Professional Documents
Culture Documents
AI-Quran yang pada akhirnya berguna sekali dalam menetapkan hukum-hukum Islam.
1.4. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan penulisan karya ilmiyah ini adalah :
1. Mengungkapkan keterkaitan ilmu Balaghah
2. Memperkenalkan Ilmu Balaghah secara umum
3. Memperlihatkan keurgensian ilmu Balaghah dan keterkaitannya dengan ilmu Nahwu
4. Menambah hazanah ilmu pengetahuan Mahasiswa program studi Bahasa Arab
khususnya dan para pencinta bahasa Arab umumnya tentang ilmu Semantik Arab.
1.5. Metode Pembahasan
Metode yang penulis gunakan dalam penulisan ini adalah metode Desktiptif analisis,
yaitu mengkaji beberapa referensi yang berkaitan dengan judul makalah ini, baik dari sumber
bacaan berbahasa Arab dan sumber yang berbahasa Indonesia, kemudian disusun ulang
berdasarkan analisis yang cermat sehingga berbentuk makalah.
Penulis mengadakan pembahasan bertahap dari uraian keterangan secara umum
meningkat pada penjelasan khusus (deduktif)
Untuk menterjemahkan kalimat bahasa Arab penulis menggunakan sistem terjemahan
bebas dengan tetap mempertahankan nilai-nilai estetis terkandung didalamnya.
2. BAHASA ARAB
2.1. Sejarah Singkat Bahasa Arab
Bahasa Arab berasal dari bahasa Smit, yakni bahasa yang dipergunakan kabilah-kabilah
Arab purba yang mendiami daerah Asia Barat. Semula Bahasa Arab ni berpangkal dari putra
Sam bin Nuh, namun kelompok ini telah musnah mereka dikenal dengan Arab Ba'idah daD
peraturan tata bahasanya sudah tidak dikenal lagi.
Dari berbagai sumber bacaan yang penulis talaah, maka dijumpai keterangan yang
sama yaitu menyatakan bahwa . Bahasa Arab adalah satu bahasa dengan aslinya, terutama
sekali terutama sekali bagi penduduk di daerah pegunungan.
Faktor-faktor penunjang terselamatkannya Bahasa Arab dari pengaruh asing adalah
antara lain, bangsa Arab adalah bangsa rang tidak pemah dijajah, bangsa ini tidak banyak
bergaul disebabkan keadaan daerah mereka.
Kemajuan bangsa Arab mempengaruhi perkembangan bahasa Arab. Semula bahasa
Arab tidak mengenal bentuk huruf seperti sekarang tidak kenal titik dan baris, berkembang
menjadi huruf-huruf yang bersahaja lengkap dengan titik dan baris atas prakarsa para ulama
Arab masa lampau. Namun bagaimana bentuk tulisan masa lampau itu belum pernah penulis
jumpai sampai sekarang ini. Kecuali hanya berita-berita dari sejarah yang dituliskan dalam
buku-buku.
Perbedaan tulisan dan Lahzah (dialeg) disebabkan perbedaan geografis tetap ada, tetapi
setelah datangnya Islam maka bahasa Arab pun bertambah tinggi kedudukannya dan jadilah
bahasa Al-Quran menjadi bahasa standart.
Perkembangan bahasa Arab dapat diperhatikan dari catatan sejarah perkembangan
agama Islam. Tahapan demi tahapan Agama Islam dan kerajaan Islam berkembang pesat
sehingga kaum muslimin Arab dapat menaklukkan kerajaan di luar semenanjung Arabiya
sampai ke Codowa dan Spanyol, sehingga mencapai puncak kejayaan di zaman Khalifah
Abbasyiyah. Maka demikian pula halnya bahasa Arab bertambah masyhur.
Bahasa Arab tidak hanya dipergunakan oleh bangsa Arab saja, tetapi mulai
dipergunakan oleh bangsa lain yang telah takluk dibawah kekuasaan Islam. Kekhalifahan Islam
menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi kenegaraan. Dipergunakan dalam segala bentuk
kegiatan pemerintahan.
