Professional Documents
Culture Documents
BLOK 17
SKENARIO A
Grup 12
Tutor : dr. Ferry SpOG
Anisa Karamina Wardani
04101401003
Imam Hakiki
04101401007
04101401017
Khairunnissa
04101401018
04101401022
Daniela Selvam
04101401027
04101401029
Ayu Aliyah
04101401030
04101401067
Ari Miska
04101401071
04101401128
Preetibah Ratenavelu
04101401136
Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario A blok 17 sebagai tugas kompetensi
kelompok. Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Besar
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang. Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih kepada :
1. Allah SWT.
2. Kedua orang tua yang memberi dukungan materil maupun spiritual.
3. Dr. Ferry.SpOG selaku tutor.
4. Teman-teman sejawat dan seperjuangan.
5. Semua pihak yang membantu penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan tutorial ini
bermanfaat tidak hanya untuk penulis tetapi juga untuk orang lain dalam perkembangan ilmu
pengetahuan di masa yang akan datang.
Palembang,
Penulis
Februari 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Blok
Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2.
Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan
pembelajaran diskusi kelompok.
3.
Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari
skenario ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Moderator
Notulis
Sekretaris
Waktu
Peraturan tutorial
SKENARIO A
Mrs. Y, 37 years old, from middle income family is come to doctor (public health centre) with
chief complain vaginal bleeding. The mother also complain abdominal cramping. She also
missed her peroid for about 8 weeks. The mother also feels nauseous, sometimes have
vomiting and breast tenderness/ since 1 years ago she complain about vaginal discharge with
smelly odor and sometime accompanied by vulvar itchy. She already have 2 children before
and the youngest child is 6 years old. Her husband is a truck driver.
In the examination findings :
Height = 155 cm; Weight = 50 kg; Blood pressure = 120/80 mmHg; Pulse = 80x/m; RR =
20x/m.
Palpebral conjunctival looked normal, hyperpigmented breasts.
External examination : abdomen flat and souffle, symmetric, uterine fundal not palpable,
there is no mass, no pain tenderness and no free fluid sign.
Internal examination :
Speculum examination : portio livide, external os open with blood come out from external os,
there are no cervical erotion, laceration or polyp.
Bimanual examination : cervix is soft, the external os open, no cervical motion tenderness,
uterine size about 8 weeks gestation, both adnexa and parametrium within normal limit.
Hb 11g/dL; WBC 16.000/mm3; ESR 15 mm/hour; Peripheral Blood Image : WNL
Urine Pregnancy Test (HCG) positive
I. Klarifikasi Istilah
1. Vaginal bleeding
2. Abdominal cramping
3. Breast tenderness
4. Nausea
5. Vaginal discharge
6. Vulvar itchy
7. Abdominal souffl
abdomen
8. Hyperpigmented breast : peningkatan pigmen (perubahan warna) lebih kecoklatan
pada payudara
9. Portio livide
: bagian uterus yang menjorok ke vagina yang berwarna
kebiruan akbiat hipervaskularisasi
10. Cervical erotion
: perubahan yang terjadi di mulut Rahim dan biasanya
didiagnosis pada saat pemeriksaan dalam vagina
11. Laceration
: luka robek
12. Polyp
: setiap pertumbuhan atau massa yang menonjol dari
membrane mukosa
13. Parametrium
: jaringan ikat yang terdapat diantara kedua lembar
ligamentum latum
14. WNL
: keadaan normal (whitin normal limit)
15. Uterine fundal
: fundus uteri, bagian atas dari uterus
16. BHCG
: hormone kehamilan yang diproduksi ovum yang diimplan
dan dapat diproduksi tanpa adanya embrio
II. Identifikasi masalah
1. Nona Y, 37 tahun datang ke dokter dengan keluhan perdarahan vagina
2. Ia juga mengeluh keram pada perut dan tidak menstruasi lagi sejak 8 minggu yang
lalu, serta mengalami mual, kadang muntah dan nyeri payudara
3. Sejak satu tahun yang lalu dia mengeluh vaginal discharge dengan bau yang tidak
sedap dan kadang diikuti oleh gatal pada vulva.
