You are on page 1of 27

SMF/Lab Ilmu Kedokteran Jiwa

Case Report

Fakultas Kedokteran Umum


Universitas Mulawarman

DEPRESI SEDANG

Disusun Oleh:
Aviciena Bin Iskandar
NIM. 1010015036

Pembimbing:
dr. Denny Jeffry Rotinusulu, Sp. KJ

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik


SMF/lab Ilmu Kedokteran Jiwa
Fakultas Kedokteran Umum
Universitas Mulawarman
2014

LAPORAN KASUS
Pasien datang ke Poli RSKD Atma Jaya pada hari Kamis, 13 November
2014 pukul 09.30 WITA. Anamnesis dan pemeriksaan pertama kali dilakukan di
ruang Poliklinik Umum RSKD Atma Husada Mahakam Samarinda, kemudian
dilanjutkan dengan anamnesis lebih lanjut di ruang tunggu Poliklinik RSKD Atma
Husada Mahakam Samarinda pada hari yang sama. Jenis wawancara yang
dilakukan adalah autoanamnesis dan heteroanamnesis dengan anak pasien.
IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny.Nr

Umur

: 32 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Status perkawinan

: Menikah

Pendidikan terakhir

: D3

Pekerjaan

: Tidak bekerja

Suku

: Kutai-Bugis

Alamat

:Jl. Mangkupalas No.25 Rt.11 (Samarinda Seberang)

STATUS PRAESENS
a. Status Internus
Keadaan umum

: Sedang

Kesadaran

: Compos mentis

Tanda vital
Tekanan darah

: 120/70 mmHg

Frekuensi nadi

: 80 x/ menit, reguler kuat angkat

Frekuensi nafas

: 20 x/menit

Suhu

: 36,5 0 C

Sistem kardiovaskular

: normal

Sistem respiratorik

: normal

Sistem gastrointestinal

: normal

Sistem urogenital

: normal

Kelainan khusus

: normal

b. Status Neurologikus
Panca indera

: Tidak didapatkan kelainan

Tanda meningeal

: Tidak didapatkan kelainan

Tekanan intrakranial

: tidak didapatkan kelainan

Mata

Gerakan

: normal, strabismus (-)

Pupil

: isokor 3mm/3mm, midriasis (-)

Diplopia

: Tidak ada

Visus

: secara kasar normal

Anamnesa
Keluhan Utama : Sering Menangis
Riwayat perjalanan penyakit sekarang
Autoanamnesis oleh pasien yang bersangkutan dan Alloanamnesis oleh
bapak kandung pasien, suami sedang bekerja (pekerjaan sebagai polisi : Brimob).
Autoanamnesa :
Sering menangis dirasakan pasien tidak wajar dan sangat menganggu sejak
dua minggu terakhir sebelum memutuskan untuk pergi ke poli RSKD Atma Jaya.
Pasien sering menangis sekitar 10-15 menit disertai dengan dada terasa berat yang
diakui pasien bila dia sedang mengingat almarhumah ibunya yang meninggal pada
tahun 2006 karena serangan Stroke. Pasien juga mengeluhkan kurang
berkonsentrasi dalam melakukan kegiatan, nafsu makan berkurang, mudah lelah
dan takut keluar rumah 2 minggu ini. Pasien merasakan dirinya sekarang amat
lelah dan lesu serta tidak bertenaga. Keinginan untuk kembali bekerja tidak ada,
walaupun dulu sempat bekerja sebagai wiraswasta thn 2005-2006, setelah itu
pasien berhenti bekerja karena harus merawat ibundanya yang sakit-sakitan keluar

masuk RS, sampai akhirnya meninggal dunia pada tahun 2006, dan ditambah
dengan keputusan suami agar pasien tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga
saja. Pasien mengaku tidak pernah mendengar bisikan-bisikan, mencium bau tidak
sedap maupun melihat bayangan aneh. Pasien sering berpikir mengapa hidupnya
seperti ini, ibu tidak sembuh-sembuh dan suami melarang untuk bekerja. Pasien
juga merasa sedih dengan kondisi dirinya saat ini terutama melihat dirinya yang
sering menangis hilang timbul dan badan semakin kurus. Pasien makan dalam
sehari 2 kali pagi hari dan siang hari 2-3 sendok saja dan tidak habis. Pasien tidak
tahu berapa kilogram berat badannya turun, tetapi pasien hanya merasa lebih
kurus saja dan celananya lebih longgar dari biasanya. Pasien merasa keluhankeluhan yang dialaminya tidak baik bagi dirinya. Sehingga pasien ingin berobat
agar pasien sembuh dan keadaannya tidak bertambah parah.

