Professional Documents
Culture Documents
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Kondisi Geografis
Kelurahan Tanjung Hulu merupakan salah satu Kelurahan yang
terletak di Kota Pontianak. Tinggi pusat pemerintahan wilayah kelurahan
dari laut 0,5 sampai 2 meter dengan suhu maksimum 34 0C , sedangkan
banyaknya curah hujan 3000 mm/tahun dengan jumlah hari dengan jumlah
hujan terbanyak 151 hari.
Luas wilayah Kelurahan Tanjung Hulu 238 Ha dari luas keseluruhan
Kecamatan Pontianak Timur 3.722 Ha yang mencakup tujuh kelurahan,
penggunaan lahan yang berbasiskan pada upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat miskin sangat sulit ditemukan, hampir semua penggunaan
lahan berbasiskan kepentingan ekonomi masyarakat atas dan menengah,
masyarakat hanya mendapat dampak dari proses pembangunan yang
merugikan dan memarjinalkan mereka secara perlahan, mereka terjajah
oleh tanah tumpah darah mereka sendiri.
4.1.2. Keadaan Demografi
1. Susunan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data Monografi Kelurahan Tanjung Hulu periode
Januari-Juni 2012 diperoleh keterangan bahwa jumlah penduduk dengan
jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibanding penduduk berjenis kelamin
perempuan, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 10.344 (jiwa) dan jumlah
penduduk perempuan 9.862 (jiwa). Biasanya menurut gejala umum di
30
wilayah lain jumlah perempuan akan lebih banyak dibanding laki-laki, tapi
wilayah kelurahan Tanjung Hulu berlaku terbalik dan realita ini bisa
menjadi potensi bagi penyedia tenaga kerja.
2. Susunan Penduduk Menurut Usia
Klasifikasi penduduk menurut usia sangan dibutuhkan sebagai alat
pemetaan potensi sumber manusia berdasarkan usia produktif dan usia
non-produktif yang akan berkaitan langsung dengan tingkat sosial
ekonomi
dalammasyarakat,
juga
memudahkan
langkah-langkah
Usia (tahun)
Banyaknya (jiwa)
Persentase (%)
14.278
3.530
2.388
20.196
70,7%
17,5%
11,8%
100%
0-15
15-65
65 ke-atas
Jumlah
31
No.
1
2
3
4
5
6
7
Tingkat Pendidikan
Taman Kanak-Kanak
Sekolah Dasar
SMP
SMA/SMU
Akademi/ D1-D3
Sarjana
Pasca Sarjana
Jumlah
Banyaknya (jiwa)
Persentase (%)
166
2.172
1.173
1.285
1.536
513
207
7.052
2,4%
30,8%
16,6%
18,2%
21,8%
7,3%
2,9%
100%
32
Jenis (Pekerjaan)
Pegawai Negeri Sipil
ABRI
Swasta
Pedagang
Tani
Pertukangan
Buruh tani
Pensiunan
Nelayan
Pemulung
Jasa
Banyaknya
(Jiwa)
1.412
90
1.011
1.564
15
54
5
9
16
15
14
Persentase
(%)
33,6%
2,1%
24%
37,2%
0,4%
1,3%
0,1%
0,2%
0,4%
0,4%
0,3%
4.205
100%
Jumlah
Sumber data : Monografi Kelurahan Tanjung Hulu, 2013
33
3.
kesejahteraan
pegawai
dan
usulan
5.
6.
34
7.
8.
9.
pemerintah kecamatan.
Mengkoordinasikan
dan
melaksanakan
penyusunan
serta
melakukan
inventarisasi
barang/
kekayaan/
aset
bahan perumusan
kebijakan tekhnis,
strategi
penyelenggaraan
urusan pemerintahan
yang
dilaksanakan
pembinaan
ideologi,
politik,
pembinaan
perlindungan
35
seksi Pemerintahan.
Menghimpun, mengumpulkan dan megolah data dan informasi yang
3.
4.
5.
kelurahan.
Mengumpulkan dan menghimpun bahan laporan bidang Pemerintahan
6.
pemerintahan
kota.
Membantu kecamatan dalam mengkoordinasikan dan memonitor
kegiatan UPTD/ instansi pemerintah di dalam wilayah Administrasi
8.
Kelurahan.
Memfasilitasi dan melakukan langkha-langkah awal untuk penegasan,
9.
dan
laporan
kependudukan
kelurahan.
11. Memberikan dukungan pelaksanaan inventarisasi aset daerah dalam
bentuk tanah dan bangunan di atasnya di kelurahan dan melakukan
pencatatan, pengawasan, monitoring dan pencehagan terhadap
36
37
1.
2.
3.
4.
5.
masyarakat kelurahan.
Mengumpulkan dan menghimpun bahan laporan bidang kesejahteraan
6.
