You are on page 1of 12

STRATEGI PEMASARAN

PT. KIMIA FARMA

DISUSUN OLEH :
Nama : Randi Triwijaya K. (13-121-083)

Dalam memenuhi tugas mata kuliah MANAJEMEN PEMASARAN dengan bimbingan


dari dosen Ibu Jumriati, SE, M.Si

UNIVERSITAS YAPIS PAPUA


FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI
TAHUN 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Strategi pemasaran harus selalu dapat bersifat dinamis, selalu dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan eksternal maupun internal. Faktor eksternal yaitu faktor
diluar jangkauan perusahaan yang antara lain terdiri dari pesaing, teknologi,
peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, dan lingkungan sosial budaya.
Sedangkan faktor internal adalah Product (produk), Price (Harga), Place (Tempat),
dan Promotion.
Suatu produk yang telah berhasil diproduksi biasanya membutuhkan jasa distribusi
untuk memasarkannya. Produk yang telah dihasilkan tersebut tidak bisa mencari
konsumen sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan pemasaran strategi yang tepat
agar suatu produk sukses dipasarkan di market. Salah satu pemasaran strategi
yang sedang marak digunakan saat ini adalah dengan cara melakukan promosi.
Faktor keberhasilan dari suatu pemasaran sangat ditentukan dari bagaimana
promosi dilakukan. Jika promosi dilakukan dengan tepat sasaran, maka akan
menghasilkan penjualan yang sangat signifikan. Terutama pada saat ini dengan
adanya perkembangan teknologi yang sedemikian pesat, promosi telah menjadi dan
menjelma senjata ampuh yang dapat dilakukan secara lebih moderen. Salah satu
yang menjadi tolak ukur keberhasilan dari promosi suatu produk adalah jika produk
tersebut dapat dikenal lebih dekat oleh konsumen tentang bagaimana
keunggulannya, bagamana cara mendapatkannya, dan faktor yang amat sangat
penting, yaitu apakah produk tersebut memiliki harga yang kompetitif.
1.2 Pengertian Pemasaran dan Strategi
Pada dasarnya kegiatan dan pengertian pemasaran berbeda jika dibandingkan
dengan kegiatan sejenis seperti kegiatan perdagangan, penjualan dan transaksi
yang dilakukan. Definisi pemasaran yang dikutip dari buku yang berjudul Marketing
Management Analysis karangan dari Philip Kotler menyatakan pengertian
pemasaran adalah Suatu proses sosial, dimana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan, dan mereka inginkan dengan
menciptakan dan mempertahankan produk dan nilai dengan individu dan kelompok
lainnya. Kemudian pengertian lain pemasaran yang dikutip dari sumber American
Marketing Association tahun 1960, menyatakan bahwa pemasaran dapat diartikan
sebagai Pelaksanaan dunia usaha yang mengaarahkan arus barang-barang dan
jasa-jasa dari produsen ke konsumen atau pihak pemakai. Defenisi ini hanya
menekankan aspek distribusi ketimbang kegiatan pemasaran. Sedangkan fungsifungsi lain tidak diperlihatkan, sehingga kita tidak memperoleh gambaran yang
jelas dan lengkap tentang pemasaran

BAB 2

PEMBAHASAN
Riwayat Singkat Perusahaan
Perusahaan merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal
perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle
Rathkamp & Co., perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur, didirikan. Sejalan
dengan kebijakan nasionalisasi eks perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun
1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka
Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah
menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 Juli
2001 Perusahaan tercatat sebagai perusahaan public di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya. Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187
tahun dan nama yang identik dengan mutu, hari ini Perusahaan telah berkembang
menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian
memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan
masyarakat.
Visi
Komitmen pada peningkatan kualitas kehidupan, kesehatan, dan lingkungan.
Misi

Mengembangkan industri kimia dan farmasi dengan melakukan penelitian


dan pengembangan produk yang inovatif.

Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan terpadu (health care provider)


yang berbasis jaringan distribusi dan jaringan apotek.

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan mengembangkan sistem


informasi perusahaan.

