Professional Documents
Culture Documents
1.
Nomi Preffer dan Anna Coote bahwa mutu adalah konsep yang licin (
a slipperyconcept)
2.
Edward Sallis, kualitas adalah sesuatu yang tarik menarik antara sebagai konsep yangabsolut dan relatif.
3.
Hence, The quality of a
product or service is the fitness of that product or service for
meeting its intended used as required by the customer.
Kualitas dari suatu produk atau jasa adalah kelayakan atau kecocokan dari produk arau
jasa tersebut untuk memenuhi kegunaannya sehingga sesuai dengan yang diinginkan oleh
customer.
4.
Lovelock mendefinisikan kualitas sebagai tingkat mutu yang diharapkan, danpengendalian keragaman dalam
mencapai mutu tersebut untuk memenuhi kebutuhankonsumen.
5.
Kotler ( 2007) Kualitas dapat juga didefinisikan sebagai keseluruhan ciri serta sifatbarang dan jasa yang
berpengaruh pada kemampuan memenuhi kebutuhan yangdinyatakan maupun yang tersirat.
6.
Cateora dan Graham (2007: 39),menurut mereka mutu (
quality
) dibedakan ke dalam duadimensi : kualitas dari perspektif pasar dan kualitas kinerja.
Keduanya merupakan konsep penting, namun pandangan konsumen atas kualitas produk lebih banyak
berhubungan dengan kualitas dari perspektif pasar dibandingkan dengankualitas hasil.
7.
Christina (2004), mutu secara umum dapat diartkan sebagai sesuatu yang berhubungandengan satu atau lebih
karakteristik yang diharapkan terdapat dalam barang atau jasatertentu.
8.
Edward dan Sallis (1993) definisi relative mengenai mutu tersebut mengandung duaaspek, yaitu
pertama
adalah menyesuaikan diri dengan spesifikasi,
kedua
memenuhikebutuhan pelanggan
9.
Schuler dan Harris, 1992: 21) mutu produk dapat disimpulkan sebagai kecocokanpenggunaan produk (
fitness for use)
, artinya produk dan layanan harus melakukan apayang dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan
Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu (Quality Control), atau QC untuk akronimnya, adalah suatu proses yang pada
intinya adalah menjadikan entitas sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam
kegiatan produksi. Terdapat tiga aspek yang ditekankan pada pendekatan ini, yaitu:
1. Unsur-unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses-proses yang terdefinisi dan telah
terkelola dengan baik, kriteria integritas dan kinerja, dan identifikasi catatan.
2. Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi.
3. Elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya organisasi, motivasi,
semangat tim, dan hubungan yang berkualitas.
Lingkup kontrol termasuk pada inspeksi produk, di mana setiap produk diperiksa secara visual,
dan biasanya pemeriksaan tersebut menggunakan mikroskop stereo untuk mendapatkan detail
halus sebelum produk tersebut dijual ke pasar eksternal. Seseorang yang bertugas untuk
mengawasi (inspektur) akan diberikan daftar dan deskripsi kecacatan-kecacatan dari produk
cacat yang tidak dapat diterima (tidak dapat dirilis), contohnya seperti keretak atau kecacatan
permukaan. Kualitas dari output akan beresiko mengalami kecacatan jika salah satu dari tiga
aspek tersebut tidak tercukupi.
Penekanan QC terletak pada pengujian produk untuk mendapatkan produk yang cacat. Dalam
pemilihan produk yang akan diuji, biasanya dilakukan pemilihan produk secara acak
(menggunakan teknik sampling). Setelah menguji produk yang cacat, hal tersebut akan
dilaporkan kepada manajemen pembuat keputusan apakah produk dapat dirilis atau ditolak. Hal
ini dilakukan guna menjamin kualitas dan merupakan upaya untuk meningkatkan dan
menstabilkan proses produksi (dan proses-proses lainnya yang terkait) untuk menghindari, atau
setidaknya meminimalkan, isu-isu yang mengarah kepada kecacatan-kecacatan di tempat
pertama, yaitu pabrik. Untuk pekerjaan borongan, terutama pekerjaan-pekerjaan yang diberikan
oleh instansi pemerintah, isu-isu pengendalian mutu adalah salah satu alasan utama yang
menyebabkan tidak diperbaharuinya kontrak kerja.
Gugus kendali mutu
== Delapan Langkah ==
Dalam Metode yang dapat dipergunakan untuk menelusuri penyebab suatu permasalahan
terjadi.
Dasarnya adalah prinsip bahwa pemikiran yang bersumber dari orang banyak lebih baik
dari satu orang.
Dinamakan diagram tulang ikan karena bentuk dari diagram ini seperti tulang ikan,
dengan permasalahan sebagai kepalanya, dan penyebab-penyebab yang ada sebagai duridurinya.
Dengan demikian shbone ini tergantung dari penguasaan wawasan pengetahuan dan
teknologi yang dimiliki.
