. Jalur limfe lainnyaberasal dari daerah
sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar sepanjang pembuluhmammaria interna, juga

menuju ke aksila kontralateral, ke m.rectus abdominis lewat ligamentumfalsiparum hepatis ke hati,


pleura, dan payudara kontralateral
Kanker payudara2.2.1 Definisi
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanismenormalnya,
sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.Kanker payudara
(Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas berasaldari parenchyma.
Karsinoma merupakan keganasan pada payudara yang paling umum terjadidan kanker payudara
merupakan jenis kanker non kulit yang paling sering terjadi pada wanita.
2.2.2 Insidensi dan epidemiologi
Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kankerpayudara
sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Kanker payudaramerupakan
penyebab kematian tertinggi pada wanita usia 20-59
. Setiap tahun lebih dari250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih
175.000 di AmerikaSerikat. Tahun 2001, sebanyak 240.000 wanita terdiagnosis kanker payudara,
dan lebih dari40.000 diantaranya meninggal akibat penyakit tersebut. Diperkirakan sepertiga dari
jumlahtersebut akan bertambah dalam 20 tahun kedepan. Insidensi kanker payudara meningkat
terutamapada wanita usia tua, namun tidak ditemukan hubungan antara kejadian kanker payudara
denganlingkungan. Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul
dar
rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama di antara
kankerlainnya pada wanita.
2.2.3 Faktor resiko
Beberapa faktor risiko yang memegang peranan penting di dalam proses kejadian kankerpayudara
berhasil diidentifikasi melalui penelitian epidemiologi.a.
Usia.Kanker payudara jarang dijumpai pada wanita berusia < 25 tahun. Insidensi meningkat
seiringmeningkatnya usia, tujuh puluh tujuh persen kasus terjadi pada usia > 50 tahun. rata-rata
usiaterdiagnosis kanker payudara adalah 64 tahun.b.
Usia saat menarche.Wanita dengan usia saat menarche kurang dari 11 tahun memiliki resiko
terkena kankerpayudara sebesar 20% dibandingkan dengan wanita yang menarche saat usia 14
tahun keatas.Menopause yang lebih lama juga meningkatkan resiko namun besarnya resiko belum
berhasilteridentifikasic.

Usia saat pertama kali melahirkanwanita yang hamil dan melahirkan pada usia < 20 tahun
memiliki resiko terkena kankerpayudara dua kali lebih tinggi dibandingkan nullipara atau wanita
yang hamil pertama kali diusia lebih dari 35 tahun.d.
Faktor keturunanResiko kanker payudara meningkat pada wanita yang memiliki ibu, saudara
perempuan, atauanak perempuan dengan riwayat mengidap kanker.e.
Riwayat biopsi payudara sebelumnya, hal ini terjadi pada wanita dengan riwayat biopsisebelumnya
dengan hasil hiperplasia atipikal.f.
RasInsidensi kanker payudara lebih rendah pada keturunan Afrika-Amerika. Faktor sosial
sepertikurangnya akses ke fasilitas kesehatan dan masih kurangnya penggunaan mammografi,
danfaktor genetik juga berpengaruh. Wanita kulit hitam yang berusia < 40 tahun lebih
seringmengalami kanker payudara dibandingkan wanita kulit putih. Wanita Kaukasoid
memilikirating tertinggi dalam terjadinya kanker payudara, angka kejadiannya pada usia > 50
tahunadalah 1 diantara 15 wanita, sedangkan pada wanita afrika adalah 1 diantara 20, 1 diantara
26pada wanita Asia Pasifik, dan 1 diantara 27 pada wanita Hispanik.
.2.4 Patofisiologi
Faktor resiko utama yang berhubungan dengan perkembangan kanker payudara adalahfaktor
hormonal dan genetik (riwayat keluarga). Kanker payudara juga bisa terjadi secarasporadis,
berkaitan dengan paparan hormonal, kasus herediter, dan riwayat mutasi germ sel padakeluarga.
Dari faktor genetik, berkaitan dengan mutasi gen BRCA 1 pada kromosom nomor17q21 dan
BRCA 2 pada kromosom nomor 13q12. Adanya mutasi pada gen BRCA1 akanmenyebabkan
penurunan atau terhentinya produksi dari protein BRCA1. Mutasi BRCA1 sangaterat kaitannya
dengan kejadian kanker payudara herediter dan sindrom kanker ovarium. Secaraumum,
ditemukannya gen BRCA1 akan menyebabkan peningkatan resiko terjadinya kankerpayudara
sebesar 83% dan resiko terjadinya kanker ovarium sebesar 63% pada usia lebih dari 70tahun.
sedangkan gen BRCA2 berhubungan dengan kanker payudara pada laki-laki dan memilikiresiko
terkena kanker ovarium sebesar 10%. Pada suatu penelitian di Negeri Belanda, mutasi genBRCA1
terdapat pada 10.000 dari setiap 4 juta wanita Belanda yang berumur 25-55 tahun
4,5
.Namun hingga saat ini, penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Penyebabkanker
payudara termasuk multifaktorial, yaitu banyak faktor yang terkait satu dengan yang lain.Beberapa
faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh besar dalam terjadinya kankerpayudara adalah
riwayat keluarga, hormonal, dan faktor lain yang bersifat eksogen.
2.2.5 Gejala Klinis

