You are on page 1of 57

PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN SPESIMEN DARAH DAN CAIRAN

TUBUH

KUALITAS PEMERIKSAAN PASIEN


-

Pasien
Pasien perawatan
Pasien anak
Pasien remaja
Pasien dewasa
Pasien geriatrik

PENGENDALIAN INFEKSI
-

Isolasi sebagai sistem keamanan


Standar dan pencegahan

PENGAMBILAN SPESIMEN
-

Variable pengambilan darah


Prosedur pengambilan darah
Jenis Antikoagulan darah
Bahan tambahan dan antikoagulan
Prosedur venipuncture

PROSES PENGAMBILAN DARAH VENA`


-

Perlengkapan dan peralatan


Langkah awal prosedur
Pemilihan lokasi pengambilan darah yang tepat
Persiapan lokasi venipuncture
Pengambilan darah vena
Pemutusan prosedur
Masalah proses pengambilan darah
Komplikasi proses pengambilan darah
Pengumpulan kultur darah
Pengambilan darah kapiler dan perifer dengan tusukan pada kulit
1

PENGAMBILAN DARAH KAPILER


-

Persediaan dan peralatan


Pemilihan lokasi pengambilan darah yang tepat
Menyiapkan daerah pengambilan
Proses penusukankulit
Pengumpulan darah kapiler
Darah kapiler untuk pemeriksaan
Mengumpulkan mikrospesimen
Peralatan laser

SPECIEMENS: PERSIAPAN UMUM


-

Pengolahan sampel darah


Sampel yang tidak dapat digunakan
Pengaruh obat terhadap sampel
Pencatatan dan pelaporan
Pengawetan dan penyimpanan sampel

URIN
-

Jenis sampel urin


Wadah untuk pengambilan urin
Pengumpulan sampel urin
Pengawetan sampel urin
Pelabelan dan pengolahan sampel urin

CAIRAN TUBUH
-

Cairan serebrospinal
Cairan sinovial
Cairan pericardial, pleura dan peritoneal
Cairan semen

KULTUR SWABS
-

Swab tenggorok
Feses
Keringat
Air liur / saliva

TUJUAN PEMBELAJARAN

Pada bab ini siswa diharapkan dapat:


-

Mengidentifikasi tujuh faktor yang harus dimonitor pada kualitas metode

pemeriksaan
Menunjukan dan mempraktekan cara mengumpulkan sampel dari pasien
Menjelaskan pada pasien tujuan pengambilan sampel
Menjelaskan dan menerapkan tentang tindakan pencegahan
Menjelaskan peralatan yang digunakan untuk pengumpulan darah vena
Menjelaskan dan menunjukan tehnik pengambilan darah vena
Mengidentifikasi kode warna pada tabung dan zat tambahan pada tabung
Membandingkan antikoagulan dan zat tambahan yang digunakan untuk

mengawetkan sampel darah


Menjelaskan cara kerja EDTA dan heparin
Menjelaskan kesalahan yang petensial terjadi pada proses pengumpulan

sampel
Mencatat dan menjelaskan lima situasi yang menyulitkan dalam pemilihan

tempat venipuncture
Mengidentifikasi delapan permasalahan yang timbul pada saat phlebotomydan

dan menjelaskan penangananya


Menjelaskan beberapa teknik pengambilan sampel pada vena yang kecil
Menjelaskan pengambilan sampel pada pasien anak dan usia lanjut
Mencatat enam kategori komplikasi pada phlebotomydan menjelaskan gejala

dan terapi bila terjadi komplikasi


Menjelaskan dan menunjukan teknik yang tepat untuk pengumpulan sampel

darah kapiler
Menjelaskan tujuan penggunaan system unopette
Mengidentifikasi dan membandingkan syarat sampel urin untuk urin

rutin,termasuk urin midstream ,jumlah urin dan penyimpanan urin


Menjelaskan dan membedakan berbagai jenis urin, termasuk urin midstream,

jumlah urin dan penyinpanan urin


Menjelaskan dengan singkat prosedur pengumpulan sampel cairan tubuh

lainnya termasuk cairan serebrospinal, cairan pleura, dan cairan sinovial


Mengumpulkan dan menjelaskan prosedur yang tepat untuk pengambilan

swab tenggorokan untuk kultur


Pengumpulan feses untuk darah samar dan uji lainnya
Menjelaskan hukum medis yang berkaitan dengan pengumpulan sampel

KUALITAS PEMERIKSAAN
Ketepatan pemeriksaan laboratorium dimulai dengan kualitas sampel yang
diterima oleh laboratorium. Kualitas ini tergantung pada bagaimana sampel
dikumpulkan, dibawa dan diproses. Sebuah uji laboratorium tidak akan lebih baik
jika sampel tidak dikumpulkan dengan benar atau disimpan atau penanganan yang
tidak benar, hal ini mengakibatkan analisis yang tidak akurat sehingga hasil analisis
tidak dapat digunakan oleh dokter untuk mendiagnosa dan memberikan terapi.
Penilaian kualitas pemeriksaan atau quality assurance digunakan untuk
menggambarkan manajemen terapi pada pasien.( lihat gambar 8). Seperti
laboratorium klinik yang lain, penilaian kualitas memerlukan kebijakan dalam
mempertahankan dan memberi kontrol pada pasien dan sampel.
Penilaian kualitas dan pemantauan proses pangambilan sampel, terdiri dari:
-

Persiapan pasien untuk setiap sampel yang akan diambil


Pengambilan sampel yang benar
Peralatan untuk membawa sampel
Kinerja laboratorium yang diminta
Validasi hasil tes
Pencatatan dan pelaporan hasil tes
Salin hasil tes ke rekam medik pasien
Dokumentasi, pemeliharaan dan ketersediaan catatan menggambarkan
kualitas pemeriksaan dan pengendalian kualitas.

PASIEN
Peran phlebotomist sangatlah penting untuk pasien atau laboratorium.Lebih
dari duapertiga kesalahan laboratorium disebabkan kesalahan sebelum tes dilakukan
atau kesalahan preanalitik. Kebanyakan kesalahan ini terkait dengan pengumpulan
dan penanaganan sampel.Phlebotomist dapat mengurangi kesalahan dengan latihan
dan selalu waspada terhadap sumber kesalahan. Selain itu, phlebotomist adalah staf

laboratorium yang paling sering berhubungan dengan pasien. Ini berarti bahwa
gambaran laboratorium hanya diwakili oleh phlebotomist.
Phlebotomist ini diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Hal ini penting untuk memahami dan mengetahui harapan pasien, mengelola harapan
yang tidak realistis melalui pendidikan pasien, dan bersikap diplomatis dengan
keluhan pasien. Jika pasien tidak bahagia, phlebotomist harus mendengarkan dengan
penuh minat, mengekspresikan perhatian yang tulus, dan membuat upaya untuk
menyelesaikan masalah yang ada. Jika phlebotomist melakukan kesalahan,
mengucapkan permintaan maaf dengan tepat.

PASIEN KEMITRAAN
Pemberian pelayanan kesehatan melibatkan kemitraan antara pasien dengan
dokter dan profesional kesehatan lainnya.Ketika mengumpulkan sampel darah,
penting bagi phlebotomist untuk memperhatikan hak pasien setiap saat.The American
Hospital Associationtelah mengembangkan dokumen kemitraan pasien perawatan
yang memperhatikan hak pasien. Dokumen ini menekankan hal-hal berikut:
-

Rumah sakit perawatan yang berkualitas


Lingkungan yang bersih dan aman
Keterlibatan pasien dalam perawatan mereka
Perlindungan terhadap privasi pasien
Memberi bantuan terhadap pasien saat meninggalkan rumah sakit
Memberi bantuan untuk pasien dalam klaim tagihan

Pasien sendiri atau orang lain yang dipilih pasien dapat melaksanakan hak-hak pasien
ini. Pembuat keputusan ini dapat bertindak atas nama pasien jika pasien tidak
memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan, secara hukum tidak kompeten,
atau masih dibawah umur.
Sifat kemitraan pelayanan kesehatan bagi pasien atau keluarga mereka atau
perwakilan mereka yang mengambil bagian dalam perawatan mereka. Dengan

demikian, pasien bertanggung jawab dalam riwayat medis yang akurat dan setiap
petunjuk ditulis terlebih dahulu mengikuti peraturan rumah sakit. Dan sesuai dengan
kegiatan yang memberi kontribusi terhadap gaya hidup sehat.

PASIEN ANAK
Ketika bekerja dengan anak-anak, penting untuk bersikap lembut dan penuh
kasih. Kita harus berusaha berinteraksi dengan pasien anak-anak dan menyadari
bahwa pasien dan orang tuanya mungkin memiliki kecemasan tentang prosedur dan
belum terbiasa dengan itu. Beri penjelasan kepada orang tua dan anak.
Jangan terburu- buru dan beri cukup waktu dalam prosedur ini. Sangat penting
untuk memberi waktu lebih untuk mendapat kepercayaan anak dalam melakukan
pengambilan sampel.Dalam bekerja dengan pasien anak, sangat penting untuk
meningkatkan keberanian mereka.Mintalah bantuan dalam menangani pasien anak
yang sangat kecil atau anak yang tidak kooperatif. Anak yang lebih besar akan lebih
responsif ketika diijinkan terlibat dalam pengambilan sampel.
Setiap rumah sakit mempunyai aturan sendiri, tetapi beberapa tindakan
pencegahan yang umum diberlakukan. Setelah bekerja dengan bayi di tempat tidur,
sisi boks bayi harus dikembalikan pada posisi semula. Jika bayi dalam inkubator,
usahakan inkubator sebisa mungkin tetap tertutup. Ketika inkubator menggunakan
oksigen jangan lupa untuk menutup kembali ketika proses pengambilan sampel telah
selesai. Semua bahan habis pakai harus dibuang ketempat sampah.

PASIEN REMAJA
Ketika mendapatkan sampel darah dari pasien remaja, penting untuk bersikap
santai dan waspada terhadap kecemasan yang timbul. Teknik interaksi yang baik,
waktu yang cukup harus dilakukan ketika prosedur ini akan dilakukan, tatapanmata

petugas vcukup untuk member dukungan pada pasien dalam mempertahankan kontrol
diri.

PASIEN DEWASA
Pasien dewasa harus diberi penjelasan secara singkat apa yang diharapkan dari
mereka dan tes apa yang akan mereka lakukan. Penjelasan yang lengkap sangatlah
penting.Pasien harus disambut dengan ramah dan bijaksana tanpa menjadi terlalu
akrab, percakapan dapat dimulai dengan menyenangkan dan pelan.Pasien harus diberi
penjelasan tentang tujuan dari pengambilan darah.Setiap informasi pribadi yang
diungkapkan pasien tanggapi dengan keyakinan, pasien yang religius harus dihormati,
laporan laboratorium harus dirahasiakan begitupun dengan informasi pribadi yang
telah disampaikan. Informasi tentang pasien lain dan dokter harus dijaga
kerahasiannya. Jika pasien yang sama sering terlihat,phlebomist akan menjadi akrab
dengan kepentingan pasien termasuk hobi atau keluarganya dan menggunakan ini
sebagai topik pembicaraan. Banyak pasien di rumah sakit sangat kesepian dan
membutuhkan teman. Kadang-kadang pasien yang sakit berat tidak mau berbicara
sama sekali dan ini harus dihormati. Hal ini penting untuk menghormati pasien tetapi
harus dicoba untuk meningkatkan semangat pasien sebisa mungkin.
Sekalipun

pasien

tidak

menyenangkan,

phlebotomist

harus

tetap

ramah.Senyuman dapat menjadi keajaiban.Sangatlah penting untuk tetap sabar,


gembira dan percaya diri dalam bekerja walaupun pasien tidak menyenangkan.
Di rumah sakit, sebelum meninggalkan ruangan pasien harus diperiksa kembali
semua peralatan laboratorium harus ada pada tempatnya. Tempat tabung yang berisi
koleksi darah harus dijaga dan jauhkan dari jangkauan pasien.Alat dan bahan habis
pakai harus dibuang ke tempat sampah.

PASIEN USIA LANJUT


Sangatlah penting untuk bersikap bebas dan hormat pada pasien usia lanjut.
Jangan meredahkan mereka. Panggillah mereka dangan nama yang formal misalnya
tuan atau nyonya daripada hanya nama depan mereka. Pasien secara umum terutama
pasien tua sangat menikmati percakapan pendek.Jika pasien kelihatan kurang
pendengaran berbicaralah lebih lambat dan nyaring.

KONTROL TERHADAP INFEKSI


ISOLASI SEBAGAI SISTEM KEAMANAN
Isolasi didefinisikan sebagai pemisahan pasien yang sakit berat dengan tujuan
menghentikan penyebaran infeksi kepada orang lain atau untuk melindungi pasien
dari faktor penularan. Istilah isolasi telah berubah dari makna pencegahan yang
dilakukan petugas kesehatan untuk beberapa pasien menjadi sistem keselamatan yang
dilakukan oleh semua orang dalam proses perawatan rutin. Tindakan isolasi adalah
tindakan pencegahan rutin yang harus dilakukan sebagai bagian dari proses
perawatan sehari-hari.
Teknik isolasi modern menggabungkan teori yang berbasis luas yang
membahas kebutuhan pasien maupun karyawan untuk memastikan bahwa
lingkungan kerja pada fasilitas kesehatan sangat aman. Saat ini telah digunakan dua
tingkat strategi keamanan.

STANDAR PENCEGAHAN/ KEWASPADAAN DAN TAMBAHAN


Konsep pencegahan diterapkan pada petugas kesehatan untuk mengubah cara
pandang mereka terhadap pengendalian infeksi. Dua sistem kewaspadaan telah
dikembangkan dengan tujuan meminimalisasi resiko infeksi dan memaksimalkan
tingkat keamanan dalam lingkungan fasilitas kesehatan.
Sistem

pengedalian infeksi pertama adalah mempraktekan kewaspadaan

standar. Teori kewaspadan standar yaitu perlunya mengurangi resiko penularan


mikroba, termasuk HIV dari sumber infeksi yang teridentifikasi maupun yang tidak
teridentifikasi. Protokol tindakan kewaspadaan dengan pelindung harus dilakukan
ketika kontak dengan darah dan cairan tubuh lainya.
Sistem pengendalian infeksi yang kedua dikembangkan untuk memberikan
pencegahan tambahan dalam mengontrol penularan agen infeksi dalam keadaan
khusus ketika kewaspadaan standar saja tidak cukup.
Penularan agen infeksi dibagi menjadi 3 kategori yaitu kontak langsung,
kontak lewat udara dan kontak dengan tetesan air liur

PENCEGAHAN KONTAK LANGSUNG


Pencegahan kontak langsung dirancang untuk menghentikan penyebaran
mikroorganisme melalui kontak langsung , seperti kontak kulit ke kulit dan kontak
tidak langsung biasanya berasal dari orang melakukan kontak dengan benda mati yng
terkontaminasi.pencegahan kontak langsung termasuk mengenakan sarung tangan
saat kontak dengan kulit pasien atau dengan benda yang telah dipegang pasien.

