Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Prostodontics (Gigi Tiruan)
Gigi Tiruan (denture) adalah Suatu bentukan gigi yang menggantikan sebagian atau
seluruh gigi asli yang hilang dan atau jaringan pendukungnya. Gigi tiruan cekat merupakan
piranti prostetik permanen yang melekat pada gigi yang masih tersisa, yang menggantikan
satu atau lebih kehilangan gigi. Jenis restorasi ini telah lama disebut dengan gigi
tiruan jembatan (Shilingburg, dkk,1997).
2.2 Pemeriksaan pada Gigi Tiruan
Tujuan diagnosa dan
perawatan
penting
kepada pasien
mengenai segala sesuatu yang adahubungannya dengan gigitiruan yang akan dipakainya.
1.
Pemeriksaan subjektif.
2. Pemeriksaan objektif.
Pada
pemeriksaan
objektif
ini,
pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihatPalpasi Perkusi Sonde Termis Rontgen foto
Pemeriksaan ektra oral
1)
Bentuk muka/wajah
a.
b.
2)
normal, tebal, tipis, tegang, kendor (flabby).Tebal tipis bibir akan mempengaruhi retensi gi
gitiruan yang akan dibuat,
dimana bibir yang tebal akan memberi retensi yang lebih baik.
3)
a.
b.
mengganggu pada
Oklusi :
(angular cheilosis,
otot kunyah
depan, dapat
Spasme otot-
diperbaiki dengan
menambah dimensivertical pada pembuatan Gigi tiruan sebagian lepasan. Selain deep overb
ite,harus diketahui juga ukuran over jet dari gigi depan. Dalam
keadaannormal, ukuran over bite dan over jet ini berkisar antara 2 mm.
e.
Warna gigi
Warna gigi pasien harus dicatat sewaktu akan membuat gigitiruansebagian lepasan
terutama pada pembuatan gigitiruan di daerah anterior untuk kepentingan estetis.
f.
Oral hygiene
(adanya karang gigi, adanya akar gigi, adanya gigi yang karies,adanya peradangan pada
jaringan lunak, misalnya : gingivitis
g. Rontgen foto
Dengan rontgen foto dapat diketahui adanya:
resorbsi tulang
h. Resesi gingival
i. Vitalitas gigi
2. Pemeriksaan terhadap mukosa
Inflamasi, pada keadaan ini mukosa harus
disembuhkan terlebih dahulusebelum dicetak. (bergerak/tidak bergerak, keras/lunak).
3. Pemeriksaan terhadap bentuk tulang alveolar
Bentuk U, V, datar, sempit, luas, undercut
4. Ruang antar rahang
- Besar, dapat disebabkan karena pencabutan yang sudah terlalu lama
- Kecil, dapat disebabkan karena elongasi
- Cukup, minimal jaraknya 5 mm
5. Adanya torus
- Pada palatum disebut torus palatinus
- Pada mandibula disebut torus mandibula Torus ini bila keadaan mengganggupada
pembuatan gigitiruan, harus dibuang
6. Pemeriksaan jaringan pendukung gigi
7. Pemeriksaan terhadap frenulum
Apakah perlekatannya
tinggi
perawatan
pasien, dapat
pendahuluan sebagai
material tidak berbau, berasa, halus, bersih, dan tidak mengiritasi, ukuran dan
bentuk harus sesuai, serta mempunyai retensi dan stabilisasi waktu dipakai dan
berfungsi sehingga enak dipakai,
2.
4.
tidak menimbulkan gangguan atau kelainan dan rasa sakit, dan juga
5.
cukup kuat terhadap tekanan pengunyahan dan pengaruh zat dalam makanan,
6. Kelainan bicara
Kehilangan gigi depan atas dan bawah seringkali menyebabkan kelainan bicara,
karerna gigi khususnya yang depan termasuk bagian organ fonetik.
7. Memburuknya Penampilan
Menjadi buruknya penampilan karena kehilangan gigi depan akan megurangi daya tarik
wajah seseorang, apalagi dari segi pandang manusia modern.
8. Terganggunya Kebersihan Mulut
Migrasi dan rotasi gigi menyebabkan gigi kehilangan kontak dengan tetangganya,
demikian pula gigi yang kehilangan lawan gigitnya. Adanya ruang interproksimal tidak wajar
ini, mengakibatkan celah antar gigi mudah disisipi makanan. Dengan sendirinya kebersihan
mulut jadi terganggu dan mudah terjadi plak. Tahap berikutnya terjadi karies gigi. Pada tahap
berikut terjadinya karies gigi dapat meningkat.
9. Atrisi
Pada kasus tertentu dimana membran periodontal gigi asli masih menerima beban
berlebihan, tidak akan mengalami kerusakan, malahan tetap sehat. Toleransi terhadap beban ini
bisa berwujud atrisi pada gigi- gigi tadi, sehingga dalam jangka waktu panjang akan terjadi
pengurangan dimensi vertikal wajah pada saat keadaan gigi beroklusi sentrik.
