You are on page 1of 17
BABII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Operasional 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Hasibuan (2004:2) pengertian manajemen adalah sebagai berikut “Management is a distinct process consisting of planning, orgainizing, actuating, and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources” Menurut HB. Siswanto (2003;2) mengemukakan bahwa_pengertian manajemen adalah “seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan” Dari dua pengertian di atas, maka dapat ditarik simpulan bahwa manajemen adalah suatu seni dan ilmu dalam proses _pereneanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengarahan, pemotivasian, dan pengenda terhadap sumber daya organisasi dan mekanisme Kerja untuk meneapai tujuan organisasi. 2.1.2 Pengertian Manajemen Operasional Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001;2), setelah dialihbahasakan ‘mengemukakan tentang pengertian manajemen operasional sebagai berikut 12 B “serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran, dimana kegiatan tersebut terjadi di semua sektor organisa Menurut Lee J. Krajewski dan Larry P.Ritzman (2002:6), mengemukakan bahwa : “The term operations management refers to the direction and control of the processes that transform inputs into products and services.” Dari dua definisi di atas, maka dapat dibuat simpulan bahwa manajemen operasional adalah serangkaian kegiatan dengan kepemimpinan dan pengendalian terhadap proses-proses mengubah masukan menjadi keluaran, baik dalam bentuk barang maupun jasa, di mana semua bagian organisasi berperan serta 2.2 Pengertian Manajemen Mutu Terpadu 2.2.1 Pengertian Mutu Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001:92) yang diadopsi oleh American Society for Quality Control, pengertian mutu adalah totalitas bentuk dan karakteristil barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk ‘memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi Sedangkan menurut Siswanto (2005;195) mutu (quadity) adalah : “suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, ‘manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.” Definisi mutu berdasarkan ISO 9000:2000, seperti yang dikutip oleh Rudi Suardi (2003;3) adalah : lerajat atau tingkat karakteristik yang melekat pada produk yang mencubupi persyaratan atau keinginan” 14 Dari tiga pengertian mutu yang dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mutu adalah suatu totalitas bentuk, Karakteristik dari barang atau jasa serta kondisi dan proses serta lingkungan secara keseluruhan yang menunjukkan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi. 2.2.2 Pengertian Manajemen Mutu dan Perkembangannya Pengertian Manajemen Mutu (Quality Manajemen) menurut Miranda dan A.W. Tunggal (2003:157) adalah : “Keseluruhan metode untuk mengatur mutu dalam suatu organisasi ‘meliputi produk, jasa, kinerja proses dan sumber daya manusia.” Masih menurut Miranda dan A.W. Tunggal (2003;157) manajemen mutu menggabungkan trilogi mutu untuk menyukseskan semua program perbaikan ‘yang meliputi perencanaan mutu, pengendalian mutu dan perbaikan mutu yang dilaksanakan melalui kerja Revolusi mutu yang dimulai sejak paruh kedua abad ke-20 di Jepang, m. sebetulnya sudah dimulai jauh sebelumnya, dan Edwards Deming (1900-1994) dianggap telah memberikan sumbangan terbesar tethadap gerakan mutu, Intisari manajemen mutu Deming terdiri dari dua bagian, Pertama, Hindari Tujuh Penyakit Mematikan. Kedua, Ikuti Empat Belas Butir Prinsip Mutu, Keduanya dilaksanakan dalam siklus proses yang dikenal sebagai Siklus PDCA, "PLAN : Rencanakan proses mutu yang berorientasi pada kebutuhan pelanggan; * DO : Implementasikan PLAN di atas dengan konsisten: * CHECK : Monitor jalannya proses, kemudian lakukan evaluasi_ untuk perbaikan; © ACT : Integrasikan tindakan perbaikan di atas ke dalam PLAN pada siklus berikutnya. Sedangkan, Empatbelas Butir Falsafah Mutu Deming, terangkum dalam butir-butir, sebagai berikut : a. Pertahankan semangat menuju perbaikan. b, Ciptakan filosofi Kualitas terbaru, c. Hentikan kebergantungan pada penilaian massa. 4. Akhiri praktik bisnis perolehan keuntungan dalam jangka waktu pendek. e. Tingkatkan sistem terus menerus. f. Sclenggarakan pelatihan untuk memperbaiki kinerja karyawan, g. Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi membantu manusia. h. Singkirkan rasa takut untuk mengajukan pertanyaan. i. Hilangkan kendala dalam hubungan antar karyawan. j. Hilangkan slogan, tuntutan, dan target kerja k. Hilangkan angka-angka kuota. 1 Hilangkan rintangan menuju kebanggaan kerja m, Buatlah program pendidikan dan pelatihan yang bermutu. n. Bersiap-siaplah melakukan transformasi Bila empat belas butir di atas dilakukan oleh perusahaan secara konsisten, perusahaan akan bergerak kearah kesempumaan, Namun disisi lain terdapat tujuh hambatan yang dinamakan Tujuh Penyakit Mematikan, yaitu a. Perusahaan kurang konsisten terhadap tujuan proses mutu. b. Penekanan terlalu kuat pada laba jangka pendek. c. Sistem penilaian prestasi adalah pemeringkatan dan penilaian tahunan. 4d. Mobilitas manajemen kurang. ¢. Manajemen terlalu berfokus pada angka-angka saja. f. Biaya kesehatan yang berlebih, g. Biaya hukum yang berlebih, Khusus butir f. dan g. adalah khas Amerika Serikat 2.2.3 Pengertian Manajemen Mutu Terpadu \jemen-mutu ferpadu_ menurut 16 “Suatu pendekatan dalam menjatankan usaha yang mencoba untuk memaksinwmkan daya saing organisasi melalui perbaikan secara terus- menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya. Menurut Siswanto (2005:196) empat prinsip utama dalam manajemen mutu terpadu, yaitu 1 Kepuasan Pelanggan Yang dimaksud pelanggan di sini mencakup pelanggan internal maupun ekstemal, Dan dalam hal kebutuhan pelanggan yang berusaha dipuaskan dalam berbagai aspek yang meliputi harga, keamanan, dan ketepatan waktu, Mutu yang dihasilkan sama halnya dengan nilai yang diberikan untuk meningkatkan mutu hidup para pelanggan, Karenanya semakin tinggi yang diberikan kepada pelanggan maka semakin besar pula kepuasannya Menaruh rasa hormat terhadap setiap orang Menyadari bahwa setiap individu memiliki kreatifitas yang unik, karyawan dianggap sebagai sumber daya organisasi yang paling bemilai. Dengan demikian, setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat serta berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan. Manajemen berdasarkan fakta Setiap keputusan hendaknya selalu didasarkan pada fakta, bukan didasarkan pada intuisi, Dalam hal ini terdapat dua konsep penting, yaitu 1. Prioritas, yaitu suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada seluruh aspek pada waktu yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada 2. Variasi atau variabilitas kinerja manusia, yaitu dengan menggunakan data statistik untuk memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian integral dari sistem organisasi. Dengan demikian, manajemen dapat_memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang akan dilakukan 7 4. Perbaikan berkesinambungan Perbaikan yang berkesinambungan yang perlu dilakukan setiap perusahaan adalah menyangkut siklus PDCA (Plan — Do — Check — Action) yang terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil perencanaan, dan tindakan perbaikan tethadap hasil yang diperoleh. 2.3 Pengertian Sistem Mutu Pengertian Sistem Mutu (Quality System) menurut Miranda dan A.W. ‘Tunggal (2003:159) adalah “Bagian dari praktik, tanggung jawab, kebijakan dan prosedur yang digunakan oleh sebuah organisasi untuk metaksanakan dan mempertahankan tingkatan mutu dalam produk, proses dan jasa.” Menurut David L. Goetsch dan Stanley B. Davis (2000:443) definisi mutu adalah sebagai berikut : “The quatity system is composed of all the organization policies, prosedures, plans, resources, processes and delineation of responsibility and authority, all deliberately aimed at achieving product or service quality levels consistent with customer satisfaction and the organization's objectives. When these policies, prosedures, plans and so forth, are taken together, they define how the organization works and how quality is managed.” Masih menurut David L. Goetsch dan Stanley B. Davis (2000;443), setelah diterjemahkan, sistem mutu mencakup dokumentasi sebagai berikut : 1. A Quality policy (kebijakan mutu) Kebijakan atau pemyataan yang menjelaskan pendekatan organisasi terhadap mutu 2. The Quality manual (manual mutu) 18 Dokumen ini harus mengac diadopsi oleh perusahaan (ISO, OHSAS, HACCP, dil), Dalam