Professional Documents
Culture Documents
Oleh
C.Yudilastiantoro
Abstract
Protection forest is a forest area that has main fanction as buffer zone to managed
water system, prevent flood, control erotion, prevent sea water intruktion and keep the
land fertile (UU 41/1999). We could take mant benefit from protection forest such as area
benefit, ecoturism and non wood production forest benefit. This research is done in three
different places; Toro, Matauwe and Bolapapu villages; Kulawi district; Donggala
regency. The research carried out in January Decembre 2003. In this research, the
sample is took by purposive method. The number of sample were 75 respondents. Kind of
data which needed are primary and secondary data and analysed by quantitative
analysis and Chi Square analysis. The result of this research showed that non wood
production forest contribution on family income is about 25%-33%. Chi Square analysis
and coefficient contingensi analysis showed that some social economic factors such as
age, education, the number of family and income are not significant influence the
increase of community participation in managed protection forest. But land width
plantation is significantly influence. The coefficient contingensi value are very low until
low. Community participation model is cooperativenees and based on local indigenous
knowledge. Community are actively participate in took care, protect and preserve
protection forest because they need a part of area for plantation.
Keyword: participation, income distribution,social economic factor
Abstrak
Hutan lindung merupakan kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah.(UU
41/1999). Pemanfaatannya dapat berupa pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan
pemungutan hasil hutan bukan kayu
Penelitian ini dilakukan di tiga desa, yaitu desa Toro, Matauwe dan Bolapapu; di
Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah. Pelaksanaan
penelitian pada bulan Januari Desember 2003. Penentuan responden secara
purposive sampling, dengan jumlah sample 75 responden. Data yang dikumpulkan
berupa data primer dan sekunder; kemudian dianalisis dengan menggunakan metode
analisis kuantitatif dan Chi Square (X2).
Hasil penelitian menunjukan bahwa kontribusi pemungutan hasil bukan kayu di
hutan lindung terhadap pendapatan kelaurga antara 25% - 33%. Hasil uji Chi Square
(X2) dan uji koefisien keeratan hubungan (nilai C) menunjukan bahwa faktor sosial
ekonomi, yaitu: umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan jumlah
pendapatan tidak berpengaruh nyata terhadap partisipasi pengelolaan hutan lindung;
tetapi luas lahan (kebun) berpengaruh nyata terhadap partisipasi mengelola hutan
lindung. Nilai keeratan hubungannya sangat rendah sampai rendah. Model partisipasi
masyarakat setempat bernuansa gotongroyong dengan dasar kearifan lokal. Masyarakat
berpartisipasi aktif dalam menjaga, melindungi dan melestarikan hutan lindung, karena
adanya motivasi menggunakan sebagian kawasan lindung untuk berkebun.
Kata Kunci : distribusi pendapatan, partisipasi , faktor sosial ekonomi.
I. PENDAHULUAN
Hutan lindung merupakan salah satu aset daerah dan negara yang bertujuan untuk
melestarikan keanekaragaman hayati spesifik sesuai habitatnya. Di samping itu hutan
lindung mempunyai peranan penting dalam mengatur hidro-orologis daerah di sekitarnya
dan dapat pula dimanfaatkan untuk kepentingan budidaya, pemungutan hasil bukan kayu
dan penggunaan jasa lingkungan. Oleh karena itu pengelolaan hutan lindung dengan
melibatkan masyarakat di sekitarnya sangat membantu usaha pelestarian hutan lindung.
Apabila masyarakat sampai batas tertentu dapat memanfaatkan potensi hutan lindung,
maka masyarakat diharapkan dapat mempunyai tanggung jawab untuk memeliharanya,
karena hutan lindung mempunyai manfaat langsung bagi kehidupan keluarganya.
Pengertian tentang partisipasi yaitu merupakan keterlibatan aktif individu atau
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, penerimaan manfaat serta monitoring dan
evaluasi suatu kegiatan.
