Professional Documents
Culture Documents
I. IDENTITAS
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Tempat, Tanggal Lahir
Agama
Suku bangsa /warga Negara
Status Pernikahan
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan
Alamat
: Ny. D
: Perempuan
: 45 tahun
: Surabaya, 11 Oktober 1968
: Kristen Protestan
:Manado/ Indonesia
: Belum menikah
: SMA
: Tidak bekerja
: Jl. Durian VI No.33 002/001, Kelurahan
Depok Jaya, Kecamatan Panmas, Kota
Depok
: IGD 8 Maret 2013
Ruang Utari 18 Maret 2013
untuk pergi dari rumah. Pasien kemudian dibawa oleh ibunya ke RSJ
Grogol dan dirawat di RS terebut. Setelah pulang dari RS, pasien tidak
minum obat secara teratur.
Sebelas tahun yang lalu (Tahun 2002), ayah pasien meninggal
dunia karena stroke. Pasien mengaku sangat dekat dengan ayahnya. Hal itu
membuatnya sangat terpukul. Pasien menjadi sulit tidur dan gelisah,
keluyuran, sering bicara dan tertawa sendiri, serta tidak mampu merawat
diri. Pasien sempat dirawat di RSJ Grogol. Pada saat dirawat, pasien
sempat dijenguk oleh kekasihnya. Pasien kemudian batal menikah dengan
kekasihnya tersebut. Kekasih pasien mengatakan bahwa dirinya tidak
mencintai pasien, padahal keduanya sudah menjalin hubungan selama 2
tahun. Pasien merasa sangat sedih dan kecewa karena pasien sungguhsungguh menyayangi dan serius dengan kekasihnya tersebut, berbeda
dengan kekasih-kekasih sebelumnya.
Tiga tahun yang lalu (Tahun 2010), pasien dirawat di RSMM
Bogor. Pada saat itu pasien dibawa ke IGD oleh ibunya karena sering
keluyuran dan marah-marah tanpa sebab yang jelas. Pasien dirawat selama
3 bulan. Pada saat dipulangkan ke rumah, ibu pasien menyuruhnya untuk
meminum obat, namun tidak mengawasi secara langsung, sehingga pasien
tidak teratur minum obat.
Dua tahun yang lalu (Tahun 2011), pasien dirawat di RSMM Bogor
sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan Januari, Juli, dan November. Pasien
dibawa ke IGD oleh ibunya dengan keluhan yang sama, yaitu sering
keluyuran dan marah-marah tanpa sebab yang jelas hingga membuat ibu
pasien khawatir, sedangkan ibunya sudah tua dan ayahnya sudah
meninggal dunia. Pada saat dipulangkan ke rumah, pasien tidak teratur
minum obat dan tidak datang kontrol setelah obat habis.
Satu tahun yang lalu (Tahun 2012), pasien kembali dirawat di
RSMM Bogor sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan Maret, Juli, dan Oktober.
Pada saat dipulangkan, pasien tidak minum obat secara teratur dan ketika
2.
Riwayat sakit berat atau menderita sakit disangkal. Tidak ada riwayat
3.
tersebut yang kini berusia 8 tahun. Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga
disangkal.
Genogram
Keterangan :
: Pria
/
: Wanita
: Meninggal dunia
: Pasien
: Bercerai
: 1 rumah
Fantasi
Tidak terdapat fantasi pada pasien.
3.
Sistem nilai
Pasien masih mampu mengurus diri sendiri seperti mandi dan makan.
Dorongan kehendak
Pasien ingin cepat pulang supaya dapat bertemu kembali dengan keluarga
4.
terutama ibunya.
5.
Hal yang menjadi sumber kejengkelan atau frustasi dan yang membuat
bahagia atau senang
Pasien merasa jengkel dan sakit hati terhadap perkataan anak kecil yang
tinggal di dekat rumahnya yang mengatakan bahwa pasien gila.
: meningkat, serasi
: iritabel
: serasi antara emosi dan isi pembicaraan.
: dapat diraba-rasakan
C. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan
Taraf Pendidikan
: SMA
Pengetahuan Umum
: Baik (pasien dapat menyebutkan nama
presiden Indonesia saat ini)
Kecerdasan
2. Daya Konsentrasi
sekarang. Pasien dapat menyebutkan nama RS, yaitu RSMM Bogor dan
tempat ia dirawat, yaitu Ruang Utari)
Daya Orientasi Personal
: Baik (pasien mengenali pemeriksa sebagai
dokter).