Karsinoma payudara biasanya mempunyai gambaran klinis sebagai berikut :a. Terdapat benjolan
keras yang lebih melekat atau terfiksir.b. Tarikan pada kulit di atas tumor.c. Ulserasi atau koreng.
d. Peaud orange.
e. Discharge dari puting susu.f. Asimetri payudara.g. Retraksi puting susu.h. Elovasi dari puting
susu.i. Pembesaran kelenjar getah bening ketiak. j. Satelit tumor di kulit.k. Eksim pada puting
susu.l. Edema.
2.2.6 Stadium, Sistem TNM, dan Jalur Penyebarannya
a. StadiumStadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter
saatmendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah
tingkatpenyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran
ketempat jauh. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada
pada tumor jinak.Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan
ditunjang denganpemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan
bilamemungkinkan dengan CT Scan, scintigrafi dll. Banyak sekali cara untuk menentukan
stadium,namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi
sistimTNM yang direkomendasikan oleh UICC(International Union Against Cancer dari WHO
atauWorld Health Organization) / AJCC (
American Joint Committee On Cancer
yang disponsorioleh American Cancer Society dan American College of Surgeons).
5,6
b. Klasifikasi Stadium TNM berdasarkan
American Joint Committee on Cancer
(AJCC,2002)
T = ukuran primer tumor.
Ukuran T secara klinis, radiologis, dan mikroskopis adalah sama. Nilai T dalam cm, nilai
palingkecil dibulatkan ke angka 0,1 cm.Tx : Tumor primer tidak dapat dnilai.To : Tidak terdapat
tumor primer.Tis : Karsinoma in situ.Tis(DCIS) : Ductal Carcinoma In Situ.Tis(LCIS) : Lobular
Carcinoma In Situ.
Tis(Pagets)
: Penyakit Paget pada putting tanpa adanya tumor.Catatan: Penyakit Paget dengan adanya tumor
dikelompokkan sesuai dengan ukuran tumornya.T1 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya
2cm atau kurang.T1mic : Adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang.T1a : Tumor dengan
ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm.T1b : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1
cm.T1c : Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm.T2 : Tumor dengan ukuran diameter
terbesarnya lebih dari 2 cm sampai 5 cm