Permasalahan saat ini adalah sulitnya mengendalikan perambah untuk mengolah
lahan di dalam kawasan hutan lindung, disebabkan karena masalah ekonomi. Hal ini akan
terus berlanjut selama tidak adanya larangan dan tindakan tegas dari aparat yang terkait
dengan pelestarian hutan lindung. Untuk itu diperlukan data/informasi keadaan sosial
ekonomi masyarakat disekitar hutan lindung dan tingkat partisipasinya, agar tetap
melestarikan hutan lindung dan memanfaatkannya secara sosial ekonomi untuk
meningkatkan kesejahteraannya.
Tujuan penelitian adalah mendapatkan nilai keeratan hubungan antara faktor
sosial ekonomi terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam melestarikan hutan lindung.
yang
D. Metode Analisis
Analisis data dengan menggunakan metoda analisis kuantitatif, yaitu menyusun
hasil dari kompilasi data yang diperoleh (primer dan sekunder) dalam bentuk tabulasi
kemudian dianalisis.
Sedangkan untuk analisis nilai ekonomi, menggunakan analisis benefit-cost
Dengan rumus sebagai berikut (PSSEKI,2000) :
n
Pb =
(Pi
1
- Ci )
Dimana : P b = Jumlah pendapatan bersih
Pi = Pendapatan Kotor
Ci = Biaya ke - i
Pengujian signifikasi antara tingkat partisipasi dengan kondisi sosial ekonomi dilakukan
dengan membandingkan nilai X2hitung dengan
X2
tabel
Untuk mengetahui derajat keeratan hubungan antara variabel bebas (sosial ekonomi)
dengan variabel terikat (tingkat partisipasi), maka digunakan Uji Koefisien Kontingensi
dengan rumus (Sudjana,1996):
x2
C = ----------------x2 + n
Nilai C berkisar antara 0 1,00. Makin besar nilai C, berarti hubungan antara 2
variabel semakin erat. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien kontingensi
digunakan batasan yang dikemukakan oleh Sugiyono (1997)
1.
2.
3.
Umur (thn)
Age (year)
Toro
Matauwe
Bolapapu
10
13
7
30
5
15
10
30
1
20
9
30
< 30
30 - 50
> 50
Jumlah
Jumlah
Responden
The number of
Respondent
16
48
26
90
Frekuensi
(%)
Frequenty
(%)
17,77
53,33
28,90
100,00
Terdapat kelompok umur 30 50 thn yang jumlahnya 48 orang atau 53,33%. Hal
ini menunjukan bahwa gambaran responden kebanyakan tergolong usia produktif dalam
mengupayakan pemanfaatan lahan hutan lindung sebagai matapencaharian mereka.
2. Pendidikan Responden
Pendidikan yang dimaksud adalah jenjang pendidikan formal yang diikuti oleh
responden. Pentingnya pendidikan formal bagi responden, agar dapat mengukur
pengetahuan dalam memahami aspek pengelolaan hutan lindung di wilayahnya. Tingkat
pendidikan responden dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.
Tabel 3. Tingkat Pendidikan Responden (KK) di Desa Toro, Matauwe dan Bolapapu.
Table 3. Respondents Education Level Classification in Toro, Matauwe and Bolapapu Villages
No.
No.
1.
2.
3.
Pendidikan
Education
SD
SLTP
SMA
Jumlah
Toro
Matauwe
Bolapapu
Jumlah Responden
The number of
Respondent
20
6
4
30
4
12
14
30
21
5
4
30
45
23
22
90
Frekuensi
(%)
Frequenty
(%)
50,00
25,55
24,45
100,00
Tabel diatas menunjukan bahwa responden yang tidak tamat dan yang tamat SD
masih cukup tinggi, yaitu sebesar 45 orang atau 50,00%. Hal ini menunjukan bahwa
tingkat pendidikan responden, terutama di Desa Toro dan Bolapapu masih relatif rendah,
yaitu Sekolah Dasar.
3. Jumlah Tanggungan Keluarga
Yang dimaksud dengan jumlah tanggungan keluarga adalah isteri, anak dan
semua orang yang tinggal serumah.Jumlah tanggungan keluarga responden berkisar
antara 2 sampai 7 orang, dengan rata-rata jumlah tanggungan keluarga responden 4
sampai 5 orang. Jumlah tanggungan keluarga responden dapat dilihat pada tabel 4
dibawah ini.
