Professional Documents
Culture Documents
Tingkat Porositas
I.
II.
Tujuan
Mampu mengetahui tingkat porositas sampel tanah di daerah
Malang.
Dasar Teori
Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi
oleh udara dan air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (macro
pore) dan pori-pori halus (micro pore). Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi
(air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedang pori-pori halus berisi air
kapiler atau udara (Hakim, 1986).
Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat.
Tanah dengan banyak pori-pori kasar sulit menahan air sehingga tanaman mudah
kekeringan. Tanah-tanah liat mempunyai pori total (jumlah pori-pori makro + mikro)
lebih tinggi daripada tanah pasir.
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan
tekstur tanah. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai
porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal).
Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit
menahan air (Hardjowigeno, 2003).
Ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebahagian
besar dari pori-pori itu terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat effisien dalam lalu
lintas air maupun udara. Persentase volume yang ditempati oleh pori-pori kecil,
dalam tanah-tanah berpasir adalah rendah, yang menunjukkan kapasitas memegang
air yang rendah (Buckman dan Brady, 1982).
Sebaliknya, pada top-top soil bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang
pori total yang sebagian besar terdiri pori-pori kecil. Jika semakin tinggi persentase
pasir dalam tanah, semakin banyak ruang pori-pori di antara partikel-partikel tanah
III.
IV.
V.
No
1
2
3
4
Lokasi
Batu
Pujon
Brantas
Kedungkand
ang
5
Kawi
Perhitungan :
Rumus :
13
12
21
17
18,6
11,7
26,5
18
22,2
20,5
28
22
17
12
27
20
rata
18,42
13,64
26,14
19,4
21
22
20
24
19
21,2
Volume Air
x 100
Volume Tanah
Batu
Kelompok 1
(21,3/50) * 100% = 42,6%
Kelompok 2
(13/50) * 100% = 26%
Kelompok 3
(18,6/50) * 100 % = 37,2%
Kelompok 4
(22,2/50) * 100 % = 44,4%
Kelompok 5
(17/50) * 100 % = 34%
Pujon
Kelompok 1
(12/50) * 100 % = 24%
Kelompok 2
(12/50) * 100 % = 24%
Kelompok 3
(11,7/50) * 100 % = 23,7%
Kelompok 4
(20,5/50) * 100% = 41%
Kelompok 5
(12/50) * 100% = 24%
Brantas
Kelompok 1
(28,2/50) * 100% = 56,4%
Kelompok 2
(21/50) * 100% = 42%
Kelompok 3
(26,5/50) * 100% = 53%
Kelompok 4
(28/50) *100% = 56%
Kelompok 5
(27/50) *100% = 54%
Rata-
Kedungkandang
Kelompok 1
(20/50) *100% = 40%
Kelompok 2
(17/50) *100% = 34%
Kelompok 3
(18/50) *100% = 36%
Kelompok 4
(22/50) *100% = 44%
Kelompok 5
(20/50) *100% = 40%
Kawi
Kelompok 1
(21/50) *100% = 42%
Kelompok 2
(22/50) *100% = 44%
Kelompok 3
(20/50) *100% = 40%
Kelompok 4
(24/50) *100% = 48%
Kelompok 5
(19/50) *100% = 38%
No
Lokasi
Kel 1
42,6
1 Batu
24
2 Pujon
56,4
3 Brantas
40
4 Kedungkandang
42
5 Kawi
VI.
Tingkat Porositas %
Kel 2
Kel 3
Kel 4
Kel 5
26
37,2
44,4
34
24
23,4
41
24
42
53
56
54
34
36
44
40
44
40
48
38
Pembahasan
Dari hasil praktikum tersebut dapat dilihat tingkat porositas
tanah yang paling tinggi merupakan daerah Brantas dengan
tingkat porositas 54 % sedangkan tingkat porositas yang paling
rendah adalah daerah Pujon dengan tingkat porositas 24%. Hal
yang membedakan tingkat porositas tanah tersebut adalah karena
struktur tanah, kandungan bahan organik, dan tekstur tanah.
Porositas tanah tinggi jika bahan organik tinggi tanah-tanh dengan struktur granuler
atau remah mempunyai porositas yang lebih tinggi dari pada tanah-tanah dengan
struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori
makro sehingga sulit menahan air.
VIII.
Daftar Pustaka