4. Dia sudah mempunyai 2 anakyang berumur 6 tahun dan suaminya seorang supir truk.
5. Pemeriksaan umum : Tinggi 155cm; berat 50 kg; tekanan darah 120/80 mmHg;
denyut nadi 80x/m; RR 20x/m. Konjungtiva palpebra terlihat normal, hiperpigmentasi
payudara
6. Pemeriksaan luar : abdomen flat dan souffle, simetris, fundus uteri tidak teraba, tidak
ada massa, tidak ada nyeri tekan dan tanda cairan bebas.
7. Pemeriksaan dalam :
Speculum : portio lividum, OUE terbuka dengan darah keluar dari OUE, tidak ada
erosi serviks, laserasi atau polip
8. Pemeriksaan bimanual : serviks lembut, OUE terbuka, no cervical motion tenderness,
ukuran uterus sekitar 8 minggu kehamilan, adnexa dan parametrium dalam batas
normal
9. Hb : 11g/dL; WBC 16.000/mm3, ESR 15/jam; gambaran darah perifer : dalam batas
normal. Urine : tes kehamilan (HCG) positif
Fisiologi:
Sirkulasi melalui tali pusat di mulai
Penyatuan vili chorealis belum terlalu dalam
b. bagaimana etiologi dan mekanisme perdarahan pervaginam?
Penyebab perdarahan pervaginam yang tidak berbahaya pada ibu hamil trimester
1, antara lain :
1. Melekatnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim. Hal ini merupakan
hal yang normal terjadi pada masa kehamilan dan biasanya jumlah darah yang
keluar sangat sedikit.
2. Tejadinya perubahan hormonal tubuh pada masa kehamilan. Jumlah darah
yang keluar sangat sedikit dan biasanya terjadi pada minggu awal kehamilan.
Namun, pada sebagian wanita perdarahan ini ada yang menetap sampai akhir
kehamilan.
Penyebab perdarahan pervaginam yang berbahaya pada ibu hamil trimester 1,
antara lain :
1. Abortus / keguguran : keluarnya hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel
sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Perdarahan pervaginam
yang terjadi biasanya disertai nyeri perut.
c. apa hubungan usia, jenis kelamin dan status social dengan keadaan yang dialami
Ny. Y ?
Usia: usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Wanita yang
berusia lebih dari 30 tahun seringkali mengalami konsidi kesehatan kronik. Hal ini
berpengaruh jika wanita tersebut hamil. Risiko abortus meningkat seiring usia
wanita tersebut diatas 30 tahun, baik kromosom janin itu normal atau tidak.
Wanita diatas 30 tahun semakin tipis cadangan telur yang ada, indung telur juga
semakin kurang peka terhadap rangsangan gonadotropin. Makin lanjut usia
wanita, maka risiko abortus makin meningkat karena menurunnya kualitas sel
telur atau ovum dan meningkatnya risiko kejadian kelainan kromosom. Pada
gravida tua terjadi abnormalitas kromosom janin sebagai salah satu faktor etiologi
abortus.Usia 30-34 tahun 11.7 %. Usia 35-39 tahun 17.7%, 40-44 tahun 33.8%,
>44 tahun 53.2%
Sosial ekonomi: keterbatasan sosial ekonomi juga berpengaruh langsung terhadap
pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan akan makanan dan berpengaruh
juga untuk pemberian nutrisi untuk ibu hamil. Jika nutrisi tidak terpenuhi dengan
baik makan pertumbuhan janin akan terhambat dan memperbesar risiko abortus
akibat janin yang gagal tumbuh.
Mekanisme
Kondisi kram perut yang timbul dengan disertai perdarahan pervaginam pada
kehamilan merupakan tanda warning dari kemungkinan adanya berbagai macam
gangguan pada kehamilan (solusio plasenta, ectopic pregnancy, abortus, dll).
Infeksi transmisi ke plasenta inflamasi di villi chorion pelepasan sitokin
nekrosis hasil konsepsi bisa terlepas dari tempat implantasi embrio dianggap
sbg benda asing uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya dari cavum uteri
konstriksi pembuluh darah myometrium (a.radialis) iskemik nyeri hebat (kram).
menghambat
pembentukan
FSH
dan
memerintahkan
hipofisis
Masa Subur
Masa subur adalah masa dimana akan terjadi kehamilan pada saat fertilisasi.
