You are on page 1of 12

JURNAL DIFUSI OSMOSIS

DIFUSI OSMOSIS
Riesqi Ayu Hardianti (G74120070)*, Angkatan 47, Angkatan 48,
dan Angkatan 49 Institut pertanian Bogor.
Asisten praktikum: Tatang Gunawan (G74100023), Didy Muliawan (G74110011), Lutpita
Mahardika (G74110036), Fitrah Hadi Firdaus (G74110058), Citra Kusumawardhani
(G74110069)
*
Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
2013
BOGOR
Email: riesqiayuhardianti@gmail.com

ABSTRAK
Percobaan peristiwa difusi pada percobaan kali ini menggunakan gula dan cuka yang
dilarutkan oleh pelarut air. Sedangkan untuk percobaan osmosis menggunakan larutan gula dan
larutan cuka yang melewati membran semipermeabel. Difusi adalah perpindahan molekul-molekul
dari hipertonik ke hipotonik. Hipertonik berarti konsentrasi yang tinggi, sedang hipotonik berarti
konsentrasi yang rendah. Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui membran semipermeabel
dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi (hipertonik) ke larutan yang konsentrasi airnya rendah
(hipotonik). Osmosis juga sering disebut sebagai difusi pada organisme hidup dimana molekul yang
berdifusi harus menerobos pori-pori membran plasma. Oleh karena itu, untuk lebih memahami
perbedaan antara kedua proses transport pasif di atas, maka pada praktikum kali ini akan akan
dipelajari bagaimana proses difusi dan osmosis terjadi pada larutan gula dan larutan cuka.
Kata kunci : Difusi, Osmosis, membran

A.

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG:
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita berhadapan dengan peristiwa difusi dan osmosis.
Contohnya pada saat kita menyeduh teh celup dalam kemasan kantong, warna dari teh tersebut akan
menyebar. Hal ini disebabkan karena konsentrasi teh dalam gelas lebih kecil dibandingkan dengan
konsentrasi teh yang ada dalam kantong teh tersebut. Peristiwa tersebut sering kita sebut sebagai
difusi.
Difusi terjadi atas respon terhadap perbedaan konsentrasi. Konsentrasi adalah sejumlah zat
atau partikel per unit volum. Suatu perbedaan terjadi, apabila terjadi perubahan konsentrasi dari suatu
keadaan ke keadaan yang lain. Selain perbedaan konsentrasi, perbedaan dalam sifat dapat juga
menyebabkan difusi.

Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut dari konsentrasi pelarut tinggi
ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah melalui membran diferensial permeabel. Contoh peristiwa
osmosis adalah kentang yang dimasukkan ke dalam air garam. Osmosis merupakan suatu fenomena
alami, tetapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan
konsentrasi pekat yang lebih cair.
Eksperimen mengenai difusi dan osmosis dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses difusi
dan osmosis berlangsung. Percobaan ini dilakukan dengan latar belakang adanya berbagai peristiwa
yang berkenaan dengan difusi dan osmosis dalam kegiatan sehari-hari. Melalui kegiatan ini, kita dapat
lebih memahami mekanisme perpindahan zat yang terjadi pada larutan gula dan larutan cuka.
DASAR TEORI:
Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrai tinggi ke bagian berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua
larutan disebut gradien konsentrasi. Proses difusi minimal melibatkan dua zat, salah satu zat
berkonsentrasi lebih tinggi daripada zat lainnya. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel
tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap
terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi.
Osmosis merupakan fenomena penting dalam sistem biologis, karena membran biologis bersifat
semipermeabel. Membran semi permeabel adalah selaput pemisah yang hanya bia ditembus oleh air
dan zat tertentu yang larut didaamnya. Secara umum, membran tersebut permeabel terhadap air dan
zat-zat kecil tak bermuatan. Osmosis memberikan cara yang mudah bagi transport air keluar atau
masuk sel. Proses osmosis akan berhenti ketika kedua larutan mempunya konsentrasi yang sama atau
disebut isotonik.
Membran merupakan selaput atau lembaran bahan tipis yang berfungsi sebagai pemisah
selektif. Permeabilitas suatu membran adalah kemampuan membran untuk dilewati suatu zat. Keadaan
tersebut bergantung pada pori membran, jenis larutan dan ukuran partikel. Membran semipermeabel
merupakan membran yang mudah dilalui oleh molekul air sedangkan membran selektif permeabel
merupakan membran yang hanya dapat dilewati oleh zat-zat tertentu.

TUJUAN:
Mengeksplorasi pergerakan molekul melalui difusi dan menentukan bagaimana panas
mempengaruhi laju difusi, mengeksplorasi osmosis, yakni pergerakan molekul air melalui sebuah
membran permeabel selektif ketika molekul air merespon gradien konsentrasi, serta menentukan
bagaimana laju osmosis dihubungkan dengan gradien konsentrasi.

B.

METODE

ALAT:
1.

Science Workshop 750 Interface

2.

SPARK (Sense Percieve Analyze Reflect Know)

1.
2.
3.
4.
5.

3.

Osmosis Difusi Apparatus

4.

Pressure Sensor

5.