Alloanamnesa:
Menurut pengakuan keluarga pasien (Bapak), pasien sering diam dan
murung di rumah terutama 2 minggu terakhir ini. Keluarga juga menceritakan
pasien mulai cemas jika pasien berada di suasana keramaian seperti dengan
tetangga-tetangga sekitar rumah oleh karena itu lebih sering dirumah. Jika pasien
merasa gelisah dan cemas, pasien merasa dadanya berat, pusing, badannya serasa
melayang. Karena keluhan-keluhan tersebut, kami sempat membawa pasien ke
tempat berobat Ruqiyah dengan ustadz dan anggotanya, 3 kali dalam seminggu di
Samarinda Seberang tapi tidak sembuh. Pasien dikatakan tidak menderita suatu
penyakit namun ada mahluk gaib lainnya yang menyelubungi hatinya.
Menurut bapak pasien, pasien juga merasakan bahwa hati, pikiran, dan
fisiknya sering merasa lelah sehingga mengalami penurunan nafsu makan. Jika
makan, pasien hanya makan 2-3 sendok saja dan tidak habis.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat mengalami kejang demam (-), kejang tanpa demam (-)

Riwayat trauma (-)

Riwayat mengkonsumsi minuman alkohol, narkoba (-), merokok (-)

Riwayat rawat inap atau jalan di RSJ (-)

Riwayat operasi dan rawat inap RS (-)

Gambaran Kepribadian
Pasien merupakan pribadi yang periang dan mudah bergaul banyak teman.
Tetapi

pasien

suka

menyimpan

masalahnya

sendiri,

dan

berusaha

menyelesaikannya sendiri tanpa meminta bantuan kepada orang lain, bahkan tidak
dengan suaminya.
Faktor Pencetus
Pasien mengatakan bahwa dia sering menangis dan dirinya merasa cemas,
karena memikirkan/ mengingat almarhumah ibunya yang meninggal pada tahun
2006 karena serangan Stroke dan ditambah dengan keputusan suami agar pasien
tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga saja (karena pasien berpendapat
harusnya setelah ibu meninggal saya kembali bekerja, ingin ada kegiatan dan
bersosialisasi, jika tidak akan selalu teringat ibundanya dirumah.

Riwayat perkawinan
Pasien sudah menikah dan memiliki 2 orang anak, keduanya dilahirkan
normal.
Riwayat sosial ekonomi
Pasien berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah.

Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada yang mengalami keluhan seperti pasien, ibu riwayat sakit stroke,
bapak tekanan darah tinggi.
Hubungan dengan keluarga dan lingkungan
Akhir akhir ini pasien sudah mulai tidak terlalu mengatur urusan
rumah tangga dan cenderung tertutup kepada keluarga tanpa pernah menuangkan
isi hati. Pasien tidak memiliki keinginan untuk berkomunikasi dengan tetangga da
orang di sekitar rumah lainnya. Sebelum keluhan pasien dekat dengan
keluarganya, dan tidak ada masalah, baik dengan suami, anak maupun orang tua.
Pasien juga merupakan pribadi yang periang dan mudah berteman, dan pasien
merasa tidak ada masalah baik dengan orang sekitar maupun dengan tetangganya.
Riwayat Pribadi
1. Masa anak-anak awal (0-3 tahun)
Riwayat prenatal, kehamilan ibu dan kelahiran : Normal
Menurut Bapak pasien :

Riwayat kelahiran/ persalinan


Pasien dilahirkan di rumah, dibantu oleh bidan. Usia kandungan pada saat
melahirkan pasien adalah cukup bulan (aterm). Tidak terdapat kesulitan yang berarti pada
saat pasien dilahirkan, dan ibu juga tidak ada menderita tekanan darah tinggi, atau trauma
pada saat hamil (kehamilan normal).

Riwayat post natal


Periksa kontrol rutin di Puskesmas dekat rumah
Anak : Sehat

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


BB lahir : 3,4 kg

Tengkurap : 5 bulan

Panjang : 50 cm

Duduk : 7 bulan

Berjalan: 13 Bulan

Merangkak : lupa
Berdiri : 10 bulan

Riwayat Makan dan Minum obat


Asi : O bulan- 8 bulan
Dihentikan : 8 bulan
Alasan : ASI berhenti produksi diganti susu Sapi
Buah : 6 bulan
Bubur saring : 6 bulan

Riwayat Imunisasi : BCG, Polio, Campak, DPT, Hep.B lengkap


2. Kebiasaan makan dan minum : Normal
3. Perkembangan awal : Normal
4. Toilet Training : Normal
5. Gejala-gejala dari masalah perilaku : (-)
6. Kepribadian dan tempramen sebagai anak : Baik, penurut, pendiam
7. Mimpi-mimpi awal dan fantasi : tidak ada, semua dalam batas normal
2. Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)
3. Masa kanak-kanak akhir : Pubertas sampai remaja
- Hubungan dengan teman sebaya : Baik
-Riwayat sekolah : Tidak ada masalah
-Perkembangan kognitif dan motorik : Baik
-Masalah-masalah fisik dan emosi remaja yang utama : -Riwayat Psikoseksual : -Latar Belakan Agama : Islam, suka mengaji
4. Masa Dewasa
- Riwayat pekerjaan : Baik, tidak ada masalah waktu bekerja tapi sekarang
berhenti/ tidak bekerja
- Aktifitas Sosial : - Seksualitas dewasa : Normal
-Riwayat Militer :
- Sistem penghargaan/ nilai :
Genogram