Memakai baju khusus disarankan bagi perawat yang melakukan kontak langsung
dengan pasien atau saat mendatangi kamar pasien.

PENCEGAHAN AIRBONE
Pencegahan airbone dirancang untuk memberikan perlindungan dari bakteri
udara yang sangat kecil atau partikel debu , yang mungkin berada diudara selama
jangka waktu yang panjang. Terdapat panduan dalam penggunaan perlindungan
pernapasan dan penggunaan system penanganan udara khusus untuk mengendalikan
bakteri udara.
PENCEGAHAN DROPLET
Pencegahan droplet melindungi perawat, pengunjung, dan pasien lain dari
droplet yang mungkin dikeluarkan saat batuk, bersin ataupun berbicara. Pedoman
termasuk menggunakan masker saat bekerja dekat dengan pasien.Panduan dalam
penempatan pasien yang menggunakan ruangan khusus dengan kemampuan udara
khusus harus dilaksanakan.Pedoman khusus untuk pemindahan dan penempatan
pasien dan pengelolaan lingkungan harus dilaksanakn sesuai dengan kebutuhan
masing-masing.
PENGUMPULAN/ PENGAMBILAN SAMPEL
Darah adalah jenis sampel yang paling sering dianalisis di laboratorium
klinik.Sampel urin dan cairan tubuh juga sering dianalisis. Sampel feses dan yang
lainya misalnya swab tenggorok, kultur cairan dari luka abses, dikirim ke
laboratorium mikrobiologi untuk dianalisis.
Pengetahuan tentang peralatan pengambilan sampel, pengawetan dan
pengolahan sampel sangat penting.Sampel darah yang dikumpulkan dengan benar
sangat penting untuk kualitas kinerja laboratorium.ketaatan pada aturan pengumpulan

10

sampel sangat penting untuk keakuratan pengujian apapun.Kesalahan preanalitik


seperti kesalahan identifikasi, baik dari pasien atau sampel, merupakan sumber
potensial utama kesalahan.
Sampel darah mungkin diambil oleh petugas dengan perbedaan latar belakang
pendidikan, tergantung pada fasilitas. Di beberapa institusi, pengambilan sampel
darah dilakukan oleh ahli laboratorium klinis/ tehnolog medis atau teknisi
laboratorium klinis/ teknisi laboratorium medis. Pada institusi lain, individu dilatih
khusus, atau phlebotomist melakukan pengambilan sampel darah. Selain pengadaan
sampel, tranportasi sampel, penanganan dan pengolahan sampel juga harus dipahami
oleh siapapun yang mengambil sampel darah.

VARIABEL PENGAMBILAN SAMPEL


Sebagian besar pemeriksaan laboratorium klinik adalah darah, plasma, dan
serum.Sampel darah diambil dari pasien puasa dan tidak puasa. Puasa didefinisikan
sebagai tidak mendapat asupan cairan lain selain air selama 8-10 jam sebelum
pengambilan darah. Sampel puasa sebagian besar tidak diperlukan pada pemeriksaan
laboratorium.Darah puasa diambil pada pagi hari sebelum sarapan.Asupan makanan,
obat-obatan, aktivitas, dan waktu sepanjang hari dapat mempengaruhi hasil
laboratorium untuk sampel darah.
Darah yang diambil langsung setelah makan digambarkan sebagai sampel
postpandrial. Dalam kasus glukosa darah, sampel diambil 2 jam setelah makan.
Setelah 2 jam kadar glukosa darah harus kembali mendekati kadar gula darah puasa
bagi pasien yang tidak diabetes. Darah tidak harus diambil ketika pasien dalan terapi
infuse intravena, jika memungkinkan.

Variasi biologi yang mempengaruhi sampel darah meliputi:

11

Postur tubuh
Istirahat lama
Latihan
Irama sirkadian/variasi diurnal
Konsumsi makanan
Merokok
Konsumsi alkohol
Obat-obatan

PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH


Terdapat dua sumber darah untuk tes pada laboratorium klinik: darah kapiler
dan darah vena. The clinical and laboratory institute (CLSI), sebelumnya formely the
national committee for clinical laboratory standards (NCCLS) telah menetapkan
standar khusus dalam pengambilan darah vena dan darah kapiler. Darah arteri
mungkin diperlukan untuk melakukan prosedur tertentu, seperti analisa gas darah.
LAPISAN NORMAL ANTIKOAGULAN DARAH
Darah dalam tubuh secara in vivo adalah dalam bentuk cair, tetapi diluar tubuh
atau in vitroakan menggumpal dalam beberapa menit. Darah yang baru saja diambil
dan dimasukan tabung muncul sebagai cairan, berwarna gelap merah. Dalam
beberapa menit akan mulai menggumpal atau mengental, membentuk setengah padat,
massa seperti jelly. Jika dibiarkan dalam tabung massa ini akan menyusut, atau
menarik kembali dalam waktu 1 jam, dan akan beretraksi sempurna dalam waktu 24
jam.
Ketika koagulasi terjadi, cairan pucat kuning disebut serum memisahkan diri
dari bekuan darah dan muncul di bagian atas tabung. Selama proses pembekuan,
faktor-faktor tertentu muncul dari sampel darah. Fibrinogen merupakan salah satu zat
yang penting yang ditemukan dalam darah dalam sirkulasi yang diperlukan untuk
terjadinya pembekuan.Fibrinogen terdiri dari fibrin ketika pembekuan terjadi, dan
fibrin adalah benang halus yang terdiri dari sel sel darah merah dan sel sel darah
putih.Untuk mendapatkan serum digunakan tabung dengan tambahan zat aditif
tertentu.Serum digunakan untuk pemeriksaan kimia, serologi, dan tes laboratorium
lainnya dan dapat diperoleh dari bekuan darah yang disentrifus.

12

Ketika whole blood tetap setelah dicampur dengan zat yang mencegah
penggumpalan darah (antikoagulan),darah dapat dipisahkan menjadi plasma, cairan
berwarna kekuning-kuningan dan komponen sel seperti eritrosit, lekosit, dan
trombosit. Whole blood yang dibiarkan membeku secara normal akan menghasilkan
serum yamg berwarna.
Ketika sampel darah dengan antikoagulan tetap segar untuk sementara waktu,
komponen akan menjadi tiga lapisan yang berbeda, yaitu:
- Plasma, lapisan paling atas yaitu cairan yang merupakan 55 % dari total
-

volume darah.
Buffy coat, cairan putih keabu-abuan terdiri dari lekosit, merupakan 1% dari

total volume darah.


Eritrosit lapisan paling bawah yang terdiri dari sel darah merah, merupakan 45
% dari total volume darah.

ZAT ADITIF DAN ANTIKOAGULAN


Beberapa antikoagulan yang sering digunakan adalah asam dipotassium
ethylenediaminetetraacetic (K2EDTA), natrium sitrat, dan heparin. Masing-masing
jenis antikoagulan mencegah pembekuan darah dengan cara tertentu. Perbandingan
yang tepat untuk darah dan antikoagulan adalah penting untuk menghindari kesalahan

13

dalam hasil tes.Antikoagulan yang spesifik diperlukan untuk prosedur pada


laboratorium manual.
DIPOTASSIUM EDTA
Garam dari chelating (pengikat kalsium) merupakan agen K2EDTA
direkomendasikan

oleh

The

International

Council

for

Standardization

in

Haematology (ICSH) dan CLSI sebagai antikoagulan pilihan untuk menghitung sel
darah dan ukuran sel darah karena kurang menyusutkan dari sel darah merah dan
kurang meningkatkan volume sel. EDTA disemprotkan pada dinding tabung bagiaan
dalam kemudian ditutup. Perbandingan yang tepat antara EDTA dan darah sangat
penting karena beberapa tes akan dipengaruhi bila perbandingannya tidak benar.
EDTA yang tidak tepat akan menyusutkan eritrosit sehingga mempengaruhi hasil tes
seperti volume sel yang dihitung manual atau mikrohematrokit.
NATRIUM SITRAT
Natrium sitrat pada konsentrasi larutan 3,2 % telah diadopsi sebagai konsentrat
tepat oleh ICSH dan the International and Hemostasis for Coagulation Studies. The
Collage of America Pathologist (CAP) juga merekomendasikan penggunaan sodium
sitras 3,2% .
Sodium sitrat juga digunakan sebagai antikoagulan untuk waktu prothrombin
diaktifkan (aPTT) dan waktu prothrombin (PT) dan untuk tingkat sedimentasi
eritrosit westergren (LED). Perbandingan yang tepat yaitu satu bagian antikoagulan
berbandingan

sembilan

bagian

darah

dimasukan

dalam

tabung.Kelebihan

antikoagulan dapat mengubah pengenceran yang diharapkan dari darah dan


menyebabkan kesalahan hasil.Karena antikoagulan ini menimbulkan pengenceran
pada darah maka sodium sitras umumnya tidak dapat dipakai untuk tes hematologi
kebanyakan.
HEPARIN
Heparin digunakan sebagai antikoagulan in vivo dan in vitro, karena berfungsi
sebagai zat yang menginaktifkan factor pembekuan thrombin. Heparin adalah
antikoagulan yang umum digunakan dalam kimia dan uji kimia khusus.Heparin

14

adalah antikoagulan yang hanya digunakan untuk pengambilan darah dalam hal
menentukan pH, gas darah, elektrolit, dan kalsium terionisasi.Heparin tidak boleh
digunakan untuk uji koagulasi atau hematologi. Heparin adalah antikoagulan yang
direkomendasikan untuk pengambilan sampel whole blood atau sampel plasma
karena sifat heparin minim pengkhelat, efek minimal pada pergeseran air, dan
konsentrasi kation relativ rendah.
Heparin tersedia sebagai natrium, lithium, dan garam ammonium, heparin
litium adalah bentuk heparin yang direkomendasikan untuk digunakan karena tidak
mengganggu ketika tes ion dilakukan.Heparin lithium pada dasarnya bebas dari ion
asing.Hal ini tidak boleh digunakan ketika dilakukan pemeriksaan lithium dalam
darah. Heparin yang diperlukan sangat sedikit, sehingga lapisan dalam tabung atau
jarun suntik cukup member efek antikoagulan. Tabung yang berisi heparin harus
dikocok 8-10 kali ketika diisi sampel darah yang diambil sehingga dapat tercampur
dengan sempurna.
NATRIUM FLUORIDA
Sebuah antikoagulan aditif dan kering, natrium fluoride digunakan terutama
untuk pengawetan sampel glukosa darah untuk mencegah glikolisis atau perusakan
glukosa.
EFEK SAMPING ZAT ADITIF
Zat aditif yang dipilih sebagai antikoagulan tidak boleh mengubah komponen
darah atau mempengaruhi hasil tes laboratorium. Berikut ini adalah efek samping dari
penggunaan zat aditif yang tidak benar atau jumlah yang salah:
- Mempengaruhi pemeriksaan, zat aditif mungkin terdiri dari komponen zat yang
sama atau bereaksi dengan cara yang sama, seperti bahan yang diukur.
Misalnya penggunaan natrium oksalat sebagai antikoagulan dalam penentuan
-

natrium.
Menghilang konstituen sel, zat aditif dapat mengubah konstituen yang akan
diukur. Misalnya penggunaan antikoagulan oksalat untuk pemeriksaan

15

kalsium, oksalat mengubah kalsium dari darah dengan membentuk suatu garam
-

larut kalsium oksalat.


Berpengaruh terhadap enzim, zat aditif mempengaruhi reaksi enzim, misalnya
penggunaan natrium fluorida pada pemeriksaan enzim; dimana natrium

fluorida menghancurkan banyak enzim.


Perubahan konstituen sel, zat aditif dapat mengubah konstituen sel. Misalnya
penggunaan antikoagulan oksalat dalam hematologi. Oksalat mendistorsi
morfologi sel; krenasi sel darah merah, munculnya vakuola dalam granulosit
dan bentuk-bentuk aneh dari limfosit dan monosit muncul cepat ketika oksalat
digunakan sebagai antikoagulan, contoh lain adalah penggunaan heparin
sebagai antikoagulan dalam pembuatan apusan darahyang akan diwarnai dalam

waktu 2 jam, heparin memberi latar belakang biru dengan wrights stain.
Salah jumlah pemberian antikoagulan, jika terlalu sedikit zat aditif yang
digunakan, sebagian darah akan membeku. Hal ini mengganggu jumlah sel.
Sebagai perbandingan, jika terlalu banyak antikoagulan yang digunakan darah
akan terlalu cair dengan demikian mengganggu pengukuran jumlah darah
tertentu.

PROSEDUR VENIPUNCTURE
PENGAMBILAN DARAH YANG AMAN:PERALATAN
DAN PERLENGKAPAN
Peningkatan

keselamatan

telah

menyebabkan

pengembangan

produk

baru pada berbagai perusahaan.Desain baru dari alat ini mengurangi insiden
postphlebhotomy.Sarstedt ( Newton,NC) dan perusahaan BD ( Franklin Lakes,N)
adalah perusahaan yang menawarkan variasi alat pengambilan darah.
Produk alat pengambilan darah BD meliputi:
-

Jarum vacutainer dari BD adalah contoh jarum keselamatan yang mengurangi


luka tusuk..

16

Alat transfer darah dari BD adalah alat yang mudah digunakan , bebas dari

perlengketan yang aman dan sederhana untuk transfer sampel.