dokumen, i juga secara khusus dimasukkan bagan organisasi dan hal-hal yang pada setiap klausal sesuai standar mutu yang, menggambarkan tanggungjawab manajemen dalam pengoperasian sistem mutu, Sebagai bahan referensi terdapat prosedur jaminan mutu. 3. QA Procedures (prosedur jaminan mutu) Dokumen ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan organisasi untuk memenuhi Kebijakan mutu, Sebagai batas minimum ada prosedur bagi setiap Klausal standar mutu yang diterapkan (ISO, OHSAS, HACCP, SNI, dll). Prosedur tersebut biasanya untuk proses kerja yang memiliki dampak, baik pada mutu produk maupun jasa 4. Forms, records and so on (formulir, arsip dan lain-lain) Dokumen ini menyediakan bukti-bukti aktivitas bagi organisasi_ dan auditor, Dokumentasi ini digunakan untuk menjamin Konsistensi dalam proses kerja dan organisasi organisasi. Bagi auditor, dokumentasi tersebut digunakan untuk memeriksa pemenuhan terhadap mutu Dari dua pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem mutu adalah semua kebijakan, prosedur, rencana, sumber daya, proses dan gambaran tanggungjawab dan wewenang yang dilakukan secara bersamaan oleh organisasi dengan tujuan agar tercapainya tingkat mutu yang konsisten dan sesuai dengan tujuan organisasi 2.4 Pengertian Perbaikan Berkelanjutan Perbaikan berkelanjutan (Quality Improvement) menurut Miranda dan A.W Tunggal (2003;157) adalah semua aktifitas terorganisasi untuk memperbaiki mutu dan nilai produk atau jasa kepada pelanggan, Menurut Klausul 8.5.1 ISO 9001:2000 Perbaikan Berkesinambungan dalam organisasi harus terus menerus memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu melalui pemakaian kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tindakan korektif dan preventif dan tinjauan manajemen, 19 Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian perbaikan berkesinambungan adalah semua aktifitas organisasi yang terorganisir yang bertujuan untuk secara berkesinambungan memperbaiki keefektifan sistem ‘manajemen mutu melalui pemakaian kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tindakan korektif dan prevent 2.5 Pengertian SMK3L. 2.5.1 Pengertian Sistem Manajemen Kesehatan Kerja Menurut Pertamina dalam situsnya www-pertamina.com definisi sistem manajemen Kesehatan adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengelola Kesehatan kerja melalui upaya promotif, kuratif dan rehabilitatif terhadap pekerja, pekerjaan dan lingkungan kerja dalam rangka mewujudkan pekerja yang sehat dan produktif dalam lingkungan kerja yang kondusif, 2.5.2 Pengertian Kecelakaan Kerja dan Penycbabnya Dalam Permenaker no. Per 03/Men/1994 mengenai Program JAMSOSTEK, pengertian kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang kerumah melalui jalan iasa atau wajar dilalui.( Bab I pasal 1 butir 7), Menurut Departemen Kesehatan dalam situsnya www.depkes.go.id mendefinisikan kecelakaan kerja ada th kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang biasanya menyebabkan kerugian material dan penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat. Sedangkan menurut lembaga konsultan Det Norske Veritas (DNV) (2004:67) definisi kecelakaan adalah “Undesired event giving rise to death, ill health, injury, damage or other 20 Dari tiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa_pengertian kecelakaan kerja adalah Kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan, yang memberikan resiko kematian, gangguan kesehatan, cedera, serta kerusakan atau kerugian lainnya, yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, di tempat kerja maupun dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan sebaliknya melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui, Menurut departemen Kesehatan, dalam situsnya www.depkes.go.id, penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam 2 kelompok 1. Kondisi berbahaya (tusafe condition), yaitu yang tidak aman dari * Mes \, peralatan, bahan dan lain-lain eL yekungan kerja © Proses kerja ‘© Sifat pekerjaan © Cara kerja 2. Perbuatan berbahaya (wnsafé act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat terjadi antara lain karena : © Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana ‘© Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect) * Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh, ‘© Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik. 2.53. Istilah dalam K3 Menurut lembaga konsultan Det Norske Veritas (DNV) (2004:68), berikut beberapa istilah yang berkaitan dengan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, yaitu 1. Hazard (bahaya) Adalah sumber atau situasi yang berpotensi: membahayakan dalam hal melukai atau mencederai manusia, gangguan terhadap Kesehatan, kerusakan asset, kerusakan terhadap lingkungan tempat kerja atau kombinasinya. 