You are on page 1of 12
Prosising Lokakarya Nasional _Manuju Pengelcean Sumberdey® Wieysh BarbasisEkosistom Untuk Mereduxsl Ptensi Konfuk Antar Deerah PERENCANAAN WILAYAH DENGAN PENDEKATAN SPASIAL DAN ANALISIS AMBANG BATAS (Studi Kasus Kabupaten Sambas Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat) Glen Florentina Sri Hardiyanti Ahli Peneliti Utama pada Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) ABSTRAK Perencanaan wilayah dengan pendekatan spasial dan analisis ambang batas, merupakan erencanaan pengembangan wilayah, yang ramah terhadap lingkungan fisik maupun sostat budaya (Sustainable development planning area). Pendekatan spasial dan analisis ambang batas dapat _memberikan kerangka kerja altemalif dengan tik Derat pada hubungan erencanaan fisik, ekologt, sosial budaya secara terpadu. Pendekatan spasial dapat ‘menunjukkan perubahan kondisi fisik secara spasial seperti keragaman bentang lahan, bentuk lahan, penutup lahan, dan perubahannya, yang dapat menentukan pembangunan sektor-sektor wilayatr dengan menetapkan kawasan berdasarkan daya dukung lingkungan. Analisis ambang batas dapat digunakan penentuan beberapa indikasi permasalahan secara terpadu, yang berkaitan dengan keunikan lokasi, fungsi dorninan yang sengat berpengaruh dalam pembangunan. Analisis ekonomi komprehensif yang bethubungan letak/ lokasi ‘geografis pada setiap bentang lahan, dan strategi daerah, sehingga dapat memperitungkan tttikstik pertumbuhan balk secara lokal maupun regional. Analisis dinamika sosial budaya dalam kaitan dinamika penduduk, kesempatan kerja, aksesibiftas dan utili yang mungkin dapat divangun. Studi Kasus Kabupaten Sambas adalah daerah perbatasan Kalimantan ‘Barat (Indonesia) dan Serawak (Malaysia Timur) memiliki dinarrika sosial budaya yang khas. Tipologi yang teflihat dari varian kelompok etnis yang tinggal dan menetap secara berkelaniutan, tidak hanya memperkaya Kebersamaan hidup. namun juga menimbulkan kecemburuan’ sosial antar etnis pendatang dengan penduduk asii. Penentuan batas yang Jelas antara daerah perkotean, pedesaan, daerah industri, dengan menciptakan jalur hijau (wildlife contidor) serta analisis ekonomi dan dinamika sosial budaya di daerah perbatasan. Pendahuluan implementasi program secara optimal apabila hasil penelitian dapat dimanfaatkan olen orang lain baik dalam pengambilan kebijakan, dunia usaha, masyarakat, dan kemajuan iptek. Penggunaan data penginderaan jauh untuk inventarisasi potensi sumberdaya alam sudah sering dilakukan. Namun hampir semua penelitian hanya terbatas pada mencoba kemampuan data tidak langsung dapat dipergunakan secara utuh, karena beberapa parameter yang menyangkut ‘ekonomi, sosial-kultur tidak dimasukkan dalam jaringan informasi yang dihasilkan. Peneiifian ini mencoba menggabungkan berbagai aspek fisik, ekonomi, sosial-kultur wilayah dalam suatu kajian untuk pembuatan rencana tata ruang wilayah perbatasan Kalimantan Barat. Penataan ruang merupakan pengaturan wujud struktural dan pola pemanfaatannya berdasarkan besaran kegiatan, jenis kegiatan, fungsi fokasi kualitas ruang, dan estetika lingkungan. Perencanaan dan pengelolaan tata ruang (RUTR) wilayah bertujuan untuk ‘menata unsur fisik daerah sehingga terbentuk struktur tata ruang yang optimal dan mampu mendukung Kegiatan yang ada di dalamnya. Penataan ruang harus dapat menyelaraskan kemampuan untuk penyelenggaraan pembangunan sehingga Fakutes Gcogran UGM, 30 Agustus 2005 158 ‘Prosicing Lokakarya Nasioned ‘Months Pengetolaan Sumberdaya Wiysh Berbasis Ekosstem untuk Mereduks! Potensi Kort Antor Daerah mencapai hasil yang optimal dan menyempumakan tata ruang