Professional Documents
Culture Documents
1. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta social individuindidu yang didalamnya dilihat dari interaksi yang regular dan ditandai dengan
adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum ( Duval, 1972 ).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap
dalam keadaaan saling ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
empertahankan kebudayaan ( Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989 ).
2. Fungsi keluarga menurut Friedman, (1987)
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga
yang merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan ganbaran dirinya
yang positif, peranan yang dimiliki dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.
b. Fungsi sosial
Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
yang menghasilkan interaksi social dan melaksanakan perannya dalam
lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu melakukan sosialisasi
dimana anggota keluarga belajar disiplin norma keluarga, prilaku melalui
interaksi dalam keluarga. Selanjutnya individu maupun keluarga berperan
didalam masyarakat.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi Reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan
dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekomomi
Fungsi Ekonomi, Yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan,
pakaian, perumahan dan lain-lain.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga
Keluarga
secara
terbuka
secara
prematur,
dengan
mengabaikan
kebutuhan-kebutuhan
pertukaran
cairan
vagina
dengan
cairan
sperma
misalnya
HIV/AIDS dan herpes kelamin. Jika sudah terinfeksi PMS, satusatunya cara
adalah membawa diri sendiri dan pasangan berobat kedokter atau tenaga
kesehatan.
3. Remaja dan Napza
Pecandu narkoba, khususnya pengguna jarum suntik, dapat menjadi saran
penularan HIV/AIDS. Secara tidak langsung, narkoba dan miras biasanya terikat
erat dengan pergaulan seksual bebas. Disamping itu, kecanduan obat terlarang
pada orang tua akan mengakibatkan bayi lahir dengan ketergantungan obat
sehingga harus mengalami perawatan intensif yang mahal. Kebiasaan
menggunakan narkoba atau miras dapat menurun pada sifat anak yang
dilahirkan, yaitu menjadi peminum, pecandu, atau mengalami gangguan mental
(cacat). Seorang wanita yang pecandu mempunyai sikap hidup malas dan
kekurangan gizi sehingga dapat mengakibatkan keguguran kandungan atau
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah atau cacat.
4. Remaja dan Kehamilan
Kesehatan reproduksi secara langsung juga berhubungan dengan anemia
pada seseorang. Selain anemia, kesehatan reproduksi juga berhubungan dengan
kehamilan. Kesiapan seseorang wanita untuk hamil dan melahirkan (mempunyai
anak) ditentukan oleh kesiapan dalam tiga hal: kesiapan fisik, mental (emosi dan
psikologis), dan sosioekonomi. Secara umum, seseorang wanita dikatakan siap
secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya, yaitu sekitar usia
20 tahun. Sehingga usia 20 tahun bias dijadikan pedoman kesiapan fisik.
Remaja dimungkinkan untuk menikah pada usia dibawah 20 tahun sesuai
dengan UU No 1 tahun 1974 tentang perkawinan bahwa usia minimal menikah
adalah 16 tahun bagi wanita dan 18 tahun bagi pria. Tetapi perlu di ingat
beberapa hala berikut.
a.
Ibu muda kurang memperhatikan kehamilannya termasuk kontrol kehamilan.
Ini berdampak pada meningkatnya berbagai resiko kehamilan.
b. Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan tekanan darah
yang dapat berdampak pada keracunan kehamilan serta kejang yang berakibat
kematian.
5. Remaja dan Peranan Orang Tua
Perilaku orang tua tua yang merokok, minum-minuman beralkohol, atau
gagal menjaga kesehatan dengan baik dapat mempengaruhi anak mereka untuk
melakukan tindakan yang serupa. Orang tua dengan perilaku buruk seperti itu
juga membuat anak-anak mereka memiliki keinginan untuk berhubungan
7
seksual diusia dini. Salah satu hasil penelitian menyebutkan lebih dari 50%
remaja dengan orang tua perokok, sudah memiliki pengalaman atau perilaku
seksual yang sangat aktif sejak usia sangat muda (15 tahun).