2. Hazard Identification (Identifikasi Bahaya) Adalah proses mengenali bahaya yang ada dan menentukan karakteristiknya. 2 3. Incident (Peri wa atau Kejadian) Adalah suatu peristiwa yang menimbulkan kecelakaan atau memiliki potensi yang menuntun pada terjadinya kecelakaan 4. Occupational Health and Safety (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Adalah kondisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi karyawan tetap, pekerja sementara, personil Kontraktor, tamu dan orang lain yang berada dalam lingkungan kerja. 5. OH&S Management System Adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang. memfasilitasi manajemen resiko keselamatan dan Kesehatan kerja yang berhubungan dengan bisnis organisasi, Termasuk didalamnya_ struktur organisasi, aktivitasperencanaan, pertanggungjawahan, _ pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, penilaian dan mempertahankan kebijakan Keselamatan dan keschatan kerja organisasi. 6. Risk (Resiko) Adalah gabungan dari kemungkinan dan akibat yang timbul dari peri berbahaya yang terjadi. 7. Risk Assessment (Penentuan Resiko) Adalah keseluruhan proses perkiraan besamya resiko dan penentuan apakah resiko itu: masih dalam batas toleransi atau tidak 8. Safety (Keselamatan) Adalah suatu keadaan bebas atau aman dari resiko berbahaya yang tidak dapat diterima, 2.54 Pengertian Sistem Manajemen Lingkungan Menurut SNI 19-14001-1997 pengertian lingkungan adalah sekeliling tempat di mana suatu organisasi beroperasi, termasuk udara, air, tanah dan sumber daya alam, flora, fauna, manusia dan hubungan diantaranya Sedangkan pengertian Sistem —Manajemen Lingkungan menurut Pertamina dalam situsnya www.pertamina.com adalah + 2 wuatu sistem manajemen yang mengidentifikasikan, memahami dan ‘mengendalikan dampak negatif kegiatan perusahaan terhadap lingkungan hidup” Sistem Manajemen Lingkungan (SML) menurut FORKOM LK3 PERTAMINA-KPS (24-25 Agustus 2000) adalah satu bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang mempunyai standar untuk membuat kebijakan dan tujuan atau objective dengan memasukkan persyaratan hukum dan lainnya dan informasi dampak lingkungan signifikan. Dari dua definisi mengenai Sistem Manajemen Lingkungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian Sistem Manajemen Lingkungan adalah suatu bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang mempunyai standar_ untuk membuat kebijakan dan tujuan serta objektif sesuai dengan persyaratan hukum dan dampak lingkungan yang signifikan, serta mengidentifikasikan, memahami dan mengendalikan dampak negatif kegiatan perusahaan terhadap lingkungan. 2.8.5 Istilah dalam Manajemen Lingkungan Dalam Manajemen Lingkungan terdapat beberapa istilah mengenai Jingkungan, yaitu * Kebijakan Lingkungan, yaitu pernyataan oleh perusahaan tentang keinginan dan prinsip-prinsipnya dalam kaitannya dengan kinerja_lingkungan keseluruhan yang memberikan kerangka untuk tindakan dan untuk penentuan tujuan dan sasaran lingkungan, * Aspek, yaitu pandangan terhadap bagaimana terjadinya suatu peristiwa dari permulaan sampai akhir. * Tujuan Lingkungan, adalah cita-cita lingkungan secara menyeluruh, yang timbul dari kebijakan lingkungan, yang telah ditentukan perusahaan itu sendiri untuk dicapai, dan yang dikuantifikasikan bila memungkinkan, * Sasaran Lingkungan, adalah persyaratan_kimerja_secara inci, dikuantifikasikan bila dimungkinkan, berlaku untuk perusahaan, y ang 23 diturunkan dari tujuan lingkungan dan yang perlu ditentukan dan dipenuhi untuk meneapai tujuan lingkungan, = Audit Sistem Manajemen Lingkungan, adalah suatu proses verifikasi yang sistematik dan terdokumentasi untuk memperoleh dan mengevaluasi: bukti secara obyektif untuk menentukan apakah sistem