Professional Documents
Culture Documents
DATA SUBJEKTIF
Nama
: An. R
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 6 Bln
Alamat
: Jl. Bojong rawa jelawe
Tanggal Masuk
: 28/8/2015
Keluhan Utama : Kejang Demam
Keluhan tambahan : BAB cair
ANAMNESA
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Pasien datang dengan keluhan kejang didahului demam,kejang
terjadi pada saat 30 menit sebelum datang ke rumah sakit. Kejang
berlangsung selama 10 menit, selama kejang pasien sadar ,saat
kejang tangan dan kaki pasien kaku ,mata mendelik keatas,kejang
berhenti spontan dan setelah kejang pasien langsung sadar dan
menangis.
Pasien Juga mengeluh demam sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit,demam 40C , demam yang dirasakan Sepanjang
hari,demam naik secara perlahan ,demam tidak pernah turun
sampai 36.7C .pasien sudah diberikan paracetamol syrup namun
demam tidak Turun.
Pasien juga mengeluh BAB cair, BAB cair >10x dalam sehari,
keluhan dirasakan secara Tiba tiba,setiap kali BAB Jumlah tinja
setiap kali mencret + 1/2 pampers (+1/2 gelas aqua), Konsistensi
cair, Lendir(-) ,Darah (-), warna kuning , berbau busuk,tidak
menyemprot,Ampas(+). Selama mencret pasien masih mau minum
ASI, namun pasien lebih terlihat haus dan terlihat lebih diam
ANAMNESA
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien tidak pernah mengalami kejang demam
sebelumnya
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Kakak pasien pernah mengalami kejang demam
pada usia 4 bulan
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
(lemas, rewel, kejang -)
Kesadaran : Composmentis (kontak
mata
+)
Nadi
: 140x/menit (reguler, kuat
angkat)
Frekuensi pernafasan : 58 x/menit (Reguler,
adekuat)
Suhu
: 40 oC (axilla)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Antropometri
Berat badan : 6,9 kg
Tinggi badan : 57 cm
Lingkar kepala : 41 cm
Lingkar lengan atas : 15 cm
PEMERIKSAAN FISIK
Status Regional
Kepala : Mesosefali, Lingkar kepala 41cm
Mata : Konjungtiva anemis +/+, Sklera ikterik -/Telinga : Bentuk telinga normal/normal, liang
telinga lapang/lapang, sekret -/-, membran timpani
intak/intak
Hidung : Bentuk simetris, Cavum nasi lapang/
lapang, defiasi septum (-), konka inferior tidak
membesar
Mulut :
Faring
tidak hiperemis, Tonsil T1/T1
criptae -/Leher : KGB tidak teraba membesar
PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks :
Par-paru
Ins
: Pergerakkan dinding dada simetris, ictus cordis tidak
terlihat
Pal : Vocal Fremitus kanan = kiri
Per : Sonor simetris
Aus : Bunyi nafas dasar vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Jantung
Ins : Ictus cordis tidak terlihat
Pal
: Ictus cordis teraba di ICS 4 2 cm ke arah medial garis
axilaris
anterior sinistra
Per : Batas jantung kanan di ICS V garis parsternal dextra
Batas jantung kiri di ICS IV garis midclavicula sinistra
Aus : Bunyi jantung I & II reguller, gallop (-), murmur (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Ins
: Perut tampak buncit
Aus : Bising usus + 8x/menit
Pal
: Supel, hati dan lien tidak teraba
membesar,
nyeri tekan (-), turgor baik
Per
: Timpani, nyeri ketok Ekstremitas : Akral hangat, Capilary Refill Time
<2detik,
edema (-/-) pada ekstremitas bawah
Integumen : Turgor kulit kembali lambat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
Eri, LED )
aboratorium 28/8/2015Darah Perifer lengkap ( H2TL,
Hasil
Jenis pemeriksaan
29 juli
Satuan
Nilai rujukan
Keterangan
14
mm/jam
< 10
Hemoglobin
*9,9
g/dl
14 16
Leukosit
7,3
ribu/ul
5 10
Eritrosit
3,99
juta/ml
4,5 5,5
Hematokrit
*29
40 48
Trombosit
*417
ribu/uL
150 400
MCV
*73
/fl
82 92
MCH
*24,8
Pg
27- 31
MCHC
34.0
32 37
Hitung jenis
Basofil
01
Eosinofil
*0
03
Netrofil batang
*0
25
Netrofil segmen
*53
50 70