4. Daya Ingat
Daya Ingat Jangka Panjang
hidupnya)
Daya Ingat Jangka Pendek
lauk makan apa saja, serta aktivitas yang dilakukan selama hari tersebut)
Daya Ingat Sesaat
: Baik (pasien mampu mengingat nama
pemeriksa setelah beberapa menit)
5. Kemampuan Visuospatial
: Baik (pasien dapat menggambar gambar
bertumpang tindih)
6. Pikiran Abstrak
Ada
(pasien
mendengar
suara
yang
Kontinuitas Pikiran
Hendaya Berbahasa
2. Isi Pikir
Preokupasi
Waham
- Waham curiga
: Tidak Ada
:
: Pasien merasa kalau orang sekitarnya
Pasien
tenang
selama
wawancara
: Derajat 2
: Dapat dipercaya
: Baik
: Compos mentis
: 120/80 mmHg
: 20x/menit
: 80x/menit
: dalam batas normal
: Kesan gizi lebih
BB 160 cm, BB = 75 kg; IMT = 29,3 kg/m2
9
Kulit
Kepala
Rambut
Mata
Telinga
Gigi dan mulut
Leher
Jantung
Paru
: sawo matang
: Tidak ada deformitas, normocephali.
: Hitam, lebat, tidak mudah tercabut.
: Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,
: Normotia, sekret (-)
: Dalam batas normal
: Pembesaran KGB (-)
: Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
: Pergerakan dinding dada simetris, suara napas
Abdomen
vesikuler, Ronkhi -/-, wheezing -/: Datar, supel, bising usus normal, tidak ditemukan
Ekstremitas
B. Status Neurologis
GCS
Kaku kuduk
Pupil
Kesan parase nervus kranialis
Motorik
: 15 (E4,V5,M6)
: (-)
: Bulat, isokor
: (-)
: Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-),
spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada
Sensorik
Reflex fisiologis
Reflex patologis
Gejala ekstrapiramidal
Stabilitas postur tubuh
Tremor di kedua tangan
10
bicara dan tertawa sendiri. Dua hari SMRS, pasien kabur dari rumah karena masih
terus mendengar bisikan yang membujuknya untuk pergi dari rumah. Kemudian
pasien dibawa oleh ibunya ke IGD Jiwa RSMM. Pada saat pasien ditanya tentang
alasan dibawa ke RS, pasien menjawab karena kabur dari rumah, tapi ia merasa
tidak sakit. Pasien tidak menyalahkan ataupun membenci ibunya karena telah
membawanya ke RS. Pasien mengaku merasa sangat sayang kepada ibunya dan
merasa kasihan karena selalu merepotkan ibunya.
Sebelumnya pasien beberapa kali dirawat di RSJ, namun pada saat
dipulangkan ke ruumah pasien tidak teratur minum obat. Satu tahun terakhir
pasien tak lagi bekerja karena beberapa kali dirawat di RS.
Pada status mental ditemukan:
- Kesadaran Psikologis : terganggu
- Sosial
: baik
- Perilaku dan aktivitas motorik
o Sebelum wawancara: pasien sedang tidur-tiduran di kamar
o Selama wawancara: pasien duduk dengan ekspresi yang cukup
tenang, sesekali memperhatikan gerak gerik pemeriksa, sepanjang
wawancara pasien sambil merokok, sesekali minta ijin pergi sesaat
Perjalanan penyakit
11
1986
2002
12
yang berbeda.
Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif
setelah mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis
F20.4 (Depresi pasca skizofrenia). Beberapa pasien dapat
mengalami episode skizoafektif berulang, baik berjenis manik
(F25.0) maupun depresif (F25.1) atau campuran dari keduanya
(F25.2).Pasien lain mengalami satu atau dua episode skizoafektif
13
Diagnosis aksis IV
Pada anamnesis tidak didapatkan adanya masalah psikososial dan
lingkungan yang mendahului gejala kekambuhan. Namun, pada riwayat
perjalanan penyakit, pada riwayat gangguan dahulu terdapat masalah yang diduga
sebagai pencetus timbulnya gangguan yaitu hamil di luar nikah, menggugurkan
kandungan, ayah meninggal, dan batal menikah.
Diagnosis aksis V
Skala GAF :
GAF HLPY : 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
:
:
:
:
:
14
Psikofarmaka :
Haloperidol 3x10 mg
Trihexyphenidyl 3x2 mg
Depacote 1x500 mg
Clozapine 2x50 mg
Psikoterapi
:
- Psikoterapi suportif dengan memberikan kesempatan kepada
pasien untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien
bahwa ia sanggup menghadapi masa-masa sulit dan masalah yang
-
ada.
Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan
memberikan dukungan kepada pasien bahwa gejala yang dialami
akan menghilang dan dapat kembali pulang ke rumah apabila
kehidupan
beragama,
Sosioterapi
15
16