yang sudah ada, serta. memfungsikannya agar dapat menampung perkembangan dan dinamika ekonomi masyarakat. Suatu rencana tata ruang juga berarti ekspresi kehendak lingkungan masyarakat mengenai bagaimana seharusnya pola penggunaan lahan di masa datang. Suatu rencana penggunaan lahan biasanya merupakan unsur fungsional dari suatu proses pembangunan secara menyeluruh, yaitu = Perencanaan lahan diprioritaskan bagi pembangunan kemakmuran rakyat, — _ Lahan digunakan sesuai dengan nilai ekonomisnya, ~ Lahan digunakan sesuai dengan sifat fisiknya; ~ Lahan digunakan sesuai dengan hukum yang berlaku. Analisis ambang batas {threshold analysis) merupakan_metode perencanaan yang komprehensit untuk evaluasi Kemungkinan pembangunan wilayah dengan melihat keterbatasan fisk dan sosial. Keterbatasan yang dikenal dengan istiah “Ambang Batas” tergantung pada lokasi pembangunan (Kozlowski, 1997), Berdasarkan batasan tersebut, maka perencanaan fisis wilayah dapat mempengaruhi dan mengarahkan pada proses pembangunan, yang menempatkan prioritas pada program umum, yaitu = Pengambilan keputusan ekonomi wilayah - Melaksanakan kerjasama sektor-sektor pembangunan yang mungkin, dan yang paling baik untuk dilaksanakan oleh semua sektor pembangunan ~~ Melindungi lingkungan dan standar hidup masyarakat Analisis ambang batas dapat dikombinasikan dengan teknik perencanaan ainnya. Informasi dari analisis ambang batas akan memberikan input bagi aplikasi teknik, sehingga keseimbangan yang lebih baik antara kriteris yang dapat diukur, tetapi parameter yang dinasilkan dilakukan pada kategori yang sama. Ambang batas akan membenkan penilaian ulang tujuan dan asumsiasumsi sebelum Pengaunaan lahan dialokasikan dan strategi pembangunan yang lebih disukai dapat dipilih, misalnya integrasi antara rencana pemerintah kota dengan RUTR atau RTRW. Analisis ambang batas dapat memberi masukan kepada pejabat atau instansi berwenang dengan sumber data dan informasi yang bermanfaat untuk perencanaan pengembangan wilayah, misainya perluasan kota/ permukiman baru (radius pencapaian, fasilitas pendukung, jaringan kota, saluran reservoir alam dan bbuatan, jalan masuk ke fokasi), Perencanaan terintegrasi akan membantu koordin: perencanaan pada tingkat kota, wilayah Kecamatan, kabupaten, bahkan propinsi.. Keputusan untuk menentukan lokasi perkembangan salan satu penggunaan lahan tidak boleh dilakukan tanpa mengedentifikasi terlebih dahulu keterbatasan kond fisik wilayah dan penduduk yang telah menempati lokasi tersebut. Prediksi harus menunjukkan bagaimana wilayah dapat dikembangkan tanpa merusak lingkungan dan tanpa mendatangkan konflik. Daerah perbatasan Kalimantan Barat (Indonesia) dan Serawak (Malaysia Timur) memiliki dinamika sosial budaya yang khas. Tipologi yang terlihat dari varian kelompok etnis yang tinggal dan menetap secara berkelanjutan, tidak hanya memperkaya kebersamaan hidup, namun juga menimbulkan kecemburuan sosial antar etnis pendatang dengan penduduk asi, Klimaks pembauran sering menciptakan konflik antar etnis. Faktor pemicu konflik adalah terjadinya penguasaan sumber. matapencaharian dan kebijakan pembangunan yang sentraiistis, tanpa menghérgal hak-hak dan nilai-nilai masyarakat lokal. Perkembangan multi demensi Fakultas Geoqrat USM, 30 Agustus 2003 159 ‘Prosting Lokakarye Nasional ‘Monuki Pengeilaan Sumberdeya Wiayah Gerbeste Ekoetstom untck Maroc Potonsi Kontk Antar Deora wilayah perbatasan akan berangsur berubah orlentasinya setelah pelaksanaan ‘otenomi daerah. Pertimbangan pemilinan lokasi penelitian adalah — Akumulasi permasalahan menjelang dan sesudah terjadi krisis ekonomi sejak Pertengahan 