Pasien merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara, dan memiliki 2 orang anak

: Meninggal

Status Psikiatrikus
Kesan umum

: penampilan rapi, tenang, kooperatif

Kontak : verbal (+) lancar, visual (+)


Kesadaran

: orientasi orang (+), waktu (+),tempat (+);

atensi (+), Memori (+)


Emosi / afek
Proses berpikir

: Stabil/ afek sesuai


: Bentuk pikiran

: cepat

Arus pikiran

: koheren

Isi pikiran

: waham (-), ide bunuh diri (-)

Intelegensi

: baik

Persepsi

: halusinasi visual(-), auditori (-); ilusi (-)

Psikomotor

: normal
7

Kemauan

: ADL (+) mandiri

Insight

: baik

IKHTISAR & KESIMPULAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI


A. Keadaan Umum
o Kesadaran
o Sikap

: compos mentis

: kooperatif

o Tingkah laku : sedikit murung dan gelisah


o Perhatian

: baik

o Inisiatif

: baik

o Ekspresi wajah
o Verbalisasi

: sedih

: (+) lancar

B. Keadaan Spesifik
Keadaan Afek
o Afek

: sesuai

o Arus Emosi

: stabil

Keadaan dan fungsi Intelek


o Daya Ingat

: baik

o Konsentrasi

: baik

o Orientasi

: baik

o Insight

: baik

Keadaan Proses berpikir


o Bentuk fikiran

: cepat

o Arus fikiran

: koheren

o Isi

: waham (-), ide bunuh diri (-)

Keadaan sensasi dan persepsi


o Halusinasi

: (-) visual dan auditorik

o Ilusi

: (-)

Keadaan intelektual dan perbuatan

o Kegaduhan umum : (-)


o Deviasi seksual : (-)
Psikomotor

: normal

Kemauan

: ADL (+) mandiri

C. Diagnosis
Formulasi Diagnosis

Seorang Perempuan, usia 32 tahun, beragama Islam, status menikah, D3,


tidak bekerja, tinggal di Samarinda. Datang berobat ke Poli RSKD Atma
Husada Mahakam Samarinda diantar oleh bapak pasien yang tinggal
serumah pada hari rabu 12 November 2014 pukul 10.00 WITA.

Pasien sering menangis dirasakan tidak wajar dan sangat menganggu sejak
dua minggu terakhir sebelum memutuskan untuk pergi ke poli RSKD
Atma Jaya. Pasien sering menangis sekitar 10-15 menit disertai dengan
dada terasa berat yang diakui pasien bila dia sedang mengingat
almarhumah ibunya yang meninggal pada tahun 2006 karena serangan
Stroke. Pasien juga mengeluhkan kurang berkonsentrasi dalam melakukan
kegiatan, nafsu makan berkurang, mudah lelah dan takut keluar rumah 2
minggu ini. Pasien merasakan dirinya sekarang amat lelah dan lesu serta
tidak bertenaga. Keinginan untuk kembali bekerja tidak ada, walaupun
dulu sempat bekerja sebagai wiraswasta thn 2005-2006, setelah itu pasien
berhenti bekerja karena harus merawat ibundanya yang sakit-sakitan
keluar masuk RS, sampai akhirnya meninggal dunia pada tahun 2006, dan
ditambah dengan keputusan suami agar pasien tidak bekerja dan menjadi
ibu rumah tangga saja. Pasien mengaku tidak pernah mendengar bisikanbisikan, mencium bau tidak sedap maupun melihat bayangan aneh. Pasien
sering berpikir mengapa hidupnya seperti ini, ibu tidak sembuh-sembuh
dan suami melarang untuk bekerja. Pasien juga merasa sedih dengan
kondisi dirinya saat ini terutama melihat dirinya yang sering menangis
hilang timbul dan badan semakin kurus. Pasien makan dalam sehari 2 kali
pagi hari dan siang hari 2-3 sendok saja dan tidak habis. Pasien tidak tahu
berapa kilogram berat badannya turun, tetapi pasien hanya merasa lebih
9

kurus saja dan celananya lebih longgar dari biasanya. Pasien merasa
keluhan-keluhan yang dialaminya tidak baik bagi dirinya. Sehingga pasien
ingin berobat agar pasien sembuh dan keadaannya tidak bertambah parah.

Pada pemeriksaan psikiatri didapatkan penampilan rapi, tidak gelisah,


kooperatif, orientasi tidak terganggu, atensi masih dalam batas normal,
emosi stabil, bentuk pikiran cepat, arus pikiran koheren, waham (-), ide
bunuh diri (-) halusinasi visual dan auditori (-), kemauan ADL mandiri,
intelegensi baik, psikomotor normal, insight baik

Pasien merupakan pribadi yang periang dan mudah bergaul. Tetapi pasien
suka menyimpan masalahnya sendiri, dan berusaha menyelesaikannya
sendiri tanpa meminta bantuan kepada orang lain, bahkan tidak dengan
suaminya.