Tabel 4. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden (KK) di Desa Toro, Matauwe dan Bolapapu
Table 4. Respondents Number of Family in Toro,Matauwe and Bolapapu Villages.
No.
Juml.Angg Kel.
Toro
Matauwe
Bolapapu
Jumlah
Frekuensi
No. The Number of Family
Responden
(%)
The Number of Frequenty
(%)
Responden
1.
2 3
7
8
7
22
24,44
2.
4 5
11
10
15
36
40,00
3.
6 - 7
12
12
8
32
35,56
Jumlah
30
30
30
90
100,00
Sumber : Analisis data Primer, 2003.
Source : Primary Data Analysis, 2003.
Dari tabel diatas menunjukan bahwa jumlah tanggungan keluarga responden yang
paling banyak berjumlah 4 5 orang yaitu sebesar 36 responden atau sebesar 40,00 %.
Jumlah tanggungan keluarga mencerminkan akan jumlah kebutuhan sandang, perumahan
dan makan bagi seluruh anggota keluarganya.
Pendapatan/th
Incomes
Toro
Matauwe
Bolapapu
1.
2.
3.
< Rp 5 juta
Rp 5 10 juta
> Rp 10 juta
Jumlah
6
16
8
30
7
7
16
30
3
19
8
30
Jumlah
Responden
The Number
of Respon
dents
16
42
32
90
Frekuensi
(%)
Frequenty
(%)
17,78
46,66
35,56
100,00
Dari tabel tersebut diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki
lahan kebun seluas 0,5 - 1,50 hektar, sebanyak 64 responden (71,11%). Hal ini dapat
dipahami bahwa sebagian besar besar lahan kebun terletak di dalam kawasan hutan
lindung. Untuk pemilik kebun > 1,50 hektar, hanya sebesar 27,78%.
Jumlah Penduduk
1.840
538
3.073
5.451
19,73%
50,65
31,29
84,17
166,11
4,91%
452
127
722
1.301
18,20%
Jml sekolah
15,00%
834
85
327
1.246
19,73%
Sapi (ekor)
165
34
84
283
23,23%
Kerbau (ekor)
9
10
45
37
2.305
703
2.300
86
15,69%
5.308
15,60%
Kios (buah)
17
25
46
19,57%
Toko (buah)
12
17
40,48%
Tabel diatas menunjukan bahwa potensi desa-desa tersebut cukup potensial untuk
berkembang menjadi lebih besar lagi, sehingga diperlukan penataan tata ruang wilayah
agar tidak mengganggu kelestarian hutan lindung yang berada di sekitarnya. Adapun
kontribusi hasil hutan bukan kayu terhadap pendapatan responden dapat dilihat pada tabel
7 dibawah ini
Tabel 7.Kontribusi HHBK terhadap Pendapatan Responden di Desa Toro, Matauwe dan
Bolapapu.
No.
Desa
Kontribusi
Rata-rata Pendapatan (Rp/thn/kk)
HHBK (%)
Usahatani
HHBK
Jumlah
1
Toro
4.772.700
2.350.750
7.123.450
33,00%
2
Matauwe
7.105.250
2.368.400
9.473.650
25,00%
3
Bolapapu
3.598.900
1.542.400
5.141.300
30,00%
Jumlah
15.476.850
6.261.550
21.738.400
Sumber : Analisis data primer, 2003
Dari tabel diatas menunjukan bahwa kontribusi hasil hutan bukan kayu berkisar
antara 25,00% sampai 33,00% dari total pendapatan responden. Desa Toro mempunyai
kontribusi dengan nilai tertinggi diantara dua desa lainnya, yaitu 33%. Yang terendah
desa Matauwe dengan kontribusi HHBK terhadap pendapatan sebesar 25%.
