You are on page 1of 8

ASKEP PADA PASIEN LUKA TEMBAK

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 1
KELAS : 3.4 PSIK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

UMI KALSUM
NOVITA SARI SINUHAJI
DONIMAN JAYA GULO
ALEX SUMBER PANJAITAN
ERWIN YANTO HULU
RYCHE VENDES BUTAR-BUTAR
FRISLYANTI SINAGA

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2014

BAB I
PENDAHULUAN

Bila sebutir peluru menembus tubuh, maka cacat pada epidermis lebih luas dari pada
dermis. Diameter luka pada epidermis kurang lebih sama dengan diameter anak peluru,
sedangkan diameter luka pada dermis lebih kecil. Keadaan tersebut dikenal sebagai kelim
memar (contusio ring).
Contusio ring ini didapatkan pada luka tembak masuk dan luasnya tergantung pada
arah peluru pada kulit. Peluru yang masuk tegak lurus, maka contusio ringnya akan besar,
sedangkan peluru yang masuknya miring, contusio ringnya akan lebih lebar dibagian dimana
peluru membentuk mulut yang terkecil pada kulit.
Peluru juga mengandung lemak pembersih senjata. Lemak ini juga akan memberi
gambaran pada luka tembak berupa kelim lemak yang berupa pita hitam, tetapi kelim lemak
ini tidak selalu terdapat misalnya pada senjata yang jarang dibersihkan. Pada waktu senjata
ditembakkan, maka yang keluar dari laras senjata api adalah:
a.Api
b.Mesiu yang sama sekali terbakar (jelaga, roetneerslag)
c.Mesiu yang hanya sebagian saja yang terbakar
d.Mesiu yang tidak terbakar
e.Kotoran minyak senjata, karatan dan lain sebagainya
f.Anak pelurunya sendiri

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.

Definisi

Luka yang diakibatkan oleh anak peluru pada sasaran atau tubuh manusia.
2.

Teori luka

a.

Keparahan luka tembak ditentukan oleh dua faktor:


1. Kerusakan pada jaringan yang disebabkan oleh interaksi mekanik antara peluru dan
lapisan otot/jaringan.
2. Pengaruh rongga sementara yang diakibatkan oleh peluru.

b.

Sekali peluru menembus tubuh, pilin yang diakibatkan oleh alur pilin tidak memadai

untuk mengkompensasi bertambahnya kepadatan jaringan.


1. Peluru mulai mengoleng, atau terhuyung-huyung pada jalur proyeksinya. Olengannya
adalah sudut antara jalur proyeksi dan poros membujur dari peluru.
2. Saat peluru meluncur menerobosi jaringan, olengannya bertambah. Kalau jalurnya
cukup panjang, olengannya akan mencapai 90, jadi menonjolkan sisi pembukaan
yang maksimum.
3. Kalau peluru terus meluncur, maka akan terjadi putaran balik 180 dan meluncur
dengan gerakan mundur.
3.

Mekanisme Luka Tembak

Jika anak peluru mengenai tubuh, maka kelainan yang terjadi merupakan resultante dari
banyak faktor. Pada bagian tubuh tempat masuknya anak peluru, bagian tubuh sebelah dalam
serta pada bagian tubuh tempat keluarnya anak peluru bentuk kelainannya tidak sama karena
faktor-faktor yang mempengaruhinya berbeda.
a.

Bagian Tubuh Tempat Masuknya Anak Peluru

Luka-luka yang terjadi pada tempat ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a. gaya kinetik anak peluru atau proyektil
b. suhu panas anak peluru atau proyektil
c. semburan api
d. ledakan gas dari mesiu (pada jarak tempel)
e. percikan mesiu yang terbakar

Bentuk dari luka tembak masuk masih tergantung lagi dengan jaraknya, yaitu :
1.

jarak kontak (tempel)

ciri cirinya :
a. bentuknya seperti bintang (cruci form) sebagai akibat ledakan gas, terutama jika
dibawah kulit terdapat tulang.
b. Sering terdapat memar berbentuk sirkuler disekitarnya sebagai akibat hentakan balik
dari moncong senjata.
c. Terdapat jelaga atau derivate dari gas CO pada jaringan tepi luka.
d. Terdapat tatto disekitarnya akibat sisa mesiu yang tidak terbakar.
2.