Kebanggaan terhadap agama Islam (Fahkrul Islami). Membuat mereka (bangsa Arab)
semakin bersemangat mengembangkan bahasanya dengan baik dan memasyhurkannya
keseluruh pelosok dunia.
Ruhul Islami atau semangat keislaman mereka pada gilirannya membuat mereka
terlebih-lebih ulama dan fakar muslim berinisiatif menulis berbagai macam disiplin ilmu dalam
bahasa Arab, mulai dari ilmu Filsafat, kedokteran, matematika, Ilmu Politik, llmu Astrologi dan
Astronomi, Ilmu Geografi, disamping ilmu-ilmu agama (Fikh, Tafsir, Hadist, Usul Fikh, Ahkalq,
tarbiyah atau pendidikan, ilmu bahasa dan sastra).
Karya para fakar yang tersebut di atas ini di terjemahkan ke dalam berbagai bahasa di
dunia kemudian menjadi buku-buku rujukan dan pegangan bagi para intelektual dan ilmuan.
Satu catatan dari (AI-Badaawi, Bairut. Tanpa tahun) menyatakan: IImu hisab (matematika)
Arab masuk ke Eropa pada abad ke 13 rang dibawa oleh Leonardo de Pisa adalah perhitungan
rang praktis karena mempunyai bilangan desimal (Al-Ghubar). Orang Arab juga menemukan
angka 0 (nol) pertama sekali. Demikianlah secara ringkasnya sejarah bahasa arab.
2.2. Pentingnya Bahasa Arab
Jika ditinjau dari asfek sejarah kepentingan pada tata bahasa Arab,(Motgomery watt,
1990) berpendapat :"Dua kebutuhan praktis memaksa orang untuk mempelajari tata bahasa
Arab: pertama dibutuhkan semacam kesepakatan mengenai asas-asas umum tata bahasa jika
orang ingin memperoleh hasil dari bahasan-bahasan mengenai penafsiran dari ayat-ayat AlQuran, dan kedua kesepakatan mengenai makna kata-kata rang tidak diketahui artinya".
Masalah ini menjadi mendesak sebab Al-Quran telah menjadi dasar dari Agama Islam
dan menjadi dasar dari negara Islam saat itu bahkan sampai sekarang ini. Dalam pemahaman
Ayat-ayat Al-Quran penulis Barat mengakui bahwa bahasa Arab memberikan lebih banyak
cakupan makna yang memungkinkan dibanding dengan bahasa Inggris.
Selain itu para sekretaris yang non Arab pertama sekali dihadapkan kepada penulisan
berbahasa Arab menjadi kebanggan profisional pada zaman Khulafaurrasyidin terlebih-lebih
dimasa khalifah Umar bin Khattab berlajut sampai ke masa keemasan Islam pada Dinasti Bani
Abbasiyah.
Tingginya kebanggaan profesional ini membuat mereka terpacu untuk mempelajari tata
bahasa Arab agar terhindar dari "Solecisme" kekacauan tata bahasa ketika mereka menulis.
Setelah perkembangan kekuasaan negara Islam dan juga perkembangan agama Islam
ke berbagai pelosok dunia maka bangsa Arab berbaur dengan bangsa-bangsa lain seperti
bangsa Romawi, Paris, Eropa. Penuturan bahasa Arab pun mulai bercampur baur dengan
bahasa-bahasa daerah penaklukan tadi oleh karena itu khalifah Ali Bin Ali Thalib merasa sangat
khawatir bahasa tersebut akan terlepas dari struktur bahasa semula.
Khalifah Ali Bin Thalib memprakarsai terciptanya ilmu tata bahasa Arab (llmu Nahwu).
