Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang
diridhoi Allah SWT.
Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami
tentang KONSEP DASAR GERONTIK. mudah-mudahan makalah ini bisa
membantu bagi mahasiswa untuk bekal nanti di lapangan.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis
yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.
DAFTAR ISI
Latar Belakang......................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3
Tujuan ..................................................................................................3
1.4
Manfaat ................................................................................................3
2.2
2.3
2.4
Kesimpulan...........................................................................................40
3.2
Saran.....................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah menurunkan
angka kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini
berdampak pada meningkatnya usia harapan hidup bangsa Indonesia dan
meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.
Pertumbuhan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia
tercatat sebagai paling pesat di dunia dalam kurun waktu tahun 1990-2025.
Jumlah lansia yang kini sekitar 16 juta orang, akan menjadi 25,5 juta pada
tahun 2020, atau sebesar 11,37 persen dari jumlah penduduk. Itu berarti
jumlah lansia di Indonesia akan berada di peringkat empat dunia, di bawah
Cina, India, dan Amerika Serikat.
Menurut data demografi internasional dari Bureau of the Census
USA (1993), kenaikan jumlah lansia Indonesia antara tahun 1990-2025
mencapai 414%, tertinggi di dunia. Kenaikan pesat itu berkait dengan usia
harapan hidup penduduk Indonesia.
Dalam sensus Badan Pusat Statistik (BPS) 1998, harapan hidup
penduduk Indonesia rata-rata 63 tahun untuk kaum pria, dan wanita 67
tahun. Tetapi menurut kajian WHO (1999) harapan penduduk Indonesia
rata-rata 59,7 tahun, menempati peringkat ke-103 dunia. Nomor satu
adalah Jepang (74,5 tahun).
Perhatian pemerintah terhadap keberadaan lansia sudah meningkat.
GBHN 1993 mengamanatkan agar lansia yang masih produktif dan
mandiri
diberi
kesempatan
berperan
aktif
dalam
pembangunan..
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
1.3
Tujuan
1.4
a.
b.
c.
d.
cultural
Program-program nasional untuk lansia.
Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
a.
b.
c.
keperawatan gerontik
Mahasiswa mengetahui dan memahami teori-teori penuaan
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami perubahan biologis,
d.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1
b.
59 tahun.
Lanjut usia (Elderly) ialah kelompok usia antara 60 dan 74
c.
tahun.
Lanjut usia tua (Old) ialah kelompok usia antara 75 dan 90
d.
tahun.
Usia sangat tua (Very Old) ialah kelompok di atas usia 90
tahun.
2.
d.
Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau
kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI,
e.
2003).
Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003).
2.
Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif
dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi
undangan.
3.
4.
Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan
agama, dan melakukan pekerjaan apa saja.
5.
Tipe bingung
kemampuan
untuk
melakukan
aktivitas
sehari-hari
(indeks
kemandirian Katz), para lansia dapat digolongkan menjadi beberapa tipe yaitu
lansia mandiri sepenuhnya, lansia mandiri dengan bantuan langsung keluarganya,
lansia mandiri dengan bantuan secara tidak langsung, lansia dengan bantuan
badan sosial, lansia di panti werda, lansia yang dirawat di rumah sakit, dan lansia
dengan gangguan mental.
2.1.4
Proses Penuaan
Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang
2.
3.
4.
5.
6.
2.2
biokimia
yang
diprogram
oleh
molekul-
c.
d.
e.
sendiri.
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.
Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan
f.
kekurangan gizi.
Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat
diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang
h.
Teori Stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa
digunakan
tubuh.
Regenerasi
jaringan
tidak
dapat
j.
yang
tua
atau
usang,
reaksi
kimianya
Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel
yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.
2.
Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang
dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia
tahap perkembangan kronologis tertentu. Ini merupakan suatu fenomena yang
kompleks dan multi dimensional yang dapat di observasi di dalam satu sel dan
berkembang sampai pada keseluruhan sistem. ( Mickey and Patricia, 2006)
Walaupun hal itu terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda, di dalam parameter
yang cukup sempit, proses tersebut tidak tertandingi.
Teoriteori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan terjadi
oleh Barbara Cole Donlon di kelompokkan kedalam dua kelompok besar, yaitu
teori biologis dan psikososial (Tabel 2-1). Penelitian yang terlibat dengan jalur
biologi telah memusatkan perhatian pada indikator yang dapat dilihat dengan jelas
pada proses penuaan, banyak pada tingkat seluler, sedangkan ahli teori psikososial
mencoba untuk menjelaskan bgaimana proses tersebut dipandang dalam kaitan
dengan kepribadian dan perilaku.
Tabel 2-1 Teori-Teori Penuaan
Teori Biologis
Genetika
Tingkat Perubahan
Gen yang diwariskan
lingkungan
Kerusakan oleh radikal bebas
Imunitas
yang berbahaya
Integritas sistem tubuh untuk melawan
Neuroendokrin
kembali
Kelebihan
Teori Psikologis
Kepribadian
Tugas Perkembangan
Disengagment
Aktivitas
Kontinuitas
hormon
Tingkat Proses
Introvert lawan ekstrovert
Maturasi sepanjang rentang kehidupan
Antisipasi menarik diri
Membantu mengembangkan usaha
Pengembangan individualitas
1.