Pada masa itulah, sel telur yang dihasilkan berada dalam keadaan siap untuk
dibuahi.
Interpretasi
BMI sebelum lahir = 18,7 (Normal)
BP 120/80mmHg
(Normal: 120/80mmHg)
HR 80x/m (N: 60-100x/m)
RR 20 x/minute (N: 16-24)
Palpebral conjunctival looked
normal
Hyperpigmentation of breast
Normal
Normal
Normal
Normal
Linea nigra - hiperpigmentasi kulit di daerah
areolar akibat peningkatan estrogen dan
progesteron yang berlebihan yang memicu
kepada perlepasan MSH (melanosit stimulating
hormon)
yang
merangsang
keluarnya
melanosform, menunjukkan tanda kehamilan
Interpretasi
Normal
Normal
Normal
Os external open
Interpretasi
Tanda kehamilan, yaitu tanda Chardwick
Peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat
jelas pada kulit dan otot-otot perineum dan vulva
sehingga vagina terlihat berwarna keunguan.
OUE terbuka karena adanya kontraksi uterus
Interpretasi
Normal dalam kehamilan
Normal
Interpretasi
Normal (dalam kehamilan TM I = 11g/dL)
KET
Infeksiosa
Anamnesis:
Perdarahan pervaginam
Demam
Kram perut
Keluhan kehamilan
Riwayat abortus tidak aman
Pemeriksaan fisik:
Takikardi
Pucat
Abdomen datar
Nyeri tekan perut
Free fuid sign
Portio livide
OUE terbuka
Keluar darah berbau
Uterus
Pemeriksaan lab:
Anemia
Leukositosis
LED
HCG
Mola
Perdarahan
Hidatidosa
Uterus Disfungsi
+
+
+
+
+
+
+
+
-
+
-/+
-
+
+/-
+
+
+
+
+
+
+
<
+
+
-/+
+
+
N/<
+
+/?
>
+/+/+
N
+
+
+
+
+/+/-
+
-/+
+/-
7. Bagaimana cara penegakan diagnosis dan diagnosis kerja pada kasus ini ?
lakukan anamnesis terlebih dahulu. Di kasus ini ditemukan keram pada perut,
perdarahan pervaginam, riwayat 1 tahun terakhir vaginal discharge yg bau dan kadang
gatal, dan riwayat pekerjaan suaminya adalah supir truk. Kemungkinan ada 2
diagnosis disini yaitu KET dan abortus. Untuk memastikan kita lakukan Urine
Pregnancy Test dan pada kasus positif, kemungkinan diagnosisnya adalah antara
kedua diatas.
Pemeriksaan fisik ditemukan hyperpigmented breast yg menandakan kehamilan,
pada abdomen tidak ada massa, tidak ada nyeri, dan tidak ada cairan bebas yang bisa
menyingkirkan diagnosis KET. Pada pemeriksaan speculum ditemukan OUE yang
telah terbuka, portio livide, mengeluarkan darah, tetapi tak ada menjelaskan tentang
jaringan yang keluar untuk membedakan jenis abortus. pemeriksaan lab ditemukan
leukositosis yang menandakan infeksi, dan Urine Pregnancy Test positif menandakan
adanya kehamilan. lalu bisa ditambahkan pemeriksaan penunjang seperti USG untuk
memastikan ada janin. Dari gejala dan tanda diatas, bisa ditegakkan diagnosis
Abortus Insipiens et causa infeksiosa.
8. Apa Epidemiologi penyakit pada kasus ini ?
Pada kasus Ny. Y faktor resiko yang berperan pada abortus adalah dari maternal itu
sendiri, faktor resiko abortus dari maternal dapat dibagi menjadi,
a. penyekit sistemik 2%
b. abnormalitas uterus 8%
c. psikosomatik 15%
Abortus terjadi pada 25% dari seluruh kehamilan, 15% pada clinical pregnancy, dan
60% pada chemical pregnancy, 8% dari seluruh kejadian abortus adalah abortus
spontan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 12 minggu.