Pada pemeriksaan fisik : tidak dididapatkan kelainan

Pasien mengatakan bahwa dia sering menangis dan dirinya merasa cemas,
karena memikirkan/ mengingat almarhumah ibunya yang meninggal pada
tahun 2006 karena serangan Stroke dan ditambah dengan keputusan suami
agar pasien tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga saja (karena
pasien berpendapat harusnya setelah ibu meninggal saya kembali bekerja,
ingin ada kegiatan dan bersosialisasi, jika tidak akan selalu teringat
ibundanya dirumah

PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT :


-Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Frekuensi nadi

: 80 x/ menit, reguler kuat angkat

Frekuensi nafas

: 20 x/menit

Suhu

: 36,5 0 C

Keadaan Gizi

: Baik

Kulit

: Turgor kulit baik, lembab

Kepala/ Leher :

: Tidak ada tanda-tanda luka, bengkak, nyeri tekan (-)


10

Pembesaran KGB (-/-), Deviasi trakea (-), Oedem palpebra dan wajah (-)

Mata : Normal, Anemis (-/-), Ikterik : (-/-)


Hidung : Tidak ada sekret berlebihan, mimisan (-), bengkak (-), luka (-), nyeri
tekan (-)
Telinga : Dextra Sinistra : dalam keadaan Normal
Mulut & tenggorokan : hiperemi (-), sianosis (-), Normal
Paru : pergerakan simetris, tidak ada retraksi, fremitus raba sama kanan dan kiri,
perkusi sonor, wheezing (-), ronkhi (-).
Jantung : S1 S2 irama tunggal reguler, murmur (-), gallop (-).
Abdomen
-

Flat, teraba lunak, turgor baik, nyeri tekan (-), ascites (-)

H/L/G tidak teraba, flank area: ballotement ginjal(-), Organomegali (-),


Bising usus Normal.

Ekstremitas
-

Akral hangat, sianosis (-), edema (-/-)

Kekuatan otot dan sensorik Normal

Refleks fisiologis extremitas atas (+)/(+) Normal

Extremitas bawah (+)/(+) Normal

D. Diagnosis Multiaksial
Aksis I

: F.32.1. depresi sedang

Aksis II

: Tidak ada diagnosis untuk aksis ini

Aksis III : tidak ada diagnose untuk aksis ini


Aksis IV : masalah dengan keluarga (ibu meninggal, suami
bersikeras tidak memperbolehkan bekerja)
Aksis V

: GAF 70-61 (PPDGJ III, beberapa gejala ringan

dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum


masih baik.

11

E. Usulan Pemeriksaan

EKG, Urinalisa lengkap, darah lengkap, tes fungsi hati dan tes fungsi
ginjal.

F. Penatalaksanaan
Farmakoterapi

Fluoxetine 2 x 20 mg

Psikoterapi

Dukungan keluarga berupa pengertian, perhatian, dan mengajak


pasien untuk rutin kontrol berobat.

Lebih banyak melakukan aktivitas fisik dibandingkan aktivitas yang


menyita konsentrasi seperti berolahraga .

Mengajak pasien untuk lebih rajin beribadah sehingga pikiran pasien


dapat lebih logis dan realistis.

G. Prognosis
Dubia ad bonam
PEMBAHASAN
A. DIAGNOSIS
Fakta

Teori

Anamnesis

Seorang Perempuan, usia 32


tahun, beragama Islam, status
menikah, D3, tidak bekerja,
tinggal di Samarinda. Datang

Prevalensi gangguan depresi sekitar 17% dari


gangguan psikiatrik lain, dengan insiden
tahunan 1,59% (wanita 1,89% pria 1,10%)
Penegakan diagnosis
F.32 episode depresi menurut PPDGJ-III:

12

berobat ke Poli RSKD Atma


Husada Mahakam Samarinda
diantar oleh bapak pasien yang tinggal serumah pada hari rabu

12 November 2014 pukul 10.00 WITA.


Pasien
sering
menangis
dirasakan tidak wajar dan sangat
menganggu sejak dua minggu terakhir sebelum memutuskan untuk pergi ke poli RSKD Atma -

Gejala utama:
Suasana perasaan (mood)/afek yang depresif
Kehilangan minat dan kegembiraan
Berkurangnya
energi
yang
menuju
meningkatnya keadaan mudah lelah
Gejala lain:
Konsentrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dan kepercayaan berkurang
Gagasan tentanng rasa bersalah dan tidak
berguna
Pandangan masa depan yang suram dan
pesimistis
Gagasan/perbuatan membahayakan diri/bunuh
diri
Tidur terganggu
Nafsu makan berkurang