T3 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm.T4 : Ukuran tumor berapapun dengan
ekstensi langsung ke dinding dada ataukulit.T4a : Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot
pektoralis.T4b
: Edema (termasuk peau dorange), ulserasi, nodul satelit pada kulit yang
terbatas pada 1 payudara.T4c : Mencakup kedua hal di atas.T4d :
inflammatory carcinoma
N = kelenjar getah bening regional.
Nx : Kgb regional tidak bisa dinilai (telah diangkat sebelumnya).N0 : Tidak terdapat metastasis
kgb.N1 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral yang mobil.N2 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral
terfiksir, berkonglomerasi, atau adanyapembesaran kgb ke mamaria interna ipsilateral (klinis) tanpa
adanyametastasis ke kgb aksila.N2a : Metastasis pada kgb aksila terfiksir atau berkonglomerasi
atau melekat kestruktur lain.N2b : Metastasis hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral secara
klinis dan tidak terdapat metastasis pada kgb aksila.N3 : Metastasis pada kgb infraklavikular
ipsilateral dengan atau tanpa metastasiskgb aksila atau klinis terdapat metastasis pada kgb aksila;
atau metastasispada kgb supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada
kgbaksila/mamaria interna.N3a : Metastasis ke kgb infraklavikular ipsilateral.N3b : Metastasis ke
kgb mamaria interna dan kgb aksila.N3c : Metastasis ke kgb supraklavikula.Catatan: Terdeteksi
secara klinis; terdeteksi dengan pemeriksaan fisik atau secara imaging (diluar limfoscintigrafi).
M = metastasis jauh.
Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai.M0 : Tidak terdapat metastasis jauh
M1 : Terdapat metastasis jauh.
Tabel 1. Klasifikasi stadium carcinoma mammae
5 Stage 0 Tis N0 M0Stage I T1 N0 M0Stage IIA T0 N1 M0T1 N1 M0T2 N0
M0Stage IIB T2 N1 M0T3 N0 M0Stage IIIA T0 N2 M0T1 N2 M0T2 N2 M0T3
N1 M0T3 N2 M0Stage IIIB T4 N0 M0T4 N1 M0T4 N2 M0Stage IIIC T (semua)
N3 M0Stage IV T (semua) N (semua) M1
Gambar 5. Stadium carcinoma mamma(kankerpayudara.wordpress.com)
2.2.7 Jalur Penyebaran
a.Invasi lokal
Kanker mammae sebagian besar timbul dari epitel duktus kelenjar. Tumor pada mulanyamenjalar
dalam duktus, lalu menginvasi dinding duktus dan ke sekitarnya, ke anterior mengenaikulit,
posterior ke otot pektoralis hingga ke dinding toraks.
b.Metastasis kelenjar limfe regional

Metastasis tersering karsinoma mammae adalah ke kelenjar limfe aksilar. Data di


Chinamenunjukkan: mendekati 60% pasien kanker mammae pada konsultasi awal
menderitametastasis kelenjar limfe aksilar. Semakin lanjut stadiumnya, diferensiasi sel kanker
makinburuk, angka metastasis makin tinggi. Kelenjar limfe mammaria interna juga merupakan
jalurmetastasis yang penting. Menurut observasi klinik patologik, bila tumor di sisi medial
dankelenjar limfe aksilar positif, angka metastasis kelenjar limfe mammaria interna adalah 50%;
jikakelenjar limfe aksilar negative, angka metastasis adalah 15%. Karena vasa limfatik
dalamkelenjar mammae saling beranastomosis, ada sebagian lesi walaupun terletak di sisi lateral,
jugamungkin bermetastasis ke kelenjar limfe mammaria interna. Metastasis di kelenjar limfe
aksilarmaupun kelenjar limfe mammaria interna dapat lebih lanjut bermetastasis ke kelenjar
limfesupraklavikular.
c.Metastasis hematogen
Sel kanker dapat melalui saluran limfatik akhirnya masuk ke pembuluh darah, juga dapatlangsung
menginvasi masuk pembuluh darah (melalui vena kava atau sistem vena interkostal-vertebral)
hingga timbul metastasis hematogen. Hasil autopsy menunjukkan lokasi terseringmetastasis adalah
paru, tulang, hati, pleura, dan adrenal.
2.2.8 Diagnosis kanker payudara
Sebanyak 33% kasus kanker payudara mengeluh terdapat benjolan pada payudaranya.Tanda dan
gejala lainnya meliputi, pembesaran payudara yang tidak simetris, perubahan putingsusu, retraksi,
atau mengeluarkan sekret, ulkus atau kemerahan pada kulit payudara, benjolanpada ketiak, dan
nyeri pada otot sekitar payudara. Nyeri adalah fisiologis kalau timbul sebelumatau sewaktu haid
dan dirasakan pada kedua payudara. Tumor-tumor jinak, seperti kista retensiatau tumor jinak lain,
hampir tidak menimbulkan nyeri. Kanker payudara dalam taraf permulaanpun tidak menimbulkan
rasa nyeri. Nyeri baru terasa kalau infiltrasi ke sekitar sudah mulai.
Pemeriksaan fisik
16Pemeriksaan fisik payudara harus dikerjakan secara halus, tidak boleh kasar dan keras.
Tidak jarang palpasi yang keras menimbulkan perdarahan atau nyeri yang hebat
dari penderita, tumorganas tidak boleh dilakukan pemeriksaan fisik yang berulang-ulang
karena kemungkinan dapatmempercepat penyebaran.
1)Inspeksi
Pada inspeksi dapat dilihat dilatasi pembuluh-pembuluh balik di bawah kulit akibatpembesaran
tumor jinak atau ganas dibawah kulit. Edema kulit harus diperthatikan padatumor yang terletak
tidak jauh di bawah kulit. Edema kulit dapat tampak seperti gambarankulit jeruk (
peau doranges
) pada kanker payudara. Selain itu, Dapat dilihat Puting susutertarik ke dalam, eksem pada puting
susu, edema, ulserasi, satelit tumor di kulit, ataunodul pada axilla.
6,7