Selain meniru perilaku merokok orang tua mereka, anak-anak ini juga
meminum minuman beralkohol dan menggunakan narkoba atau apapun yang
biasa digunakan kawan-kawan sebayanya. Selain itu mereka juga mudah
terjerumus dalam tindakan kejahatan. Orang tua merupakan figuran untuk anakanaknya. Pakar pendidikan telah mengatakan bahwa anak-anak akan berperilaku
seperti apa yang mereka lihat setiap hari, bukan apa yang diperintahkan atau
diajarkan oleh orang tua untuk dilakukan.
Survei juga menganjurkan pengawasan tertutup dari orang tua selain dari
sekolah membuat anak berperilaku lebih aman dan sehat. Artinya, jika orang tua
berada didalam rumah ketika anak pulang sekolah, menemani mereka dimalam
hari, dan menanyakan aktivitas harian mereka, maka orang tua akan
mengurangipotensi perilaku berbahaya si anak. Tetapi jika orang tua merokok
dan minum minuman beralkohol secara terus menerus, maka pengaruh dari
perilaku mengurangi manfaat pengawasan yang sudah dilakukan.
1. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar:
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehataan keluarga secara
mandiri
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
2. Koordinator
Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang
komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk
mengatur program kegiatan atau tetapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak
terjadi tumpang tindih dan pengulangan
3. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik
maupun dirumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan
langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga
yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan
keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan
asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit.
4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite
atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan
pengkajian tentang kesehatan keluarga.
5. konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepadaa perawat, maka
hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap
terbuka dan dapat dipercaya.
6. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja dinas dengan pelayanan rumah
sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan
keluarga yang optimal
7. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan
derajat kesehatannya agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik,
A. PENGKAJIAN
1. INDENTITAS UMUM KELUARGA
a. Identitas kepala keluarga
Nama
: Tn. U
Umur
: 35 tahun
Agama
: islam
Suku
: melayu
Pendidikan
: SMA
Perkerjaan
: Buruh bangunan
Alamat
: Pakuan Baru Thehok
2. KOMPOSISI KELUARGA
No
1.
2.
3.
4.
Nama
Ny. A
An. P
An. K
An. Q
Jk
P
L
L
L
Hub dgn KK
Istri
Anak
Anak
Anak
Umur
20 thn
15 thn
8 thn
6 thn
Pendidikan
SMP
SD
SD
Status imuniasasi
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Lengkap
3. TIPE KELUARGA
Tipe keluarga pada keluarga Tn. U termasuk tipe keluarga inti, dimana terdiri dari
ayah, ibu, anak.
4. SUKU BANGSA
Asal Suku Bangsa : Tn. U dan Ny. A sama-sama berasal dari suku melayu. Mereka
bisa menerima kebiasaan mereka satu sama lain dan mempunyai kebiasaan yang
hampir sama jadi tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok untuk memicu
10
5. AGAMA
Agama Tn. U dan Ny. A adalah Islam, Tn. U dan Ny. A selalu berusaha untuk
memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di rumah dengan anak
mereka An. P, An. K, An. Q, yang sebelumnya sudah di masukkan ke maddrasah
untuk belajar agama, seperti sholat dan baca tulis Al-Quran.
6. STATUS SOSIAL EKONOMI
1) Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Tn. U
2) Penghasilan : Rp. 1.000.000/ bulan
3) Upaya lain : tidak ada
4) Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : motor 1 buah.
5) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : kebutuhan setiap bulannya sekitar 1
juta, sudah termasuk untuk kebutuhan makan sehari hari,dan jajan An. P, An. K,
dan juga pembayaran sekolah An. Q. Kadang-kadang tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
7. AKTIVITAS REKREASI KELUARGA
Keluarga kadang-kadang berekreasi diakhir pekan, dengan mengunjungi rumah
martua Tn. U atau Ny. A.
8. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga Tn. U dan Ny. A memiliki 3 orang anak, yaitu An. P, An. K, dan An,
Q berumur 13 tahun, 8 tahun, dan 6 tahun yang ketiga anaknya pendidikan
anaknya SD, jadi keluarga Tn. U dan Ny. A berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak remaja.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
Saat ini keluarga Tn. U dan Ny A sebagai keluarga yang memiliki 3 anak yang
pendidikanya SD, Tn U mengatakan belum bisa memenuhi kebutuhan kesehatan
fisik dan sosial keluarganya dikernakan pekerjaan Tn. U hanya seorang buruh
bangunan.
11
Tn. U saat ini menderita hipertensi dan kadang merasa nyeri kepala, Ny A
saat ini mengalami haid yang tidak teratur sejak menggunkan kotrasepsi IUD,
serta An. P mempunyai penyakit maag, dan An. K sering mengalami nyeri pada
gigi dan gusinya, dan Ny. A mengatakan anaknya susah di suruh mengosok gigi
dan gignya juga berlubang.
Riwayat penyakit keturunan :
Menurut pengakuan Tn. U ayahnya mempunyai penyakit yang sama
dengannya yaitu hipertensi (tekanan darah tinggi). Dan pada keluarga Ny. A tidak
ada yang mengalami penyakit yang serius.
Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut Ny. A jika dirinya
sakit dan keluarga sakit, mereka langsung berobat ke puskesmas menggunakan
kartu sehat dari desa.
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Tn. A : mengalami tekanan darah tinggi sejak 3 balangan ini, dan juga
perokok
berat. Ny. B : Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya lelah. An. P,
An. K, dan An. Q : jarang sakit, kalau pun sakit hanya flu biasa
9. LINGKUNGAN
KM
R. Tidur
R. Tidur
R. Tamu
Dapur
jln
R. Tidur
U
Gambar : Denah rumah Tn U
Luas rumah : 5x 9 meter, type rumah : permanen, kepemilikan : pribadi, jumlah
dan ratio kamar/ruangan : 3 buah kamar tidur, ventilasi/jendela : Ada 6 ventilasi
yang terdapat di dalam rumah, pemanfaatan ruangan : Ruang tamu, dapur, wc/toilet,
3 Kamar tidur, septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1,5 meter dari
rumah, sumber air minum : air galon yang dibeli dari toko penyedia minuman isi
ulang. Kamar Mandi/ WC : hanya satu buah kamar mandi yang bersatu dengan WC,
dengan kloset jongkok, sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah
sejauh 600 meter. Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan selalu
12
terjaga karena setiap bulannya masyarakat selalu mengadakan gotong royong untuk
membersihkan lingkunga.
Keadaan didalam rumah : Rumah Keluarga Tn. U dan Ny. A tinggal dirumah
sendiri. Rumah yang mereka tempati merupakan rumah permanen dengan status
kepemilikan milik pribadi Tn. A. Luas rumah kurang lebih 40 m 2. Lantai rumah
menggunakan marmer kecuali dapur yang masih menggunakan papan. Rumah
memiliki ventilasi. Penerangan di malam hari menggunakan listrik. Secara umum
kebersihan rumah baik, hanya penataan perabotan rumah yang kurang teratur
terutama untuk bagian dalam rumah dan dapur.
Keadaan diluar rumah : Rumah memiliki pekarangan yang lumayan dan ditanami
bunga bunga. Kebersihan pekarangan secara umum baik. Keluarga memanfaatkan
PDAM untuk sumber air bersih. Keluarga memiliki kamar mandi dengan saluran
pembuangan ke selokan perumahan yang mengalir diparit. Kebersihan kamar mandi
cukup. Dalam pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya memiliki tempat
penampungan berupa lobang yang terdapat di pekarangan samping rumah dan jika
sudah penuh biasanya di bakar. Lubang dalam keadaan terbuka. Secara umum
kebersihan rumah cukup.
1) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Kebiasaan : setiap bulan biasanya mengadakan arisan RT dan pengajian setiap
seminggu sekali. Aturan/kesepakatan : apabila ada kerabat atau teman yang
menginap harus lapor RT / RW. Budaya : Dilingkungan budaya yang mayoritas
adalah melayu.
2) Mobilitas geografis keluarga
Menurut Ny. A selama ini keluarganya sering mengunjungi sanak saudara.
3) perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Menurut Ny. A dalam
keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak terdapat perkumpulan atau
pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu
tertentu seperti lebaran. dan kadang pergi ke pesta ulangtahun teman anaknya jika
anaknya diundang kepesta ultah.
4) Sistem pendukung keluarga : anaknya sebagai penyemangat jika merasa lelah
bekerja. Hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan
sudah terbiasa saling tolong menolong.
10. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara komunikasi keluarga
13
Menurut Tn. U dan Ny. A komunikasi keluarga Tn. U terbuka, apabila ada
masalah selalu dibicarakan didalam keluarga. Struktur kekuatan keluarga
Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. U dan Ny. A selalu memutuskan
secara bersama-sama atau musyawarah. Anaknya jarang diikut sertakan jika
memang itu menyangkut masalah keluarga, karena anaknya dianggap masih
terlalu kecil. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika
mereka bermusyawarah.
b. Struktur peran ( peran masng masing anggota keluarga )
Dalam keluarga Tn. U sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah
untuk keluarga dan Ny. A perannya sebagai isteri yang harus menyiapkan semua
keperluan suaminya dan anaknya di rumah. Anaknya sebagai seorang anak yang
saat ini tugasnya hanya belajar.
c. Nilai dan norma keluarga
Sebagai bagian dari masyarakat melayu dan beragama islam keluarga memiliki
nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua, suami
terhadap isteri. Selama ini dirinya anak dan suaminya makan bersama kalau
malam hari.
11. FUNGSI PERAWATAN KELUARGA
a) Fungsi Afektif : Tn. U dan Ny. A, juga anaknya, melakukan peran mereka
masing masing secara sempurna.
b) Fungsi sosialisasi : Hubungan antara dirinya dengan suaminya serta anaknya
sampai sejauh ini baik.
14
Tn. U mengatan mengalami darah tinggi sejak 3 tahun belakangan ini dan Ny.A
mengatakan mengalami haid yang tidak teratur sejak menggunkan IUD. Pada
saat pengkajian Tn. U tampak sering meringis dan memegangi kepalanya.
Keluarga Tn. U mengatakan jika anggota keluarga sakit hanya berobat ke
puskesmas.
d. Fungsi reproduksi : keluarga
tahun, anak berusia 8 tahun, dan anak 3 berusia 6 tahun. Keluarga Tn. U
mengatakan tidak ingin menambah anggota keluarga lain. metode yzng di
gunakan dalam upaya pengendalian jumlah angota keluarga normal., serta pola
hubungan seksual normal.
e. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. U mengatakan kebutuhan sandang, pangan dan papannya belum
terpenuhi, mengingt pendapatan Tn. U hanya Rp 1.000.000/bln.
13. STRESS DAN KOPING KELUARGA
a) Stressor jangka pendek : keluarga Tn. U mengatakan khawatiran dengan kondisi
kedua anaknya yang mengalami caries dentis, Ny. A cemas dengan kondisinya
yang mengalami haid yang tidak teratur, serta pembiayaan semua pengobatan
yang akan dilakukan dan keinginan anaknya untuk mempunyai motor.
b) Sressor jangka panjang : Tn. U mengatakan ia cemas terhadap kondisinya yang
memiliki penyakit hiertensi sejak 3 tahun yang lalu, serta ia merasa terbebani
dengan masalah kebutuhan pangan, sandang, dll karena minimnya hasil
pendapatan yang ia punyai.