Pada awalnya beliau mengumpulkan bahan mengenai | /inna/kemudian (idhafat/lalu
mempeluasnya lagi kepada masalah Atf dan Ta'ajjub. (keterangan lebih lanjut dari ini dapat
diperhatikan dari buku Nahwu karangan Zama) syari dari buku pengantar sastra Arab karangan
Fuad Said).
Orang-orang yang meneruskan pembahasan Ali ini adalah Abu I-Aswad As Dualiy (wafat
19 H). Nasar Bin 'Asim (wafat 86 H), dan Adurrahman Bin Hurmuz (wafat 117 H).
Kebebasan mencurahkan buah pikiran dari para ulama yang masyhur itu akhirnya
melahirkan dua kelompok ulama Nahwu yaitu ulama Kuffah dan Ulama Basyrah.
2.3. llmu-ilmu Bahasa Arab
setelah mengemukakan beberapa urgensi tata bahasa arab dan kemajuanya secara
ringkas, berikut ini penulis mengetengahkan penjelasan tentang ilmu-ilmu bahasa Arab selain
llmu Nahwu.
Bahasa Arab adalah bahasa yang terjaya dari bahasa-bahasa lainnya, terbanyak
pramasastranya, hingga ia dapat melayani kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan disegala
bidang.
Untuk mengetahui seluk beluk bahasa Arab yang masyhur itu lebih jauh dan untuk
menilai keindahan kalimat baik prosa maupun puisi, maka satrawan-sastrawan arab telah
menetapkan 13 cabang ilmu yang bertalian dengan bahasa yang disebut dengan "Ulumul
Arabiyah"
"Ulumul Arabiyah" bisa disebut linguistik Arab itu terdiri dari :
1. Ilmu L-ughah : llmu pengetahuan yang menguraikan kata-kata (lafaz) Arab besamaan
dengan maknanya. Dengan pengetahuan ini, orang akan dapat mengetahui asal kata
dan seluk beluk kata. Tujuan ilmu ini untuk memberikan pedoman dalam percakapan,
Tanpa mengetahui ilmu ini seseorang tidak akan dapat menilai apalagi memahami isi AJQuran dan Sabda nabi dengan sesungguhnya.
13. Ilmu Ma'ani ialah pengetahuan untuk menentukan beberapa kaedah untuk pemakaian
kata sesuai dengan keadaan (situasi dan kondisi) dalam istilah disebutkan "Muthabiq Lil
/muqtadhal Hali" tujuannya untuk mengetahui I'jaz Al-Quran, keindahan sastra Al-Quran
yang tiada taranya. Demikian pembagian ilmu L-Arabiyah yang disadur dari (pengantar
Sastra Arab(Food Said 1985, 98-106).
Jika ditinjau dari segj perbidangan linguistik maka pembagian ilmu bahasa Arab tersebut
diatas termasuk bidang interdisiplioner linguistik yang saling terkait satu dan lainnya.
Bidang ilmu Balghah (semantik Arab) terangkum dalam komponen ilmu bayan, Ma'ani
dan Badi'.
Maka apabila dilihat dari keterkaitan ilmu-ilmu yang telah disebutkan itu, tak satupun
ilmu bahasa Arab itu diabaikan, namun yang terlebih masyhur dikalangan masyarakat
Indonesia yang harus benar-benar dipelajari adalah Ilmu Nahwu saja, ini merupakan anggapan
yang keliru.
Maka untuk mengetahui kebenarannya , penulis mencoba untuk menguraikan sisi
keterkaitanya, pada bab- bab berikut ini.
3. ILMU BALAGHAH
3.1. Pengetian Ilmu Balaghah
Untuk lebih mengetahui tentang ilmu Balaghah, maka hendaklah diketahui pengertian
dari Balaghah. Meskipun pengertian singkat dari komponen ilmu balaghah itu secara singkat
dipandang perlu pula untuk mengetengahkan uraian tentang iImu balaghah agar tampak jelas
keurgensian (keberadaan) ilmu Balaghah tersebut.
Adapun pengertian dari segi etimologi adalah sampai atau berkesudahan atau sampai.
