Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Industri merupakan suatu sektor yang sangat penting untuk meningkatan
perekonomian nasional, karena dari industrilah pendapatan perekonomian nasional
Indonesia dapat meningkat, walaupun saat ini peningkatannya belum terlihat begitu
besar. Selain itu, industri dapat menjadikan Indonesia menjadi negara yang tidak
bergantung lagi terhadap hasil produksi luar negeri untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri. Itulah mengapa indutri merupakan salah satu sektor yang sanagat
penting dalam sistem perekonomian Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu daerah penghasil tambang batu bara terbesar
di dunia. Salah satu daerah penghasil tambang terbesar di Indonesia adalah
Kalimantan Selatan. Pertumbuhan tambang di Kalimantan Selatan sendiri semakin
pesat karena semakin banyak lahan tambang baru yang ditemukan. Namun
pertumbuhan yang pesat tidak diimbangi dengan pengelolaan yang baik oleh pihakpihak yang bertanggung jawab. Kurangnya sosialisasi tentang pengelolaan tambang
dengan baik, menyebabkan banyak dampak buruk yang dihasilkan. Walaupun
sekarang belum terlalu terasa, namun beberapa tahun lagi dampak pengelolaan
tambang yang salah bisa mengganggu stabilitas ekosistem.
Maka dari itu, perlu adanya usaha-usaha yang dilakukan dari sekarang untuk
mengatasi pengelolaan tambang yang salah. Mulai dari sosialisasi sampai tindakan
nyata. Sehingga diharapkan keseimbangan alam akan selalu terjaga.
1.2.
Rumusan Masalah
1.3.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
3.1.
Batubara
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil yang merupakan sumber energi
terpenting untuk pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok
untuk produksi baja dan semen. Namun demikian, batubara juga memiliki karakter
negatif yaitu disebut sebagai sumber energi yang paling banyak menimbulkan
polusi akibat tingginya kandungan karbon. Sumber energi penting lain, seperti gas
alam, memiliki tingkat polusi yang lebih sedikit namun lebih rentan terhadap
fluktuasi harga di pasar dunia. Dengan demikian, semakin banyak industri di dunia
mulai mengalihkan fokus energi ke batubara. Dengan tingkat produksi saat ini (dan
apabila cadangan baru tidak ditemukan), cadangan batubara global diperkirakan
habis sekitar 112 tahun ke depan. Cadangan batubara terbesar ditemukan di
Amerika Serikat, Russia, Cina dan India.
1. Cina
1840.0 Mt
6. Rusia
165.1 Mt
2. USA
500.5 Mt
7. Afrika Selatan
144.7 Mt
3. Australia
269.1 Mt
8. Kazakhstan
58.4 Mt
4. Indonesia
258.9 Mt
8. Polandia
57.6 Mt
5. India
228.8 Mt
10. Kolombia
55.6 Mt
Sepuluh Besar Produsen Batubara Tahun 2013
Sumber: BP Statistical Review of World Energy 2014
Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia.
Sejak tahun 2005, ketika melampaui produksi Australia, Indonesia saat ini adalah
eksportir terdepan batubara thermal. Sebagian besar batubara thermal yang
diekspor terdiri dari jenis kualitas menengah (antara 5100 dan 6100 cal/gram) jenis
kualitas rendah (di bawah 5100 cal/gram) di mana sebagian besar permintaan
berasal dari Cina dan India. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh
Kementerian Energi Indonesia, cadangan batubara Indonesia diperkirakan habis
sekitar 83 tahun apabila tingkat produksi saat ini diteruskan. Berkaitan dengan
cadangan batubara global, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-13 dengan
sekitar 0.6 persen dari total cadangan batubara global terbukti berdasarkan Tinjauan
Statistik BP tentang Energi Dunia. Sekitar 60 persen dari cadangan batubara total
Indonesia terdiri dari batubara kualitas rendah yang lebih murah (sub-bituminous)
yang mengandung kurang dari 6100 cal/gram.
Sejumlah kantung cadangan batubara yang lebih kecil terdapat di pulau Sumatra,
Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, namun demikian tiga daerah terbesar
sumberdaya batubara Indonesia adalah:
1. Sumatra Selatan
2. Kalimantan Selatan
3. Kalimantan Timur
Industri batubara Indonesia agaknya hanya dikuasai oleh produsen besar dan
banyak pelaku skala kecil yang memiliki tambang batubara kecil dan konsesi
tambang batubara (terutama di Sumatra dan Kalimantan).