BD vacutainer safety- lok blood collection, adalah perangkat aman yang
bersayap dalam infus dan pengambilan darah. Perangkat ini berperisai dan
berpelindung ganda yang memungkinkan digunakan oleh satu tangan untuk
meminimalisasi resiko cedera jarum suntik dan yang memungkinkan untuk

visibilitas darah.
Tabung plastic vacutainer dari BD menawarkan metode yang aman untuk
pengambilan darah yang mengurangi resiko kerusakan tabung dan tumpahan

sampel.
BD genie safety lancets adalah produk sekali pakai untuk pengambilan darah

kapiler yang meminimalisasi resiko tertusuk atau digunakan kembali.


BD quickheel lancet safety adalah produk keamanan yang dirancang untuk
bayi dan bayi premature. Ini adalah fitur pisau bedah yang secara permanen
dapat ditarik setelah membuat sayatan.
Produk lainnya diproduksi oleh Ram Scientific ( Needlam, Mass ) termasuk

tabung mikro kapiler yang dilapisi berbagai antikoagulan dan gel pemisah, lancet
pengunci haemolance dan capiject yang berlapis silikon, dan tabung darah kapiler
yang berwarna.
Jarum standar untuk pengambilan darah adalah jarum 21 gauge. Jarum
butterfly digunakan pada saat jumlah pasien lebih banyak. Jarum ganda yang
panjang dan runcing dimasukan dalam pembuluh darah pasien dan tabung.Jarum
steril yang digunakan harus sesuai dengan pegangan digunakan.Berbagai ukuran
jarum tersedia, selain panjangnya jarum diklasifikasikan berdasarkan ukuran gauge,
semakin tinggi ukuran gauge semakin kecil diameternya.Pemegang jarum yang
dirancang khusus untuk mengamankan jarum yaitu sekali pakai digunakan untuk
mengamankan jarum. BD Vacutainer Standard Yellow Needle Holders (no 364888
dan 364983) tidak digunakan lagi dan tidak tersedia lagi sebagai satu-satunya
pemegang jarum dalam perlengkapan pengambilan sampel darah. Telah digunakan

17

komponen lain yang lebih aman misalnya BD Vacutainer Blood Transfer Device, BD
Vacutainer Direct Draw Adapter, dan BD Vacutainer Luer-Lock Access Device.
BD Vacutainer One Use Holder adalah needle holder plastic yang jernih,
dengan ditandai Do not Reuse atau Single Use. Setelah dilakukan venapungsi,
rangkaian holder dan jarumnya dibuang ke kontainer. Jarum tidak perlu dilepas dari
holder. Needle holder yang baru ini pemakaiannya sama dengan BD Vacutainer
Standard Yellow Needle Holder.Tidak ada perubahan dalam teknik venapungsi saat
dilakukan perubahan kebijakan ke single use holder. BD Vacutainer One Use Holder
mudah sekali digunakan untuk prosedur venapungsi, yang sesuai dengan system BD
Vacutainer Venous Blood Collection, termasuk didalamnya BD Vacutainer Eclipse
Needle, BD Vacutainer Safety Lock Blood Collection Set, dan BD Vacutainer Multiple
Sample Adapters.
Pada tanggal 15 Oktober 2003, US Occupational Safety and Health
Administration (OSHA) menerbitkan buletin Safety and Health Information (SHIB)
(www.osha.com) untuk mengklarifikasi posisi OSHA dalam penggunaan reuse tube
holder dalam prosedur pengambilan darah, klarifikasi OSHA Bloodborne Pathogen
Standard (29 CFR.910.1030 (d) (2) (vii) (A)). Standart telah melarang pelepasan
jarum yang telah terkontaminasi dari alat-alat medis. Larangan pelepasan jarum dari
alat dari setiap alat dicantumkan berdasarkan standart tahun 1991dan 2001, OSHA
(CPL 2-2.69), dan dalam surat interpretasi 2002. Maksud dari SHIB adalah untuk
mengulangi statemen OSHA sebelumnya (tidak ada periode emas) bahwa praktek
terbaik adalah mencegah cedera tusukan jarum setelah prosedur phlebotomy yaitu
penggunaan sharp with engineered sharps injury protection (SESIP) (misalnya
jarun yang aman) berhubungan dengan pemegang jarum dan pembuangan dengan
seluruh unit segera setelah darah pasien diambil.
Berdasarkan OSHA SHIB dan pedoman kepatuhan OSHA (CPL 2-2.69),
kondisi tertentu kadang memerlukan spuit untuk pengambilan darah.Darah yang

18

diambil dengan spuit harus dipindahkan ke dalam tabung sebelum membuang spuit
yang terkontaminasi. Dalam situasi ini, spuit dengan teknologi pencegahan cedera
dan teknik yang aman harus diterapkan sebisa mungkin. Pemindahan darah dari spuit
ke tabung harus dilakukan tanpa jarum (misalnya BD vacutainer).
Sesuai peraturan OSHA, ketidakpatuhan akan mengahasilkan adanya surat
resmi dari kantor kepatuhan OSHA setelah beberapa inspeksi. Hal ini adalah
kewajiban dari setiap fasilitas untuk mengevaluasi pekerjaan mereka, mengontrol
penerapan teknik yang sesuai, dan menerapkan elemen-elemen yang dapat diterapkan
untuk meningkatkan kepatuhan sesuai dengan peraturan dan regulasi OSHA terbaru.
OSHA SHIB telah memberikan langkah-langkah Toolbox Evaluasi untuk diikuti
(Kotak 3-1)
Box 3-1
OSHA Safety and Health Information (SHIB) : Toolbox Evaluasi
1. Karyawan pertama kali harus mengevaluasi, memilih, dan menggunakan
teknologi yang sesuai (misalnya jarum dengan teknik perlindungan
terhadap jarum) termasuk single used pemegang tabung dengan jarum
dengan penerapan teknologi proteksi jarum (SESIP).
2. Penggunaan teknologi dan pengontrolan terhadap praktek memberikan
derajat paling tinggi untuk mengeleminasi cedera yang sering terjadi
setelah pengambilan darah. Pembuangan pemegang tabung bersama jarum
yang terkontaminasi dilakukan setelah penggunaan prosedur keamanan,
memberikan peran yang besar terhadap pengontrolan wabah.
3. Dalam situasi yang jarang, pelepasan jarum diterima.
Jika karyawan mampu memberikan alasan bahwa tidak ada
alternatif lain (misal tidak mampu menyediakan tabung single use
karena rendahnya suplay alat ini)
Jika diperlukan untuk prosedur taknis khusus atau prosedur
kedokteran gigi tertentu.
19

Pada kasus yang jarang, karyawan harus memastikan bahwa jarum


yang terkontaminasi terlindungi dengan prosedur SESIP sebelum
dibuang. Sehingga karyawan harus memastikan kontainer tempat
pembuangan jarum harus tersedia di lokasi yang mudah dijangkau
oleh mereka. Informasi ini harus secara jelas diberikan dan
didokumentasikan pada Rencana Pengawasan.
4. Jika memerlukan pengambilan darah dengan spuit, proteksi perlindungan
terhadap jarum harus diterapkan, dimana pelepasan jarum harus dengan
cara yang aman dan pemindahan darah ke dalam tabung dalam keadaan
jarum sudah dilepas.

Tabung Vacutainer Penampung Darah


Tabung vacutainer paling sering digunakan dalam pengambilan darah vena.
Sistem tabung vacutainer pengumpul darah terdiri dari jarum, pemegang jarum yang
tidak dapat dipakai ulang, tabung vacum yang dapat menampung darah dalam jumlah
tertentu. (gambar 3.3) Tabung vacutainer terdapat dalam berbagai ukuran (ml),
diantaranya ukuran pediatric, dimana terdapat kode warna tertentu. Warna tersebut
menunjukkan tipe antikoagulan atau adanya gel separator. BD merekomendasikan
suhu penyimpanan semua BD vacutainer tidak lebih dari 25 oC atau 77oE. Jika suhu
lebih tinggi, tabung akan kehilangan ke vakumannya. Tabung evakuasi ini untuk
single use.
Jika pengambilan darah memerlukan lebih dari 1 tabung, harus diikuti protokol untuk
menghindari kontaminasi silang diantara tabung yang mungkin dapat terjadi karena
adanya perbedaan zat tambahannya. (table 3.1). Kesalahan tersebut dapat
berpengaruh pada hasil pemeriksaan.

20

Gambar 3.2
Tabel 3.1
Alat pemisah serum (Serum Separator Devise/SSDs) diperlukan pada pemrosesan
darah beku. Untuk mendapatkan serum, tabung pemisah serum dapat digunakan.
Tabung vakutainer dari kaca dapat digunakan. Tabung serum separator terdiri dari 2
tipe utama, yang digunakan untuk sentrifugasi dan yang digunakan setelah
sentrifugasi. Tabung yang digunakan selama sentrifugasi mungkin selain terdapat
sistem gel atau dimasukkan dalam tabung pengumpul sebelum sentrifugasi. Tabung
yang mengandung gel, mengandung lapisan silicon khusus, yang karena viskositas
dan densitasnya, bergerak membentuk barier antara cel dan serum selama
centrifugasi.
Darah menyentuh lapisan gel selama sentrifugasi, karena adanya perubahan
sementara dari viskositas. Gel mulai di dasar tabung. Darah ditambahkan ke dalam
tabung, dan bekuan terbentuk setelah minimal 30 menit. Setelah terbentuk bekuan,
tabung di sentrifus. Gel akan naik dan memagari sel dan atas serum. Gel akan
mengeras dan membentuk lapisan yang inert. Tutup tabung ini tidak perlu dilepas
untuk menghilangkan produksi aerosol dan penguapan sebelum disentrifugasi. Serum

21

separator menghasilkan lebih banyak serum, dalam waktu yang lebih pendek karena
hanya diperlukan 1 langkah sentrifugasi.
Tabung vacum khusus yang baru, digunakan untuk pengambilan, transportasi
dan penampungan darah, yaitu ChexBCT, di design untuk imunophenotyping dengan
flowcytometri. Zat tambahan dalam tabung menjaga integritas CD (cluster of
differentiation) sel darah selama 7 hari. Spesimen akan stabil dalam suhu ruang
selama transpotrasi dan penyimpanan.

Teknik spuit
Spuit plastik disposable digunakan untuk kasus yang khusus dalam pengambilan
darah. Jika seorang pasien mempunyai vena yang sulit untuk diambil darahnya, atau
keadaan tertentu, spuit dapat digunakan. Beberapa fasilitas merekomendasikan
penggunaan spuit untuk pengambilan darah yang bervariasi dari protokol tabung
vakutainer.
Pedoman umum
1. Petugas phlebotomy sebaiknya memperkenalkan dirinya secara baik pada
pasien dan menjelaskan secara jelas prosedur yang akan dilakukan.
2. Identitas pasien adalah langkah pertama yang penting dalam pengambilan
darah. Jika perlu, tanyakan nama pasien dan cek kembali label nama yang
tercantum. Jika pasien tidak dapat memberikan namanya atau identitas
yang ada pada tempat tidurnya hilang, harus ditanyakan pada perawat

22

untuk mengidentifikasi pasien tersebut. Beberapa pedoman harus dibuat


dalam permintaan tes.
3. Permintaan tes harus di cek dan tabung yang sesuai harus disediakan.
Semua specimen harus diberi label segera setelah specimen tersebut
diambil. Pelabelan sebelunya tidak dianjurkan.
4. Nama pasien, nomor identitas, nomor klinik, tanggal dan jam pengambilan
biasanya dituliskan di label. Pada kondisi tertentu label harus
mencantumkan waktu pengambilan dan tipe specimen. Format permintaan
yang lengkap harus diikutkan dalam pengiriman ke laboratorium. Catatan
pengambilan darah kapiler, dilakukan secara steril, dengan lanset
disposable. Lanset tersebut harus dibuang dalam container yang tahan
tusukan setelah 1x pemakaian.

Label
Kualitas kebijakan penilaian diimplementasikan dalam laboratorium klinik untuk
melindungi pasien dari beberapa efek samping atau hasil yang error dari pengelolaan
spesimen yang tidak sesuai, yang dimulai dengan pengambilan specimen. Penilaian
laboratorium klinik dan akreditasi mensyaratkan bahwa specimen dilabel secara benar
pada waktu pengambilan. Semua penampung specimen harus diberi label oleh orang
yang melakukan pengambilan untuk memastikan bahwa specimen tersebut benarbenar diambil dari pasien yang identitasnya tercantum dalam label.
Kontainer yang tidak dilabel atau label yang tidak sesuai sebaiknya tidak
diterima di laboratorium. Label specimen dianggap tidak benar jika tidak lengkap
atau tidak ada identitas pasien dalam tabung atau kontainer tersebut. Beberapa
kontainer spesimen dikirim dalam kantong plastik. Tidak dianjurkan jika yang diberi
label hanya plastiknya, tetapi kontainer harus dilabel juga. Jika identifikasi tidak

23

sesuai, maka spesimen tidak akan diterima. Spesimen juga tidak akan diterima jika
identitas pasien tidak sama antara kontainer dan lembar permintaan.
Pada beberapa laboratorium, label sudah terkomputerisasi, yang akan
mempermudah untuk memastikan informasi yang sesuai setiap pasien. Label dengan
bar-code akan mempermudah hal ini. Salah satu sistem computer otomatis, sistem
identifikasi pasien

BD.id (http://www.bd.com) akan menghilangkan kesalahan

labeling karena sistem tersebut membaca barcode pada lengan pasien. Software
tersebut mencantumkan test, tabung yang sesuai, kuantitas tabung yang diperlukan
pasien, kemudian menyamakan label kode laboratorium untuk mengidentifikasi
tabung.
Setiap laboratorium mempunyai pedoman masing-masing untuk penanganan
pelabelan yang salah atau spesimen yang tidak dapat diterima.

