You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM STERIL

KP C
KELOMPOK 10
PEMBUATAN SEDIAAN INFUS NaCl ISOTONIS 0,9%
SEBANYAK 100 ml

Anggota :
Mardatilla AP

1110320

Lidya Christy L

1110339

Citra Hayu Adi M

1110345

Laila Nur H

1110347

Laboratorium Steril Fakultas Farmasi


Universitas Surabaya
2013
1 | L a b o r a t o r i u m Te k n o l o g i s e d i a a n S t e r i l 2 0 1 3

Topik

: Pembuatan sediaan infus NaCl isotonis 0,9% sebanyak 100 ml.

Tujuan:
1.

Mempelajari cara pembuatan sediaan steril volume besar beserta cara

2.

sterilisasinya.
Membuat sediaan bebas pirogen.

I. PRAFORMULASI
1. Tinjauan farmakologi bahan obat
Indikasi:
- Sebagai elektrolit yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan
cairan tubuh dan pengaturan defisiensi dari Na+ dan Cl-. (Martindale
28th ed p 635)
Kontraindikasi:
- Penderita penyakit hati, edema pada paru-paru, menurunnya fungsi
ginjal. (Martindale 28th ed p 635)
Efek Samping :
- Hipernatremia yang berlanjut pada dehidrasi otak (bila serius),
nausea, vomiting, diare, takikardia, haus, mengantuk. (Martindale
28th ed p 635)
2. Tinjauan sifat fisikokimia bahan obat
a. Kelarutan:
1: 2,8 dalam air
1: 2,7 dalam air mendidih
1: 10 dalam gliserol
Sedikit larut dalam alkohol
Praktis tidak larut dalam etanol 95%
(Martindale 28th ed p 635)
b. Stabilitas
Terhadap cahaya : tidak stabil terhadap cahaya. (Martindale 28th ed p

c.

635)
Terhadap suhu : stabil terhadap suhu panas dan pada pemanasan akan

meningkatkan kelarutan (Martindale 28th ed p 635)


Terhadap pH : stabil pada pH 4,5 (Martindale 28th ed p 635)
Terhadap oksigen: stabil terhadap udara (Martindale 28th ed p 635)
OTT (Inkompatibilitas)

2 | L a b o r a t o r i u m Te k n o l o g i s e d i a a n S t e r i l 2 0 1 3

Larutan NaCl korosif terhadap besi, bereaksi dengan Ag, timah


hitam, perak, garam merkuri. (Handbook of Pharmaceutical
Exipient)

d. Cara Penggunaan dan Dosis :


Infuskan dengan pelan melalui intravena ( i.vs Drug Handbook p588)
Dosis NaCl untuk i.v didasarkan atas faktor umum, berat badan,
kondisi klinis dari pasien dan khususnya pasien yang mengalami
dehidrasi untuk kondisi klinis dari pasien dan khususnya pasien yang
mengalami dehidrasi untuk kondisi kekurangan Na yang parah
dibutuhkan 2-3 L NaCl 0,9% dibiarkan selama 2-3 jam secara i.v
perlahan-lahan (Martindale 34 p 234).

II. FORMULASI
a. Permasalahan dan penyelesaian
Sediaan steril volume besar tidak ada pasien
Solusi : tambahkan norit 0,1 % pada saat pembuatan agar terbebas dari
pirogen, dimana norit akan dipisahkan dari larutan dengan cara disaring,
sediaan bebas pirogen
NaCl tidak stabil pada suhu yang sangat tinggi
Solusi : serbuk NaCl disterilkan dengan oven suhu 1800C
Terjadi pemisahan partikel kaca dari gelas, jika larutan NaCl dimasukkan
dalam wadah gelas / kaca tertentu
Solusi : digunakan wadah plastik / gelas yang cocok sehingga tidak terjadi
pemisahan partikel kaca, sediaan harus jernih dan bebas dari partikel yang
melayang karena partikel tersebut dapat menimbulkan masalah serius.
b. Formulasi yang akan dibuat
Tulislah sebanyak mungkin formula yang anda dapat dari pustaka,
kemudian pilih salah satu yang terbaik atau buat formula sesuai sifat
fisikokimia bahan aktif dengan penambahan bahan pembantu yang sesuai!
1. (Formularium Nasional Indonesia ed III hal 29)
R/
NaCl
0,9 %
Aqua pro injeksi
ad 100 ml
2. (Formularium Indonesia ed III)
R/
NaCl
0,9%
Norit
0,1%
Aq pro injeksi
ad 100 ml
3 | L a b o r a t o r i u m Te k n o l o g i s e d i a a n S t e r i l 2 0 1 3

