Professional Documents
Culture Documents
Identitas
Nama
: Tn. A Z
Umur
: 61 tahun
Jenis kelamin
: Laki laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
:
Alamat
: Banjar
Tanggal Masuk RS : 27 04 2015
Tanggal Pemeriksaan : 30 04 2015
II.
III.
Anamnesa
Keluhan Utama
Lemah badan sebelah kanan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Kesan
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Komposmentis
GCS
: E4 M5 V6
Tanda vital
Tekanan darah : 180/110 mmHg
Nadi
: 82 kali /menit
Pernapasan
Suhu
Toraks
Inspeksi
Paru
Jantung
Palpasi
Paru
Jantung
Perkusi
Paru
: Sonor dikedua lapang paru, peranjakan paru (+)
Jantung :
Batas pinggang jantung terdapat di sela iga ke 3 linea parasternalis sinistra
Batas kanan jantung terdapat di sela iga ke 4 linea sternalis dekstra
Batas kiri jantung terdapat di sela iga ke 5 linea midklavikularis sinistra
Auskultas
Paru
: Suara nafas vesikuler diseluruh lapang paru, tidak ada rhonki,
tidak ada wheezing.
Jantung : Bunyi jantung I dan II murni, regular
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
: 24 kali /menit
: 36.8oC
Perkusi
Auskultasi
Pemeriksaan Neurologis
1. Kepala :
posisi
: sesuai tempatnya
bentuk/ukuran
: normocephal
penonjolan
: (-)
2. Saraf Kranial
N. olfaktorius ( N. I )
- Daya penciuman hidung : baik
N. opticus ( N. II )
- Tajam penglihatan
- Lapang penglihatan
- Funduskopi
:
:
:
OD
tidak dilakukan
baik
-
OS
tidak dilakukan
baik
-
N. trigeminus ( N. V )
- Sensibilitas
:- N. V1 : baik
- N. V2 : baik
- N. V3 : baik
- Motorik
: - inspeksi/palpasi : baik
- Refleks dagu/masseter : baik
- Refleks cornea
: baik
N. fascialis ( N. VII )
- Motorik
: M. Frontalis
* istirahat
: baik
* gerakan mimik : baik
- Pengecapan 2/3 depan lidah
M. Orbik.oculi
baik
baik
M. Orbik.oris
baik
baik
N. acusticus ( N. VIII )
- Pendengaran
: baik
- Test rinne/weber : tidak dilakukan
- Fungsi vestibularis
N. accesorius ( N. XI )
- M. Sternocleidomastoideus
- M. Trapezius
N. hipoglossus ( N. XII )
- Atropi
- Fasikulasi
- Deviasi
- Tremor
- Ataksia
: (-)
: (-)
: (ke kiri)
: (-)
: (-)
3. Leher :
- Tanda-tanda perangsangan selaput otak : - kaku kuduk
- kernigs sign
- laseque sign
- Brudzinski I
- Brudzinski II
- Brudzinski III
- kelenjar lymphe : tidak ada pembesaran
- arteri karotis :
- palpasi
: dalam batas normal
- auskultasi : tidak terdapat bruit
- kelenjar gondok : tidak ada pembesaran
4. Abdomen :
- Reflek kulit dinding perut : (+)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
5. Kolumna Vertebralis :
- inspeksi
: dalam batas normal
- pergerakan : dalam batas normal
6. Sistem motorik
- Gerak
- Kekuatan otot
- Tonus
- Klonus
:
:
:
:
:
7. Reflek fisiologis :
- Bicep
:
- Pattela
:
- Trisep
:
- Achiles
:
8. Reflek patologi
- Hoffman trommer
- Babinsky
- Chaddock
- Oppenheim
- Schaefer
- Gordon
- Gonda
- palpasi
- perkusi
Superior ka / ki
baik/melemah
3/5
baik/
tidak dilakukan
Dekstra
(+)
(+)
(+)
(+)
: (-) / (-)