Menurut pengertian dari sisi kesusastraan ialah "Penonjokan makna dan pengertian kalimat
yang jelas, sampai tertanam pada hati pembaca dan pendengarnya (diungkapkan oleh Syaid
Ahrnad Aal-Hasymy).
Al-Mukaffa menyatakan bahwa Balaghah adalah beberapa makan yang terpancar dari
suatu kalimat melalui beberapa cam, sebagian dengan isayarat , berbicara, berpidato, diskusi,
surat-menyurat, karangan yang umumnya merupakan "wahyu" pada kalimat indah, ringkas
tepat dan lugas.
Jika kita perhatikan dari keterangan-keterangan fakar ilmu balaghah dari beberapa
regenerasi dapat disimpulkan bahwa :
llmu Balaghah adalah ilmu yang mengungkapkan metode untuk mengungkapkan bahasa
yang indah, mempunyai nilai estetis (keindahan seni), memberikan makna sesuai dengan
muktadhal hat (situasi dan kondisi), serta memberikan kesan sangat mendalam bagi pendengar
dan pembacanya.
Ungkapan yang mempunyai nilai sastra tinggi telah lama dimiliki oleh orang orang Arab,
babkan sebelum tersebarnya agama Islam, tidak mengherankan dari keindahan bahasa
membuat mereka terkesima mendengarkan ayat-ayat suci AI-Quran dan bahasa Hadist.
Alam tarakaifa dharaba L-Lahu masalan kalimatin Thayyibatin kasyajaratin ashluha a-sabitun
wa far'uha fi s-sa,a'I.
Apakah engkau tidak melihat Allah memberikan suatu perumpamaan dengan kalimat yang baik
seperti sebatang pohon yang baik akarnya kokoh dan cabangnya menjulang kelangit.
lnilah suatu ayat yang menyatakan kebaradaan dari keindahan dari suatu bahasa.Bila
dipandang dari peristilahan linguistik ilmu balaghah ini disebut Ilmu Sematik bahasa Arab.
Penamaan sebagai ilmu semantik ini adalah merupakan suatu peristilahan setelah meneliti dan
membandingkan disiplin ilmu semantik dan ruang lingkup bahasanya dari segi semantik
bahasa Indonesia.
Namun jika diperhatikan dari pendapat para fakar yang lebih dominan menyatakan
balaghah sebagai bagian dari pembahasan sastra, mereka juga mempunyai alasan yaitu yang
diulas dalam balaghah adalah kebanyakan hasil karya sastra atau bahasa yang mengandung
nilai-nilai sastra tinggi (bahasa al-Quran dan Hadist).
3.2. Pembabagian llmu Balaghah
Ilmu balaghah sebagaimana diketahui terdiri dari bahagian yaitu : ilmu Bayan, Ilmu
Ma'ani dan ilmu Badi'. Untuk lebih jelasnya pembahagian dari ilmu Balaghah ini akan dijelaskan
dalam sub-sub pembahasan ini.
3.2.1.Ilmu Bayan
Ilmu Bayan adalah ilmu yang menjelaskan seluk beluk bahasa Arab dimulai dari
mengetahui uslub (ragam bahasa) puisi dan prosa.
Pembagian ilmu Bayan meliputi :
Tasybih, rukun tasbih. Pembahagian Tasybih dan kegunaan ungkapan Tasybih .
Balaghah dan pengaruhnya bagi orang Arab dan bahasa Arab bagi para pembicara dan
lawan bicara
Pembahasan tentang Majaz serta pembahagiannya
Isti'ara (kata pinjaman) beserta pembahagiannya.
Kinayah dan pembahagiannya.