1997 mengakibatkan terjadinya perubahan di daerah perbatasan, terutama masuknya penduduk dari daerah lain untuk mengadu nasib (looking for a better future) — Implementasi kebijakan otonomi daerah di Kalimantan Barat membawa dampak bagi kelompok etnis lain, setelah daerah ini dilanda kerusuhan sosial besar (mass confiict) — Kondisi lingkungan fisik daerah perbatasan yang beragam (daerah pantai, dataran, pegunungan) mempunyai fenomena yang berbeda dalam pengembangan pembangunan. — Lokasi penelitian termasuk pengembangan kawasan Unggulan di Kalimantan Barat Perencanaan pengembangan wilayah harus diawali dengan inventarisasi potensi sumberdaya yang ada dan kondisi wilayah baik kondisi fisik maupun kondisi sosial ekonomi masjarakat. Berdasarkan hal tersebut, maka perumusan masalan menyangkut perencanaan tata ruang wilayah bersifat menyeluruh dan integral Penelitian akan memperhitungkan faktor yang menguntungkan, faktor yang merugikan (faktor penghambat, dan faktor ancaman bahaya). Perencanaan tata ruang wilayah sering dapat mengubah dari ancaman menjadi peluang, atau dari faktor yang menghambat menjadi yang menguntungkan. Perencanaan tata ruang wilayah harus dapat menjawab permasalahan : 1. Bagaimana metakukan inventarisas! potensi sumberdaya alam untuk pembuatan fencana tata ruang wilayah perbatasan Kalimantan Barat, yang ramah terhadap lingkungan fisik maupun sosial budaya (Sustainable development planning area) ? 2. Bagaimana membuat kerangka kerja altematif dengan mefilikberatkan pada hubungan perencanaan fisik, ekologi, dan sosial budaya, wilayah perbatasan Kalimantan Barat 7 Peneliian ini mencoba menggabungkan berbagai aspek fisik, ekonomi, sosial-kultur wilayah dalam suatu kajian untuk pembuatan rencana tata ruang wilayah perbatasan Kalimantan Garat. Penataan ruang merupakan pengaturan wujud struktural dan pola pemanfaatannya berdasarkan besaran kegiatan, jenis kegiatan, fungsi lokasi, kualitas ruang, dan estetika lingkungan. Oleh karena itu tujuan penelitian diarahkan untuk menjawab kedua permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu 1 Inventarisasi sumberdaya alam dari data Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk landasan pembuatan rencana tata ruang wilayah untuk ~ Menentuan perencanaan secara terpadu dalam pembangunan sektor-sektor wilayah dengan menetapkan kawasan berdasarkan dengan keragaman bentang lahan (landscape) atau daya dukung lingkungan, untuk mencegah degradasi lingkungan — Menentuan batas yang jelas antara daerah perkotaan, pedesaan, daerah industri, dengan menciptakan jalur hijau (wildlife comdor), dan mengurangi jarak perjalanan, Fakes Googie UGM, 30 Agustus 2003 160 rosising Lokakarya Neslonel “Manujs Pangeloiaan Sumbordaye Wiayah Berbasis Ekosistem untuk Meroduks!Potensi Konfik Anta Darah 2 Analisis Ambang Batas yang dapat dfigunakan penentuan beberapa indikasi permasalahan secara terpadu untuk membuat kerangka kerja alternatif dengan titikberat pada hubungan perencanaan fisik, ekologi, dan sosial budaya. Metodologi Rancangan model penelitian menggunakan pendekatan spasial dan analisis ambang batas yang diambil untuk memperoleh jawaban pertanyaan dan pencapaian tujuan penelitian. Lingkup analisis untuk inventarisasi _potensi sumberdaya alam dari data penginderaan jauh dan sistem informasi geografis untuk perencanaan pengembangan wilayah. Rancangan model penelitian digambarkan dalam diagram alir Gambar 1, yaitu. 