Kimia lengkap
139
mEq/L
135-147
3.6
mEq/L
3,5 -5,0
mEq/L
8,8 10,0
Kalsium (Ca)
8.5
Faeces Lengkap
Makroskopik
Warna
Coklat
Coklat/Kuning
Konsistensi
Lembek
Lembek
Lender
Negative
Negative
Darah
Negative
negative
Mikroskopik
amuba
Tidak ditemukan
Kista
Tidak ditemukan
Leukosit
/LPB
01
Eritrosit
/LPB
02
Cacing
Negative
Telur cacing
Negative
negatif
Sisa makanan
amilum
Negative
Negative
Lemak (fat)
Negative
Negative
Kristal lemak
Negative
Negative
Sisa sayuran
Negative
Negative
Serabut otot
Negative
Negative
DIAGNOSA
Kejang Demam Sederhana
Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
DIAGNOSA BANDING
Intoleransi laktosa
PEMERIKSAAN
ANJURAN PEMERIKSAAN
LENGKAP
DPL, Na/K/Ca
Feses lengkap
Kultur Feses
GDS
PENATALAKSANAAN
MM/
o
o
o
o
o
o
FOLLOW UP I
29/8/2015
S/
O/
Keadaan umum
: tampak sakit sedang
Kesadaran
: composmentis (GCS: E4 V5 M6)
Frekuensi nadi
: 140 x/menit ( reguler, kuat angkat, isi cukup)
Frekuensi napas
: 58 x/menit
0
Suhu
: 37.7 C
Berat badan masuk
: 6.9 kg
Berat badan sekarang : 6.9 kg
Kepala
: bulat, mesosefali , lingkar kepala 41
Rambut dan kulit kepala
: tidak ada kelainan
Mata
:konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/-, mata cekung +/+
Hidung
: cavum nasi lapang/lapang, sekret +/+
Telinga
: liang Telinga Lapang/lapang, serumen +/+
Mulut
:mukosa bibir kering, sianosis sirkum oral (-)
Leher
: kelenjar getah bening tidak teraba membesar
Thoraks
Paru
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, retraksi iga (-)
Palpasi
: stem fremitus simetris kiri dan kanan
Auskultasi
: bunyi napas dasar vesikular, ronki -/-, wheezing-/
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi
: ictus cordis tidak teraba
Auskultasi: bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeks: perut tampak mendatar
Auskultasi: bising usus6x/menit
Palpasi: supel, turgor cukup, nyeri tekan (-)
Perkusi
: timpani
Anus dan rektum
: dalam batas normal, eritematum (-)
Genitalia
: tidak ada kelainan
Anggota gerak
: akral hangat, sianosis (-), capillary refill < 2 detik
Tulang belakang
: tidak ada kelainan
Kulit : turgor Kembali lambat
Rangsang meningeal
: kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-), kernig (-)
Refleks fisiologis
: biseps ++/++ triseps ++/++ KPR ++/++ APR ++/++
Rangsang meningen
: Kaku kuduk - ,Brudzinski I -/Refleks patologis
: babinski +/+, Klonus kaki -/- , klonus lutut -/-
A/
kejang demam Kompleks
DADRS
P/ diet : lunak
CIV : Kaen 3B 16 tetes/menit
MM/
Paracetamol syr 4x3cc (po)
Zinc tab 1x20mg (mg)
Liprolac 2x1 sach (po)
Sibital 50mg (IM) setelah 2 jam
Luminal 2x60mg (PO) 2hari selanjutnya 2x30 mg (PO)
Stesolid Supp 5 (K/P)
FOLLOW UP II
30/8/2015
S/
Kejang - , demam -, diare +
O/
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Composmentis (GCS: E4 V5 M6)
Frekuensi nadi
: 152 x/menit ( reguler, kuat angkat, isi cukup)
Frekuensi napas : 58 x/menit
Suhu
: 37.50C
Berat badan masuk : 6.9 kg
Berat badan sekarang
: 6.9 kg
Kepala : Bulat, mesosefali , lingkar kepala 41
Rambut dan kulit kepala : Tidak ada kelainan
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, mata cekung-/Hidung : Cavum nasi lapang/lapang, sekret +/+
Telinga : Liang Telinga Lapang/lapang, serumen +/+
Mulut
:
Mukosa bibir lembab, sianosis sirkum oral (-)
Leher
: Kelenjar getah bening tidak teraba membesar
Thoraks
Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi iga (-)
Palpasi
: Stem fremitus simetris kiri dan kanan
Auskultasi
: Bunyi napas dasar vesikular, ronki -/-, wheezing-/
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi
: Ictus cordis tidak teraba
Auskultasi: bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeks: Perut tampak mendatar
Auskultasi: Bising usus6x/menit
Palpasi: supel, turgor cukup, nyeri tekan (-)
