You are on page 1of 4

HUBUNGAN TINDAKAN HEMODIALISAIS DENGAN TINGKAT KECEMASAN

PASIEN DI RUANGAN HEMODIALISA RSUD. LABUANG BAJI


PEMPROV SULAWESI SELATAN
Abd.Rahman1, Heldawati, Sudirman
1

Poltekkes Kemenkes Makassar


STIKES Nani Hasanuddin Makassar
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Alamat Korespondensi : kiflihelda@gmail.com/082315211939

ABSTRAK
Kecemasan adalah suatu keadaan patologik yang ditandai oleh perasaan ketakutan diikuti
dan disertai tanda somatik, Kecemasan juga respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak
diketahui, internal, atau konfliktual, salah satu penyebab kecemasan pasien adalah tindakan
hemodialisis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara tindakan
hemodialisis dengan tingkat kecemasan pasien di ruangan hemodialisa RSUD. Labuang Baji
Pemprov Sulawesi selatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Non-Eksperimen
dengan metode analitik cross sectional. Pengukuran tingakat kecemasan menggunakan instrument
Hamilton anxiety rating scale (HARS). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani
tindakan hemodialisis di ruangan hemodialisa RSUD. Labuang Baji Pemprov Sulawesi Selatan
Selama penelitian ini berlangsung. Pengambilan sampel menggunakan teknik Insidental sampling,
didapatkan 22 responden yang sesuai kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan
menggunakan komputerisasi program Microsoft excel denagan program statistik (SPSS) versi 16.0.
Analisa data mencakup analisis univariat denagan mencari distribusi frekuensi, Analisis bivariat
dengan uji chi -square dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil analisis bivariat uji chi- square
didapatkan ada hubungan anatara tindakan hemodialisis dengan tingkat kecemasan dengan nilai p
= 0,027 lebih kecil dari = 0,05 (p < 0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan antara
tindakan hemodialisis dengan tingkat kecemasan pasien di ruangan hemodialisa RSUD. Labuang
Baji Pemprov Sulawesi Selatan.
Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Tindakan Hemodialisis
PENDAHULUAN
Kecemasan
telah
diidentifikasi
sebagai respon emosi
yang diperkirakan
terjadi akibat pengobatan yang akan dijalani.
Kecemasan merupakan respon psikologik
terhadap stress yang mengandung komponen
fisiologik dan psikologik, perasaan takut atau
tidak tenang yang sebagai sumbernya tidak
diketahui dan dikenal (Hawari, 2008).
Hemodialisis merupakan salah satu
tindakan untuk mengalirkan darah ke dalam
alat yang terdiri dari dua kompartemen yaitu
darah dan dialist. Kulitas hidup yang diperoleh
yang menjalani tindakan hemodialisis cukup
baik dengan panjang umur tertinggi 14 tahun.
Akan tetapi, terapi ini berdampak luas baik
baik secara fisik, psikososial dan ekonomi
(Cahyaningsih, 2011).
Dengan
adanya
kompleksitas
masalah yang timbul selama hemodialisis
akan berdampak terjadinya kecemasan pada
pasien. Gangguan psikiatrik yang sering

ditemukan pada pasien dengan terapi


hemodialisis adalah depresi, kecemasan,
hubungan
dalam
perkawinan,
serta
ketidakkepatuhan dalam diet dan obat
oabatan. Keterbatasan pola atau kebiasaan
hidup dan ancaman kematian. Oleh karena itu
banyak pasien dan keluarganya memerlukan
dukungan
secara
emosional
untuk
mengahadapi
kecemasan
tentang
penyakitnya.
Dari penelitian yang dilakukan oleh
Cahyaningsih (2011) mengindikasikan bahwa
dari 45 orang yang menjalani terapi
hemodialisis, terdapat 6 orang (13%) tidak
mengalami kecemasan, 9 orang (20%)
mengalami kecemasan ringan, 22 orang
(49%) menagalami kecemasan sedang, 7
orang (16%) mengalami kecemasan berat ,
dan 1 orang (2%) mengalami panik. Dalam
penelitian sebelumnya ditemukan hubungan
yang bermakna dari faktor pendidikan,
lamanya terapi, dan komplikasi hemodialisis

