You are on page 1of 32

29

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Kondisi Geografis
Kelurahan Tanjung Hulu merupakan salah satu Kelurahan yang
terletak di Kota Pontianak. Tinggi pusat pemerintahan wilayah kelurahan
dari laut 0,5 sampai 2 meter dengan suhu maksimum 34 0C , sedangkan
banyaknya curah hujan 3000 mm/tahun dengan jumlah hari dengan jumlah
hujan terbanyak 151 hari.
Luas wilayah Kelurahan Tanjung Hulu 238 Ha dari luas keseluruhan
Kecamatan Pontianak Timur 3.722 Ha yang mencakup tujuh kelurahan,
penggunaan lahan yang berbasiskan pada upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat miskin sangat sulit ditemukan, hampir semua penggunaan
lahan berbasiskan kepentingan ekonomi masyarakat atas dan menengah,
masyarakat hanya mendapat dampak dari proses pembangunan yang
merugikan dan memarjinalkan mereka secara perlahan, mereka terjajah
oleh tanah tumpah darah mereka sendiri.
4.1.2. Keadaan Demografi
1. Susunan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data Monografi Kelurahan Tanjung Hulu periode
Januari-Juni 2012 diperoleh keterangan bahwa jumlah penduduk dengan
jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibanding penduduk berjenis kelamin
perempuan, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 10.344 (jiwa) dan jumlah
penduduk perempuan 9.862 (jiwa). Biasanya menurut gejala umum di

30

wilayah lain jumlah perempuan akan lebih banyak dibanding laki-laki, tapi
wilayah kelurahan Tanjung Hulu berlaku terbalik dan realita ini bisa
menjadi potensi bagi penyedia tenaga kerja.
2. Susunan Penduduk Menurut Usia
Klasifikasi penduduk menurut usia sangan dibutuhkan sebagai alat
pemetaan potensi sumber manusia berdasarkan usia produktif dan usia
non-produktif yang akan berkaitan langsung dengan tingkat sosial
ekonomi

dalammasyarakat,

juga

memudahkan

langkah-langkah

identifikasi suatu permasalahan sosial yang berkaitan dengan faktor-faktor


usia, susunan penduduk menurut usia dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2
Susunan Penduduk Menurut Kelompok Usia Tahun 2012
No.
1
2
3

Usia (tahun)

Banyaknya (jiwa)

Persentase (%)

14.278
3.530
2.388
20.196

70,7%
17,5%
11,8%
100%

0-15
15-65
65 ke-atas
Jumlah

Sumber data : Monografi Kelurahan Tanjung Hulu,2013

Dari tabel di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah usia


penduduk terbanyak terdapat pada usia 0-15 tahun yang berjumlah
14.278 jiwa atau 70,7%, tingkat usia ini dikategorikan tingkat usia
belum produktif dan jumlah penduduk terkecil pada usia 65 ke atas
yang berjumlah 2.388 jiwa atau sebesar 11,8%, tingkat usia ini
dikategorikan usia non produktif.

3. Susunan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

31

Kelurahan Tanjung Hulu yang terletak

2 KM dari pusat Ibu Kota

Propinsi mengalami pengaruh dalam masalah tingkat pendidikan.


Selalin fasilitas juga tingkat kesadaran untuk melanjutkan pendidikan
sudah cukup tinggi.
Untuk lebih jelasnya gambaran penduduk Kelurahan Tanjung Hulu
berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3
Susunan Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di Kelurahan Tanjung Hulu Tahun 2012

No.
1
2
3
4
5
6
7

Tingkat Pendidikan
Taman Kanak-Kanak
Sekolah Dasar
SMP
SMA/SMU
Akademi/ D1-D3
Sarjana
Pasca Sarjana
Jumlah

Banyaknya (jiwa)

Persentase (%)

166
2.172
1.173
1.285
1.536
513
207
7.052

2,4%
30,8%
16,6%
18,2%
21,8%
7,3%
2,9%
100%

Sumber data : Monografi Kelurahan Tanjung Hulu 2013

Dengan demikian tingkat pendidikan secara keseluruhan sudah


cukup tinggi, dapat dilihat karena tidak adanya warga yang buta huruf.
4. Susunan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Tingkat kesejahteraan pada masyarakat juga dipengaruhi oleh mata
pencaharian yang tersedia, berbagai faktor geografi juga mempengaruhi
jenis mata pencaharian pada masyarakat, masyarakat tepi pantai
cenderung bermata pencaharian sebagai nelayan, masyarakat desa
cenderung bermata pencaharian sebagai petani, jika suatu kelurahan
memiliki wilayah yang luas, maka semakin komplekslah jenis mata
pencaharian.

Tapi Kelurahan Tanjung Hulu adalah Kelurahan yang

32

berada di jantung kota Propinsi Kalimantan Barat, jadi lebih dekar


dengan pusat perekonomian, jenis mata pencaharian di Kelurahan
Tanjung Hulu dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:
Tabel 4
Susunan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2012
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Jenis (Pekerjaan)
Pegawai Negeri Sipil
ABRI
Swasta
Pedagang
Tani
Pertukangan
Buruh tani
Pensiunan
Nelayan
Pemulung
Jasa

Banyaknya
(Jiwa)
1.412
90
1.011
1.564
15
54
5
9
16
15
14

Persentase
(%)
33,6%
2,1%
24%
37,2%
0,4%
1,3%
0,1%
0,2%
0,4%
0,4%
0,3%

4.205

100%

Jumlah
Sumber data : Monografi Kelurahan Tanjung Hulu, 2013

Berdasarkan tabel di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ada 11


jenis pekerjaan yang ada di Kelurahan Tanjung Hulu, jenis pekerjaan
yang paling dominan dimiliki oleh masyarakat adalah sebagai
Pedagang, yaitu sebanyak 1.564 orang atau sebesar 37,2%, hal ini
dikarenakan banyaknya rumah toko yang berada di Kelurahan Tanjung
Hulu.
4.1.3 Tupoksi Pegawai Kelurahan
4.1.3.1 Uraian Tugas Sekretaris Kelurahan
Adapun Tugas pokok Sekretaris Kelurahan adalah membantu lurah
dalam melaksanakan tugas pokoknya, mengkoordinasikan pelaksanaan
dan penyelesaian tugas seksi-seksi, menghimpun, menyusun dan
menyampaikan laporan, mengelola dan memfasilitasi proses pemenuhan

33

kebutuhan prasarana dan sarana kerja, administrasi dam keuangan kepada


seluruh perangkat, unit kerja dan aparatur kelurahan.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah uraian tugas tugas Sekretaris
Kelurahan, antara lain :
1. Melakukan penyelenggaraan administrasi dan Keuangan serta
memberikan pelayanan tekhnis dan Administrasi dalam proses
pemenihan kebutuhan saran dan prasarana kerja kepada seluruh
2.

perangkat Kelurahan/Unit kerja dan aparatur kelurahan.