Tujuan Perusahaan
Menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat
khususnya bidang industri kimia, farmasi, biologi, kesehatan, industri makanan
serta minuman, dan mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan
dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Bidang Usaha
Perusahaan Merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi,
bergerak dari hulu ke hilir, yaitu : Industri, Marketing, Distribusi, Ritel, Laboratorium
Klinik dan Klinik Kesehatan.
Industri

Dengan dukungan kuat Riset & Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh
perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan
produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang
tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen
industri.
Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, granul, sirop kering,
suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Plant ini merupakan
satusatunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk
memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini telah memperoleh
sertifi kat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9002.
Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunanturunannya, obat asli
Indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), yang telah mendapat US-FDA
Approval. Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi tablet, sirup, serbuk, dan
produk kontrasepsi Pil Keluarga Berencana. Plant ini telah menerima sertifi kat Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9002.
Plant Semarang mengkhususkan diri pada produksi minyak jarak, minyak nabati
dan kosmetika (bedak). Untuk menjamin kualitas hasil produksi, plant ini secara
konsisten menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh
sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan US-FDA Approval.
Plant Watudakon Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah
tambang yodium di Indonesia. Plant ini memproduksi yodium dan garam-garamnya,
bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat
tambah darah, dan kapsul lunak Yodiol yang merupakan obat pilihan untuk
pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas produksi formulasi
seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop dan cairan obat luar/dalam.
Plant ini telah memperoleh sertifi kat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ISO9002 dan ISO-14001.
Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk memasok
kebutuhan obat di wilayah Sumatera. Produk yang dihasilkan oleh pabrik yang telah
memperoleh sertifi kat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ini meliputi sediaan
tablet, krim dan kapsul.
Seluruh Plant diatas kecuali Plant Watudakon telah memperoleh rating A untuk
sertifi kasi dari Badan POM.
Manajemen Mutu
Guna menjamin kualitas produk dan layanan yang dihasilkan, Perusahaan
menerapkan suatu kebijakan mutu yang memuat pedoman untuk memastikan mutu
semua produk dan layanannya. Peningkatan mutu produk secara terus menerus
yang dilaksanakan dengan implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000.

Sistem ini menjadi panduan bagi seluruh aspek kegiatan produksi untuk mencapai
sasaran mutu yang telah ditetapkan.
Dari sisi layanan, upaya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan
dilaksanakan melalui implementasi prosedur layanan yang menekankan pada
pencapaian standar mutu, ketepatan waktu dan standar jumlah.

Riset dan Pengembangan


Unit Riset dan Pengembangan (Risbang) merupakan suatu unit di Perusahaan yang
mengembangkan dan menciptakan produk-produk baru. Unit Risbang dilengkapi
fasilitas antara lain: laboratorium analisis, laboratorium formulasi, laboratorium
ekstrak bahan baku alam dan kebun percobaan. Unit Risbang melakukan penelitian
formulasi, baik untuk sediaan modern maupun herbal medicine, sintesa kimia
sederhana dan analisis tanaman obat.
Pemasaran
PT Kimia Farma Tbk sebagai Holding melakukan kegiatan pemasaran di pasar dalam
negeri maupun pasar ekspor untuk permintaan obat-obat etikal, generik dan OTC.
Dengan didukung oleh lebih kurang 366 orang Medical Sales Representative yang
tersebar diseluruh Indonesia, mengcover 21.800 orang dokter, 276 buah rumah
sakit serta 9.020 buah apotek. Selain pasar domestik, Perusahaan juga merintis
pengembangan pasar ekspor untuk produk obat dan bahan baku ke beberapa
negara di kawasan Asia, Eropa dan Afrika.
Kondisi pasar farmasi nasional mengalami penurunan dari segi pertumbuhan pasar.
Pertumbuhan ini terjadi pada: sector Apotek sebesar 8,1%, sektor Toko Obat 8,7%
dan sektor Rumah Sakit 17,9%. Sedangkan pertumbuhan di sektor non panel
market sebesar 17,9%. Penurunan pertumbuhan pasar farmasi nasional tersebut
disebabkan antara lain melemahnya daya beli masyarakat yang diakibatkan situasi
dan kondisi perekonomian yang belum mendukung. Produk-produk perusahaan
berhasil tumbuh sebesar 11,9%, memang masih rendah jika dibandingkan dengan
pertumbuahan pasar farmasi, diakibatkan rendahnya pertumbuhan obat generik.
Pertumbuhan yang besar terjadi produk CHP (Consumer Health Product) tumbuh
20% dan tumbuhnya penjualan ekspor sebesar 65% senilai Rp.38,46 milyar.
Walaupun pertumbuhan penjualan produk perusahaan hanya mencapai 11,90%,
namun ada trend yang menggembirakan yaitu adanya kenaikan penjualan untuk lini
produk Consumer Health Product yang sudah sejalan dengan strategi perusahaan
untuk menggalakkan produk dari lini ini. Untuk mendorong peningkatan penjualan
dan permintaan produk Perusahaan, telah dilakukan beberapa upaya pemasaran
antara lain sbb:

1. Perluasan cakupan outlet sekitar 12.000 dalam rangka meningkatkan


penjualan
2. Melakukan pengembangan produk baik secara formulasi maupun kemasan
dan peluncuran produk baru
3. Melakukan kegiatan pemasaran yang lebih terencana dan lebih agresif
4. Mengembangkan kemampuan tenaga-tenaga pemasaran melalui pelatihan
dan perencanaan yang solid
5. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan Distribusi dan Ritel
6. Meningkatkan kinerja dan produktivitas tenaga pemasar dengan sistem
insentif yang menarik.
Unit pemasaran telah memperkuat timnya dengan melakukan penambahan tenaga
pemasaran atau Medical Representative (MR) yang terdiri dari MR Ethical 199
orang, MR-CHP 81 orang, MR-OGB 50 orang dan MR Institusi 28 orang, sehingga
jumlah total tenaga MR sebanyak 358 orang. Dengan tenaga pemasaran yang ada
tersebut dapat dicakup kegiatan promosi ke Dokter sebanyak 21.800, Apotek
sebanyak 9.920, Rumah Sakit sebanyak 276, Toko Obat sebanyak 3.050.
Perusahaan menempatkan diri masuk sepuluh besar rangking Industri Farmasi di
Indonesia dari 200 Industri Farmasi yang ada. Disamping produk perusahaan
sendiri, perusahaan juga melakukan penjualan produk-produk pihak ketiga melalui
Unit Distribusi/PBF dan unit Ritel/Apotek. Secara konsolidasi hasil penjualan
perusahaan mencapai Rp.1,82 trilyun, mengalami penurunan sebesar 5,69%,
dimana kontribusi penjualan di Holding sebesar Rp. 525,60 milyar,di sektor
distribusi Rp.822,28 milyar, dan dari sektor Ritel/Apotek sebesar Rp.882,80 milyar.
Terjadinya penurunan penjualan disebabkan karena adanya penurunan penjualan di
sektor Distribusi/PBF dimana utamanya dalah penjualan di pasara institusi, karena
dana yang terbatas dan pergesaran pelaksanaan pengadaan oleh Pemerintah.
Distribusi
Unit Distribusi yang direpresentasikan oleh anak perusahaan PT Kimia Farma
Trading & Distribution (PT KFTD) sangat berperan penting dalam upaya peningkatan
penjualan produk-produk Kimia Farma. PT KFTD melayani penjualan ke pedagang
besar farmasi dan apotek yangtersebar luar di seluruh Indonesia. Jumlah oulet yang
dilayani tahun 2005 sebanyak 19.864 outlet, dengan tenaga salesmen sejumlah
216 orang. Selain itu guna melakukan penambahan muatan distribusi, PT KFTD juga
bertindak sebagai agen diantaranya dari: PT Merapi (infus), PT Tirta Santana (kasa
elastis), PT Duta Kaizar, PT Mahakam Beta Farma, PT Bio Farma, dan PT Reddis
Papua.
Ritel