: (+) / (+)
: (-) / (-)
: (-) / (-)
: (-) / (-)
: (-) / (-)
: (-) / (-)
9.Sensibilitas
- Rasa raba : kanan lebih terasa daripada kiri
- Rasa nyeri : kanan lebih terasa daripada kiri
- Rasa suhu panas : tidak dilakukan
- Rasa suhu dingin : tidak dilakukan
10. Propioseptif
- Rasa sikap : baik
- Rasa getar : baik
11. Pemeriksaan fungsi luhur :
- memori
: baik
-fungsi bahasa
: baik
- fungsi eksekutif
- fungsi psikomotorik (praksia) : baik
- visuospasial
- kalkulasi
: baik
: baik
- gnosis
: baik
HEMATOLOGI
9,8
276
32,8
8,1
5,41
Kimia Klinik
108
17
11
2.17
59.1
178
8.7
50
100
106
10-18
150-450
31-55
4.0-11
4.76-6.95
<130
<37
<41
0,8-1,5
10-50
133-200
3,5-7,2
30-70
60-165
80-150
HEMATOLOGI
10,0
347
32,1
9,4
5,55
Kimia Klinik
2.45
66.7
10-18
150-450
31-55
4.0-11
4.76-6.95
0,8-1,5
10-50
Kesan : - suspek perdarahan daerah thalamus dan kapsula interna kiri serta intraventrikuler
lateral kiri kornum posterior
Hydrochepalus Exfacuo
V. RESUME
OS laki laki 61 tahun datang ke RSUD Banjar dengan keluhan lemah sebelah kanan sejak
11 jam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien merasa nyeri kepala sebelum
tidur. Riwayat hipertensi tidak terkontrol (+).
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan Umum
Kesan
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Kompos mentis
GCS
: E4 M5 V6
Tanda vital
Tekanan darah : 180/110 mmHg
Nadi
: 82 kali /menit
Pernapasan : 24 kali /menit
Suhu
: 36.8oC
Sistem motorik
- Gerak
- Kekuatan otot
- Tonus
:
- Klonus
Reflek fisiologis :
- Bicep
- Pattela
- Trisep
- Achiles
:
:
:
:
:
:
:
:
Superior ka / ki
melemah/baik
3/5
/baik
baik
Inferior ka / ki
melemah/baik
3/5
/baik
baik
Dekstra
(+)
(+)
(+)
(+)
Sinistra
(+)
(+)
(+)
(+)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
- Kalium dan Calsium
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT-Scan
Kesan : - Tampak lesi hiperdens berbatas tegas pada temporo parietal dextra
VI. DIAGNOSA
- Stroke perdarahan intra cerebral sistem karotis kiri dengan faktor resiko hipertensi
VII. DIAGNOSA BANDING
- Stroke Perdarahan subarahnoid
VIII. TERAPI
Terapi Umum :
- Posisikan kepala 30 derajat, posisi kepala dan dada satu bidang
- O2 nasal 2L/ menit
- Kateter intermiten
- Ranitidine inj 2 x 1
- Ceftriaxon amp 1 x 2 gr
- Tramadol 2 x 1
- Assering 20 tpm
- Citicolin
IX. PROGNOSA
- Quo ad vitam
- Quo ad fungsionam
- Quo ad sanactionam
X. ANJURAN
- Fisioterapi
- Diet rendah garam
: dubia ad malam
: dubia ad malam
: dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (GPDO) dengan
awitan akut, disertai manifestasi klinis berupa deficit neurologis dan bukan sebagai akibat
tumor, trauma ataupun infeksi susunan saraf pusat.
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan waktu:
-
Stroke in evolution
Completed stroke
Trombosis
Emboli
Iskemik
Hemoragik
2.3 Etiologi
udara, dan tumor. 5% gangguan koagulasi, trombosis vena, dan kegagalan perfusi
(aritmia jantung).