Jaya. Pasien sering menangis F.32.1 episode depresi sedang


sekitar 10-15 menit disertai - sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala
utama depresi
dengan dada terasa berat yang
- ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya
diakui pasien bila dia sedang
4) dari gejala lainnya
lamanya
seluruh episode berlangsung minimal
mengingat almarhumah ibunya
sekitar 2 minggu
yang meninggal pada tahun - menghadapi kesulitan yang nyata untuk
meneruskan kegiatan social, pekerjaan dan
2006 karena serangan Stroke.
urusan rumah tangga
Pasien
juga
mengeluhkan
kurang berkonsentrasi dalam F.32.00 tanpa gejala somatic (tidak ada atau hanya
ada sedikit sekali gejala somatic)
melakukan kegiatan, nafsu F.32.01 dengan gejala somatic
makan berkurang, mudah
lelah dan takut keluar rumah
2 minggu ini. Pasien merasakan
dirinya sekarang amat lelah dan
lesu

serta

Keinginan

tidak

bertenaga.

untuk

kembali

bekerja tidak ada, walaupun


dulu sempat bekerja sebagai
wiraswasta

thn

setelah

pasien

itu

2005-2006,
berhenti

13

bekerja karena harus merawat


ibundanya yang sakit-sakitan
keluar

masuk

RS,

sampai

akhirnya meninggal dunia pada


tahun

2006,

dan

ditambah

dengan keputusan suami agar


pasien

tidak

bekerja

dan

menjadi ibu rumah tangga saja.


Pasien mengaku tidak pernah
mendengar
mencium

bisikan-bisikan,
bau

tidak

sedap

maupun melihat bayangan aneh.


Pasien sering berpikir mengapa
hidupnya seperti ini, ibu tidak
sembuh-sembuh

dan

suami

melarang untuk bekerja. Pasien


juga

merasa

sedih

dengan

kondisi dirinya saat ini terutama


melihat dirinya yang sering
menangis hilang timbul dan
badan semakin kurus. Pasien
makan dalam sehari 2 kali pagi
hari dan siang hari 2-3 sendok
saja dan tidak habis. Pasien
tidak tahu berapa kilogram berat
badannya turun, tetapi pasien
hanya merasa lebih kurus saja
dan celananya lebih longgar dari
biasanya.

Pasien

merasa

keluhan-keluhan
dialaminya

tidak

yang
baik

bagi

14

dirinya. Sehingga pasien ingin


berobat agar pasien sembuh dan
keadaannya

tidak

bertambah

parah.

Pada

pemeriksaan

didapatkan
tidak

psikiatri

penampilan

gelisah,

rapi,

kooperatif,

orientasi tidak terganggu, atensi


masih

dalam

batas

normal,

emosi stabil, bentuk pikiran


cepat, arus pikiran koheren,
waham (-), ide bunuh diri (-)
halusinasi visual dan auditori
(-), kemauan ADL mandiri,
intelegensi

baik,

psikomotor

normal, insight baik

Pasien merupakan pribadi yang


periang dan mudah bergaul.
Tetapi pasien suka menyimpan
masalahnya

sendiri,

berusaha

dan

menyelesaikannya

sendiri tanpa meminta bantuan


kepada orang lain, bahkan tidak
dengan suaminya.

Pada pemeriksaan fisik : tidak


dididapatkan kelainan

Pasien mengatakan bahwa dia


sering menangis dan dirinya
merasa

cemas,

memikirkan/

karena
mengingat
15

almarhumah

ibunya

yang

meninggal pada tahun 2006


karena serangan Stroke dan
ditambah

dengan

keputusan

suami agar pasien tidak bekerja


dan menjadi ibu rumah tangga
saja (karena pasien berpendapat
harusnya setelah ibu meninggal
saya kembali bekerja, ingin ada
kegiatan dan bersosialisasi, jika
tidak

akan

selalu

teringat

ibundanya dirumah

Diagnosis
Diagnosis F32.1Episode Depresif sedang pada pasien perempuan, usia 32
tahun ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan psikiatri.
Pada kasus ini, penegakkan diagnosis disesuaikan dengan literatur menurut
kriteria PPDGJ III dan DSM-IV-TR.

Kriteria PPDGJ III untuk Episode Depresif adalah sebagai berikut :

F.32 Episode Depresif


Individu biasanya menderita suasana perasaan (mood) yang
depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya enersi
yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan berkurangnya
aktivitas. Biasanya ada rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja.
Gejala lazim lainnya adalah :
16

