Professional Documents
Culture Documents
Case Report
DEPRESI SEDANG
Disusun Oleh:
Aviciena Bin Iskandar
NIM. 1010015036
Pembimbing:
dr. Denny Jeffry Rotinusulu, Sp. KJ
LAPORAN KASUS
Pasien datang ke Poli RSKD Atma Jaya pada hari Kamis, 13 November
2014 pukul 09.30 WITA. Anamnesis dan pemeriksaan pertama kali dilakukan di
ruang Poliklinik Umum RSKD Atma Husada Mahakam Samarinda, kemudian
dilanjutkan dengan anamnesis lebih lanjut di ruang tunggu Poliklinik RSKD Atma
Husada Mahakam Samarinda pada hari yang sama. Jenis wawancara yang
dilakukan adalah autoanamnesis dan heteroanamnesis dengan anak pasien.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny.Nr
Umur
: 32 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Menikah
Pendidikan terakhir
: D3
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Suku
: Kutai-Bugis
Alamat
STATUS PRAESENS
a. Status Internus
Keadaan umum
: Sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Frekuensi nadi
Frekuensi nafas
: 20 x/menit
Suhu
: 36,5 0 C
Sistem kardiovaskular
: normal
Sistem respiratorik
: normal
Sistem gastrointestinal
: normal
Sistem urogenital
: normal
Kelainan khusus
: normal
b. Status Neurologikus
Panca indera
Tanda meningeal
Tekanan intrakranial
Mata
Gerakan
Pupil
Diplopia
: Tidak ada
Visus
Anamnesa
Keluhan Utama : Sering Menangis
Riwayat perjalanan penyakit sekarang
Autoanamnesis oleh pasien yang bersangkutan dan Alloanamnesis oleh
bapak kandung pasien, suami sedang bekerja (pekerjaan sebagai polisi : Brimob).
Autoanamnesa :
Sering menangis dirasakan pasien tidak wajar dan sangat menganggu sejak
dua minggu terakhir sebelum memutuskan untuk pergi ke poli RSKD Atma Jaya.
Pasien sering menangis sekitar 10-15 menit disertai dengan dada terasa berat yang
diakui pasien bila dia sedang mengingat almarhumah ibunya yang meninggal pada
tahun 2006 karena serangan Stroke. Pasien juga mengeluhkan kurang
berkonsentrasi dalam melakukan kegiatan, nafsu makan berkurang, mudah lelah
dan takut keluar rumah 2 minggu ini. Pasien merasakan dirinya sekarang amat
lelah dan lesu serta tidak bertenaga. Keinginan untuk kembali bekerja tidak ada,
walaupun dulu sempat bekerja sebagai wiraswasta thn 2005-2006, setelah itu
pasien berhenti bekerja karena harus merawat ibundanya yang sakit-sakitan keluar
masuk RS, sampai akhirnya meninggal dunia pada tahun 2006, dan ditambah
dengan keputusan suami agar pasien tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga
saja. Pasien mengaku tidak pernah mendengar bisikan-bisikan, mencium bau tidak
sedap maupun melihat bayangan aneh. Pasien sering berpikir mengapa hidupnya
seperti ini, ibu tidak sembuh-sembuh dan suami melarang untuk bekerja. Pasien
juga merasa sedih dengan kondisi dirinya saat ini terutama melihat dirinya yang
sering menangis hilang timbul dan badan semakin kurus. Pasien makan dalam
sehari 2 kali pagi hari dan siang hari 2-3 sendok saja dan tidak habis. Pasien tidak
tahu berapa kilogram berat badannya turun, tetapi pasien hanya merasa lebih
kurus saja dan celananya lebih longgar dari biasanya. Pasien merasa keluhankeluhan yang dialaminya tidak baik bagi dirinya. Sehingga pasien ingin berobat
agar pasien sembuh dan keadaannya tidak bertambah parah.