Sejak awal tahun 1990an, ketika sektor pertambangan batubara dibuka kembali
untuk investasi luar negeri, Indonesia mengalami peningkatan produksi, ekspor dan
penjualan batubara dalam negeri. Penggunaan batubara dalam negeri secara relatif
masih rendah. Ekspor batubara Indonesia berkisar antara 70 sampai 80 persen dari
produksi batubara total, sisanya dijual di pasar domestik. Produksi, ekspor dan
penjualan dalam negeri diperkirakan meningkat paling sedikit sepuluh persen
setiap tahun selama lima tahun ke depan. Adapun hal hal yang mendorong
peningkatan produksi dan ekspor batubara di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Batubara adalah kekuatan dominan di dalam pembangkitan listrik. Paling
sedikit 27 persen dari output energi total dunia dan lebih dari 39 persen seluruh
listrik dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga batubara karena kelimpahan
batubara, perolehan batubara yang relatif mudah dan murah, termasuk
3.2.
batubara adalah salah satu bahan tambang yang memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Indonesia adalah salah satu negara penghasil batubara terbesar no.4
setelah Australia hingga tahun 2013. Hal positifnya adalah bertambahnya devisa
negara dari kegiatan penambanganya dan hasil ekspornya. Secara teoritis usaha
pertambangan
ditujukan
untuk
kesejahteraan
masyarakat.
Para
industri
Gambar 2.1. Air limbah PT. Newmont yang dibuang ke tanah dan langsung
mengalir ke Sungai Tongo Sejorong. Sumber: www.mongabay.co.id
2. Pencemaran udara
Polusi/pencemaran
udara
yang
kronis
sangat
berbahaya
bagi
Penambangan
batubara
dapat
merusak
vegetasi
yang
ada,
sifat tanah terutama sifat fisik tanah dimana susunan tanah yang terbentuk
secara alamiah dengan lapisan lapisan yang tertata rapi dari lapisan atas ke
lapisan bawah akan terganggu dan terbongkar akibat pengupasan tanah
tersebut.
Gambar 2.2. Bekas galian batubara yang menganga seperti danau di Kalimantan
Tengah. Sumber: Walhi Kalteng
3.4.
parah, baik itu air, tanah, udara, dan hutan, Air Penambangan batubara secara
langsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah pencucian batubara
tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah pencucian tersebut
mencemari air sungai sehingga warna air sungai menjadi keruh, asam, dan
menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan pencucian batubara tersebut.
Limbah pencucian batubara setelah diteliti mengandung zat-zat yang sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi. Limbah tersebut
mengandung logam berat yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia
seperti kanker kulit.
3.5.
Dampak
Industri
Pertambangan
Batubara
dalam
Hal
Sosial
Kemasyarakatan
Dampak yang ditimbulkan dari industri pertambangan batubara bukan hanya
pada lingkungan dan manusia saja, tetapi hal tersebut juga menganggu kehidupan
sosial masyarakat akibat aktivitas pertambangan
batu bara
yang ada di indonesia. Pemerintah harus menyadari bahwa tugas mereka adalah
9
memastikan bahwa masa depan seharusnya dimotori oleh energi bersih dan
terbarukan. Dengan cara ini, kerusakan pada manusia dan kehidupan sosialnya
serta kerusakan ekologi dan dampak buruk perubahan iklim dapat dihindari.
Sayangnya, Pemerintah Indonesia ingin percaya bahwa batubara jawaban
dari permintaan energi yang menjulang, serta tidak bersedia mengakui potensi luar
biasa dari energi terbarukan yang sumbernya melimpah di negeri ini.
Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak yang ditimbulkan
oleh penambang batu bara dapat ditempuh dengan beberapa pendekatan, untuk
dilakukan tindakan-tindakan tertentu sebagai berikut :
1. Pendekatan
teknologi,
dengan
orientasi
teknologi
preventif
ke
arah
pelat
kondensor tempat
partikel-partikel
tersebut
berakumulasi dan dapat dibuang. Filter kain, juga disebut rumah kantong
merupakan suatu pendekatan alternatif dan mengumpulkan partikel-partikel
dari gas pembakaran pada kain dengan tenunan yang rapat terutama dengan
pengayakan. Penggunaan peralatan pengendali partikel halus memiliki
dampak utama pada kinerja lingkungan hidup dari pusat pembangkit listrik
tenaga uap. Pada pusat pembangkit listrik Lethabo di Afrika Selatan, alat
curah elektrostatik membuang 99,8% debu terbang, sebagian dijual kepada
industri semen.
10
BAB III
11
PENUTUP
Kesimpulan
3.1.
Saran
Agar pemerintah lebih mengoptimalkan dan mensosialisasikan tentang AMDAL,
sehingga para penambang lebih memperhatikan dampak lingkungan dari pada keuntungan
semata. Diharap juga pemerintah lebih tegas menindak para penambang yang terbukti
melanggar peraturan penambangan agar para penambang terutama perusahaan-perusahaan
menggunakan teknologi yang ramah lingkungan sehingga dapat meminimalkan dampak
lingkungan dan resiko kecelakaan. Diharap dengan penambang yang bertanggung jawab
terhadap reklamasi lahan bekas penambangan, sehingga pada akhirnya tidak mengganggu
keseimbangan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
12
13