manajemen lingkungan dari perusahaan sesuai dengan kriteria audit sistem manajemen lingkungan yang dibuat oleh perusahaan, dan untuk mengkomunikasikan hasil-hasil proses ini kepada manajemen. * Penyempumaan berkelanjutan, adalah proses peningkatan sistem manajemen Tingkungan untuk mencapai penyempurnaan kinerja lingkungan secara menyeluruh sejalan dengan kebijakan lingkungan perusahaan, * Kinerja Lingkungan, adalah hasil sistem manajemen lingkungan yang dapat diukur, yang berkaitan dengan pengendalian perusahaan terhadap aspek lingkungannya, didasarkan pada kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan. 2.6 ISO 14001:1996 Perkembangan, Pengertian dan Ruang Lingkupnya 2.6.1 Perkembangan ISO dan ISO 14001 Menurut Rudi Suardi (2003:21), ISO (The International Organization for Standardization) adalah badan standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan dengan perubahan barang dan jasa, ISO dapat disimpulkan sebagai koordinator standar kerja internasional, publikasi standar harmonisasi intemasional, dan promosi pemakaian standar internasional. Saat ini, ISO adalah sebuah organisasi internasional yang terdiri dari 130 negara yang berkedudukan di Jenewa, Swiss. Organisasi internasional ini terdiri dari lembaga standar nasional, yang antara lain meliputi anggota Masyarakat Ekonomi Eropa dan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Cina, Singapura, dan lain-lain. ISO didirikan pada tahun 1947 dengan misi awal ‘membuat dan memperkenalkan standardisasi intemasional untuk apa saja, Standar yang kita kenal antara lain adalah jenis film fotografi, ukuran kartu telepon, ketebalan kertas, dil. Aktivitas utama organisasi ini adalah pengonsepan standar 4 yang dilakukan oleh 34 anggota badan yang terdiri dari Bagian Teknik dan Administrasi yang melayani Komisi Teknik dan Komisi Pembantu, Berdasarkan paparan W.Lee Kuhre (1996:7), ada dua peristiwa sejarah yang dipandang penting dalam perkembangan ISO 14001, yaitu pengelolaan lingkungan dan standardisasi. Pengelolaan lingkungan baru benar-benar dimulai pada tahun 1960-an, dan diikuti dengan hukum-hukum dan kebijakan yang, banyak terbentuk antara tahun 1970 — 1980 akibat mukannya pencemaran yang sangat penting. Minimisasi limbah menjadi hal yang sangat populer dalam Komponen pengelolaan lingkungan pada akhir 1980 dan awal 1990-an. Sedangkan standarisasi secara Iuas di seluruh dunia mulai berlangsung secara luas, tapi masih Kurang pethatian terhadap lingkungan. Pada tahun 1980-an, berdasarkan hasil Kerja Deming dan para ahli, lingkungan mulai mendapat perhatian. ISO 14001 merupakan salah satu bagian dari seri ISO 14000 tentang Sistem Manajemen Lingkungan. ISO 14001 sendiri berisi syarat atau aturan komprehensif bagi suatu organisasi dalam mengembangkan sistem pengelolaan dampak lingkungan yang baik dan menyeimbangkannya dengan kepentingan bisnis, yang disebut Sistem Manajemen Lingkungan (SML) atau Environmental Management System (EMS), sehingga upaya perbaikan kinerja yang dilakukan akan disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan, Dalam penerapannya ISO 14001 bersifat sukarela (voluntary), idak ada hukum dan peraturan yang mengikat yang ‘mengharuskan penerapannya, Dalam membantu pengembangan, pelaksanaan dan penilaian SML suatu organisasi maka dikeluarkan seri lain dari ISO 14000, antara Jain, yaitu 1. ISO 14004 : untuk membantu memahami pengembangan SML- 2.1SO 14041, ISO 14042, ISO 14043 dan ISO 14044 : untuk memandu mengenali aspek dan dampak lingkungan yang ditimbulkan suatu produk atau jasa, prinsip dan cara melakukan Life Cycle Assessment 3.180 14020, ISO 14021, ISO 14022, ISO 14023 dan ISO 14024 : untuk membantu memberi label dan membuat deklarasi yang berkaitan dengan aspek lingkungan 4,1SO 14031 : pedoman untuk memandu evaluasi kinerja lingkungan 5. ISO 14010, ISO 14011 dan ISO 14012 : untuk memandu melakukan audit Jingkungan pada organisasi yang memiliki SML 6. ISO 14050 : kumpulan definisi istilah manajemen lingkungan Pada gambar di bawah ini menunjukkan proses terbentuknya ISO 14001. | Lf 11 [| ’ [-—~ ’ ——_ “ EVC UNCED IEC Iso TC & ISO Pembangunan ISO 90C Berkelanjutan Gambar 2.1 ProsegsTp¢ benpuknya ISO 14001 2.6.2 Pengertian ISO 14001:1996 Menurut H.B. Siswanto (2005-204) ISO_14001:1996 adalah suatu sistem ISO TE2OZ co sioor soncrens VISI 2 syarat atau aturan komprehensif yang dikeluarkan oleh badan_ standarisasi internasional ISO. Standar ISO 14001:1996 ini telah diadopsi oleh Pemerintah pengelolaan lingkungan yang mel STANDARD SISTEM YANG DITERIMA 26 Indonesia ke dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) menjadi SNI-19-14001- 1997. 