Penyebab abortus bervariasi dan sering diperdebatkan. Umumnya lebih dari satu
penyebab. Penyebab terbanyak diantaranya adalah:
Faktor genetik. Translokasi parental keseimbangan genetik
o Mendelian
o Multifaktor
o Robertsonian
o Resiprokal
Kelainan kongenital uterus
o Anomali duktus mulleri
o Septum uterus
o Uterus bikornis
o Unkompetensia serviks uterus
o Mioma uteri
o Sindroma asherman
Autoimun
o Aloimun
o Mediasi imunitas humoral
o Mediasi imunitas seluler
Defek fase luteal
o Faktor endokrin eksternal
o Antibodi antitiroid hormon
o Sintesis LH yang tinggi
Infeksi
Hematologik
Lingkungan
Pada kasus: penyebab abortus adalah infeksi, karena Mrs.Y mengeluh vaginal
discharge with smelly odor dan vulvar itchy, kemungkinan tertular dari suaminya
yang seorang supir truck yang melakukan hubungan dengan wanita lain selain Mrs.Y
yang tidak terjamin higienisnya. Beberapa jenis organisme yang bertanggung jawab
atas terjadinya abortus:
Bakteri
o Listeria monositogenes
o Klamidia trakomatis
o Ureaplasma urealitikum
o Mikoplasma hominis
o Bakterial vaginosis
Virus
o Sitomegalovirus
o Rubella
o Herpes simpleks virus
o HIV
o Parvovirus
Parasit
o Toksoplasmosis gondii
o Plasmodium falsiparum
Spirokaeta
o Treponema falsiparum
Faktor ovofetal:
kelainan ovum /
sperma
Kehamilan 8
minggu
Perubahan mammae
(HCG) positive
Faktor maternal :
infeksi
peran
infeksi
terhadap
risiko
Abortus insipien
Adanya
metabolik
toksik,
janin
atau
cacat
berat
bisa
implantasi.
mengganggu
proses
OUE
terbuka
Vaginal
bleeding
Abdominal
cramping
pendataran dan dilatasi servik dan atau terjadi pecahnya selaput ketuban.
12. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini ?
Abortus dengan infeksi :
a. Perbaiki keadaan umum
b. Antibiotika dosis tinggi
Ampicillin 3 X 1 g
Gentamisin 2 X 80 mg
c. Antipiretik L xylo-della 2 ml (jika suhu tinggi)
d. Kuretase setelah 12 24 jam kemudian, kecuali bila perdarahan banyak kuretase
segera dilakukan.
e. Anti tetanus toksoid 1500 u. Bila terjadi tetanus, kerjasama dengan bagian THT
Jika mengalami banyak perdarahan : berikan infus, transfusi darah, dan antibiotik.
Kuratase dilakukan setelah 6 jam kemudian. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan
sisa-sisa abortus, mencegah perdarahan, dan menghilangkan jaringan yang nekrosis
yang dapat menjadi media pembiakkan bagi mikroorganisme.
Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan
selama 36 jam dengan diberikan morfin
Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani
dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul
dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrin 0,5 mg intramuskular.
Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta
secara manual.
13. Bagaimana Prognosis penyakit pada kasus ini ?
Dubia et bonam, tergantung tatalaksana yang dilakukan.
14. Apa komplikasi penyakit pada kasus ini ?
a. Perforasi Dalam
Melakukan kerokan harus diingat bahwa selalu ada kemungkinan terjadinya
perforasi dinding uterus, yang dapat menjurus ke rongga peritoneum, ke
ligamentum latum, atau ke kandung kencing. Oleh sebab itu letak uterus harus
ditetapkan lebih dahulu dengan seksama pada awal tindakan, dan pada dilatasi
serviks jangan digunakan tekanan berlebihan. Pada kerokan kuret dimasukkan
dengan hati-hati, akan tetapi penarikan kuret ke luar dapat dilakukan dengan
tekanan yang lebih besar. Bahaya perforasi ialah perdarahan dan peritonitis.
Apabila terjadi perforasi atau diduga terjadi peristiwa itu, penderita harus diawasi
IV. HIPOTHESIS
Ny. Y, 37 tahun mengalami perdarahan pervagina akibat abortus yang disebabkan infeksi
dan factor usia.