Mengkoreksi, memperbaiki dan atau meneruskan setiap dokumen
yang akan ditandatangani Lurah serta mengarahkan surat masuk dan
melakukan urusan ketatausahaan, surat menyurat, dan ketata-

3.

laksanaan di Kantor Lurah.


Mengelola administrasi kepegawaian dalam rangka mutasi, usul
pengangkatan pegawai, kenaikan pengkat, penggajian, usulan
insentif/pemeliharaan

kesejahteraan

pegawai

dan

usulan

reward/penghargaan atas prestasi kerja, fasilitas pengurusan pensiun,


4.

pemberhentian dan lain-lain.


Mempersiapkan bahan-bahan dalam rangka pembinaan disiplin kerja,

5.

sanksi dan hukuman bagi pegawai kantor kelurahan.


Mengkoordinasikan penilaian pelaksanaan pekerjan pegawai pada

6.

masing-masing seksi dan unit kerja yang ada.


Mengkoordinasikan penyusunan rencana/program kerja tahunan
maupun jangka menengah dari unit kerja lainnya, mengintegrasikan
dan menyusunnya menjadi rencana/program kerja pemerintah
Kelurahan sebagai dokumen kerja yang jelas indikator kinerjanya
yang ingin dicapai.

34

7.

Mengkoordinasikan penyusunan laporan kerja yang mengolah serta


memformulasikannyamenjadi laporan pemerintah kelurahan yang

8.

terukur, komprehensif dan faktual.


Mengkoordinasikan penyusunan usulan anggaran dari unit kerja dan
menyusunnya menjadi substansi draft, daftar anggaran satuan kinerja

9.

pemerintah kecamatan.
Mengkoordinasikan
dan

melaksanakan

penyusunan

serta

menyampaikan laporan penggunaan keuangan/surat pertanggung


jawaban keuangan (SPJ) yang kegiatannya dilakukan oleh pemerintah
kelurahan.
10. Membantu

melakukan

inventarisasi

barang/

kekayaan/

aset

pemerintah kota Pontianak yang ada di kelurahan dan menuangkannya


dalam dokumen Pemerintah Kelurahan.
11. Merencanakan, mengadakan, memelihara serta mendistribusikan alatalat tulis kantor/ barang-barang inventaris kantor lainnya.
12. Menjadi pejabat yang mewakili lurah pada sat lurah melaksanakan
tugas keluar daerah atau tidak ditempat tugas.
13. Melaksanakan tugas lainnya yang doberikan oleh lurah.
4.1.3.2 Uraian Tugas Kasi Pemerintahan
Adapun tuguas pokok Kasi Pemerintahan adalah membantu lurah
dalam menyiapkan

bahan perumusan

kebijakan tekhnis,

strategi

danlangkah-langkah operaisonal, membantu pelaksanaan evaluasi dan


laporan

penyelenggaraan

urusan pemerintahan

yang

dilaksanakan

pemerintahan kelurahan yang meliputi bidang koordinasi pemerintah


kelurahan,

pembinaan

ideologi,

politik,

pembinaan

perlindungan

masyarakat dan kestauan bangsa, memfasilitasi dan menggalang dukungan

35

RT dan RW dalam penyelenggaraan pemerintah kelurahan, registrasi


kependudukan dan pertanahan.
Untuk uraian tugas tugas Kasi pemerintahan adalah sebagai berikut :
1. Menghimpun, mempelajari dan memahami peraturan, petunjuk,
pedoman kerja dan bahan lainnya yang berkaitan dengan bidang usaha
2.

seksi Pemerintahan.
Menghimpun, mengumpulkan dan megolah data dan informasi yang

3.

terkait dengan keseluruhan bidang tugas Seksi Pemerintahan.


Menformulasikan langkah-langkah kebijakan/rencana tekhnis dna

4.

operasional kelurahan sesuai dengan bidang tugas.


Mengidentifikasi permasalahan penyelenggaraan

5.

kelurahan.
Mengumpulkan dan menghimpun bahan laporan bidang Pemerintahan

6.

Kelurahan secara berkala.


Mempersiapkan bahan-bahan dalam rangka pelaksanaan rapat

pemerintahan

koordinasi dan Rapat kerja kelurahan dan kecamatan serta di tingkat


7.

kota.
Membantu kecamatan dalam mengkoordinasikan dan memonitor
kegiatan UPTD/ instansi pemerintah di dalam wilayah Administrasi

8.

Kelurahan.
Memfasilitasi dan melakukan langkha-langkah awal untuk penegasan,

9.

pelacakan dan pematokan serta penyelesaian masalah batas kelurahan.


Memberikan dukungan administrasi dan operasional rencana penataan

dan pemekaran kelurahan.


10. Melaksanakan pengadministrasian

dan

laporan

kependudukan

kelurahan.
11. Memberikan dukungan pelaksanaan inventarisasi aset daerah dalam
bentuk tanah dan bangunan di atasnya di kelurahan dan melakukan
pencatatan, pengawasan, monitoring dan pencehagan terhadap

36

tindakan pihak lain yang dapat mempengaruhi kondisi eksisting aset


daerah tersebut.
12. Mencatat dan memberikan dukungan yang diperlukan terhadap
pelaksanaan pembebasan tanah milik dan pelepasan hak yang akan
dipergunakan untuk kepentingan pembangunan serta peralihan status
dari tanah Negara menjadi hak milik sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
13. Menginventarisasi,monitoring dan merumuskan langkah pencegahan
terhadap setiap kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan tanah
terlantar, tanah negara bebas dan tanah timbul yang tidak memenuhi
ketentuan peraturan di bidang pertanahan di wilayah Kelurahan.
14. Memproses, mengkalirifikasi dan meneliti dokumen dan dasar
pemberian surat keterangan atau surat lainnya yang sejenis sebelum
disampaikan untuk diproses lebih lanjut dan melaporkan setiap
masalah yang bersifat pelayanan umum.
15. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan lurah.
4.1.3.3 Uraian Tugas Pemberdayaan masyarakat
Di Kelurahan, tugas pokok bagian Pemberdayaan Masyarakat adalah
membantu Lurah dalam melaksanakan kebijakan tekhnis dan operasional,
pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan penanganan kesejahteraan sosial di
kelurahan yang meliputi bidang kesehatan, pendidikan, peranan wanita,
generasi muda, penanganan LANSIA, pemuda dan olahraga, masalah
sosial dan penyakit masyarakat, kegiatan keagamaan, seni dan budaya
serta bidang kesejahteraan lainnya.
Adapun uraian tugas tugasnya sebagai berikut :

37

1.

Menghimpun, mempelajari dan memahami peraturan, petunjuk,


pedoman kerja dan bahan lainnya yang berkaitan dengan bidang tugas

2.

Seksi Kesejahteraan Sosial.


Menghimpun, mengumpulkan dan mengolah data dan informasi yang

3.

terkait dengan keseluruhan bidang tugas.


Memformulasikan kebijakam, rencana tekhnis dan operasional

4.

penanganann kesejahteraan sosial di Kelurahan.