Pengambilan darah vena (phlebotomy)


Alat dan bahan :

Permintaan tes
Tourniquet dan sarung tangan
Jarum disposable steril dan pemegangnya
Berbagai tabung vacutainer
Alcohol (70%) dan kapas
Beberapa alat khusus
Kantong plastik

Prosedur inisiasi
1. Identifikasi pasien
2. Menyiapkan semua peralatan yang diperlukan disamping pasien
3. Memakai sarung tangan

24

4. Bungkus plastik pada jarum harus terpasang sampai hendak


digunakan untuk venapungsi. Tabung vacutainer dipasang dalam
holder dan ditekan sampai ujung stopper mencapai batas dari
holder. Jangan menekan tabung ke holder melebihi batas, karena
akan menghilangkan daya vakumnya.
Pemilihan lokasi yang sesuai
Pengambilan specimen darah dari jalur intravena (IV) harus dihindari karena akan
meningkatkan risiko percampuran cairan dengan sampel darah dan menghasilkan
hasil yang tidak tepat.
1. Inspeksi kedua lengan. Pilih tempat yang tidak sering digunakan berulang
kali untuk phlebotomy. Pada lengan, terdapat 3 vena yang sering
digunakan untuk venapungsi : v.cephalica, v. basilica, dan v.mediana
cubiti (gambar 3.3)
Gambar 3.3
2. Pasang tourniquet (gambar 3.4). jangan tinggalkan tourniquet lebih dari
2 menit. Pemasangan tourniquet yang terlalu lama akan meningkatkan
beberapa

analisa

kimia

darah,

termasuk

albumin,

aspartat

aminotransferase (AST), kalsium, kolesterol, besi, lemak, bilirubin total,


dan protein total.
3. Untuk memperjelas vena, minta pasien untuk mengepalkan tangan.
Dengan jari telunjuk, palpasi diperlukan untuk mendapatkan vena yang
diinginkan. (lihat gambar 3.4). Tempat yang ideal adalah dekat dengan
lipatan lengan atau sedikit dibawahnya. Palpasi penting dilakukan untuk
mengidentifikasi vena dimana perasaan melenting dibandingkan dengan
jaringan sekitar. Vena yang besar tidak selalu menjadi pilihan yang baik
karena ada kecenderungan untuk bergeser saat vena pungsi. Vena
superficial dan kecil sebaiknya juga dihindari. Jika vena yang diharapkan
tidak ditemukan pada salah satu lengan, periksa lengan satunya

25

menggunakan tourniquet dan palpasi. Vena di tempat lain seperti


pinggang, tangan, dan kaki hanya dapat digunakan untuk phlebotomy.
Gambar 3.3

Pemilihan lokasi untuk situasi khusus


Lima keadaan spesifik yang bisa terjadi venapugsi yang sulit atau sumber dari
kesalahan preanalitik.
1. Jalur intravena
Lengan dengan jalur IV sebaiknya tidak digunakan untuk venapungsi karena akan
mengkontaminasi specimen. Sebaiknya dipilih lengan lain pasien atau lokasi
alternatif.
2. Edema
Edema adalah akumulasi abnormal cairan di ruangan intrasel jaringan.
3. Jaringan parut atau pesien luka bakar
26

Vena akan sulit dipalpasi pada area dengan parut yang luas atau bekas luka bakar.
Sebaiknya digunakan lokasi alternatif atau darah kapiler.
4. Pasien dialysis
Darah sebaiknya tidak diambil dari lengan yang terpasang kanula (akses sementara
dialysis) atau fistula ( penyatuan vena dan artery yang menetap). Staf yang terlatih
dapat mengambil darah dari cannula. Lokasi venepungsi yang lebih disukai adalah
vena pada tangan atau vena yang jauh dari fistula di lengan bagian bawah.
5. Pasien mastektomi
Jika pasien mastektomi dengan pengambilan nododuli limfatisi yang berdekatan,
venapungsi sebaiknya tidak dilakukan pada sisi yang sama dengan mastektomi.
Persiapan lokasi venapungsi
1. Setelah lokasi yang sesuai telah dipilih, pasang tornikuet.
2. Dengan kapas alcohol 70% bersihkan area venapungsi. Gunakan gerakan
berputar dari dalam keluar. Jangan kembali ke area yang sudah dibersihkan.
3. Biarkan kering.
Melakukan venapungsi
Hindari menyentuh area yang sudah dibersihkan
1. Gunakan 1 tangan untuk memegang rangkaian tabung vacutainer. Posisi
lengan pasien lurus ke bawah. Gunakan 1 atau lebih jari dari tangan yang lain
unuk meregangkan kulit area venapungsi. Hal ini akan mengencangkan kulit
dan mengamankan vena.
2. Pegang jarum sekitar 1 s/d 2 inchi dibawah dan lurus dengan lokasi
venapungsi. Lubang jarum sebaiknya menghadap ke atas.
3. Tusukkan jarum ke kulit ke dalam vena. Gerakan tusukan harus lembut. Satu
tangan harus mememegang unit needle holder sementara tangan lainnya

27

menekan tabung sampai di ujung holder plastik. Penting menjaga jarum tidak
bergeser selama phlebotomy untuk menghindari terputusnya aliran darah.
Sampel multiple dapat diambil dengan memasukkan tabung tambahan ke
needle holder. (lihat table 3.1 untuk permintaan tabung vacutainer multiple)

Penyelesaian prosedur
1. Tornikuet dapat dilepas segera setelah darah mulai mengalir ke dalam tabung
vakutainer atau spuit atau segera sebelum jumlah darah yang diinginkan
didapat.
2. Minta pasien membuka tangannya.
3. Cabut unit pengambil darah dengan 1 tangan dan segera tekan kapas dengan
tangan yang lain setelah jumlah darah yang diinginkan sudah didapat.
4. Jika memungkinkan anjurkan pasien untuk mengangkat seluruh lengan dan
tekan kapas dengan tangan satunya. Jika pasien tidak dapat melakukannya,
pasang penekan sampai perdarahan terhenti.
5. Pasang plester perekat nonalergenik atau strip disekitar tempat venapungsi.
Kegagalan dalam penekanan dapat menghasilkan hematom (pengumpulan
darah di bawah kulit yang menimbulkan ruam).
6. Campur darah dalam tabung dengan antikoagulan dengan cara membalik
tabung beberapa kali. Tabung tidak boleh dikocok. Buang peralatan ke dalam
tempat sampah yang sesuai.
7. Beri label semua tabung sesuai permintaan laboratorium.
8. Bersihkan area kerja, buang sarung tangan, dan cuci tangan. Jika pasien
adalah pasien rawat jalan, tunggu beberapa menit dan yakinkan pasien tidak
merasa pusing atau mual sebelum pergi.
Masalah-masalah phlebotomy

28

Kadang-kadang venapungsi gagal. Jangan mengulangi venapungsi lebih dari 2x.


Jika 2x gagal, beritahukan ke supervisor phlebotomy. Masalah-masalah yang
dapat timbul pada phlebotomy sebagai berikut :
1. Penolakan pasien yang akan diambil darahnya.
2. Kesulitan pengambilan specimen karena jarum tidak mampu menembus
dinding vena.
3. Pergerakan vena.
4. Gerakan tiba-tiba dari pasien yang menyebabkan jarum keluar dari lengan
sebelum selesai.
5. Antikoagulan yang tidak sesuai
6. Jumlah darah yang kurang memadai dalam tabung evakuasi
7. Kelemahan atau kesakitan setelah dilakukannya venapungsi.
Komplikasi phlebotomy
Pasien dapat mengalami komplikasi setelah prosedur phlebotomy. Komplikasi dapat
dibagi menjadi 6 katagori utama, sebagai berikut :
1. Komplikasi vaskuler. Perdarahan dari tempat venapungsi, dan hematom sering
terjadi sebagai komplikasi.
2. Infeksi. Komplikasi kedua tersering adalah infeksi pada daerah venapungsi.
3. Anemia. Anemia iatrogenic dikenal juga anemia nosokomial, physician
induced anemia, atau anemia karena kehilangan darah karena pengambilan.
Masalah ini sering terjadi pada pasien anak-anak.
4. Komplikasi neurologi. Pasien postphlebotomy dapat mengalami komplikasi
neorologi, termasuk kejang dan nyeri.
5. Komplikasi kardiovaskuler. Komplikasi kardiovaskuler termasuk orthostatic
hipotensi, pingsan, dan henti jantung.
6. Komplikasi dermatologi. Komplikasi dermatologi yang sering terjadi setelah
phlebotomy adalah reaksi alergi terhadap iodine dalam kasus donor darah.

29

Pengumpulan kultur darah


Peningkatan rata-rata positif palsu sering terjadi dan berhubungan dengan biaya
pelayanan kesehatan. Untuk memastikan pengumpulan darah bebas dari kontaminasi,
(baik dari pasien, petugas atau personel yang lain), dilakukan dengan membersihkan
kulit dan tabung sebelum dilakukan pengambilan.
Kulit dibersihkan 3x dengan larutan povidon iodine atau preparat clorhexidin
glukonat. Dengan menggunakan aplikator scrub, laruran povidon iodine dioleskan
pada tempat tusukan dengan gerakan konsentris ke arah luar, dimulai di tempat
tusukan. Langkah ini diulang 3x. setelah pembersihan ketiga, povidon iodine
dibersihkan dengan kapas alcohol jika warna larutan menimbulkan kesulitan dalam
menentukan lokasi vena. Jika vena harus disentuh sebelum venapungsi, sarung tangan
tempat jari petugas harus dibersihkan dengan povidon iodine 3x. melakukan
venapungsi dengan jarum dan spuit steril, atau dimasukkan ke dalam botol kultur
dengan system evakuasi/vakum. Setiap botol kultur harus dibersihkan dengan alkohol
sebelum diinjeksi sejumlah darah yang diperlukan dalam inti botol. Botol kultur
diberi label dan dibawa ke laboratorium.
Pengambilan darah kapiler atau perifer dengan tusukan kulit.
Darah kapiler dapat digunakan untuk bermacam-macam pemeriksaan laboratorium.
Darah kapiler sering digunakan untuk POCTs/ Point of Care Test. POCT yang sering
digunakan adalah pemeriksaan untuk glukosa menggunakan alat pembaca dan stip
reagen, seperti yang digunakan pasien diabetes di rumah (lihat diskusi tentang
POCT).
Pengambilan Blood Spot untuk program screening neonatal

30

Sebagian negara menerapkan peraturan bahwa bayi baru lahir harus di screening
untuk beberapa penyakit yang dapat menimbulkan abnormalitas yang serius,
termasuk retardasi mental, jika tidak didiagnosis dan di terapi segera. Penyakit ini
termasuk

phenilketonuria

(PKU),

galaktosemia,

hipotyroidisme,

dan

hemoglobinopati. CLSI mempunyai set standar untuk kertas filter atau blood spot
untuk program screening ini. Darah harus diambil 1-3 hari setelah lahir sebelum bayi
pulang dari rumah sakit, minimal 24 jam setelah lahir dan setelah pemberian makanan
untuk test PKU yang valid. Terdapat kenaikan jika bayi di tes sebelum umur 24 jam.
Jika bayi pulang lebih awal, klinisi memilih mengambil sampel lebih awal daripada
tidak mendapat sampel sama sekali.
Pada sebagian besar program screening neonatal, spesimen diambil dengan
kertas saring dan dikirim ke laboratorium tujuan untuk dianalisis. Kartu khusus
dengan kertas saring disuplai laboratorium, pemeriksaannya di ruang perawatan atau
laboratorium sentral. Terdapat informasi pada kartu tersebut, dan informasi yang
diperlukan harus tersedia dan diperlakukan sama seperti permintaan tes yang lain.
Kertas saring yang ada dalam kartu mengandung lingkaran-lingkaran untuk
mengidentifikasi porsi kertas untuk menentukan tempat spesimen, dimana kertas
saring akan menyerap sejumlah darah yang diperlukan untuk pemeriksaan.
Pengambilan darah dilakukan dengan tusukan pada tumit, sesuai prosedur
institusi. Jika sudah timbul tetesan darah, lingkaran pada kertas saring disentuhkan
sampai lingkaran terisi penuh. Tetesan yang cukup besar harus terbentuk sehingga
pengisian lingkaran dilakukan hanya dengan 1 langkah. Kertas saring dikeringkan
dan dikirim ke laboratorium dalam kantong plastik atau kontainer khusus. Prosedur
langkah pengambilan sampel yang dibuat oleh laboratorium harus diikuti.
Pemeriksaan darah kapiler di samping pasien (POCT(Point-of-Care Testing))
Sampel darah kapiler untuk pemeriksaan glukosa dan pemeriksaan lain banyak
digunakan di fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan di samping pasien atau point of
31

care testing (POCT). Kadar glukosa tersedia dalam waktu 1-2 menit, tergantung
system yang digunakan. CLSI telah membuat panduan untuk pemeriksaan ini karena
pemeriksaan tersebut dilakukan pada penanganan perawatan akut dan perawatan
jangka lama. (POCT juga didiskusikan pada BAB 1)
POCT untuk glukosa juga dikerjakan di rumah oleh banyak pasien rawat
jalan, menggunakan darah mereka sendiri dan salah satu alat pengukur glukosa.
Penting sekali untuk pasien diabetes terutama insulin dependent DM untuk
memonitor kadar glukosa darah mereka beberapa kali sehari dan mampu menentukan
dosis insulin untuk menjaga pengotrolan kadar glukosa darah.
Untuk pasien DM yang rawat inap, POCT juga alat yang berguna untuk
manajemen diabetes. Kadar glukosa darah kadang tak stabil pada pasien ini, situasi
yang memerlukan penentuan dosis insulin. POCT memberikan hasil yang cepat,
sehingga dosis dapat ditentukan dengan segera. Permintaan dan pengambilan darah
vena untuk pemeriksaan glukosa dilakukan laboratorium central yang frekuensi dan
kecepatan hasil sangat diperlukan, sering tidak praktis, sehingga POCT dianggap
lebih berguna. Program kontrol kualitas yang baik harus dilakukan untuk memastikan
reabilitas hasil POCT. Sampel whole blood diambil dengan pungsi pada tumit (hanya
untuk bayi baru lahir), jari, atau garis merah heparinisasi, menggunakan kebijakan
standar pencegahan. Darah arteri atau vena sebaiknya jangan digunakan, kecuali
manual dari pabrik pembuat POCT khusus menggunakan sampel tersebut. Alat POCT
sebaiknya dikalibrasi disesuaikan menurut pabrik pembuatnya. Hasil harus segera
dicatat dalam rekam medis pasien yang membedakan antara pemeriksaan bedside dan
hasil pemeriksaan lab central.
Sangat penting untuk memahami dan menyadari keterbatasn setiap system
POCT yang dijelaskan oleh pabriknya, sehingga didapatkan hasil yang reliable.
Penggunaan quality assessment, memastikan reliabilitas prosedur ini. Penggunaan
POCT baik di samping pasien atau pasien memeriksa sendiri untuk glukosa,