c) Respons keluarga terhadap stressor : keluarga Tn. U mengatakan apabila ada
anaknya sakit langsung di bawa ke puskesmas, sedangkan Ny. A mengalami
masalah yang sulit di atasi mengenai penyampaian informasi terhadap An. P dan
An. K.
d) Strategi koping : keluarga Tn. U akan membawa keluargnya ke palayanan
kesehatan di dekat rumahnya apa bila anggota keluarganya sakit.
14. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik keluarga sebagai berikut :
a. Pada Tn. U kepala : Benjolan (-), lesi (-), rambut hitam lurus, tidak rontok, pusing
(+).. Mata : Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik, pengelihatan baik.
Telinga : Cerumen (+), pendengaran baik. Hidung : Polip (-), sinusitis (-),
penciuman baik. Mulut : Lidah bersih, nafas tidak berbau, tidak ada sariawan.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Dada : Bentuk dada simetris, tidak
ada nyeri tekan. Paru-paru : Bunyi nafas veskuler, frekuensi 20x/ menit, tidak ada
15
wheezing dan ronchi. Jantung : TD: 180100 mmHg, Nadi: 84x / menit, Tidak ada
pembesaran jantung, tidak ada suara tambahan. Abdomen : Bentuk abdomen
simetris, tidak ada acites, bising usus (+), BAB 1-2x perhari. Sistem
muskuloskeletal : Ekstermitas atas dan bawah tidak terganggu, kekuatan otot
trisep bisep normal, nyeri tekan (-).
b. Pada Ny. A kepala : Benjolan (-), lesi (-), rambut hitam panjang, tidak rontok.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik, pengelihatan baik. Telinga
: Cerumen (+), pendengaran baik. Hidung : Polip (-), sinusitis (-), penciuman
baik. Mulut : Lidah bersih, nafas tidak berbau, tidak ada sariawan. Leher : Tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri
tekan. Paru-paru : Bunyi nafas veskuler, frekuensi 20x/ menit, tidak ada wheezing
dan ronchi. Jantung : TD: 110/70 mmHg, Nadi: 70x / menit, Tidak ada
pembesaran jantung, tidak ada suara tambahan. Abdomen : bentuk abdomen
simetris, tidak ada acites, bising usus (+), nyeri
perhari. Sistem muskuloskeletal : Ekstermitas atas : tidak ada bengkak, nyeri pada
sendi siku dan pergelangan tangan. Ekstermitas bawah : bentuk simetris, kekuatan
otot menurun, adanya pembengkakan pada kaki.
c. Pada An. P kepala : Benjolan (-), lesi (-), rambut hitam panjang, tidak rontok.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik, pengelihatan baik. Telinga
: Cerumen (+), pendengaran baik. Hidung : Polip (-), sinusitis (-), penciuman
baik. Mulut : Lidah bersih, nafas tidak berbau, tidak ada sariawan, giginya
tampak berlubang dan sering tersa nyeri pada gig dan gusi. Leher : Tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan.
Paru-paru : Bunyi nafas veskuler, frekuensi 20x/ menit, tidak ada wheezing dan
ronchi. Jantung : TD: 110/60 mmHg, Nadi: 70x / menit, Tidak ada pembesaran
jantung, tidak ada suara tambahan. Abdomen : terdapat nyeri pada abdomen,
skala nyeri 7, bentuk abdomen simetris, tidak ada acites, bising usus (+). BAB 12x perhari. Sistem muskuloskeletal : Ekstermitas atas : tidak ada bengkak, nyeri
pada sendi siku dan pergelangan tangan. Ekstermitas bawah : bentuk simetris,
kekuatan otot menurun, adanya pembengkakan pada kaki.
d. Pada An K kepala : Benjolan (-), lesi (-), rambut hitam panjang, tidak rontok.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik, pengelihatan baik. Telinga
: Cerumen (+), pendengaran baik. Hidung : Polip (-), sinusitis (-), penciuman
baik. Mulut : Lidah bersih, nafas tidak berbau, tidak ada sariawan, giginya
tampak berlubang dan sering tersa nyeri pada gig dan gusi. Leher : Tidak ada
16
pembesaran kelenjar tyroid. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan.