619
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosisi Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

dengan kecemasan pasien yang menjalani


terapi
Dalam penelitiannya yang berjudul gambaran
kenyamanan klien GGK pada saat diberikan
terapi hemodialisis RS. Kepolisian Pusat
Raden Said Soekanto Kramat jati didaptkan
hasil dari 57,5% responden mengatakan
nyaman secara fisik, psiko, spiritual, sosial,
dan lingkungan pada saat diberikan terapi
hemodialisa dan sebanyak 42,5% tidak
nyaman secara fisik, psiko, spiritual, social
dan lingkungan.
Penderita GGK (Gagal Ginjal Kronik)
semakin meningkat jumlahnya, di amerika
pada tahun 2009 di perkirakan terdapat
116395 orang penderita GGK yang baru.
Lebih dari 380000 penderita GGK menjalani
hemodialisis reguler (USRDS, 2011). Pada
tahun 2011 di Indonesia terdapat 15353
pasien yang baru menjalani HD dan pada
tahun 2012 terjadi peningkatan pasien yang
menjalani HD sebanyak 4268 orang sehingga
secara keseluruhan terdapat 19621 pasien
yang baru menjalanai HD. Sampai akhir tahun
2012 terdapat 244 unit hemodialisis di
Indonesia .
Data yang di peroleh dari rekam
medik RSUD. Labuang Baji Pemprov Sulawesi
Selatan jumlah kunjungan pasien baru yang
menjalani terapi hemodialisis pada tahun 2010
sebanyak 21 orang, tahun 2011 sebanyak 23
orang, pada pada tahun 2012 sebanyak 107
orang, dan pada tahun 2013 (Januari
Oktober) sebanyak 76 orang. Karena itu,
penulis ingin mengetahui Hubungan Tindakan
Hemodialisis Dengan Tingkat Kecemasan
Pasien Di Ruangan Hemodialisa RSUD.
Labuang Baji Pemprov Sulawesi Selatan.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini di laksanankan di RSUD.
Labuang Baji Makassar Pemprov Sulawesi
Selatan di ruang hemodialisa pada tanggal 6
Januari4
Pebruari
2014
dengan
menggunakan rancangan penelitian NonEksperimen metode anlitik cross sectional.
Populasi pada penelitian ini adalah semua
pasien yang menjalani terapi hemodialisis di
ruang hemodialiasa dimana jumlah sampel
terdiri
dari
22
responden
dengan
menggunakan teknik pengambilan sampling
insidental sampling yang sesuai dengan
kriteria inklusi yang sudah di tetapkan yaitu :
pasien yang menjalani terapi hemodialisa,
klien dalam tingkat kesadaran yang optimal
(sadar penuh) dan pasien yang bersedia
diteliti.
Data dikumpulkan melalui kuisioner
yang diberikan kepada pasien dan dibservasi
peneliti dengan checklist. Setelah data

dikumpulkan kemudian dilakukan pengelolaan


data mulai dari editing, coding dan tabulasi
dan dianalisa dengan menggunakan SPSS 16
yang terdiri dari analisis univariat dan bivariat.
HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan
Umur Pasien Hemodialisis di RSUD.
Labuang Baji Pemprov Sulawesi Selatan.
UMUR
JUMLAH PERSEN (%)
30 - 39 THN
40 - 49 THN
50 - 59 THN
60 - 69 THN
70 - 79 THN
TOTAL

3
4
8
6
1
22

13.6
18.2
36.4
27.3
4.5
100.0

Tabel 2. Distribusi Responden berdasarkan


Jenis Kelamin Pasien Hemodialisis di
RSUD. Labuang Baji Pemprov Sulawesi
Selatan.
JENIS
PERSEN
JUMLAH
KELAMIN
(%)
LAKI LAKI

15

68.2

PEREMPUAN

31.8

TOTAL

22

100.0

Tabel 3. Distribusi Responden berdasarkan


Tingkat Pendidikan Pasien Hemodialisis di
RSUD. Labuang Baji Pemprov Sulawesi
Selatan.
TINGKAT
PERSEN
JUMLAH
PENDIDIKAN
(%)
TIDAK
2
9.1
TAMAT SD
SD
3
13.6
SMP
2
9.1
SMA
6
27.3
AKADEMI /
PERGURUAN
9
40.9
TINGGI
TOTAL
22
100.0

Tabel 4. Distribusi Responden berdasarkan


Tingkat Kecemasan Pasien Hemodialisis di
RSUD. Labuang Baji Pemprov Sulawesi
Selatan.