Alloanamnesa:
Menurut pengakuan keluarga pasien (Bapak), pasien sering diam dan
murung di rumah terutama 2 minggu terakhir ini. Keluarga juga menceritakan
pasien mulai cemas jika pasien berada di suasana keramaian seperti dengan
tetangga-tetangga sekitar rumah oleh karena itu lebih sering dirumah. Jika pasien
merasa gelisah dan cemas, pasien merasa dadanya berat, pusing, badannya serasa
melayang. Karena keluhan-keluhan tersebut, kami sempat membawa pasien ke
tempat berobat Ruqiyah dengan ustadz dan anggotanya, 3 kali dalam seminggu di
Samarinda Seberang tapi tidak sembuh. Pasien dikatakan tidak menderita suatu
penyakit namun ada mahluk gaib lainnya yang menyelubungi hatinya.
Menurut bapak pasien, pasien juga merasakan bahwa hati, pikiran, dan
fisiknya sering merasa lelah sehingga mengalami penurunan nafsu makan. Jika
makan, pasien hanya makan 2-3 sendok saja dan tidak habis.
Gambaran Kepribadian
Pasien merupakan pribadi yang periang dan mudah bergaul banyak teman.
Tetapi
pasien
suka
menyimpan
masalahnya
sendiri,
dan
berusaha
menyelesaikannya sendiri tanpa meminta bantuan kepada orang lain, bahkan tidak
dengan suaminya.
Faktor Pencetus
Pasien mengatakan bahwa dia sering menangis dan dirinya merasa cemas,
karena memikirkan/ mengingat almarhumah ibunya yang meninggal pada tahun
2006 karena serangan Stroke dan ditambah dengan keputusan suami agar pasien
tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga saja (karena pasien berpendapat
harusnya setelah ibu meninggal saya kembali bekerja, ingin ada kegiatan dan
bersosialisasi, jika tidak akan selalu teringat ibundanya dirumah.
Riwayat perkawinan
Pasien sudah menikah dan memiliki 2 orang anak, keduanya dilahirkan
normal.
Riwayat sosial ekonomi
Pasien berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah.
Tengkurap : 5 bulan
Panjang : 50 cm
Duduk : 7 bulan
Berjalan: 13 Bulan
Merangkak : lupa
Berdiri : 10 bulan
: Meninggal
Status Psikiatrikus
Kesan umum
: cepat
Arus pikiran
: koheren
Isi pikiran
Intelegensi
: baik
Persepsi
Psikomotor
: normal
7
Kemauan
Insight
: baik
: compos mentis
: kooperatif
: baik
o Inisiatif
: baik
o Ekspresi wajah
o Verbalisasi
: sedih
: (+) lancar
B. Keadaan Spesifik
Keadaan Afek
o Afek
: sesuai
o Arus Emosi
: stabil
: baik
o Konsentrasi
: baik
o Orientasi
: baik
o Insight
: baik
: cepat
o Arus fikiran
: koheren
o Isi
o Ilusi
: (-)
: normal
Kemauan
C. Diagnosis
Formulasi Diagnosis
Pasien sering menangis dirasakan tidak wajar dan sangat menganggu sejak
dua minggu terakhir sebelum memutuskan untuk pergi ke poli RSKD
Atma Jaya. Pasien sering menangis sekitar 10-15 menit disertai dengan
dada terasa berat yang diakui pasien bila dia sedang mengingat
almarhumah ibunya yang meninggal pada tahun 2006 karena serangan
Stroke. Pasien juga mengeluhkan kurang berkonsentrasi dalam melakukan
kegiatan, nafsu makan berkurang, mudah lelah dan takut keluar rumah 2
minggu ini. Pasien merasakan dirinya sekarang amat lelah dan lesu serta
tidak bertenaga. Keinginan untuk kembali bekerja tidak ada, walaupun
dulu sempat bekerja sebagai wiraswasta thn 2005-2006, setelah itu pasien
berhenti bekerja karena harus merawat ibundanya yang sakit-sakitan
keluar masuk RS, sampai akhirnya meninggal dunia pada tahun 2006, dan
ditambah dengan keputusan suami agar pasien tidak bekerja dan menjadi
ibu rumah tangga saja. Pasien mengaku tidak pernah mendengar bisikanbisikan, mencium bau tidak sedap maupun melihat bayangan aneh. Pasien
sering berpikir mengapa hidupnya seperti ini, ibu tidak sembuh-sembuh
dan suami melarang untuk bekerja. Pasien juga merasa sedih dengan
kondisi dirinya saat ini terutama melihat dirinya yang sering menangis
hilang timbul dan badan semakin kurus. Pasien makan dalam sehari 2 kali
pagi hari dan siang hari 2-3 sendok saja dan tidak habis. Pasien tidak tahu
berapa kilogram berat badannya turun, tetapi pasien hanya merasa lebih
9
kurus saja dan celananya lebih longgar dari biasanya. Pasien merasa
keluhan-keluhan yang dialaminya tidak baik bagi dirinya. Sehingga pasien
ingin berobat agar pasien sembuh dan keadaannya tidak bertambah parah.
