Professional Documents
Culture Documents
I.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
a.
b.
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.
Penyediaan Fasilitas seperti :
Direksikeet/Kantor Lapangan
Gudang
Bengkel
Laboratorium
Mobilisasi
Papan Nama Proyek
Rambu-rambu Lalulintas
2.
Pra Konstruksi
Kegiatan Pra Konstruksi dilakukan sebelum pekerjaan-pekerjaan konstruksi dilakukan. Kegiatan-kegiatan
tersebut yaitu diantaranya :
PCM (Pre Construction Meeting)
Field Engineering (FE)
3.
Mobilisasi peralatan penunjang pekerjaan seperti :
Peralatan yang akan dimobilisasi kelapangan yaitu peralatan yang akan menunjang dalam pelaksanaan
pekerjaan serta jenis, type dan kuantitas alat sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
Urutan atau langkah dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
1.
2.
3.
4.
3.
Galain Biasa
Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklarifikasikan sebagai galian batu, galian
struktur, galian sumber bahan dan galian perkerasan beraspal. Pekerjaan pada paket ini dilakukan untuk
pekerjaan perataan dan perapihan pada permukaan bahu jalan dan pekerjaan lainnya.
Adapun asumsi pekerjaan, bahan dan alat yang digunakan beserta metoda pelaksanaannya adalah sebgai
berikut :
Asumsi pekerjaan secara manual. Faktor pengembangan bahan adalah 1,20.
Bahan yang digunakan : tidak ada bahan yang dipergunakan.
Alat yang digunakan : penggalian menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong dan
roda dorong dan untuk pembuangan hasil galian menggunakan Dump Truck kap. 3-4 m3.
Metoda pelaksanaannya sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan diserahkan kepada
direksi untuk diketahui dan disetujui
Tanah digali dengan menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong dan roda dorong.
Baja Tulangan U 24
Pekerjaan ini mencangkup pengadaan dan pemasangan baja tulangan untuk jalan masuk ke jalan desa.
Tahapan Pekerjaan :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.
b. Baja tulangan dipotong dengan alat berbanding set dan dirangkai sesuai gambar rencana.
c. Baja Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga beton yang menutupi bagian luar baja tidak
terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang lainnya.
a.
4.
1.
2.
3.
a.
b.
5.
5.
6.
Beton K-250
Pekerjaan ini untuk Plat Dekert (Plat pada saluran) untuk jalan masuk desa. Pelaksanaannya adalah
sebagai berikut : Agregat Kasar dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari dari
jarak minimum antara baja tulangan dengan kayu acuan.
Beton K-250 dilaksanakan untuk plat deker (pada saluran).
Bahan material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat halus dan air.
Lokasi pekerjaan disesuiakan dengan gambar rencana.
4. Prosedur pekerjaan :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.
Menyerhakan hasil pengujian material (mix design) Beton K-250 yah akan digunakan dan harus sesuai
dengan Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
c.
Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
Tahapan Pekerjaan :
Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregta Halus dan Semen.
Material tersebut dicampur dengan menggunakan concrete mixer dan diberi air yang telah disediakan
dengan alat water tank truck.
Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik
Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan menggunakan kayu perancah dan profil terlebih
dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai dengan gambar.
Setelah bekisting dan tulangan ssudah dipasang, maka pengecoran dilaksanakan dan pemadatannya
menggunakan alat concrete vibrator agar beton padat dan karakteristik (kuat tekan) beton tercapai.
Dalam proses pengecoran harus dibuatkan benda uji kubus beton untuk dilakukan pengetesan
dilaboratorium.
Galian untuk Drainase Selokan dan Saluran Air.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Galain dilakukan dengan menggunakan excavator ukuran bucket 0,3 m3.
Tanah hasil galian diangkut dengan menggunakan dump truck untuk dibuang
kelokasi yang telah ditentukan. Para pekerja melakukan perapihan hasil galian
sehingga bentuk drainase yang diinginkan bisa terbentuk
Pekerjaan Pasangan Batu Dengan Mortar
1. Pasangan batu dengan mortar dilaksanakan untuk pembuatan saluran drainase.
2. Bahan matrial yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.
3. Lokasi pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
4. Prosedur pekerjaan :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.
Menyerahkan hasil pengujian material (mix design) mortar yang akan digunakan dan harus sesuai
Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan
Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah lokasi pekerjaan sudah me memenuhi
syarat untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut.
5. Tahapan Pekerjaan :
Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dicuci/dibersihkan , pasir pasang dan semen.
Bahan material untuk pembuatan mortar adalah pasir dan semen.
Matrial tersebut dicampur dengan mengunakan concerte mixer dan diberi air bersih dengan alatn water
tank truck.
Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi teknik.
Sebelum pemasangan harus dibuatkan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai
dengan gambar.
Pemasangan dilakuan oleh tukang batu yang dibantu oleh para pekerja.
membuat benda uji kubus mortar untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium untuk mengetahui
karakteristik yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
7.
a.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu gambar request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.
Menyerahkan hasil pengujian material (job mix design) yang akan digunakan harus sesuai Spesifikasi
Teknik yang disyaratkan.
Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah lokasi pekerjaan sudah memenuhi syarat
untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut.
Tahapan Pekerjaan :
Bahan material yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.