1 Inventarisasi potensi sumberdaya dibagi dalam empat tahap, yaitu = Analisis perubahan penutup lahan dan pengguniaan lahan dilakukan dengan model pantauan kilas balik menggunakan data penginderaan jauh multi temporal. Analisis perubahan penutup dan penggunaan lahan difokuskan pada tiga obyek, yaitu analisis perubahan hutan dan lahan, analisis wilayah pantai dan pesisir, dan analisis daerah permukiman (desa dan kota). - Analisis bentuk lahan dan dinamikanya dalam empat kriteria, yaity pegunungan, perbukitan, dataran, dan cekungan dari data penginderaan jauh multi temporal ~ Analisis keragaman soslal budaya dan dnamika permukiman setiap bertuk lahan. = Analisis potensi hutan dan (ahan, wilayah pantai/ pesisir, daerah Permukiman. 2 Pembuatan kerangka altematit pengembangan wilayah, dibagi dalam empat tahap, yaitu = Analisis Kesesuaian lahan untuk perencanaan kota secara terpadu dengan keragaman bentang lahan (landscape) untuk mencegah degradasi lingkungan. Penilaian kesesuaian lahan menggunakan Metode Indeks Terbobot, yaitu hasil perkalian antara nilai skor kategon dengan rilal bobot faktor tap faktor pendukung. Semua kriteria dikombinasikan sehingge menghasiikan muttkriteria dengan teknik overlay dengan metode indeks terbobot menggunakan logika AND ~ Analisis kesesuaian lahan untuk penentuan altematif topologi penggunaan Jahan dan penetapan kawasan sesuai kriteria dan daya dukung lingkungan - Analisis ambang batas (threshokt analysis) untuk penentuan batas yang jelas antara_daerah perkotaan, pedesaan, daerah industri, dengan ‘menciptakan jalur hijau (wife corridor). Analisis ekonomi dan dinamika sosial budaya di daerah perbatasan. ‘Fahultas Guograh UGM, 30 Aguat0s 5003, 16 ‘Prosiing Lokekaryo Nasions! ‘Monuju Pengeloiaan Sumberdaye Weeyah Berbests Ekocistom untuk Moredui Potensi Koni Antar Daerah, - a sm. fo * wieeeee =. cnr Be _—_—__+ ' Reghtras “Survei 1 == Kiseitieasl x ' a wissimiastPenutup | ! a a= =) Se |oee |e || oe. “Se |[.ee. || = | |S. PENGEMBANGAN WILAYAH PERBATASAN ‘Gambar 1. Diagram alir metode penelitian ‘Fala Gaograh OGM, 30 Agustus 2003 162. Posting Lokaksrya Nasiona! ‘Menigu Pongeiian Sumbarieye Wieyah Berbesis Ekosisiom untuk Merechksi Poin Kort Arter Daerah 3, Aplikasi model untuk pemilihan altematif topologi pengemtfangan wilayah, dengan menbuat kerangka kerja yang fleksibel dan nyaman, karena rangkaian pemikiran yang memberikan petunjuk aplikasi praktek perecanaan, yaitu = Pembagian topologi secara rasional ke datam fase-fase yang berurutan, sehingga setiap fase dikerjakan berdasarkan hasil yang berasal dari analisis, sebelumnya. — Penyempitan bidang analisis untuk meningkatkan derajat kompleksitas analisis, dengan membatasi cakupan proses yang menyulitkan dan memakan waktu - Aplikasi model yang mempunyai fleksibilitas maksimum, yaitu memudahkan modifikasi yang perlu secara cepat dengan atau tanpa penyesuaian Hasil Dan Pembahasan Hasil Inventarisasi Sumberdaya dari Data Penginderaan Jauh Hasil analisis perubahan penutup lahan yang telah terjadi tahun 1996-2000 (Gambar 4) diperoleh dari klasifikasi penutup lahan citra Landsat TM Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat tahun 1996 (Gambar 2) dan tahun 2000 (Gambar 3). Klasifikasi penutup lahan terdiri atas sembilan kelas, yaitu laut dan badan air, hutan bakau (Hm), hutan rawa (Hr), Hutan Lahan’ Kering (Hik) perkebunan (P), permukiman (Pr), lahan terbuka (Lh), semak (Sm) dan belukar (BI), dan sawah (Sw). PERUBAHAN Gambar 2. _ Perubahan penutup lahan tahun 1996- 2000 Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat Fakutas Googran UGH, SO Agustus 2003 163 ‘Proskang Lokakarys Nasional “Menut Pengelcean Sumbordaye Wieyah Berbasis Ekosistem untuk Merecuts Petonsi Koni Antar Dserah Analisis potensi wilayah pantai/ pesisir, daerah permukiman,‘dan hutan wilayah perbatasan dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Paloh memilki wilayah laut dan pantai yang luas terutama di sepanjang Tanjung Dato yang kaya dengan potensi perikanan laut dan tambak (Udang dan Ikan) Usaha perikanan di Kecamatan Paloh selain penangkapan ikan di perairan laut juga budi daya air payau (tambak). Lokasi tambak yang diusahakan oleh ‘masyarakat maupun dunia usaha (investor) sampai akhir tahun 2002 terdapat + 430 ha. Di samping itu sebagian kecil masyarakat juga mengusahakan penangkaran penyu, yang bertelur hijau 2. Paloh memitiki pulau-pulau kecil dan pantai pasir yang dapat dikembangkan sebagai objek/ kawasan wisata potensial, khususnya wisata alam. Paloh memiliki wilayah laut cukup luas dengan panjang pantal mencapai + 53. km. Objek wisata alam lainnya yang dapat dikembangkan adalah kawasan wisala Pantai Camar Bulan dan Pantai Maludin. 3. Salah satu dusun di kecamatan Palon yaitu Dusun Temajok, wilayahnya berbatasan langsung dengan Malaysia (Telok Melano). Dusun Temajok berjarak + 50 Km dari Liku, bu kota Kecamatan Paioh. Temajok ke Telok Melano (Malaysia) dapat ditempuh melalui jalan darat dengan menggunakan sepeda motor bahkan hanya dengan berjalan kaki. Lintas batas Temajok (Paloh) — Telok Melano disepakati sebagai gerbang lintas batas dengan Serawak (hasil pertemuan Sosek Malindo di Kuching, Malaysia Juli 2000). Beberapa kelebihan dari jalur lintas batas Temajok — Telok Melano yaitu : Kawasan jalur lintas batas tersebut tidak hanya di jalur darat saja tetapi juga dapat diikembangkan jalur laut mengingat pada kawasan tersebut merupakan kewasan pantai dan memiliki kedalaman faut yang cukup feasible untuk dijadikan pelabuhan samudera (kedalaman laut 10 m) — _Dapat cikembangkan jalur udara, mengingat telah tersedia fasilitas run away ‘yang digunakan pada saat terjadi konfrontasi Indonesia dan Malaysia ~ _ Memiliki kawasan wisata laut dengan panjang pantai + 53 Km). ~ Pelabuhan Merbau sebagai pendukung kawasan, sudah melakukan ekspor Rencana pengembangan Pelabuhan Tanjung Api dan Temajok. 4, Temajok sebagai border post darat dan laut di Kabupaten Sembas menjadi sangat prospektif karena posisinya yang relatif dekat dengan lokasi rencana pembangunan kawasan industri Sematan di Sarawak (Malaysia). Kawasan ini dapat menjadi kota housing and township (bagi tenaga kerja Indonesia) sebagai dampak dari pembangunan kawasan industri tersebut. 5. Sebagian jalan antar negara ini sudah diperkeras dengan semen (paving block), dan sebagian lagi masin berupa jalan setapak. 6. Kecamatan Paloh telah memantaatkan sebagian besar lahan untuk pertanian dan perkebunan, sisanya masih merupakan hutan belukar dan rawa, 7. Peluang usaha lain yang terbuka yang dapat dikembangkan di daerah ini adalah petemakan. Usaha petemakan di Paloh adanya potensi penggemukan sapi Usaha akan dilakukan oleh investor dari Negara Brunai Darussalam, yang saat ini rencana investasi tersebut telah memasuki tahap proses pengurusan perizinan. Produksi sapi tersebut untuk memenuhi kebutuhan luar negeri {ekspor) terutama untuk memenuhi kebutuhan akan daging segar dari Negara Brunai Darussalam. Pengembangan usaha petemakan dapat memberikan Favaiias Geograt UM, 30 Agustus 2005 164 ‘Frosiing Lokakarye Nesionat Monulu Pangeiiaan Sumberdays Witayah Berbesis Exosstom untuk Moreduksi Potensi Kontk Antar Daerah peluang yang cukup besar bagi terbangunnya industri cold storage dan industri pengolahan lainnya, Hasil Pembuatan Kerangka Altematif Pengembangan Wilayah Kerangka altematif pengembangan wilayah diperoleh dari analisis ambang batas, topologi penutup lanan dari citra tanggal 19 Agustus 2002 (Gambar 