10. Efek Terhadap Jaringan Lunak Mulut
Bila ada gigi yang hilang, ruang yang ditinggalkannya akan ditempati jaringan lunak
pipi dan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini akan menyebabkan kesukaran adaptasi terhadap
geligi tiruan yang kemudian dibuat, karena terdesaknya kembali jaringan lunak tadi
daritempat yang ditempati protesis. Dalam hal ini, pemakaian geligi tiruan akan dirasakan
sebagai suatu benda asing yang cukup mengganggu.
Pontik, Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang menggantikan gigi
Berdasarkan bahan
Pontik logam
Logam yang digunakan untuk membuat pontik pada umumnya terdiri dari alloy, yang
setara dengan alloy emas tipe III. Alloy ini memiliki kekuatan dan kelenturan yang cukup
sehingga tidak mudah menjadi patah atau berubah bentuk (deformasi) akibat tekanan
pengunyahan. Pontik logam biasanya dibuat untuk daerah-daerah yang kurang mementingkan
faktor estetis, namun lebih mementingkan faktor fungsi dan kekuatan seperti pada jembatan
posterior.
2)
Pontik porselen
Pontik jenis ini merupakan pontik dengan kerangka dari logam sedangkan seluruh
permukaannya dilapisi dengan porselen. Pontik ini biasanya diindikasikan untuk jembatan
anterior dimana faktor estetis menjadi hal yang utama. Pontik porselen mudah beradaptasi
dengan gingival dan memberikan nilai estetik yang baik untuk jangka waktu yang lama.
3)
Pontik akrilik
Pontik akrilik adalah pontik yang dibuat dengan memakai bahan resin akrilik.
Dibandingkan dengan pontik lainnya, pontik akrilik lebih lunak dan tidak kaku sehingga
membutuhkan bahan logam untuk kerangkanya agar mampu menahan daya kunyah / gigit.
Pontik ini biasanya diindikasikan untuk jembatan anterior dan berfungsi hanya sebagai bahan
pelapis estetis saja.
4)
Pontik ini merupakan kombinasi logam dan porselen dimana logam akan memberikan
kekuatan sedangkan porselen pada jenis pontik ini memberikan estetis. Porselen pada bagian
labial/bukal dapat dikombinasikan dengan logam yang bertitik lebur tinggi (lebih tinggi dari
temperature porselen). Tidak berubah warna jika dikombinasikan dengan logam, sangat
keras, kuat dan kaku dan mempunyai pemuaian yang sama dengan porselen. Porselen
ditempatkan pada bagian labial/bukal dan daerah yang menghadap linggir, sedangkan logam
ditempatkan pada oklusal dan lingual. Pontik ini dapat digunakan pada jembatan anterior
maupun posterior.
5)
Pada kombinasi logam dan akrilik ini, akrilik hanya berfungsi sebagai bahan estetika
sedangkan logam yang memberi kekuatan dan dianggap lebih dapat diterima oleh gingival
sehingga permukaan lingual/palatal dan daerah yang menghadap gusi dibuat dari logam
sedangkan daerah labial/bukal dilapisi dengan akrilik.
b.
1)
Pontik Sanitary
Pada pontik ini, dasar pontik tidak berkontak sama sekali dengan linggir alveolus
sehingga terdapat ruangan/jarak antara dasar pontik dengan linggir alveolus (1-3 mm), dan
permukaan dasar pontik cembung dalam segala aspek. Tujuan pembuatan dasar pontik ini
adalah agar sisa-sisa makanan dapat dengan mudah dibersihkan. Adanya bentuk pontik yang
demikian mengakibatkan kekurangan dalam hal estetis sehingga hanya diindikasikan untuk
pontik posterior rahang bawah(Arifin, 2000).
Bagian labial/bukal dari dasar pontik berkontak dengan linggir alveolus sedangkan
bagian palatal menjauhi linggir ataupun sedikit menyentuh mukosa dari linggir. Hal ini
mengakibatkan estetis pada bagian labial/bukal lebih baik, dan mudah dibersihkan pada
bagian palatal. Walaupun demikian menurut beberapa hasil penelitian, sisa makanan masih
mudah masuk ke bawah dasar pontik dan sulit untuk dibersihkan. Pontik jenis ini biasanya
diindikasikan untuk jembatan anterior dan posterior(Arifin, 2000).
Pontik conical root biasanya diindikasikan untuk jembatan imediat yang dibuatkan
atas permintaan pasien yang sangat mengutamakan estetis dalam kegiatan sehari-hari. Pontik
ini dibuat dengan cara bagian dasar pontik masuk ke dalam soket gigi yang baru dicabut kirakira 2 mm. pontik ini dipasang segera setelah dilakukannya pencabutan dan pada pembuatan
ini tidak menggunakan restorasi provisional.4
dengan semen pada gigi penyangga yang telah dipersiapkan dan berfungsi sebagai stabilisasi
dan retensi (Arifin, 2000).
