You are on page 1of 16

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Tempat, Tanggal Lahir
Agama
Suku bangsa /warga Negara
Status Pernikahan
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan
Alamat

: Ny. D
: Perempuan
: 45 tahun
: Surabaya, 11 Oktober 1968
: Kristen Protestan
:Manado/ Indonesia
: Belum menikah
: SMA
: Tidak bekerja
: Jl. Durian VI No.33 002/001, Kelurahan
Depok Jaya, Kecamatan Panmas, Kota

Tanggal Masuk RS.MM

Depok
: IGD 8 Maret 2013
Ruang Utari 18 Maret 2013

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Autoanamnesis dilakukan di Ruang Utari RSMM Bogor pada tanggal 22-23
April 2013 pukul 10.30 WIB.
A. Keluhan Utama
Pasien kabur dari rumah sejak 2 hari SMRS
Keluhan Tambahan
Sulit tidur, marah-marah, mudah tersinggung, bicara sendiri, tertawa sendiri,
tidak mampu merawat diri

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Tiga minggu SMRS, pasien merasa sulit untuk tidur. Pasien mengaku tidak
bisa tidur karena mendengar bisikan yang terus mengusiknya. Bisikan tersebut
membujuknya untuk pergi dari rumah. Pasien kemudian menuruti bisikan tersebut
dan pergi keluyuran. Pasien juga seringkali bicara dan tertawa sendiri. Pasien
menyangkal melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Selain itu,
pasien juga sering marah-marah dan menjadi mudah tersinggung dengan
perkataan orang lain. Pasien sering merasa curiga, terutama terhadap tetangga

pasien. Ia merasa bahwa tetangganya menganggapnya sebagai orang gila. Pasien


jarang mandi dan menyisir rambutnya.
Lima hari SMRS, pasien marah-marah tanpa sebab yang jelas. Pasien
mudah tersinggung dan kesal dengan orang sekitarnya tanpa sebab yang jelas.
Pasien juga keluyuran karena mendengar bisikan-bisikan yang membujuknya
untuk pergi dari rumah. Pasien juga seringkali bicara dan tertawa sendiri.
Dua hari SMRS, pasien kabur dari rumah dengan membawa beberapa
pakaian. Pasien ditemukan di rumah temannya dua hari kemudian. Pasien
mengaku pergi ke rumah temannya tersebut untuk bersenang-senang, seperti
mengobrol, merokok, dan minum bir. Pasien mengaku hal tersebut dilakukan
karena masih terus mendengar bisikan yang membujuknya untuk pergi dari
rumah. Kemudian pasien dibawa oleh ibunya ke IGD Jiwa RSMM. Pada saat
pasien ditanya tentang alasan dibawa ke RS, pasien menjawab karena ia kabur
dari rumah. Pasien tidak menyalahkan ataupun membenci ibunya karena telah
membawanya ke RS. Pasien mengaku merasa sangat sayang kepada ibunya dan
merasa kasihan karena selalu merepotkan ibunya.
Pasien kurang memperhatikan penampilan dirinya. Pasien jarang mandi
dan menyisir rambutnya karena tidak ada keinginan untuk melakukan hal tersebut.
Pasien bekerja sebagai pedagang makanan dan pakaian keliling, namun pasien
sudah tidak bekerja sejak 1 tahun terakhir karena beberapa kali dirawat di RS.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya
Dua puluh tujuh tahun yang lalu (Tahun 1986), yaitu saat pasien
duduk di kelas 2 SMA, pasien hamil di luar nilah. Ibu pasien mengetahui
hal tersebut dan kemudian membawa pasien ke dokter untuk
menggugurkan kandungannya. Setelah menggugurkan kandungan, pasien
mengaku sulit tidur karena sering memikirkan hal tersebut hingga
membuatnya sedih dan merasa bersalah. Pasien menenangkan diri dengan
merokok. Pasien masih dapat melakukan kegiatan sehari-hari, nafsu
makan baik dan tidak pernah ada pikiran untuk bunuh diri. Namun, pasien
sering keluyuran karena mendengar suara bisikan yang membujuknya

