You are on page 1of 3

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan wilayah daratan yang merupakan
satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke
danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografi
dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktifitas
daratan (UU No.7 Tahun 2004). Fungsi DAS merupakan fungsi gabungan yang
dilakukan oleh seluruh faktor yang ada pada DAS tersebut, yaitu vegetasi, bentuk
wilayah (topografi), tanah, air, dan manusia. Aktifitas dalam DAS menyebabkan
perubahan ekosistem, misalnya perubahan tata guna lahan, khususnya di daerah
hulu, dapat memberikan dampak pada daerah hilir berupa perubahan fluktuasi
debit air dan kandungan sedimen serta material lainnya.
Tata guna lahan merupakan proses penataan atau pemanfaatan terhadap
suatu lahan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Proses inilah yang akan membagi
lahan menjadi beberapa fungsi tertentu seperti fungsi perumahan, perdagangan,
industri, dan lain-lain. Pertumbuhan penduduk dan perkembangan struktur yang
meningkat, diikuti dengan perkembangan ekonomi dan industri berakibat pada
perubahan tata guna lahan yang akan sulit dihindari.
Untuk menjamin keberlanjutan fungsi DAS, maka : (1) erosi tanah harus
terkendali; (2) terjaganya kuantitas, kualitas dan kontinuitas air (water yield); dan
(3) produktifitas dan daya dukung lahan yang tetap tinggi (Pawitan dan
Murdiyarso, 1996). Untuk itu diperlukan sistem pengelolaan yang baik agar
kerusakan DAS dapat dihindari. Kerusakan DAS dipercepat oleh peningkatan
pemanfaatan sumber daya alam sebagai akibat dari pertambahan penduduk dan
perkembangan ekonomi, kebijakan yang belum berpihak kepada pelestarian
sumber daya alam, serta masih kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat
dalam konteks pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam (Sonapasma,
2010), hal ini berdampak DAS lambat laun mencapai tingkat yang kritis.

Pada

siklus

hidrologi

menggambarkan

fenomena

alam

yang

menghubungkan antara erosi, sedimentasi dan limpasan. Faktor utama terjadinya


erosi adalah hujan. Dampak dari erosi tanah dapat menyebabkan terjadinya
pengendapan di sungai sehingga sungai menjadi dangkal dan daya tampung
sungai berkurang. Penggunaan tata ruang yang tidak sesuai dengan kaidahnya
dapat mengakibatkan perubahan pada faktor penutupan lahan/tanaman penutup
yang merupakan faktor penentu dalam memprediksi erosi.
Lokasi penelitian berada di Kecamatan Tanggetada Kabupaten Kolaka, yang
merupakan wilayah Daerah Aliran Sungai Popalia dengan luas DAS + 102,28 km2
dan panjang total alur sungai 46,56 km. Sedimentasi akibat erosi yang terjadi di
hilir Sungai Popalia Oneeha sangat mengganggu operasional Bendung Popalia
dan lokasi pemukiman masyarakat Desa Oneeha di dekat muara sungai dimana
mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani sawah dan petani tambak
udang/ikan. Sejak masuknya Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Damai
Jaya Lestari pada Tahun 2005 di wilayah Kecamatan Tanggetada dan Kecamatan
Watubangga, masyarakat di sekitar hilir dan muara sungai sering di landa banjir
tahunan dimana puncaknya terjadi bencana banjir bandang pada pertengahan
bulan Mei 2015 yang mengakibatkan tertimbunnya Bendung Popalia oleh
sedimen yang berasal dari hulu DAS Popalia, sawah-sawah dan pemukiman
penduduk pula ikut terendam.
Berkaitan dengan hal tersebut penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian guna mendapatkan informasi sejauh mana laju erosi yang terjadi
sebagai penyumbang sedimentasi terbesar di wilayah DAS Popalia untuk
kemudian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Kolaka dalam pengelolaan lahan di wilayah DAS dalam bentuk
penyusunan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Tahun 2015-2035 dengan
mengangkat judul Prakiraan Laju Erosi pada DAS Popalia Kabupaten
Kolaka dengan Menggunakan Metode Revised Universal Soil Loss Equation
(RUSLE).

1.2. RUMUSAN MASALAH


Dari penjelasan latar belakang di atas maka permasalahan tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Berapa jumlah curah hujan efektif yang terjadi di DAS Popalia.
2. Berapa laju erosi yang terjadi di DAS Popalia akibat curah hujan.
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah:
1. Menganalisa curah hujan efektif yang terjadi di DAS Popalia.
2. Mengetahui besarnya nilai laju erosi lahan yang terjadi akibat curah
hujan pada guna lahan di DAS Popalia.
3. Menjelaskan kriteria erosi dengan visualisasi berupa pemetaan yang
didasarkan akibat tata guna lahan.
1.4. BATASAN MASALAH
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, agar lebih sederhana dan lebih
teliti maka dalam penelitian ini perlu adanya batasan masalah antara lain:
1. Menghitung curah hujan efektif yang berpengaruh terhadap Daerah
2.
3.
4.
5.

Aliran Sungai (DAS) Popalia.


Menghitung Erodibilitas yang terjadi di DAS Popalia.
Menghitung kemiringan lereng DAS Popalia.
Menghitung panjang lereng DAS Popalia.
Menghitung laju erosi yang terjadi tahun ini dan tahun mendatang.

1.5. MANFAAT PENELITIAN


1. Sebagai peneliti; mengetahui, memahami perhitungan laju erosi melalui
parameter-parameter dan variabel-variabel.
2. Sebagai referensi bagi peneliti lain dalam menganalisa laju erosi.
3. Sebagai informasi bagi institusi terkait bahwa telah terjadi erosi lahan di
DAS Popalia.

You might also like