Paru-paru : Bunyi nafas veskuler, frekuensi 20x/ menit, tidak ada wheezing dan
ronchi. Jantung : TD: 110/70 mmHg, Nadi: 70x / menit, Tidak ada pembesaran
jantung, tidak ada suara tambahan. Abdomen : bentuk abdomen simetris, tidak
ada acites, bising usus (+). BAB 1-2x perhari. Sistem muskuloskeletal :
Ekstermitas atas : tidak ada bengkak, nyeri pada sendi siku dan pergelangan
tangan. Ekstermitas bawah : bentuk simetris, kekuatan otot menurun, adanya
pembengkakan pada kaki.
e. Pada An. Q kepala : Benjolan (-), lesi (-), rambut hitam panjang, tidak rontok.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik, pengelihatan baik. Telinga
: Cerumen (+), pendengaran baik. Hidung : Polip (-), sinusitis (-), penciuman
baik. Mulut : Lidah bersih, nafas tidak berbau, tidak ada sariawan. Leher : Tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri
tekan. Paru-paru : Bunyi nafas veskuler, frekuensi 20x/ menit, tidak ada wheezing
dan ronchi. Jantung : TD: 100/60 mmHg, Nadi: 70x / menit, Tidak ada
pembesaran jantung, tidak ada suara tambahan. Abdomen : bentuk abdomen
simetris, tidak ada acites, bising usus (+). BAB 1-2x perhari. Sistem
muskuloskeletal : Ekstermitas atas : tidak ada bengkak, nyeri pada sendi siku dan
pergelangan tangan. Ekstermitas bawah : bentuk simetris, kekuatan otot menurun,
adanya pembengkakan pada kaki.
15. HARAPAN KELUARGA
Keluarga Tn. U berharap kepada petugas kesehata dapat membantu memberi
informasi lebih mengenai masalah caries dentis dan di ajarkan ke pada anak mereka
jadi motivasi utntuk anaknya mengosok gigi. Keluarga Tn. U juga berharap kepada
petugas kesehatan dapat memberi informasi mengenai masalah hipertensi yang di
alami oleh Tn. U sehingga Tn U tidak mengalami nyeri kepala lagi dan berharap
petugaas kesehatan dapat menyelaskan mengenai gangguan haid yang dialami Ny. A
sehingga dapat memberi kontraseps yang tepat.
17
ANALISA DATA
18
No
1
Data Penunjang
Masalah Keperawatan
DS :
Ketidak
Diagnosa
Keperawatan
mampuan Nyeri pada An. P
(KMK) dalam
merawat
anggota Tn. U
menderita maag
keluarga
Ketidak
An. K mengatakan nyeri pada keluarga (KMK) untuk pada keluarga Tn.
DO :
An.
tampak
susah
menggosok gigi
Skala nyeri : 6
Durasi tidak menentu
Gigi An. K tampak berlubang
Ds :
3.
Ketidak
mampuan Kurang
sejak mengenal
teratur
menggunakan
IUD
Do :
mengenai haidnya
Ny. A tampak bingung
19
Kriteria
Nilai
Bobo
Skore
Pembenaran
t
1
Sifat
masalah
skala :
Ancaman
2/3x1 = 2/3
ancaman
kesehatan,
masalah
kesehatan.