Pasien merupakan pribadi yang periang dan mudah bergaul. Tetapi pasien
suka menyimpan masalahnya sendiri, dan berusaha menyelesaikannya
sendiri tanpa meminta bantuan kepada orang lain, bahkan tidak dengan
suaminya.
Pasien mengatakan bahwa dia sering menangis dan dirinya merasa cemas,
karena memikirkan/ mengingat almarhumah ibunya yang meninggal pada
tahun 2006 karena serangan Stroke dan ditambah dengan keputusan suami
agar pasien tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga saja (karena
pasien berpendapat harusnya setelah ibu meninggal saya kembali bekerja,
ingin ada kegiatan dan bersosialisasi, jika tidak akan selalu teringat
ibundanya dirumah
Frekuensi nafas
: 20 x/menit
Suhu
: 36,5 0 C
Keadaan Gizi
: Baik
Kulit
Kepala/ Leher :
Pembesaran KGB (-/-), Deviasi trakea (-), Oedem palpebra dan wajah (-)
Flat, teraba lunak, turgor baik, nyeri tekan (-), ascites (-)
Ekstremitas
-
D. Diagnosis Multiaksial
Aksis I
Aksis II
11
E. Usulan Pemeriksaan
EKG, Urinalisa lengkap, darah lengkap, tes fungsi hati dan tes fungsi
ginjal.
F. Penatalaksanaan
Farmakoterapi
Fluoxetine 2 x 20 mg
Psikoterapi
G. Prognosis
Dubia ad bonam
PEMBAHASAN
A. DIAGNOSIS
Fakta
Teori
Anamnesis
12
Gejala utama:
Suasana perasaan (mood)/afek yang depresif
Kehilangan minat dan kegembiraan
Berkurangnya
energi
yang
menuju
meningkatnya keadaan mudah lelah
Gejala lain:
Konsentrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dan kepercayaan berkurang
Gagasan tentanng rasa bersalah dan tidak
berguna
Pandangan masa depan yang suram dan
pesimistis
Gagasan/perbuatan membahayakan diri/bunuh
diri
Tidur terganggu
Nafsu makan berkurang
serta
Keinginan
tidak
bertenaga.
untuk
kembali
thn
setelah
pasien
itu
2005-2006,
berhenti
13
masuk
RS,
sampai
2006,
dan
ditambah
tidak
bekerja
dan
bisikan-bisikan,
bau
tidak
sedap
dan
suami
merasa
sedih
dengan
Pasien
merasa
keluhan-keluhan
dialaminya
tidak
yang
baik
bagi
14
tidak
bertambah
parah.
Pada
pemeriksaan
didapatkan
tidak
psikiatri
penampilan
gelisah,
rapi,
kooperatif,
dalam
batas
normal,
baik,
psikomotor
sendiri,
berusaha
dan
menyelesaikannya
cemas,
memikirkan/
karena
mengingat
15
almarhumah
ibunya
yang
dengan
keputusan
akan
selalu
teringat
ibundanya dirumah
Diagnosis
Diagnosis F32.1Episode Depresif sedang pada pasien perempuan, usia 32
tahun ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan psikiatri.