Keuntungan:
- Indikasi luas
- Memberikan retensi dan resistensi yang terbaik
- Memberikan efek splinting yang terbaik
Kerugian:
- Jaringan gigi yang diasah lebih banyak
- Estetis kurang optimal (terutama bila terbuat dari all metal)
gigi penyangga.
Bentuk: Inlay MO/DO/MOD dan Onlay
Indikasi:
- Gigi tiruan jembatan yang pendek
- Tekanan kunyah ringan atau normal
- Gigi penyangga dengan karies klass II yang besar
- Gigi penyangga mempunyai bentuk/ besar yang normal
Keuntungan:
- Jaringan gigi yang diasah sedikit
- Preparasi lebih mudah
- Estetis cukup baik
Kerugian:
- Indikasi terbatas
- Kemampuan dalam hal retensi dan resistensi
- Mudah lepas/patah
Retainer dowel crown : retainer yang retensinya berupa pasak yang telah
Keuntungan:
- Estetis baik
- Posisi dapat disesuaikan
Kerugian:
- Sering terjadi fraktur akar
C.
dapat mencegah distorsi atau fraktur selama gigi tiruan berfungsi (Arifin, 2000).
a.
pada komponen GTC. Merupakan konektor yang paling sering digunakan untuk GTC.
Konektor rigid dapat dibuat dengan cara:
Pengecoran (casting) : penyatuan dua komponen GTC dengan satu kali proses
tuang
logam campur (metal alloy) yang dipanaskan.
tekanan.
b.
menahan gigi tiruan cekat dan tergantung pada faktor-faktor seperti daerah membran
periodontal, panjang serta jumlah akar.
Fixed-fixed bridge
Semua komponen digabungkan secara rigid, dengan cara penyolderan setiap unit
individual bersama atau menggunakan satu kali pengecoran. Memiliki dua atau lebih gigi
penyangga. GTC tipe ini menghasilkan kekuatan dan stabilitas yang sangat baik dan juga
mendistribusikan tekanan lebih merata pada restorasi. Serta memberikan efek splinting yang
sangat baik. Diindikasikan pada span pendek, atau untuk splinting pada gigi goyang dengan
kondisi periodontal kurang baik.
Indikasi Penggantian 1 3 gigi yang saling bersebelahan; Pasien yang punya
tekanan kunyah normal kuat; Gigi penyangga tidak terlalu besar.; Gigi penyangga derajat
goyangnya 1 (normal).
Kontra-Indikasi Pontics/span yang terlalu panjang; Gigi penyangga memiliki
kelainan periodontal atau karies esktensif; Pasien yang masih muda dengan ruang pulpa
besar.
Keuntungan Memiliki indikasi terluas dari semua jenis GTJ; Punya efek splinting
terbaik dan karenanya sering digunakan sebagai perawatan penunjang periodontal.
Kerugian Jika span terlalu panjang terjadi resiko adanya gaya ungkit/bent/efek
flexural. Hal ini terjadi pada saat makan, bolus makanan berada baik di gigi penyangga atau
berada di tengah span/pontik.
b.
Pada jenis ini, gaya yang datang dibagi menjadi dua, menggunakan konektor rigid dan
non rigid sehingga tekanan oklusi akan lebih disalurkan ke tulang dan tidak dipusatkan ke
retainer. GTC tipe ini memungkinkan pergerakan terbatas pada konektor diantara pontik dan
retainer. Konektor tersebut dapat memberikan dukungan penuh pada pontik untuk melawan
gaya oklusal vertikal, dan memungkinkan gerakan terbatas pada respon terhadap gaya lateral.
Hal ini mencegah gerakan gerakan satu retainer yang mentransmisikan gaya torsional secara
langsung ke retainer lainnya sehingga dapat menyebabkan lepasnya retainer. Diindikasikan
pada span panjang dan jika terdapat pier/intermediate abutment pada pengganti beberapa gigi
yang hilang.
Syarat: Tekanan kunyah normal/ringan dan ukuran abutment normal.
Konstruksi: Non-rigid
Connector di
mesial
diastema
untuk
mencegah
Cantilever bridge
Suatu gigitiruan yang didukung hanya pada satu sisi oleh satu atau lebihabutment.
Pada cantilever bridge ini, gigi penyangga dapat mengatasi beban oklusal dari gigitiruan.
GTC tipe ini tidak diindikasikan untuk daerah dengan beban oklusal besar. Apabila terkena
gaya lateral, maka gigi penyangga akan tipping, rotasi, atau drifting. Tidak diindikasikan pula
pada penggantian gigi dengan gigi penyangga nonvital sebagai terminal abutment. GTC tipe
ini diindikasikan untuk pengganti satu gigi yang hilang.
Syarat: tekanan kunyah ringan, abutment sehat, dukungan tulang baik.