Keterangan ringkas mengenai pembahasan ilmu Bayan :
a. Tasybih
Jika dilihat dari asal kata, tasybih berasal dari kata /Syabbaha, mengingat masamuda,
mensifatkan kecantikan gadis. (Muhammad Yunus, 1973:188). Dari segi ilmu Balaghah adalah
menyempakan sesuatu kepada sesuatu yang lain dalam bahasa arab disebut :
Itu
ditujukan
supaya dapat menggambarkan hal rang tersembunyi, hal yang jauh, dan yang dekat,
menambah ketinggian derajat, memuji keindahan, kelebihan seseorang atau kelompok,
sehingga menyentuh perasaan orang.
Arkanutasybih yaitu:
Musyabbah
: yaitu suatu yang dipersamakan
Musyabbah bih
: yaitu yang diumpamakan
Adat Tasybih
: yaitu lapaz yang dipergunakan untuk membuat suatu perumpamaan
Wajah syabah
: suatu sisi yang dipersamakan.
2. Muakkad
3. Mujmal
Musyabbah : musyabah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah
4. Mufassal
Musyabah : musyawarah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah
5. Baligh
Musaybbah : musyabah bih : Adat tasybih : Wajah Syabah
7. Ghairu t-tamtsil (wajah syabah yang lugas, tidak memerlukan banyak hayalan dan
Penafasiran).
Tasybih jika dilihat dari sudut linguistik dapat dipadankan dengan istilah gaya bahasa
Metafora
b. Majaz
Majaz juga dikenal dalam bahasa Indonesia yang berarti makna kiasan atau figuratif meaning
(pemakian kata kata yang bukan pada arti yang sebenarnya)
Contoh
Tujuan sindiran ini menyatakan sifat tolong menolong itu diperlukan di setiap keadaan.
2. Kinayah Mausuf sindiran yang ditujukan kepada seseorang
Contoh :
'Ar- rizqu wa l-hirmanu majrahuma bima qadha L-Lahu wa ma Qaddaral/ Rezki dan kehormatan
itu sama-sama dilimpahkan sesuai dengan ketentuan Allah dan sesuai dengan ukurannya.
dari segi bahasa Indonesia, Musnad ilayhi ini bisa disebut subjek dan musnad adalah predikat.
a. Kalam Khabari
Kelompok kalam khabari, yang lebih dekat pengertiannya adalah kalimat yang
mengandung makna berita. Berita yang diungkapkan oleh si pembicara mempunyai tujuan
tertentu demikian pula bagi sipendengar/pembaca berita.
Fakar ilmu balaghah menentukan keadaan ini dan menamakan pokok bahasan tentang
Al-ghardu mill ilqai I-hkabari/.
,.
Tujuan dari ungkapan dari berita
Hal ini dibagi menjadi dua kategori yaitu :
1. Bila kalimat tersebut sudah sama-sama diketahui oleh si pembicara dan dipendengar
(pembaca) maka kaliInat khabari itu disebut
Lazim Fa' i dah/
2. Bila kalimat itu sebelum diketahui oleh sipendengar/pembaca atau offing ke dua maka
disebut
'/
Selanjutnya khabari inipun dilihat dari kegunaannya sesuai dengan konteks kalimat
serta situasi dan kondisi kalimat itu disampaikan atau / al-ghardhu tufhamu mill siyaqi l-kalam/
Dilihat dari konteks klaimatnya ini hkabari dibagi kepada :
1.
/istirhamu/penghormatan
l /C h/_"_
2.
3.
4.
10
5.
(contoh dari masing-masing hal ini dapat diperhatikan dalam buku Al-Balaghatu l-wadhihah
144-147, Mustafa amin, tanpa tahun) khabari ditinjau dari kepentingan si lawan bicara terbagi
kepada tiga bahagian yaitu :
1. Bila orang kedua sama sekali belum mengetahui barita, maka khabar tidak perlu
mengunakan huruf tawkid (tanda penguat berita). Disebut khabar Ibtida'i.
2. Bila orang ke dua ragu akan berita yang disampaikan padahal dia belum mengetahuinya
maka dikemukakan kbahar dengan penambahan huruf taukid (tanda penguat).