7.
8.
9.
masyarakat.
10. Mendorong dan mengupayakan tersedianya sarana, prasarana dan
pelayanan pendidikan dan kesehatan.
11. Memberikan dukungan pelaksanaan inventarisasi aset daerah dalam
bentuk tanah dan bangunan di atsanya kelurahan danmelakukan
pencatatan, pengawasan, monitoring dan pencegahan terhadap
tindakan pihak lain yang dapat mempengaruhi kondisi eksisting aset
daerah tersebut.
12. Mencatat dan memberikan dukungan yang diperlukan terhadap
pelaksanaan pembebasan tanah milik dan pelepasan hak yang akan
38
3.
Kasi.
Membantu mempersiapkan bahan dalam rangka pembinaan disiplin
4.
pegawai.
Membantu memonitor kenaikan pangkat regular/berkala, pegawai
5.
39
2.
3.
bangsa, agama.
Melayani permohonan administrasi kependudukan, catatan sipil,
4.
5.
6.
7.
8.
4.1.4
dan pertanahan.
Pengumpulan data pengurus RT/RW
Monitoring pengisian blangko administrasi RT/RW
Pengumpulan blangko administrasi RT/RW secara rutin.
Membantu PPS mempersiapkan pemilu.
Mengumpulkan data :
a. Kelahiran
b. Kematian
c. Migrasi/perpindahan penduduk
40
bahwa
41
42
43
beras
raskin
ini
sampai
ke
tangan
warga,
saya
44
45
46
yang harus mereka kerjakan walaupun masih ada beberapa Pegawai yang
kurang serius dalam menyelesaikan tugasnya.
Berikut peneliti melakukan wawancara dengan bapak B, ketua RT,
beliau menyatakan;
"...masalah ketepatan waktu itu semua sudah ditetapkan dari kantor
kelurahan, jadi kita disini sifatnya hanya menyampaikan kepada warga
mengenai jadwal pembagian raskin, kalau misalnya ada keterlambatan segera
kita sampaikan ke warga..."
Dari wawancara diatas menunjukkan bahwa dalam hal ketepatan
waktu ketua RT hanya bertugas menyampaikan informasi kepada warga
mengenai jadwal pembagian raskin dan memberitahu warga apabila ada
keterlambatan.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan bapak C, ketua
RT, beliau menyatakan;
"...seingat saya selama ini pembagian raskin di sini selalu tepat
waktu, kalaupun misalnya pernah ada keterlambatan itupun karena memang
berasnya terlambat datang dari bulog, yang jelas jarang sekali terjadi
keterlambatan pembagian raskin ini..."
Dari wawancara diatas menunjukkan bahwa pembagian raskin di
kelurahan Tanjung Hulu selalu tepat waktu, dan tergantung pada datangnya
beras dari pihak bulog.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan salah seorang
warga penerima raskin, bapak D, beliau menyatakan;
"...kalau masalah keterlambatan pembagian raskin dulu memang
pernah terjadi, tapi sekarang ini hampir tidak pernah terlambat lagi, saya
selalu dapat jatah raskin sesuai jadwal dari pak RT..."
47
48
49
50
kemandirian
mereka
dalam
bekerja,
tetap
harus
51
pelaksanaan
pengawasan
melalui
laporan
lisan
dalam
52
"...selama ini memang saya lebih banyak laporan secara lisan saja
kepada pak lurah, lebih sering laporan lisan begitu, kalau memang dibutuhkan
laporan tertulisnya baru saya buat laporan tertulis, seperti misalnya dalam
pembagian raskin ini saya tadi melapor secara lisan kepada pak lurah bahwa
ada warga saya yang tidak mampu baru saja pecah KK dan belum terdaftar
sebagai penerima raskin, jadi sementara ini jatah raskinnya dibagi sama KK
yang lama..."
Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa ketua RT juga selalu
melakukan laporan lisan kepada kepala kelurahan dalam kegiatan pembagian
raskin di kelurahan tanjung hulu.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan kepala kelurahan
tanjung hulu, bapak C (47 tahun), beliau menyatakan;
"...saya memang lebih suka mendahulukan laporan lisan dari para
petugas ini, karena kalau laporan lisan lebih cepat bisa saya tanyakan
langsung, misalnya kalau ada warga yang belum kebagian jatah raskin lalu
ada pak RT yang melapor lisan kepada saya maka saya bisa segera meminta
petugas mencatat nama warga tersebut untuk kemudian bisa kita usulkan
sebagai penerima raskin kedepannya..."
Hasil wawancara dengan kepala kelurahan tanjung hulu diatas
menunjukkan bahwa para pegawai staff kelurahan dan para ketua RT selalu
menyampaikan laporan lisan dalam kegiatan pembagian raskin di kelurahan
tanjung hulu.