a) Konsentrasi dan perhatian berkurang


b) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c) Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna (bahkan pada
episode tipe ringan sekalipun)
d) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistik
e) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
f) Tidur terganggu
g) Nafsu makan berkurang
Suasana perasaan (mood) yang menurun itu berubah sedikit dari
hari ke hari dan sering kali tak terpengaruh oleh keadaan sekitarnya,
namun dapat memperlihatkan variasi diurnal yang khas seiring berlalunya
waktu. Pada beberapa kasus, anxietas, kegelisahan dan agitasi motorik
mungkin pada waktu-waktu tertentu lebih menonjol daripada depresinya,
dan perubahan suasana perasaan (mood) mungkin juga terselubung oleh
ciri tambahan seperti iritabilitas, minum alkohol berlebih, perilaku
histrionik, dan eksaserbasi gejala fobik atau obsesif yang sudah ada
sebelumnya, atau oleh preokupasi hipokondrik. Untuk episode depresif
dari ketiga-tiganya tingkat keparahan, biasanya diperlukan masa sekurangkurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode
lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan
berlangsung cepat.
Beberapa diantara gejala tersebut diatas mungkin mencolok dan
memperkembangkan ciri khas yang dipandang secara luas mempunyai
makna klinis khusus. Contoh paling khas dari gejala somatik ini ialah ;
kehilangan minat atau kesenangan pada kegiatan yang biasanya dapat
dinikmati, tiadanya reaksi emosional terhadap lingkungan atau peristiwa
yang biasanya menyenangkan, bangun pagi lebih awal 2 jam atau lebih
daripada biasanya, depresi yang lebih parah pada pagi hari, bukti objektif
dari retardasi atau agitasi psikomotor yang nyata (disebutkan atau
dilaporkan oleh orang lain), kehilangan nafsu makan secara mencolok,

17

penurunan berat badan (sering ditentukan sebagai 5% atau lebih dari berat
badan bulan terakhir), kehilangan libido secara mencolok. Biasanya
sindrom somatik ini hanya dianggap ada apabila sekitar empat dari gejala
itu pasti dijumpai.
Perbedaan antara episode depresif ringan, sedang, berat terletak
pada penilaian klinis yang kompleks yang meliputi jumlah, bentuk dan
keparahan gejala yang ditemukan. Seringkali luasnya aktivitas pekerjaan
biasa dan sosial merupakan petunjuk yang berguna untuk memperkirakan
derajat keparahan suatu episode, akan tetapi ada pengaruh individual,
sosial, dan budaya yang cukup umum dan cukup kuat yang mengganggu
hubungan selaras antara keparahan gejala dan kinerja sosial.
Pedoman Diagnostik
Ciri esensial adalah depresi suasana perasaan (mood) yang
berlangsung sangat lama yang tak pernah atau jarang sekali cukup parah
untuk memenuhi kriteria gangguan depresif berulang ringan atau sedang.
Biasanya mulai dini dalam kehidupan dewasa dan berlangsung sekurangkurangnya beberapa tahun, kadang-kadang untuk jangka waktu tidak
terbatas.

18

Sedangkan kriteria DSM-IV-TR untuk Episode Depresif, yaitu :

Ciri pokok dari Major Depresive Episode


A. Suasana

hati

yang

depresi

atau

hilangnya

minat

atau

kegembiraan di semua kegiatan minimal selama dua minggu dan


hampir setiap hari. Setidaknya minimal 5 dari gejala di bawah
ini terjadi secara bersamaan selama masa 2 minggu tersebut,
diantaranya :
1) Suasana hati yang depresif (bisa berupa perasaan mudah
marah), misalnya perasaan sedih, kehilangan harapan, kecil
hati, dll.
2) Menghilangnya minat atau kegembiraan pada semua atau
hamper di semua kegiatan secara mencolok, misalnya (tidak
peduli lagi).
3) Secara mencolok hilang berat badan atau tambah berat
badan, (lebih dari 5% berat badan dalam satu bulan).
4) Gangguan tidur : insomnia atau hypersomnia.
5) Agitasi psikomotoris (misalnya tidak bisa duduk tenang,
menggosok-gosok

rambut

atau

kulit),

atau

retardasi

(misalnya bicara lambat atau bersuara pelan, gerak tubuh


lambat).
6) Kelelahan atau hilangnya tenaga.
7) Merasa tidak berharga atau merasa sangat bersalah.
8) Hilangnya

kemampuan

berpikir,

konsentrasi,

ketidakmampuan membuat keputusan.


9) Sering munculnya pikiran mengenai kematian atau bunuh
diri.
B. Gejala-gejala yang tidak memenuhi untik episode campuran

19

C. Gejala-gejala klinis yang signifikan menyebabkan distres atau gangguan


yang berkaitan dengan hubungan sosial, pekerjaan, atau fungsi penting
lainnya.
D. Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat
(misalnya, penyalahgunaan obat, efek obat) atau kondisi medis umum
(misalnya, hipotiroidisme).
E. Gejala tersebut tidak termasuk setelah sesaat seseorang sedang mengalami
peristiwa duka, misalnya setelah kehilangan orang yang dicintai, namun
gejala yang menetap selama lebih dari 2 bulan atau ditandai dengan
gangguan fungsional , preokupasi morbid dan merasa tidak berharga,
adanya keinginan bunuh diri, gejala-gejala psikotik, atau retardasi
psikomotor .