jarak dekat (1 inci 2 kaki)


ciri-cirinya :
a. bentuk luka bulat
b. bagian tengah berupa lubang
c. bagian tepinya dikelilingi cincin lecet akibat kurang elastisnya kulit dibanding
jaringan dibawahnya
d. diameter cincin lecet sedikit lebih kecil dari diameter anak peluru
e. terdapat tattoo
f. rambut disekitarnya terbakar

3.

jarak jauh (lebih 2 kaki)


ciri-cirinya :
a)

bentuk bulat

b)

bagian tengah berupa lubang

c)

bagian tepinya dikelilingi oleh cincin lecet

d)

diameter cincin lecet sedikit lebih kecil dari diameter anak peluru

e)

tidak ditemukan produk dari ledakan mesiu

4. Klasifikasi Luka Tembak


Dalam balistik luka tembak diklasifikasikan menjadi:

1. Luka tembak masuk:


a. Luka tembak tempel (kontak)
Pada umumnya luka tembak masuk kontak adalah merupakan perbuatan bunuh diri. Cara
yang biasa dilakukan:
- Ujung laras ditempelkan pada kulit dengan satu tangan menarik alat penarik
senjata.
- Adakalanya tangan yang lain memegang laras supaya tidak bergerak dan tidak
miring.
Sasarannya:
- Daerah temporal
- Dahi sampai occiput
- Dalam mulut, telinga, wajah dibawah dagu dengan arah yang menuju otak.

Luka pada kulit tidak bulat, tetapi berbentuk bintang dan sering ditemukan cetakan/jejas
ujung laras daun mata pejera. Terjadinya luka berbentuk bintang disebabkan karena ujung
laras ditempelkan keras pada kulit, maka seluruh gas masuk kedalam dan akan keluar melalui
lubang anak peluru. Desakan keluar ini menembakkan cetakan laras dan robeknya kulit. Bila
korban menggunakan senjata api dengan picu, maka picu akan menimbulkan luka lecet pada
kulit antara ibu jari dan jari telunjuk. Luka lecet ini dinamakan schot hand.
Pada tembakan tempel di kepala, sisa mesiu yang ikut menembus kulit, dapat dicari antara
kulit dengan tulang kepala (tabula eksterna), dan antara tulang kepala dengan selaput otak
keras (tabula interna).
b. Luka tembak jarak dekat
Pada umumnya luka tembak masuk jarak dekat ini disebabkan oleh peristiwa pembunuhan,
sedangkan untuk bunuh diri biasanya ditemukan tanda-tanda schot hand. Jarak dekat disini
diartikan tembakan dari suatu jarak dimana pada sekitar luka tembak masuk masih
didapatkan sisa-sisa mesiu yang habis terbakar. Jarak ini tergantung:
Jenis senjata, laras panjang atau pendek
Jenis mesiu, mesiu hitam atau smokeless
c. Luka tembak jarak jauh

Pada luka tembak masuk jarak jauh ini, yang mengenai sasaran hanyalah anak peluru saja.
Sedangkan partikel lainnya tidak didapatkan. Pada luka tembak jarak jauh ini hanya
ditemukan luka bersih dengan contusio ring. Pada arah tembakan tegak lurus permukaan
sasaran (tangensial) bentuk contusio ringnya konsentris, bundar. Sedangkan pada tembakan
miring bentuk contusio ringnya oval.
Luka tembak pada jaringan lunak sukar dibedakan antara inshoot dan outshoot, oleh karena
itu perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis, untuk mencari adanya pigmen mesiu, jelaga,
minyak senjata atau adanya serat pakaian yang ikut masuk kedalam luka.
2. Luka tembak keluar (luka tembus)
Luka tembak keluar ini ialah bahwa setelah peluru membuat luka tembak masuk dan saluran
luka tembakan maka akhirnya peluru akan mengenai kulit lagi dari sebelah dalam dan kulit
terdorong ke luar. Kalau batas kekenyalan kulit dilampaui, maka kulit dari dalam menjadi
robek dan akhirnya timbul suatu lubang luka baru lagi, dan luka baru inilah yang dinamakan
luka tembak keluar.
Jika sebuah peluru setelah membuat lubang luka tembakan masuk dan mengenai tulang
(benda keras), maka bentuk dari pada peluru tadi menjadi berubah. Tulang-tulang yang kena
peluru tadi akan menjadi patah pecah atau kadang-kadang remuk. Akibatnya waktu peluru
menembus terus dan membuat lubang luka tembak keluar, tidak hanya peluru yang berubah
bentuknya, tapi juga diikuti oleh pecahan-pecahan tulang tadi oleh karena ikut terlempar
karena dorongan dari peluru. Tulang-tulang inipun kadang-kadang mempunyai kekuatan
menembus juga. Kejadian inilah yang mengakibatkan luka tembakan keluar yang besar dan
lebar, sedangkan bentuknya tidak tertentu.
D. Pemeriksaan Khusus Pada Luka Tembak
Pada beberapa keadaan, pemeriksaan terhadap luka tembak masuk sering dipersulit oleh
adanya pengotoran oleh darah, sehingga pemeriksaan tidak dapat dilakukan dengan baik,
akibat penafsiran atau kesimpulan mungkin sekali tidak tepat.
Untuk menghadapi penyulit pada pemeriksaan tersebut dapat dilakukan prosedur sebagai
berikut:
Luka tembak dibersihkan dengan hidrogen perokside (3% by volume)
Setelah 2-3 menit luka tersebut dicuci dengan air, untuk membersihkan busa yang terjadi dan