32

dimaksudkan untuk pengelolaan pasien diabetes dan bukan untuk diagnosis. POCT
tidak digunakan untuk menggantikan pemeriksaan laboratorium standar untuk
glokosa tetapi hanya sebagai tambahan.
Banyak promosi alat-alat tersebut, dimana setiap produk memeriksa kadar
glukosa dengan strip reagennya. Tetesan darah disentuhkan ke strip reagen dan
berdasarkan prosedur khusus, kemudian hasil dapat dibaca. Alat tersebut menjanjikan
akurasi dan standardisasi hasil jika penggunaan berdasarkan petunjuk yang ada. Strip
reagen harus disimpan dengan hati-hati dan dilihat masa berlakunya. Strip tersebut
khusus hanya untuk glukosa. Alat pengukur tersebut dikemas dalam kemasan yang
mudah dibawa dan cukup kecil sehingga cukup dimasukkan dalam kantong atau tas.
Pengambilan darah kapiler
Alat dan bahan

Alkohol (70%) dan kapas atau tissue alkohol


Sarung tangan disposable dan kapas steril
Lancet steril
Peralatan sesuai pemeriksaan yang diinginkan (misalnya kaca preparat untuk
hapusan darah, mikropipet dan diluents untuk CBC, tabung mikrohematokrit)

Pemilihan lokasi yang sesuai


1. Biasanya ujung jari (jari 3 atau 4), tumit, dan jempol lokasi yang sesuai untuk
pengambilan darah kapiler yang

jumlahnya

sedikit. Daun telinga dapat

digunakan sebagai alternatif terakhir pada orang dewasa. Jangan menusuk


kulit yang terinfeksi. Permukaan yang menghadap telapak kaki dari tumit atau
jempol adalah lokasi yang sesuai untuk bayi baru lahir pada kasus yang
khusus seperti korban luka bakar. Lokasi ideal pada bayi adal medial atau
lateral telapak kaki dan jaraknya tidak lebih dari kurva posterior tumit.
(gambar 3-5,A). CLSI merekomendasikan jangan menggunakan jari pada

33

bayi. Bagian belakang tumit tidak boleh digunakan karena akan beresiko
melukai tulang tumit, kartilago dan saraf pada area ini.
2. Tempat pengambilan darah harus hangat untuk memastikan aliran darah pada
tempat tersebut lancer.
Persiapan lokasi
1. Pegang tempat yang hendak di pungsi dengan jempol dan jari telunjuk.
2. Usap area dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering.
3. Usap dengan kapas kering. Jika area tidak kering, darah tidak akan
membentuk tetesan yang bulat dan akan sulit untuk pengambilannya.
Penusukan kulit
1. Gunakan lanset steril disposable sekali tusuk, dan buang pada container yang
disediakan.
2. Pegang area, tusuk 1x dengan tusukan yang tegas (gambar 3-5,B)
3. Usap tetesan pertama darah karena tetesan pertama tercampur dengan cairan
limphe dan mungkin alcohol.
4. Beri tekanan yang secukupnya untuk mendapatkan specimen yang diinginkan.
Pengambilan darah kapiler khusus Unopette
System unopete adalah pengambilan sampel dengan jumlah sangat sedikit
(microsample) untuk digunakan pada prosedur manual atau otomatis. (gambar 3-6)
Walaupun larutan atau jumlah sampel berbeda antar pemeriksaan,
pengambilan darah secara umum sama. Pencegahan stsndar harus dilaksanakan
sebagaimana mestinya selama memproses specimen dan pembuangan limbah. Setiap
sistem terdiri dari pipet kapiler dan penampung yang mengandung larutan spesifik.

Prosedur Pengumpulan dan Pengenceran

34

Tempatkan penampung pada permukaan yang datar. Pegang penampung dengan satu
tangan. Dengan sisi lain, mengambil mikropipet, ditutupi dengan pelindung pipet, dan
dorong dengan kuat ujung pelindung pipet unit melalui leher penampung.
Lepaskan pipet dan pelindung dari leher penampung. Buang pelindung dari pipet.
Kumpulkan darah kapiler yang mengalir bebas ke bagian pipet menggunakan teknik
yang dijelaskan dalam prosedur untuk pengumpulan darah kapiler. Ketika pipet telah
diisi sampai akhir lubang kapiler di leher pipet, tidak akan menarik lebih banyak
darah.
Membersihkan darah berlebih dari luar pipet, berhati-hati untuk tidak menyentuh
sampel darah dalam pipa kapiler.
Sementara menekan sedikit penampung dengan satu tangan, terakhir menutup pipet
dengan jari telunjuk dari sisi lain dan masukkan kapiler pipet ke dalam penampung.
Bersamaan dengan itu, melepaskan tekanan pada penampung dan jari telunjuk dari
pipet. Tindakan ini akan menarik darah ke pengencer.
Bilas lubang pipet dengan squezzing dan melepaskan penampung (ulangi langkah 5
dan 6) dua atau theree kali. Ini benar-benar akan membersihkan darah dari pipet
kapiler.
Tempatkan jari telunjuk di atas pipet terbalik, dan dengan lembut memiringkan
seluruh unit naik dan turun beberapa kali agar tercampur
Untuk mengangkut spesimen,lepaskan pipet dari penampung dan menempatkan info
akhir pada penampung. Label wadah dengan nama pasien dan identifikasi lain yang
sesuai.
Untuk menggunakan unit ini untuk pengujian, membalikkan spesimen untuk
mencampurnya, dan membuang beberapa tetes cairan tersebut. Unit ini kemudian
dapat digunakan untuk melakukan prosedur pada sebuah hemositometer .

35

Darah kapiler untuk Slides


Buat sebuah tusukan pada jari atau tumit, buang darah pertama yang keluar, slide
kaca disentuh sampai tetes kedua . Slide ditempatkan pada permukaan yang datar dan
slide penyebar digunakan untuk menyiapkan apusan (lihat Bab 12). Slide
diperbolehkan untuk dianginkan, diberi label dengan benar, dan kemudian diangkut
ke laboratorium untuk pemeriksaan.
Mengumpulkan Microspecimens
terkadang tidak semua darah kapiler dapat dikumpulkan, dan banyak penentu
laboratorium yang telah digunakan sebagai acuan untuk menguji sampel.secara
umum prosedur yang sama dapat untuk mengambarkan selain darah kapiler.untuk
prosedur kimia, darah bisa dikumpulkan dalam tabung kapiler atau microtainer
dengan menyentuh ujung tabung untuk mengeluarkan darah,sementara tabung
dipegang dalam posisi sedikit kebawah. Darah memasuki unit pengumpul oleh
kapiler.beberapa tabung dapat diisi dari sekali tusukan,jika diperlukan tabung ditutup
dan dibawa kelaboratorium untuk dilakukan pemeriksaan. Jika memerlukan
serum,Teknik sentrifugasi harus dengan hati hati . dikarenakan Microcontainers
tersedia dengan berbagai aditif, termasuk pemisah serum gel. Tabung kapiler dapat
berisiheparin atau polos. Untuk pemeriksaan khusus, 100 atau 200 lambda mikropipet
dapat digunakan. Kotak 3-2 menunjukkan urutan kekuatan menarik untuk darah
kapiler.

36

Peralatan Laser
Teknologi laser adalah perubahan radikal pertama dalam proses mengeluarkan darah
di lebih dari 100 tahun. Persetujuan perangkat revolusioner dari makanan dan Drug
Administration (FDA) pada tahun 1997. The Lasette (Cell Robotika, Albuquerque,
NM) dan Laser Lancet (Transmedica International, Little Rock, Ark) dapat menarik
darah tanpa menggunakan benda tajam.
Urutan untuk pengambilan kapiler Spesimen
1. gas darah
2. Slides / pap
3. tabung EDTA
4. Minicontainers aditif lainnya
5. Wadah Serum, minicontainers
SPESIMEN: PERSIAPAN UMUM
Analisis kimia yang akurat dari cairan biologis tergantung pada koleksi yang tepat,
pengawetan, dan persiapan sampel, selain teknik dan metode analisis yang digunakan.
Penentuan kuantitatif yang paling sempurna tidak ada gunanya jika spesimen tidak
benar ditangani dalam langkah-langkah awal prosedur.
Pengolahan Darah Spesimen
Spesimen darah harus benar ditangani setelah pengumpulan. CLSI telah publiched
standar untuk penanganan spesimen darah setelah pengumpulan oleh venipuncture.
Jika tidak ada antikoagulan yang digunakan, darah akan menggumpal dan serum
diperoleh. Setelah ditempatkan dalam tabung polos tanpa aditif, darah akan
membeku. Serum tersebut kemudian didapat dari gumpalan dengan sentrifugasi.
Untuk mencegah penanganan berlebihan cairan biologis, banyak laboratorium sistem
instrumentasi sekarang dapat menggunakan serum langsung dari tabung
disentrifugasi, tanpa langkah pemisahan lain dan tanpa melepas tutup.
Hal ini penting untuk memisahkan plasma atau serum dari sel-sel darah yang tersisa,
atau bekuan, sesegera mungkin. ketika spesimen biologi sedang ditangani, kebutuhan
untuk tindakan pencegahan keamanan tertentu harus ditekankan.
Standard
Kewaspadaan kebijakan harus digunakan karena semua spesimen darah harus
37

dipertimbangkan menular dan harus ditangani dengan sarung tangan. Bagian luar
tabung mungkin terkena darah, dan penanganan laboratorium awal dari semua
spesimen memerlukan kontak langsung dengan tabung. Ketika penutup harus dibuka
dari tabung,tutup harus dibuka dengan hati-hati, karena ini bisa menyebabkan infeksi
jika terhirup atau kontak dari aerosol menular dengan selaput lendir. Penutup harus
diputar dengan lembut dan hati-hati sambil ditutup dengan kasa pelindung untuk
meminimalkan risiko dari aerosol. Langkah pengolahan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan pelindung plastik pelindung untuk mencegah percikan langsung. Untuk
memisahkan serum dan plasma dari sel-sel darah yang tersisa, tabung harus
disentrifugasi.
Untuk menguji spesimen secepat mungkin adalah hal yang terbaik. Spesimen harus
diproses di mana mereka dapat disimpan dengan baik sehingga unsur yang akan
diukur tidak akan berubah. Spesimen yang dikumpulkan di tempat penyimpanan dari
laboratorium pengujian harus menjamin pengiriman yang akan dibuat dalam waktu
kurang dari 2 jam dari koleksi dan bahwa spesimen telah disimpan dengan benar,
termasuk pendingin, atau pembekuan jika perlu.
Jika serum atau plasma disentrifugasi harus dikeluarkan ke dalam tabung atau botol
terpisah,mengunakan pipet serum atau plasma dengan menggunakan suction mekanik
dan pipet sekali pakai, gunakan pelindung plastik pelindung untuk mencegah
percikan langsung. Semua tabung serum dan plasma,harus dibuang dalam wadah
Biohazard ketika tidak lagi diperlukan.
Penggunaan Tabung Pemisah Serum
Dengan banyak metode automanted, pengolahan, darah sering memakan waktu lebih
lama daripada analysis. cara yang efisien untuk memisahkan serum dari sel-sel yang
dibutuhkan. Seperti telah dibahas sebelumnya, khusus tabung pemisah serum. Yang
menyerupai tabung vakum biasa tapi mengandung gel, dapat digunakan. Gel tersebut
dipindahkan di dalam tabung selama sentrifugasi dan dari penghalang antara serum
dan sel-sel. Serum dapat dengan mudah dipindahkan ke wadah yang sesuai atau dapat
disedot langsung ke analyzer digunakan untuk pengujian. Dengan langsung aspirating
spesimen disentrifugasi dalam tabung koleksi primer analyzer, kemudian disimpan,
dan mengurangi risiko penularan bahan biohazardous. Penggunaan langsung dari
tabung utama dalam pengujian juga mengurangi risiko mislabeling spesimen selama
transfer ke tabung tambahan. Khusus produk koleksi spesimen yang dirancang untuk
menghemat waktu dan untuk menyediakan mekanisme yang lebih aman untuk
memproses spesimen darah.
38

Pemusingan Spesimen
Setelah pembekuan telah terjadi, tabung disentrifugasi dengan tutup. Hal ini penting
untuk mengingatkan staf yang menangani spesimen darah dalam semua langkah
analisis laboratorium untuk menggunakan Kewaspadaan Standar. Standard
kewaspadaan mengharuskan semua orang penanganan spesimen untuk memakai
sarung tangan. Bila perlu, penutup harus hati-hati dilepas dari tabung koleksi darah
untuk mencegah aerosolisasi dari spesimen. Sentrifuge harus ditutupi dan
ditempatkan di daerah terlindung. Ketika serum atau plasma sampel harus
dikeluarkan dari sel-sel darah atau bekuan, hisap mekanik mengunakan pipetting, dan
semua tabung spesimen dan perlengkapan harus dibuang dengan benar dalam wadah
Biohazard.
Penggunaan analisis otomatis sering memungkinkan penggunaan tabung koleksi
utama untuk analisis sendiri. Dalam kasus ini tabung darah primer disentrifugasi
dengan penutup dan serum disedot langsung ke analyzer.
Spesimen yang tidak dapat diterima
Berbagai kondisi membuat spesimen darah tidak cocok untuk pengujian. Spesimen
bergumpal tidak cocok untuk jumlah sel karena sel-sel terjebak dalam bekuan dan
karena itu tidak dihitung. Jumlah sel pada sampel bergumpal akan palsu rendah.
Spesimen Hemolyzed
Hemolisis dalam spesimen mungkin merupakan penyebab paling umum dari
penampilan abnormal. Serum atau plasma hemolisis tidak layak sebagai spesimen
untuk beberapa penentuan kimia.
Sebuah spesimen yang hemolisis tampak merah, biasanya merah yang jelas, karena
sel darah merah telah segaris dan hemoglobin telah dilepaskan ke bagian cairan
darah. Seringkali penyebab hemolisis dalam spesimen adalah teknik yang digunakan
untuk venipuncture. Sebuah venipuncture yang buruk, dengan trauma yang
berlebihan pada pembuluh darah, dapat mengakibatkan spesimen hemolisis.
Kesalahan pengunaan ukuran jarum dan kontak dengan alkohol pada kulit adalah
penyebab lain. Hemolisis darah juga bisa terjadi akibat pembekuan, terlalu lama
terkena kehangatan, atau membiarkan serum atau plasma untuk tetap terlalu lama di
sel sebelum pengujian atau pemindahan ke tabung lain. Sebuah penentuan apakah
hemolisis yang in vitro atau in vivo juga berguna. Meskipun relatif jarang, in vivo
hemolisis merupakan temuan klinis yang signifikan.
39