untuk pergi dari rumah. Pasien kemudian dibawa oleh ibunya ke RSJ
Grogol dan dirawat di RS terebut. Setelah pulang dari RS, pasien tidak
minum obat secara teratur.
Sebelas tahun yang lalu (Tahun 2002), ayah pasien meninggal
dunia karena stroke. Pasien mengaku sangat dekat dengan ayahnya. Hal itu
membuatnya sangat terpukul. Pasien menjadi sulit tidur dan gelisah,
keluyuran, sering bicara dan tertawa sendiri, serta tidak mampu merawat
diri. Pasien sempat dirawat di RSJ Grogol. Pada saat dirawat, pasien
sempat dijenguk oleh kekasihnya. Pasien kemudian batal menikah dengan
kekasihnya tersebut. Kekasih pasien mengatakan bahwa dirinya tidak
mencintai pasien, padahal keduanya sudah menjalin hubungan selama 2
tahun. Pasien merasa sangat sedih dan kecewa karena pasien sungguhsungguh menyayangi dan serius dengan kekasihnya tersebut, berbeda
dengan kekasih-kekasih sebelumnya.
Tiga tahun yang lalu (Tahun 2010), pasien dirawat di RSMM
Bogor. Pada saat itu pasien dibawa ke IGD oleh ibunya karena sering
keluyuran dan marah-marah tanpa sebab yang jelas. Pasien dirawat selama
3 bulan. Pada saat dipulangkan ke rumah, ibu pasien menyuruhnya untuk
meminum obat, namun tidak mengawasi secara langsung, sehingga pasien
tidak teratur minum obat.
Dua tahun yang lalu (Tahun 2011), pasien dirawat di RSMM Bogor
sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan Januari, Juli, dan November. Pasien
dibawa ke IGD oleh ibunya dengan keluhan yang sama, yaitu sering
keluyuran dan marah-marah tanpa sebab yang jelas hingga membuat ibu
pasien khawatir, sedangkan ibunya sudah tua dan ayahnya sudah
meninggal dunia. Pada saat dipulangkan ke rumah, pasien tidak teratur
minum obat dan tidak datang kontrol setelah obat habis.
Satu tahun yang lalu (Tahun 2012), pasien kembali dirawat di
RSMM Bogor sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan Maret, Juli, dan Oktober.
Pada saat dipulangkan, pasien tidak minum obat secara teratur dan ketika
2.

obat habis tidak datang kontrol ke dokter.


Riwayat Medis Lainnya

Riwayat sakit berat atau menderita sakit disangkal. Tidak ada riwayat
3.

demam, kejang, trauma kepala, ataupun penyakit lainnya.


Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien mengaku merokok sejak berusia 18 tahun hingga sekarang. Pasien
sesekali mengkonsumsi bir saat berkumpul dengan teman-temannya untuk
sekedar iseng. Pasien mengaku pernah mengkonsumsi obat-obatan
terlarang seperti pil BK dan ganja pada waktu SMP dan SMA, namun
setelah berhenti sekolah sudah tidak pernah lagi.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat prenatal dan perinatal
Belum dapat digali secara alloanamnesis karena keluarga pasien belum
datang menjenguk.
2. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)
Belum dapat digali secara alloanamnesis karena keluarga pasien belum
datang menjenguk.
3. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien memiliki banyak teman dan tidak pernah tinggal kelas. Prestasi
pasien ketika bersekolah tidak terlalu menonjol.
4. Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remaja
a. Hubungan sosial
Pasien mengaku memiliki banyak teman dan seringkali berkumpul
dengan teman-temannya. Sebagian besar teman pasien berjenis
kelamin laki-laki. Pasien mengaku salah seorang teman lakilakinya tersebut yang pertama kali membujuk pasien untuk
mencoba rokok, alkohol, dan obat-obat terlarang seperti pil BK dan
ganja.
b. Riwayat pendidikan
Pasien bersekolah hanya sampai kelas 3 SMA. Pasien pernah
tinggal kelas sebanyak 1 kali pada saat duduk di kelas 1 SMA
karena sering membolos. Menurut pengakuannya, ia bolos karena
diajak pergi jalan-jalan oleh ayahnya. Pasien sempat pindah
sekolah sebanyak 1 kali.
c. Perkembangan kognitif dan motorik
Pasien bisa membaca dan menulis dengan cukup baik dan tidak
terdapat gangguan perkembangan spesifik.
d. Problem emosi atau fisik khusus remaja
4

Pada saat remaja, pasien dekat dengan seorang laki-laki yang


mengajaknya

untuk merokok, mengkonsumsi alkohol, dan

menggunakan obat-obatan terlarang, seperti pil BK dan ganja.