Teori Biologis
10
atau
&
kurangnya
dampak
produksi
orang
dapat
dibantu
untuk
meminimalkan
atau
11
informasi
genetik.
Adanya
crosslink
ini
12
sintesis
DNA,
sehingga
mendorong
malfungsi
percaya
bahwa
tubuh
akan
mengalami
kerusakan
13
kemampuannya
unutk
meningkatkan
respons
pendekatan
pemeliharaan
kesehatan,
14
atau
kurangnya
pengetahuan.
Pada
umumnya,
proses
pemberian
perawatan
dengan
Teori Psikologis
15
cara
biologi
pada
kerusakan
anatomis.
Untuk
tujuan
16
hidupnya
secara
retrospektif.
Lansia
sering
17
c. Teori Disengagement
Teori Disengagement (teori pemutusan hubungan),
dikembangkan pertama kali pada awal tahun 1960-an,
menggambarkan proses penarikan diri oleh lansia dari peran
bermasyarakat dan tanggung jawabnya.(Comming dan Henry,
1961)
Menurut ahli teori ini, proses penarikan diri ini dapat
diprediksi, sistematis, tidak dapat dihindari, dan penting untuk
fungsi yang tepat dari masyarakat yang sedang tumbuh. Lansia
dikatakan akan bahagia apabila kontak sosial telah berkurang
dan tanggung jawab telah diambil oleh generasi yang lebih
muda. Manfaat pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah
agar ia dapat menyediakan waktu untuk merefleksikan
pencapaian hidupnya dan untuk menghadapi harapan yang tidak
terpenuhi, sedangkan manfaatnya bagi masyarakat adalah dalam
rangka memindahkan kekuasaan generasi tua kepada generasi
muda.
Teori ini banyak menimbulkan kontroversi, sebagai
karena penelitian ini dipandang cacat dan karena banyak lansia
yang menentang postulat yang dibangkitkan oleh teori untuk
menjelaskan
apa
yang
terjadi
di
dalam
pemutusan
18
d. Teori Aktivitas
Lawan langsung dari teori disengagement adalah teori
aktivitas penuaan, yang berpendapat bahwa jalan menuju
penuaan yang sukses adalah dengan cara tetap aktif. Havighurst
yang pertama menulis tentang pentingnya tetap aktif secara
sosial sebagai alat untuk penyesuaian diri yang sehat untuk
lansia pada tahun 1952. Sejak saat itu, berbagai penelitian telah
memvalidasi hubungan positif antara mempertahankan interaksi
yang penuh arti dengan orang lain dan kesejahteraan fisik dan
mental orang tersebut.
Gagasan
pemenuhan
kebutuhan
seseorang
harus
kehidupan
manusia.
e. Teori Kontinuitas
Teori kontinuitas, juga dikenal sebagai suatu teori
perkembangan, merupakan suatu kelanjutan dari kedua teori
sebelumnya
dan
mencoba
untuk
menjelaskan
dampak
19
perubahan
sosial-ekonomi
atau
faktor
kesehatan,
tidak
diketahui
yang
tetap
selama
20
Perubahan Biologis
1. Sel
Jumlah sel menjadi menurun atau lebih sedikit, ukuran sel
lebih besar, berkurangnya cairan intra seluler, menurunnya proporsi
protein di otak; otot; ginjal; darah dan hati, jumlah sel otak menurun,
terganggunya mekanisme perbaikan sel. Otak menjadi atrofi
(beratnya berkurang 5-10%), lekukan otak akan menjadi lebih
dangkal dan melebar.
2. Perubahan Sistem Persyarafan
Struktur
dan
fungsi
system
saraf
berubah
dengan
21
memerlukan
waktu
yang
lebih
lama
untuk
22
menghindari
interaksi
social.
Perilaku
ini
sering
23
24
kedalaman
nafas
turun.
Kemampuan
batuk
menurun
25
26
tersebut
mengakibatkan
penurunan
mobilitas,
kesehatan
tulang
pada
lansia
dengan
27
Peningkatan Ke
Olahraga secara
merokok, maka
garam ; berpartis
tekanan darah se
berat badan.
Olahraga secara
cairan untuk m
imunisasi influe
infeksi traktus re
Hindari pajanan
ruangan); berpa
suhu dalam ru
seminggu; lumas
28
Berolahraga sec
batasi masukan
tambahan hormo
Kunjungi dokte
dari toilet, paka
banyak air, pert
perineal.
Sistem Gastrointestinal
Keluhan mulut kering
Gunakan es bat
Penurunan salivasi, kesulitan menelan Keluhan sesak, nyeri ulu hati, dan setiap hari. Mak
makanan, perlambatan pengosongan gangguan pencernaan.
gigi berkala.
esophagus dan lambung, penurunan
motilitas GI.