Kemungkinan
masalah
akan
kesehatan
2
Apabila
An.
dapat
dapat
20
diubah :
Skala : hanya
sebagian
3
Potensi masalah
dapat
untuk
dicegah :
3/3x1 = 3/3
Gastritis kambuh
Skala : tinggi
4
Menonjolnya
masalah.
tangani
karena
apabila
Skala : masalah
berat, harus di
berdampak
pada
anaknya
tangani.
11/3= 3 2/3
TOTAL
Pada diagnosa kedua : Nyeri An. K s pada keluarga Tn. U b/d Ketidak mampuan keluarga
(KMK) untuk mengenal masalah caries dentis
N
O
1
Kriteria
Perhitungan
Nilai
Bobot
Skore
Sifat masalah
skala :
Pembenaran
Masalah
2/3x1 = 2/3
Ancaman
ini
menjadi
telah
ancaman
kesehatan
menyebabakan
Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
1/2x2 = 2/2
mengatasi
masalah
caries dentis.
Skala : hanya
21
sebagian
3
Potensial
masalah
masalah untuk
dicegah :
2/3x1 = 2/3
dirasakan
Skala : cukup
4
Menonjolnya
Masalah
masalah.
Skala
masalah berat,
harus
ini
perlu
2/2x1 = 2/2
di
tangani.
TOTAL
20/6 = 3 1/3
Pada diagnosa ketiga: Kurang pengetahuan Ny. A pada keluarga Tn. U b/d Ketidak mampuan
keluarga (KMK) mengenal masalah kontrasepsi IUD
N
O
1
Kriteria
Perhitungan
Nilai
Bobot
Skore
Sifat masalah
skala :
Pembenaran
Masalah
2/3x1 = 2/3
Ancaman
ini
menjadi
telah
ancaman
kesehatan
menyebabakan
Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
1/2x2 = 2/2
mengenali
masalah
kontrasepsi IUD
Skala : hanya
sebagian
3
Potensial
Masalah
dirasakan
22
masalah untuk
2/3x1 = 2/3
dicegah :
Skala : tinggi
4
Menonjolnya
Masalah
masalah.
Skala
ada
masalah, tetapi
tidak
ini
perlu
1/2x1 = 1/2
perlu
ditangani
TOTAL
17/6 = 2 5/6
Dari scoring atau pembobotan masalah tersebut, didapat satu diagnosa yang prioritas
yaitu :
1. Nyeri pada An. P dalam keluarga Tn. U b/d Ketidak mampuan keluarga (KMK) merawat
anggota keluarga dengan masalah gastritis.
2. Nyeri pada An. K pada keluarga Tn. U b/d Ketidak mampuan keluarga (KMK) merawat
anggota keluarga dengan masalah caries dentis.
3. Kurangnya pengetahuan Ny. A pada keluarga Tn. U b/d Ketidak mampuan keluarga
(KMK) untuk mengenal masalah kontrasepsi IUD.
23
24
Diagnosa
Keperawatan
Nyeri pada An.
P b/d ketidak
mampuan
keluarga (KMK)
merawat
anggota keluara
dengan masalah
gastritis
Tujuan
Umum
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapakan
keluarga Tn.
U
mampu
merawat
keluarga
yang sakit.
Tujuan khusus
Kriteria
Evaluasi
Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan Kognitif
diharapkan keluarga
mampu :
Tupen I
Mengengenal
dan
penyebab Gastritis.
Standar
Evaluasi
Keluarga
mampu
menjelaskan
penertian
Gastritis
Intervensi
1.1
1.2
1.3
1.4
Tupen II
Keluarga
mampu
memutuskan tindakan
yang tepat untuk
merawat
anggota
dengan
masalah
Gastritis pada An. P
Kognitif
Keluarga
mampu
memutuskan
untuk control
satu
kali
perminggu ke
RS.
pemahaman
keluarga
mengenai
akibat
dari
Gastritis. Beri penghargaan
atas kemampuan keluarga
dalam menyebutkan kembali
akibat dari Gastritis.