Perkusi
: Timpani
Anus dan rektum
: Dalam batas normal, eritematum (-)
Genitalia
: Tidak ada kelainan
Anggota gerak
: Akral hangat, sianosis (-), capillary refill < 2 detik
Tulang belakang
: Tidak ada kelainan
Kulit : Turgor cukup
Rangsang meningeal
: Kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-), kernig (-)
Refleks fisiologis
: Biseps ++/++ triseps ++/++ KPR ++/++ APR ++/++
Rangsang meningen
: Kaku kuduk - ,Brudzinski I -/Refleks patologis
: Babinski +/+, Klonus kaki -/- , klonus lutut -/-
A/
kejang demam Kompleks
DADRS
P/ diet : lunak
CIV : Kaen RL 30 tetes/menit
MM/
Paracetamol syr 4x3cc (po)
Zinc tab 1x20mg (mg)
Liprolac 2x1 sach (po)
Sibital 50mg (IM) setelah 2 jam
Luminal 2x60mg (PO) 2hari selanjutnya 2x30 mg (PO)
Stesolid Supp 5 (K/P)
FOLLOW UP III
S/
Kejang - , demam -, diare O/
Keadaan umum
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Composmentis (GCS: E4 V5 M6)
Frekuensi nadi
: 148 x/menit ( reguler, kuat angkat, isi cukup)
Frekuensi napas
: 50 x/menit
Suhu
: 36.80C (Axilla)
Berat badan masuk : 6.9 kg
Berat badan sekarang
: 6.9 kg
Kepala
: Bulat, mesosefali , lingkar kepala 41
Rambut dan kulit kepala : Tidak ada kelainan
Mata
: Konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, mata cekung-/Hidung
: Cavum nasi lapang/lapang, sekret +/+
Telinga
: Liang Telinga Lapang/lapang, serumen +/+
Mulut
:Mukosa bibir lembab, sianosis sirkum oral (-)
Leher
: Kelenjar getah bening tidak teraba membesar
Thoraks
Paru
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
:
Palpasi
:
Auskultasi
:
Abdomen
Inspeksi
:
Auskultasi
:
Palpasi
Perkusi
Anus dan rektum
Genitalia
Anggota gerak
Tulang belakang
Kulit : Turgor cukup
Rangsang meningeal
Refleks fisiologis
Rangsang meningen
Refleks patologis
A/
Obs.demam
P/ diet : LLM
CIV : RL 40 tetes/menit
MM/
Paracetamol syr 4x3cc (po)
Zinc tab 1x20mg (mg)
Liprolac 2x1 sach (po)
Luminal 2x30 mg (PO)
FOLLOW UP IV
S/
Keadaan umum
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Composmentis (GCS: E4 V5 M6)
Frekuensi nadi
: 152 x/menit ( reguler, kuat angkat, isi cukup)
Frekuensi napas
: 58 x/menit
0
Suhu
: 37.5 C
Berat badan masuk
: 6.9 kg
Berat badan sekarang
: 6.9 kg
Kepala
: Bulat, mesosefali , lingkar kepala 41
Rambut dan kulit kepala : Tidak ada kelainan
Mata
: Konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/-, mata cekung +/+
Hidung
: Cavum nasi lapang/lapang, sekret +/+
Telinga
: Liang Telinga Lapang/lapang, serumen +/+
Mulut
:Mukosa bibir kering, sianosis sirkum oral (-)
Leher
: Kelenjar getah bening tidak teraba membesar
Thoraks :
Paru
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi
: Ictus cordis tidak teraba
Auskultasi: bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeks
: Perut tampak mendatar
Auskultasi
: Bising usus6x/menit
Palpasi
: supel, turgor cukup, nyeri tekan (-)
Perkusi
: Timpani
Anus dan rektum
: Dalam batas normal, eritematum (-)
Genitalia
: Tidak ada kelainan
Anggota gerak
: Akral hangat, sianosis (-), capillary refill < 2 detik
Tulang belakang
: Tidak ada kelainan
Kulit
: Turgor cukup
Rangsang meningeal
: Kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-), kernig (-)
Refleks fisiologis
: Biseps ++/++ triseps ++/++ KPR ++/++ APR ++/++
Rangsang meningen
: Kaku kuduk - ,Brudzinski I -/Refleks patologis
: Babinski +/+, Klonus kaki -/- , klonus lutut -/-
A/
kejang demam Kompleks
DATD
P/ diet : LLM
CIV : MM/
Paracetamol syr 4x3cc (po)
Zinc tab 1x20mg (mg)
Liprolac 2x1 sach (po)
Luminal 2x30 mg (po)
BOLEH PULANG
TINJAUAN PUSTAKA
Kejang Demam
PENDAHULUAN
KEJANG
BUKAN PENYAKIT
TETAPI MANIFESTASI DARI
SUATU PENYAKIT
DEFINISI
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 380
C)
yang
disebabkan
oleh
suatu
proses
ekstrakranium.