3), dan penetapan kawasan sesuai kriteria dan daya dukung lingkungan, maka dibuat sebaran altematif penataan wilayah perbatasan Kalimantan Barat seperti pada Gambar 4 Temajok (Paloh) memiliki karakteristik lokasi spesifik, yang patut mendapat perhatian dalam penataan wilayah, yaitu a. Kawasan jalur lintas batas Temajok dapat dikembangkan jalur darat, iaut dan udara. Jaiur laut karena kawasan pantai dengan kedalaman {aul yang cukup feasibie untuk pelabuhan samudera (kedalaman faut 10 m di Tanjung Api) Pelabuhan Merbau sebagai pendukung kawasan yang sudah melakukan ekspor setiap dua bulan. Jalur udara dapat dikembangkan Karena telah tersedia fasilitas run away untuk lapangan perintis, dari topografi masin_mungkin dikembangkan. Selama ini telah terjadi lalu lintas orang dan barang dari Paloh ke Kepulauan Riau (Natuna dan Batam) dengan jarak relatif dekat (250 km), sehingga dapat memberikan peluang bila mega proyek Natuna dan Otorita Batam terealisasi. b, Panjang pantai + 53 Km dan pulau keail serta trumbu karang yang dapat dijadikan kawasan Wisata (Silimpai dan Camar Bulan). ¢, Kecamatan Paloh salah satu berbatasan langsung dengan negara tetangga, yang kepadatan penduduknya sangat jarang yaitu 19 jlwa/ Km2, sehingga masih banyak lahan yang relatif kosong dan memungkinkan untuk pengembangan. dd. Potensi alam di sektor pertanian, pertambangan dan sektor pariwisata — Pertanian mencakup lahan kering dan basah, terdiri dari pengembangan Perkebunan dan pertanian tanaman pangan lahan kering yaitu perkebunan lada, karet, jeruk, kelapa, tanaman palawija dan sayuran. Pertanian lahan basah adalah padi di Temajo dan Bemban Hilt. Petemakan sementara untuk ‘mencukupi Kebutuhan rumah tangga berupa kambing, sapi dan unggas Perikanan dapat dikembangkan untuk usaha penangkapan ikan di perairan laut dan budi daya air payau (tambak). = Potensi Kehutanan semakin menipis, namun masih dapat dikembangkan untuk hutan produksi dan Taman Wisata Alam — Pertambangan berdasarkan hasil identifikasi letak dan jenis bahan tambang terdapat bahan tambang seperti antimoni, kaolin, tembaga, pasir kuarsa dan pasir laut yang diperkirakan mengandung platinum dan sillkon. Namun bahan galian dalam peneiitian ini belum dikaji nilai ekonomisnya, ~ Pariwisata adalah wisata alam terdiri dari hutan wisata dan air terjun dan wisata pantai seperti telah diungkapkan ¢i atas. ‘Fakaias Geogral USM. 90 Aguas 2003 165 Prosting Lokakarys Nasional Meniju Peogeiolaan Sumbertaye Wiayah Berbasis Ekosistem untuk Merecuks tens! Kort Ants Deora PENUTUP LAHAN KAB.SANBAS, KALIMANTAN BARAT wereranown Hi tem onrtrqwe KARUPATEN PUNTIANAK Gambar 3. Penutup Lahan dari citra Landsat EIM+ 19 Agustus 2002 FFolntas Gogol UGM, 50 Agustus 2008 166 rosting Lokakanye Nasional Meouju Pengebioan Sumberdaya Wiayeh Berbasis Exasistem untuk Meroduks/Polans KonfikAntar Daerah Aiternatif Penataan Witayah Perbatasan Sambas, Kalimantan Barat ALTERWATIF RAWABAN EEE] mee tetenunto fe ens Fam Mme Paes Ternitnee (COTO Forntcitan aah ter vance torbat ens Resear mnicennn ape, nave ga mn hertnedaramcon ‘Regret San waa een reemeor ae Pann een Ka Marc, APL Gambar 4, Sebaran Altematif Penataan Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat Fotutes Googral UGH, 30 Agustus 2000 167 Lotakare Nestnat ‘ano Bogeltan Suberdaya Wey Barbas Exot nk Marc! Potent Koni Ate Darah Penutup } 1. Penataan wilayah perbatasan menggunakan analisis ambang batas (threshold anelysis) dapat menentukan altematif topologi penggunaan lahan dan penetapan kawasan sesuai Wviteria dan daya dukung lingkungan, sehingga dapat ditentukan batas yang jelas antara perkotaan, pedesaan, daerah