PT Kimia Farma Apotek, adalah Anak Perusahaan yang mengelola kegiatan usaha
ritel melalui pengoperasian apotek milik perusahaan maupun apotek kerja sama
operasi yang secara keseluruhan saat ini berjumlah 323 apotek. Apotek Kimia
Farma melayani resep dokter, penjualan obat bebas dan alat kesehatan. Selain itu
untuk menunjang kegiatan usaha di atas, apotek Kimia Farma juga dilengkapi
dengan cakupan pelayanan lainnya seperti praktek dokter, penjualan optik dan
swalayan farmasi, serta layanan swamedikasi. Apotek Kimia Farma dikelola oleh
tenaga Apoteker yang bekerja penuh waktu untuk memberikan layanan asuhan
kefarmasian dengan baik.
keberhasilanbisnistidakhanyabergantungpadakuatnyajaringandistribusi.
Namunjugadipengaruhistrategimanajemendalammendesain program
menarikuntukpenggunaakhirdansaluranpenjualan.
Kimia Farmabaru-baruinimengadakan program
untukmembangunloyalitaspelanggandenganapotikdanmanajemen. Yaitu,
bentukpenghargaanterhadap para pelanggan.
Program yang diadakanuntuk kali pertamainidiselenggarakansecaraserentakpada
512 apotik Kimia Farma di seluruh Indonesia. Melalui program ini, Kimia
Farmabesertadewankomisarisdandewandireksi PT Kimia FarmaApotek (KFA)
melayanilangsung para pelanggan.

Laboratorium Klinik & Klinik Kesehatan


Sebagai perwujudan paradigma baru Perusahaan menjadi Perusahaan pelayanan
kesehatan, maka Perusahaan mengembangkan kegiatan usaha baru berupa
layanan Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan.
Adapun layanan yang diberikan yaitu :

Jasa Layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik sebagai penunjang diagnosa


seperti pemeriksaan kesehatan (medical check up).

Konsultasi dan pemeliharaan kesehatan.

Sampai dengan tahun 2005 jumlah Laboratorium Klinik yang beroperasi sebanyak
19 outlet yang tersebar di Jawa, Bali dan Batam. Sedangkan jumlah Klinik Kesehatan
pada tahun 2005 sebanyak 9 klinik di Jawa dan Bali, termasuk di lingkungan Kantor
Pusat PT Indosat.
Sumber Daya Manusia
Perusahaan menyadari bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) berperanan penting
dalam menjaga keberlangsungan perusahaan, oleh karena itu Perusahaan

menetapkan strategi pengembangan SDM yang selaras dengan strategi bisnis yang
telah ditetapkan, dalam arti implementasi manajemen SDM harus mampu
meningkatkan kompetensi dan komitmen karyawan pada perusahaan, sehingga
dapat menjamin tercapainya implementasi strategi bisnis.
Perusahaan mengalokasikan cukup dana untuk program pengembangan SDM.
Program pelatihan, seminar dan lokakarya, baik di dalam maupun luar negeri untuk
memperluas wawasan dan meningkatkan ketrampilan karyawan.
Risiko Perusahaan
Sebagaimana halnya dengan bidang-bidang usaha lainya, bidang usaha yang
dilakukan Perusahaan juga tidak terlepas dari risiko yang disebabkan oleh berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perusahaan. Berkaitan dengan hal
ini, Perusahaan berupaya meminimalkan risiko dengan melakukan pengamatan
yang seksama terhadap risiko tersebut. Menurut Manajemen, risiko-risiko usaha
yang mungkin dihadapi Perusahaan adalah sebagai berikut:

Risiko perubahan mata uang depresiasi nilai rupiah terhadap valuta asing

Sebagian besar bahan baku obat Perusahaan diimpor, sedangkan pendapatan


Perusahaan saat ini sebagian besar dalam mata uang Rupiah. Apabila terjadi
depresiasi nilai mata uang Rupiah maka akan meningkatkan harga pokok penjualan
produk Perusahaan dan hal ini akan mempengaruhi kinerja usaha Perusahaan.

Risiko pasokan bahan baku

Bahan baku obat Perusahaan sebagian berasal dari pihak ketiga, baik lokal maupun
impor. Keterlambatan dalam pengiriman, kesulitan melakukan pembelian bahan
baku serta kebijakan Pemerintah mengenai impor, dapat berpengaruh pada
kelangsungan pasokan bahan baku, yang pada akhirnya dapat mengganggu
kegiatan produksi Perusahaan.