3. (Formularium Nasional ed II 1978, p 203)


R/
tiap 500 ml mengandung :
NaCl
4,5 g
Aqua pro injeksi
ad 500 ml
pH : 4,5 -7,0 ; bebas pirogen
c. Perhitungan bobot dan volume
V = ( v + 50 ) ml
= 100 ml + 50 ml
= 150 ml
NaCl = 0,9 g/100 ml x 150 ml = 1,35 g
Norit = 0,1 g/100ml x 150 ml = 0,15 g = 150 mg
Volume sediaan yang harus dimasukkan dalam botol infus adalah
= 100 ml + ( 2% x 100ml )
= 102 ml (diambil 100ml + 2%)
(Formularium Nasional IV hal 1044)
d. Lengkapi tabel di bawah ini
No

Komponen
Bahan

Bobot/volume

Fungsi

1.

NaCl

1,35 g

Bahan aktif

Norit

0,15 g

3.

Aqua pro
injeksi

Ad 150 ml

Untuk
menyerap
mikroorganis
me
Pelarut

Cara
Sterilisa
si
Oven 1800
C, 30
Oven 1800
C, 30
Otoklaf 1210
C, 15

e. Cara sterilisasi sediaan yang dipilih


- Sediaan disterilkan dengan pemanasan basah (otoklaf) pada suhu 1210C,
selama 15 dengan waktu kesetimbangan selama 20 menit.
- Sediaan sudah isotonis karena larutan NaCl 0,9% dalam air iso osmotik
dengan plasma darah manusia (Martindale 28th ed p 365)
- Sediaan harus isotonis karena apabila larutan hipertonis maka sel
jaringan
akan mengkerut,

jika larutan hipotonis

maka

sel/jaringan akan

mengembang (Martindale 28th p 365)


III. PELAKSANAAN
a. Penyiapan alat
No Nama alat

Ukuran

Jumlah

Cara
sterilisasi

Cara pembebasan
pirogen &

4 | L a b o r a t o r i u m Te k n o l o g i s e d i a a n S t e r i l 2 0 1 3

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

b.

Kaca arloji

5 cm
7 cm
Beaker glass
50 ml
250 ml
Erlenmeyer
100 ml
250 ml
Pengaduk
10cm
Pinset
standart
Tara,wadah dan anak
timbangan
Sendok
standart
Porselen
Sendok logam
standart
Botol infus
102 ml
yang
dikalibrasi
Tutup botol
infus (karet)
Kantong
2 x modul
sampah
Corong dan
5 cm
kertas saring
Corong dan
5 cm
kertas saring
rangkap
Gelas ukur
250 ml
Gelas ukur
100 ml
Gelas ukur
25 ml
Pipet tetes
Panjang
Pendek
Tali
25 cm
Aqua pro
300 ml
injeksi

& suhu
Oven 250oC

waktu (menit)
Oven 2500 C, 30

Oven 250oC

Oven 2500 C, 30

Oven 250oC

Oven 2500 C, 30

Oven 250oC
Oven 250oC
Oven 250oC

Oven 2500 C, 30
Oven 2500 C, 30
Oven 2500 C, 30

Oven 250oC

Oven 2500 C, 30

1
1

Oven 250oC
Oven 250oC

Oven 2500 C, 30
Oven 2500 C, 30

Otoklaf 1150 C

Otoklaf 1150 C, 30

Otoklaf 1150 C

Otoklaf 1150 C, 30

Otoklaf 1150 C

Otoklaf 1150 C, 30

Otoklaf 115oC

Otoklaf 1150 C, 30

1
2
2
2
2
2
1

Otoklaf 115oC
Otoklaf 115oC
Otoklaf 115oC
Otoklaf 115oC

Otoklaf 1150 C, 30
Otoklaf 1150 C, 30
Otoklaf 1150 C, 30
Otoklaf 1150 C, 30

Otoklaf 115oC
Otoklaf 121oC

Otoklaf 1150 C, 30
Otoklaf 1210 C, 15

2
2
1
1
1
1
2
4
1 set

Pencucian, pengeringan dan pembungkusan alat


Pencucian wadah gelas/alat gelas cara Huizinga
1. Sikat dengan larutan tepol.
2. Bilas dengan air kran.
3. Semprot dengan uap dan tiriskan.
4. Bilas dengan aquadem.
5. Bilas dengan air suling yang baru dibuat (steril dan bebas pirogen).
6. Keringkan dengan posisi terbalik dalam oven.