Oleh karenanya sebaiknya diagram tulang ikan ini diletakkan pada lokasi yang mudah
terlihat bagi semua sehingga semua orang dapat berpartisipasi.
Kategorisasi:
Dalam analisis shbone penyebab dari suatu permasalahan dapat dikategorisasi seperti sebagai
berikut:
gai berikut:
Kategori
Man (Manusia)
Machine (mesin)
Methode Metode)
Material (material)
Environment (lingkungan)
Kategori :
Tujuan
Kepemimpinan
Reward
Mekanisme pembantu
Kategori :
Input (masukan)
Proses
Output Keluaran)
Kategori :
Place (tempat)
People (orang)
Policy (kebijakan)
Kategori :
Surrounding
Supplier
System
Skill
Capaian akhir adalah adanya kesepakatan atas sebab-sebab yang paling utama dan paling
mungkin terjadi;
Tanyakan mengapa hal tsb adalah sebab yang paling mungkin terjadi;
Jika sudah tidak dapat menjawab lagi, ma-ka itulah sebab pokok yang mungkin dapat
mengakibatkan permasalahan terjadi.
Dalam hal bisnis, seringkali kita mendengar istilah ISO 9001. Mungkin, beberapa di antara Anda
ada yang masih belum memahami, apakah yang dimaksud dengan ISO 9001 itu. Untuk itu, kali
ini Sudut Bacaan akan membahas pengertian ISO 9001 dan peran pentingnya dalam dunia bisnis.
Namun sebelum itu, lebih baik kita pahami terlebih dahulu, arti dari istilah ISO itu sendiri.
ISO adalah singkatan dari International Standardization Organization. Sesuai dengan namanya,
ISO adalah suatu organisasi internasional yang berwewenang untuk menciptakan ketentuan
standar yang berlaku di seluruh dunia. Anggota ISO terdiri dari berbagai warga negara untuk
menjamin isi ketentuannya cukup adil. ISO berhak untuk membuat ketentuan standar dalam
bidang apapun.
Pada awalnya, ISO memiliki nama IOS (International Organization for Standardization) ketika
pertama kali diresmikan pada tahun 1947 di Swiss. Namun kemudian namanya dirubah menjadi
ISO karena kata iso dalam bahasa Yunani memiliki arti sama atau setara.
Sejak awal berdiri hingga saat ini, sudah banyak ketentuan standar yang dibuat oleh ISO. Salah
satunya adalah ISO 9001. Pengertian ISO 9001 adalah ketentuan standar yang diakui secara
internasional untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM).
Sistem Manajemen Mutu adalah kemampuan suatu perusahaan atau penyedia jasa/produk dalam
menjaga kualitas mutu dari produk maupun jasa yang dijualnya. Jika suatu perusahaan sudah
memiliki sertifikasi ISO 9001, maka dapat dikatakan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan
perusahaan tersebut sudah tentu memiliki mutu yang terjamin.
Manfaat dari ISO 9001 itu sendiri antara lain:
1. Menjamin kepuasan pelanggan terhadap produk/jasa yang dijual
2. Meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan
3. Menanamkan rasa bangga bagi karyawan sehingga memotivasi mereka untuk bekerja
lebih baik lagi
4. Mempermudah perusahaan untuk memperoleh bisnis dan mitra yang lebih baik dan lebih
banyak
5. Sebagai materi untuk menganalisa kemampuan suatu perusahaan
6. Meningkatkan manajemen pengendalian resiko sehingga perusahaan lebih stabil
7. Sistem perusahaan jadi semakin rapi dan terarah
ISO 9001 ditetapkan pada tahun 2008. Di dalamnya, terdapat beberapa elemen yang
diperhitungkan untuk mengukur manajemen mutu dari suatu perusahaan. Beberapa elemen
tersebut antara lain adalah:
ISO 14000
ISO 14000 adalah standar internasional tentang sistem manejemen lingkungan (Rothery, 1995)
yang sangat penting untuk di ketahui dan di laksanakan oleh seluruh sektor industri. Mengapa di
katakana sangat penting??? Itu sangat jelas sekali bahwa segala aktivitas di semua sektor industri
keci, besar akan berpemgaruh pada lingkungan yang akan sangat berpengaruh bagi makluk hidup
di sekitarnya, bukan hanya kita sebagai mausia, tetapi hewan dan tumbuhan akan juga
mendapatkan dampaknya. Untuk lebih jelasnya berikut adalah penjelasan tentang ISO 14000,
PENGERTIAN AMDAL DAN ISO 14000
Analisis mengenai dampak lingkungan adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan di Indonesia. Amdal dibuat
saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap lingkungan hidup
disekitarnya. Dasar hukum Amdal adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Dalam mengelola lingkungan maka dibutuhkan standar yang jelas, yaitu ISO 14000. Sistem ISO
14000 adalah standar sistem pengelolaan lingkungan yang dapat diterapkan pada bisnis apapun,
terlepas dari ukuran, lokasi, atau pendapatan. Tujuan dari sitem ini adalah untuk mengurangi
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh bisnis dan untuk mengurangi polusi dan limbah
yang dihasilkan oleh bisnis.
