You are on page 1of 3

1.

Daun Pandan dan Tanaman Salam


Daun pandan ( Pandanus amaryllifoius) dan tanaman salam (Syzygium polyanthum)
merupakan tanaman yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai campuran
bumbu masak, pengawet, penambah aroma dan pewarna pada produk makanan. Aroma khas
daun salam disebabkan oleh minyak atsiri yang terkandung di dalamnya.
Kandungan senyawa aromatic daun salam terdiri dari :

Golongan seskuiterpena (25.5%)


Aldehida (14,5%)
Keton (10.9%)
Asama lemak (10.9%)
Alkohol (9.1%)
Monoterpena (9.1%)
Hidrokarbon alifatik dan siklik (7.3%)
Ester (3.6%)
Diterpena (1.8%)
dan Senyawa golongan lain (7.3%)

Kandungan kimia pandan wangi diantaranya :

Alkaloida
Saponin
Flavanoid
Polifenol
Tanin
dan Zat warna

2. Metoda penelitian dan aktivitas farmakologi


Pemilihan pelarut organik yang digunakan dalam ekstraksi komponen-komponen
bioaktif dari tanaman merupakan faktor penting. Etil asetat mampu mampu melarutkan
komponen dari golongan alkaloida, aglikon, glikosida, sedangkan etanol umumnya dapat
mengekstrak komponen dari glikosida dan sedikit minyak atsiri serta air umumnya
melarutkan komponen dari golongan gula, asam amino dan glikosida.
2.1 Metode penelitian
2.1.1

Alat dan bahan yang digunakan :

Daun salam dan pandan yang segar dan tua


Etilasetat
Etanol
Aquades

2.1.2

Kultur bakteri Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Pseudomonas


aeruginosa dan Escherichia coli
NaCl murni
Soxhlet
Penangas air shaker
Rotavapor
Tabung-tabung vial
Autoklaf
Jangka sorong
Alat-alat untuk uji aktivitas antibakteri

Metode percobaan

Ekstraksi senyawa pada daun pandan dan daun salam

50 g Daun pandan dan daun Salam segar


tua- Dikeringkan dengan oven
-

Dibubukkan dan di haluskan


Di ekstraksi dengan akuades, etanol,
etilasetat
Dipanaskan di atas penangas
Difiltrasi

Residu
-

Residu

Filtrat
Dimaserasi
Disaring

Filtrat

- Dilakukan ekstraksi bertingkat menggunakan etanol


- kemudian etanol etilasetat
- kemudian etilasetat

Ekstrak daun

Uji aktivitas antimikroba pada daun pandan dan daun salam menggunakan
metode difusi agar

Agar yang di homogenkan dengan


mikroba pada cawan petri

Dilubangi oleh perforator dan di


masukkan senyawa uji
Diinkubasi sesuai dengan kondisi yang
diperlukan mikroba

Hasil pertumbuhan

Di ukur diameter lubang perforasinya di lakukan pengamatan dan di tuliskan


hasil pengamatannya dan di buat kesimpulannya.

2.2 Identifikasi aktivitas farmakologi pada senyawa yang terkandung dalam daun
salam dan pandan sebagai antimikroba
Analisis menggunakan kromatografi gas menunjukkan minyak atsiri daun salam
mengandung sekitar 28 komponen, salah satunya eugenol
Analisis dengan kromatografi lapis tipis memberikan hasil bahwa minyak atsiri
daun salam terdiri dari seskuiterpen lakton yang mengandung fenol
Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa kandungan senyawa minyak atsiri pada
daun salam memiliki aktivitas anti mikroba pada E. coli, S. aureus, Vibrio
cholera, Salmonella sp., tetapi tidak terhadapa Enterobacter sp.
3. Kesimpulan
Ekstrak daun salam dan daun pandan memiliki aktivitas farmakologi sebagai anti
mikroba yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba secara baik.
Aktivitas antibakteri ekstrak dari daun salam memiliki aktivitas yang paling tinggi
dibandingkan dengan ekstrak daun pandan. Hal ini dimungkinkan dari pelarut atau
penarik senyawa yang digunakan saat ekstraksi, karena komposisi daun salam memiliki
banyak senyawa-senyawa yang dapat lebih mudah di tarik oleh pelarut etil asetat maka
senywa pada daun salam akan banyak terikat oleh etilasetat sehingga senyawa-senyawa
di dalamnya akan lebih baik sebagai antimikroba pada uji tersebut. Penggunaan suhu juga
merupakan metode yang dapat meningkatkan proses ekstraksi yang relatif lebih efisien
dan baik sehingga dapat tercapainya tujuan aktivitas antimikroba yang sesuai harapan.

You might also like