Matrial tambahan yaitu suling-suling dari pipa PVC dan ijuk untuk saringan suling-suling.
Sebelum pemasangan harus dibuatkan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pamasangan sesuai
dengan gambar.
Pemasangan dilakuan oleh tukang batu yang dibantu oleh para pekerja.
8.
Timbunan Biasa
Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai timbunan dasar sebelum timbunan pilihan dilaksanakan yang mana
diperlukan untuk mengisi celah pada pekerjaan pasangan batu atau pekerjaan TPT selesai dilaksanakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui.
Material dihampar dengan tenaga manusia.
Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan
dipadatkan lapis demi lapis dengan menggunakan stamper.
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat Bantu.
9.
Timbunan Pilihan
Pekerjaan Timbunan Pilihan digunakan sebagai timbunan pada pekerjaan Tembok Penahan Tanah setelah
timbunan biasa terlebih dahulu sudah dilaksananakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
Material dihampar dengan tenaga manusia.
Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan di
padatkan lapis demi lapis dengan menggunakan vibratory roller atau stamper.
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
Permukaan hotmix digali dengan menggunakan alat Jack Hammer & Air Compressor dan dibantu dengan
alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong dan lain sebagainya.
Selanjutnya tanah bekas galian dimuat kedalam Dump Truk dan diangkut ke luar lokasi pekerjaan.
Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja sesuai dengan ukuran gambar rencana.
11. Lapis Pondasi Agregat Kelas B (untuk Perkerasan Berbutir)
Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai lapis pondasi pada pekerasan jalan. Lapis Pondasi agrergat kelas
B merupakan lapisan bawah dari lapis pondasi pada perkerasan jalan dengan ketebalan sesuai gambar
rencana.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
Sebelum gmelaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material (job mix design)
agregat kelas B yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik yang disyaratkan.
Material agregat kelas B dicampur di base camp dengan menggunakan wheel loader dengan komposisi
sesuai job mix design yang telah disetujui kemudian material agregat kelas B dibawa kelokasi pekerjaan
menggunakan dump truck.
Material agregat kelas B dihampar dengan alat motor grader dan denagn ketebalan padat sesuai gambar.
Hamparan pondasi agregat disiram dengan air dengan menggunakan water tank truck dan dipadatkan
dengan menggunakan vibratory roller dan pemadatan teraknir dengan alat pneumatic tire roller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu.
Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test sencon untuk
mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
12. Lapis Pondasi Agregat Kelas A (untuk Perkerasan Berbutir)
Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai lapis pondasi pada pekerasan jalan. Lapis Pondasi agrergat kelas
A merupakan lapisan atas dari lapis pondasi pada perkerasan jalan dengan ketebalan seusia dengan
gambar rencana.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
Sebelum gmelaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material (job mix design)
agregat kelas A yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik yang disyaratkan.
Material agregat kelas A dicampur di base camp dengan menggunakan wheel loader dengan komposisi
sesuai job mix design yang telah disetujui kemudian material agregat kelas A dibawa kelokasi pekerjaan
menggunakan dump truck.
Material agregat kelas A dihampar dengan alat motor grader dan denagn ketebalan padat sesuai gambar.
Hamparan pondasi agregat disiram dengan air dengan menggunakan water tank truck dan dipadatkan
dengan menggunakan vibratory roller dan pemadatan teraknir dengan alat pneumatic tire roller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu.
Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test sencon untuk
mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
Lokasi perbaikan pondasi dibentuk dan di gali sesuai dengan ukuran rencana perbaikan pondasi.
Material agregat kelas B dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan bervariasi.
Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan
di padatkan dengan menggunakan stamper.
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu.
14. Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor
Setelah pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan, maka
dilanjutkan dengan pekerjaa lapis pondasi agregat kelas A untuk pekerjaan minor. Lapisan pondasi ini
merupakan lapisan pondasi atas dari lapis pondasi pada perkerasan jalan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
Material agregat kelas A dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan bervariasi.
Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan
di padatkan dengan menggunakan stamper.
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu.
15. Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor
Setelah pekerjaan perbaikan pondasi untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan maka lapisan pondasi
ditutup dengan menggunakan material hotmix campuran aspal panas.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
Material campuran aspal panas dihampar dengan tenaga manusia dan dipadatkan dengan Tendem Roller.
Selama pemadatan, pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan alat bantu.
16. Lapis Resap Pengikat
Untuk pekerjaan lapis perkerasan jalan hotmix dapat dilaksanakan setelah pekerjaan perbaikan pondasi
agregat pada badan jalan selesai dilaksanakan. Lapisan pondasi agregat ini ditutup dengan menggunakan
material hotmix laston lapis pondasi (AC-Base) dimana untuk perekatan ke agregat antara lapis pondasi
agregat dengan laston lapis pondasi (AC-Base) menggunakan Lapis Resap Pengikat yang disiramkan
dengan menggunakan aspal sprayer.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air Compressor.
Bahan dasar berupa aspal dan kerosene dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair.
Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan dilapisi.
Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi pekerjaan
17. Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan Laston Lapis
Pondasi (AC-Base) setebal 6 cm. Lapisan ini digunakan sebagai lapisan penutup permukaan pada struktur
lapis pondasi agregat. Untuk bahan perekatannya dengan lapis pondasi agregat dengan menggunakan
Lapis Resap Pengikat.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston Lapis Pondasi (AC-Base)
yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik yang disyaratkan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-Base dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan dan densitynya.