2.3.2
Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah:
1. Perubahan fisik.
2. Kesehatan umum.
3. Tingkat pendidikan.
4. Hereditas.
5. Lingkungan.
6. Perubahan kepribadian yang drastis namun jarang terjadi misalnya
kekakuan sikap.
7. Kenangan, kenangan jangka pendek yang terjadi 0-10 menit.
8. Kenangan lama tidak berubah.
9. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal,
berkurangnya penampilan, persepsi, dan ketrampilan psikomotor
terjadi perubahan pada daya membayangkan karena tekanan dari
faktor waktu.
29
2.3.3
Perubahan Psikososial
1. Perubahan lain adalah
adanya
perubahan
psikososial
yang
Perubahan kultural
1. Kolektifitas Etnis
Adalah kelompok dengan asal yang umum, perasaan identitas
dan memiliki standart perilaku yang sama. Individu yang bedasarkan
dalam kelompok seperti itu mengikuti budaya oleh norma-norma
yang menentukan jalan ikiran dan perilaku mereka. (Harwood, 1981)
2. Shok Budaya
Adalah salah satu sebab karena bekerja dengan individu yang
latar belakang kulturnya berbeda. Shock budaya sebagai perasaan
yang tidak ada yang menolong ketidaknyamanan dan kondisi
disoirentasi yang dialami oleh orang luar yang berusaha beradaptasi
secara komprehensif atau secara efektif dengan kelompok yang
berbeda akibat akibat paraktek nilai-nilai dan kepercayaan.
( Leininger, 1976)
30
31
Posyandu Lansia
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk
masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah
disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program
Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga,
tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
Tujuan Posyandu Lansia
Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :
a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di
masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan kebutuhan lansia
32
b. Mendekatkan
pelayanan
dan
meningkatkan
peran
serta
b.
c.
II ini.
Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini
juga bisa dilakukan pelayanan pojok gizi.
33
lokasi
posyandu
tanpa
harus
menimbulkan
kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat
mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan
posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor
eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu
lansia.
c. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun
mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong
minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu
34
dan
berusaha
membantu
mengatasi
segala
35
b.
c.
d.
tubuh (IMT).
Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan
e.
f.
cuprisulfat
Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal
g.
h.
i.
Puskesmas Lansia
Tujuan pelaksanaan kegiatan dalam program usia lanjut adalah :
a.
36
b.
c.
pengobatan,perawatan
dan
maupun keluarganya.
Melaksanakan rujukan medic ke fasilitas rumah sakit untuk
pengobatan, perawatan atau rehabilitative bagi usia lanjut yang
membutuhkan
termasuk
mengusahakan
kemudahan-
kemudahannya.
3.
37
38
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Batasan lanjut usia menurut WHO terbagi menjadi 5
yaitu usia pertengahan (Middle Age) ialah kelompok usia 45 sampai 59
tahun, lanjut usia (Elderly) ialah kelompok usia antara 60 dan 74 tahun,
lanjut usia tua (Old) ialah kelompok usia antara 75 dan 90 tahun, usia
sangat tua (Very Old) ialah kelompok di atas usia 90 tahun.
Teori teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan
terjadi oleh Betty Newman di kelompokkan kedalam dua kelompok besar,
yaitu teori biologi dan kejiwaan sosial. Sedangkan teori penuaan menurut
Barbara Cole Donlon di kelompokkan kedalam dua kelompok besar, yaitu
teori biologis dan psikososial.
Penelitian yang terlibat dengan jalur biologi telah memusatkan
perhatian pada indikator yang dapat dilihat dengan jelas pada proses
penuaan, banyak pada tingkat seluler, sedangkan ahli teori psikososial
mencoba untuk menjelaskan bgaimana proses tersebut dipandang dalam
kaitan dengan kepribadian dan perilaku.
Kesejahteraan individu lansia tergantung pada faktor fisik, mental,
sosial dan lingkungan. Pengkajian total meliputi evaluasi sistem tubuh
utama, status social dan mental, dan kemampuan individu untuk berfungsi
secara mandiri meskipun menderita penyakit kronis.
3.2
Saran
1. Mahasiswa
Keperawatan
mampu
memahami
tentang
konsep
keperawatan gerontik.
2. Mahasiswa Keperawatan dapat bekerja sama dengan perawat
kesehatan komunitas dan populasi untuk memperbaiki kembali
kesehatan lansia.
39
40
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan usia lanjut dan Geriatrik. Jakarta: EGC.
Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Ed 2. Jakarta : EGC.
Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.
Anderson, Elizabeth T. dan Judith McFarlane. Buku Ajar Keperawatan
Komunitas: Teori dan Praktik, Ed. 3. Jakarta: EGC.
Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Ekasari, Mia Fatma, dkk. 2006. Panduan Pengalaman Belajar Lapangan:
Keperawatan Keluarga, Keperawatan Gerontik, Keperawatan
Komunitas. /Jakarta: EGC.
Smeltzer, Susan. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah Volume 1 Brunner and
Suddarth. Jakarta : EGC.