Serum atau plasma Hemolisis tidak cocok untuk beberapa penentuan kimia karena zat
dalam sel (misalnya, K +) dapat dilepaskan ke dalam serum atau plasma jika serum
yang tersisa pada sel-sel untuk waktu yang lama. Selain itu, beberapa konstituen lain,
termasuk enzim, asam phospates, laktat dehidrogenase (LDH), dan aspartat
aminotransferase (AST, GOT), hadir dalam jumlah besar di sel darah merah, sehingga
hemolisis sel darah merah secara signifikan akan meningkatkan nilai yang diperoleh
untuk ini zat dalam serum. Hemoglobin yang dilepaskan selama hemolisis dan dapat
langsung mengganggu reaksi, atau warnanya dapat mengganggu analisis fotometrik
dari spesimen. Prosedur yang harus dilakukan dengan memeriksa untuk menentukan
apakah spesimen tampak normal dan dapat digunakan.
ikterik Spesimen
Ikterik (kuning) serum atau plasma specimen dengan penampilan abnormal. Ketika
serum atau plasma berwarna kuning kecoklatan ada kemungkinan terjadi peningkatan
pigmen empedu, yaitu bilirubin. Desctruction intravlarascular berlebihan dari sel
darah merah, obstruksi saluran empedu, atau gangguan hati mengarah pada akumulasi
pigmen empedu dalam darah, dan kulit menjadi kuning. Mereka yang melakukan
penentuan laboratorium klinis harus mencatat setiap penampilan abnormal serum atau
plasma dan melaporkanya. Warna abnormal serum dapat mengganggu pengukuran
fotometrik.
spesimen lipemic
Plasma atau serum lipemik ber warna putih susu. Kehadiran lipid, dalam serum atau
plasma dapat menyebabkan gambaran yang abnormal . Seringkali, lipemia ini hasil
dari pengumpulan darah dari pasien terlalu cepat setelah makan. Penggunaan
spesimen serum lipemic tidak mengganggu pada beberapa pemeriksaan kimia tetapi
mungkin mengganggu yang lainnya (misalnya, tes trigliserida).
Pengaruh obat obatan pada spesiemen
Darah diambil dari pasien yang memakai jenis obat tertentu dapat memberikan hasil
kimia yang tidak valid untuk beberapa unsur pemeriksaan. Obat dapat mengubah
beberapa reaksi.obat kimia dapat mempengaruhi hasil laboratorium dalam dua cara
umum: beberapa tindakan dari obat atau metabolitnya dapat menyebabkan perubahan
(in vivo) dalam konsentrasi zat yang diukur, atau phsycal atau sifat kimia dari obat
dapat mengubah analisis secara langsung (in vitro). Jumlah obat yang mempengaruhi
pengukuran laboratorium meningkat.

40

Pencatatan dan Pelaporan Proses


Sebagai bagian dari pengolahan dan penanganan spesimen laboratorium, hati-hati,
dengan pencatatan dan pelaporan yang harus dilakukan di tempat di laboratorium,
terlepas dari ukuran fasilitas. Buku catatan dan laporan yang dicetak sangat penting
untuk pengoperasian laboratorium apapun. Dokumen catatan setiap hari dari berbagai
spesimen pasien diterima dalam lembaran buku dan laporan hasil yang dihasilkan
oleh sistem informasi laboratorium, bila digunakan (lihat Bab 10).
Barang yang akan dicatatkan pada lembar catatan adalah nama pasien, nomor
identifikasi, jenis spesimen yang dikumpulkan (deskripsi spesimen dan sumbernya),
tanggal dan waktu pengambilan spesimen, dan tes laboratorium harus dilakukan.
Lembar catatan juga harus menunjukkan waktu ketika spesimen tiba di laboratorium.
Lembar catatan juga dapat mencakup kolom untuk hasil tes dan tanggal ketika tes
selesai. Hasil dapat didokumentasikan oleh tangan, dengan menggunakan laporan
instrumen-dicetak laboratorium, atau hasil cetakan komputer. Data lembar catatan
adalah bagian dari catatan permanen dari laboratorium dan harus disimpan dan
tersedia untuk referensi di masa mendatang.
Sebuah laporan dicetak sering dikirim ke dokter dengan data penting yang berkaitan
dengan hasil tes. Hasil laporan juga tersedia secara elektronik di berbagai fasilitas.
Informasi berikut harus disertakan dalam laporan ini: nama pasien, nomor
identifikasi, tanggal dan waktu pengambilan spesimen, deskripsi dan sumber
spesimen, inisial orang yang mengumpulkan spesimen, tes diminta, nama dokter yang
meminta tes , hasil tes dan inisial atau tanda tangan dari orang yang melakukan tes.
Sebagian besar dokumentasi ini dilakukan dengan menggunakan laboratorium sistem
informasi terkomputerisasi. Salinan laporan laboratorium ini dapat dikirimkan ke
catatan medis departemen dan kantor akuntansi untuk tujuan penagihan pasien.
Menjaga dan Menyimpan Spesimen
Beberapa kandungan kimia berubah dengan cepat setelah darah dikeluarkan dari
pembuluh darah. Kebijakan terbaik adalah dengan melakukan tes pada spesimen
segera. Ketika spesimen harus dipertahankan sampai tes dapat dilakukan, ada cara
untuk menghambat perubahan seperti mencegah glikolisis.
Dengan sedikit pengecualian, semakin rendah suhu, semakin besar stabilitas
kandungan kimia. Selain itu, pertumbuhan bakteri jauh dihambat oleh pendinginan
dan benar-benar dihambat oleh pembekuan. Suhu kamar umumnya dianggap 18 0c ke

41

300c, suhu kulkas 40c, dan beku sekitar-50c atau kurang. Pendinginan adalah cara
sederhana dan dapat diandalkan menghambat perubahan, termasuk tindakan
bakteriologi dan glikolisis, meskipun beberapa perubahan masih berlangsung.
Spesimen dalam pendingin harus dibawa ke suhu kamar sebelum analisis kimia.
Menghilangkan sel-sel dari plasma dan untuk mencegah perubahan serum. Beberapa
spesimen yang diperlukan untuk tes tertentu, seperti bilirubin, harus terlindung dari
cahaya atau diuji langsung. Bilirubin adalah zat peka cahaya.
Serum atau plasma dapat diawetkan dengan pembekuan. Seluruh darah tidak dapat
dibekukan karena pembekuan dapat memecah sel darah merah (hemolisis).
Pembekuan mempertahankan aktivitas enzim dalam serum dan plasma. Serum dan
plasma beku memiliki concetrations yang berbeda, dan karena itu spesimen ini harus
dicampur/ diaduk dengan baik sebelum digunakan dalam pemeriksaan kimia.
Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk menjaga kandungan kimia dalam
spesimen dari saat pengumpulan dengan waktu pemeriksaan di laboratorium, agar
hasilnya menjadi bermakna. Secara umum, tabung untuk mengumpulkan darah untuk
penentuan kimia harus steril, dan harus bersih dari bahan kimia.
Penyimpanan Spesimen
pemerosesan serum individu atau tabung plasma akan tergantung pada analisis yang
akan dilakukan dan waktu yang akan dilalui sebelum analisis. Serum atau plasma
dapat disimpan pada suhu kamar, pendingin beku, dan terlindung dari cahaya,
tergantung pada keadaan dan apa yang akan dilakukan. Beberapa spesimen harus
dianalisis segera setelah mereka mencapai laboratorium, seperti spesimen untuk gas
darah dan pH analisis. Spesimen darah untuk hematologi dapat disimpan dalam
lemari es selama 2 jam yang digunakan dalam pengujian. Setelah penyimpanan,
antikoagulan darah, serum, atau plasma harus dicampur/diaduk setelah mencapai
suhu kamar.
Plasma dan serum sering dapat dibekukan dan diawetkan sampai akan diperiksa.
Seluruh darah tidak dapat dibekukan karena sel darah merah pecah pada titik beku.
Pembekuan mempertahankan unsur sebagian kimia dalam serum dan plasma
memberi methoad pengawetan sampel untuk laboratorium. Secara umum, pendingin
spesimen menghambat perubahan dari banyak konstituen. Dengan semua spesimen
biologi, bagaimanapun, pengawetan harus menjadi pengecualian, bukan aturan.
Penentuan laboratorium paling baik dilakukan pada spesimen segar.

42

Menghilangkan zat yang mengganggu


Cairan biologis yang sangat kompleks dalam komposisi nya. Ada ratusan zat
terdeteksi dalam urin dan darah, analisis kimia tidak mungkin dapat untuk
mengisolasi setiap substansi sepenuhnya sebelum itu bisa diukur. Sebuah metode
yang optimal adalah salah satu yang dapat menguji zat khusus, sedangkan zat lainnya
tetap ada. Sebuah tes dikatakan spesifik ketika tidak ada zat lain mengganggu. Dalam
analisis kimia, hampir semua hamper semua pemeriksaan terkena gangguan. Kadangkadang gangguan cukup kecil atau cukup tahu bahwa hal itu tidak secara signifikan
mengubah akurasi atau ketepatan hasil tes. Kadang-kadang gangguan tidak
mempengaruhi hasil, dan spesimen harus diperlakukan khusus sebelum analisis dapat
berlangsung. Artinya, zat penyebab gangguan tersebut harus diisolasi, atau dibuang,
dari spesimen.
URIN
Urin memberikan banyak informasi dengan cepat dan ekonomis. Informasi klinis
yang didapat dari sampel urin dipengaruhi oleh metode pengambilan, waktu dan
proses penanganan.
Tersedia berbagai metode pengambilan urin dan tabung penampung. Sampel harus
didapatkan dengan teliti, diawetkan dan diproses sebelum pemeriksaan agar hasil
yang dilaporkan dapat dipercaya. Jika pemeriksaan urin tidak bisa dilakukan dalam 2
jam setelah pengambilan, sampel harus disimpan pada suhu 4 0c secepat mungkin
setelah diambil. Sampel dapat disimpan dalam lemari es selama 6 hingga 8 jam tanpa
mengalami perubahan berarti pada unsur-unsurnya.
Jenis sampel urin
Urin sewaktu
Sampel urin sewaktu merupakan jenis sampel yang umum diperiksa. Sampel sewaktu
atau sampel yang diambil kapan saja, dapat memberikan informasi yang tidak akurat
mengenai kesehatan pasien karena sampel terlalu encer dan menghasilkan rendah
palsu. Walaupun tidak ada pedoman yang spesifik mengenai cara pengambilan,
disarankan untuk mencegah kontaminasi dalam sampel. Hal ini membutuhkan
petunjuk khusus kepada pasien sehingga tidak menyentuh bagian dalam tabung atau
tutup tabung.
Sampel urin pagi I

43

Urin yang dikemihkan pertama kali pada pagi hari merupakan sampel yang dipilih
untuk urinalisis dan pemeriksaan mikroskopis. Secara umum, urin ini lebih pekat
karena berada lebih lama dalam kandung kemih (sepanjang malam). Sampel ini
mengandung unsur-unsur seluler dan analit (seperti glukosa, protein) dalam jumlah
yang relatif tinggi. Urin yang dikemihkan dalam waktu 8 jam (terutama sepanjang
malam) harus ditampung dan disimpan dalam lemari es sehingga didapatkan sampel 8
jam yang sesungguhnya. Untuk pemeriksaan glukosa dalam urin, sampel yang paling
baik adalah urin yang dikemihkan 2 hingga 3 jam setelah makan. Ini merupakan salah
satu pengecualian dari penggunaan sampel urin pagi I.
Sampel urin pancar tengah
Urin pancar tengah merupakan jenis sampel untuk pemeriksaan kultur dan tes
sensitivitas karena mengurangi insiden kontaminasi seluler dan mikroba. Pertamatama pasien diminta membersihkan daerah urethral dan kemudian sebagian pertama
urin dikemihkan ke dalam toilet. Langkah pertama ini secara signifikan dapat
menurunkan insiden kontaminasi pada sampel urin. Kemudian sampel urin pancar
tengah dimasukkan ke dalam wadah yang bersih. Metode pengambilan sampel ini
dapat dilakukan kapan saja, baik siang maupun malam hari.
Sampel urin 24 jam
Pemeriksaan yang umumnya menggunakan sampel urin 24 jam adalah pemeriksaan
kreatinin, nitrogen urea dalam urin, glukosa, sodium, potassium dan unsur-unsur lain
yang dipengaruhi variasi diurnal (seperti katekolamin, 17-hidroksisteroid). Kandung
kemih harus dikosongkan sebelum memulai waktu pengambilan. Kemudian
ditetapkan periode selama 24 jam, semua urin diambil dan ditampung dalam wadah
penampung sampai akhir periode. Biasanya sampel disimpan dalam lemari es.
Penentuan waktu yang akurat sangat penting untuk menentukan berbagai konsentrasi
analit dan rasio kalkulasi.
Sampel urin kateter
Prosedur ini dilakukan jika pasien terbaring di tempat tidur atau tidak bisa berkemih
sendiri. Penyedia layanan kesehatan dapat menggunakan kateter yang telah terpasang
atau memasang kateter Folley ke dalam kandung kemih melalui urethra untuk
mengambil sampel urin.
Sampel urin aspirasi suprapubik

