You are on page 1of 11

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIODISEL DARI

MINYAK BIJI TANAMAN JARAK PAGAR


Manufacture Technology of Biodiesel from Jarak Pagar Plant Seed Oil
Ahmad fauzi
Jurusan Teknik politeknik negeri jember
Jl.brantas07no23 jember
ABSTRACT
Jatropha curcas is a plant of fast growing species and well knownspecifically for its
tolerance to almost any tropical climate and soil types,hence it is suitable for land
conservation. Besides, the oil extracted from this plants seed has possibility of biodiesel
manufacturing. Further, other parts of the plant are useful for particular purposes.The
aim of this research was to look into the possible biodieselmanufacture from the
Jatropha curcas L. seeds-extracted oil. Biodiesel is aliquid fuel processed from oilproducing plants used for automotive and electric generator fuel. Biodiesel, in this
regard, was prepared through twostage processes. first stage is esterification process to
convert free fatty acid in the oil into methyl ester form. The second stage is
transesterification process to convert triglyceride left in the oil into methyl ester. The
implementation of this two-stage processes was to decrease free fatty acid content that
could inhibit the convertion of triglyceride to methyl ester in the second stage process.
In the first stage, the esterification reaction use 20% (v/v) methanol as a reactant and
2% of H2SO4 as a catalyst. Afterwards, the second-stage reaction (transesterification)
proceeded with the use of methanol as well but in various concentrations i.e.: 10, 20,
30, 40, 50, 60% (v/v), and 0.3% of KOH as a catalyst. To enhance the reaction, the
temperature was elevated to 60oC and then kept for 90 minutes. The parameters to be
observed were : acid value, saponification value, ester value, density, and viscosity.
Keywords : elephant grass, ethanol, acid hydrolysis and detoxification

ABSTRAK
Jarak pagar (Jatropha curcas L.) adalah tanaman cepat tumbuh dan sangat
toleran terhadap iklim tropis dan jenis tanah, sehingga sesuai untuk dikembangkan
sebagai tanaman konservasi. Selain itu, minyak dari bijinya dapat digunakan sebagai
bahan energi. Bahkan bagian lain dari tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai
tujuan khusus.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan biodisel


dari minyak biji jarak pagar. Biodisel adalah bahan bakar minyak (BBM) dari minyak
nabati untuk otomotif (mobil) dan disel generator. Pembuatan biodisel dilakukan dengan
proses 2 tahap, tahap pertama adalah proses esterifikasi yaitu untuk mengubah asam
lemak bebas menjadi metil ester. Tahap kedua adalah proses transesterifikasi yaitu untuk
mengubah trigliserida menjadi metil ester. Proses 2 tahap ini dapat menurunkan kadar
asam lemak bebas dari minyak jarak pagar dengan proses esterifikasi yang mana asam
lemak bebas tersebut dapat menghambat konversi trigliserida menjadi metil ester pada
proses transesterifikasi. Proses esterifikasi menggunakan metanol sebanyak 20% (v/v)
secara konstan untuk setiap perlakuan, sebagai katalis digunakan H2SO4 2%. Proses
transesterifikasi menggunakan metanol dalam jumlah yang bervariasi yaitu : 10, 20, 30,
40, 50, 60% (v/v) dan katalis yang digunakan adalah KOH 0,3%. Kedua tahap reaksi
tersebut dilakukan pada suhu 60C dan lama reaksi 90 menit. Sifat fisika kimia minyak
jarak pagar yang diuji adalah bilangan asam dan bilangan penyabunan.
Kata kunci : Jatropha curcas L., biodisel, transesterifikasi 2 tahap, esterifikasi,
transesterifikasi, asam lemak bebas.

