You are on page 1of 10

ALAT DAN KAPAL PENANGKAP IKAN

Tuna Longline
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Praktikum pada Mata Kuliah Alat dan Kapal
Penangkap Ikan

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Dini Maliha

230110130036

Refki Aditya Yudaswara

230110130160

Hilman Heriyanto

230110130172

Muhamad Rakhman Firdaus

230110130182

Muhammad Salsabil

230110130196

Logica Innayatulloh

230110130207

Eva Amalia Destyani

230110130221

Kelas C

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
2014

I. Latar Belakang
Ikan tuna (Thunnus) merupakan ikan pelagik yang bertipe perenang cepat
dimana memiliki nilai komersial yang sangat tinggi. Dalam penangkapannya, ada
beberapa alat yang dapat digunakan untuk menangkap ikan tuna ini. Sekitar 62%
produksi dunia ditangkap dengan menggunakan pukat cincin, sebesar 14% dengan
menggunakan pancing rawai tuna (longline), 11% dengan pancing huhate (pole
and line), selebihnya dengan alat lain-lain (Haberman, 2008).
Longline atau pancing rawai tuna merupakan salah satu alat tangkap yang
cukup efektif dan khusus ditujukan untuk menangkap ikan tuna, karena
konstruksinya mampu menjangkau kedalaman renang (swimming layer) dan
sangat sesuai dalam peraiaran Indonesia. Dalam pembahasan paper ini akan
dijabarkan seperti apa alat tangkap rawai tuna (longline) dan bagaimana
konstruksi dari pembuatan maupun pengoperasiannya.

II. Pembahasan
II.1

Deskripsi Alat
Menurut Sudirman (2004), tuna long line adalah salah satu bagian dari
rawai yang didasarkan atas jenis ikan yang ditangkap, dalam hal ini ialah ikan
Tuna. Tuna long line atau yang disebut dengan rawai tuna merupakan jenis rawai
yang paling terkenal. Meskipun dalam kenyataanya bahwa hasil tangkapannya
bukan hanya ikan Tuna, tetapi juga berbagai jenis ikan lain seperti ikan Layaran,
ikan Hiu dan lain-lain. Fungsi dari tuna long line atau rawai tuna sudah sangat
jelas yaitu untuk menangkap ikan tuna terutama yang bernilai ekonomis tinggi
seperti: southern bluefin tuna, big eye tuna, yellowfin tuna, dan albacore.
Walaupun hasil tangkapan sampingan (by catch) seperti: penyu, burung laut, hiu,
lumba-lumba, dan lain-lain tidak bisa dihindari tapi fungsi utama dari alat
pancing jenis long line adalah untuk mengangkap ikan pelagic bernilai ekonomis
tinggi seperti tuna dan marlin (Sabil, 2014).
Rawai tuna tergolong rawai hanyut (drift long line) tetapi umumnya hanya
disebut tuna long line saja. Industri pancing ini dalam perikanan termasuk

penting dan produktivitasnya tinggi. Satu perangkat rawai tuna bisa terdiri dari
ribuan mata pancing dengan panjang tali mencapai puluhan km (15 - 75 km).
Rawai tuna termasuk alat tangkap yang besar, oleh karena itu, untuk memudahkan
penyusunan atau pengaturannya rawai jenis ini dibagi dalam satuan-satuan. Tiap
satuan tersebut biasanya disimpan dalam sebuah keranjang dari bambu dan lebih
dikenal sebagai satu basket. Istilah ini dipakai karena dalam sejarah
perkembangannya pada mulanya satu kelompok alat yang berhubungan menjadi
satu ditempatkan secara terpisah di dalam keranjang bambu. Bagian-bagian
kelompok alat tersebut dihubungkan dengan kelompok lainnya sehingga
merupakan satu rangkaian yang panjang sekali tergantung dari jumlah basket.
2.2 Bagian Alat
Bagian-bagian dari tuna longline meliputi : tali utama (Main line), tali
cabang (branch line), skiyama, wire leader, snap, pancing (hook), pelampung
(buoy), tali pelampung (buoy line), kili-kili (swivel), tiang bendera, mesin
penangkapan, dan alat bantu penangkapan. Berikut penjelasan bagian-bagian alat
dari tuna longline beserta fungsi dan bahan yang digunakan.
1

Tali Utama
Tali utama adalah tali tempat bergantungnya tali cabang, bahan yang

digunakan adalah PA monofilamen dengan nomor 600 yang berdiameter 6mm


Tiap satu bagian tali utama panjangnya berkisar antara 50 60mn tiap-tiap jarak
satu tali cabang.
2

Tali Cabang
Panjang tali cabang tidak boleh lebih dari setengah kali (1/2 x) jarak antara

tali cabang yang menggantung pada tali utama. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi
saling mengait (kekusutan) antar tali cabang.
Tali cabang biasanya terdiri atas dua atau tiga jenis tali yaitu :

Tali cabang utama (10 - 15m) dibuat dari PA monofilament nomor 400
dengan diameter 4mm

Skiyama ( 5 10m) dibuat dari PA monofilament nomor 400 dengan


diameter 4mm

Tali pancing (2 5m). Bahan tali pancing dapat terbuat dari bahan
monofilament (biasanya PA) atau multifilament (biasanya PES seperti
terylene, PVA seperti kuralon PA seperti nylon). Perbedaan pemakian
bahan ini akan mempengaruhi jenis line hauler yang diperlukan. Beberapa
perbedaan dari kedua jenis bahan tersebut dipandang dari segi teknis
adalah sebagai berikut:
-

Bahan multifilament lebih berat dan mahal dibanding monofilament,

lebih mudah dirakit, dan lebih sesuai untuk kapal-kapal kecil.