Mengidentifikasi keseluruhan permasalahan kesejahteraan sosial di

5.

masyarakat kelurahan.
Mengumpulkan dan menghimpun bahan laporan bidang kesejahteraan

6.

sosial di kelurahan secara berkala.


Membantu dalam upaya memfasilitasi dan mengkoordinasikan

7.

penyelenggaraan penanganan masalah sosial di kelurahan.


Membantu dan mendorong pelaksanaan fasilitas penyelenggaraan

8.

Taman Kanak-Kanak, TPA dan Pendidikan Dasar.


Mengawasi dan melaporkan kegiatan program pendidikan, generasi
muda, warga lanjut usia, keolahragaan, kebudayaan kepramukaan

9.

serta peranan wanita.


Mendorong dan membantu terlaksananya kegiatan program kesehatan

masyarakat.
10. Mendorong dan mengupayakan tersedianya sarana, prasarana dan
pelayanan pendidikan dan kesehatan.
11. Memberikan dukungan pelaksanaan inventarisasi aset daerah dalam
bentuk tanah dan bangunan di atsanya kelurahan danmelakukan
pencatatan, pengawasan, monitoring dan pencegahan terhadap
tindakan pihak lain yang dapat mempengaruhi kondisi eksisting aset
daerah tersebut.
12. Mencatat dan memberikan dukungan yang diperlukan terhadap
pelaksanaan pembebasan tanah milik dan pelepasan hak yang akan

38

dipergunakan untuk kepentingan pembangunan serta peralihan status


dari tanah Negara menjadi hak milik sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
13. Menginventarisasi,monitoring dan merumuskan langkah pencegahan
terhadap setiap kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan tanah
terlantar, tanah negara bebas dan tanah timbul yang tidak memenuhi
ketentuan peraturan di bidang pertanahan di wilayah Kelurahan.
14. Memproses, mengkalirifikasi dan meneliti dokumen dan dasar
pemberian surat keterangan atau surat lainnya yang sejenis sebelum
disampaikan untuk diproses lebih lanjut dan melaporkan setiap
masalah yang bersifat pelayanan umum.
15. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan lurah.
4.1.3.4 Uraian Tugas Staf Sekretaris
Adapun tugas tugas yang dilakukan oleh star Sekretaris di
Kelurahan Tanjung Hulu adalah :
1. Membuat rekapitulasi absen hadir kerja, apel pagi dan siang setiap
2.

bulan dan membuat laporannya untuk disampaikan ke kecamatan.


Menerima dan mengagendakan surat masuk dan keluar serta
mendistribusikan surat yang sudah didisposisi Lurah kepada Kasi-

3.

Kasi.
Membantu mempersiapkan bahan dalam rangka pembinaan disiplin

4.

pegawai.
Membantu memonitor kenaikan pangkat regular/berkala, pegawai

5.

yang memasuki masa pensiun, cuti dan sebagainya.


Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.

4.1.3.5 Uraian Tugas Staf Ekonbang


Adapun uraian tugas Staf Ekonbang adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan dan menganalisa data di bidang pemerintahan
sosial dan politik.

39

2.

Menyediakan data kependudukan berdasarkan warga negara, suku

3.

bangsa, agama.
Melayani permohonan administrasi kependudukan, catatan sipil,

4.
5.
6.
7.
8.

4.1.4

dan pertanahan.
Pengumpulan data pengurus RT/RW
Monitoring pengisian blangko administrasi RT/RW
Pengumpulan blangko administrasi RT/RW secara rutin.
Membantu PPS mempersiapkan pemilu.
Mengumpulkan data :
a. Kelahiran
b. Kematian
c. Migrasi/perpindahan penduduk

Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk


Jenis mata pencaharian penduduk pada sutau daerah mempengaruhi
tingkat kesejahteraan sosial ekonominya yang dapat dilihat dari
kemampuan setiap individu dalam memenuhi segala macam kebutuhannya
baik primer (pokok) maupun sekunder (tambahan), jika semakin banyak
kebutuhan yang terpenuhi berarti semakin baiklah keadaan sosial ekonomi
masyarakat tersebut.
Keadaan sosial ekonomi masyarakat juga dipengaruhi oleh sistem
kebijakan yang pemerintah terapkan dalam mengakomodir perekonomian
rakyat, upaya bersama dalam memberdayakan potensi yang dimiliki
merupakan suatu kekuatan yang harus terus dilaksanakan secara
proporsional dan menyentuh setiap lapisan sosial masyarakat yang adil.
Di kelurahan Tanjung Hulu dengan jumlah penduduk sebanyak
20.196 jiwa, jenis pekerjaan yang ada cukup beragam, sebagian besar

40

penduduk kelurahan Tanjung Hulu bekerja sebagai pedagang, yaitu sekitar


37,2% dari jumlah total penduduk.
Dengan banyaknya orang-orang yang bekerja di sektor perdagangan,
berarti dapat menunjuk akan tingginya sumber daya manusia yang
dimiliki, bahkan hal ini dapat dijadikan determinan bagi keadaan sosial
ekonomi suatu penduduk, karena semakin baik profesi pekerjaan maka
akan semakin baik pula tingkat penghasilan yang diterima, tetapi jika
semakin rendah profesi pekerjaan maka semakin buruk pula tingkat
penghasilannya.

4.2. Pelaksanaan Pengawasan Pendistribusian Raskin di Kelurahan Tanjung


Hulu Kecamatan Pontianak Timur
4.2.1. Pelaksanaan pengawasan melalui peninjauan pribadi
Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya

bahwa

pengawasan melalui peninjauan pribadi pegawai adalah upaya mengawasi


dengan jalan meninjau secara pribadi sehingga dapat dilihat sendiri
pelaksanaan pekerjaan dalam hal ini pendistribusian raskin.
Meninjau secara pribadi berarti berusaha untuk mempelajari serta
memahami kinerja yang dimiliki oleh pegawai pendistribusi raskin. Dengan
kata lain, peninjauan pribadi menjadi sangat penting atau memiliki nilai yang
amat strategis. Dalam penelitian ini akan meninjau secara pribadi petugas
pendistribusi raskin berdasarkan atas 3 (tiga) kriteria, sebagaimana diutarakan
oleh Manullang antara lain : Kualitas, Ketepatan waktu, dan Kemandirian.
Untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan melalui peninjauan pribadi
diuraikan dalam sub-sub pokok bahasan dibawah ini.