PENDAHULUAN
Biodisel adalah bahan bakar

kedele dengan nama pasar SME


(Soybean-oil methyl ester) yang

minyak (BBM) yang dibuat dari bahan

dikembangkan di Amerika, minyak biji

nabati berupa lemak atau minyak untuk

lobak dengan nama pasar RME

digunakan pada mesin genset disel,

(Rapseed-oil methyl ester)

mobil atau otomotif lainnya. Biodisel

dikembangkan di Eropa dan Nikaragua,

termasuk bahan energi yang dapat

CME (Coconut-oil methyl ester)

dipulihkan, karena dapat ditanam pada

dikembangkan oleh Filipina dan POME

areal kehutanan, pertanian, lahan rakyat

(Palm-oil methyl ester) yang

dan lain-lain (Pakpahan, 2001).

dikembangkanMalaysia (Soerawidjaja,

Beberapa jenis bahan baku yang telah di

2002). Indonesia sudah melakukan

kenal secara luas di dunia dan telah

aplikasi pilot plantPOME di Riau

diaplikasikan dalam skala pilot atau

berkapasitas 20 ton/hari.

komersial adalah : minyak kacang

Kebijakan nasional di bidang

pembakaran seimbang, emisi gas toksik

energi nasional adalah : intensifikasi,

lebih rendah sampai nol, lebih mudah

konservasi,

terurai secara biologis, pengadaannya

diversifikasi dan indeksasi (Samiarso,

banyak melibatkan masyarakat dari

2001). Penggunaan biodisel sebagai

kelompok kurang mampu serta

sumber energi alternatif telah memenuhi

memberikan dampak positif pada

setiap butir kebijakan tersebut yaitu :

konservasi tanah dan air (Sudradjat

mengintensifkan

dkk., 2003).

penggunaan lahan kritis dan tidak


produktif untuk bahan baku biodisel

Tujuan penelitian adalah

(intensifikasi),

menyediakan data/informasi tentang

menghemat penggunaan bahan bakar

teknologi pembuatan biodisel dari

minyak bumi (konservasi),

minyak biji tanaman jarak pagar dalam

pengembangan bahan

rangka mendukung program pemerintah

bakar nabati non minyak bumi

: 1) Pengembangan sumber energi

(diversifikasi) dan penyesuaian jenis

alternatif selain minyak bumi dari bahan

bahan bakar sesuai

yang dapat dipulihkan dan penghematan

kondisi wilayah setempat (indeksasi).

penggunaan sumber energi minyak

Penggunaan biodisel sebagai

bumi (Konservasi energi), 2)

sumber energi alternatif memiliki

Rehabilitasi dan konservasi hutan, tanah

banyak keunggulan komparatif, antara

dan air (GNRHL) serta 3) Peningkatan

lain : ketersediaan sumber daya,

pendapatan masyarakat sekitar hutan

ketersediaan teknologi, keunggulan

(Perhutanan sosial).

kualitas produk, memberikan dampak


positif terhadap ekonomi makro (devisa
negara) dan ekonomi mikro seperti
penciptaan lapangan kerja baru dan
peningkatan pendapatan masyarakat
sekitar lokasi bahan baku. Beberapa
keunggulan kualitas biodisel dibanding
petrodisel (solar) adalah : resiko
terbakar lebih rendah, kualitas

Bahan dan Alat


A. Bahan
Bahan baku yang digunakan
dalam penelitian ini adalah biji kering
(kadar air 4,7%) dari tanaman jarak
pagar (Jatropha curcas L.) yang cukup
tua (30 tahun) dan telah sering
memproduksi biji, diambil dari daerah
Kebumen, Jawa Tengah. Biji tersebut

dipisahkan dari tempurungnya dengan

sampai mencapai suhu 60oC, kemudian

cara manual untuk memperoleh daging

dilakukan pengempaan menggunakan

biji yang akan digunakan sebagai bahan

tuas hidrolik dan minyak akan keluar

baku pembuatan biodisel.

melalui lubang-lubang yang terdapat di

Penelitian dilaksanakan di

bagian pinggir blok piston. Minyak

Laboratorium Pengolahan Kimia dan

ditampung dalam gelas piala, sedangkan

Energi Hasil

bungkilnya dikeluarkan, digiling dan

Hutan, Pusat Litbang Teknologi Hasil

dikempa kembali dengan cara yang

Hutan Bogor, dan di Laboratorium

sama seperti di atas.