2.6.3 Ruang Lingkup ISO 14001:1996 Sistem Manajemen Lingkungan (SML) berdasarkan ISO 14001 berlaku untuk Lokasi (site) dimana suatu organisasi melaksanakan kegiatannya. Pengertian Lokasi (site) yang dimaksudkan mempunyai ruang lingkup : “Lokasi dimana suatu organisasi mengembangkan kegiatan di tempat yang ditentukan dan mengendalikannya. Kegiatan tersebut termasuk penyimpanan bahan_mentah, produk sekunder, produk akhir, buangan atau limbah dan infrastruktur (bergerak maupun tidak) yang terlibat dalam kegiatan.” Dalam SML berdasarkan ISO 14001 tidak meng-audit Kesehatan dan Keselamatan Kerja, namun hal ini tidak menghalangi organisasi untuk mengintegrasikan SML dengan SMK3 2.64 Klausal-klausal ISO 14001:1996 Pada ISO 14001:1996 terdapatklausal-klausal yang harus dil nplementasikan oleh perusahaan atau organisasi yang ingin mendapatkan sertifikasi, Klausal-klausal tersebut adalah : 1. Scope (Ruang Lingkup) Normative references Definitions 4. Environmental management system requirements 4.1 General requirements 4.2 Environmental policy 43 Planning 4.3.1 Environmental aspects 43.2 Legal and other requirements 4.3.3 Objectives and targets 4.3.4 Environmental management programmes 4.4 Implementation and operation 44.1 Structure and responsibility 27 44.2 Training, awareness and competence 44.3 Communication 4.4.4 Environmental management system documentation 44.5 Document Control 44.6 Operational Control 44.7 Emergency preparedness and response 4.5 Checking and corrective action 45.1 Monitoring and measurement 45.2 Non-conformance and corrective and preventive action 45.3 Records 4.5.4 Environmental management system audit 4.6 Management review 2.7 Pengertian dan Klausal OHSAS 18001:1999 2.7.1 Pengertian OHSAS 18001:1999 Menurut lembaga Kkonsultan PQM (Productivity Quality Management) (2005:49) pengertian OHSAS 18001 adalah suatu standar intemasional untuk penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. OHSAS sendiri merupakan singkatan dari Occupational Health & Safety Assessment Series, yang mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kondisi kesehatan kerja dan mencegah terjadinya potensi kecelakaan kerja. Sertifikat OHSAS 18001 membuktikan bahwa sistem manajemen perusahaan sudah diukur berdasarkan pengukuran dan pemenuhan standar tersebut, sertfikat tersebut juga membuktikan bahwa perusahaan telah secara proaktif melindungi keschatan (health) dan keselamatan (safety) dalam lingkungan kerjanya, Menurut DNV (2004;1) dalam standar OHSAS 18001:1999 untuk sertifikasi, OHSAS didefinisikan dengan harus adanya Kebijakan_mengenai keselamatan dan Kesehatan kerja yang diotorisasi oleh manajemen puncak yang secara jelas menyatakan tujuan-tujuan keselamatan dan Kesehatan secara keseluruhan sera komitmen untuk meningkatkan kinerjakeselamatan dan Kesehatan kerja, 28 2.7.2 Klausal dalam OHSAS 18001:1999 Pada OHSAS 18001 terdapat_Klausal-klausal yang —_harus nplementasikan oleh organisasi atau perusahaan yang bertujuan mendapatkan di serti asi dan mempertahankan sertifikasi, klausal-klausal tersebut adalah : 1. Scope 2. Reference publications 3. Terms and definitions 4, OH&S management system elements 4.1 General Requirements 4.2 OHS policy 43 Planning 43.1 Planning for hazard identification, risk assessment and risk control 4.3.2 Legal and other requirements 4.3.3 Objectives 4.3.4 OH&S management programmes 4.4 Implementation and operation 4.4.1 Structure and responsibility 4.4.2 Training, awareness and competence 4.4.3 Consultation and communication 4.4.4 Documentation 4.4.5 Document and data control 4.4.6 Operasional control 4.4.7 Emergency preparedness and response 4.5 Checking and corrective action 4.5.1 Performance measurement and monitoring 4.5.2 Accidents, incidents, non-conformances and preventive action 4.5.3 Records and records management 454 Audit 4.6 Management Review

You might also like