6
Tabel 1-3
Perbedaan antara TQM dan Teknik Manajemen Modern Lainnya.
ASPEK TQM REENGINEERING RIGHTSIZING RESTRUCTURING AUTOMATIONAsumsi-asumsi
yangdipertanyakan
Kebutuhandan keinginanpelangganFundamental
Penentuanstaff HubunganpelaporanAplikasi/penerpanteknologi
Lingkup perubahan
Bottom-Up Radikal Penentuanstaff dantanggung jawab kerjaOrganisasi System
Orientasi
Proses Proses Fungsional Fungsional Prosedur
Sasaran perbaikan
Incremental Dramatis Incremental Incremental Incremental
Sumber :
Manajemen Riview,
June 1994 (dalam Sutojo, 1994. P. 10)
F.
Prinsip dan Unsur Pokok dalam TQM
Prioritas
(prioritization)
yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapatdilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan,
mengingatketerbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu dengan menggunakandata maka manajemen dan
tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanyapada situasi tertentu yang vital.
Variasi
(Variation)
atau Variabilitas kinerja manusia. Data statistic dapatmemberikan gambaran mengenai variabilitas yang
merupakan bagian yangwajar dari setiap system organisasi. Dengan demikian organisasi dapatmemprediksi
hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.4.
Perbaikan berkesinambungan : melakukan proses secara sistematik dalammelaksanakan perbaikan
berkesinambungan. Konsep siklus PDCA
(Plant-Do-Check- Act),
yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan rencana,pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan
tindakan korektif terhadap hasil yangdiperoleh.
Sepuluh unsur utama TQM (Goetsch dan Davis, 1994, pp 14-18) sebagai berikut :1.
Fokus pada Pelanggan.
Dalam TQM, pelanggan internal dan eksternal merupakan
Driver
. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan
pelanggan internal berperan besar dalammenentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan
danganproduk atau jasa.
2.
Obsesi terhadap Kualitas.
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, penentuakhir kualitas pelanggan internal dan eksternal. Dengan
kualitas yang ditetapkantersebyt, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yangditentukan
tersebut, maka berlaku prinsip
good enough is never good enough.
3.
Pendekatan Ilmiah
. Dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaandan dalam proses pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah yang berkaitandengan pekerjaan yang di desain tersebut. Data diperlukan dan dipergunakan
dalammenyusun patok duga
(benchmark),
memantau prestasi, dan melaksanakanperbaikan.
4.
Komitmen Jangka Panjang
. TQM suatu paradigm baru dalam melaksanakanbisnis, untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula.
Oleh karena itukomitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budayaagar penerapan
TQM berjalan dengan sukses.
5.
Kerja Sama Tim
(Teamwork)
,
kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok lembagalembagapemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
8
6.
Team mania
Pengertian
Manajemen
Mutu
(Quality
Management)?
Di era industrialisasi yang semakin ketat dan kompetitif seperti sekarang ini, menurut
Gaspersz
(2008:3)
setiap
pelaku
bisnis
yang
ingin
memenangkan
kompetisi/pertandingan dalam dunia industri akan memberikan perhatian penuh
terhadap mutu. Nasution (2005:21) menegaskan hanya perusahaan yang dapat
menghasilkan mutu barang atau jasa yang sesuai dengan tuntutan pelanggan dapat
memenangkan persaingan tersebut. Cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam
persaingan global menurut Tjiptono dan Diana (2003:10) yaitu dengan melakukan
upaya/usaha perbaikan yang berkesinambungan terhadap kemampuan manusia,
proses, serta lingkungan, melalui penerapan manajemen mutu. Berdasarkan hasil studi
mengenai keberhasilan perusahaan-perusahaan industri kelas dunia yang berhasil
mengembangkan konsep mutu dalam perusahaan, menurut Gaspersz (2008:4) lahirlah
apa yang disebut sebagai Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management, TQM).
Sedangkan Purnama (2006:51) mengemukakan TQM ( Management Mutu) ialah
sistem terstruktur dengan serangkaian alat, teknik, dan filosofi yang didesain untuk
menciptakan budaya perusahaan yang memiliki fokus terhadap konsumen, melibatkan
partisipasi aktif para pekerja, dan perbaikan kualitas yang berkesinambungan yang
menunjang tercapainya kepuasan konsumen secara total dan terus-menerus. Gaspersz
(2008:266) mengemukakan TQM ( Management Mutu) ialah pendekatan
manajemen sistematik yang berorientasi pada organisasi, pelanggan, dan pasar melalui
kombinasi antara pencarian fakta praktis dan penyelesaian masalah, guna menciptakan
peningkatan secara signifikan dalam kualitas, produktivitas, dan kinerja lain dari
perusahaan.