ETIOLOGI
Disebabkan oleh suatu
proseekstrakranium, seperti :
Tonsilofaringitis
Infeksi saluran pernafasan akut
Otitis Media Akut
Gastroenteritis terutama disebabkan
oleh shigella, camphylobacter
Pasca imunisasi
Bronkopneumonia
KLASIFIKASI
Secara umum KD dibagi berdasarkan :
1. Kejang demam sederhana (Simple febrile
seizure)
2. Kejang demam kompleks (Complex febrile
seizure)
PATOFISIOLOGI
mempertahankan kelangsungan
hidup
sel
diperlukan suatu
energi
yang didapat dari
metabolisme
glukosa
oksidasi
Ion K+
Ion Na+
Dalam keadaan normal membran sel ion dapat dilalui dengan mudah
oleh ion Kalium (K+) dan sangat sulit dilalui ion Natrium (Na + )
dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (C1-). Akibatnya konsentrasi K+
dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah dibaningkan di lua
sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Terjadi difusi lonjatan listrik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk
menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang
memiliki gejala klinis yang hampir mirip dengan
kejang demam :
1. LABORATORIUM (darah perifer lengkap,
elektrolit, gula darah)
2. PUNGSI LUMBAL
3. ELEKTROENSEFALOGRAFI (EEG)
4. RADIOLOGI (CT-SCAN, MRI)
PENATALAKSANAAN
ANTI PIRETIK :
PARASETAMOL 10-15 MG/KGBB/KALI
IBUPFOFEN 10 MG/KGBB/KALI, DIBERI 3KALI
ANTI KONVULSAN
Pemakaian Diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada
saat demam menuunkan resiko berulangnya kejang,
emergency -- rektal 0,5-0,75 mg/kg
fenobarbital, karbamazepin, fenitoin tidak berguna untuk
mencegah kejang demam bila diberi secara intermitten
KEJANG BERHENTI
BILA KEJANG TIDAK BERHENTI TUNGGU I5 MENIT
4-6 JAM KEMUDIAN
DAPAT DIULANG DENGAN INTERVAL 3-5 MNT
FENOBARBITAL 8-10 MG/KGBB/HR
DALAM 2 DOSIS(PO/IM)
SELAMA 2 HARI
KEJANG (+)
ULANG CARA 2
PENGOBATAN PROFILAKSIS
PENGOBATAN PROFILAKSIS
PROGNOSIS
Kejadian kecacatan sebagai
komplikasi kejang demam tidak
pernah dilaporkan
Dan
Kematian karena kejang demam
tidak pernah dilaporkan
FAKTOR RESIKO
FAKTOR RISIKO BERULANGNYA KEJANG DEMAM ADALAH:
1
2
3
4
DIARE PERSISTEN
50
Definisi
Diare persisten : diare
menetap selama > 2
minggu disertai
penurunan berat badan
atau tanpa penambahan
berat badan.
51
Etiologi
Intoleransi laktosa
Intoleransi/alergi protein susu
sapi/kedelai
Menetapnya patogen penyebab
Sindrom usus halus terkontaminasi
(Contaminated Small Bowel Syndrome; CSBS)
Malnutrisi
52
Patofisiologi
Intoleransi laktosa
Intoleransi/alergi protein
susu sapi,protein kedelai.