3. Bila orang kedua tetap tidak percaya (munkir) atas berita yang disampaikan meskipun
ada dalil yang telah ditentukan, maka wajib diberikan huruf taukid, satu taukid atau
lebih. Konteks ini disebut khabar Inkari.
Huruf-huruf taukid (ada waktu -t-taukidi) sebagai berikut ini :
Inna, anna, waw qasam, lam ibtida', nun taukid, ahrufu t-tanbih, hurufu z-zaidah, qad, amma
syarthiyah.
b. Kalam Khabar huruju an muqthada -zahir
Kalak khabari khuruju an muqthada z-zahir adalah kalam khabari yang keluar dari konteks
semula, pada kaidah ilmu balaghah dibagi kepada tiga bahagian yaitu:
1. Khabar yang diungkapkan tanpa buruf taukid tetapi lawan bicara masih terus bertanya
dan ragu atas berita yang diceritakan hal ini menyalahi konteks berita biasa disebabkan
lawan bicara khuruju an muqthada z-zahir. Lawan bicara dalam hal ini dianggap sebagi
orang yang tidak ingkar.
2. Khabar yang diberikan tanpa huruf taukid, tetapi lawan bicara tidak lagi bertanya. Disini
ia digolongkan sebagai orang yang inkar.
3. Khabar yang dikemukakan tanpa huruf taukid, disini pembicara menempatkan lawan
bicaranya sebagai seorang yang tidak mungkar, dengan tujuan untuk menjinakkan hati
lawan bicaranya. Ini kerap kali digunakan dalam berpolitik (Ali Jarim tanpa tahun. Hal
165).
c. Kalam lnsya'I
Kalam insya'I terbagi kepada dua kelompok yaitu:
Insya' Thalaby dan insya' Gbayru Thalaby.
lnsya' Thalaby
: yaitu menuntut sesuatu yang tidak berhasil pada waktu
kata - kata itu diungkapkan yakni bentuk amar, Nahyi,
Tamanny dan Nida'i.
lnsya' Gbayru Thalaby
: yaitu tidak ada tuntutan sesuatu terdiri dari bentuk,
Ta'ajjub, Madah
, Zam, Qasam Af'alu, r-raja dan
bentuk-bentuk lain selain insya' thalaby.
Untuk melihat keterkaitan ilmu Balaghah dengan tata bahasa Arab maka penulis hanya
menerangkan tentang beberapa sisi dari Insya' Thalaby saja.
c. 1. Pembagian Insya' Thalaby
Amar
Adapun Qaidah Amar yaitu menuntut suatu pekerjaan dari orang rang lebih tinggi
(kedudukan atau umur). Bentuk Amar dalam balaghah sama dengan bentuk amar dalam tata
bahasa Arab.
11
/Tahdid/Ancaman'
/bahah/ membolehkan'
contoh Amar :
1.
.
Amma ba'du fa aqin linasi l-hajji/' Seteleh itu maka peritahkanlah hajji kepada manusia' .
2.
12
4.
/Wa bi l-walidayni ihsanan/ ' Berbuat baiklan kepada kedua orang tuamu'
- Nahyi
Nahyi adalah menurut memberhentikan perbuatan dari orang yang lebih tinggi. Bentuk bahyi
berasal dari fi'il mudhari' didahului oleh la nahiyyah.
Contoh :
/Wa La taqrabu mala l-yatimi ilia billati hiya ahsanu/ Dan janganlah kamu mendekati harta
anak yatim kecuali untuk kebaikan.
Ahli ilmu Balaghah mengkategorikan arti nahyi dilihat dari (Siyaqu l-kalam kepada :
/ Do'a/Doa'
/ lltimas/ melarang orang sebaya'
/ Tamanny/'Cita-cita'
/ Taubih/'Menjelaskan'
/ Tay'is/Menyesal'
/ Tahdid/' Ancaman'
/ Tahqir/'Hinaan'
Menganalisis analisis makna Nahyi dri konteks kalimat itu memerlukan perhatian yang
jeli, sehingga nampak keistimewaan artinya. Ini merupakan hal yang penting bagi
penterjemah, sehingga terjemahan tidak terjebak pada kesalahan arti, terutama sekali bagi
penterjemahan ayat-ayat Al Quran dan Hadist Rasul.