Pencampuran maretial hotmix AC-Base di olah menggunakan AMP.
Material hot mix AC-Base dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan.
Material AC-Base dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat tandem roller dengan
lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan kembali dengan menggunakan alat
pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing dengan alat tandem roller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan alat
bantu.
Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan core driil untuk
ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untur disetujui
Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran lainnya dengan air compressor.
Bahan dasar berupa aspal dan karosene dicampur denagn komposisi sesuai spesifikasi dan dipanaskan
sehingga menjadi campuran aspal cair.
Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan dilapisi.
Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi pekerjaan.
19. Laston Lapis Aus (AC-WC) Levelling
Setelah lapisan perbaikan pekerjaan AC - Base (Patching) dan lapis perekat selesai dilaksanakan maka
dilanjutkan dengan penghamparan lapisan penutup perkerasan hot mix dengan menggunakan Laston
Lapis Aus (AC-WC Leveling) dengan ketebalan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar maupun
spesifikasi teknik.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston Lapis Aus (AC-WC
Levelling) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik yang disyaratkan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-WC Levelling dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan dan
densitynya.
Material hot mix AC-WC Levelling dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan.
Material AC-WC Levelling dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat tandem roller
dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan kembali dengan menggunakan
alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing dengan alat tandem
roller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan alat
bantu.
Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan core driil untuk
ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.
20. Marka Jalan Termoplastik
Pekerjaan ini dilaksanakan pada akhir seluruh pekerjaan dari paket ini berupa pengecatan Marka Jalan
dengan Termoplastik. Pekerjan ini dilaksanakan diatas permukaan jalan AC-WC Leveling yang telah selesai
dilaksanakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
Permukaan jalan dibersihkan dari debu/kotoran.
Cat disemprotkan dengan Compressor diatas permukaan perkerasan jalan.
Peralatan beserta bahan dibawa oleh Dump Truck.
Glass Bit diberikan / ditebarkan dengan tenaga manusia segera setelah cat marka di semprotkan.
Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Areal patok pengarah di gali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana kedalaman patok.
Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya dilakukan dengan menggali
tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali tanah agar patok dapat berdiri dengan benar.
Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah patok pengarah dipasang
Sebelum melaksanakan pekerjaan ini dilakukan terlebih dahulu pengujian material (Quality control)
Agregat klas B yang akan digunakan dan pada saat pelaksanaan sesuai Spesifikasi Teknik yang
disyaratkan.
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Material Agregat Kelas B dicampur di Base camp dengan menggunakan wheel loader dengan komposisi
sesuai Quality control yang telah disetujui kemudian mater agregat B dibawa ke lokasi pekerjaan
menggunakan dump truck.
Material agregat kelas B dihampar secara manual oleh pekerja dengan lebar dan ketebalan padat sesuai
gambar rencana.
Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan
dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller dan finishing dengan Pneumatic Tyre Roller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu.
Setelah dilaksanakan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test sencon untuk
mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam Spesifikasi teknis
Diposkan oleh ujang suharyadi di 03.23
PEKERJAAN TANAH
I.
PEKERJAAN
GALIAN
a. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk formasi galian atau pondasi pipa, goronggorong, pembuangan atau struktur lainnya, untuk pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah humus, untuk pekerjaan
stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk
pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan
penampang
badan
b.
Pekerjaan
jalan.
galian
dapat
berupa
Galian
Biasa
Galian
Batu
Galian
Struktur
Galian
Perkerasan
Beraspal
c. Galian Biasa mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan
(borrow
excavation)
dan
galian
perkerasan
beraspal.
d. Galian Batu mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 m3 atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya tersebut
adalah tidak praktis digali tanpa penggunaan alat bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan. Galian ini tidak termasuk
galian yang dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan
tenaga
kuda
neto
maksimum
sebesar
180
PK.
e. Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam
Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu tidak dapat dimasukkan dalam
Galian
Struktur.
Galian Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok penahan tanah beton, dan struktur pemikul beban
lainnya.
Pekerjaan galian struktur meliputi : penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui, pembuangan bahan galian yang tidak
terpakai, semua keperluan drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong, pembuatan tempat kerja atau cofferdam
beserta
pembongkarannya.
f. Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dengan
maupun
tanpa
Cold
Milling
Machine
1.1.
(mesin
pengupas
perkerasan
beraspal
tanpa
Prosedur
Penggalian
harus
dilaksanakan
menurut
kelandaian,
pemanasan).
penggalian
garis,
dan
elevasi
yang
ditentukan.
Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas
galian.
Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor
atau tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi
syarat.
Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis formasi untuk selokan yang diperkeras,
pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan
tersebut harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada
permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus
dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan bahan yang memenuhi syarat
dan
dipadatkan.
Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara
atau suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku tunggal. Peledakan dilarang dan penggalian batu dilakukan dengan cara lain, jika,
peledakan
tersebut
berbahaya
bagi
manusia
atau
struktur
di
sekitarnya.
Kontraktor harus menyediakan anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk melindungi orang, bangunan dan
pekerjaan
selama
penggalian.
Jika
dipandang
perlu,
peledakan
harus
dibatasi
waktunya.
Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau cara lainnya, sehingga tepi-tepi potongan harus
dibiarkan pada kondisi yang aman dan serata mungkin. Batu yang lepas atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil atau
menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang, harus dibuang, baik terjadi pada pemotongan batu yang baru maupun
yang
lama.
1.2.
Galian
untuk
struktur
dan
pipa
Galian untuk pipa, gorong-gorong atau drainase beton dan galian untuk pondasi jembatan atau struktur lain, harus cukup
ukurannya sehingga memungkinkan pemasangan bahan dengan benar, pemadatan harus dilakukan setelah penimbunan
kembali
di
bawah
dan
di
sekeliling
pekerjaan.
Cofferdam, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) atau tindakan lain untuk mengeluarkan air harus dipasang untuk
pembuatan dan pemeriksaan kerangka acuan dan untuk memungkinkan pemompaan dari luar acuan. Cofferdam atau
penyokong atau pengaku yang tergeser atau bergerak ke samping selama pekerjaan galian harus diperbaiki, dikembalikan
posisinya
dan
diperkuat
untuk
menjamin
kebebasan
ruang
gerak
yang
diperlukan
selama
pelaksanaan.
Cofferdam, penyokong dan pengaku (bracing) yang dibuat untuk pondasi jembatan atau struktur lainnya harus diletakkan
sedemikian
hingga
tidak
menyebabkan
terjadinya
penggerusan
dasar,
tebing
atau
bantaran
sungai.
Bila galian parit untuk gorong-gorong atau lainnya dilakukan pada timbunan baru, maka timbunan harus dikerjakan sampai
ketinggian yang diperlukan dengan jarak masing-masing lokasi galian parit tidak kurang dari 5 kali lebar galian parit tersebut,
selanjutnya galian parit tersebut dilaksanakan dengan sisi-sisi yang setegak mungkin sebagaimana kondisi tanahnya
mengijinkan.
Setiap pemompaan pada galian harus dilaksanakan sedemikian, sehingga dapat menghindarkan kemungkinan terbawanya
setiap bagian bahan yang baru terpasang. Setiap pemompaan yang diperlukan selama pengecoran beton, atau untuk suatu
periode paling sedikit 24 jam sesudahnya, harus dilaksanakan dengan pompa yang diletakkan di luar acuan beton tersebut.
Galian sampai elevasi akhir pondasi untuk telapak pondasi struktur tidak boleh dilaksanakan sampai sesaat sebelum pondasi
akan
1.3.
dicor.
Galian
pada
borrow
pits
Sumber bahan (borrow pits), apakah di dalam Daerah Milik Jalan atau di tempat lain, harus digali sesuai dengan ketentuan.
Persetujuan untuk membuka sumber galian baru atau mengoperasikan sumber galian lama harus mendapat ijin terlebih
dahulu
sebelum
setiap
operasi
penggalian
dimulai.
Sumber bahan (borrow pits) di atas tanah yang mungkin digunakan untuk pelebaran jalan mendatang atau keperluan
pemerintah
lainnya,
tidak
diperkenankan.
Penggalian sumber bahan harus dilarang atau dibatasi bilamana penggalian ini dapat mengganggu drainase alam atau yang
direncanakan.
Pada daerah yang lebih tinggi dari permukaan jalan, sumber bahan harus diratakan sedemikian rupa sehingga mengalirkan
seluruh
air
permukaan
ke
sistem
drainase
berikutnya
tanpa
genangan.
Tepi galian pada sumber bahan tidak boleh berjarak lebih dekat dari 2 m dari kaki setiap timbunan atau 10 m dari puncak
setiap
galian.
1.4.
Galian
pada
perkerasan
aspal
yang
ada
Pekerjaan galian pada perkerasan aspal dengan menggunakan mesin Cold Millingdengan pengrusakan sedikit mungkin
terhadap material diatas atau dibawah batas galian yang ditentukan. Bilamana material pada permukaan dasar hasil galian
terlepas atau rusak akibat dari pelaksanaan penggalian tersebut, maka material yang rusak atau terlepas tersebut harus
dipadatkan dengan merata atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan material yang cocok. Setiap lubang pada permukaan
dasar
galian
harus
diisi
dengan
material
yang
cocok
lalu
dipadatkan
dengan
merata.
Pekerjaan galian pada perkerasan aspal yang ada tanpa menggunakan mesin Cold Milling, material yang terdapat pada
permukaan dasar galian, material yang lepas, lunak atau tergumpal atau hal-hal lain yang tidak memenuhi syarat, maka material
tersebut harus dipadatkan dengan merata atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan material yang cocok.
1.5.
Pengamanan
pekerjaan
galian
Kontraktor harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan pekerja, yang melaksanakan pekerjaan
galian,
penduduk
dan
bangunan
yang
ada
di
sekitar
lokasi
galian.
Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur atau
mesin di sekitarnya, harus dipertahankan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harus
dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, Kontraktor harus menyokong atau
mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian
tersebut.
Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keamanan pekerja maka galian tanah yang lebih dari 5 m harus dibuat bertangga
dengan
teras
selebar
m.
Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat
1,5 m dari tepi galian parit untuk gorong-gorong pipa atau galian pondasi untuk struktur, terkecuali bilamana pipa atau struktur
lainnya yang telah terpasang dalam galian dan galian tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui dan telah
dipadatkan.
Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut off wall) atau cara lainnya untuk mengalihkan air di daerah galian harus dirancang
sebagaimana mestinya dan cukup kuat untuk menjamin bahwa keruntuhan mendadak yang dapat membanjiri tempat kerja
dengan
cepat,
tidak
akan
terjadi.
Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian, dimana kepala mereka, yang meskipun hanya
kadang-kadang saja, berada di bawah permukaan tanah, maka Kontraktor harus menempatkan seorang pengawas keamanan
di lokasi kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang
belum
dipakai)
serta
perlengkapan
P3K
harus
tersedia
pada
tempat
kerja
galian.
Bahan peledak yang diperlukan untuk galian batu harus disimpan, ditangani, dan digunakan dengan hati-hati dan di bawah
pengendalian yang extra ketat sesuai dengan Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku. Kontraktor harus
bertanggung-jawab dalam mencegah pengeluaran atau penggunaan yang tidak tepat atas setiap bahan peledak dan harus
menjamin bahwa penanganan peledakan hanya dipercayakan kepada orang yang berpengalaman dan bertanggung-jawab.
Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau
orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalu-lintas maupun lokasi bahu jalan harus diberi
rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang dicat putih (atau yang sejenis) beserta lampu merah atau kuning guna
menjamin
keselamatan
1.6.
para
pengguna
Kondisi
jalan.
tempat
kerja
Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus menyediakan semua bahan, perlengkapan dan pekerja
yang diperlukan untuk pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara, dinding penahan
rembesan (cut off wall) dan cofferdam. Pompa siap pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk
menjamin
bahwa
tak
akan
terjadi
gangguan
dalam
pengeringan
dengan
pompa.
Bilamana pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain dimana air atau tanah rembesan (seepage)
mungkin sudah tercemari, maka Kontraktor harus senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasok air bersih yang akan
digunakan
oleh
pekerja
sebagai
air
1.7.
cuci,
bersama-sama
dengan
Utilitas
sabun
dan
desinfektan
yang
memadai.
bawah
tanah
Kontraktor bertanggung-jawab untuk memperoleh informasi tentang keberadaan dan lokasi utilitas bawah tanah dan untuk
memperoleh
dan
membayar
setiap
ijin
atau
wewenang
lainnya
yang
diperlukan
dalam
melaksanakan
galian.
Kontraktor bertanggung-jawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa,
kabel, atau saluran bawah tanah lainnya atau struktur yang mungkin dijumpai dan untuk memperbaiki setiap kerusakan yang
timbul
1.8.
akibat
Penggunaan
operasi
dan
kegiatannya.
pembuangan
bahan
galian
Semua bahan galian tanah dan batu yang dapat dipakai bilamana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk
formasi
timbunan
atau
penimbunan
kembali.
Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut (peat), sejumlah besar akar atau bahan
tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang akan menyulitkan pemadatan bahan di atasnya atau yang mengakibatkan setiap
kegagalan atau penurunan (settlement) yang tidak dikehendaki, harus tidak digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan
permanen.
Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian yang tidak disetujui untuk digunakan sebagai
bahan
timbunan,
harus
dibuang
dan
diratakan
di
luar
Daerah
Milik
Jalan
(DMJ).
Kontraktor bertanggung-jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang
tidak terpakai atau yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbunan, juga termasuk pengangkutan hasil galian ke tempat
pembuangan
1.9.
akhir.
Pengembalian
bentuk
dan
pembuangan
pekerjaan
sementara
Semua struktur sementara seperti cofferdam atau penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) harus dibongkar setelah
struktur permanen atau pekerjaan lainnya selesai. Pembongkaran harus dilakukan sedemikian sehingga tidak mengganggu
atau
merusak
struktur
atau
formasi
yang
telah
selesai.
Setiap bahan galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam saluran air harus dibuang seluruhnya setelah
pekerjaan
berakhir
sedemikian
rupa
sehingga
tidak
mengganggu
saluran
air.
Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh Kontraktor harus ditinggalkan dalam suatu
kondisi
yang
rata
dan
rapi
dengan
tepi
1.10.
dan
lereng
yang
stabil
dan
Toleransi
saluran
drainase
yang
memadai.
dimensi
Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan beraspal tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm dari
yang ditentukan dalam Gambar pada setiap titik, sedangkan untuk galian perkerasan beraspal tidak boleh berbeda lebih dari 1
cm
dari
yang
disyaratkan.
Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan
harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.
II.
TIMBUNAN
Timbunan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan dan timbunan pilihan di atas tanah rawa.
Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga
digunakan di daerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan
dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam
karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.
Timbunan pilihan di atas tanah rawa akan digunakan untuk melintasi daerah yang rendah dan selalu tergenang oleh air.
2.1.
Kondisi
tempat
kerja
Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera sebelum dan selama pekerjaan penghamparan
dan pemadatan, dan selama pelaksanaan timbunan harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk membantu drainase
badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga harus menjamin bahwa pekerjaan akhir mempunyai drainase yang baik.
Bilamana memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harus dibuang ke dalam sistim drainase permanen.
Kontraktor harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk pengendalian kadar air timbunan selama operasi
penghamparan
dan
pemadatan.
2.2.
