Professional Documents
Culture Documents
Alkaloida
Saponin
Flavanoid
Polifenol
Tanin
dan Zat warna
2.1.2
Metode percobaan
Residu
-
Residu
Filtrat
Dimaserasi
Disaring
Filtrat
Ekstrak daun
Uji aktivitas antimikroba pada daun pandan dan daun salam menggunakan
metode difusi agar
Hasil pertumbuhan
2.2 Identifikasi aktivitas farmakologi pada senyawa yang terkandung dalam daun
salam dan pandan sebagai antimikroba
Analisis menggunakan kromatografi gas menunjukkan minyak atsiri daun salam
mengandung sekitar 28 komponen, salah satunya eugenol
Analisis dengan kromatografi lapis tipis memberikan hasil bahwa minyak atsiri
daun salam terdiri dari seskuiterpen lakton yang mengandung fenol
Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa kandungan senyawa minyak atsiri pada
daun salam memiliki aktivitas anti mikroba pada E. coli, S. aureus, Vibrio
cholera, Salmonella sp., tetapi tidak terhadapa Enterobacter sp.
3. Kesimpulan
Ekstrak daun salam dan daun pandan memiliki aktivitas farmakologi sebagai anti
mikroba yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba secara baik.
Aktivitas antibakteri ekstrak dari daun salam memiliki aktivitas yang paling tinggi
dibandingkan dengan ekstrak daun pandan. Hal ini dimungkinkan dari pelarut atau
penarik senyawa yang digunakan saat ekstraksi, karena komposisi daun salam memiliki
banyak senyawa-senyawa yang dapat lebih mudah di tarik oleh pelarut etil asetat maka
senywa pada daun salam akan banyak terikat oleh etilasetat sehingga senyawa-senyawa
di dalamnya akan lebih baik sebagai antimikroba pada uji tersebut. Penggunaan suhu juga
merupakan metode yang dapat meningkatkan proses ekstraksi yang relatif lebih efisien
dan baik sehingga dapat tercapainya tujuan aktivitas antimikroba yang sesuai harapan.