5 | L a b o r a t o r i u m Te k n o l o g i s e d i a a n S t e r i l 2 0 1 3

Pencucian wadah gelas/alat gelas cara Cooper & Gunns.


1. Alat/wadah direndam dalam larutan tepol panas, sebaiknya semalam.
2. Disikat dengan sikat yang keras.
3. Dibilas dengan air kran (panas/dingin) bagian luar dan dalam.
4. Dibilas dengan aquadest bebas pirogen yang baru dibuat (3kali).
Pengeringan
1. Keringkan dalam oven dalam keadaan terbalikan pada suhu 100 oC,
tidak boleh terlalu lama kira-kira 15 menit (terutama gelas ukur,
bahan yang terbuat dari karet & plastik)
2. Untuk menghindari debu dapat ditutup dengan kertas yang tembus
uap air.
3. Wadah kecil harus benar-benar kering.
Pencucian karet
1. Rendam dalam larutan HCl 2% selama 2 hari.
2. Rendam dalam larutan tepol 1% dan Natrium Karbonat 0,5% selam
1 hari.
3. Didihkan dalam larutan tersebut selama 15 menit, kemudian bilas
dengan aquadest.
4. Ulangi dengan larutan yang baru.
5. Ulangi sampai larutan jernih.
6. Rendam dalam aquadest (dalam beaker glass yang ditutup kertas
perkamen) dan dicuci dengan otoklaf pada suhu 110oC selama 20
menit (1 atau 2 kali) sampai air rendaman jernih.
Tahap tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :
Waktu pemanasan

: pk 08.00 08.09 ( 9 menit).

Waktu pengeluaran udara

: pk 08.09 08.16 ( 5 menit).

Waktu menaik

: pk 08.16 08.19 ( 3 menit).

Waktu suhu dipertahankan

: pk 08.19 08.39 ( 20 menit).

Waktu menurun

: pk 08.39 08.41 ( 2 menit).

Waktu pendinginan

: pk 08.41 08.56 ( 15 menit).

Proses sterilisasi berlangsung dari pukul 08.00 08.56 ( 56 menit).


6 | L a b o r a t o r i u m Te k n o l o g i s e d i a a n S t e r i l 2 0 1 3

7. Bilas dengan spiritus dilutus (etanol 70%) air aa sampai jernih.


8. Masukkan kantong perkamen dan disterilakn dalam otoklaf.
Pembungkusan: masing-masing alat dibungkus dalam kantong yang
terbuat dari kertas perkamen yang bertuliskan nama alat dan nama
kelompok.
c.1. Sterilisasi alat alat dan pembebasan pirogen dengan oven pada suhu
250oC selama 30 menit.
(Kaca arloji, beaker glass, erlenmeyer, pengaduk, pinset, tara dan wadah,
sendok

porselen, anak timbangan, sendok logam).

Tahap tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :


Waktu pemanasan

: pk 07.45 09.27 ( 102 menit).

Waktu kesetimbangan

: pk 09.27 09.27 ( 0 menit).

Waktu pembinasaan

: pk 09.27 09.57 ( 30 menit).

Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk 09.57 09.57 ( 0 menit).


Waktu pendinginan

: pk 09.57 10.12 ( 15 menit).

Proses sterilisasi berlangsung dari pukul 07.45 10.12 ( 147 menit).


c.2. Sterilisasi alat alat dengan otoklaf pada suhu 115oC selama 30 menit.
(Pipet tetes, gelas ukur, corong dan kertas saring, corong dan kertas saring
rangkap ,tutup botol infus (karet), kantong sampah).
Tahap tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :
Waktu pemanasan

: pk 09.03 09.08 ( 5 menit).

Waktu pengeluaran udara

: pk 09.08 09.22 ( 14 menit).

Waktu menaik

: pk 09.22 09.23 ( 1 menit).

Waktu kesetimbangan

: pk 09.23 09.23 ( 0 menit).

Waktu pembinasaan

: pk 09.23 09.53 ( 30 menit).

Waktu tambahan jaminan sterilitas: pk 09.53 09.53 ( 0 menit).


Waktu menurun

: pk 09.53 09.56 ( 3 menit).

Waktu pendinginan

: pk 09.56 10.11 ( 15 menit).

Proses sterilisasi berlangsung dari pukul 09.03 10.11 ( 68 menit).