620
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

TINGKAT
KECEMASAN
KECEMASAN
RINGAN
KECEMASAN
SEDANG
KECEMASAN
BERAT
KECEMASAN
PANIK
TOTAL

JUMLAH

PERSEN
(%)

40.1

13

59.9

22

100.0

2. Analisis Bivariat
Tabel 5. Hubungan antara Tindakan
Hemodialisis dengan Tingkat Kecemasan
Pasien di RSUD. Labuang Baji Pemprov
Sulawesi Selatan.
Tingkat Kecemasan
Tindakan
Hemodialisis
Satu kali

Kecemasa
n Ringan

Kecemas
an
Sedang

9,1

Dua kali

Total

Total

10 45,4 12

31,
3 13,6 10
9
41 13 59 22
p= 0,027

%
54,5
45.5
100

Tabel 5. menunjukkan bahwa pasien


yang melakukan tindakan hemodialisis
Satu kali mengalami cemas ringan
sebanyak 2 orang (9,1%), cemas sedang
sebanyak 10 orang (45,4%), sedangkan
pasien
yang
melakukan
tindakan
hemodialisis dua kali mengalami cemas
ringan sebanyak 7 orang (31,9%), dan
cemas berat sebanyak 3 orang (13,6%).
Hasil statistik dengan uji chi square
diperoleh nilai p = 0,027 lebih kecil dari =
0,05 (p < 0,05). Hal ini berarti ada
hubungan bermakna antara
tindakan
hemodialisis dengan tingkat kecemasan
pasien di ruangan hemodialisa RSUD.
Labuang Baji Pemprov Sulawesi Selatan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan pada hasil penelitian
tentang
hubungan tindakan hemodialisis
dengan tingkat kecemasan pasien yang
dilakukan terhadap 22 responden di ruangan
hemodialisa RSUD. Labuang Baji Pemprov
Sulawesi Selatan Tanggal 6 Januari 4
Pebruari 2014 serta berdasar pada hasil
pengolahan data yang diarahkan sesuai
dengan tujuan penelitian ini yaitu hubungan
tindakan
hemodialisis
dengan
tingkat
kecemasan pasien untuk mengetahui dapat
dilihat sebagai berikut
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
hasil statstik dengan uji chi square diperoleh

nilai p = 0,027 lebih kecil dari = 0,05 (p <


0,05). Hal ini berarti ada hubungan bermakna
antara tindakan hemodialisis dengan tingkat
kecemasan pasien di ruangan hemodialisa
RSUD. Labuang Baji Pemprov Sulawesi
Selatan.
Hubungan
Tindakan hemodialisis
dengan tingkat kecemasan pasien terletak
pada siklus/lama pasien melakukan tindakan
hemodialisis, pasien yang melakukan tindakan
hemodialisis satu kali tingkat kecemasannya
sedang, sedangkan pasien yang melakukan
tindakan hemodialisis dua kali tingkat
kecemasannya ringan atau Semakin lama
pasien menjalani tindakan hemodialisis maka
tingkat kecemasannya berkurang oleh karena
pasien sudah mencapai tahap accepted
(menerima)
terhadap
pelaksanaan
hemodialisa.
Kecemasan ringan
berhubungan
dengan ketegangan dalam kehidupan seharihari, kecemasan ini menyebabkan individu
menjadi waspada dan meningkatkan lapang
persepsinya. Kecemasan ini dapat memotivasi
belajar,
menghasilkan
pertumbuhan,
kreativitas, serta dapat memecahkan masalah
secara efektif.
Kecemasan sedang memungkinkan
seseorang untuk memusatkan pada hal yang
penting dan mengesampingkan yang lain
sehingga seseorang mengalami perhatian
yang selektif namun dapat melakukan sesuatu
yang terarah.
Penelitian
ini
sejalan
dengan
penelitian yang dilakukan oleh Luana Na dan
Sahala
Panggabean
(2012).
Dalam
penelitiannya yang berjudul kecemasan pada
penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis di RS Universitas Kristen
Indonesia. Hasil penelitiannaya adalah jumlah
laki - laki sebanyak 28 orang (51,9%), dan
perempuan sebanyak 26 orang (48,1%) yang
menjalani hemodialisis di RS. Universitas
Kristen Indonesia, terdapat 42 orang (77,78%)
diantaranya mengalami kecemasan. Penderita
dengan
rerata
priode
dan
frekuensi
hemodialisis
terpanjang
mengalami
kecemasan ringan, sedangkan penderita
rerata periode dan frekuensi hemodialisis
terpendek mengalami kecemasan sedang,
dengan nilai p= 0,002 dan p= 0,003. Terdapat
perbedaan yang bermakna antara periode dan
frekuensi hemodialisis dan derajat kecemasan
pada penderita hemodialisis
Penelitian yang dilakukan oleh
Sunardi (2001). Dalam penelitian yang
berjudul tentang hubungan lama menjalani
hemodialisa dengan tingkat kecemasan terkait
alat /unit dialisa pada pasien GGK RSUP Dr.
Cipto Mangkusumo, didapatkan hasil nilai p