Perbaikan
terhadap
timbunan
yang
tidak
memenuhi
ketentuan
atau
tidak
stabil
Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui atau toleransi permukaan yang
disyaratkan harus diperbaiki dengan menggemburkan permukaannya dan membuang atau menambah bahan sebagaimana
yang
diperlukan
dan
dilanjutkan
dengan
pembentukan
kembali
dan
pemadatan
kembali.
Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar airnya yang disyaratkan, harus diperbaiki dengan
menggaru bahan tersebut, dilanjutkan dengan penyemprotan air secukupnya dan dicampur seluruhnya dengan menggunakan
motor
grader
atau
peralatan
lain
yang
disetujui.
Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti dinyatakan dalam batas-batas kadar air yang disyaratkan, harus
diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut dengan menggunakan motor grader atau alat lainnya secara berulang-ulang
dengan selang waktu istirahat selama penanganan, dalam cuaca cerah. Alternatif lain, bilamana pengeringan yang memadai
tidak dapat dicapai dengan menggaru dan membiarkan bahan gembur tersebut, bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan
diganti
dengan
bahan
kering
yang
lebih
cocok.
Timbunan yang telah dipadatkan dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau
karena hal lain, biasanya tidak memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat-sifat bahan dan kerataan permukaan masih
memenuhi
ketentuan.
2.3.
Pengembalian
bentuk
pekerjaan
setelah
pengujian
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau lainnya harus secepatnya ditutup kembali
oleh
Kontraktor
2.4.
dan
dipadatkan
Cuaca
sampai
mencapai
kepadatan
yang
dan
toleransi
dijinkan
permukaan
yang
untuk
disyaratkan.
bekerja
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah
hujan
2.5.
atau
bilamana
Bahan
kadar
air
bahan
untuk
berada
di
luar
rentang
timbunan
yang
disyaratkan.
biasa
Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut
AASHTO M145 atau sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yang
berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada
penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu sama
sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar
bahu
jalan.
Bahan timbunan bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki CBR tidak kurang dari 6 % setelah perendaman 4 hari
bila dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-1989.
Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25 atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh
AASHTO T258 sebagai "very high" atau "extra high", tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah
perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994).
2.6.
Bahan
untuk
timbunan
pilihan
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi ketentuan,
bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, timbunan pilihan harus memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman
bila
dipadatkan
sampai
100
kepadatan
kering
maksimum
sesuai
dengan
SNI
03-1742-1989.
Bahan timbunan pilihan dapat berupa pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Indeks Plastisitas
maksimum
%.
Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi timbunan atau pada situasi lainnya yang
memerlukan kuat geser yang cukup, bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan dapat
berupa timbunan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik atau lempung pasiran atau lempung berplastisitas rendah. Jenis
bahan yang dipilih, dan disetujui akan tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun, atau pada
tekanan
yang
2.7.
Bahan
akan
timbunan
pilihan
di
dipikul.
atas
tanah
rawa
Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa haruslah pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Index
Plastisitas
maksimum
2.8.
Penghamparan
dan
1. Penyiapan
%.
pemadatan
timbunan
tempat
kerja
Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang.
Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan (termasuk penggemburan dan
pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar pondasi memenuhi kepadatan
yang
disyaratkan
untuk
timbunan
yang
ditempatkan
diatasnya.
Bilamana timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan di atas timbunan lama atau yang baru dikerjakan,
maka lereng lama harus dipotong bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadat dapat
beroperasi
di
daerah
lereng
lama
sesuai
seperti
timbunan
yang
dihampar
horizontal
lapis
2. Penghamparan
demi
lapis.
timbunan
Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan
akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan
tersebut
sedapat
mungkin
dibagi
rata
sehingga
sama
tebalnya.
Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca
cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan, terutama selama musim
hujan.
Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengan sistematis dan secepat mungkin segera
setelah pemasangan pipa atau struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang
dari 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity, pemasangan pasangan
batu gravity atau pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari
beton, pasangan batu atau pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.
Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan dengan membuang seluruh
tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan dibuat bertangga sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan
lama. Selanjutnya timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar,
yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama
sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu-lintas secepat mungkin, dengan demikian pembangunan dapat
dilanjutkan
ke
sisi
jalan
lainnya
bilamana
diperlukan.
3. Pemadatan
timbunan
Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang
memadai
dan
disetujui
sampai
mencapai
kepadatan
yang
disyaratkan.
Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar
air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan
kering
maksimum
yang
diperoleh
bilamana
tanah
dipadatkan
sesuai
dengan
SNI
03-1742-1989.
Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak
mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu
tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan.
Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji kepadatannya sebelum lapisan
berikutnya
dihampar.
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap
ruas
akan
menerima
jumlah
usaha
pemadatan
yang
sama.
Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau struktur, maka pelaksanaan harus
dilakukan
sedemikian
rupa
agar
timbunan
pada
kedua
sisi
selalu
mempunyai
elevasi
yang
hampir
sama.
Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment, tembok sayap, pilar, tembok penahan atau
tembok kepala gorong-gorong, maka tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak boleh dipadatkan secara
berlebihan
karena
dapat
menyebabkan
bergesernya
struktur
atau
tekanan
yang
berlebihan
pada
struktur.
Timbunan yang bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang
abutment
sampai
struktur
bangunan
atas
telah
terpasang.
Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan
horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper)
manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk
mencegah
timbulnya
rongga-rongga
dan
untuk
menjamin
bahwa
pipa
terdukung
sepenuhnya.
Timbunan pilihan di atas tanah rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air dimana timbunan terendam, dengan
peralatan
2.9.
1. Pengendalian
yang
Pengendalian
mutu
disetujui.
mutu
bahan
Jumlah pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal mutu bahan paling sedikit 3 contoh yang mewakili sumber bahan
yang
diusulkan,
Pengujian
yang
mutu
dipilih
bahan
mewakili
dapat
rentang
diulangi
lagi
mutu
agar
bahan
yang
perubahan
mungkin
bahan
atau
terdapat
sumber
pada
bahannya
sumber
bahan.
dapat
diamati.
Untuk setiap 1.000 m3 bahan timbunan yang diperoleh dari setiap sumber bahan paling sedikit harus dilakukan suatu
pengujian
Nilai
2. Ketentuan
kepadatan
Aktif.
untuk
timbunan
tanah
a. Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan
kering maksimum yang ditentukan sesuai SNI 03-1742-1989. Untuk tanah yang mengandung lebih dari 10 % bahan yang
tertahan pada ayakan , kepadatan kering maksimum yang diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran lebih
(oversize)
tersebut.
b. Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai dengan 100 % dari
kepadatan
kering
maksimum
yang
ditentukan
sesuai
dengan
SNI
03-1742-1989.
c. Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan bila
hasil setiap pengujian menunjukkan kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka Kontraktor harus memperbaiki. Pengujian
harus dilakukan sampai kedalaman penuh pada lokasi berselang-seling setiap jarak tidak lebih dari 200 m. Untuk penimbunan
kembali di sekitar struktur atau pada galian parit untuk gorong-gorong, paling sedikit harus dilaksanakan satu pengujian untuk
satu
lapis
penimbunan
kembali
yang
telah
selesai
dikerjakan.
d. Untuk timbunan, paling sedikit 1 rangkaian pengujian bahan yang lengkap harus dilakukan untuk setiap 1.000 m3 bahan
timbunan
yang
3. Kriteria
pemadatan
dihampar.
untuk
timbunan
batu
Penghamparan dan pemadatan timbunan batu harus dilaksanakan dengan menggunakan penggilas berkisi (grid) atau pemadat
bervibrasi atau peralatan berat lainnya yang serupa. Pemadatan harus dilaksanakan dalam arah memanjang sepanjang
timbunan, dimulai pada tepi luar dan bergerak ke arah sumbu jalan, dan harus dilanjutkan sampai tidak ada gerakan yang
tampak di bawah peralatan berat. Setiap lapis harus terdiri dari batu bergradasi menerus dan seluruh rongga pada permukaan
harus terisi dengan pecahan-pecahan batu sebelum lapis berikutnya dihampar. Batu tidak boleh digunakan pada 15 cm lapisan
teratas timbunan dan batu berdimensi lebih besar dari 10 cm tidak diperkenankan untuk disertakan dalam lapisan teratas ini.
4. Percobaan
pemadatan
Kontraktor harus bertanggung-jawab dalam memilih metode dan peralatan untuk mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan.
Bilamana Kontraktor tidak sanggup mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti :
Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan peralatan pemadat dan kadar air sampai kepadatan
yang disyaratkan tercapai. Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya harus digunakan dalam menetapkan jumlah lintasan, jenis
peralatan
2.10.
pemadat
dan
kadar
air
Toleransi
untuk
seluruh
pemadatan
berikutnya.
dimensi
Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau lebih rendah 2 cm dari yang ditentukan atau
disetujui.
Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki kelandaian yang cukup untuk
menjamin
aliran
air
permukaan
yang
bebas.
Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil yang ditentukan.
Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat
kurang
dari
III.
10
PENYIAPAN
cm.
BADAN
JALAN
Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau permukaan jalan kerikil lama
atau lapis perkerasan lama yang rusak berat, untuk penghamparan Lapis Pondasi Agregat, Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup
Aspal, Lapis Pondasi Semen Tanah atau Lapis Pondasi Beraspal di daerah jalur lalu-lintas (termasuk jalur tempat
pemberhentian
dan
persimpangan).
Untuk jalan kerikil, pekerjaan dapat juga mencakup perataan berat dengan motor grader untuk perbaikan bentuk dengan atau
tanpa
penggaruan
dan
tanpa
penambahan
bahan
baru.
Pekerjaan ini meliputi galian minor atau penggaruan serta pekerjaan timbunan minor yang diikuti dengan pembentukan,
pemadatan, pengujian tanah atau bahan berbutir, dan pemeliharaan permukaan yang disiapkan sampai bahan perkerasan
ditempatkan
diatasnya.
3.1.
Pengajuan
kesiapan
kerja
Kontraktor harus menyerahkan hasil pengujian sebelum penghamparan bahan lain di atas tanah dasar atau permukaan jalan,
berikut
Hasil
ini
pengujian
kepadatan
seperti
yang
disyaratakan
:
dalam
butir
nomer
3.2.9.2.b
dan
3.2.9.2.c.
Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data survey yang menunjukkan bahwa toleransi permukaan yang disyaratkan
dalam
3.2.
butir
nomer
Kondisi
3.3.5.
tempat
dipenuhi.
kerja
Gorong-gorong, tembok kepala dan struktur minor lainnya di bawah elevasi tanah dasar atau permukaan jalan, termasuk
pemadatan sepenuhnya atas bahan yang dipakai untuk penimbunan kembali, harus telah selesai sebelum dimulainya pekerjaan
pada tanah dasar atau permukaan jalan. Seluruh pekerjaan drainase harus berada dalam kondisi berfungsi sehingga menjamin
ke-efektifan drainase, dengan demikian dapat mencegah kerusakan tanah dasar atau permukaan jalan oleh aliran air
permukaan.
Bilamana permukaan tanah dasar disiapkan terlalu dini tanpa segera diikuti oleh penghamparan lapis pondasi bawah, maka
permukaan tanah dasar dapat menjadi rusak. Oleh karena itu, luas pekerjaan penyiapan tanah dasar yang tidak dapat dilindungi
pada setiap saat harus dibatasi sedemikian rupa sehingga daerah tersebut yang masih dapat dipelihara dengan peralatan yang
tersedia dan Kontraktor harus mengatur penyiapan tanah dasar dan penempatan bahan perkerasan dimana satu dengan
lainnya
berjarak
cukup
dekat.
3.3.
Bahan
Tanah dasar dapat dibentuk dari Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Lapis Pondasi Agregat, atau tanah asli di daerah galian
yang
memenuhi
3.4.
Pelaksanaan
syarat.
penyiapan
badan
jalan
Tanah dasar harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang relevan dari butir nomer 3.2.9.2.b dan 3.2.9.2.c.
3.5.
Toleransi
dimensi
Ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah 1 cm dari yang disyaratkan atau disetujui.
Seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata serta memiliki kelandaian yang cukup, untuk menjamin berlakunya aliran
bebas
dari
IV.
CARA
KHUSUS
1. Metode
air
PELAKSANAAN
JALAN
pembuangan
Cocok
untuk
Sebelum
material
timbunan,
PADA
DAERAH
tidak
stabil
dibuang
sampai
penggantian
dangkal
material
dasar
yang
2. Metode
RAWA
dan
yang
lumpur
permukaan.
).
stabil.
pemindahan
Cocok
untuk
material
Mengganti
yang
lumpur
tidak
stabil
dengan
dangkal
material
3
yang
).
baik.
Cara : dengan berat timbunan, beban tambahan, berat timbunan ditambah dengan bahan peledak, pemancaran air.
Untuk timbunan dangkal, material baik ditempatkan disepanjang lereng timbunan sebelumnya sehingga material tersebut
meluncur,
mengalir
dibawah
lumpur
yang
kurang
rapat,
dan
menggantinya
kearah
samping.
Selain itu, suatu parit selebar timbunan jalan diledakkan dan segera ditimbun kembali dengan material yang baik.
3. Metode
underfill
Cocok
Sebuah
untuk
parit
lumpur
diledakkan
dan
yang
material
cukup
timbunan
dalam.
ditempatkan.
Bahan peledak yang dipasang didasar lumpur memaksa lapisan lumpur tersebut keluar dari bawah timbunan yang akan turun
menggantikan
4. Metode
tempatnya.
relatif
Merupakan
perbaikan
dari
metode
underfill.
Sesudah bahan timbunan ditempatkan, parit pertolongan dibuat di sepanjang sisi timbunan untuk memudahkan pemindahan
lumpur
dibagian
dasarnya.
bahan
tambahan
5. Metode
Material
timbunan
ditempatkan
sampai
mendekati
permukaan
akhir.
Bahan tambahan kemudian ditempatkan, tambahan berat ini mempercepat keluarnya air dari lumpur dan mempercepat
konsolidasi.
Metode
ini
dapat
6. Metode
digunakan
sampai
vertical
Metode
ini
dapat
kedalaman
m.
sand
mempercepat
konsolidasi
drains
lapisan
lumpur
yang
dalam.
Saluran pasir merupakan kolom vertikal yang menembus lumpur. Melintang diatasnya dipasang lapisan pasir horisontal
sampai
lereng
tepi
7. Metode
timbunan.
pemancangan
Tabung
baja
kosong
Mandrel
dengan
dasar
bersendi
dipancangkan.
Setelah tabung yang terpancang diisi pasir, tabung tersebut kemudian dicabut perlahan-lahan, dan pasir mengalir keluar
melalui
dasar
Dengan
tabung
cara
ini,
dan
dapat
8. Metode
mencapai
lubang.
kedalaman
30
pemancaran
Pemancaran
mengisi
Pasir
air
pada
tabung
dimasukkan
Mandrel
pada
m.
Mandrel
dapat
saat
melubangi
tabung
permukaan
Mandrel
tanah.
dicabut.
9. Metode
Bor
Pada
bor
menembus
saat
bor
tanah
dicabut,
lumpur
pasir
10. Metode
dengan
yang
diputar
mengisi
sampai
rongga
mencapai
diberikan
melalui
kedalaman
bagian
fabrics
Melapisi
tanah
rawa
yang
tengah
diinginkan.
batang
bor.
reinforcement
dengan
fabrics
Labels: civil engineering, construction, cutting, filling, highway, HPJI, jalan, Project management, road, soil mechanic,transportation
reinforcement.
0 comments:
Post a Comment
Newer PostOlder Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)