Risiko persaingan usaha

Di industri farmasi tidak terdapat pemain yang memiliki pangsa pasar secara
dominan. Pesaing Perusahaan berusaha meningkatkan pangsa pasar dengan
mengeluarkan produk baru serta memperbaharui produk lama. Munculnya pesaing
baru mungkin akan mengakibatkan pangsa pasar Perusahaan berkurang dan dapat
mempengaruhi kinerja Perusahaan.

Risiko perekonomian

Kondisi perusahaan farmasi dapat dipengaruhi oleh perubahan perekonomian


nasional, seperti infl asi yang tinggi. Hal tersebut akan menurunkan daya beli
konsumen dan berakibat turunnya pendapatan Perusahaan.

Risiko perubahan peraturan

Kegiatan usaha dibidang farmasi merupakan bidang kegiatan usaha yang diatur
secara ketat oleh Pemerintah, misalnya aturan tentang penetapan harga jual obat.
Perubahan peraturan tersebut dapat mempengaruhi penjualan dan keuntungan
Perusahaan. Di samping itu, adanya Undang-Undang Perlindungan Konsumen,
Undang-Undang Paten, Undang-Undang Persaingan Usaha dan Undang-Undang
Otonomi Daerah juga dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perusahaan.

Risiko kegagalan pengembangan usaha (Investasi)

Dalam upaya mempertahankan serta meningkatkan penjualannya, Perusahaan


secara berkesinambungan memasarkan produk baru kepada masyarakat. Dalam
hubungan ini kegagalan yang terjadi dalam pemasaran produk baru Perusahaan
dapat mengakibatkan pengaruh yang negatif terhadap pendapatan Perusahaan.
Saat ini Perusahaan sedang mengembangkan kegiatan usaha baru berupa
Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan. Kegagalan dalam pengembangan usaha
tersebut akan membebani keuangan Perusahaan.

Risiko pemalsuan obat

Saat ini banyak beredar produk farmasi yang dipalsukan di Indonesia. Produkproduk palsu tersebut seringkali memiliki bentuk dan fi sik yang sama dengan
produk aslinya, tetapi memiliki komposisi dan kualitas yang tidak memenuhi
ketentuan persyaratan dari Badan POM. Semakin banyaknya obat palsu yang
beredar di pasaran akan menyebabkan turunnya kepercayaan konsumen terhadap
produk aslinya. Apabila pemalsuan ini dilakukan terhadap produk-produk
Perusahaan maka akan berdampak negatif pada pendapatan Perusahaan.

Risiko produk rusak

Produk yang telah beredar di pasaran dapat mengalami kerusakan, hal ini dapat
disebabkan antara lain oleh distribusi yang kurang baik atau sebab-sebab lain di
luar kendali perusahaan. Produk rusak ini dapat menimbulkan klaim dari konsumen
dan mengurangi tingkat kepercayaan konsumen. Apabila hal ini terjadi pada produk
Perusahaan, maka akan menurunkanpendapatan dan meningkatkan beban
Perusahaan.

Risiko pemogokan karyawan

Karyawan merupakan salah satu faktor penentu dalam menjalankan kegiatan usaha
Perusahaan. Apabila terjadi pemogokan masal karyawan, akan menghambat
kegiatan usaha Perusahaan.

Risiko dampak lingkungan

Dalam kegiatan produksinya, terdapat limbah produksi berbentuk padat, cair dan
gas. Perusahaan telah melakukan pengelolaan limbah produksi sesuai ketentuan,
tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan terjadinya pencemaran yang diakibatkan
oleh limbah industri, sehingga dapat memberikan risiko tuntutan hukum bagi
Perusahaan.
Analisis SWOT
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi
sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut
kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para
pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat
analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau
yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib
yang mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang
dihadapi oleh organisasi.
Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program pada saat ini.
2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
organisasi atau program pada saat ini.
3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa
depan.
4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang
datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi
dimasa depan.
Terjadinya krisis ekonomi yang multidimensi berdampak pada meningkatnya harga
obat-obatan terutama harga obat paten/merek dagang, kondisi ini sekaligus
berakibat pada tidak dapat terpenuhinya kebutuhan kesehatan masyarakat yang
tengah mengalami penurunan daya beli. Guna menanggulangi kondisi tersebut
dibutuhkan adanya peran serta industri farmasi khususnya dalam memproduksi,
mengembangkan dan memasyarakatkan obat-obatan yang harganya terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat baik diwilayah perkotaan maupun pedesaan. Salah
satu bentuk peran serta industri farmasi yang tengah dilakukan adalah dengan
memasarkan dan memasyarakatkan obat generik.
Strength / kekuatan :