Kimia, FMIPA IPB Bogor. Bahan kimia


yang digunakan adalah metanol teknis,
larutan Wijs, NaOH, H2SO4, alkohol,
asam asetat, larutan urea 1%, air suling

2. Proses tahap 1 (Esterifikasi)


Pembuatan biodisel pada

dan lain-lain. Peralatan yang digunakan

umumnya cukup dilakukan dengan

antara lain : pengempa biji jarak, alat

proses transesterifikasi satu tahap, tetapi

destilasi, alat titrasi/buret, kompor

berdasarkan hasil penelitian

listrik berpengaduk (stirrer), bermacam-

pendahuluan ternyata menunjukkan

macam alat gelas, piknometer, blender,

bahwa minyak jarak pagar sebelum

neraca analitik,

dilakukan proses transesterifikasi

Prosedur Penelitian

terlebih dahulu harus dilakukan proses

1. Ekstraksi minyak

esterifikasi yang maksudnya adalah

Biji jarak pagar dikupas dan

untuk menghilangkan asam lemak bebas

dikeluarkan daging bijinya dengan cara

dengan jalan mengkonversinya menjadi

manual.

metil ester. Kandungan asam lemak

Daging biji yang diperoleh digiling

bebas dalam minyak jarak pagar cukup

sampai halus dan selanjutnya

tinggi yaitu sekitar 31 mg KOH/g

dikeringkan di oven pada suhu 105o C

minyak. Katalis yang digunakan adalah

selama 2 jam. Untuk memperoleh

katalis asam yaitu H2SO4 2% (v/v) dan

minyak jarak sebanyak 150 g, daging

bukan katalis basa (KOH), dengan

biji halus kering dimasukkan ke dalam

maksud untuk menghindarkan

alat kempa hidrolik manual berkekuatan

terjadinya reaksi asam lemak dengan

20 ton (total). Alat kempa dipanaskan

KOH yang akan membentuk sabun

(saponifikasi). Pereaksi yang digunakan

Parameter pengujian sifat fisiko-

adalah metanol teknis pada konsentrasi

kimia yang dilakukan terhadap minyak

yang tetap yaitu 20% (v/v).

biodisel

3. Proses tahap 2 (Transesterifikasi)

meliputi : bilangan asam (Anonim ,

Setelah asam lemak bebas

1995), bilangan penyabunan (Anonim,

dikonversi menjadi metil ester, yang

1995), bilangan ester dan kerapatan

tersisa dalam

(Ketaren, 1986), kekentalan (Anonim,

minyak jarak pagar adalah trigliserida.

1995) dan bilangan ester yang dihitung

Proses transesterifikasi dilakukan untuk

sebagai selisih antara bilangan

mengkonversi trigliserida dalam minyak

penyabunan dan bilangan asam.

jarak pagar menjadi metil ester

HASIL DAN PEMBAHASAN

(biodisel). Proses transesterifikasi

A. Komposisi dan Sifat Fsiko-Kimia

menggunakan katalis basa yaitu KOH

Biji Jarak

sebanyak 0,3% (v/v) agar reaksi

1. Komposisi bagian buah jarak

transesterifikasi cenderung lebih cepat

Persentase bagian buah jarak

dibandingkan menggunakan katalis

pagar diukur berdasarkan perbandingan

asam. Pereaksi yang digunakan adalah

terhadap berat buah kering dan berat biji

metanol teknis dengan konsentrasi yang

kering. Hasil menunjukkan bahwa

bervariasi. Proses transesterifikasi tahap

persentase daging biji sekitar 39,9%,

2 dilakukan sebagai berikut : Campuran

kulit biji 12,8% dan kulit buah 47,3%

biodisel dengan minyak jarak pagar

terhadap berat buah kering .

dimasukkan ke dalam erlenmeyer asah

Dihitung dari biji kering, persentase

250 ml, kemudian dipanaskan hingga

daging biji adalah sekitar 75% dan kulit

suhu mencapai 60oC. Dilakukan

biji 25% .

pencampuran antara metanol teknis

2. Kadar air biji jarak

dengan katalis KOH sebanyak 0,3%

Hasil analisa menunjukkan

(v/v). Banyaknya metanol teknis yang

bahwa biji kering dari jarak pagar yang

dicampur dengan KOH dibuat

sudah tua (30tahun) mengandung air

bervariasi yaitu : 10, 20, 30, 40, 50 dan

sekitar 4,7%, sedang pada umur yang

60%.

lebih muda cenderung lebih tinggi.