41

4.2.1.1. Kualitas pekerjaan


Kualitas pekerjaan ini berhubungan dengan mutu yang dihasilkan
oleh para Pegawai dari suatu pekerjaan dalam organisasi, dimana kualitas
pekerjaan ini mencerminkan tingkat kepuasan dalam penyelesaian pekerjaan
dan kesesuaian pekerjaan yang diharapkan oleh organisasi. Selain itu kualitas
juga bisa diartikan dengan melihat bagaimana pekerjaan dilakukan sesuai
dengan yang diperintahkan sehingga pekerjaan yang dilakukan berdasarkan
input yang ada akan mencapai target/sasaran kerja yang ditetapkan. Untuk
mendapatkan mutu atau kualitas pekerjaan yang baik dalam suatu organisasi,
salah satu unsur yang harus diperhatikan adalah pekerjaan yang dilaksanakan
haruslah sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh atasan dalam suatu
organisasi.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di lapangan semua
Pegawai pendistribusi raskin sudah melaksanakan tugas dan pekerjaan sesuai
dengan apa yang diperintahkan atasan. Hal ini senada dengan apa yang
diutarakan oleh Bapak ST (44) selaku salah satu pegawai di Kelurahan
Tanjung Hulu, yang menyatakan bahwa :
............saya selalu melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang
dianjurkan oleh atasan, baik dalam penyusunan jadwal kegiatan, persiapan
pendistribusian, dan pencacahan RTM, selalu berkoordinasi dan konsultasi
dengan atasan......... (Hasil Wawancara Penulis, 5 April 2013)
Berdasarkan Hasil observasi dan wawancara di atas, dapat
disimpulkan bahwa Pegawai telah melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
yang diperintahkan oleh atasan. Karena dengan perintah dari atasan maka

42

para Pegawai dapat mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan sasaran yang


akan dicapai oleh organisasi bersangkutan dan tidak lepas dari tugas pokok
dan fungsi yang diemban oleh masing-masing Pegawai. Hasil penelitian
diatas, dibenarkan oleh pendapat Kepala Kelurahan Tanjung Hulu sebagai
salah satu informan menyatakan bahwa :
Sejauh ini Pegawai yang ada di kantor ini sudah bekerja sesuai
dengan yang diperintahkan oleh atasan, dimana atasan dalam memberikan
perintah lebih dahulu mengetahui kapasitas dan tugas dari masing-masing
Pegawai. Disamping itu pimpinan juga mengarahkan proses berfikir
Pegawai agar Pegawai bekerja dengan baik sehingga dalam menyelesaikan
pekerjaan dapat nyambung dengan tugas dari masing-masing Pegawai itu
sendiri, terutama dalam pencacahan RTM dan pendistribusian raskin.
(hasil wawancara tanggal 6 April 2013).
Pernyataan dan tanggapan informan di atas menunjukkan bahwa
setiap Pegawai yang ada di Kelurahan Tanjung Hulu sudah bekerja atau
menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diperintahkan oleh atasan. Atasan
disini juga memegang peranan penting tercapai tidaknya tujuan dari
organisasi yang bersangkutan, tanpa adanya koordinasi atau terkoordinir
dengan baik maka mustahil suatu pekerjaan dapat mencapai hasil yang
diharapkan. Pekerjaan dalam suatu organisasi apapun sebelum dipraktekkan
atau dikerjakan, para Pegawai selain harus mengetahui tugas pokok dan
fungsinya juga harus memperhatikan arahan atau himbauan dari atasan yang
mana dapat membantu para Pegawai berfikir dalam bekerja. Sehingga dengan
ini diharapkan kualitas dari pekerjaan yang dihasilkan oleh Kelurahan
Tanjung Hulu dapat diterima oleh setiap unsur yang ada di organisasi guna
bertujuan untuk peningkatan sasaran/target kerja yang lebih optimal lagi
kedepannya.

43

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan pak B, ketua RT,


beliau menyatakan;
"...menurut saya, saya sudah berusaha maksimal untuk ikut
menyalurkan

beras

raskin

ini

sampai

ke

tangan

warga,

saya

menginformasikan kepada warga mengenai jadwal pembagian raskin dan


saya juga ikut membantu pembagian raskin di kantor kelurahan..."
Dari wawancara diatas diketahui bahwa ketua RT turut berperan
aktif dalam proses pembagian raskin di kelurahan tanjung hulu, misalnya
dengan menyampaikan informasi jadwal pembagian raskin kepada warga
hingga turut membantu langsung dalam pembagian raskin di kantor
kelurahan.
Selanjutnya peneliti melakukanw wawancara dengan pak C, ketua
RT, beliau menyatakan;
"...sama seperti ketua RT yang lain, saya juga sudah berusaha
maksimal membantu warga supaya mendapatkan haknya, tujuan kita disini
sepenuhnya membantu warga yang berhak mendapat beras raskin ini..."
Dari wawancara di atas diketahui bahwa para ketua RT di
lingkungan Kelurahan Tanjung Hulu telah berperan serta membantu dalam
pelayanan pembagian raskin di kelurahan Tanjung Hulu dengan tujuan
membantu warga yang berhak mendapatkan jatah raskin.
Selanjutnya peneliti mewawancari salah seorang warga penerima
raskin bapak D, beliau menyatakan;
"...menurut saya kualitas pelayanan pembagian raskin disini sudah
bagus, kami semua dilayani dengan baik disini,..."
Dari wawancara dengan warga penerima raskin di atas menunjukkan
bahwa warga yang mengambil jatah raskin di kantor kelurahan Tanjung Hulu
telah dilayani dengan baik.

44

Dari hasil wawancara dengan berbagai pihak di atas diketahui bahwa


kualitas pekerjaan para pegawai staff kelurahan dan para ketua RT dalam
pembagian raskin di Kelurahan Tanjung Hul sudah cukup baik. setiap
Pegawai yang ada di Kelurahan Tanjung Hulu sudah bekerja atau
menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diperintahkan oleh atasan, dan
para ketua RT juga melayani warganya masing-masing dengan baik.
4.2.1.2. Ketepatan Waktu
Menyangkut ketepatan waktu merupakan penyelesaian suatu
pekerjaan. Dimana tepat waktu artinya pelaksanaan pendistribusian raskin
dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Pada dasarnya ukuran
ketepatan waktu mengukur apakah seorang individu melakukan apa yang
dikatakan akan dilakukan. Nilai dimana suatu pekerjaan dapat dilaksanakan
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, atau pada waktu yang lebih cepat
dari waktu yang telah ditentukan, juga termasuk dalam unsur ketepatam
waktu.
Ketepatan waktu ini juga merupakan salah satu faktor suatu
pekerjaan dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
sebelumnya. Berkaitan dengan hal itu, dalam suatu organisasi harus kita
ketahui bagaimana suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh para Pegawai dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Untuk dapat mengetahui ketepatan waktu para Pegawai dalam
pendistribusian raskin di Kelurahan Tanjung Hulu dapat dilihat dari hasil
wawancara penulis dengan salah seorang pegawai sebagai berikut:

45

..... selama ini saya sudah mendistribusikan raskin tepat waktu,


dan selama ini target pekerjaan selalu 100% tepat waktu.... (Hasil
Wawancara, 7 April 2013).
Jadi dapat disimpulkan bahwa Pegawai di Kelurahan Tanjung Hulu
Kalimantan Barat sudah tepat waktu dalam pendistribusian raskin atau tugas
mereka. Menyangkut hal diatas, Kepala Kelurahan Tanjung Hulu pada saat
dilakukan wawancara menyatakan bahwa :
setiap Pegawai dalam pendistribusian raskin itu telah
memahami tugasnya masing-masing karena setiap Pegawai sudah
memiliki job description masing-masing, dan dengan adanya hal yang
seperti itu maka diharapkan para Pegawai dengan mudah menyelesaikan
setiap pekerjaan mereka tepat pada waktunya sehingga pekerjaan yang lain
tidak saling berbenturan akibat penyelesaian tugas yang terlambat.(Hasil
wawancara tanggal 12 April 2013).
Hal tersebut juga dibenarkan oleh salah satu Pegawai di Kelurahan
Tanjung Hulu yaitu (NH) (41) yang tidak mau disebutkan namanya yang
mengatakan bahwa :
memang betul dek, dengan adanya uraian pekerjaan yang
dimiliki oleh para Pegawai dalam pendistribusian raskin maka kami betulbetul sudah tahu pasti apa yang harus kami kerjakan dan kapan
dibutuhkannya hasil pekerjaan tersebut karena jadwal dan waktunya sudah
tercantum disitu namun yah seperti itulah dek masih ada Pegawai lainnya
yang kurang memahami betul tugas dan waktu penyelesaian pekerjaannya
sehingga kadangkala pekerjaan tersebut dilimpahkan ke Pegawai yang lain
untuk dikerjakan.(Hasil wawancara tanggal 8 April 2013).
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa di Kelurahan
Tanjung Hulu sudah cukup serius dalam mengerjakan pekerjaan mereka dan
berusaha untuk menyelesaikannya tepat pada waktunya karena setiap
Pegawai sudah memiliki job description yang didalamnya berisi mengenai
kewajiban dan pertanggungjawaban para Pegawai terhadap tugas dan fungsi

46

yang harus mereka kerjakan walaupun masih ada beberapa Pegawai yang
kurang serius dalam menyelesaikan tugasnya.
Berikut peneliti melakukan wawancara dengan bapak B, ketua RT,
beliau menyatakan;
"...masalah ketepatan waktu itu semua sudah ditetapkan dari kantor
kelurahan, jadi kita disini sifatnya hanya menyampaikan kepada warga
mengenai jadwal pembagian raskin, kalau misalnya ada keterlambatan segera
kita sampaikan ke warga..."
Dari wawancara diatas menunjukkan bahwa dalam hal ketepatan
waktu ketua RT hanya bertugas menyampaikan informasi kepada warga
mengenai jadwal pembagian raskin dan memberitahu warga apabila ada
keterlambatan.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan bapak C, ketua
RT, beliau menyatakan;
"...seingat saya selama ini pembagian raskin di sini selalu tepat
waktu, kalaupun misalnya pernah ada keterlambatan itupun karena memang
berasnya terlambat datang dari bulog, yang jelas jarang sekali terjadi
keterlambatan pembagian raskin ini..."
Dari wawancara diatas menunjukkan bahwa pembagian raskin di
kelurahan Tanjung Hulu selalu tepat waktu, dan tergantung pada datangnya
beras dari pihak bulog.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan salah seorang
warga penerima raskin, bapak D, beliau menyatakan;
"...kalau masalah keterlambatan pembagian raskin dulu memang
pernah terjadi, tapi sekarang ini hampir tidak pernah terlambat lagi, saya
selalu dapat jatah raskin sesuai jadwal dari pak RT..."

47

Dari wawancara dengan warga penerima raskin tersebut di atas


menunjukkan bahwa pembagian raskin di kelurahan Tanjung Hulu jarang
sekali terjadi keterlambatan.
Dari berbagai hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa
ketepatan waktu dalam pembagian raskin di Kelurahan Tanjung Hulu sudah
baik, jarang sekali terjadi keterlambatan pembagian raskin.
4.2.1.3. Kemandirian
Kemandirian disini dilihat dari tingkatan dimana seorang individu
dalam melaksanakan pekerjaannya tidak meminta bantuan kepada orang lain
dengan kata lain individu tersebut dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan
mandiri tanpa membutuhkan pertolongan dari atasan maupun teman rekan
kerja, jika menemui masalah dalam proses pekerjaan.
Dalam suatu organisasi, untuk menciptakan seorang Pegawai yang
kreatif dan mampu memecahkan masalah pekerjaan dan dapat menyelesaikan
pekerjaan yang sulit maka Pegawai tersebut dituntut untuk dapat bekerja
dengan mandiri, berpikir kreatif dalam mencari solusi atas masalah pekerjaan
yang dihadapi. Dengan demikian dapat mengembangkan daya beripikir
Pegawai guna pengembangan organisasi kearah yang lebih baik lagi sehingga
kinerja dari individu itu sendiri dapat menjadi lebih optimal.
Hasil wawancara dibawah ini menunjukkan kemandirian para
Pegawai di Kelurahan Tanjung Hulu dalam menyelesaikan pekerjannnya
yaitu:
Informan 1......saya memahami betul apa yang menjadi tugas pokok
dan fungsi saya, sehingga saya tak begitu membutuhkan bantuan orang lain
khususnya dalam tugas pokok saya. Namun untuk urusan teknis saya selalu

48

berkoordinasi dengan atasan, misalnya ketika ada usulan baru dari


masyarakat untuk jatah raskin
Berikut hasil wawancara yang menunjukkan bahwa Pegawai
berusaha untuk dapat menyelesaikan pekerjaan yang sulit yang diutarakan
oleh Bapak ST (54) sebagai berikut :
.........Sesulit apapun persoalan pendistribusian raskin, kami
selalu berusaha untuk menyelesaikannya, walaupun kadangkala kami
meminta bantuan rekan kerja. Dengan demikian pekerjaan dapat
diselesaikan tepat waktu...... (Hasil Wawancara 10 Arpil 2013).
Jadi dapat disimpulkan, bahwa Pegawai kurang dapat memahami
penyelesaian masalah dalam pendistribusian raskin dengan mandiri yang
mana masih memerlukan pertolongan atau bantuan dari rekan kerja.
Pada saat penulis sementara melakukan penelitan, ada beberapa
Pegawai yang menanyakan seputar pendistribusian raskin kepada atasan
dimana Pegawai tersebut menemukan hambatan dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Disini terlihat atasan tersebut menjelaskan dengan sangat baik
bagaimana menyelesaikan masalah pendistribusian raskin yang sulit tersebut
sampai Pegawai tersebut mengerti. Dengan demikian Pegawai belum cukup
mandiri untuk menghadapi suatu permasalahan yang sulit.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Kepala Kelurahan Tanjung Hulu
yang mengatakan bahwa :
Jika Pegawai disini menemukan pekerjaan yang sulit dan tidak
dapat mereka selesaikan dengan cepat maka tanpa sungkan-sungkan
mereka meminta petunjuk kepada atasan/pimpinan di seksi masing-masing
bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan tersebut. (hasil wawancara
tanggal 11 April 2013).