e. Riwayat psikoseksual
Pasien belum pernah menikah, namun beberapa kali berganti pacar.
Menurut pasien, ia seringkali menguji kesungguhan kekasihnya
dan apabila pasien merasa tidak puas kemudian kekasihnya
tersebut ditinggalkan olehnya. Pada saat pasien duduk di kelas 2
SMA, pasien mengaku hamil diluar nikah. Pasien kemudian
menggugurkan kandungannya di salah seorang dokter di Rawasari
ditemani oleh ibu pasien.
f. Latar belakang agama
Pasien beragama Kristen Protestan dan rajin ke Gereja. Pasien
mengaku mengajar di Sekolah Minggu setiap hari Sabtu.
5. Riwayat masa dewasa
a. Riwayat pekerjaan
Pasien mengaku tidak menyukai pekerjaan yang hanya duduk di
balik meja ataupun komputer. Pasien lebih suka pekerjaan yang
lebih banyak bergerak kesana kemari. Pasien mengaku pernah
bekerja di diskotik. Selain itu pasien juga pernah bekerja sebagai
pedagang pakaian dan makanan. Pasien menggunakan gajinya
tersebut sebagian untuk keperluan dirinya terutama untuk membeli
rokok dan sebagian diberikan kepada ibunya.
b. Aktivitas sosial
Pasien seringkali berkumpul dengan teman-temannya. Pada saat
berkumpul, aktivitas yang dilakukan adalah mengobrol, merokok,
dan minum bir. Pasien mengaku jarang bersosialisasi dengan
tetangga.
c. Kehidupan seksual masa dewasa
Pasien belum menikah hingga saat ini.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak keenam dari delapan bersaudara. Ayah dan adik
pertama pasien sudah meninggal dunia. Pasien tinggal bersama dengan ibu dan
keponakannya yang merupakan anak dari adiknya yang sudah meninggal
5

tersebut yang kini berusia 8 tahun. Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga
disangkal.

Genogram

Keterangan :
: Pria
/

: Wanita
: Meninggal dunia

: Pasien

: Bercerai

: 1 rumah

F. Riwayat Sosial Ekonomi.


Pasien sudah tidak bekerja lagi 1 tahun terakhir karena beberapa kali dirawat di
rumah sakit jiwa. Sumber pendapatan keluarga berasal dari ibu pasien yang
membuka usaha catering.
G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
1. Impian
Pasien mengatakan ingin sekali bertemu dengan ibunya.
2.

Fantasi
Tidak terdapat fantasi pada pasien.

3.

Sistem nilai
Pasien masih mampu mengurus diri sendiri seperti mandi dan makan.
Dorongan kehendak
Pasien ingin cepat pulang supaya dapat bertemu kembali dengan keluarga

4.

terutama ibunya.
5.

Hal yang menjadi sumber kejengkelan atau frustasi dan yang membuat
bahagia atau senang
Pasien merasa jengkel dan sakit hati terhadap perkataan anak kecil yang
tinggal di dekat rumahnya yang mengatakan bahwa pasien gila.

II. STATUS MENTAL


Dilakukan pada tanggal 22 April 2013 pukul 11.00 WIB di Ruang Kresna
RS. Dr. Marzoeki Mahdi Bogor.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan Umum
Pasien seorang perempuan berumur 45 tahun, berpenampilan fisik tampak
sesuai dengan usianya. Penampilan cukup rapi, rambut sebahu, berwarna
coklat kemerahan, muka bersih, kuku rapi dipotong, kulit sawo matang, dan
perawakan pasien tinggi gemuk.
2. Kesadaran
- Neurologis/biologis : compos mentis
- Psikologis
: terganggu
- Sosial
: baik
3. Perilaku dan aktivitas motorik
Sebelum wawancara: pasien sedang tidur-tiduran di kamar
Selama wawancara: pasien duduk dengan ekspresi yang cukup tenang, sesekali
memperhatikan gerak gerik pemeriksa, sepanjang wawancara pasien sambil
merokok, sesekali minta ijin pergi sesaat untuk mengambil minum dan snack.
Setelah wawancara: pasien mondar-mandir.
4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan dengan volume suara yang keras,
spontan, dan cepat.
5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
B. Alam Perasaan
1. Afek
2. Mood
3. Keserasian
4. Empati

: meningkat, serasi
: iritabel
: serasi antara emosi dan isi pembicaraan.
: dapat diraba-rasakan

C. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan
Taraf Pendidikan
: SMA
Pengetahuan Umum
: Baik (pasien dapat menyebutkan nama
presiden Indonesia saat ini)
Kecerdasan

: Baik (pasien mampu menjawab soal

hitungan yang ditanyakan oleh pemeriksa)