7 | L a b o r a t o r i u m Te k n o l o g i s e d i a a n S t e r i l 2 0 1 3

c.3. Sterilisasi pelarut aqua pro injeksi dengan otoklaf pada suhu 121 oC selama
15 menit.
Tahap tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :
Waktu pemanasan

: pk 08.59 09.04 ( 5 menit).

Waktu pengeluaran udara

: pk 09.04 09.11 ( 7 menit).

Waktu menaik

: pk 09.11 09.21 ( 10 menit).

Waktu kesetimbangan

: pk 09.21 09.41 ( 20 menit).

Waktu pembinasaan

: pk 09.41 09.56 ( 15 menit).

Waktu tambahan jaminan sterilitas: pk 09.56 10.06 ( 10 menit).


Waktu menurun

: pk 10.06 10.09 ( 3 menit).

Waktu pendinginan

: pk 10.09 10.24 ( 15 menit).

Proses sterilisasi berlangsung dari pukul 08.59 10.24 ( 85 menit).


d. Cara Kerja.
1. Kalibrasi botol infus 102 ml di ruang 3
2. Semprot meja R2 dengan alkohol 70%, lap dengan kasa steril, nyalakan
api spiritus.
3. Tara kaca arloji, timbang NaCl 1, 35 g di timbangan miligram dengan
kaca arloji tertutup.
4. Tara kaca arloji, timbang Norit 150 mg di timbangan miligram
5. NaCl dilarutkan dalam 20 ml aqua pro injeksi yang diukur menggunakan
gelas ukur 25 ml (kelarutan 1 : 2,8) (Handbook of Pharmaceutical
Excipient ed 3 p 470) yang dilakukan dalam beaker glass 250 ml.
6. Setelah larut tambahkan aqua pro injeksi 120 ml di beaker glass 250ml,
diambil dengan gelas ukur 250 ml.
7. Dicek pH dengan indikator universal pH 7,0 , kemudian diadkan 150 ml
aqua pro injeksi dalam gelas ukur 250 ml lalu dipindahkan ke
Erlenmeyer 250 ml pertama, beri tanda.
8. Ditambahkan Norit 150 mg ke Erlenmeyer pertama kemudian
dipanaskan pada api bebas sambil diaduk dengan pengaduk dan diukur
suhunya dengan thermometer.

8 | L a b o r a t o r i u m Te k n o l o g i s e d i a a n S t e r i l 2 0 1 3

9. Setelah mencapai suhu 70-800 C dipertahankan selama 10 menit dan tetap


diaduk dengan pengaduk.
10. Setelah 10 menit diangkat dan dibawa ke meja praktikum.
11. Setelah 5 menit, dilihat apakah ada perubahan volume erlenmeyer
pertama.

12. Bila ada tambahkan aqua pro injeksi ada tanda pada erlenmeyer 250 ml
yang pertama, kemudian disaring dengan corong + kertas saring rangkap
2, masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml tang kedua. Usahakan semua
norit dipindah ke kertas saring dan kertas saring ditutup kaca arloji
(sambil diaduk terus saat dipindahkan)
13. Beri tanda pada filtrat di erlenmeyer, 250 ml ke yang kedua. Ingat corong
yang berisi kertas saring rangkap 2 masih akan dipakai kembali, taruh di
Erlenmeyer 250 ml yang pertama, tutup dengan kaca arloji.
14. Dipanaskan kembali pada suhu 70-800 C dan dipertahankan selama 10
menit
15. Setelah 10 menit diangkat dan dibawa ke meja praktikum
16. Setelah 5 menit dilihat apakah ada perubahan volume erlenmeyer 250 ml
yang kedua
17. Bila ada, tambahkan aqua pro injeksi ad tanda, kemudian disaring
kembali perubahan dengan kertas saring rangkap 2 + corong, ditampung
di erlenmeyer 250 ml yang ketiga
18. Selanjutnya disaring dengan membran filter 0,45m (corong+kertas
saring tunggal) ke dalam erlenmeyer 250 ml yang keempat
19. Tuang ke dalam botol infus sebanyak 102 ml (tidak boleh menggunakan
pipet tetes)
20. Sisa infuse dituang ke beaker glass 50 ml dan karet tutup botol infus
dicelupkan kedalam beaker glass 50 ml
21. Tutup karet botol infus dibilas menggunakan sisa infuse agar bebas dari
pirogen
22. Tutup botol karet infuse digetar-getarkan agar tidak menambah volume
sediaan dan digunakan untuk menutup botol infus
9 | L a b o r a t o r i u m Te k n o l o g i s e d i a a n S t e r i l 2 0 1 3