Keuntungan Desain sederhana, pembuatannya mudah namun hasil maksimal;
Jaringan yang rusak tidak banyak; Estetika paling baik karena kesederhanaan desainnya serta
menggunakan full-porcelain crown.
Indikasi Regio anterior, khususnya gigi I2 yang beban oklusal kecil.
Kontra-Indikasi Regio posterior, kecuali pada P2 bawah yang beban oklusalnya
tidak terlalu besar.
Kerugian Punya daya mengungkit yang dapat merusak jaringan periodonsium
(baik tulang maupun mukosa); Terjadi rotasi palato-labial, namun hal ini jarang terjadi karena
adanya keseimbangan jaringan mukosa bibir, pipi, dan lidah; Indikasi sangat terbatas.
d.
Suatu gigitiruan yang didukung oleh sebuah bar yang dihubungkan ke gigi atau
penyangga gigi. Loop atau bar tersebut menghubungkan retainer dan pontik dipermukaan
palatal. Lengan dari bar yang berfungsi sebagai penghubung ini dapat dari berbagai panjang,
tergantung pada posisi dari lengkung gigi penyangga dalam kaitannya dengan gigi yang
hilang. Lengan dari bar mengikuti kontur dari palatum untuk memungkinkan adaptasi pasien.
Jenis gigitiriruan ini digunakan pada pasien yang kehilangan gigi anterior dengan satu gigi
yang hilang atau terdapat diastema di sekitar anterior gigi yang hilang.
Indikasi Dimana estetika merupakan hal utama, GTJ jenis ini menjadi pilihan
terbaik karena letak gigi penyangga tidak tepat disebelah pontics sehingga tidak terlalu
terlihat jika menggunakan logam; Gigi dalam 1 regio tidak memungkinkan untuk digunakan
sebagai gigi penyangga, baik karena faktor anatomis (akar & periodontal) maupun karena
faktor fisik retainernya; Jika diperlukan adanya diastema (umumnya faktor estetik).
Kontra-Indikasi Pasien muda yang mahkota klinisnya terlalu pendek sehingga
kurang retentif untuk dijadikan penyangga; Pada gigi di mandibula; Bentuk palatal tidak
memungkinkan, entah karena adanya torus atau bentuknya yang terlalu dangkal/dalam. Selain
alasan fungsional, faktor estetik juga menjadi masalah; Gigi penyangga tidak memiliki
kontak proksimal, menyebabkan gigi berisiko bergerak.
Keuntungan Mendapat hasil estetika yang sangat baik; Waktu kunjungan relatif
lebih singkat; Desain umumnya disambut baik oleh pasien karena faktor estetika dan
kekuatan yang tahan lama; Tingkat kegagalan rendah selama preparasi dan pembuatannya
benar.
Kerugian Palatal bar dapat membengkok/patah suatu saat jika ada gaya yang cukup
besar seperti trauma atau sering bergerak atau bahkan secara alami; Meskipun waktu
kunjungan singkat, waktu pembuatan cukup lama dan kompleks serta butuh keahlian.
e.
Compound bridge
Ini merupakan gabungan atau kombinasi dari dua macam gigitiruan cekat dan bersatu
menjadi suatu kesatuan. Diindikasikan pada pengganti gigi hilang yang membutuhkan
gabungan beberapa tipe GTC.
f.
Merupakan GTC yang sangat konservatif karena preparasi yang sangat minimal.
Dilakukan preparasi gigi penyangga hanya sebatas email. GTC tipe ini terdiri dari satu atau
dua beberapa pontik yang didukung retainer tipis yang direkatkan dengan semen dengan
sistem etcing bonding ke email gigi penyangga di bagian lingual dan proksimal. Gigi
penyangga harus memiliki mahkota klinis yang cukup lebar agar dapat memberikan retensi
dan resistensiyang maksimal. Gigi tersebut juga tidak boleh goyang dan inklinasi
mesiodistalnya harus kurang dari 15derajat. Retensinya berupa mikromekanik antara
permukaan email dengan permukaan dalam retainer yang telah dietsa. Diindikasikan pada
GTC span pendek, abutment yang tidak membutuhkan restorasi, dan penggantian kehilangan
gigi anterior pada anak-anak, karena anak-anak masih memiliki ruang pulpa yang besar.
Kontraindikasi GTC tipe ini adalah penggantian ggi anterior dengan deep over bite.
A.
Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih tipe protesa
yang tepat. Faktor-faktor yang penting tersebut adalah faktor biomekanis, keadaan
periodontal, estetis, faktor financial, dan juga keinginan pasien.
a.
Faktor Biomekanis
Keadaan Periodontal
Harus dipastikan melalui hasil foto rontgen tidak ada kelainan pada jaringan
periodontal. Indikasi khusus pada gigi penyangga yang vital dan non vital dengan perawatan
saluran akar, aringan periodontal sehat, bentuk akar yang panjang, posisi dan inklinasi yang
baik dalam lengkung rahang, bentuk dan besar anatomis gigi normal, mahkota gigi punya
jaringan email dan dentin yang sehat.
c.