4.2.3. Pelaksanaan pengawasan melalui laporan kepada hal-hal yang
bersifat khusus
53
54
terdaftar sebagai penerima raskin yaitu diperoleh dari warga yang terdaftar
sebagai penerima raskin.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan kepala kelurahan,
yaitu bapak C, (47 tahun), beliau menyatakan;
"...laporan yang masuk ke saya selama ini saya kira hampir tidak ada
yyang bersifat khusus, memang pernah ada pak rt yang lapor ke saya bahwa
warganya banyak belum dapat jatah raskin padahal mereka warga tidak
mampu, jadi kesepakatan mereka para warga untuk berbagi jatah raskin antara
yang terdaftar sebagai penerima dan yang belum, dan itu saya pasrahkan
kepada mereka saja bagaimana baiknya, kami sebisa mungkin berusaha
mengusulkan warga yang tidak mampu untuk menjadi penerima raskin..."
Dari hasil wawancara dengan kepala kelurahan diatas diketahui bahwa
tidak terjadi hal-hal yang bersifat khusus dalam pembagian raskin di kantor
kelurahan tanjung hulu, namun ada hal khusus dalam pembagian raskin di
wilayah RT tertentu yang telah disepakati bersama oleh warga setempat, yaitu
pembagian raskin kepada warga yang belum terdaftar sebagai penerima raskin
dengan cara subsidi silang dari warga yang terdaftar sebagai penerima raskin.
Beberapa faktor yang diperkirakan melatarbelakangi kesalahan
sasaran adalah:
1) Tidak meratanya kapasitas pencacah yang tidak ditunjang oleh pelatihan
dan bimbingan yang memadai;
2) Cukup tingginya subyektivitas pencacah dan juga ketua-ketua SLS (Satuan
Lingkungan Setempat) yang bertugas mendaftar rumah tangga miskin.
3) Prosedur penyaringan rumah tangga miskin (RTM) tidak dilakukan secara
seksama.
4) Pencacah tidak selalu mendatangi rumah tangga yang dicacah.
55
56
57
58
intruksi dan tugas tugas yang diberikan atasan kepadanya. Dengan laporan
tertulis yang diberikan oleh bawahan maka atasan dapat menikmati pakah
bawahan tersebut melaksnakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan
penggunaan hak-hak dan kekuasaan yang didelegasikan kepadanya. Tetapi
laporan dapat pula disusun dengan berlebih-lebihan . dengan laporan tertulis
pemimpin sulit menentukkan mana yang nayata dan mana yang pendapat.
Keuntunganya laporan tertulis dapat diambil manafaatnya bagi banyak pihak
yakni oleh pemimpin guna pengawasan dan pihak lain yaitu untuk penyusunan
rencana berikutnya.
Untuk mengetahui pengawasan melalui laporan tulisan dalam
pembagian raskin di Kelurahan Tanjung Hulu, berikut peneliti melakukan
wawancara dengan beberapa pihak. Wawancara dengan seorang pegawai staff
kelurahan yaitu bapak A, (37 tahun), beliau menyatakan;
"...laporan tertulis itu wajib kami buat dan disampaikan kepada pak
Lurah, setiap akhir kegiatan kami selalu menyusun laporan mengenai kegiatan
yang baru saja kami laksanakan, bagaimana prosesnya, kendala-kendala yang
59
kami alami dan kami sampaikan juga evaluasi singkat mengenai kegiatan kami
tadi..."
Dari wawancara diatas diketahui bahwa staff kelurahan selalu
menyampaikan lapporan tertulis kepada Kepala Kelurahan sebagai salah satu
bentuk tanggung jawab dan evaluasi setelah selesai kegiatan pembagian raskin
pada masyarakat.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan ketua RT, yaitu
bapak B, (44 tahun), beliau menyatakan;
"...kalau laporan tertulis dari saya kepada pak lurah mengenai
pembagian raskin jarang saya lakukan, tapi saya melapor secara lisan saja,
kecuali misalnya ada warga saya yang tidak kebagian jatah baru saya buat
laporan tertulisnya untuk pak lurah bahwa ada warga saya yang tidak mampu
tapi belum terdaftar sebagai penerima raskin, disitu kami mohon agar warga
tersebut bisa dimasukkan sebagai penerima raskin..."
Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa ketua RT tidak selalu
menyampaikan laporan tertulis kepada Kepala Kelurahan setelah selesai
kegiatan pembagian raskin. Namun ketua RT lebih sering menyampaikan
laporan secara lisan, laporan tertulis hanya dilakukan apabila ada hal khusus
seperti misalnya ada warga yang tidak mendapat jatah raskin.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Kelurahan
Tanjung Hulu, Bapak C (46 tahun), beliau menyatakan;
60