49

Hal tersebut juga dibenarkan oleh salah seorang Staf Pelaksana


Pendistribusian Raskin Kelurahan Tanjung Hulu yang bernama NH yang
menyatakan bahwa :
pada saat kami melaksanakan pendistribusian raskin dan kami
menemukan permasalahan yang sulit untuk kami selesaikan sendiri, kami
selaku Pegawai disini dek tidak sungkan untuk menanyakan kepada rekan
sekerja karena dengan adanya kerjasama maka suatu pekerjaan yang sulit
pun dapat diselesaikan dengan mudah. (hasil wawancara tanggal 11 April
2013).
Dengan demikian disimpulkan bahwa Pegawai di Kelurahan Tanjung
Hulu apabila menemui permasalahan yang sulit dalam pendistribusian raskin
maka mereka meminta petunjuk dan arahan kepada pimpinan untuk dapat
menyelesaikan permasalahan tersebut sehingga proses kerja dan penyelesaian
tugas-tugas organisasi tidak terhambat dan sasaran kerja yang dikerjakan
dapat terealisasikan dengan baik.
Berikut peneliti melakukan wawancara dengan bapak B, ketua RT,
beliau menyatakan;
"...menurut saya selama ini saya sudah cukup mandiri dalam
pembagian raskin ini, selain memberi informasi warga mengenai jadwal
pembagian raskin terkadang ada beberapa warga yang menitipkan pada saya
untuk mengambilkan jatah raskinnya..."
Dari wawancara di atas diketahui bahwa ketua RT di lingkungan
kelurahan Tanjung Hulu selama ini sudah cukup mandiri dalam pelayanan
pembagian raskin.
Selanjut peneliti melakukan wawancara dengan bapak C, ketua Rt,
beliau menyatakan.
"...dalam pembagian raskin ini selain mendapat arahan dari
kelurahan saya juga berinisiatif untuk membantu warga yang seharusnya
berhak mendapat jatah raskin namun tidak terdata di kelurahan, jadi kita

50

musyawarahkan dengan warga dan disepakati warga miskin yang tidak


terdata di kelurahan tetap kita beri raskin dengan sistem subsidi silang, jadi
warga yang dapat jatah raskin berbagi dengan warga yang tidak mendapat
raskin walaupun jumlahnya tidak sampai 15 kg, namun semua warga miskin
di RT saya kebagian jatah raskin tadi..."
Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa ketua RT sudah
cukup mandiri menjalankan tugasnya dalam pembagian raskin, bahkan ada
inisiatif untuk memperjuangkan warganya yang belum terdaftar sebagai
penerima raskin agar tetap dapat menikmati raskin, salah satu caranya dengan
mengadakan musyarawah warga untuk memutuskan membagi rata jatah
raskin kepada semua warga miskin baik yang sudah terdaftar sebagai
penerima raskin maupun yang belum terdaftar sebagai penerima raskin.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan salah seorang
warga penerima raskin, bapak D, beliau menyatakan;
"...kalau saya lihat setiap pegawai di kelurahan semuanya cekatan,
masing-masing kerja sudah ada bagiannya sendiri,..."
Dari pernyataan warga penerima raskin di atas menunjukkan bahwa
warga menilai petugas pembagian raskin sudah cukup mandiri dalam
menjalankan tugasnya.
Walaupun kemandirian pegawai dalam menyelesaikan permasalahan
yang sulit belum cukup maksimal tetapi Pegawai masih memiliki kesadaran
untuk bertanya kepada atasan ataupun rekan kerja untuk membantu
menyelesaikan pekerjaan yang sulit, sehingga dengan demikian tidak terulurulur waktu dalam menyelesaikan permasalahan dan tugas-tugas yang lainnya
pun tidak saling berbenturan. Meskipun para Pegawai masih perlu
meningkatkan

kemandirian

mereka

dalam

bekerja,

tetap

harus

51

memperhatikan serta fokus pada setiap permasalahan yang dikerjakan


sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Dengan demikian sedikit demi sedikit kemandirian para Pegawai
dapat terbangun dengan sendirinya dan mereka mampu bekerja secara
professional dalam bidangnya dan dapat meningkatkan ketepatan sasaran
program raskin.
4.2.2. Pelaksanaan pengawasan melalui laporan lisan
Pelaksanaan pengawasan melalui laporan lisan dilakukan dengan
mengumpulkan fakta-fakta melalui laporan lisan yang diberikan bawahan.
Wawancara yang diberikan ditujukan kepada orang-orang atau segolongan
orang tertentu yang dapat memberi gambaran dari proses perencanaan, dan
pelaksanaan distribusi raskin yang dicapai oleh bawahannya. Untuk
mengetahui

pelaksanaan

pengawasan

melalui

laporan

lisan

dalam

pendistribusian raskin dijabarkan dalam hasil penelitian berikut ini.


Untuk mengetahui pengawasan melalui laporan lisan, berikut
peneliti melakukan wawancara dengan beberapa pihak. Wawancara dengan
pegawai staff kelurahan, bapak A (37 tahun), beliau menyatakan;
"...kalau laporan lisan kami para pegawai disini setiap selesai
kegiatan selalu melaporkan hasil kerja kami, misalnya dalam pembagian
raskin ini, setelah selesai maka kami aka melapor secara lisan dulu kepada
pak lurah, baru kemudian kami sampaikan laporan tertulisnya..."
Dari wawancara diatas diketahui bahwa para pegawa staff kelurahan
yang bertugas dalam pembagian raskin selalu melapor secara lisan dan
kemudian diikuti dengan laporan tertulis kepada kepala kelurahan.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan ketua RT, yaitu
bapak B, (46 tahun ), beliau menyatak;

52

"...selama ini memang saya lebih banyak laporan secara lisan saja
kepada pak lurah, lebih sering laporan lisan begitu, kalau memang dibutuhkan
laporan tertulisnya baru saya buat laporan tertulis, seperti misalnya dalam
pembagian raskin ini saya tadi melapor secara lisan kepada pak lurah bahwa
ada warga saya yang tidak mampu baru saja pecah KK dan belum terdaftar
sebagai penerima raskin, jadi sementara ini jatah raskinnya dibagi sama KK
yang lama..."
Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa ketua RT juga selalu
melakukan laporan lisan kepada kepala kelurahan dalam kegiatan pembagian
raskin di kelurahan tanjung hulu.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan kepala kelurahan
tanjung hulu, bapak C (47 tahun), beliau menyatakan;
"...saya memang lebih suka mendahulukan laporan lisan dari para
petugas ini, karena kalau laporan lisan lebih cepat bisa saya tanyakan
langsung, misalnya kalau ada warga yang belum kebagian jatah raskin lalu
ada pak RT yang melapor lisan kepada saya maka saya bisa segera meminta
petugas mencatat nama warga tersebut untuk kemudian bisa kita usulkan
sebagai penerima raskin kedepannya..."
Hasil wawancara dengan kepala kelurahan tanjung hulu diatas
menunjukkan bahwa para pegawai staff kelurahan dan para ketua RT selalu
menyampaikan laporan lisan dalam kegiatan pembagian raskin di kelurahan
tanjung hulu.
4.2.3. Pelaksanaan pengawasan melalui laporan kepada hal-hal yang
bersifat khusus

