Professional Documents
Culture Documents
TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui tentang pemeriksaan angka kuman pada makanan dan
minuman
2. Mahasiswa mengetahui prosedur pemeriksaan angka kuman pada sampel
3. Mahasiswa
mengetahui kualitas sampel makanan atau minuman yang
diperiksa apakah sudah memenuhi standar kelayakan atau tidak
B. DASAR TEORI
Menentukan banyaknya mikroba dalam suatu bahan dilakukan untuk mengetahui
sampai seberapa jauh bahan itu tercemar oleh mikroba. Dengan mengetahui jumlah
mikroba maka dapat diketahui kualitas mikrobiologi dari bahan tersebut. (Endah. 2011)
Angka lempeng total merupakan salah satu cara untuk menghitung cemaran
mikroba, dimana cara ini merupakan bagian dari metode hitung cawan. Prinsip pada
metode hitungan cawan adalah jika sel jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan pada
medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan berkembangbiak membentuk koloni
yang dapat dilihat langsung dan dapat dihitung dengan menggunakan mata tanpa
mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitive untuk
menentukan jumlah sel jasad renik karena beberapa hal yaitu :
1. Hanya sel yang masih hidup yang dapat dihitung
2. Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung satu kali
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identitas jasad renik karena koloni yang
terbentuk mungkin berasal dari jasad renik yang menetap menampakkan
pertumbuhan yang spesifik .
Selanjutnya Fandias 1992 menambahkan didalam metode hitungan cawan bahan pangan
yang diperlukan mengandung lebih dari 300 sel jasad renik per ml atau per gram sampel
atau memerlukan perlakuan pengecekan sebelum ditumbuhkan pada medium agar.
Didalam cawan petri tersebut dalam jumlah yyang dapat dihitung dimana jumlah yang
terbaik adalah antara 30-300 koloni. Cara penumbuhan dalam perhitungan cawan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu metode tuang (pour plate) dan metode permukaan (surface
plate). Dalam metode tuang sejumlah contoh pengenceran yang dikehendaki dimasukkan
ke dalam cawan petri kemudian ditambahkan agar cair steril yang telah didinginkan
sebanyak 15-20 ml dan digoyangkan supaya sel-sel mikroba dalam contoh menyebar rata
pada permukaan, dengan metode permukaan terlebih dahulu dibuat agar dan kemudian
dituang ke dalam cawan sebnayak 0,1 ml contoh yang diencerkan dipipet pada
permukaan agar tersebut dan diratakan dengan bekas gelas melengkung yng steril. Jika
semua pengenceran dihasilkan kurng dari 30 koloni pada cawan petri berarti pengenceran
yang dilakukan terlalu tinggi oleh karena itu jumlah koloni pada pengenceran terendah
yang dihitung adalah 30. Jika semua pengenceran yang dihasilkan lebih dari 300 koloni
pada cawan petri berarti pengenceran yang dilakukan terlalu rendah. Jumlah mikroba
dapat dihitung dengan beberapa cara namu secara garis besar dibedakan menjadi :
1. cara langsung, hasil perhitungan secara langsung menunujukkan seluruh jumlah
mikroba yang masih hidup maupun yang sudh mati. Caranya :
murni, kit dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai
sampel.
Isolasi dapat dilakukan dengan menggunakan media cair dengan cara
pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah
mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam
tabung. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan sumber isolat yang telah
diketahui beratnya ke dalam 9 ml garam fisiologi (NaCl 0,85 %) atau larutan
buffer pospat. Larutan ini berperan sebagai penyangga PH agar sel bakteri tidak
rusak akibat menurunnya PH lingkungan. Pengenceran dapat dilakukan beberapa
kali agar biakan yang didapatkan tidak terlalu padat yang menimbulkan biakan
yang terlalu padat dan membingungkan pembacaan hasil. Tujuan dari
pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang
tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat
pengenceran bergantung pada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel.
Digunakan perbandingan 1:9 untuk sampel pada mikroorganisme dari
pengenceran sebelumnya. (syarif Udin. 2014)
Perhitungan angka kuman
Alat penghitung koloni kuman dinamakan kolony counter. kolony counter
didasrkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme yang hidup dalam
suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah ditumbuhkan dalam media
pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Setelah diinkubasi jumlah koloni yang
tumbuh dihitung dan merupkan perkiraan atau dugaan dari jumlah
mikroorganisme dalam suspensi tersebut. Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal
dari satu sel mikroorganisme karena beberapa mikroorganisme tertentu cenderung
membentuk kelompok atau berantai. Berdasarkan hal tersebut digunakn istilah
Coloni Forming Units (CFUs) per ml. koloni yang tumbuh berasal dari suspensi
yang diperoleh menggunakan pengenceran bertingkat dari sebuah sampel yang
ingin diketahui jumlah bakterinya (Nyoman Mastra, dkk. 2015).
Syarat kolonii yang ditentukan untuk dihitung adalah :
a. Satu koloni dihitung satu koloni
b. Dua koloni yang bertumpuk dihitung satu koloni
c. Beberapa koloni yang berhubungan dihitung satu koloni
d. Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung dua
koloni
e. Koloni yang lebih besar dari setengah cawan tidak dihitung
f. Koloni yang beasarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung sat
koloni
C. METODE
Metode yang digunakan adalah metode tuang