621
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosisi Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

sebesar 0,22 hasil ini menunjukkan korelasi /


hubungan sangat rendah antara lamanya
hemodialisis terhadap tingkat kecemasan. Bila
nilai tersebut dikuadratkan menjadi 0,0484
yang berarti terdapat hubungan positif linear
sebesar 4,8 % terhadap keduanya.
Klien
yang
akan
menjalani
hemodialisis mengalami depresi, ketakutan
dan
kecemasan.
Tingkat
kecemasan
dipengaruhi olh beberapa faktor, baik faktor
biologis maupun fisiologis, baik dari dalam
pasien maupun dari luar pasien , penerimaan
terhadap pelaksanaan hemodialisis, social
ekonomi, usia pasien, kondisi pasien lama dan
frekuensi menjalani hemodialisis timbul karena
ancaman dari pasien sehingga menimbulkan
respon psikologis dan perilaku pasien yang
dapat diamati, sedangkan ancaman diri pada
pasien hemodialisis dapat bersumberdari
respon manusia (perawat), interaksi manusia
dan lingkungan yang terpapar oleh oleh alat
yang digunakan. Pasien yang mengalami
dyalisis jangka panjang maka akan merasa
khawatir atas kondii sakitnya yang tidak dapat
di ramalkan dan berefek terhadap gaya
hidup.(Brunner & Suddarth)
Berdasarkan
wawancara
dan
observasi pada
pasien yang menjalani
hemodialisis mengatakan merasa sangat
cemas akan penusukan jarum dialisa, melihat
darah yang ada di selang kateter dialisa dan
suara alaram unit dialisa yang berbunyi.

Kemudian pada pasien yang sudah lama


menjalani hemodialisa menagatakan merasa
cemas akan penusukan jarum dialisa dan juga
mengatakan sampai kapan penyakitnya
diatasi. Dan pada pasien tidak ada yang
mengalami kecemasan berat ataupun panik
karena pasien sudah menerima (accept)
tindakan hemodialisis yang dilakukan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya
maka dapat disimpulan bahwa ada hubungan
antara tindakan hemodialisis dengan tingkat
kecemasan di ruangan hemodialisa RSUD.
Labuang Baji Pemprov Sulawesi Selatan.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka penulis memberikan
saran dimana bagi perawat perlu ditingkatkan
keaktifan dalam melakukan usaha- usaha
untuk menurungkan kecemasan pasien yang
menjalani tindakan hemodialisis dengan
memberikan informasi tentang segala sesuatu
yang
berhubungan
dengan
prosedur
hemodialisis secara keseluruhan, dan peneliti
selanjutnya agar area penelitian lebih
diperluasdengan
jumlah
sampel
yang
representative, sehingga hasil yang diperoleh
akan lebih memungkinkan untuk melakukan
generalisasi pada populasi besar.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Vol 1& 2, Edisi 8. Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Cahyaningsih. 2011. Hemodialisis (cuci darah). Mitra cendikia press, Jokjakarta
Hawari. D. 2008. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi, Edisi 2. Balai Penerbit FKUI. Jakarta
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan : Jakarta : Rineka Cipta
Siswantina 2009. Faktor yang berhubungan dengan pasien gagal ginajl terminal. (www.digilib.unimus.ac.id).
Magelang
Suliswati. Dkk (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Yosep. (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama

622
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

You might also like