53

Pengawasan yang berdasarkan kekecualian atau control by exception


adalah suatu sistem pengawasan dimana pengawasan itu ditujukan kepada
soal-soal kekecualian. Jadi pengawasan hanya dilakukan bila diterima laporan
yang menunjukkan adanya peristiwa-peristiwa yang istimewa.
Untuk mengetahui pengawasan melalui hal-hal yang bersifat khusus,
berikut peneliti melakukan wawancara dengan beberapa pihak. Wawancara
dengan pegawai staff kelurahan, bapak A (37 tahun), beliau menyatakan;
"...menurut saya selama ini tidak ada hal-hal khusus yang harus
diawasi secara khusus, kami bekerja seperti biasa melayani warga untuk
membagikan raskin, kalau pun ada hal khusus tertentu itu mungkin pak lurah
yang lebih tahu daripada kami..."
Dari wawancara diatas diketahui bahwa selama ini belum terjadi halhal yang bersifat khusus yang memerlukan pengawasan khusus pula. Pegawai
staff kelurahan beraktifitas normal dalam melayani pembagian raskin pada
masyarakat.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan ketua RT, bapak
B, (46 tahun), beliau menyatakan;
"...mungkin hal khusus yang terjadi di RT saya ini yaitu kami
membagi rata jatah raskin yang ada, karena cukup banyak warga saya yang
kurang mampu tapi tidak terdaftar sebagai penerima raskin, jadi kesepakatan
kami sesama warga untuk berbagi jatah raskin yang diterima dibagi rata untuk
warga-warga yang kurang mampu, hal ini sudah saya sampaikan ke pak lurah
dan beliau menyerahkan sepenuhnya pada kesepakatan warga kami..."
Dari hasil wawancara diatas diketahui bahwa hal khusus yang terjadi
di wialayah RT tertentu ada pembagian raskin untuk warga yang belum

54

terdaftar sebagai penerima raskin yaitu diperoleh dari warga yang terdaftar
sebagai penerima raskin.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan kepala kelurahan,
yaitu bapak C, (47 tahun), beliau menyatakan;
"...laporan yang masuk ke saya selama ini saya kira hampir tidak ada
yyang bersifat khusus, memang pernah ada pak rt yang lapor ke saya bahwa
warganya banyak belum dapat jatah raskin padahal mereka warga tidak
mampu, jadi kesepakatan mereka para warga untuk berbagi jatah raskin antara
yang terdaftar sebagai penerima dan yang belum, dan itu saya pasrahkan
kepada mereka saja bagaimana baiknya, kami sebisa mungkin berusaha
mengusulkan warga yang tidak mampu untuk menjadi penerima raskin..."
Dari hasil wawancara dengan kepala kelurahan diatas diketahui bahwa
tidak terjadi hal-hal yang bersifat khusus dalam pembagian raskin di kantor
kelurahan tanjung hulu, namun ada hal khusus dalam pembagian raskin di
wilayah RT tertentu yang telah disepakati bersama oleh warga setempat, yaitu
pembagian raskin kepada warga yang belum terdaftar sebagai penerima raskin
dengan cara subsidi silang dari warga yang terdaftar sebagai penerima raskin.
Beberapa faktor yang diperkirakan melatarbelakangi kesalahan
sasaran adalah:
1) Tidak meratanya kapasitas pencacah yang tidak ditunjang oleh pelatihan
dan bimbingan yang memadai;
2) Cukup tingginya subyektivitas pencacah dan juga ketua-ketua SLS (Satuan
Lingkungan Setempat) yang bertugas mendaftar rumah tangga miskin.
3) Prosedur penyaringan rumah tangga miskin (RTM) tidak dilakukan secara
seksama.
4) Pencacah tidak selalu mendatangi rumah tangga yang dicacah.

55

5) Terdapat indikasi adanya penjatahan jumlah rumah tangga target sampai di


tingkat rukun tetangga (RT).
6) Indikator kemiskinan yang digunakan kurang sensitif dalam menangkap
kondisi sosial-ekonomi rumah tangga secara utuh;
7) Konsep keluarga atau rumah tangga sasaran (RTS) Raskin tidak ditetapkan
secara tegas.
Dari hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa:
1) Alokasi pentargetan kewilayahan sampai tingkat kelurahan relatif cukup
baik, sesuai dengan jumlah penduduk miskinnya
2) Pentargetan di tingkat RT atau RW menunjukkan hasil tingkat ketepatan
sasaran yang bervariasi
3) Terdapat indikasi bahwa pendaftaran rumah tangga miskin susulan kurang
selektif.
Seperti halnya yang dikemukakan oleh ibu Suryani (ibu RW)
...... Iya, saya paham siapa-siapa yang seharusnya mendapat bantuan
Raskin, yaitu orang miskin yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
hidup akan tetapi warga di sini semua minta jatah beras, jadi ya dibagi
rata saja.......(Hasil wawancara 12 April 2013)
Demikian juga yang dikemukakan oleh ibu Sukarti
.......Walaupun itu jatahnya orang miskin, tetapi daripada ribut-ribut
ada yang iri ya baiklah dibagi rata...... (Hasil wawancara 12 April
2013)
Kepentingan kelompok sasaran diakomodir dengan baik melalui
tingkat RT ke tingkat RW. Lewat pertemuan-pertemuan bulanan, seperti yang
dikemukakan oleh bapak ketua RW :
Sudah sering terjadi, masalah datang dari warga setiap nanti
pertemuan di tingkat kelurahan saya sampaikan di pertemuan itu, biasanya
setiap bulan. Misalnya ada keluhan kalau berasnya item-item, nanti saya
sampaikan di tingkat kelurahan, nanti di tingkat kelurahan menyampaikan ke
kecamatan (Hasil wawancara 12April 2013)
Seperti halnya yang dinyatakan oleh ibu Waliyah (warga RW III) :
Kan bisa ngomong ke pak RT dulu atau ke pak RW langsung,
biasanya pak RW itu menyampaikan ke pak Lurah (Hasil wawancara 12 April
2013)

56

Hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya


masyarakat paham siapa sasaran Raskin (RTM) akan tetapi karena kondisi
masyarakat, maka para pelaksana berdasarkan kesepakatan warga mengambil
kebijakan untuk membagi rata jatah Raskin pada semua warga.
Pembagian jatah Raskin secara merata ini sebetulnya telah
memberikan gambaran bahwa terjadi kesalahan dalam proses pendataan
terhadap keluarga miskin. Persoalan akan muncul apabila terjadi penambahan
jumlah penduduk miskin di suatu wilayah. Ketika jatah Raskin didasarkan pada
sistem alokasi maka akan terjadi mekanisme pengurangan jumlah beras yang
diterima akan tetapi kemungkinan akan terjadi penurunan kualitas beras yang
dibagikan.
Selanjutnya berdasarkan laporan tertulis bulanan yang disusun oleh
petugas pendistribusi raskin juga ditemui adanya Kendala Program Raskin di
Kelurahan Tanjung Hulu Kota Pontianak. Kendala tersebut juga dipertegas
oleh hasil wawancara dengan informan di lapangan, kendala yang dihadapi
program Raskin di kelurahan Tanjung Hulu ini antara lain:
1. Penyimpangan kualitas beras yang kadang bagus kadang jelek, diikuti
dengan penyimpangan harga beras yang seharusnya Rp 1600/kg menjadi
Rp 2000/kg.
2. Pembagian kartu Raskin mengandung unsur subyektifitas sehingga tidak
tepat sasaran.
3. Data RTM (Rumah Tangga Miskin) dari BPS tidak valid dan tertutup,
sehingga ada warga miskin tidak dapat kartu dan yang mampu dapat,
sehingga menimbulkan ancaman, tuntutan dan kecemburuan sosial.
4. Kebijakan ketua RW dan RT bahwa semua warga dapat beras
mengakibatkan pembagian Raskin tidak sesuai dengan aturan (15