Estetis
Faktor Finansial
Sikap pasien terhadap kesehatan gigi dan jaringan pendukung miliknya serta
keinginannya untuk bisa sembuh, dengan kata lain sabar dan mau bekerja sama dengan
dokter gigi selama perawatan berlangsung. Mengingat dalam pembuatan GTJ perlu waktu
yang cukup lama dan kunjungan berkala.
Pasien dari kalangan yang cukup mampu karena harga GTJ cukup mahal.
Memiliki OH yang tinggi. Pasien yang memiliki risiko karies tinggi menyebabkan
GTJ tidak bertahan lama, khususnya pada retainer/abutment dari GTJ tersebut.
b) Indikasi Umum
Secara psikologis, pasien (terutama yang mampu) menganggap GTL bukanlah
bagian dari tubuh mereka sehingga mereka menganggap GTC (dalam hal ini GTJ) merupakan
pilihan yang terbaik untuk menggantikan gigi mereka yang hilang. Selain itu segi estetika dan
higiensi juga diperhatikan karena pandangan umum menganggap GTL membuat mulut
menjadi bau dan dari segi estetik kurang.
Pada
pasien
yang
punya penyakit
sistemik, terutama
yang
menyebabkan
Pasien yang tidak bisa diajak bekerjasama, seperti pada pasien anak-anak ataupun
pasien yang lanjut usia karena sulit untuk bersabar serta komunikasi yang sulit. Selain itu,
pada pasien yang secara medis mengalami penyakit seperti kejang-kejang mendadak atau
gangguan otak juga dikontraindikasikan karena dapat mengganggu proses preparasi.
Pasien yang masih muda karena ruang pulpanya masih besar. Sama seperti dengan
pembuatan mahkota tiruan, pembuatan GTJ perlu preparasi yang cukup ekstensif karena
menggunakan bahan PFM.
Pasien yang tidak bisa diadministrasi anestesi lokal (e.g. hipertensi, gangguan
jantung, dll.). Apabila masih memungkinkan gunakan obat yang tidak memakain epinefrin.
Pasien yang memiliki risiko karies tinggi serta penyakit periodontal.
Pasien yang memerlukan pontik gigi dalam jumlah besar, membuat length of
span tinggi dan menyebabkan beban GTJ makin besar, terutama pada jaringan periodontal
dan gigi penyangganya.
Pasien yang memiliki abutment teeth yang karies ekstensif dan merusak jaringan
mahkota seluruhnya atau terlalu parah. Selain itu gigi yang mengalami deformitas kongenital
juga tidak bisa digunakan.
Gigi penyangga mengalami rotasi/tilting tidak dalam satu bidang sejajar.
2.5.4 Tahap-Tahap Pembuatan GTC
a) Tahapan Klinik I (Preparasi & Pembuatan GTJ)
v Pemeriksaan, diagnosis, rencana perawatan, prognosis
v Preparasi gigi abutment
Preparasi merupakan suatu tindakan pengerindaan atau pengasahan gigi untuk tujuan
menyediakan tempat bagi bahan restorasi mahkota tiruan atau sebagian pegangan gigi tiruan
jembatan (Smith dan Howe, 2007).
Persyaratan preparasi:
1.
Preparasi dinding aksial yang saling sejajar terhadap poros gigi sulit untuk
menentukan arah pemasangan. Disamping itu, semen juga sulit keluar dari tepi retainer
sehingga jembatan tidak bisa duduk sempurna pada tempatnya. Untuk itu, dibuat kemiringan
yang sedikit konus ke arah oklusal. Craige (1978) mengatakan bahwa kemiringan dinding
aksial optimal berkisar 10-15 derajat. Sementara menurut Martanto (1981), menyatakan
bahwa kemiringan maksimum dinding aksial preparasi 7 derajat. Sedangkan Prayitno HR
(1991) memandang kemiiringan dinding aksial preparasi 5-6 derajat sebagai kemiringan yang
paling ideal. Kemiringan yang lebih kecil sulit diperoleh karena dapat menyebabkan daerah
gerong yang tidak terlihat dan menyebabkan retainer tidak merapat ke permukaan gigi.
Retensi sangat berkurang jika derajat kemiringan dinding aksial preparasi meningkat.
Kegagalan pembuatan jembatan akibat hilangnya retensi sering terjadi bila kemiringan
dinding aksial preparasi melebihi 30 derajat. Preparasi gigi yang terlalu konus mengakibatkan
terlalu banyak jaringan gigi yang dibuang sehingga dapat menyebabkan terganggunya
vitalitas pulpa seperti hipersensitifitas, pulpitis, dan bahkan nekrose pulpa. Kebanyakan
literatur mengatakan kemiringan dinding aksial preparasi berkisar 5-7 derajat, namun
kenyataaannya sulit dlicapai karena faktor keterbatasan secara intra oral (Prajitno, 1994).