Bahan multifilament lebih tahan dan mudah ditangani. Karena itu
dalam jangka panjang rawai multifilament harganya relative lebih

rendah.
Karena lebih kecil, halus, dan transparan maka pemakaian
monofilament dinilai akan memberi hasil tangkapan lebih baik dari
multifilament.

Selain ketiga jenis tali diatas, pada tali cabang juga terdapat wire leader (tali
kawat), yang berfungsi agar dapat menahan gesekan pada saat ikan terkait pada
pancing.
3

Snap
Snap merupakan alat bantu yang ditambahkan di ujung atas tali cabang

utama (branch line) dan disangkutkan di dekat sambungan antara dua tali utama.
Snap sangat berguna untuk memudahkan dalam pemasangan tali cabang utama
pada tali utama. Pemasangan snap dilakukan sesaat sebelum setting dan
dilepaskan kembali pada saat hauling.
4

Pancing (Hook)
Pancing yang digunakan adalah pancing nomor 4, 5 dan 6 yang terbuat

dari baja dan dilapis timah putih, ada berbagai tipe pancing yang digunakan. Ada
dua jenis pancing yang digunakan yaitu : jenis biasa yang biasa digunakan dan

jenis pancing berbentuk lingkaran. Pancing jenis lingkaran ini digunakan dengan
maksud untuk mencegah tertangkapnya penyu laut.
5

Kili-Kili (Swivel)
Kili-kili (swivel) adalah alat yang terbuat dari kuningan dan timah yang

gunanya untuk mencegah tali cabang terpilin jika pancing dimakan oleh ikan,
selain itu juga untuk pemberat dan mencegah terputusnya tali sewaktu
mendapatkan ikan. Kili-kili dihubungkan dengan tali utama dengan cara
menyimpulkan tali cabang pada salah satu ujung dari kili-kili tersebut.
6

Pelampung
Pelampung yang baik dibuat dari plastic dengan diameter diameter 25 -

35cm. Pelampung ini dibalut dengan anyaman tali yang tujuannya disamping
sebagai pelindung, juga digunakan untuk tempat penyambungan atau pengikatan
pelampung tersebut tali pelampung.
7

Tali Pelampung
Panjang tali pelampung disesuaikan dengan kedalaman yang diinginkan

selama operasi. Pada rawai besar yang operasinya di lapisan permukaan (surface
long line) panjang tali pelampungnya sekitar 15- 20 meter. Bahan yang digunakan
adalah tali PE dengan diameter 6 8mm.
8

Tiang Bendera (Bamboo Pole)


Tiang bendera untuk menandai pelampung yang dibuag ke laut pertama

dan yang terakhir, tetapi ada juga yang setiap pelampungnya ditambahkan tiang
bendera. Tiang ini dipasang dengan tujuan untuk mengetahui adanya pelampung
di perairan. Pada tiang bendera dipasang bendera dengan warna yang kontras
dengan keadaan di laut (biasanya merah). Tiang bendera ini biasanya dibuat dari
batang.
9

Permesinan Penangkapan
Permesinan penangkapan (fishing machinery) berfungsi sebagai alat untuk

mempermudah penanganan alat tangkap dan lebih efisien dalam hal waktu dan

tenaga. Permesinan penangkapan yang ada di kapal rawai tuna, adalah: Line
hauler yang digunakan sebagai alat untuk menarik tali utama pada saat hauling.
10 Alat Bantu Penangkapan
Alat bantu penangkapan (fishing auxiliary) adalah alat yang digunakan
untuk membantu dalam operasi penangkapan dengan rawai tuna. Adapun alat
bantu tersebut sebagai berikut :
1. Side roller berfungsi untuk meringankan beban main line yang ditarik oleh line
hauler. Disamping untuk menghindari adanya gesekan main line dengan badan
kapal Side roller juga berfungsi sebagai penekan main line (tali utama) agar tali
tersebut tetap pada tempatnya dan tali tidak terjadi slip.
2. Radio Buoy adalah alat untuk mempermudah pendeteksian alat tangkap long
line yang telah dilepas pada waktu setting. Selain itu juga, untuk membantu
pencarian alat tangkap yang putus pada saat hauling. Radio buoy dipasang setiap
50 basket.
3. RDF (Radio Direction Finder) adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi
posisi radio buoy yang terdapat pada alat tangkap.
2.3 Konstruksi
Konstruksi pada alat tangkap Tuna Longline dapat dilihat pada gambargambar berikut:

Gambar 1. Konstruksi Tuna


Longline secara sederhana.
Keterangan
gambar :
1.

Pelampung penanda
2. Tali utama (main line)

3. Pelampung
4. Tali cabang (branch line)
5. Mata pancing (hook)
6. Pemberat

Gambar 2. Konstruksi Tuna Longline beserta pemasangan bagian-bagiannya

Gambar 3. Konstruksi Tuna Longline saat dioperasikan

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

Penangkapan
Ikan
Dengan
Rawai
Tuna.
http//:www.pusluh.kkp.go.id/.../penangkapan-ikan-dengan-rawaituna.pdf/ (Diakses pada tanggal 16 November 2014)

Haberman, Clyde (25 January 2008). "Tuna Fish Stories: The Candidates Spin the
Sushi". The New York Times.
Musthofa, Imam. 2011. Panduan Pengoperasian Tuna Longline Ramah
Lingkungan untuk Mengurangi Hasil Tngkapan Sampingan (Bycatch).
WWF-Indonesia.
Raditya,

Wildanis Reza. 2013. Perawai dan Tuna Long


https://www.scribd.com/doc/124744330/IV-rawai
diakses
tanggal 16 November 2014)

line.
pada

You might also like