23. Botol infus ditali sampagne 2x, dibungkus dengan kertas perkamen
rangkap 2
24. Lakukan sterilisasi akhir sediaan dengan otoklaf pada suhu 1210 C selama
15 menit
25. Sediaan dikemas dengan pemberian etiket dan brosur, masukkan ke
dalam wadah sekunder.
e. Sterilisasi akhir sediaan infus NaCl 0,9% dengan otoklaf pada suhu 121 oC
selama 15 menit.
Tahap tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :
a. Waktu pemanasan

: pk 12.00 - 12.03 (3 menit)

Waktu pengeluaran udara

: pk 12.03 - 12.10 (7 menit).

Waktu menaik

: pk 12.10 - 12.20 (10 menit).

Waktu kesetimbangan

: pk 12.20 - 12.40 (20 menit).

Waktu pembinasaan

: pk 12.40 - 12.45 (15 menit).

Waktu tambahan jaminan sterilitas

: pk 12.55 - 13.05 (10 menit).

Waktu menurun

: pk 13.05 - 13.08 (3 menit).

Waktu pendinginan

: pk 13.08 - 13.23 (15 menit).

Proses sterilisasi berlangsung dari pukul 12.00 - 13.23 (83 menit).


IV. PEMBAHASAN
Pada praktikum teknologi sediaan steril kali ini kami , membuat sediaan infus
NaCl 0,9% dengan zat aktif NaCl yang ditambahkan norit 0,1%. Sediaan ini
dibuat dalam bentuk sediaan dosis tunggal (single dose), yang dikemas dalam
kemasan botol infus dengan volume 100 ml.
Hasil yang didapat pada praktikum kami yaitu warna jernih, tidak berbau, pH
yang didapatkan 7,00 diukur dengan indicator universal. Tetapi pada praktikum
kali ini terjadi kecelakaan kerja, sediaan kami terjatuh dari meja saat akan
dimasukkan ke dalam wadah sekunder.
Pembuatan sediaan pada praktikum kali ini menggunakan bahan aktif NaCl
sebagai elektrolit yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan
sebagai pengaturan difisiensi dari Na+ dan Cl-. Infus sendiri merupakan larutan
10 | L a b o r a t o r i u m Te k n o l o g i s e d i a a n S t e r i l 2 0 1 3

dalam jumlah besar terhitung mulai dari 10 ml yang diberikan melalui intravena
tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang sesuai.
Pada sediaan Infus, tidak perlu pengawet karena volume sediaan besar. Jika
ditambahkan pengawet maka jumlah pengawet yang dibutuhkan besar, sehingga
dapat memberikan efek toksik yang mungkin disebabkan oleh pengawet itu
sendiri. Sediaan infus diberikan secara intravena untuk segera memberikan efek.
Sediaan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk sediaan
parenteral, seperti syarat isohidris, steril, bebas pirogen, dan isotonis. Hal ini
dikarenakan, pemberiaan sediaan ini langsung diinjeksikan melalui pembuluh
darah.Volume sediaan yang dibuat adalah 100 ml, namun pada peritungan jumlah
bahan perlu dilebihkan 2% nya, yaitu sekitar 2 ml dari volume awal.
Hal ini dilakukan karena dikhawatirkan adanya penguapan yang terjadi pada
waktu proses sterilisasi yang mana menggunakan sterilisasi uap panas. Selain itu,
hal ini juga dimaksudkan untuk mengganti kehilangan bahan pada waktu proses
pembuatan, yaitu pada waktu penyaringan atau adanya bahan yang tertinggal pada
alat-alat praktikum.
Sediaan yang dibuat kali ini adalah NaCl 0,9%, maka tidak perlu
ditambahkan bahan pengisotonis. Selain isotonis, sediaan juga harus bersifat
isohidris, yaitu pH sediaan harus sama atau paling tidak mendekati pH fisiologis
tubuh, yaitu 6,87,4. Hal ini dimaksudkan agar sediaan tidak menyebabkan
phlebesetis (inflamasi pada pembuluh darah) dan thrombosis (timbulnya
gumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah). Selain itu, tujuan dari
pengaturan pH ini adalah agar sediaan yang dibuat tetap stabil pada
penyimpanan.larutan pembawa atau pelarut yang digunakan adalah Aqua Pro
Injection (API).
Sediaan yang dibuat ini harus bebas dari pirogen. Oleh karena itu, pada
proses pembuatan ditambahkan norit 0,1% dari volume sediaan. Kadar karbon
aktif 0,1% dianggap efektif untuk menyerap pirogen yang terdapat di dalam
sediaan. Apabila kadar tersebut kurang atau lebih dari 0,1%, dapat menyebabkan
tidak aktifnya pengikatan dan penyerapan pirogen
11 | L a b o r a t o r i u m Te k n o l o g i s e d i a a n S t e r i l 2 0 1 3