- Istifham
Istilah adalah bentuk kalimat rang dipergunakan untuk mendaptkan informasi yang jelas
tentang sesuatu masalah, yang belum diketahui sebelumnya.
Cara pembentukan Istifham adalah dengan mempergunakan ada watu istifham.
Adawa tu l-istifham adalah :
/min/dari/,/hal/adalah, /kam/berapa,/ma/apa, /mata/bila /a/apa, /anna/bagaimana,
/aina/dimana, /ay/apa/ /ayyana/bagaimana, kapan.
- Tamanny
Tamanny adalah menuntut sesuatu urusan rang sangat disukai tetap adakalanya hal yang
mustahil tercapai dapat juga disebut sebagai angan-angan. Tamanny ini dibentuk dengan
menggunakan huruf tamanny : /hal/, /layta/sekiranya,/lau/ kalu sekiranya,
/laalla/mudah-mudahan
13
Contoh Istifbam :
1.
'fa hat Lana min sufa'a u fa yasfa'u lana/
'Masih adakah yang mau menolong kami, maka berilah pertolongan kepaa kami'
2.
flaw La kana 'indi shadiqin yaji'u bi khamsati atafin rubiyyatin/
kalau ada temanku yang memberikan aku lima ribu rupiah saja'
3.
/Layta s-sabab ya'udu ghadan/
"Semoga masa muda dapat terulang besok"
An-nida
An-nida adalah panggilan kepada seseorang pada mulanya annida' ini ditujukan hanya
untuk memanggil seseorang saja, namun pada tahapan selanjutnya An- nida' ini ditujukan pula
untuk menyeru ;
An-nida' (seruan) menggunakan huruf Nida' yaitu:
/hamzah/hai', /ay/'hai' ,mari, /ya/'hai,mari, /ya //wa/ /ayya/ /hayya/. Semua ini
digunakan untuk menyeru orang yang dekat. /hamzah, digunakan untuk menyeru orang yang
dekat
/Ay/menyeru kepada yang dekat dihati dan selalu hadir dalam benaknya. Adakalanya
diperuntukkan / /Ay/ dan /hamzah/untuk memanggil orang yang tinggi martabatnya, dengan
penuh kesopanan.
/ya/digunakan untuk yang dekat meskipun tidak nampak, atau pada tempat yang jauh.
Contoh: /Ya rabbi/'Ya Tuhanku.
4. KEBERADAAN ILMU BALAGHAH SEBAGAI CABANG ILMU BAHASA
Ilmu Balaghah yang sekilas berbeda dengan ilmu-ilmu babasa yang lain seperti ilmu
Nahwu dan Sarf, Qira'ah dan muthala'ah, berbeda dengan Dirasatu 1-mu'jamiyah dan ilmu asashaut, namun bila dianalisis secara seksama maka dapat diperincikan keterangan mengenai
keterkaitan ilmu Al-Balaghah dengan ilmu-ilmu bahasa yang lain.
Keberadaan ilmu Balaghah sebagai salah satu dari cabang ilmu bahasa akan tampak
jelas jika diperbandingkan antara ilmu-ilmu tersebut.
Keberadaan ilmu Balaghah sebagai ilmu Bahasa Arab tahapan awal terlihat pada
kelompok llmu Bayan.
Dalam ilmu Bayan terdapat kalam (kalimat yang sempurna) yang terdapat juga dalam
ilmu Nahwu yang disebut dengan al-jumlatu I-mufidatu (kalimat yang sempurna)
4.1. Keberadaan llmu Balaghah Dari Segi Uslub.
Uslub adalah gaya bahasa atau susunan kalimat yang dituturkan dengan baik, sehingga
membuat pembaca atau pendengar terkesima.