2. Daya Konsentrasi

: Baik (pasien dapat menjawab pertanyaan

7 serial test dengan benar)


3. Orientasi
Daya Orientasi Waktu

: Baik (pasien dapat menyebutkan sekarang

siang atau malam, mengidentifikasi hari, tanggal, bulan dan tahun)


Daya Orientasi Tempat

: Baik (pasien mengetahui dimana ia berada

sekarang. Pasien dapat menyebutkan nama RS, yaitu RSMM Bogor dan
tempat ia dirawat, yaitu Ruang Utari)
Daya Orientasi Personal
: Baik (pasien mengenali pemeriksa sebagai
dokter).
4. Daya Ingat
Daya Ingat Jangka Panjang

: Baik (pasien dapat menceritakan perjalanan

hidupnya)
Daya Ingat Jangka Pendek

: Baik (pasien ingat hari ini sarapan apa dan

lauk makan apa saja, serta aktivitas yang dilakukan selama hari tersebut)
Daya Ingat Sesaat
: Baik (pasien mampu mengingat nama
pemeriksa setelah beberapa menit)
5. Kemampuan Visuospatial
: Baik (pasien dapat menggambar gambar
bertumpang tindih)
6. Pikiran Abstrak

: Baik (pasien dapat mengartikan arti

peribahasa bagai pinang dibelah dua)


7. Kemampuan Menolong Diri : Baik (pasien mau makan dan mandi secara
teratur)
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
- Halusinasi Auditorik

Ada

(pasien

mendengar

suara

yang

membujuknya untuk pergi dari rumah)


- Halusinasi Visual : tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
Produktivitas
: Banyak. Pasien menjawab apa yang
ditanya oleh pemeriksa dan ide cerita
banyak.
8

Kontinuitas Pikiran

: Koheren. Pasien dapat menjawab sesuai


dengan pertanyaan, dan sesuai dengan

Hendaya Berbahasa

tujuan yang dimaksud pemeriksa.


: Tidak ada.
Pasien mengunakan bahasa secara lazim
sesuai dengan tata bahasa.

2. Isi Pikir
Preokupasi
Waham
- Waham curiga

: Tidak Ada
:
: Pasien merasa kalau orang sekitarnya

menganggapnya orang gila


F. Pengendalian Impuls

Pasien

tenang

selama

wawancara

(pengendalian impuls cukup baik)


G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial
Baik (ketika diberi pertanyaan apakah menggugurkan kandungan itu baik
atau tidak, pasien menjawab tidak baik)
2. Uji daya nilai
Baik (pasien jika menemukan dompet di tengah jalan, maka pasien akan
menyerahkan dompet tersebut ke kantor polisi)
3. Penilaian realita
Terganggu (Ditemukan adanya waham dan halusinasi)
H. Tilikan
I. Taraf Dapat Dipercaya

: Derajat 2
: Dapat dipercaya

III. STATUS FISIK


Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 22 April 2013 pukul 11:00 WIB di
Ruang Kresna Wanita RSMM Bogor
A. Status Internus
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
Frekuensi napas
Frekuensi nadi
Suhu
Status gizi

: Baik
: Compos mentis
: 120/80 mmHg
: 20x/menit
: 80x/menit
: dalam batas normal
: Kesan gizi lebih
BB 160 cm, BB = 75 kg; IMT = 29,3 kg/m2
9

Kulit
Kepala
Rambut
Mata
Telinga
Gigi dan mulut
Leher
Jantung
Paru

: sawo matang
: Tidak ada deformitas, normocephali.
: Hitam, lebat, tidak mudah tercabut.
: Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,
: Normotia, sekret (-)
: Dalam batas normal
: Pembesaran KGB (-)
: Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
: Pergerakan dinding dada simetris, suara napas

Abdomen

vesikuler, Ronkhi -/-, wheezing -/: Datar, supel, bising usus normal, tidak ditemukan

Ekstremitas

pembesaran hepar dan lien.