industri, dengan menciptakan jalur hijau (wildlife corridor), 2, Penataan wilayah perbatasan dapat diupayakan sebagai sebagai strategi kebijakan pembangunan wilayah untuk pertumbuhan ekonomi perbatasan Kalimantan Barat, terutama dalam pelaksanaan Undang-Undang Otenomi Daerah 3. Kebijaksanaan penataan kawasan perbatasan diperlukan kerangka penanganan secara arif dan menyeluruh meliputi berbagai potensi daerah, koordinasi, dan kerjasama yang effektif dari Pusat hingga ke tingkat Kabupaten Daftar Pustaka Anonim,1981 SK Menteri Pertanian No. 683/Kpts/Um/8/ 1981 tentang Kawasan Budidaye (Penyempumaan SK Mentan 873/Kpts/Um/11/1980 tentang Kawasan Budidaya) -, 1982 UU No. 4 Tahun 1982 tentang Kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. 1990 Keppres No. 32 tentang Pengertian dan kriteria kawasan lindung 1982 _Undang-undang No 24 tahun 1992 mengenai Tataruang. Anderson J.R. et al, 1976. A Land Use and Land Cover Classification System for Use with Remote Sensor Data, Geological Survey Professional Paper 1964, US Government Printing Office, Washington D.C. Aniati Murni, D. Hardianto, and S. Nurbaya, 1999, The Use of Remote Sensing Techniques and Expert-Based Tools in Regional Planning Assessment, Proceedings of Intemational Geoscience and Remote Sensing ‘Symposium (IGARSS'99), Tammy |. Stein, ISBN 0-7803-5207-6, IEEE Catalog Number: 98CH36293, Hamburg Bintarto dan Hadisumamo S. 1979. Metode Analisis Geografi, LP3S Jakarta | Made Parsa, Sri Hardiyanti, Henu Noviar, 1998. _Inventarisasi Sumberdaya Lahan Untuk Lahan Pertanian Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ili, Sumatra Selatan. Laporan Penelitian ISDAL Bidang Matra Darat, LAPAN, April 1998 Kozlowskl, Edward K , 1997, (Teq) Pendekatan Ambang Batas dalam Perencanaan Kota, Wilayah, dan Lingkungan. Universitas Indonesia Press. Jakarta Kustiyo, Sri Hardiyanti, | Made Parsa, 1998. Pengembangan Metode Klasifikasi Analisis RGB-Clustering Untuk identifikasi Fase Pertumbuhan Padi, Majalah Sain Indonesia tahun Ill No 2 Mei 1998. ISSN 0853-1412 Fakultas Matematika dan limu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Jakarta. ‘Fakulas Coogral OGM, 30 Agustus 2005 168, sone! umberceya Wlayah Berbasis Ekosister untuk Mereduksi Potens! Konftk Antar Ozorat Lilesand, TM. and Kiefer Ralph, W. 1994. Remote Sensing and image Interpretation Third Edison. John Wiley & Son, Inc. New York Marble D.F., Calkins H.W. and Peuquet 0.J., 1984 Basic Readings In GIS (Geographic —_ information System). SPAD System, New York, USA. O'Fatherty, C A. 1997. Transport Planning Traffic Engineering. John Wiley & Sons. Inc. New York. Purwadhi Sri Hardiyanti, 1985, Terapan SIG Dalam Perencanaan Pembangunan Indonesia. Kumpulan Makalah Pelatinan/ Lokakarya pengenatan SIG, FMIPA-Universitas indonesia 18 Januari 1995, Jakarta. Purwadhi Sri Hardiyanti, 1997. Penilaian Kesesuaian Pengembangan dan Pengefolaan Wilayah menggunakan data Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis. Bahan Pelatihan Penginderaan Jauh Satelit bagi Pertahanan dan Keamanan Negara, Kerjasama LAPAN-BPPIT, DEP HANKAM Februari 1997. Purwadhi Sri Hardiyanti, Susanto, Hidayat, 1999. Studi Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Pembuatan Prototipe Peta Citra Satelit. Laporan Penelitian ISDAL Bidang Matra Darat, LAPAN, April 1999, Purwadhi Sri Hardiyanti, 2002. Pemantauan Kerusakan Lingkungan Sekitar Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum, Kalimantan Baral menggunakan Inderaja_dan SIG. Prosiding Forum Komunikasi Geospasial Nasional, Jakarta 25-26 November 2002 Fakultss Gooqran UGM, 30 Agustus 2003 169

You might also like