2)Palpasi
Pemeriksaan dilakukan dengan tangan pasien di samping dan sesudah itu tangan di atasdengan
posisi pasien duduk. Palpasi harus meliputi seluruh payudara, dari parasternalkearah garis aksila ke
belakang, dari subklavikular ke arah paling distal. Palpasi harusmeliputi seluruh payudara, mulai
dari parasternal ke arah garis aksila ke belakang dan darisubklavikular ke arah paling distal. Palpasi
dilakukan dengan memakai 3-4 jari yangdirapatkan, palpasi payudara di antara dua jari harus
dihindarkan karena dengan cara inikelenjar payudara normalpun teraba seperti massa tumor.
Palpasi dimulai dari bagianperifer sampai areola mammae dan papilla mammae, apabila terdapat
massa maka perludievaluasi tentang :
Besar atau diameter serta letak dan batas tumor dengan jaringan sekitarnya
Hubungan kulit dengan tumor apakah masih bebas atau ada perlengketan
Hubungan tumor dengan jaringan di bawahnya apakah bebas atau ada perlengketan,
Kelenjar limfe di aksila, infraklavikular, dan supraklavikular.
Adanya tumor satelit
Pemeriksaan sitologi
Pemeriksan sitologi dapat diperoleh sediaan dari pungsi jarum halus serta dapatmenentukan apakah
akan segera disiapkan pembedahan dengan sediaan beku atau akandilakukan pemeriksaan yang
lain atau akan langsung dilakukan ekstirpasi. Hasil positif pada
pemeriksaan sitologi bukan indikasi untuk bedah radikal sebab hasil negatif palsu sering terjadi
3.Dapat dipakai untuk menegakkan diagnosa kanker payudara melalui tiga cara :
Pemeriksan sekret dari puting susu.
Pemeriksaan sediaan tekan (Sitologi Imprint).
Aspirasi jarum halus (Fine needle aspiration).
BiopsiBiopsi insisi ataupun eksisi merupakan metoda klasik yang sering dipergunakan
untuk diagnosis berbagai tumor payudara. Biopsi dilakukan dengan anestesi lokal ataupun
umumtergantung pada kondisi pasien. Apabila pemeriksaan histopatologi positif karsinoma,
makapada pasien kembali ke kamar bedah untuk tindakan bedah terapetik.