2.
Ketebalan preparasi
Jaringan gigi hendaklah diambil seperlunya karena dalam melakukan preparasi kita
harus mengambil jaringan gigi seminimal mungkin. Ketebalan preparasi berbeda sesuai
dengan kebutuhan dan bahan yang digunakan sebagai retainer maka ketebalan pengambilan
jaringan gigi berkisar antara 1-1,5 mm sedangkan jika menggunakan logam porselen
pengambilan jaringan gigi berkisar antara 1,5 2 mm. Pengambilan jaringan gigi yang
terlaluy berlebihan dapat menyebakan terganggu vitalitas pulpa seperti hipersensitivitas
pulpa, pulpitis, dan nekrosis pulpa. Pengamnbilan jaringan yang terlalu sedikit dapat
mengurangi retensi retainer sehingga menyebabkan perubahan bentuk akibat daya kunyah
(Prajitno, 1994).
3.
Kesejajaran preparasi
Preparsi harus membentuk arah pemasangan dan pelepasan yang sama antara satu gigi
penyangga dengan gigi penyangga lainnya. Arah pemasangan harus dipilih yang paling
sedikit mengorbankan jaringan keras gigi, tetapi dapat menyebabkan jembatan duduk
sempurna pada tempatnya (Prajitno, 1994).
Prinsip kesejajaran ini sangat memengaruhi kestabilan dari kedudukan GTJ nantinya,
kecuali pada GTJ yang sifatnya konektor non-rigid, cantilever bridge, atau telescopic bridge.
Sedangkan prinsip pengambilan jaringan berhubungan dengan kemampuan memegang
retainer dan kemampuan gigi dalam menerima beban kunyah tambahan (distribusi tekanan
dari pontik). Pada keadaan tertentu:
- Pada gigi yang pendek, untuk memperoleh retensi optimal dan mendapatkan
kekuatan untuk menahan beban, maka pengambilan oklusal pada daerah supporting cusp
lebih banyak. Bila perlu dengan tambahan groove sebagai penambah kemampuan resistensi.
- Pada diasteme yang sempit, pengambilan proksimal harus lebih banyak, agar
konektor bisa lebih tebal dan kuat.
Kemungkinan jaringan mahkota gigi tetangga bagian mesial harus diambil sedikit
agar tidak menghalangi insersi bridge.
c.
Sisi yang berhadapan dengan diastema dipreparasi sejajar garis bagi sudut yang
dibentuk oleh kedua sumbu gigi. Sedang disisi lain dipreparasi sesuai dengan sumbu gigi
masing-masing. Tetapi bila kedua sumbu gigi divergen tidak bisa ditolerir dengan
pengasahan, sehingga harus dilakukan dulu perbaikan posisi / inklinasinya atau dibuat nonvital (merupakan terapi pendahuluan)
d.
Pada keadaan demikian perlu pengambilan jaringan yang lebih banyak. Daerah yang
keluar dari lengkung lebih banyak dipreparasi.
e.
Pada keadaan gigi penyangga miring ke lingual maka lebih banyak terjadi
pengambilan di daerah lingual, pada gigi penyangga yang protrusi maka lebih banyak terjadi
pengambilan di daerah labial.
4.
Preparasi yang tidak mengikuti anatomi gigi dapat membahayakan vitalitas pulpa juga
dapat mengurangi retensi retainer gigi tiruan jembatan tersebut. Preparasi pada oklusal harus
disesuaikan dengan morfologi oklusal. Apabila preparasi tidak mengukuti morfologi gigi
maka pulpa dapat terkena sehingga menimbulkan reaksi negatif pada pulpa (Prajitno, 1994).
5.
Pembuatan galur
Untuk gigi anterior, galur proksimal dapat dibuat dengan baik bila gigi bagian
labiopalatal cukup tebal. Galur berguna untuk mencegah pergeseran ke lingual atau labial dan
berguna untuk mendapatkan ketebalan preparasi di daerah tersebut. Galur pada gigi anterior
dapat dibuat dengan bur intan berbentuk silinder (Prajitno, 1994).
2.
Tujuannya untuk membuat bidang mesial dan distal preparasi sesuai dengan arah
pasang jembatannya. Selain itu untuk mengurangi kecembungan permukaan proksimal yang
menghalangi pemasangan jembatan. Preparasi bagian proksimal dilakukan dengan
menggunakan bur intan berbentuk kerucut. Pengurangan bagian proksimal membentuk konus
dengan kemiringan 5-10 derajat (Prajitno, 1994).
3.
6.