V. Kerangka Konsep
ANAMNESIS:
PEMERIKSAAN :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Usia 37 tahun
Perdarahan pervaginam
Abdominal cramping
Menstruasi telat sejak 8 minggu
Mual, muntah, payudara tegang
Riwayat 1 tahun vaginal discharge
bau dan kadang gatal
7. Punya anak 2 dan yang termuda
beruisa 6 tahun
8. Riwayat keluarga suami supir truk
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Hyperpigmented breast
Os external terbuka
Perdarahan
Portio livide
Serviks lembek
Leukositosis
7. Urine Pregnancy Test Positive
Abortus Insipiens
What I Know
Abortus
Definisi
What I Dont
What I have to
Know
Prove
Source
Adanya infeksi
Internet, Text
penegakan
yang memicu
Book, Jurnal
diagnosis, DD,
terjadinya
gejala klinis,
abortus
etiologi dan
faktor resiko,
pathogenesis,
tatalaksana,
komplikasi
Anatomi
organ
Reproduksi
Wanita
Perubahan
pada ibu
hamil
Anatomi dan
fisiologi
BAB III
SINTESIS
A. Abortus
DEFINISI
Abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana janin belum
mampu hidup di luar rahim ( belum viable ) dengan criteria usia kehamilan kurang 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang abortus, antara lain :
EASTMAN
JEFFCOAT : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28
minggu, yaitu fetus belum viable by law.
HOLMER : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16, dimana proses
plasentasi belum selesai.
ETIOLOGI
Factor-faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah factor ovum sendiri, factor ibu, dan
factor bapak, antara lain :
1. Kelainan Ovum
Menurut HERTIG dkk pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus
spontan . Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vili.
Abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang
kemungkinan kalau kehamilan sudah lebih dari satu bulan, artinya makin muda
kehamilan saat terjadinya abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan
ovum (50-80%).
6. Inkompetensi cervix
Cervix longgar (tidak sempit lagi) sehingga mudah janin jatuh/ tidak tertahan di
dalam. Penyebabnya curettage (karena perlukaan, infeksi) dan operasi konisasi
(cervix diangkat)
7. Antagonis Rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga
terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
8. Penyakit bapak : Umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemi, dekompensasi
cordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alkohol, nikotin, Pb, dll) sinar rontgen,
avitaminosis.
FREKUENSI
Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisar antara 10-15%. Namun demikian,
frekuensi seluruh keguguran sukar ditentukan karena abortus buatan buatan banyak yang
tidak dilaporkan, kecuali jika terjadi komplikasi. Juga karena sebagian keguguran spontan
hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga wanita tidak datang ke dokter atau
Rumah Sakit.
Makin tua umur, abortus makin sering terjadi. Demikian juga dengan semakin
banyak anak, abortus juga akan semakin sering terjadi. Semakin tua umur
PATOLOGI
Pada permulaan, terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan
sekitar, kemudian sebagian atau seluruh hasik konsepsi terlepas. Karena dianggap benda
asing maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan dibawah 8 minggu
hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili korealis belum menembus desidua terlalu
dalam sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu telah masuk agak dalam sehingga sebagian
keluar dan sebagian lagi akan tertinggal karena itu akan terjadi banyak perdarahan.
KLASIFIKASI
Abortus dapat dibagi atas dua golongan :
1. Abortus Spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului factor-faktor mekanis ataupun
medisinalis, semata-mata disebabkan oleh factor-faktor alamiah.
2. Abortus Provakatus (induced abortion)
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan mengunakan obat-obatan ataupun alatalat. Abortus ini terbagi lagi menjadi :
a) Abortus Medisinalis
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
b) Abortus Kriminalis atau tidak aman
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal
atau tidak berdasarkan indikasi medis.
Penatalaksanaan
Bila kehamilan < 16 minggu dapat dilakukan evakuasi uterus dengan Aspirasi
Vakum Manual (AVM).
Jika evakuasi tidak dapat dilakukan segera lakukan :
- Berikan ergometrin 0,2 mg I.M yang diulangi 15 menit kemudian jika
perlu ATAU Misoprostol 400 mg per oral dan bila masih diperlukan dapat
hasil konsepsi
- Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
Lakukan Pemantauan Pasca Abortus
3. Abortus Kompletus
ialah proses abortus dimana keseluruhan hasil konsepsi (desidua dan fetus) telah keluar
melalui jalan lahir sehingga rongga rahim kosong.
Tanda dan Gejala
a) Serviks menutup.
jam
Bila anemia terapi dengan Fe kalau perlu transfusi darah.
