You are on page 1of 2

Komplikasi Hipertiroid

a. Masalah jantung : detak jantung cepat, gangguan irama jantung yang disebut
atrial fibrasi dan gagal jantung kongestif (kondisi dimana jantung tidak dapat
memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh).
b. Masalah tulang : hipertiroid yang tidak diobati dapat menyebabkan kelemahan
dan osteoporosis pada tulang.
c. Masalah mata : Termasuk melotot, mata merah dan bengkak, sensitif terhadap
cahaya, dan penglihatan kabur atau ganda. Jika masalah mata tidak diobati, dapat
menyababkan kehilangan penglihatan.
d. Masalah kulit : Pada kasus yang jarang terjadi, pasien dengan graves
mengembangkan dermopathy yang menyebabkan kulit kemerahan dan bengkak.
Sering terjadi pada kulit kaki.
e. Krisis tirotoksik (thyroid storm) : Krisis tirotoksik merupakan bentuk hipertiroidisme
berat yang biasanya terjadi dengan awitan mendadak dan ditandai oleh panas yang
tinggi (hiperpireksia), takikardia yang ekstrim serta perubahan status mental yang
sering terlihat sebagai delirium. Krisis tirotoksik merupakan keadaan yang dapat
membawa kematian dan biasanya dipicu oleh stress, seperti cedera, infeksi,
pembedahan nontiroid, tiroidektomi, ekstrasi gigi, reaksi insulin, asidosis diabetic,
kehamilan, intoksikasi digitalis, penghentian pemberian preparat antitiroid yang tibatiba, stress emosional yang ekstrim, atau palpasi tiroid yang dilakukan secara kasar.
Semua faktor ini akan memicu krisis tirotoksik pada pasien hipertiroid yang hanya
dikontrol secara parsial atau yang tidak diobati secara tuntas. Pasien yang
dipertahankan dalam keadaan eutiroid melalui penyesuaian preoarat antitiroid yang
tepat dapat menghadapi kondisi stres tanpa mengalami krisis tirotoksik.
Meskipun krisis tiroid mungkin sulit dikenali, tanda-tanda berikut merupakan
petunjuk penting untuk dipertimbangkan : takikardi (>130 X/menit), suhu tubuh
>37.70 C (1000 F), menifestasi klini hipertiroidisme yang berlebihan, dan gangguan
pada system utama, misalnya sistem gastrointestinal (penurunan berat, diare, nyeri
abdomen), nerologi (psikosis, somnolen , koma), kardiovaskuler (edema, nyeri dada,
dispnea, palpitasi).
Krisis tirotoksik yang tidak ditangani hampir selalu bersifat fatal, tetapi dengan
penanganan yang benar, angka kematian pada keadaan ini dapat mengalami
penurunan yang cukup besar. Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh mencakup
penggunaan kasur atau selimut hipotermia, paket es, lingkungan yang dingin,

hidrokortison, dan asetaminofen (Tylenol). Salisilat tidak digunakan karena dapat


menggantikan tempat hormone tiroid dari protein pengikat dan memperburuk
keadaan hipermetabolisme. Oksigen yang sudah dilembabkan (humidifikasi)
diberikan untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan memenuhi kebutuhan
metabolik yang tinggi. Hasil pemeriksaan gas darah arteri atau pulsa oksimetri dapat
dilakukan untuk memantau status respirasi. Cairan infus yang mengandung glukosa
diberikan untuk megganti simpanan glikogen dalam hati yang sudah berkurang pada
pasien hipertiroid. Propiltiourasil (PTU) atau metimazol diberikan untuk menghambat
pembentukan hormone tiroid dan menyekat konversi T4 menjadi T3, yang
merupakan bentuk hormone tiroid aktif. Hidrokortison diresepkan untuk mengatasi
syok atau insufisiensi adrenal. Iodium diberikan untuk menurunkan haluaran T4 dari
kelenjar tiroid. Berbagai masalah jantung seperti fibrilasi atrium, aritmia jantung, dan
gagal jantung kongestif dapat ditangani dengan preparat simpatolitik. Propranolol
dalam bentuk kombinasi dengan digitalis merupakan terapi yang efektif untuk
mengurangi gejala jantung yang berat.
Price Sylvia A. & Wilson Lorraine M.(2002). Patofisiologi Konsep Klinis Prosesproses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC
Smeltzer C.S & Bare Brenda.(2003). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi
8. Jakarta: EGC
Mayo Clinic.[2012].Disease and Condition Hyperthyroidism (overactive thyroid),
[online].Tersedia : http://www.mayoclinic.org/diseasesconditions/hyperthyroidism/basics/complications/con-20020986 [16 September
2015].

You might also like