Uslub dalam ilmu Balaghah dapat dipadankan dengan Ragam Bahasa Indonesia dari sisi
Linguistik/ tata bahasa Indonesia.
Ragam bahasa yang tercermin dari ilmu Balaghah itu terdiri dari :
- Ragam Bahasa ilmiah
- Ragam Bahasa Sastra
14
15
/la takullahuma uffun' /"janganlah kau katakan ah, pada kedua orang tua mu".
Kalau seseorang tidak menggunakan ilmu balaghah maka ia tidak akan sampai kepada
arti sebenarnya yang terkandung dalam kalimat itu. Makna sebenarnya jauh lebih dalam dari
apa yang diterjemahkan ini.
Makna tersirat (tersembunyi) dari kalimat diatas adalah sedangkan mengucapkan ah
saja dilarang dalam Islam apa lagi berbuat kasar dan tidak baik terhadap orang tua.
Sindiran-sindiran halus dari bahasa Al-Quran akan terasa membekas di dalam benak
seseorang, apabila ia telah mengetahui balaghah dan dasar-dasar ilmu terjemah.
5. KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan dari makalah ilmiyah ini adalah :
llmu balaghah yang semula oleh sementara orang dikategorikan kepada ilmu sastra,
tetapi ilmu balaghah itu adalah sintaksis Arab.
Sebagai ilmu semantik tentu ia berkaitan erat dengan ilmu Sintaksis ilmu Nahwu dan
ilmu sarf.
Keberadaan ilmu balaghah sebagai ilmu bahasa Arab akan terlihat dengan jelas jika
dipergunakan kaca mata balaghah, dengan demikian akan mudah pula untuk mengerti pesan
yang terkandung dalam serangkaian kalimat, baik berbentuk sastra ataupun yang bukan
sastra.
5.1. Saran
Setiap orang akan merasa kesukaran apabila menggunakan bahasa yang bukan bahasa
ibunya.
Kendala untuk mengerti ilmu Balaghah atau bahasan mengenai sastra akan lebih sulit
dimengerti apabila tidak mempunyai dasar pengetahuan awal. Sebagai staf pengajar penulis
menyarankan agar setiap, mahasiswa mempelajari tentang ilmu nahwu dan Morfologi Arab
dengan baik agar lebih mudah menyerap, terutama ilmu balaghah yang dianggap sulit itu akan
lenyap sendiri.
16
DAFTAR PUSTAKA
Abu Zayid Zayad, Abdu al-Roziy, Siria 1992. Tatawuru Mafhum Al-Balaghah.
AminAhmad. Fairu I-Islam. Kairo, 1955
Ash-shabuny, Muhammad Ali. Rawai'I-Bayani Tafsiru I-ayati I-ahkami mina I-Ourani. Makkah
Al-Mukarramah, 1979
Ash-shabuny, Muhammad Ali. 'Ijazu l-Bayani fi suwari I-Qurani. Maktabah Al-Ghazali Makkah,
1979.
Al- Hasyimi, Saleh Muhammad AI-Balaghahtu, l-wadhihatu King Ibnu Suud Riyadh, 1987.
Basyir Hasan Kamal, DR Binau s-surati I-fanniyah fibayani I-arabi. Damaskus Bairut. 1987.
Jama' Syari, Balaghah. Bairot. Tanpa Tahun.
George. M. Abdul Masih. Dictionarv of Arabic Grammar Libanon. 1985.
Ridwan Muhammad Mustafa, dkk. At-tamhidu fi n-nahwi wa s-sarfi. Jami'ah kari YunusLibanon,
1973.
Said Fuad. Pengantar Sastra Arab. Pustaka Babussalam Medan, 1984.
Siregar Said Ahmad. Fakultas Sastra USU. Sejarah Study Bahasa Indonesia. Fakultas Sastra
USU 1982.
Watt Mentegomerry. Kejavaan Islam. Tiara Wacana Yogya 1990.
17