3. Partisipasi Masyarakat terhadap Pengelolaan Hutan Lindung
a. Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan
Dalam kegiatan perencanaan pengelolaan hutan lindung, partisipasi
masyarakat dapat ditunjukan dengan beberapa aspek seperti keterlibatan dalam kegiatan
survey lapangan, pemberian informasi dan mengajukan usul/saran. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 8 dibawah ini.
No
1
2
5,6
16
17,7
69
76,7
90
100
Dari tabel diatas menunjukan bahwa masyarakat sekitarnya belum dilibatkan untuk
melakukan kegiatan perencanaan terhadap pelestarian hutan lindung. Untuk kegiatan
survey lapangan, hanya 7 responden atau 7,8%. yang pernah melakukan bersama dengan
petugas dari Balai Taman Nasional Lore Lindu. Masyarakat yang aktif memberikan
informasi kepada petugas kehutanan untuk pengelolaan hutan lindung hanya 2 responden
atau 2,2% dan yang pernah mengajukan usul, saran atau pendapat hanya sebesar 5
responden atau 5,6 %.
b. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan
Dalam kegiatan pelaksanaan pengelolaan hutan lindung, partisipasi masyarakat
dapat ditunjukan dengan beberapa aspek seperti pemberian sumbangan pikiran, tenaga
dan materi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada table 9 dibawah ini.
No
1
2
3
10
No
1
2
3
PENERIMAAN
MANFAAT
Peningkatan Pendapatan
Manfaaat hutan thd lingkungan
Ketergantungan thd hutan
Tinggi
f
%
21
23,3
1
1,1
1
1,1
KATEGORI PARTISIPASI
Sedang
Rendah
F
%
F
%
51
56,7
18
20,0
83
92,2
6
6,7
84
93,3
5
5,6
Total (KK)
F
%
90
100
90
100
90
100
Dari tabel diatas menunjukan bahwa masyarakat setempat masih rendah tingkat
partisipasinya terhadap kegiatan memonitor, mengawasi dan mengevaluasi hutan lindung;
yaitu sebesar 78 %, 82% dan 89%.
manfaat dan monitoring & evaluasi, dengan skor < 17. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 12 dibawah ini.
Tabel 12. Klasifikasi Partisipasi Responden di Desa Toro, Matauwe dan Bolapapu.
Kategori
Toro
Matauwe
Bolapapu
Jumlah
Responden
1
Rendah (skor <17)
6
13
21
40
2
Sedang (skor 17 21)
14
15
8
37
3
Tinggi (skor >21)
10
2
1
13
Jumlah
30
30
30
90
No
%
44,4
41,2
14,4
100
Dari tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden kategori klasifikasi
partisipasinya rendah sampai sedang sebesar 40 orang (44,44%) dan 37 orang (41,2%).
Sedangkan yang berpartisipasi tinggi sebesar 13 orang (14,4%).
g. Kesimpulan.
1. Tingkat partisipasi masyarakat rendah terhadap pengelolaan hutan lindung. Hal
ini disebabkan karena masyarakat sekitar tidak dilibatkan dalam proses
perencanaan dan monitoring & evaluasi.
2. Terdapat kontribusi HHBK terhadap pendapatan sebesar 25% sampai 33% dari
total pendapatan. Hal ini menunjukan besarnya keeratan hubungan antara
masyarakat dengan kelestarian hutan lindung.
3. Hasil pengujian yang dilakukan melalui uji Chi Square (X2) dan uji koefisien
keeratan hubungan (nilai C) menunjukan bahwa Nilai keeratan hubungannya
sangat rendah sampai rendah, antara tingkat partisipasi dengan faktor sosial
ekonomi, yaitu umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, jumlah
pendapatan tidak berpengaruh nyata tetapi luas lahan (kebun) berpengaruh nyata
terhadap peningkatan partisipasi masyarakat dalam mengelola hutan lindung.
Daftar Pustaka
Balai Taman Nasional Lore Lindu,2003. Informasi Taman Nasional Lore Lindu. Palu.
Sulawesi Tengah
Badan Pusat Statistik Kab.Donggala, 2001. Kecamatan Kulawi dalam Angka. Donggala. Sulawesi Tengah.