44

Metode ini digunakan jika pasien yang terbaring di tempat tidur tidak bisa dipasang
kateter atau pemeriksaan yang membutuhkan sampel steril. Sampel urin diambil
dengan jarum aspirasi melalui dinding abdomen ke kandung kemih.
Sampel anak-anak
Untuk bayi dan anak kecil, kantong urin khusus ditempelkan ke kulit sekitar daerah
urethral. Ketika proses pengambilan sampel sudah selesai, urin dituang ke wadah
penampung atau langsung dipindahkan ke tabung evakuasi dengan sedotan. Urin
yang diambil dari popok tidak disarankan untuk pemeriksaan laboratorium karena
kontaminasi bahan popok dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Jika dibutuhkan
sampel urin 24 jam, sebuah tabung khusus dapat ditempelkan ke kantong, yang
dihubungkan ke botol penampung.
Wadah untuk menampung urin
Merupakan hal yang penting untuk menggunakan tabung atau wadah yang kering,
bersih dan bebas dari partikel atau unsur pengganggu untuk menampung sampel urin.
Tersedia beberapa jenis wadah yang sesuai untuk hal ini. Disposable, inert, wadah
plastik dengan tutup yang tahan pecah, kantong plastik atau guci biasanya sering
digunakan.
Semua pispot yang digunakan untuk menampung urin harus benar-benar bersih dan
bebas dari bahan pembersih atau pemutih. Label harus selalu tertempel erat pada
wadah urin, bukan pada tutupnya.
Botol penampung urin
Botol penampung urin tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran, dengan tutup ulir
atau tutup snap on. Standar CLSI untuk urin (GP-16A2) menganjurkan untuk
menggunakan botol penampung utama yang dapat menampung minimal 50 ml,
mempunyai dasar yang lebar dan mempunyai mulut dengan diameter minimal 4 cm.
Dasar yang lebar mencegah tumpahan dan mulut dengan diameter 4 cm memudahkan
proses pengambilan urin. Beberapa botol untuk menampung urin mempunyai mulut
khusus sehingga memungkinkan sistem transport tertutup untuk memindahkan urin
langsung dari botol ke tabung.
Tabung urinalisis

45

Tabung pemindah, sama seperti yang digunakan dalam pengambilan darah, diisi
melalui pipa yang ada di tutupnya, atau langsung dari alat pengambilan, dan
digunakan untuk mengakses sampel kateter.
Untuk tujuan pemeriksaan, tabung pemeriksaan dengan dasar berbentuk kerucut
memberikan kumpulan sedimen yang paling bagus untuk pemeriksaan mikroskopis.
Beberapa tabung didesain khusus untuk digunakan dengan pipet untuk sampling yang
terstandarisasi. Tabung urinalisis biasanya dapat diisi volume 8 sampai 15 ml.
BD memproduksi tabung urin plastik dengan pengawet. Tabung ini mengandung
klorhexidin, ethyl paraben dan sodium propionat dan dapat mempertahankan
integritas sampel sampai 72 jam tanpa dimasukkan lemari es.
Wadah untuk menampung urin 24 jam
Wadah untuk menampung sampel urin 24 jam sebaiknya dapat menampung hingga 3
L dan dapat diberi warna agar bahan analit yang sensitif terhadap cahaya dapat
terlindungi dari proses degradasi (misal porfirin, urobilinogen).
Jika membutuhkan pengawet, dipilih bahan yang kurang berbahaya dan ditambahkan
ke dalam wadah penampung sebelum sampel urin diambil. Pengawet yang biasa
digunakan untuk sampel urin 24 jam adalah asam hidroklorida, asam borat, asam
asetat dan toluen. Label peringatan harus tertempel pada wadah. Lembar data
mengenai keselamatan bahan harus diberikan kepada pasien, dan penyedia pelayanan
kesehatan harus menjelaskan semua potensi bahaya.
Wadah untuk kultur urin
Standar CLSI menganjurkan wadah penampung urin yang steril unruk pemeriksaan
mikrobiologi. Wadah ini sebaiknya mempunyai tutup yang rapat untuk mencegah
kebocoran sampel dan melindungi sampel dari kontaminasi.
Tabung untuk mengirim urin
Tabung untuk mengirim urin harus sesuai dengan sistem otomatis dan peralatan yang
digunakan di laboratorium. Wadah penampung dan tabung untuk mengirim harus
sesuai dengan sistem pneumatik tube jika peralatan ini digunakan untuk mengirim
sampel urin di laboratorium. Peralatan yang tahan pecah sangat penting untuk hal ini.
Pengambilan sampel urin rutin

46

Sampel untuk urinalisis harus ditampung dalam wadah yang bersih dan kering,
sampel yang digunakan harus urin segar. Untuk pemeriksaan skrining rutin, biasanya
digunakan urin segar yang baru dikemihkan, urin sewaktu, urin pancar tengah. Untuk
kebanyakan pemeriksaan rutin, termasuk kadar protein dan pemeriksaan unsur
sedimen urin, sampel urin pagi I adalah sampel urin yang paling sesuai.
Kadang-kadang, diperlukan sampel urin dengan kateterisasi. Jenis sampel ini diambil
oleh dokter atau petugas yang ditunjuk dan diambil dengan memasukkan kateter ke
dalam kandung kemih melalui urethra untuk mengambil urin. Kateterisasi dilakukan
berdasarkan keadaan khusus atau untuk mengambil sampel urin steril untuk
pemeriksaan bakteriologi. Risiko infeksi selalu terjadi pada waktu melakukan
tindakan invasif, seperti kateterisasi. Pada kebanyakan keadaan, sampel urin pancar
tengah sudah mencukupi untuk kultur bakteriologi.
Ketika pemeriksaan kultur bakteriologi dan urinalisis rutin keduanya harus dilakukan
pada sampel urin yang sama, maka pemeriksaan kultur harus dilakukan yang pertama
kemudian urinalisis rutin, untuk mencegah kontaminasi pada sampel sebelum
dilakukan kultur pada media bakteriologi. Prosedur 3.1 menjelaskan cara
pengambilan sampel urin yang sesuai untuk pemeriksaan kultur urin.
Pengambilan sampel urin untuk periode waktu tertentu
Jika pengambilan sampel dilakukan pada pasien rawat jalan, pasien harus mendapat
petunjuk yang jelas mengenai cara pengambilan urin. Kandung kemih dikosongkan
pada saat permulaan waktu (misal pada jam 8 pagi) dan waktu ini dicatat pada wadah
penampung. Semua unsur yang dikemihkan ditampung dan dimasukkan ke dalam
wadah penampung, dari mulai urin yang dikemihkan pada pukul 8 pagi hingga
seharian. Sampel urin ini akan lengkap setelah 24 jam.
Untuk pengambilan sampel selain 24 jam, pada prinsipnya sama. Sampel ini
diawetkan dengan dimasukkan ke dalam lemari es selama proses menampung urin,
dapat ditambahkan pengawet kimia yang sesuai yang ditambahkan ke dalam wadah
sebelum proses pengambilan sampel dimulai.

Prosedur 3.1. Petunjuk bagi pasien : cara pengambilan sampel urin pancar tengah
untuk pemeriksaan kultur

47

Cuci tangan hingga bersih memakai sabun dan air.


Buka tutup wadah penampung urin yang telah tersedia. Hati-hati jangan menyentuh
bagian dalam wadah.
Bersihkan daerah genital anda sesuai dengan prosedur berikut :
Laki-laki :
Jika anda tidak disunat, kulup ditarik ke belakang sebelum dibersihkan.
Bersihkan ujung penis menggunakan kassa pembersih steril, dimulai dari ujung
kemudian bergerak menuju ke pangkal. Ulangi proses ini menggunakan kassa yang
baru.
Wanita :
Jongkok di atas toilet, dengan menggunakan jari-jari tangan untuk memisahkan dan
terus membuka lipatan kulit di daerah genital anda.
Bersihkan saluran kencing dan daerah sekitarnya dengan kassa pembersih steril,
mulai dari depan ke belakang. Ulangi proses ini menggunakan kassa yang baru.
Buang kassa bekas ke dalam tempat sampah (bukan ke dalam toilet).
Mulailah berkemih ke dalam toilet. Setelah urin dikemihkan selama beberapa detik,
tampung aliran urin bagian tengah ke dalam wadah penampung. Jika jumlah urin
sudah mencukupi (kira-kira setengah penuh) lanjutkan berkemih ke dalam toilet.
Tutup wadah penampung dengan erat.
Cuci tangan hingga bersih memakai sabun dan air.
Serahkan wadah kepada perawat atau petugas laboratorium atau tinggalkan pada
tempat yang telah ditentukan.
Pastikan label sampel telah memuat identitas anda dengan benar.
Jangka waktu penampungan urin
pasien dengan diinstruksikan tentang rincian dari proses pengumpulan urine, jika
pengambilan akan dilakukan secara rawat jalan. Kandung kemih dikosongkan pada
saat mulai (misalnya, 08:00) dan kali ini tercatat pada wadah koleksi. Urin pertama

48

dibuang pada awal penampungan. Semua urin selanjutnya dikumpulkan dan


dimasukkan ke dalam wadah, dan sampai urin di 08:00 hari berikutnya. spesimen
urine terakhir akan melengkapi koleksi 24 jam.
Untuk koleksi waktunya selain dari 24 jam, prinsip pengumpulan sampel sama
dengan urin 24 jam. Spesimen pengumumpulan ini dapat diawetkan dengan
pendinginan. Sebelum urin ditampung wadah penampung dapat diberikan pengawet
kimia yang tepat.
Total volume sampel koleksi waktunya diukur dan dicatat, dan sampel yang
digunakan tercampur dengan baik, sebelum dipisahkan untuk analisis.
Pengambilan sampel urin untuk kultur
Sampel urin pancar tengah sesuai untuk pemeriksaan kultur (lihat prosedur 3.1). Perlu
diperhatikan, glans penis pada pria dan orificium urethra pada wanita dibersihkan
menggunakan larutan antiseptik yang lembut dengan kassa steril atau kapas. Pasien
diberi petunjuk agar berkemih dan membuang aliran urin awal ke dalam toilet atau
pispot. Pada wanita, selama proses berkemih, labia harus dibuka agar tidak terjadi
kontaminasi. Sampel urin pancar tengah harus ditampung dalam wadah steril, dan
tidak boleh ada bagian perineum (pada wanita) yang menyentuh wadah penampung.
Setelah sampel ditampung, sisa urin dibuang
Pengawetan Sampel Urin
Bila sampel urin dibiarkan pada suhu ruangan untuk jangka waktu tertentu, maka urin
akan segera mengalami perubahan. Komposisi urin akan berubah dalam waktu 30
menit setelah pengambilan urin. Hal ini disebabkan karena pada suhu ruangan akan
terjadi pemecahan urea oleh bakteri, yang akan menghasilkan amonia. Bilamana
bereaksi dengan ion hidrogen, maka amonia tersebut akan berubah kembali menjadi
ion amonium, yang akan meningkatkan pH, yang mempengaruhi silinder dan sel-sel
lain yang ada pada urine. Bermacam-macam pemeriksaan laboratorium urin harus
dilaksanakan segera setelah urin dikumpulkan. Tidak boleh lebih dari 1 hingga 2 jam,
jika lebih maka urin harus diawetkan.
Metode terbaik dalam hal pengawetan urin adalah dengan memasukkan ke dalam
lemari es segera setelah dilakukan sampling urin. Sampel akan bertahan dalam waktu
6 - 8jam tanpa perlu ditambahkan bahan pengawet. Sampel tersebut dapat dibekukan
pada suhu -24 hingga -160C setelah pengambilan. Beberapa zat kimia pengawet juga
dapat ditambahkan untuk pemeriksaan urin rutin. Terdapat berbagai macam prinsip
49

pengawetan urin, akan tetapi garis besarnya adalah dengan menekan aktivitas bakteri
atau perubahan komposisi secara kimia, atau untuk tetap melarutkan zat-zat yang ada
dalam urin jika tidak maka akan terbentuk presipitat. Ada kalanya sampel yang
diambil tidak diberikan bahan pengawet, sebab akan mengganggu hasil pemeriksaan
kimia. Secara umum waktu pengawetan berkisar antara 24 hingga 72 jam.
Selain dimasukkan ke dalam lemari es, zat pengawet kimia lainnya juga ditambahkan
seperti asam hidroklorida, asam borat dan asam asetat. Asam borat membuat urin
dapat dibiarkan berada di suhu ruangan, hampir sama baiknya dengan jika ditaruh di
lemari es. Selain itu zat pengawet lainnya yang dapat digunakan:
Toluen, larutan yang lebih ringan daripada urine maupun air, mencegah pertumbuhan
bakteri dengan meniadakan kontak urin dengan udara. Lapisan tipis dari toluen yang
ditambahkan cukup untuk melapisi permukaan urin. Toluen harus disaring atau urin
harus diambil menggunakan pipet menembus lapisan toluen bilamana kita ingin
memeriksa urin. Toluen (toluol) merupakan zat pengawet yang terbaik sebab tidak
mengganggu pemeriksaan urin rutin.
Formaldehid (formalin), zat pengawet, memfiksasi unsur dari sedimen yang ada di
urin, termasuk bakteri. Ini akan mengganggu pemeriksaan reduksi untuk gula dalam
urin, dan mungkin akan membentuk endapan dengan urea yang mengganggu
pemeriksaan sedimen dalam mikroskop. Sekarang telah tersedia tablet pengawet yang
memproduksi formaldehid. Tablet ini lebih sering digunakan dibandingkan bentuk
cairnya, dan lebih tidak mengganggu pemeriksaan kimia dan sedimen urin.
Thymol, zat kristal, bekerja dengan mencegah pertumbuhan bakteri. Thymol akan
mengganggu pemeriksaan protein urin dan bilirubin.
BD Vacutainer Plus Plastic UA Preservative Tube terdiri dari (klorhexidin, ethyl
paraben, sodium propionat) yang akan mengawetkan sampel hingga 72 jam tanpa
perlu dimasukkan ke dalam lemari es. Ketika sampel dimasukkan dari tempat
penampungan ke dalam tabung pengawet, hal ini akan membuat suatu lingkungan
yang stabil bagi sampel hingga pemeriksaan dilakukan dan akan mengurangi resiko
dari pertumbuhan bakteri dan perubahan komposisi dari sampel.
Zat tambahan khusus seperti asam natrium untuk pemeriksaan merkuri, sodium
bikarbonat dan EDTA untuk porfirin, dan sodium bikarbonat untuk pemeriksaan
urobilinogen.

