You are on page 1of 2

Patofisiologi dan Patogenesis Stroke

Stroke adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara fokal
maupun global yang berkembang cepat, yang menetap lebih dari 24 jam, atau dapat
menimbulkan kematian atau kecacatan, tanpa penyebab lain kecuali gangguan
vaskuler(WHO,1983). Bila stroke terjadi kurang dari 24 jam maka disebut TIA(transient
ischemic attack). Stroke muncul bila suplai darah ke otak terhambat sehingga mengakibatkan
sel otak mati. Stroke atau serangan otak dapat pula diartikan sebagai defisit neurologis yang
mendadak dari susunan saraf pusat yang disebabkan oleh peristiwa iskemik atau
hemoragik(EUSI,2003).
Pada peristiwa iskemik, stok terjadi akibat terhentinya aliran darah ke otak karena
arterosklerosis( penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau karena
penyumbatan dari bekuan darah. Hampir sebagian besar pasien atau 83% pasien mengalami
strok jenis ini. Pada peris tiwa hemoragik pembuluh darah pecah sehingga menghambat
aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan
merusaknya. Hampir 70% kasus stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi. Suatu
endapan lemak dapat terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga
menyebabkan kekurangan aliran darah,padahal pembuluh darah arteri karotis memberikan
suplai darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak dapat lepas sedikit demi sedikit dan
mengalir serta menyumbat arteri yang lebih kecil. Pembuluh darah arteri karotis juga dapat
disiumbat oleh adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain seperti dari jantung. Strok
juga dapat terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh
darah.
Penghentian aliran darah ke otak mengakibatkan hilangnya kesadaran dalam waktu 15-20
detik dan kerusakan otak yang reversibel dapat terjadi setelah 7-10 menit. Penyumbatan
didaerah arteri dapat menyebabkan gangguan di area otak yang terbatas. Mekanisme
kerusakan otak juga dapat disebabkan oleh peristiwa iskemia yang menimbulkan defisiensi
energi. Defisiensi energi menyebabkan penimbunan Na+ dan Ca2+ didalam sel sehingga
meningkatkan konsentrasi K+ ekstrasel sehingga menimbulkan depolasrisasi. Depolarisasi
menimbulkan penimbunan Cl- di dalam sel,pembengkakan sel, kematian sel.

Gejala stroke muncul didaerah mana perfusi terganggu. Penyumbatan pada arteria cerebri
media menyebabkan kelemahan otot, spastisitas kontralateral. Kerusakaan girus lateral
presentralis dan potsentralis menyebabkan defisit sensorik. Penyumbatan arteri cerebri
anterior menyebabkan hemiparesis dan defisit sensorik kontralateral, kesulitan bicara,
apraksia. Penyumbatan pada arteri cerebri posterior menyebabkan hemianopsia kontralateral
parsial dan kebutaan pada penyumbatan bilateral. Penyumbatan arteri karotis atau basilaris
dapat menyebabkan defisit didaerah yang disuplai oleh arteri cerebri media dan anterior.
Penyumbatan pada cabang arteri komunikans postrior di thalamus menyebabkan defisit
sensorik. Penyumbatan total pada arteri basilaris menyebabkan paralisis semua ekstremitas,
dan Penyumbatan pada cabang arteri basilaris dapat menyebabkan infark pada cerebelum,
mesensefalon, pons, dan medulla oblongata.
Daftar pustaka:
Mardjono dan Sidharta. 2008. Neurologi Klinis Dasar. Cetakan ke-12. Jakarta:
Dian Rakyat]
http://www.strokecenter.org/education/ais_pathogenesis

You might also like