: Akral hangat (+), edema (-)

B. Status Neurologis
GCS
Kaku kuduk
Pupil
Kesan parase nervus kranialis
Motorik

: 15 (E4,V5,M6)
: (-)
: Bulat, isokor
: (-)
: Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-),
spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada

Sensorik
Reflex fisiologis
Reflex patologis
Gejala ekstrapiramidal
Stabilitas postur tubuh
Tremor di kedua tangan

gangguan keseimbangan dan koordinasi


:Tidak ada gangguan sensibilitas
: Normal
: (-)
: (-)
: Normal
: (-)

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien adalah seorang perempuan berusia 45 tahun dengan keluhan kabur
dari rumah sejak 2 hari SMRS. Tiga minggu SMRS, pasien sulit tidur karena
mendengar bisikan yang terus mengusiknya. Bisikan tersebut membujuknya untuk
pergi dari rumah. Pasien juga seringkali bicara dan tertawa sendiri, sering marahmarah dan mudah tersinggung, sering curiga, terutama terhadap tetangga pasien.
Ia merasa bahwa tetangganya menganggapnya sebagai orang gila. Pasien jarang
mandi dan menyisir rambutnya. Lima hari SMRS, pasien marah-marah, mudah
tersinggung dan kesal dengan orang sekitarnya tanpa sebab yang jelas, keluyuran
karena mendengar bisikan-bisikan yang membujuknya untuk pergi dari rumah.,

10

bicara dan tertawa sendiri. Dua hari SMRS, pasien kabur dari rumah karena masih
terus mendengar bisikan yang membujuknya untuk pergi dari rumah. Kemudian
pasien dibawa oleh ibunya ke IGD Jiwa RSMM. Pada saat pasien ditanya tentang
alasan dibawa ke RS, pasien menjawab karena kabur dari rumah, tapi ia merasa
tidak sakit. Pasien tidak menyalahkan ataupun membenci ibunya karena telah
membawanya ke RS. Pasien mengaku merasa sangat sayang kepada ibunya dan
merasa kasihan karena selalu merepotkan ibunya.
Sebelumnya pasien beberapa kali dirawat di RSJ, namun pada saat
dipulangkan ke ruumah pasien tidak teratur minum obat. Satu tahun terakhir
pasien tak lagi bekerja karena beberapa kali dirawat di RS.
Pada status mental ditemukan:
- Kesadaran Psikologis : terganggu
- Sosial
: baik
- Perilaku dan aktivitas motorik
o Sebelum wawancara: pasien sedang tidur-tiduran di kamar
o Selama wawancara: pasien duduk dengan ekspresi yang cukup
tenang, sesekali memperhatikan gerak gerik pemeriksa, sepanjang
wawancara pasien sambil merokok, sesekali minta ijin pergi sesaat

untuk mengambil minum dan snack.


o Setelah wawancara: pasien mondar-mandir.
Pembicaraan : volume suara yang keras, spontan, dan cepat.
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
Afek
: meningkat, serasi
Mood
: iritabel
Keserasian
: serasi antara emosi dan isi pembicaraan.
Halusinasi : Auditorik 2nd order
Arus Pikir
Produktivitas :Banyak
Kontinuitas Pikiran: Koheren
Waham : Waham curiga
Tilikan
: Derajat 2
Taraf Dapat Dipercaya
: Dapat dipercaya

Perjalanan penyakit

11

1986

2002

2010 2011 2012 2013 sekarang

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK


Pada pasien terdapat pola perilaku atau psikologis yang secara bermakna dan
khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan hendaya (disfungsi)
dalam berbagai fungsi psikososial. Terdapat pula penderitaan (disstres) yang
dialami oleh pasien. Dengan demikian dapat disimpulkan pasien mengalami
gangguan jiwa.
Diagnosis Aksis I :
Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala,
riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat
secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak.
Berdasarkan pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kondisi medis umum
yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Pasien tidak mengalami gangguan
yang bermakna yang menimbulkan gangguan jiwa. Oleh karena itu,
gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.
Pada pasien mempunyai riwayat penggunaan zat psikoaktif, yaitu pil BK
dan ganja, namun sudah berhenti sejak 26 tahun yang lalu. Pasien
seringkali minum alkohol (bir) sejak berusia 15 tahun, sehingga diagnosis
gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19)
belum dapat disingkirkan.
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat
digolongkan kedalam:
Gangguan Skizoafektif (berdasarkan PPDGJ III)
Pedoman diagnostik:
Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala
definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama
menonjol pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau dalam
beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode
penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini,

12

episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun

episode manik atau depresif.


Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala
skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit

yang berbeda.
Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif
setelah mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis
F20.4 (Depresi pasca skizofrenia). Beberapa pasien dapat
mengalami episode skizoafektif berulang, baik berjenis manik
(F25.0) maupun depresif (F25.1) atau campuran dari keduanya
(F25.2).Pasien lain mengalami satu atau dua episode skizoafektif

terselip diantara episode manik atau depresif.