57

kg/RTM), hal ini diakibatkan kurang sadarnya warga mampu yang


seharusnya tidak dapat tetapi menuntut untuk mendapatkan bagiannya.
5. Pembayaran Raskin oleh RTM yang sering tertunda (hutang).
Keterangan informan diatas merupakan kendala yang dihadapi dalam
mendistribusikan raskin. Pernyataan di atas sangat bertolak belakang dengan
apa yang termaktub dalam buku panduan umum Raskin yang menyatakan
keberhasilan pelaksanaan program Raskin ditunjukkan dengan indikator 6
tepat, antara lain:
1. Tepat Sasaran Penerima Manfaat
Raskin hanya diberikan kepada RTS, dari data BPS yang telah diverifikasi
dalam pertemuan tingkat desa/kelurahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa atas kesepakatan warga agar beras
dibagi rata untuk semua warga.
2. Tepat Jumlah
Tiap RTM mendapatkan 15 kg per bulan selama 12 bulan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa akibat dibagi rata, maka setiap RTM tidak
mendapatkan jumlah beras sesuai aturan tergantung dari banyak sedikitnya
warga.
3. Tepat Harga; yaitu Rp 1.600/kg di titik distribusi.
Hasil penelitian tiap RTS membayar Rp 2.000/kg sehingga lebih mahal Rp
400/ kg, dengan alasan untuk membayar plastik dan transport.
4. Tepat Waktu; yaitu sesuai dengan rencana (jadwal) distribusi.
Hasil penelitian : kadang-kadang mundur.
5. Tepat Administrasi; terpenuhinya persyaratan administrasi secara benar
dan tepat waktu. Hasil penelitian: ada beberapa warga yang membayarnya
tertunda (hutang).
6. Tepat Kualitas : kondisi beras baik, sesuai dengan standart kualitas beras
pemerintah.Hasil penelitian : kadang-kadang beras bewarna agak kehitamhitaman.
Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan
program Raskin yang ditujukkan dengan 6 indikator tersebut masih rendah.
Secara teoritis program Raskin memang berpotensi sebagai program
penanggulangan kemiskinan menyeluruh. Program ini dapat menjadi alat bagi
pemerintah untuk menanggulangi kesenjangan di masyarakat saat kondisi
perekonomian sedang krisis. Namun demikian, pelaksanaannya memerlukan

58

persiapan, perencanaan serta rancang bangun yang tepat, dan perlu


diperhatikan masalah yang berkaitan dengan ketergantungan masyarakat
terhadap bantuan dari pemerintah serta persoalan strategi pengakhiran program
(exit strategy.)
4.2.4. Pelaksanaan pengawasan yang dilakukan melalui laporan tulisan
Laporan tertulis adalah merupakan suatu pertanggung jawaban kepada
atasanya mengenai

pekerjaan yang telah dilaksanakannya, sesuai dengan

intruksi dan tugas tugas yang diberikan atasan kepadanya. Dengan laporan
tertulis yang diberikan oleh bawahan maka atasan dapat menikmati pakah
bawahan tersebut melaksnakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan
penggunaan hak-hak dan kekuasaan yang didelegasikan kepadanya. Tetapi
laporan dapat pula disusun dengan berlebih-lebihan . dengan laporan tertulis
pemimpin sulit menentukkan mana yang nayata dan mana yang pendapat.
Keuntunganya laporan tertulis dapat diambil manafaatnya bagi banyak pihak
yakni oleh pemimpin guna pengawasan dan pihak lain yaitu untuk penyusunan
rencana berikutnya.
Untuk mengetahui pengawasan melalui laporan tulisan dalam
pembagian raskin di Kelurahan Tanjung Hulu, berikut peneliti melakukan
wawancara dengan beberapa pihak. Wawancara dengan seorang pegawai staff
kelurahan yaitu bapak A, (37 tahun), beliau menyatakan;
"...laporan tertulis itu wajib kami buat dan disampaikan kepada pak
Lurah, setiap akhir kegiatan kami selalu menyusun laporan mengenai kegiatan
yang baru saja kami laksanakan, bagaimana prosesnya, kendala-kendala yang

59

kami alami dan kami sampaikan juga evaluasi singkat mengenai kegiatan kami
tadi..."
Dari wawancara diatas diketahui bahwa staff kelurahan selalu
menyampaikan lapporan tertulis kepada Kepala Kelurahan sebagai salah satu
bentuk tanggung jawab dan evaluasi setelah selesai kegiatan pembagian raskin
pada masyarakat.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan ketua RT, yaitu
bapak B, (44 tahun), beliau menyatakan;
"...kalau laporan tertulis dari saya kepada pak lurah mengenai
pembagian raskin jarang saya lakukan, tapi saya melapor secara lisan saja,
kecuali misalnya ada warga saya yang tidak kebagian jatah baru saya buat
laporan tertulisnya untuk pak lurah bahwa ada warga saya yang tidak mampu
tapi belum terdaftar sebagai penerima raskin, disitu kami mohon agar warga
tersebut bisa dimasukkan sebagai penerima raskin..."
Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa ketua RT tidak selalu
menyampaikan laporan tertulis kepada Kepala Kelurahan setelah selesai
kegiatan pembagian raskin. Namun ketua RT lebih sering menyampaikan
laporan secara lisan, laporan tertulis hanya dilakukan apabila ada hal khusus
seperti misalnya ada warga yang tidak mendapat jatah raskin.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Kelurahan
Tanjung Hulu, Bapak C (46 tahun), beliau menyatakan;

60

"...laporan tertulis mengenai pembagian raskin yang rutin masuk ke


saya ya dari petugas kelurahan ini, memang setiap selesai pembagian raskin
saya minta mereka untuk membuat laporan tertulisnya selain laporan lisan,
kalau dari pak RT memang ada beberapa yang bikin laporan tertulis tapi
kebanyakan laporan lisan saja..."
Hasil wawancara dengan kepala Kelurahan diatas menunjukkan bahwa
pegawai staff kelurahan selalu menyampaikan laporan lisan setelah selesai
kegiatan pembagian raskin, namun ketua RT hanya ada beberapa yang
menyampaikan laporan tertulis, lebih banyak hanya laporan lisan kepada
kepala kelurahan.

You might also like