50

Zat pengawet paling umum yang digunakan untuk pemeriksaan kultur dan sensitivitas
adalah asam borat, yang tersedia dalam bentuk tablet, cair, atau liofilik. Secara klinis
diduga bahwa asam borat dalam bentuk bukan buffer akan sangat berbahaya bagi
makhluk hidup dibandingkan dengan buffer. Pengawet untuk kultur dan sentivitas
dibuat sedemikian rupa sehingga sampel berada dalam kondisi stabil dengan cara
menghalangi proliferasi dari bakteri yang dapat mengakibatkan positif palsu atau
pertumbuhan bakteri secara berlebihan.
Sampel urin yang diawetkan dapat disimpan pada suhu ruangan hingga dilakukan
pemeriksaan. Lama pengawetan dijelaskan oleh masing-masing pabrik.
Petunjuk Pengawetan Sampel
Petunjuk CLSI untuk pemeriksaan mikrobiologi urin merekomendasikan penggunaan
lemari es pada suhu 2-8C atau menggunakan zat pengawet jika pemeriksaan akan
ditunda lebih dari 8 jam setelah pengambilan sampel.
Bahan pengawet tidak boleh mengandung merkuri dan harus aman terhadap
lingkungan. American Hospital Association and Enviromental Protection Agency
membuat sebuah kesepakatan untuk mengurangi penggunaan merkuri bagi industri
yang menyangkut masalah kesehatan. (http://www.epa.gov/mercury)
Perbandingan antara jumlah sampel dengan pengawet harus diperhatikan agar dapat
meningkatkan akurasi pemeriksaan. Mempertahankan rasio yang baik sangat penting
ketika memindahkan sample ke dalam tabung pengawet. Garis indikator pada tabung
sangat penting untuk menentukan kadar yang tepat.
Sistem evakuasi tabung didesain agar kadar sampel sesuai dengan zat pengawet.
Sistem ini juga berperan untuk mengurangi kemungkinan paparan antara petugas
kesehatan dengan sampel.
Pemberian Label dan Pemrosesan Sampel Urin
Terdapat berbagai macam sampel urin, oleh karena itu diperlukan kriteria tertentu
dalam proses pengambilan dan pengiriman urin.

Label

51

Terdiri dari nama pasien, dan identifikasi yang diperlukan mengenai sampel. Pastikan
bahwa informasi pada tempat pengiriman sesuai dengan jenis pemeriksaan yang
dibutuhkan. Jika tempat penampungan digunakan juga sebagai media transport, maka
label harus ditaruh pada media transport tersebut bukan pada tutupnya, sebab tutup
dapat tertukar dengan wadah yang lainnya. Pastikan label yang digunakan dapat tahan
pada suhu lemari es.
Tanggal dan Waktu Pengambilan
Terdiri dari tanggal dan waktu pengumpulan urin. Dengan demikian kita dampat
mengkonfirmasikan bahwa proses pengambilan sudah dilakukan dengan benar. Untuk
sampel dengan periode waktu tertentu, pastikan waktu awal dan akhirnya. Catatan
mengenai keadaan sampel saat tiba di laboratorium penting untuk memastikan sampel
telah diproses dan dikirim dengan benar.
Metode Pengambilan
Metode pengambilan sampel harus diperiksa ketika sampel diterima di laboratorium
untuk memastikan bahwa sampel yang diterima sesuai dengan pemeriksaan yang
diminta.
Pengawetan
Periksa apakah digunakan zat pengawet atau kemungkinan urin berada di luar lemari
es lebih dari 2 jam. Pastikan bahwa metode pengawetan yang digunakan sesuai
dengan tes yang diminta.
Perlindungan cahaya
Pastikan bahwa spesimen disampaikan untuk pengujian analisis peka cahaya
dikumpulkan dalam wadah yang melindungi spesimen dari cahaya.
Cairan Tubuh
Cairan tubuh steril dapat ditemukan di berbagai tempat dalam tubuh (kavitas) pada
kondisi normal. Pada berbagai kelainan atau penyakit, jumlah cairan ini dapat
meningkat. Sampel cairan tersebut dapat diaspirasi dari berbagai organ tubuh (tabel
3-2), dapat dilakukan pemeriksaan jumlah sel darah merah dan sel darah putih, hitung
jenis sel darah putih, komposisi kimia dan mikroorganisme. Dalam memproses
sampel cairan tubuh harus memperhatikan Petunjuk Standar.

52

Pemeriksaan yang dilakukan tergantung pada sumber sampel dan sampel harus segar.
Hitung jenis sel tidak bisa dilakukan pada sampel yang membeku, sehingga perlu
ditambahkan antikoagulan.
Cairan Cerebrospinal (LCS)
Cairan cerebrospinal (LCS) berperan sebagai shock absorben jaringan otak dan
medula spinalis, transpor nutrisi, sebagai pelumas sistem saraf pusat dan berperan
pula dalam perkembangan otak. LCS ditemukan dalam ventrikel, pada canalis
centralis, dan di ruang subarachnoid pada otak dan medula spinalis.
Total cairan LCS berkisar antara 150 ml pada orang dewasa dan kurang lebih 60 ml
pada anak-anak. Di laboratorium, LCS diperiksa secara makroskopis, dan
mikroskopis. Dalam klinis, pemeriksaan LCS berfungsi untuk mendiagnosis kelainan
seperti perdarahan subarachnoid, meningitis, multipel sklerosis, dan neoplasma.
Pada keadaan normal LCS jernih dan tidak berwarna. Setiap ada perubahan warna
harus dicatat. LCS atau supernatan yang berwarna kuning menunjukkan keadaan
xanthokromia, yang terjadi karena pelepasan hemoglobin dari sel darah merah yang
telah lisis. Warna merah segar dapat ditemukan pada perdarahan subarachnoid
maupun perdarahan intracerebral. Normal LCS mempunyai viskositas seperti air.
Endapan dapat terjadi karena peningkatan protein. Formasi gel dapat terjadi
diakibatkan peningkatan fibrinogen.
Sampel LCS harus segera dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan. Sistem 4 atau
5 tabung harus sesuai dengan standar pemeriksaan. Tabung tersebut didesain untuk
pemeriksaan hematologi rutin, mikrobiologi, kimia klinik, dan imunologi / serologi.

Cairan Sinovial
Cairan sinovial adalah cairan yang terdapat dalam persendian. Athrocentesis
menghasilkan biopsi cairan di sendi. Normalnya sendi memiliki sedikit cairan
53

sinovial. Aspirasi cairan dengan athrocentesis akan memberikan informasi mengenai


penyakit sendi. Berbagai penyakit sendi (seperti reumatoid artritis, gout) akan
dijumpai perubahan dalam jumlah dan tipe sel, komposisi kimia dan kristal.
Arthrocentesis juga dapat mengurangi tekanan dalam sendi.
Cairan sinovial berbeda dengan cairan lainnya sebab terdapat kristal dan sangat
kental. Idealnya pengambilan menggunakan 3 tabung: (1) tabung steril untuk kultur;
(2) tabung dengan Heparin atau antikoagulan EDTA untuk hitung sel, identifikasi
kristal dan membuat preparat hapus, dan (3) tabung tanpa antikoagulan untuk
mengevaluasi secara makroskopis, analisis kristal, endapan fibrinogen, dan untuk
pemeriksaan kimia atau imunologi. Sodium heparin, atau EDTA merupakan zat
pengawet yang dianjurkan. Untuk pemeriksaan endapan, cairan ini dikumpulkan
dalam tabung tanpa antikoagulan.
Cairan Perikardial, Pleura, dan Peritoneal.
Cairan pada perikardial, pleura dan periteneal disebut dengan serous. Secara normal
diproduksi oleh tubuh dan diabsorbsi kembali, sehingga hanya tersisa dalam volume
yang kecil. Cairan ini berwarna pucat. Cairan ini menjadi lebih kental meningkat
sebanding dengan peningkatan jumlah sel, sebagai indikasi adanya inflamasi.
Peningkatan volume cairan tubuh ini terjadi pada proses inflamasi dan penurunan
protein serum.
Cairan serous tersebut diaspirasi oleh klinisi jika mengganggu fungsi organ terkait
dan untuk diagnosis. Sampel ditampung dengan berbagai wadah, tergantung dari
pemeriksaan yang diinginkan. Tabung EDTA digunakan untuk menghitung sel dan
membuat preparat hapus, tabung steril untuk kultur, dan tabung oxalat atau fluoride
untuk pemeriksaan protein, glukosa dan pemeriksaan kimia lannya. Jika volume yang
didapat banyak maka perlu wadah besar yang sudah diberi antikoagulan. Jika cairan
sudah membeku, maka tidak bisa digunakan untuk pemeriksaan.

Cairan Seminalis/semen
Fungsi utama dari cairan seminalis sebagai transportasi sperma ke mukosa cerviks.
Setelah berada pada traktus reproduktif wanita, sperma berada di cairan seminalis

54

selama beberapa waktu untuk menembus mukus. Setiap struktur reproduksi pria
menghasilkan komponen spesifik untuk membentuk cairan seminalis. Cairan
seminalis mengandung berbagai unsur, di antaranya spermatozoa.
Cairan seminalis diperiksa secara makroskopis, kimia, dan mikroskopis. Posedur ini
dilakukan untuk memeriksa unsur-unsur secara fisik dan kimia, untuk memeriksa
jumlah sperma dan untuk menilai motilitas dan morfologi seluler. Indikasi
pemeriksaan cairan seminalis seperti infertilitas, protokol inseminasi buatan, menilai
postvasektomi, dan mengevaluasi kemungkinan kelainan sexual.
Dibutuhkan sampel segar. Sampel ditampung dalam wadah gelas atau plastik yang
bersih dan steril. Idealnya cairan seminalis dianalisis setelah 30 menit setelah diambil.
Sampel harus disimpan pada suhu 37C dan diperiksa 1-2 jam setelah didapat. Setelah
1 jam disimpan dalam wadah plastik, motilitas sperma berkurang secara signifikan.
Kebanyakan laboratorium memeriksa 2 sampel yang dikumpulkan selang beberapa
hari. Teknik pangambilan, pengiriman yang baik, dan pemeriksaan yang sesuai
merupakan faktor yang penting untuk analisis cairan seminalis. Prosedur standar
harus dilakukan dalam menangani sampel semen, darah dan cairan tubuh lainnya.
Sebelum pemeriksaan, pasien tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 3-5
hari. Tidak boleh lebih dari 5 hari. Kondom yang mengandung spermiticide, juga
tidak boleh digunakan. Pasien juga harus diajarkan bahwa sampel harus berada dalam
keadaan hangat jika melakukan sampling di rumah.
Pada kasus medikolegal, identifikasi dan keamanan yang baik dan prosedur diatur
secara hukum. Pada kasus pemerkosaan, usap vagina diperlukan untuk mengevaluasi
keberadaan sperma . Sperma dapat ditemukan 24-72 jam setelah hubungan badan,
namun tidak adanya sperma bukan berarti tidak terjadi hubungan badan.
Kultur Swab
Swab dari luka, abses, tenggorok, dan tempat lainnya dikirim ke laboratorium dalam
suatu wadah yang steril untuk kultur. Swab ini berpotensi infeksius dan harus
diperlakukan secara hati-hati di laboratorium. Wadah tempat swab harus diberi label
dengan baik dan diperiksa segera.secara langsung. Kebanyakan bakteri akan mati jika
dibiarkan pada swab kering., jadi jika kultur tidak segera dilakukan perlu adanya
media transport. Kebanyakan orgnisme dapat hidup beberapa jam jika disimpan
dengan baik, namun pemeriksaan segera adalah yang terbaik. Harus diperhatikan
metode untuk membuang material yang terkontaminasi.

55

Pengumpulan Kultur Tenggorok


Swab tenggorok berfungsi untuk menentukan kuman Streptokokus hemolikus grup
A streptococcus yang menyebabkan pharyngitis (prosedur 3-2 dan gambar 3-7).
Sampel ini dapat digunakan untuk kultur pada darah domba atau dengan tes cepat
dengan metode ekstraksi seldengan mereaksikan antigen polisakarida dengan antibodi
yang sesuai. Rapid test ini sangat populer, terutama oleh klinisi, sebab hasilnya dapat
terlihat selang berapa menit.

Feses
Feses harus dikumpulkan pada wadah plastik yang bersih. Biasanya digunakan feses
yang menempel pada sarung tangan pada saat pemeriksaan rektal. Wadah harus diberi
label dengan baik, termasuk waktu pengambilan (untuk sampel dengan periode waktu
tertentu) dan pemeriksaan laboratorium yang diminta.
Material feses dalam jumlah kecil, kadang digunakan untuk pemeriksaan darah
samar. Keberadaan darah samar sangat penting untuk mengetahui adanya keganasan
kolon. Kebanyakan pasien rawat jalan sering meminta untuk mengambil fesesnya
secara langsung dan menaruhnya di kertas saring yang didapat dari klinisi. Sampel
kemudian dikirim kembali ke klinisi atau laboratorium untuk pemeriksaan. Pada
orang dewasa, keseimbangan metabolik dan perhitungan nitrogen feses dan lemak
membutuhkan pengumpulan feses selama 3 hari (72 jam).
Pada anak, dapat dilakukan pemeriksaan skrining aktivitas tripsin untuk mendeteksi
adanya fibrosis kistik. Biasanya, sampel feses diambil dari popok.

56

Keringat
Pemeriksaan keringat untuk mendeteksi
mengkonfirmasi diagnosis fibrosis kistik.

peningkatan

elektrolit,

untuk

saliva
Ludah atau saliva merupakan cairan viskos yang jernih, bersifat basa, dihasilkan oleh
kelenjar dalam mulut. Pemeriksaan mengenai virus, bakteri, pemeriksaan kimia
hormon, terapi obat, penyalahgunaan obat dapat diperiksa dengan saliva. Biasanya,
pasien disuruh mengunyak wax atau kapas gigi selama beberapa menit dan kemudian
saliva dikumpulkan.
Chain of Custody (penyimpanan) Informasi Sampel
Ketika sampel dibutuhkan untuk kepentingan medikolegal, dibutuhkan penanganan
tertentu. Dalam medikolegal atau forensik, data sampel yang tersedia berhubungan
dengan hukum. Langkah pemrosesan sampel mulai dari pemberian label, pengiriman,
penyimpanan dan pemeriksaan harus didokumentasikan dengan baik. Hal ini untuk
memastikan sampel tidak disabotase pihak tertentu, sampel berasal dari orang yang
tepat dan hasilnya akurat. Setiap tahap pengumpulan, pengolahan, pemrosesan dan
pelaporan harus didokumentasikan, ini yang disebut chain of custody.
Dokumen chain of custody harus ditandatangani oleh setiap orang yang terlibat dalam
penanganan sampel. Prosesnya dapat bervariasi antara laboratorium, tapi tujuan
utamanya sama yaitu agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan di pengadilan dan
telah melalui semua tahap pemrosesan untuk menjamin integritas hasil.

57

You might also like