Berdasarkan PPDGJ III, maka kasus ini dtitikberatkan pada:
Gangguan Skizoafektif tipe Manik (F25.0)
Pedoman diagnostik :
Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manik
yang tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian
besar episode skioafektif tipe manik.
Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek
yang tak begitu menonjol dikombinasikan dengan iritabilitas atau
kegelisahan yang memuncak.
Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih
baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana
ditetapkan untuk skizofrenia F.20.- pedoman diagnostik (a) sampai
dengan (d) ).
Diagnosis aksis II
Pada pasien masih belum bisa dikatakan gangguan kepribadian paranoid
karena gangguan psikotiknya menutupi tipe kepribadiannya. Untuk saat ini pasien
diagnosis aksis II pasien adalah belum dapat ditentukan.
Diagnosis aksis III
Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kondisi
medik yang berhubungan dengan kondisi pasien pada saat ini, dapat disimpulkan
belum ada diagnosis pada aksis III.

13

Diagnosis aksis IV
Pada anamnesis tidak didapatkan adanya masalah psikososial dan
lingkungan yang mendahului gejala kekambuhan. Namun, pada riwayat
perjalanan penyakit, pada riwayat gangguan dahulu terdapat masalah yang diduga
sebagai pencetus timbulnya gangguan yaitu hamil di luar nikah, menggugurkan
kandungan, ayah meninggal, dan batal menikah.
Diagnosis aksis V
Skala GAF :
GAF HLPY : 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan

dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll)


GAF saat masuk : 60-51 (gejala sedang (moderate), disabilitas sedang).
GAF saat ini: 90-81 (gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak
lebih dari masalah harian yang biasa).

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V

:
:
:
:
:

Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (F25.0) (PPDGJ III)


Belum dapat ditentukan
Tidak ada diagnosis
Tidak ada diagnosis
GAF HPYL : 80-71
GAF saat masuk : 60-51
GAF saat ini : 90-81

VIII. DAFTAR PROBLEM


Organobiologi : Faktor genetik gangguan jiwa pada keluarga pasien
disangkal
Psikologis
Sosiobudaya

: Terdapat waham curiga dan halusinasi auditorik


: Hendaya dalam fungsi sosial

IX. DIAGNOSIS BANDING


Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
X. PROGNOSIS
Ad vitam
: ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanasionam : dubia ad bonam
A. Faktor yang memperingan :
- Pasien pernah bekerja
- Tidak terdapat faktor genetik

14

B. Faktor yang memperberat :


- Gejala awal muncul saat usia muda
- Pasien tidak teratur minum obat
- Kurangnya dukungan keluarga (jarang menjenguk pasien)
- Belum menikah (belum berkeluarga)
- Lingkungan pergaulan yang tidak baik
X. PENATALAKSANAAN

Psikofarmaka :
Haloperidol 3x10 mg
Trihexyphenidyl 3x2 mg
Depacote 1x500 mg
Clozapine 2x50 mg

Psikoterapi
:
- Psikoterapi suportif dengan memberikan kesempatan kepada
pasien untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien
bahwa ia sanggup menghadapi masa-masa sulit dan masalah yang
-

ada.
Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan
memberikan dukungan kepada pasien bahwa gejala yang dialami
akan menghilang dan dapat kembali pulang ke rumah apabila

menurut dokter yang merawat keadaannya sudah membaik.


Memberikan edukasi pada pasien bahwa obat yang diminum tidak
menimbulkan ketergantungan, justru sebagai pengontrol agar
gejala yang dialami pasien dapat terkontrol dan pasien dapat

menjalani kegiatan sehari-hari seperti sebelum sakit.


Memberikan dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali
melakukan aktivitas seperti sebelum sakit kalau gejala yang

dirasakan pasien dapat terkontrol.


Memberikan pengetahuan tentang

kehidupan

beragama,

berkeluarga, dan sosial yang baik.

Sosioterapi

15

- Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang keadaan pasien agar


mengerti keadaan pasien dan selalu memberi dukungan kepada
pasien.
- Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan RSMM agar dapat
berinteraksi dengan baik dan pendalaman agama sesuai dengan
kepercayaannya.
- Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke poliklinik
psikiatri dan mengambil obat secara teratur setelah selesai rawat
inap dalam program rawat jalan.
- Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan
pendidikannya.
- Memberikan informasi pentingnya activity daily living dalam
kehidupannya sehari-hari dan meyakinkan pasien agar mau
melaksanakan kegiatan tersebut.

16

You might also like