Pada kasus ini, penegakkan diagnosis disesuaikan dengan literatur menurut
kriteria PPDGJ III dan DSM-IV-TR.
17
penurunan berat badan (sering ditentukan sebagai 5% atau lebih dari berat
badan bulan terakhir), kehilangan libido secara mencolok. Biasanya
sindrom somatik ini hanya dianggap ada apabila sekitar empat dari gejala
itu pasti dijumpai.
Perbedaan antara episode depresif ringan, sedang, berat terletak
pada penilaian klinis yang kompleks yang meliputi jumlah, bentuk dan
keparahan gejala yang ditemukan. Seringkali luasnya aktivitas pekerjaan
biasa dan sosial merupakan petunjuk yang berguna untuk memperkirakan
derajat keparahan suatu episode, akan tetapi ada pengaruh individual,
sosial, dan budaya yang cukup umum dan cukup kuat yang mengganggu
hubungan selaras antara keparahan gejala dan kinerja sosial.
Pedoman Diagnostik
Ciri esensial adalah depresi suasana perasaan (mood) yang
berlangsung sangat lama yang tak pernah atau jarang sekali cukup parah
untuk memenuhi kriteria gangguan depresif berulang ringan atau sedang.
Biasanya mulai dini dalam kehidupan dewasa dan berlangsung sekurangkurangnya beberapa tahun, kadang-kadang untuk jangka waktu tidak
terbatas.
18
hati
yang
depresi
atau
hilangnya
minat
atau
rambut
atau
kulit),
atau
retardasi
kemampuan
berpikir,
konsentrasi,
19
Penatalaksanaan
Farmakoterapi
Sindrom depresi disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa
aminergic neurotransmitter (noradrenalie, serotonine, dopamine) pada sinaps
neuron di SSP (khususnya pada sistem limbik).
Mekanisme kerja obat anti-depresi adalah :
20
Efek samping yang tidak berat (tergantung daya toleransi dari penderita), biasanya
berkurang setelah 2-3 minggu bila tetap diberikan dengan dosis yang sama.
Pada dasarnya semua obat anti-depresi mempunyai efek primer (efek
klinis) yang sama pada dosis ekuivalen, perbedaan terutama pada efek sekunder
(efek samping). Pemilihan obat anti-depresi tergantung pada toleransi pasien
terhadap efek samping dan penyesuaia efek samping terhadap kondisi pasien
(usia, penyakit fisik tertentu, jenis depresi)
Berdasarkan kriteria PPDGJ III tersebut, semua kriteria yang ada
terpenuhi untuk pasien pada kasus ini sehingga dapat digolongkan sebagai episode
depresif sedang
Bila diagnosa depresi sudah dibuat, maka perlu dinilai taraf hebatnya
gejala depresi dan besarnya kemungkinan bunuh diri. Hal ini ditanyakan dengan
bijkasana dan penderita sering merasa lega bila ia dapat mengeluarkan pikiranpikiran bunuh diri kepada orang yang memahami masalahnya, tetapi pada
beberapa penderita ada yang tidak memberitahukan keinginan bunuh dirinya
kepada pemeriksa karena takut di cegah. Bila sering terdapat pikiran-pikiran atau
rancangan bunuh diri, maka sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit dengan
pemberian terapi elektrokonvulsi di samping psikoterapi dan obat anti depresan.
Sebagian besar klinisi dan peneliti percaya bahwa kombinasi psikoterapi dan
farmakoterapi adalah pengobatan yang paling efektif untuk gangguan depresi.
Tiga jenis psikoterapi jangka pendek yaitu terapi kognitif, terapi interpersonal dan
terapi perilaku, telah diteliti tentang manfaatnya di dalam pengobatan gangguan
depresi.
21
Pada farmakoterapi digunakan obat anti depresan, dimana anti depresan dibagi
dalam beberapa golongan yaitu :
1. Golongan trisiklik, seperti : amitryptylin, imipramine, clomipramine dan
opipramol.