4. Pengujian sifat fisiko-kimia

Perbedaan kadar air tersebut disebabkan

biodisel

oleh tingkat kematangan buah yang

berbeda. Biji jarak pagar yang diambil

dilakukan dengan memberikan

dari tanaman yang sudah tua berwarna

perlakuan panas 60oC, sebanyak 2 - 3

kuning sampai dengan hitam. Pada

kali kempa. Hasil yang diperoleh adalah

tingkat kematangan seperti ini, daging

berkisar antara 29,3 48,1%. Nilai

biji jarak pagar juga lebih padat dan

rendemen tertinggi diberikan oleh

berisi, sehingga rendemen daging biji

tekanan pengempaan 20 ton dengan 2

terhadap biji jarak pagar lebih tinggi

atau tiga kali kempa (Tabel 1).

dari pada yang berasal dari buah muda.

Ekstraksi menggunakan pelarut


heksana menunjukkan rendemen yang
lebih tinggi dari ekstraksi cara mekanis,
tetapi dalam aplikasinya, ekstraksi cara
mekanis akan lebih banyak digunakan
oleh masyarakat karena lebih praktis,
selain itu biaya pengadaan alat dan

3. Kadar minyak jarak


Analisa dilakukan dengan
metode soklet, menggunakan heksana

operasinya jauh lebih murah.


4. Sifat fsiko-kimia minyak jarak
a. Kadar air

sebagai larutan

Minyak

jarak

pagar

masih

pengekstraksi. Heksana dipilih karena

mengandung air dan zat menguap

merupakan pelarut yang nonpolar,

sekitar 0,26%. Nilai ini relatif tinggi

sehingga

untuk minyak yang diekstrak pada suhu

diharapkan lebih optimal mengekstraksi

tinggi

minyak dalam biji. Hasil analisa (Tabel

masihterkandung

2)

merupakan air yang terikat secara

menunjukkan kadar minyak jarak pagar

kimiawi dalam agregat molekul minyak

sekitar 68,4%. Nilai ini sangat tinggi

jarak pagar. Meskipun demikian, nilai

untuk kadar minyak suatu tanaman biji-

ini masih lebih kecil daripada kadar air

bijian (Ketaren, 1986).

yang terkandung dalam minyak jarak

Ekstraksi juga dicoba dengan

(60oC).

Air
dalam

yang
minyak

kastroli yaitu sekitar 0,4% (Ketaren,

cara mekanis yaitu menggunakan

1986). Nilai yang berbeda untuk dua

pengempa hidrolik manual bertekanan

spesies tanaman jarak ini disebabkan

10 ton dan 20 ton (total). Pengempaan

oleh

perbedaan

kandungan

asam

lemaknya. Jarak kastroli mengandung

asam. Bilangan ini menyatakan jumlah

asam lemak yang memiliki gugus

asam lemak yang bersenyawa sebagai

hidroksil (asam risinoleat), di mana

ester.

asam lemak yang bergugus hidroksil

Bilangan ester minyak jarak pagar

cenderung untuk mengikat fraksi air.

adalah 88,3.

b. Kerapatan

f. Bilangan iod

Pengukuran kerapatan dilakukan

Bilangan iod menunjukkan

karena berhubungan dengan

besarnya ikatan-ikatan rangkap dalam

pengukuran

minyak. Pada

kekentalan. Kerapatan minyak jarak

penelitian ini digunakan metode Wijs.

pagar menunjukkan nilai yang umum

Hasil analisis menunjukkan bilangan

untuk minyak

iod minyak

tumbuh-tumbuhan. Hasil pengukuran

jarak pagar sebesar 96,0%.

kerapatan minyak jarak pagar adalah

B. Pembuatan Biodisel dengan Proses

0,92 g/ml.