5. Missed Abortion
ialah berakhirnya suatu kehamilan sebelum 20 minggu, namun keseluruhan hasil
konsepsi tertahan dalam uterus 8 minggu atau lebih
Gejala Klinis
- Ditandai dengan kehamilan yang normal dengan amenorrhea, dapat disertai
-
6. Abortus Habitualis
ialah abortus yang terjadi 3 kali berturut turut atau lebih oleh sebab apapun.
Pemeriksaan :
a. Histerosalfingografi, untuk mengetahui adanya mioma uterus submukosa atau
anomali congenital.
b. BMR dan kadar jodium darah diukur untuk mengetahui ada atau tidak gangguan
glandula thyroidea
c. Psiko analisis
Terapi :
o Pada serviks inkompeten terapinya operatif SHIRODKAR atau MC DONALD
(cervical cerlage).
o Merokok dan minum alcohol sebaiknya dikurangi atau dihentikan.
o Pengobatan pada kelainan endometrium pada abortus habitualis lebih besar
hasilnya jika dilakukan sebelum ada konsepsi daripada sesudahnya.
7. Abortus Infeksious
ialah suatu abortus yang telah disertai komplikasi berupa infeksi genital
Diagnosis :
- Adanya abortus : amenore, perdarahan, keluar jaringan yang telah ditolong di
-
sebagainya.
tanda tanda infeksi yakni kenaikan suhu tubuh lebih dari 38,5 derajat Celcius,
kenaikan leukosit dan discharge berbau pervaginam, uterus besar dan lembek
disertai nyeri tekan.
Penatalaksanaan
-
Bila perdarahan banyak, berikan transfusi darah dan cairan yang cukup
Berikan antibiotika yang cukup dan tepat (buat pemeriksaan pembiakan dan uji
kepekaan bakteri)
o
Berikan suntikan penisilin 1 juta satuan tiap 6 jam
o
Berikan suntikan streptomisin 500mg setiap 12 jam
o
Atau antibiotika spektrum luas lainnya.
Bila tetap terjadi perdarahan banyak setelah 1-2 hari lakukan dilatasi dan
kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi
8. Septic Abortion
ialah abortus infeksiosus berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam
peredaran darah atau peritoneum.
Diagnosis septic abortion ditegakan jika didapatkan tanda tanda sepsis, seperti nadi
cepat dan lemah, syok dan penurunan kesadaran.
Penatalaksanaan sama dengan abortus infeksious, hanya dosis dan jenis antibiotika
ditinggikan dan dipilih jenis yang tepat sesuai dengan hasil pembiakan dan uji kepekaan
kuman. Perlu di observasi apakah ada tanda perforasi atau akut abdomen.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang ini diperlukan dalam keadaan abortus imminens, abortus habitualis
dan missed abortion :
1. Pemeriksaan ultrasonographi atau Doppler untuk menentukan apakah janin masih
hidup atau tidak, serta menentukan prognosis.
2. Pemeriksaan kadar fibrinogen pada missed abortion.
3. Tes kehamilan.
4. Pemeriksaan lain sesuai dengan keadaan dan diagnosis pasien.
DIAGNOSIS BANDING
1. KET : nyeri lebih hebat dibandingkan abortus.
2. Mola Hidantidosa : uterus biasanya lebih besar daripada lamanya anmenore dan
muntah lebih sering.
3. Kehamilan dengan kelainan serviks seperti karsinoma servisi uteri, polipus uteri, dsb.
KOMPLIKASI ABORTUS
1. Perdarahan (hemorrhage)
2. Perforasi : sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh tenaga
yang tidak ahli seperti bidan dan dukun.
3. Infeksi dan tetanus
4. Payah ginjal akut
5. Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh:
- Perdarahan yang banyak disebut syok hemoragik
- Infeksi berat atau sepsis disebut syok septik atau endoseptik
Blighted ovum
Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada
bayi di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan gejala-gejala
kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning
sickness), payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes
kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif.
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat
berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna,
dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap
tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG (human chorionic
gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan
otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon
HCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam
dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif
Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan blighted ovum.
Seorang wanita baru dapat diindikasikan mengalami blighted ovum bila telah melakukan
pemeriksaan USG transvaginal. Namun tindakan tersebut baru bisa dilakukan saat kehamilan
memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari
16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung
kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin.