12
Departemen Kehutanan RI.1999. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999, tentang
Kehutanan. Kopkar Hutan, Jakarta.
Departemen Kehutanan RI.2002. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2002, tentang
Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan
Kawasan Hutan. Dephut,Jakarta. Jakarta.
Departemen Kehutanan dan Perkebunan RI, 2000. Pedoman Survei Sosial Ekonomi Kehutanan
Indonesia. Bogor.
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, 2001. Buku Panduan Lore Lindu, Jakarta.
Djarwanto. 1996. Mengenal Beberapa uji Statistik Dalam Penelitian. Liberty. Yogyakarta.
Odum,E.P.1998. Dasar-dasar Ekologi.Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Manule R.M 2002. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan DAS Saddang, Kab.Pinrang, Sulsel. Tesis
Magister UNHAS. Makassar.
Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.
Sugiyono.1997. Metodologi Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung.
LAMPIRAN
Hasil Analisis Hubungan antara Faktor-faktor Sosial Ekonomi dengan Partisipasi
Responden.
1.Faktor Umur.
Partisipasi
< 30
Rendah
Sedang
Tinggi
Jumlah
6
5,33
4
4,80
2
1,86
12
Umur (thn)
30 - 50
22
22,6
21
20,40
8
7,93
51
Jumlah
> 50
12
12,00
11
10,80
4
4,20
27
40
36
14
90
(6-5,33)2
(4-4,20)2
X = -------------- + . + --------------- =
5,33
4,20
2
13
tidak berpengaruh
Chitung = 0,41 / 90,41 = 0,06 berarti bahwa tingkat hubungannya sangat rendah
2. Faktor Pendidikan
Partisipasi
SD
Rendah
Sedang
Tinggi
Jumlah
19
19,42
16
17,88
7
6,64
46
Pendidkan Formal
SLTP
10
10,13
11
9,33
3
3,46
24
Jumlah
SMA
9
8,44
8
7,77
3
2,88
20
38
35
13
90
(19 19,42)2
(3 - 2,88)2
X2 = --------------- + . + --------------- =
19,42
2,88
= 0,09 + 0,01 + ,030 + 0,19 + 0,29 + 0,06 + 0,01 + 0,06 + 0,05 = 0,69
X2hitung = 0,69
X2hitung < X2 tabel
Chitung = 0,69 / 90,69 = 0,08 berarti bahwa tingkat hubungannya sangat rendah
Jumlah
40
36
14
90
(11- 10,66)2
( 4 - 4,04)2
X = -------------- + . + --------------- =
10,66
4,04
2
= 0,01 + 0,17 + 0,18 + 0,02 + 0,06 + 0,19 + 0,14 + 0,09 + 0,04 = 0,90
X2hitung = 0,90
X2hitung < X2 tabel
Chitung = 0,90 / 90,90 = 0,10 berarti bahwa tingkat hubungannya sangat rendah
14
4.Pendapatan (Rp/thn/kk)
Partisipasi
Rendah
Sedang
Tinggi
Jumlah
< 5 juta
16
19,07
24
19,56
4
5,38
44
Pendapatan (Rp/thn/kk)
5 10 juta
> 10 juta
10
13
6,93
13,00
4
12
7,11
13,33
2
5
1,95
3,66
16
30
Jumlah
39
40
11
90
(16-19,07)2
(5 - 3,66)2
X = -------------- + . + --------------- =
19,07
3,66
2
= 0,49 + 1,36 + 0,07+ 1,00 + 1,36 + 0,13+ 0,35 + 0,01 + 0,49 = 5,26
X2hitung = 5,26
tidak berpengaruh
18
11,7
8
11,10
1
4,20
27
Jumlah
39
37
14
90
(18 -11,7)2
(5 - 2,18)2
X = -------------- + . + --------------- =
11,7
2,18
2
= 3,39 + 0,84 + 0,70 + 0,86 + 0,74 + 0,09 + 2,44 + 0,02 + 3,65 =12,73
X2hitung = 12,73
X2hitung < X2 tabel
15
16