1.6 Penatalaksanaan
Pada penderita dengan tekanan darah diastolik > 140 mmHg (atau > 110mmHg bila akan
dilakukan terapi trombolisis) diperlakukan sebagai penderita hipertensi emergensi berupa
drip kontinyu nikardipin, diltiazem, nimodipin dan lain-lain
Jika tekanan darah sistolik >220 mmHg dan atau tekanan diastolik >120 mmHg, berikan
Labetalol iv selama 1-2 menit. Dosis Labetatol dapat diulang atau digandakan setiap 1020 menit sampai penurunan tekanan darah yang memuaskan dapat dicapai atau sampai
titik kumulatif 300 mg yang diberikan melalui teknik bolus mini. Setelah dosis awal,
labetalol dapat diberikan 6-8 jam bila diperlukan. Pilihan obat lain bisa dilihat di tabel
Jika tekanan sis tolik < 220 mmHg atau tekanan diastolik < 120 mmHg terapi darurat
harus ditunda kecuali adanya bukti perdarahan intraserebal, gagal ventrikel jantung kiri,
infark miokard akut, gagal ginjal akut, edema paru, diseksi aorta, ensefalopati hipertensi
dan sebagainya. Jika peninggian tekanan darah tersebut menetap pada 2 kali pengukuran
selam waktu 60 menit, maka diberikan 200-300 mg Labetalol 2-3 kali sehari sesuai
kebutuhan. Pengobatan alternatif yang memuaskan selain Labetalol adalah nifedipin oral
10 mg setiap 6 jam atau 6,25-25 mg Kaptopril setiap 8 jam. Jika monoterapi oral tidak
berhasil atau jika obat tidak dapat diberikan per oral, maka diberikan Labetalol iv seperti
diatas atau obat pilihan lainnya (urgensi)
Batas penurunan tekanan darah sebanyak banyaknya sampai 20-25% dari tekanan darah
arterial rerata pada jam pertama dan tindakan selanjutnya ditentukan kasus per kasus.
pastikan tekanan darah oenderita rendah yaitu dibawah 120 mmHg (pada pengukuran
tekanan darah brakhial kanan dan kiri yang digunakan sebagai pedoman adalah tekanan
darah yang tinggi).
Penggunaan obt-obat vasoaktif dapat diberikan dalam bentuk infus dan disesuaikan
dengan efek samping yang akan ditimbulkan seperti takikardi
Pemberian dopamin drip diawali dengan dosis kecil dan dipertahankan pada tekanan
darah optimal yaitu berkisar 140 sistolik pada kondisi stroke akut
Bila tekanan darah sistolik > 220 mmHg atau tekanan diastolik > 140 mmHg atau
tekanan darah arterial rata-rata > 145 mmHg berikan Nikardipin, Diltiazem atau
Nimodipin
Bila tekanan sistolik 180-220 mmHg atau tekanan diastolik 105-140mmHg atau
tekanan arterial rata-rata 130mmHg :
a. labetalol 10-20 mg IV selama 1-2 menit ulangi atau gandakan setiap 10 menit sampai
maksimum 300 mg atau berikan dosis awal bolus diikuti oleh Labetalol drip 2-8
mg/menit, atau
b. Nikardipin Diltiazem
c. Nimodipin
Pada fase tekanan darah tak boleh diturunkan lebihd ari 20-25% dari tekanan darah arteri
rerata dalam 1 jam pertama
Bila tekanan sistolik <180mmHg dan tekanan diastolik <105 mmH, tangguhkan
pemberian obat antihipertensi
Pada penderita dengan riwayat hipertensi, penurunan tekanan darah harus dipertahankan
dibawah tekanan arterial rata-rata 130mmHg
Tekanan darah arterial rata-rata lebih dari 110 mmHg harus dicegah segera pada waktu
pasca operasi dekompresi
Bila tekanan darah arterial sistolik turun < 90 mmHg harus diberikan obat menaikan
tekanan darah (vasopresor)
Perhatian:
1. peningkatan tekanan darah dapat disebabkan oleh stres akibat stroke, kandung kencing
penuh , nyeri, respon fisiologi dari hipoksia atau peningkatan tekanan intrakranial
2. dengan memperhatikan dan melakukan penanganan pada keadaan tersebut di atas akan
banyak berpengaruh pada tekanan darah sistemik pada fase menunggu 5-20 menit
pengukuran berikutnya.