membersihkan darah, Dengan pemberian hidrogen perokside tadi, luka tembak akan bersih,
dan tampak jelas, sehingga diskripsi dari luka dapat dilakukan dengan akurat.
Selain secara makroskopik, yaitu dengan perangai yang karakteristik pada luka tembak
masuk, tidak jarang diperlukan pemeriksaan khusus untuk menentukan secara pasti bahwa
luka tersebut luka tembak masuk; ini disebabkan oleh karena tidak selamanya luka tembak
masuk memperlihatkan ciri-ciri yang jelas. Adapun pemeriksaan khusus yang dimaksud
adalah: pemeriksaan mikroskopik, pemeriksaan kimiawi, dan pemeriksaan radiologik.
Pemeriksaan Mikroskopik
Perubahan yang tampak diakibatkan oleh dua faktor, yaitu ; trauma mekanis dan termis.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Kimiawi
Pada black gun powder dapat ditemukan kalium, karbon, nitrit, nitrat, sulfis, sulfat,
karbonat, tiosianat dan tiosulfat.
Pada smokeles gun powder dapat ditemukan nitrit dan selulosa nitrat.
Pada senjata api yang modern, unsur kimia yang dapat ditemukan ialah timah, barium,
antimon, dan merkuri.
Unsur-unsur kimia yang berasal dari laras senjata dan dari peluru sendiri dapat di temukan
ialah timah, antimon, nikel, tembaga, bismut perak dan thalium
Pemeriksaan atas unsur-unsur tersebut dapat dilakukan terhadap pakaian, didalam atau di
sekitar luka.
2. Pemeriksaan dengan Sinar X
Pemeriksaan secara radiologik dengan sinar X ini pada umumnya untuk memudahkan dalam
mengetahui letak peluru dalam tubuh korban, demikian pula bila ada partikel-partikel yang
tertinggal.
Pada tanden bullet injury dapat ditemukan dua peluru walaupun luka tembak masuknya
hanya satu.
Bila pada tubuh korban tampak banyak pellet tersebar, maka dapat dipastikan bahwa korban
ditembak dengan senjata jenis shoot gun ,yang tidak beralur, dimana dalam satu peluru
terdiri dari berpuluh pellet.

Luka tembak jarak jauh adalah luka tembak dimana jarak tembak di mana jarak antara
moncong senjata dengan korban diatas 50 cm, atau diluar jarak tempuh atau jangkauan butirbutir mesiu.

Perubahan Luka pada Luka Tembak


Ada beberapa kondisi yang bisa merubah gambaran luka tembak dengan cepat. Perubahan itu
dapat disebabkan antara lain oleh:
1. luka terbuka yang sudah mengering
2. proses pembusukan tubuh
3. penyembuhan dari luka itu sendiri
4. intervensi tenaga medis
5. intervensi bedah
6. intervensi oleh personel atau orang yang tidak profesional
7. pencucian atau pembersihan luka setelah korban mati

KASUS :

Anak C (10 thn) terkena luka tembak pada saat bermain dengan teman-temannya di hutan.
Setelah dilihat ternyata ditemukan diameter cincin lecet sedikit lebih kecil dari diameter anak
peluru, tidak ditemukan produk dari ledakan mesiu. Anak tersebut tidak sadarkan diri.

You might also like