Penatalaksanaan
Farmakoterapi
Sindrom depresi disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa
aminergic neurotransmitter (noradrenalie, serotonine, dopamine) pada sinaps
neuron di SSP (khususnya pada sistem limbik).
Mekanisme kerja obat anti-depresi adalah :

Menghambat re-uptake aminergic neurotransmitter

Menghambat penghancuran oleh enzim monoamine oksidase

Sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergic neurotransmitter pada sinaps


neuron di SSP.
Efek samping obat anti depresi dapat berupa :

Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor


menurun, kemampuan kognitif menurun, dll)

20

Efek antikolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur,


konstipasi, sinus takikardia, dll)

Efek anti-adrenergik (perubahan EKG, hipotensi)

Efek neurotoksis (tremor halus, agitasi, insomnia)

Efek samping yang tidak berat (tergantung daya toleransi dari penderita), biasanya
berkurang setelah 2-3 minggu bila tetap diberikan dengan dosis yang sama.
Pada dasarnya semua obat anti-depresi mempunyai efek primer (efek
klinis) yang sama pada dosis ekuivalen, perbedaan terutama pada efek sekunder
(efek samping). Pemilihan obat anti-depresi tergantung pada toleransi pasien
terhadap efek samping dan penyesuaia efek samping terhadap kondisi pasien
(usia, penyakit fisik tertentu, jenis depresi)
Berdasarkan kriteria PPDGJ III tersebut, semua kriteria yang ada
terpenuhi untuk pasien pada kasus ini sehingga dapat digolongkan sebagai episode
depresif sedang
Bila diagnosa depresi sudah dibuat, maka perlu dinilai taraf hebatnya
gejala depresi dan besarnya kemungkinan bunuh diri. Hal ini ditanyakan dengan
bijkasana dan penderita sering merasa lega bila ia dapat mengeluarkan pikiranpikiran bunuh diri kepada orang yang memahami masalahnya, tetapi pada
beberapa penderita ada yang tidak memberitahukan keinginan bunuh dirinya
kepada pemeriksa karena takut di cegah. Bila sering terdapat pikiran-pikiran atau
rancangan bunuh diri, maka sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit dengan
pemberian terapi elektrokonvulsi di samping psikoterapi dan obat anti depresan.
Sebagian besar klinisi dan peneliti percaya bahwa kombinasi psikoterapi dan
farmakoterapi adalah pengobatan yang paling efektif untuk gangguan depresi.
Tiga jenis psikoterapi jangka pendek yaitu terapi kognitif, terapi interpersonal dan
terapi perilaku, telah diteliti tentang manfaatnya di dalam pengobatan gangguan
depresi.

21

Pada farmakoterapi digunakan obat anti depresan, dimana anti depresan dibagi
dalam beberapa golongan yaitu :
1. Golongan trisiklik, seperti : amitryptylin, imipramine, clomipramine dan
opipramol.
2. Golongan tetrasiklik, seperti : maproptiline, mianserin dan amoxapine.
3. Golongan MAOI-Reversibel (RIMA, Reversibel Inhibitor of Mono Amine
Oxsidase-A), seperti : moclobemide.
4. Golongan atipikal, seperti : trazodone, tianeptine dan mirtazepine.
5. Golongan SSRI (Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor), seperti :
sertraline, paroxetine, fluvoxamine, fluxetine dan citalopram.
Jenis-jenis obat anti-depresi yang biasa digunakan adalah :

Trisiklik/Tricyclic Antidepressants (TCA)


Golongan obat : amitriptyline, imipramine, clomipramine, tianeptine,
opipramol
Obat-obatan ini memiliki efek samping berupa efek sedasi otonomik, dan
kardiologik yang relatif besar sehingga pemberiannya dianjurkan pada
pasien usia muda dimana toleransinya lebih besar terhadap efek samping
tersebut dan bermanfaat untuk meredakan agitated depressive

Tetrasiklik
Golongan obat : maprotiline, mianserin, amoxapine
Obat-obatan ini memiliki efek samping pada otonomik dan kardiologik
yang relatif kecil namun efek sedasinya lebih kuat. Pemberiannya
diberikan pada pasien yang kondisinya kurang tahan terhadap efek
22

otonomik dan kardiologik (pasien usia lanjut) dan juga pada pasien dengan
sindrom depresi yang disertai dengan gejala anxietas dan insomnia yang
menonjol.

Atypical
Golongan obat : trazodone, tianeptine, mirtazapine
Efek samping dan pemberian obat sama seperti pada obat golongan
tetrasiklik

SSRI (Selective Serotonine Reuptake Inhibitor)


Golongan obat : sertraline, fluvoxamine, fluoxetine, citalopram
Obat-obatan ini memiliki efek samping berupa efek sedasi, otonomik, dan
hipotensi yang sangat minimal dan biasanya digunakan pada pasien
dengan retarded deppresive pada usia dewasa atau lanjut, atau yang
memiliki riwayat penyakit jantung, berat badan berlebih dan keadaan lain
yang menarik manfaat dari efek samping yang minimal tersebut.