Sediaan infus sebisa mungkin dibuat isotonis terhadap darah, yaitu


mempunyai tekanan osmosis larutan yang sama dengan tekanan osmosis cairan
tubuh. Pembuatan sediaan infus ini harus steril dan bebas pirogen. Cara sterilisasi
yang digunakan adalah dengan teknik autoklaf dan oven karena bahan-bahan yang
digunakan tahan panas.
V. Kesimpulan
Untuk pembuatan sediaan parenteral harus isotonis, isohidris, steril dan
bebas pirogen.
Agar sediaan bebas pirogen maka harus ditambahkan karbon yang telah
diaktifkan sebanyak 0,1% - 1 %. Digunakan 0,1% karena semua alat dan
bahan yang digunakan sudah bebas pirogen.
Sediaan yang dibuat kali ini adalah NaCl 0,9%, maka tidak perlu
ditambahkan bahan pengisotonis.
Pembawa atau pelarut yang digunakan adalah Aqua Pro Injection (API).
Pada sediaan Infus, tidak perlu pengawet karena volume sediaan besar. Jika
ditambahkan pengawet maka jumlah pengawet yang dibutuhkan juga akan
besar.
Diperlukan kehati-hatian saat bekerja, agar tidak terjadi kesalahan.
VI. Wadah
Botol infus 100 ml, tertutup rapat, kemasan sekunder + brosur

12 | L a b o r a t o r i u m Te k n o l o g i s e d i a a n S t e r i l 2 0 1 3

VII.

Etiket dan brosur.

13 | L a b o r a t o r i u m Te k n o l o g i s e d i a a n S t e r i l 2 0 1 3

SEDIAAN INFUS
STERIL DAN NON PIROGEN

NaCl 0,9 %
Komposisi :
Tiap ml infus mengandung NaCl 0,9 %.
Indikasi :
Mengembalikan keseimbangan elektrolit tubuh
pada penderita dehidrasi dan pengatur defisiensi
ion Na+ dan ion Cl-.
Kontra Indikasi :
Penderita penyakit hati, edema, paru-paru, dan
menurunnya fungsi ginjal.
Efek Samping :
Hipernatraemia yang berlanjut pada hidrasi otak
(bila serius), nausea, vomiting, diare, kram perut,
takikardia, haus, dan mengantuk.
Peringatan :
Gagal jantung kongestif, gangguan fungsi ginjal,
anak, usia lanjut, hipertensi, dan toksikemia. Pada
kehamilan, lakukan tes program serum periodik
pada terapi jangka panjang.
Penyimpanan :
Simpan di tempat yang terlindung dari cahaya.
Jangan digunakan bila larutan keruh dan
kemasan rusak
Kemasan :
1 dos berisi botol infus 100 mL.
No Reg
No Batch
Manuf Date
Exp. Date

: DKL1302011250A3
: 2457
: Desember 2013
: Desember 2016

Diproduksi oleh:
PT. C-TEN PHARMA
SURABAYA INDONESIA

HARUS DENGAN
RESEP DOKTER

VIII. DAFTAR PUSTAKA


14 | L a b o r a t o r i u m Te k n o l o g i s e d i a a n S t e r i l 2 0 1 3

Farmakope Indonesia edisi III. 1979.


Formularium Indonesia.1996.
Handbook of injectable drugs 12ed.
Sean Sweetman. Martindale: The Complete Drug Reference 28thEdition. 1982.
Pharmaceutical Press.
Sean Sweetman. Martindale: The Complete Drug Reference 35thEdition. 2007.
Pharmaceutical Press.
Sean Sweetman. Martindale: The Complete Drug Reference 36thEdition. 2009.
Pharmaceutical Press.
USP XXII-Nf XVII: The 1990 U. S. Pharmacopeia and the National
Formulary.

15 | L a b o r a t o r i u m Te k n o l o g i s e d i a a n S t e r i l 2 0 1 3

You might also like