Setelah GTJ selesai difabrikasi dari laboratorium (belum jadi sepenuhnya baru
backing logam), sebelum dipasangkan pada pasien GTJ ini perlu dievaluasi terlebih dahulu,
terutama pada kualitas backing logam dan facing porcelainnya (pada tipe PFM), namun jika
tidak menggunakan bahan ini maka tidak perlu dievaluasi. Disini dievaluasi kecekatan GTC,
ketepatan marginal, kontak proksimal, ruang untuk facing, kontak oklusal dan artikulasi. Jika
evaluasinya baik, maka backing logam ini dikembalikan lagi ke laboratorium untuk dibuatkan
facing porselennya. Setelah jadi sepenuhnya, kembali dilakukan evaluasi pemeriksaan di gigi
pasien namun belum disementasi secara permanen. Evaluasi ini meliputi:
v Kecekatan (fitness/self retention)
GTC harus memiliki kecekatan yang maksudnya saat dipasangkan bisa pas dan tidak
jatuh saat dipasang di gigi hasil preparasi dan mampu melawan gaya-gaya ringan yang
berlawanan dengan arah insersi tanpa sementasi.
v Marginal fitness & integrity
Diperiksa pada bagian tepi servikal restorasi menggunakan sonde halfmoon; apakah
ada bagian yang terlalu pendek atau terbuka serta dilakukan pemeriksaan mengelilingi
servikal. Kemudian dilihat juga kondisi gusi, apakah mengalami kepucatan (menandakan tepi
servikal yang terlalu panjang sehingga menekan gusi). Disini perlu dilakukan pengurangan
panjang namun jangan sampai terlalu pendek yang dapat berakibat terbukanya tepi restorasi.
v Kontak proksimal
Kontak tidak boleh terlalu menekan, overhanging, atau overkontur (terlalu ke labial
atau lingual atau oklusal). Perhatikan juga efek dari ACF karena gaya ini sangat berpengaruh
terhadap kondisi inklinasi gigi. Pengecekan dilakukan dengan menggunakan benang gigi dan
dilewatkan di proksimal gigi tetangga ataupun antar GTC. Disini benang harus mengalami
hambatan ringan namun tidak sampai merobek benang.
v Stabilitas dan adaptasi ke mukosa gingiva
Merupakan kedudukan pada gigi penyangga harus tetap dan tepat, sehingga tidak
goyang, memutar, ataupun terungkit meskipun tidak diberi gaya. Untuk masalah faktor ungkit
umumnya diperiksa dengan menekan salah satu gigi penyangga. Adaptasi mukosa tentu perlu
karena nantinya GTJ akan menekan gusi meskipun ringan namun tetap tidak boleh membuat
perubahan warna pada gusi yang dapat berujung pada resesi serta untuk memaksimalkan
efek self cleansing pada daerah embrasurnya.
v Penyesuaian oklusal
Merupakan bahan semen yang paling pertama dikeluarkan tetapi masih menjadi
pilihan utama karena memiliki tingkat kekerasan, film thickness dan setting time yang
memadai. Semen ini juga punya pilihan warna sehingga tidak terlalu mencolok. Sayngnya pH
semen ini rendah sehingga berisiko mengiritasi pulpa saat belum mengeras. Oleh karena itu
biasanya diberikan pelaps untuk proteksi pulpa dengancavity varnish.
Akar gigi penyangga (abutment teeth) panjang, kokoh dan tertanam baik dalam
proc. Alveolaris.
Tekanan kunyah yang ringan atau tidak berkontak sama sekali, misal gigi lawan
merupakan removable denture, sehingga tekanan kunyah tidak akan sama dengan gigi asli.
Terjadi perubahan jaringan pendukung & resobsi tulang alveolar secara fisiologis
2. Penyakit sistemik
Pada penderita dengan epilepsi sebaiknya direncanakan pembuatan
jembatan daripada gigi tiruan lepasan.
3. Kondisi Periondisium
a. Gigi penyangga:
-
2. Gigi antagonis:
Oklusi normal
3. Gigi tetangga :
Tidak mengalami rotasi, migrasi, miring
2.5.7 Keuntungan dan Kerugian GTC
1. Keuntungan
Karena diletakkan pada gigi asli sehingga tidak mudah terlepas atau tertelan
enamel gigi
Dapat mempunyai efek spint (efek belat) yang melindungi gigi terhadap stress
(tegangan)
Mendistribusikan
stress
(tegangan)
fungsi
ke
seluruh
gigi
sehingga
Pada pasien ini harus diberikan antibiotik profilaksis yang dikombinasikan dengan
intervensi yang dapat menimbulkan bakteremia sebagai suatu pencegahan (pengoptimalan
OH).
C. Respiratory Disorder
Sebagai contoh, asma atau bronchitis secara khusus memilki pernapasan yang
hiperaktive, sesak napas, dyspenea dan batuk. Pasien i ni harus selalu dirawat dengan posisi
duduk yang tegak pada dental chair. Hal ini penting bagi pasien agar terhindar dari
semprotan air dan partikel girborne seperti resin komposit saat penempatan gigi tiruan
penuh.