Gastroenteritis
akut
kerusakan mukosa
usus
aktifitas enzim
laktase
Intoleransi
laktosa
malabsorp
si
Gastroenteritis
akut (IgA)
kerusakan mukosa
usus
Sensitif thd protein
asing
malabsorp
si
DIARE
Faktor predisposisi
1. Malnutrisi
2. Kerusakan mukosa usus yang
berkepanjangan
3. Pemberian makanan tambahan
yang dini dan tidak tepat
54
Manifestasi klinik
Diare yang melanjut 2 minggu atau lebih
Gagal tumbuh malnutrisi
Diare bersifat cair, berlemak atau
berdarah
55
Pengobatan Berdasarkan
Etiologi(2)
Intoleransi Laktosa
diare
hipokalemi
Perut kembung
Bising usus
menurun
Foto abdomen
Distended
abdomen
ILEUS PARALITIK
Ileus
Ileus merupakan gangguan motilitas usus namun
tidak ditemukan kelainan organik yang nyata. Pada
anak ileus sering dikaitkan dengan pascabedah atau
infeksi (pneumonia, peritonitis, gastroenteritis).
Pada ileus sering ditemukan keadaan sebagai
berikut: uremia, hipokalemia, asidosis, atau adanya
penggunaan obat-obatan tertentu seperti loperamid
(obat bersifat antimotilitas yang digunakan pada
gastroenteritis). Ileus paralitik, disebut juga pseudoobstruksi, merupakan penyebab utama obstruksi
saluran cerna pada bayi dan balita.
KLASIFIKASI
Klasifikasi ileus ada bermacam-macam. Berdasarkan
sumbatannya ileusdibagi menjaditotaldanparsial;menurut
klinisnyaakut,subakutdankronis;menurut sebabnya ileus
obstruksi dan ileus fungsional (paralitik) dan ileus
karenagangguan vaskularisasi.
Ileus obstruksi parsial terjadi apabila lumen usus
menyempit tapi masih dapatsebagian isi usus masih dapat
lewat ke arah distal. Ileus obstruksi total terjadi akibatlumen
usus tersumbat total sehingga tidak ada isi usus yang dapat
lewat ke arahdistal. Ileus obstruksi total menyebabkan
peningkatan risiko gangguan vaskular ataustrangulasi dan
bila ini terjadi maka membutuhkan penanganan operatif
segera.
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik (dengan melihat tanda dan
gejala) serta pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan
penunjang dapat pemeriksaan radiologis atau
pemeriksaan lain seperti penanda tumor dll. Pada
pemeriksaan radiologi untuk melihat adanya
obstruksi adalah pencitraan dengan modalitas:
Abdominal CT-SCAN
Abdominal X-ray
Barium enema
Tatalaksana
Tatalaksana bergantung kepada jenis obstruksi dan derajat
keparahannya. Apabila obstruksi bersifat parsial, maka
akan diberikan cairan intravena sambil memantau apakah
obstruksi tersebut sudah hilang dengan sendirinya. Apabila
tidak, maka dilakukan tindakan bedah.
Selain itu penggunaanNasogastric Tubeuntuk
mengevakuasi cairan dan gas di saluran cerna, dengan
demikian menghilangkan distensi dan muntah. Pada
intususepsi dapat dilakukan enema (udara, barium atau
gastrografin) untuk menghilangkan obstruksi. Pemasangan
stent dapat dilakukan untuk membantu pengeluaran isi
saluran cerna yang terganggu oleh obstruksi.
a. Konservatif
Penderita dirawat di rumah sakit.
Penderita dipuasakan Kontrol status
airway, breathingand sirkulasi
Dekompresi dengan nasogastric tube
Intravenous fluids and electrolyte
Dipasang kateter urin untuk
menghitung balance cairan.
b. Farmakologis
Antibiotik broadspectrum untuk bakteri
anaerob dan aerob.
Analgesik apabila nyeri.
Prokinetik: Metaklopromide, cisapride
Parasimpatis stimulasi: bethanecol,
neostigmin
Simpatis blokade: alpha 2 adrenergik
antagonis
c. Operatif
Ileus paralitik tidak dilakukan intervensi bedah kecuali
disertai denganperitonitis.
Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi
nasogastric untukmencegah sepsissekunder atau
rupture usus.
Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul
dengan teknik bedahyang disesuaikandengan hasil
explorasi melalui laparotomi.
Pintas usus : ileostomi, kolostomi.
Reseksi usus dengan anastomosis
Diversi stoma dengan atau tanpa reseksi
Kepustakaan
69