1 Tahap (Transesterifikasi)

c. Bilangan asam
Bilangan asam menunjukkan

Pembuatan biodisel dengan


proses 1 tahap disebut sebagai proses

jumlah asam lemak bebas dalam

transesterifikasi.

minyak, bilangan

Dengan proses ini minyak jarak pagar

asam minyak jarak pagar adalah 88,3.

direaksikan langsung dengan metanol

d. Bilangan penyabunan

dibantu katalis NaOH. Untuk

Bilangan penyabunan

mengetahui kesempurnaan reaksi

menunjukkan total asam lemak dalam

tersebut dilakukan analisa bilangan

minyak, bilangan

asam dan kekentalan biodisel yang

penyabunan minyak jarak pagar adalah

dihasilkan. Untuk mengetahui kondisi

176,6.

optimum, dicoba berbagai variasi

e. Bilangan ester teoritis

konsentrasi metanol yaitu 10, 20, 30, 40

Bilangan ester teoritis dihitung

dan 50% (v/v) dan hasilnya dapat dilihat

sebagai selisih bilangan penyabunan

pada Tabel 3. Untuk semua konsentrasi,

dan bilangan

nilai bilangan asam (13,0 63,37) dan


kekentalan (52,5 - 60,0 cSt) sangat
besar, yang berarti reaksi

transesterifikasi belum sempurna atau

bilangan asam yang lebih rendah yaitu

proses 1 tahap tidak sesuai untuk

sekitar 0,8 - 0,9. Namun demikian,

minyak jarak pagar.

penurunan bilangan asam menggunakan

Ketidak sesuaian pembuatan

proses 1 tahap dan katalis asam ternyata

biodisel menggunakan minyak jarak

tidak diikuti dengan penurunan

pagar dengan

kekentalan yaitu sekitar 50 cSt. Untuk

proses transesterifikasi satu tahap dapat

mengatasi hal tersebut, maka hasil

dijelaskan seperti berikut. Pada proses

reaksi dengan menggunakan katalis

tersebut

asamdilanjutkan dengan mereaksikan

terjadi reaksi antara asam lemak bebas

kembali dengan metanol dan

dari minyak jarak pagar (crude) dengan

menggunakan katalis basayaitu KOH

metanol

0,3% dari bobot minyak. Hasil reaksi

yang menggunakan katalis basa.

menunjukkan, bahwa kekentalan

Penggunaan katalis basa pada reaksi

turunsangat signifikan menjadi sekitar

tersebut menyebabkan terjadinya reaksi

12 cSt dan bilangan asamnya juga turun

penyabunan asam lemak bebas oleh

hingga sekitar 0,5 dan nilai ini sesuai

katalis NaOH, padahal reaksi yang

standar DIN 51606 (Gubitz, 1999).

diinginkan adalah reaksi antara asam

Reaksi yang terjadi adalah reaksi

lemak bebas dan trigliserida dengan

transesterifikasi antara trigliserida dan

metanol menjadi metil ester. Nilai

metanol dengan menggunakan katalis

bilangan asam dan kekentalan hasil

basa (KOH) menghasilkan metil ester

transesterifikasi masih sangat tinggi,

dan gliserol.

tidak sesuai dengan persyaratan


bilangan asam standar biodisel menurut
ASTM (Anonim, 1995) yaitu sebesar
0,8 dan kekentalan sebesar 4 - 5 cSt.
Berdasarkan kenyataan ini, katalis basa
tidak tepat digunakan untuk reaksi

Gambar 2. Reaksi transesterifikasi

transesterifikasi pada minyak jarak

antara trigliserida dengan metanol

pagar. Oleh karena itu, pada percobaan

C. Pembuatan Biodisel dengan Proses

berikutnya digunakan katalis asam yaitu

2 Tahap

H2SO4 2%. Dengan cara ini, diperoleh

Parameter keberhasilan proses 2 tahap

2. Bilangan asam

yaitu apabila asam lemak bebas dan

Bilangan asam bervariasi antara

trigliserida yang ada di dalam minyak

0,63 0,95. Analisis keragaman

jarak pagar semaksimal mungkin dapat

menunjukkan

diubah

bahwa peningkatan konsentrasi metanol

menjadi metil ester seperti diindikasikan

berpengaruh nyata secara linier dan

dengan bilangan asam dan kekentalan

kuadratik

yang

terhadap bilangan asam. Selanjutnya uji

rendah. Parameter pengamatan yang

BNJ menunjukkan, bahwa peningkatan

diamati adalah : bilangan penyabunan,

konsentrasi metanol cenderung

bilangan asam, bilangan ester, kerapatan

menurunkan bilangan asam (Tabel 4).

dan kekentalan.