D. Diabetes melitus
Tanda klinis manifestasi oralnya adalah:
resorpsi cepat, gigi tiruan cepat longgar, sehingga harus sering dikontrol.
hindari trauma
desain jangan dibuat paradental, tetapi gingival karena gigi geligi tidak kuat.
E. Arthritis
Kebanyakan pasien seperti ini mengkonsumsi obat-obatan seperti aspirin atau
corticosteroid dalam jangka waktu yang lama dan dapat mempengaruhi perawatan gigi akibat
efek sampingnya. Pasien dengan infeksi oral harus dilakukan proteksi untuk melawan
bakteremia dan timbulnya infeksi sekunder dengan dilakukannya terapi antibiotik profilaksis.
Dokter gigi harus mengkonsultasikan pasienya pada dokter umum untuk menentukan
kebutuhan antibiotiknya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Diagnosa dan
perawatan
penting
terhadapsuksesnya pembuatan gigi tiruan untuk kebutuhan pasien. Jika pasien langsung dira
wattanpa
perawatan pendahuluan,
maka kegagalanlah yang akandihadapi. Pemeriksaan teridiri dari 3 jenis, yaitu pemeriksaan
subjektif, objektif, dan penunjang. Pemeriksaan subjektif yaitu pemeriksaan yang dilakukan
dengan tanya jawab. Cara ini umumnya dilakukan untuk mencari riwayat penyakit dan data
pribadi pasien dan keluarga. Biasanya disebut dengan anamnesis. Pemeriksaan objektif
meliputi pemeriksaan intraoral dan ekstraoral. Pemeriksaan ekstraoral meliputi pemeriksaan
terhadap bentuk muka/wajah. Dilihat dari arah depan bentuk wajah tampak Oval/ovoid,
Persegi/square, Lonjong/tapering dan dilihat dari arah samping tampak cembung, lurus,
cekung. Bentuk bibir tampak panjang, pendek, normal, tebal,tipis, Flabby. Sendi Rahang
terlihat menggeletuk, krepitasi, sakit. Pemeriksaan intraoral meliputi pemeriksaan terhadap
gigi, antara lain meliputi gigi yang hilang, keadaan gigi yang tinggal, gigi yang mudah
terkena karies, banyaknya tambalan pada gigi, mobilitas gigi, elongasi, malposisi, atrisi. Jika
dijumpai adanya kelainan gigi yang mengganggu pada pembuatan gigi tiruan, maka
sebaiknya gigi-gigi tersebut dicabut. Selanjutnya setelah dilakukan pemeriksaan subjektif dan
objektif agar lebih akurat dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaanradiografi
yang Berfungsi sebagai informasi tambahan bagi pemeriksan klinis.
Penegakkan diagnosa dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan subyektif, obyektif,
dan
penunjang. Setelah
didapatkan
hasil
pemeriksaan
kemudian
dilakukan
prognosis. Prognosis adalah peramalan dari kemungkinan dan akhir suatu penyakit, sebuah
perkiraan kemungkinan hasil akhir gangguan atau penyakit, baik dengan atau tanpa
pengobatan.Sebelum melakukan tindakan rehabilitatif dengan membuatkan GTC, dokter gigi
harus melakukan perawatan pendahuluan terlebih dahulu dengan tindakan bedah, periodonti,
konservatif maupun orthodonti sesuai dengan kondisi pasien dan jika pasien memiliki
penyakit sistemik, hal ini memerlukan cukup perhatian khusus . Tahap selanjutnya adalah
proses pembuatan gigi tiruan tetap. Penentuan desain dari gigi tiruan cekat (GTC) merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan atau kegagalan gigi tiruan. Dari sini kita mendapatkan
prognosa yang baik untuk kedepannya Cara penentuan desain GTC dengan cara mengetahui
indikasi dan kontraindikasi, menentukan macam dukungan dari setiap sadel, menentukan
macam retainer, dan terakhir menentukan macam konektor yang akan digunakan. Komponenkomponen gigi tiruan tetap terdiri dari pontik, retainer, konektor dan abutment. Desainer
harus didasarkan pada pengetahuan dan ketrampilan operator dan proses pembuatan desain
harus memperhatikan faktor-faktor estetis, stabilisasi, retensi, oklusi, kenyamanan, mudah
dibersihkan dan faktor biaya.
Setelah proses pembuatan GTC selesai, tahap berikutnya adalah tahap pemasangan
GTC kedalam mulut pasien. Pemeliharaan kesehatan mulut untuk menunjang jesehatan
gingiva disekitar gigi tiruan dan giginya sendiri. Pemeliharaan yang harus dilakukan oleh
pasien terdiri dari 4 tindakan yang bertujuan untuk menghilangkan plak dan sisa makanan
berupa penghilangan plak, mengurangi makanan/minuman yang asam dan kariogenik,
penggunaan obat kumur dengan tujuan menghambat pertumbuhan plak, misalnya dengan
chlorhexidine dan pemeriksaan ulang rutin setiap 3 6 bulan ke dokter gigi.