Kimia Farma merupakan perusahaan yang mengeluarkan produk-produk kesehatan


untuk masyarakat. Banyak produk-produk kimia farma yang menjadi inovator
dengan mengembangkan obat-obatan serta rumusan kimia baru baik dengan
kemampuan sendiri ataupun melalui aliansi strategis dengan mitra internasional.
Serta banyak menghasilkan produk-produk baru yang berbasis teknologi tinggi.
Obat generik merupakan salah satu produk farmasi yang kompetitif karena memiliki
keunggulan harga lebih murah 2 8 kali harga obat paten/merek dagang
pertamanya dan memiliki kualitas yang sama dengan obat merek dagang
pertamanya.
Kebijakan memasyarakatkan dan memasarkan obat generik yang dilakukan oleh
perusahaan juga sejalan dengan meningkatnya jumlah permintaan konsumen akan
obat secara keseluruhan yang mencapai 9,93% per kapita, serta 92% potensi pasar
bisnis industri farmasi di Indonesia masih belum terpenuhi. Hal tersebut menjadi
peluang bisnis yang kompetitif bagi 200 industri farmasi yang ada di Indonesia
termasuk PT. Kimia Farma Tbk. untuk lebih mengembangkan obat generik sehingga
mampu memiliki daya saing strategis dan dapat meningkatkan kemampu labaan.
Guna mengantisipasi persaingan bisnis yang kompetitif di pasar industri farmasi
khususnya dalam memasarkan maka pihak manajemen PT. Kimia Farma Tbk. harus
mengupayakan untuk menerapkan strategi bersaing.
Faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan oleh PT. Kimia Farma Tbk. dalam
menghadapi persaingan bisnis obat generik meliputi ; pengetahuan dan persepsi
masyarakat terhadap kualitas obat generik, faktor peluang dan ancaman yang
dihadapi perusahaan serta faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaan, merupakan keseluruhan faktor yang menjadi dasar pertimbangan
dalam memasarkan obat generik.
Weakness / kelemahan :
Kinerja atribut/variabel obat generik sebagai berikut ; kinerja atribut kemasan dan
variasi (keragaman) obat generik memiliki penilaian yang negatif, sehingga pihak
manajemen perusahaan perlu menetapkan upaya/tindakan untuk lebih
meningkatkan kemasan produk agar lebih menarik perhatian dan meyakinkan
konsumen serta menambah varian-varian baru agar konsumen memiliki pilihan
alternatif dalam mengkonsumsi obat generik.

Opportunity / peluang :
1. Besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat perkapita
menyebabkan pasar potensial yang bisa dikembangkan.

2. Kecenderungan berkembangnya Sistem Penanganan Kesehatan yang wajar


yang dapat menyalurkan tenaga dokter termasuk dokter spesialis yang
dibutuhkan.
Threat / ancaman :
1. Adanya kompetisi internal yang cukup keras. Sesuatu yang diistilahkannya
perang saudara terutama terjadi di jalur pemasaran. Lebih spesifik lagi, di
produk-produk farmasi yang berada di kategori yang sama.
2. Adanya krisis ekonomi telah membuat daya beli obat rakyat Indonesia
menurun sehingga mengancam kelangsungan hidup industri farmasi nasional
terutama untuk pasar lokal.
3. Legal sistem belum dapat menanggulangi obat palsu secara efektif sehingga
harga obat menjadi lebih sulit dikontrol.
4. Semakin luasnya pasar yang ingin dicapai, yaitu menembus pasar
internasional akan semakin meningkat pula pesaing-pesaing bisnis farmasi.

You might also like