Karena gejalanya yang tidak spesifik, maka biasanya blighted ovum baru ditemukan
setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan perdarahan. Selain blighted
ovum, perut yang membesar seperti hamil, dapat disebabkan hamil anggur (mola hidatidosa),
tumor rahim atau penyakit usus.
Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses pembuahan
sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, penyakit kencing manis
(diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta faktor imunologis
seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan blighted ovum. Risiko juga
meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi
turun.
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan
hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalisa untuk memastikan apa
penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena infeksi maka dapat diobati
sehingga kejadian ini tidak berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan
program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil sungguhan.
g. Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot
muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari
sphincter ani.
2. Genetalia Interna
a. Vagina
Merupakan
saluran
muskulo-membraneus
yang
menghubungkan
rahim
dengan
vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus
levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan.
Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan
dinding belakangnya sekitar 11 cm.
Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak
(ujung) vagina menjadi:
-Forniks anterior -Forniks dekstra
b. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan
rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian
bawah berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina
yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna).
Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.
1) Korpus uteri : berbentuk segitiga
2) Serviks uteri : berbentuk silinder
3) Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan
parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3
cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat
menahan beban hingga 5 liter
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan penebalan
yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi
tuba dan mencapai dinding abdomen.
b) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan
dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan
tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini
membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat,
dengan demikian pendarahan dapat terhenti. Makin kearah serviks, otot rahim makin
berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum
uteri internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis
dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri
menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen
bawah rahim dan meregang saat persalinan.
c) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar
endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan
oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium
mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi
(nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan
secara terus-menerus, sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang
panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga,
tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang menyangga uterus adalah:
1) Ligamentum latum
Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
2) Ligamentum rotundum (teres uteri)
Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
3) Ligamentum infundibulopelvikum
Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
4) Ligamentum kardinale Machenrod
Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
5) Ligamentum sacro-uterinum
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
6) Ligamentum vesiko-uterinum
Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus
saat hamil dan persalinan.
d) Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara
3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di
lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat
terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai
mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.
e) Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba
uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah
folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan
ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di
dalam ovariumnya, bila habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesteron
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial
ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting
pada wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita
seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan
akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum
yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk
menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur
dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi,
sebagai kematangan organ reproduksi wanita.
dimana
terjadi
proses
terbentuknya
D. Hormon-Hormon Reproduksi
1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling
penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciriciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh,
rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan
membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks
dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
2. Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan
endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus
dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk
hormon HCG.
3. Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan
merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar
estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus
sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis
akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari
folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi
korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi
memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga
mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal
siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi
dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya
dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1
jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
Pertumbuhan rahim tidak sama kesemua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat
didaerah implatasi plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama yg disebut Tanda
Piskacek.
Ismus rahim mengadakan hipertropi dan bertambah panjang, sehingga teraba lebih
lunak (soft) disebut tanda hegar. Pada kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti berisi
cairan air ketuban dinding rahim teraba tipis
2. Serviks uteri
- Serviks bertambah vaskularisasi dan menjadi lunak (soft) disebut tanda goodell.
- Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus, karena
bertambahnya pembuluh darah dan melebar, warnanya menjadi livid, ini disebut
tanda Chadwick.
3. Vagina dan vulva
Akibat hipervaskularisasi vagina dan vulva kelihatan lebih merah atau kebiru-biruan.
Warna livid pada vagina dan portio serviks disebut tanda Chadwick.
4. Dinding perut (abdominal wall)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut
elastik dibawah kulit, maka timbulah striae gravidium. Kulit perut pada linea alba
bertambah pigmentasinya disebut linea nigra.
5. Payudara
- Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
pemberian ASI pada laktasi.
- Hormon yang berpengaruh pada proses laktasi :
a. Estrogen
b. Progesteron
c. Somatomamotropin
d. PIH
-
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnyakepala bayi pada hamil tua
terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing, desakan tersebut menyebabkan
kandung kencing cepat penuh.
Persediaan air seni bertambah 69-70%.
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29
Buku Acuan Nasional: Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta: 2009
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. 2009. Jakarta: PT Bina Pustaka