Tupen III
Keluarga
mampu
merawat
anggota
keluarga
yang
mengalami Gastritis
Psikomotor
Keluarga
mampu
melakukan
tindakan
secara mandiri
jika An. P
Gastritis
Tupen IV
Keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan
Psikomotor
5.1
Tupen V
Keluarga
mampu
menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada.
Afektif
Setelah
dilakukan Kognitif
tindakan keperawatan
Informasikan
mengenai
pengobatan dan pendidikan
Keluarga Tn.
kesehatan yang diperoleh.
U
dapat 5.2 Motivasi keluarga untuk
memfaatkan
menyebutkan kembali hasil
fasilitas
diskusi.
kesehatan
terdekat untuk
kesembuhan
An. P dan An.
K
Keluarga
mampu
1.5
Tn.
b/d tindakan
keperawatan
ketidak
diharapakan
mampuan
keluarga Tn.
keluarga (KMK) U
mampu
merawat
merawat
keluarga
anggota seluarga
yang sakit.
dengan masalah
diharapkan
mampu :
Tupen I
Mengengenal
penyebab
dentis.
keluarga
menjelaskan
penertian
hipertensi
dan
carier
1.6
1.7
1.8
Caries dentis
Tupen II
Keluarga
mampu
memutuskan tindakan
yang tepat untuk
merawat
anggota
dengan
masalah
Caries dentis pada An.
K
Kognitif
Keluarga
mampu
memutuskan
untuk control
satu
kali
perminggu ke
RS.
Tupen III
Keluarga
merawat
keluarga
mengalami
dentis
Psikomotor
mampu
anggota
yang
Caries
Keluarga
mampu
melakukan
tindakan
secara mandiri
jika An. K
dengan Caries
dentis
Tupen IV
Keluarga
Psikomotor
mampu
memodifikasi
lingkungan
memodivikasi
lingkungan
sekitarnya.
5.1
Tupen V
Afektif
Keluarga
mampu
menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada
3.
Kurangnya
Setelah
pengetahuan Ny. diberikan
panjelasan
A pada keluarga
keluarga Tn.
Tn.
U
b/d U memahami
pentingnya
ketidak
kesehatan
mampuan
Ny. A
Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan keluarga
mampu :
Tupen I
Ny. A dapat mengenal
masalah
kesehatan
yang terjadi Ny. A
Kognitif
Informasikan
mengenai
pengobatan dan pendidikan
Keluarga Tn.
kesehatan yang diperoleh.
U
dapat 5.2 Motivasi keluarga untuk
memfaatkan
menyebutkan kembali hasil
fasilitas
diskusi.
kesehatan
terdekat untuk
kesembuhan
An. K
Keluarga
mengerti
1.1 Kaji pengetahuan keluarga
tentang
tentang kontrasepsi IUD
1.2 Diskusikan tentang keluarga
pentingnya
pentingnya kontrasepsi IUD
masalah
1.3
Beri penjelasan apabila
kontrasepsi
keluarga tidak mengerti.
IUD
1.4 Motivasi keluarga untuk
mengenal kontrasepsi IUD
30
kelearga (KMK)
untuk mengenal
masalah
2.1
kontrasepsi IUD
Tupen II
Keluarga
Tn.
U
mampu memutuskan
masalah yang terjadi
pada Pada Ny. A
Afektif
3.1
Tupen III
Keluarga Tn. U dapat
menggunakan fasilitas
kesehatan.
Psikomotor
Keluarga Tn. S
dapat
3.2 Libatkan suami untuk
memfaatkan
mengambil keputusan yang
fasilitas
terbaik untuk Ny. A
kesehatan
3.3
Libatkan suami diskusi
terdekat untuk
tentang kesehatan ny. A
kesembuhan
31
Ny. A
32
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, ferry makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta : salemba medika
Friedman, marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2009. Fundamental keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Suprajitno. 2004. Asuhan keperawatan keluarga : aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC
33