MAOI-Reversible (Reversible Inhibitor of Monoamine Oxydase A


(RIMA))
Golongan obat : moclobemide
Obat golongan ini memiliki efek samping berupa hipotensi orthostatik
(relatif sering) sehingga dalam penggunaannya harus dijelaskan pada
pasien atau keluarga pasien, terutama pada pasien usia lanjut.
Pertama-tama menggunakan golongan SSRI yang efek sampingnya sangat

minimal (meningkatkan kepatuhan minum obat, bisa digunakan pada berbagai


kondisi medik), spektrum efek anti-depresi luas, dan gejala putus obat sangat
minimal, serta lethal dose yang tinggi (>6000mg) sehingga relatif aman.
Bila telah diberikan dengan dosis yang adekuat dalam jangka waktu yang
cukup (sekitar 3 bulan) tidak efektif, dapat beralih ke pilihan kedua yaitu
golongan trisiklik, yang spektrum anti-depresinya juga luas tetapi efek
23

sampingnya relatif lebih berat. Bila pilihan kedua belum berhasil, dapat beralih
ketiga dengan spektrum anti-depresi yang lebih sempit, dan juga efek samping
lebih ringan dibandingkan trisiklik, yang teringan adalah golongan MAOI
reversibel. Disamping itu juga dipertimbangkan bahwa pergantian SSRI ke MAOI
membutuhkan waktu 2-4 minggu istirahat untuk washout period.
Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan onset efek primer (efek klinis)
sekitar 2-4 minggu, efek sekunder (efek samping) sekitar 12-24 jam serta waktu
paruh sekitar 12-48 jam (pemberian 1-2 kali perhari).

Terapi psikologis dengan Psikoterapi


Psikoterapi yaitu terapi yang digunakan untuk menghilangkan keluhankeluhan dan mencegah kambuhnya gangguan psikologik atau pola perilaku
maladaptif. Terapi ini dilakukan dengan jalan pembentukan hubungan profesional
antara terapis dengan pasien. Psikoterapi untuk pasien dengan depresi dapat
diberikan secara individu, kelompok, atau pasangan sesuai dengan gangguan
psikologik yang mendasarinya. Beberapa pasien dan klinisi sangat meyakini
manfaat intervensi psikoterapi tetapi ada pula yang sebaliknya yaitu tidak percaya.
Berdasarkan hal ini, keputusan untuk melakukan psikoterapi sangat dipengaruhi
oleh penilaian dokter atau pasiennya.

Psikoterapi suportif
Psikoterapi ini hampir selalu diindikasikan. Memberikan kehangatan,
empati, pengertian dan optimisme. Bantu pasien mengidentifikasi dan
mengekspresikan emosinya dan bantu untuk ventilasi. Mengidentifikasi
faktor-faktor presipitasi dan membantu mengoreksi. Bantu memecahkan
problem eksternal (misalnya masalah pekerjaan, rumah tangga). Latih
pasien untuk mengenal tanda-tanda dekompensasi yang akan datang.
Temui pasien sesering mungkin (mula-mula 1-3 kali per minggu) dan
secara teratur, tetapi jangan sampai tidak berakhir atau selamanya.

24

Kenalilah bahwa beberapa pasien depresi dapat memprovokasi kemarahan


terapis (melalui kemarahan, hostilitas, tuntutan yang tak masuk akal, dan
lain-lain).

Psikoterapi psikodinamik
Dasar terapi ini adalah teori psikodinamik yaitu kerentanan psikologik
terjadi akibat konflik perkembangan yang tak selesai. Terapi ini dilakukan
dalam periode jangka panjang. Perhatian pada terapi ini adalah defisit
psikologik yang menyeluruh yang diduga mendasari gangguan depresi.
Misal- nya, problem yang berkaitan dengan rasa bersalah, rasa rendah diri,
berkaitan dengan pengalaman yang memalukan, peng- aturan emosi yang
buruk, defisit interpersonal akibat tak adekuatnya hubungan dengan
keluarga.

Psikoterapi dinamik singkat (Brief Dynamic Psychotherapy)


Sesinya lebih pendek. Tujuannya menciptakan lingkungan yang aman buat
pasien.

Pasien

dapat

mengenal

materi

konfliknya

dan

dapat

mengekspresikannya.

Terapi perkawinan
Problem perkawinan dan keluarga sering menyertai depresi dan dapat
mempengaruhi penyembuhan fisik. Oleh karena itu, perbaikan hubungan
perkawinan merupakan hal penting dalam terapi ini.

Prognosis
Prognosis pada pasien yang mengalami depresi pada umumnya baik apabila :

Episodenya sedang, tidak ada gejala psikotik

Selama masa remaja, pasien mempunyai hubungan psikososial yang baik

Tidak ada gangguan psikiatri komorbiditas

Tidak ada gangguan kepribadian

25

DAFTAR PUSTAKA
Kaplan & Sadock: Sinopsis Psikiatri Jilid 2, Edisi 7, Penerbit Bina Rupa Aksara,
Jakarta, 1997.
Maslim, R. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa , Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III. Jakarta : PT Nuh Jaya.
Maslim, R. 2002. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi
Ketiga. Jakarta : PT Nuh Jaya.
Willy F.Maramis. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.
Surabaya : Airlangga University Press.

26

You might also like