USG (Ultrasonografi)
USG ini sangat menguntungkan karena memiliki keuntungan yaitu tidak mempergunakansinar
pengion sehingga tidak ada bahaya radiasi dan pemeriksaan bersifat non invasif, relatif mudah
dikerjakan, serta dapat dipakai berulang-ulang. USG biasanya dapat untuk membedakantumor
padat dan kiste pada payudara serta untuk menentukan metastasis di hati. USG iniberperan
terutama untuk payudara yang padat pada wanita muda, jenis payudara ini kadang-kadang sulit
dinilai dengan mammografi.
Mammografi
Mammografi adalah foto roentgen payudara yang menggunakan peralatan khusus yangtidak
menyebabkan rasa sakit dan tidak memerlukan bahan kontras serta dapat menemukanbenjolan
yang kecil sekalipun
2. Pemeriksaan mammografi adalah pemeriksaan terpenting dalamdiagnosa kelainan payudara.
Mammografi sampai saat ini masih menjadi pemeriksaan dasardalam program deteksi dini kanker
payudara. Telah banyak penelitian yang menyatakan bahwapenggunaan mammografi sebagai alat
penapisan telah mampu menurunkan mortalitas akibatkanker payudara pada wanita yang berusia
lebih dari 50 tahun, dan banyak penelitian terbarudidapatkan secara statistik terdapat keuntungan
yang signifikan pada wanita dengan usia 40-49tahun.
Mammografi harus dibuat dengan proyeksi cranio-caudal dan mediolateral atau obliquemediolateral, dengan pesawat khusus mammografi dengan target dari Molybdenum. Tanda-tanda
malignitas yang dapat dideteksi dengan mamografi adalah :
Adanya massa berstruktur stellate (massa dengan tepi tidak rata, radial, seperti isikedondong).
b.Mikrokalsifikasi, yang terdapat pada massa stellate atau hanya mikrokalsifikasi saja.
Tipekalsifikasi dapat tersebar (cluster type)
c.Adanya retraksi papilla yang terlihat pada mammografi
d.Adanya infiltrasi pada subkutan, atau infiltrasi tumor pada kulit
e.Pembesaran limfonodi di daerah aksilla
2.2.8 Tatalaksana kanker payudaraa. Terapi operatif
Pasien yang pada awal terapi termasuk stadium 0, I, II dan sebagian stadium III disebutkanker
mammae operable. Pola operasi yang sering dipakai adalah sebagai berikut :
1) Mastektomi radikal
Tahun 1890 Halsted pertama kali merancang dan memopulerkan operasi radikal kankermammae,
lingkup reseksinya mencakup kulit berjarak minimal 3 cm dari tumor, seluruh kelenjarmammae,
m.pectoralis mayor, m.pectoralis minor, dan jaringan limfatik dan lemak subskapular,aksilar secara
kontinyu enblok reseksi.
2) Mastektomi radikal modifikasi
Lingkup reseksi sama dengan teknik radikal, tapi mempertahankan m.pektoralis mayor danminor
(model Auchincloss) atau mempertahankan m.pektoralis mayor, mereseksi m.pektoralisminor

(model Patey). Pola operasi ini memiliki kelebihan antara lain memacu pemulihan fungsipasca
operasi, tapi sulit membersihkan kelenjar limfe aksilar superior.
3) Mastektomi total
Hanya membuang seluruh kelenjar mammae tanpa membersihkan kelenjar limfe. Model
operasiini terutama untuk karsinoma in situ atau pasien lanjut usia.
4) Mastektomi segmental plus diseksi kelenjar limfe aksilar
Secara umum ini disebut dengan operasi konservasi mammae. Biasanya dibuat dua insisiterpisah di
mammae dan aksila. Mastektomi segmental bertujuan mereseksi sebagian jaringankelenjar
mammae normal di tepi tumor, di bawah mikroskop tak ada invasi tumor tempat irisan.Lingkup
diseksi kelenjar limfe aksilar biasanya juga mencakup jaringan aksila dan kelenjar limfeaksilar
kelompok tengah.
5) Mastektomi segmental plus biopsy kelenjar limfe sentinel
Hanya membuang seluruh kelenjar mammae tanpa membersihkan kelenjar limfe. Model
operasiini terutama untuk karsinoma in situ atau pasien lanjut usia.
4) Mastektomi segmental plus diseksi kelenjar limfe aksilar
Secara umum ini disebut dengan operasi konservasi mammae. Biasanya dibuat dua
insisiterpisah di mammae dan aksila. Mastektomi segmental bertujuan mereseksi sebagian
jaringankelenjar mammae normal di tepi tumor, di bawah mikroskop tak ada invasi tumor
tempat irisan.Lingkup diseksi kelenjar limfe aksilar biasanya juga mencakup jaringan aksila
dan kelenjar limfeaksilar kelompok tengah.
5) Mastektomi segmental plus biopsy kelenjar limfe sentine

You might also like