Pengaruh konsentrasi metanol terhadap

1. Bilangan penyabunan

bilangan asam dapat dinyatakan dalam

Bilangan penyabunan

bentuk persamaan regresi kuadratik

menunjukkan variasi yaitu berkisar

yang disajikan pada .Regresi tersebut

206,1 209,7. Hasil

juga

analisis keragaman menunjukkan,

menunjukkan bahwa peningkatan

bahwa peningkatan konsentrasi metanol

konsentrasi metanol cenderung

(30 80%)

menurunkan bilangan

tidak berpengaruh nyata terhadap

asam.

bilangan penyabunan (Tabel 4).

Dari hasil yang diperoleh terlihat

Hal ini sangat mungkin terjadi karena

bahwa peningkatan konsentrasi metanol

pada penetapan bilangan penyabunan

dari 30% sampai 60% dapat

reaksi

menurunkan bilangan asam sampai

tidak hanya terjadi antara KOH dan

0,63, selanjutnya kecenderungan

metil ester, tetapi juga terjadi reaksi

penurunanya menjadi tidak jelas. Nilai

antara KOH dan asam lemak (dari sisa

bilangan asam tersebut sudah mendekati

trigliserida) dengan asam lemak bebas

nilai standar DIN 51606 (Gubitz, 1999).

(yang tidak bereaksi menjadi metil

Hasil uji BNJ (Tabel 4)

ester), sehingga peningkatan konsentrasi

menunjukkan, bahwa konsentrasi

metanol tidak berpengaruh terhadap

metanol 40% sampai 80% memberikan

bilangan penyabunan.

nilai bilangan asam yang tidak nyata

perbedaannya yaitu sekitar 0,63 -

salah satu parameter uji kualitas dari

0,6616 atau dengan nilai tengah 0,65.

biodisel. Menurut standar dari ASTM

Sehubungan dengan itu, konsentrasi

(Anonim, 1995) bilangan asam

metanol sebesar 40% (v/v) adalah

maksimum yang diperbolehkan untuk

merupakan konsentrasi terendah yang

biodisel adalah 0,8. Apabila standar

mampu memberikan nilai bilangan

ASTM tersebut dibandingkan dengan

asam terendah. Ditinjau dari aspek segi

bilangan asam biodisel pada konsentrasi

efisiensi proses, penambahan metanol

metanol 40% (v/v) yaitu 0,66, maka

sebesar 40% (v/v) adalah yang paling

nilai tersebut lebih rendah dari standar

efisien dalam penelitian ini.

ASTM. Ini berarti biodisel hasil

Bilangan asam menunjukkan


banyaknya kandungan asam lemak

penelitian ini telah memenuhi stand ar


ASTM.

bebas yang ada di dalam biodisel.


Selain itu, bilangan asam merupakan
DAFTAR PUSTAKA

plant Jatropha curcas L.

Sudradjat, R. dan D. Setiawan. 2003.

Bioresource Technology.

Teknologi pembuatan biodisel dari

Graz University of

minyak biji jarak


pagar. Laporan Hasil

Technology.Austria.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna

Penelitian. Pusat Litbang

Indonesia. Terjemahan Badan Penelitian

Teknologi Hasil Hutan.

dan
Pengembangan

Bogor.Tidak diterbitkan.
Soerawidjaja, T. H. 2002. Menjadikan

Kehutanan. Koperasi

biodisel sebagai bagian dari liquor fuel

Karyawan Departemen

mix di

Kehutanan. Vol.
Indonesia. Materi
Presentasi pada Rapat

3.Jakarta.
Ketaren, S. 1986. Pengantar teknologi

Teknis Penelitian Energi

minyak dan lemak pangan. UI Press.

ke 311. PusatPenelitian

Jakarta.
Pakpahan, A. 2001. Palm biodiesel : its

Material dan Energi. ITB.


Bandung.
Gbitz, G.M., M. Mittelbach, and M.
Trabi. 1999. Exploitation of the tropical
oil seed

potency, technology, business prospect,


and
environmental
implications in Indonesia. Di
dalam : Enhancing Biodiesel

Development and Use.

Samiarso, L. 2001. Indonesian policy on

Proceedings of the

renewable energy development in

International Biodiesel

enhancing

Workshop.Tiara
Convention Center,
Medan.

opment and use.


Proceedings of the International
Biodiesel
Workshop. Tiara
Convention Center. Medan.

You might also like