2. Golongan tetrasiklik, seperti : maproptiline, mianserin dan amoxapine.
3. Golongan MAOI-Reversibel (RIMA, Reversibel Inhibitor of Mono Amine
Oxsidase-A), seperti : moclobemide.
4. Golongan atipikal, seperti : trazodone, tianeptine dan mirtazepine.
5. Golongan SSRI (Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor), seperti :
sertraline, paroxetine, fluvoxamine, fluxetine dan citalopram.
Jenis-jenis obat anti-depresi yang biasa digunakan adalah :
Tetrasiklik
Golongan obat : maprotiline, mianserin, amoxapine
Obat-obatan ini memiliki efek samping pada otonomik dan kardiologik
yang relatif kecil namun efek sedasinya lebih kuat. Pemberiannya
diberikan pada pasien yang kondisinya kurang tahan terhadap efek
22
otonomik dan kardiologik (pasien usia lanjut) dan juga pada pasien dengan
sindrom depresi yang disertai dengan gejala anxietas dan insomnia yang
menonjol.
Atypical
Golongan obat : trazodone, tianeptine, mirtazapine
Efek samping dan pemberian obat sama seperti pada obat golongan
tetrasiklik
sampingnya relatif lebih berat. Bila pilihan kedua belum berhasil, dapat beralih
ketiga dengan spektrum anti-depresi yang lebih sempit, dan juga efek samping
lebih ringan dibandingkan trisiklik, yang teringan adalah golongan MAOI
reversibel. Disamping itu juga dipertimbangkan bahwa pergantian SSRI ke MAOI
membutuhkan waktu 2-4 minggu istirahat untuk washout period.
Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan onset efek primer (efek klinis)
sekitar 2-4 minggu, efek sekunder (efek samping) sekitar 12-24 jam serta waktu
paruh sekitar 12-48 jam (pemberian 1-2 kali perhari).
Psikoterapi suportif
Psikoterapi ini hampir selalu diindikasikan. Memberikan kehangatan,
empati, pengertian dan optimisme. Bantu pasien mengidentifikasi dan
mengekspresikan emosinya dan bantu untuk ventilasi. Mengidentifikasi
faktor-faktor presipitasi dan membantu mengoreksi. Bantu memecahkan
problem eksternal (misalnya masalah pekerjaan, rumah tangga). Latih
pasien untuk mengenal tanda-tanda dekompensasi yang akan datang.
Temui pasien sesering mungkin (mula-mula 1-3 kali per minggu) dan
secara teratur, tetapi jangan sampai tidak berakhir atau selamanya.
24
Psikoterapi psikodinamik
Dasar terapi ini adalah teori psikodinamik yaitu kerentanan psikologik
terjadi akibat konflik perkembangan yang tak selesai. Terapi ini dilakukan
dalam periode jangka panjang. Perhatian pada terapi ini adalah defisit
psikologik yang menyeluruh yang diduga mendasari gangguan depresi.
Misal- nya, problem yang berkaitan dengan rasa bersalah, rasa rendah diri,
berkaitan dengan pengalaman yang memalukan, peng- aturan emosi yang
buruk, defisit interpersonal akibat tak adekuatnya hubungan dengan
keluarga.
Pasien
dapat
mengenal
materi
konfliknya
dan
dapat
mengekspresikannya.
Terapi perkawinan
Problem perkawinan dan keluarga sering menyertai depresi dan dapat
mempengaruhi penyembuhan fisik. Oleh karena itu, perbaikan hubungan
perkawinan merupakan hal penting dalam terapi ini.
Prognosis
Prognosis pada pasien yang mengalami depresi pada umumnya baik apabila :
25
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan & Sadock: Sinopsis Psikiatri Jilid 2, Edisi 7, Penerbit Bina Rupa Aksara,
Jakarta, 1997.
Maslim, R. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa , Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III. Jakarta : PT Nuh Jaya.
Maslim, R. 2002. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi
Ketiga. Jakarta : PT Nuh Jaya.
Willy F.Maramis. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.
Surabaya : Airlangga University Press.
26