Chemistry pH Sensor

6.

Komputer + CPU

7.

Gelas Ukur

8.

Cawan

BAHAN:
Air 200 ml
Cuka 1 tetes
Gula Pasir
Pewarna Makanan (Biru dan Kuning) 2 tetes
Membran Semipermeabel
LANGKAH KERJA

1.
2.
3.
4.
5.

Siapkan air gula dengan gula secukupnya, dan air cuka yang ditetesi satu tetes cuka.
Berilah warna pada larutan tersebut. Biru untuk larutan gula dan kuning untuk larutan cuka.
siapkan membran dan rendam selama 10 menit.
Masukkan kedua larutan tersebut pada alat Osmosis Difusi Apparatus, masing-masing sebanyak 50 ml.
Hubungkan Chemmistry pH dengan SPARK oleh connector dan sambungkan kembali pada Osmosis Difusi
Apparatus. Pasangkan juga printer dan komputer untuk meng-input data.
6. Setelah alat terpasang, ukur keadaan awal larutan tersebut dari mulai pH, tekanan, dan volume.
7. Catat waktu percobaan dimulai. Amati percobaan selama 24 jam.
8. Setelah 24 jam, catat perubahan akhir pada pH, tekanan, dan volume.

C.

DATA

Data Pengamatan
Pengamatan ini dilakukan di Ruang Seminar Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor dari 28-29 September 2013, pukul 14.17-14-17 WIB selama
24 jam.
Gambar Pengamatan

Gambar 1. Sebelum Proses Difusi dan Osmosis berlangsung

Gambar 2. Setelah Proses Difusi dan Osmosis berlangsung

Tabel pH, Tekanan, dan Volume pada Larutan Gula dan Larutan Cuka

ph

Tekanan (kPa)

Volume (ml)

awal

gula
7.30

cuka
4.78

gula
107

cuka
107.5

gula
50

cuka
50

akhir

6.64

4.93

149

85.2

58.5

41.5

Perubahan

a.

Perubahan pH
pH gula = pH akhir pH awal
pH gula = 6.64 7.30
pH gula = -0.66 (mengalami penurunan pH)
pH cuka = pH akhir pH awal
pH cuka = 4.93 4.78
pH cuka = 0.15 (mengalami kenaikan pH)

b.

Perubahan tekanan (P)

c.

P gula = P akhir P awal


P gula = 149 107
P gula = 42 kPa (mengalami kenaikan tekanan )
P cuka = p akhir p awal
P cuka = 85.2 107.5
P cuka = -22.3 kPa (mengalami penurunan tekanan)

Perubahan volume (V)


V gula = V akhir V awal
V gula = 58.5 50
V gula = 8.5 (mengalami kenaikan V)
V cuka = V akhir V awal
V cuka = 41.5 50
V cuka = -8.5 (mengalami penurunan V)

d.

Perubahan warna
Pada proses difusi dan osmosis yang dilakukan selama 24 jam ini telah terjadi perubahan warna
seperti yang terihat pada data pengamatan berupa foto sebelum dan sesudah pengamatan. Larutan
gula mengalami perubahan warna yang sebelumnya berwarna biru pekat menjadi biru terang.

Grafik Larutan Gula

Grafik Larutan Cuka

D.

PEMBAHASAN

Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis adalah perpindahan air
melalui membran semipermeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat [1].
Difusi bergantung pada perbedaan konsentrasi dan tekanan hidrostatik. Energi untuk proses difusi
adalah energi kinetik yang normal ditimbulkan akibat pergerakan suatu bahan. Difusi yang melewati
membran sel dibagi menjadi dua subtipe yaitu difusi sederhana dan difusi fasilitasi [3] .
Difusi sederhana artinya pergerakan kinetik molekul atau ion melewati membran sel tidak
bereaksi dengan protein carier yang ada di membran sel kecepatan difusi sederhana ditentukan dari
jumlah substansi yang ada , kecepatan gerakan kinetik bahan, jumlah dan ukuran dari pori pada
membran sel yang akan dilewati oleh bahan itu. Pada difusi sederhana, proses difusi terjadi melalui
dua jalan yaitu melalui lapisan lipid jika zat itu terlarut dalam lemak dan melalui saluran air atau
protein.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu ukuran partikel, ketebalan
membran, luas suatu area, jarak dan suhu. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu
akan bergerak sehingga kecepatan difusi semakin tinggi. Semakin tebal membran dan besar luas area
serta semakin besarnya jarak antara dua konsentrasi, menyebabkan semakin lambat kecepatan
difusinya. Begitu pula dengan besarnya luas dan tingginya suhu akan menyebabkan bertambah cepatnya
laju difusi.
Osmosis adalah bergeraknya molekul air melalui membran semipermeabel (selektif permeabel)
dari larutan berkadar rendah menuju larutan berkadar tinggi hingga kadarnya sama [3] . Tekanan yang
diperlukan untuk menghentikan proses osmosis disebut tekanan osmosis [5] . Osmosis sangat ditentukan
oleh potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk melakukan difusi.
Terdapat tiga sifat larutan yang dapat menemtukan pergerakan air pada osmosis, yaitu
hipertonik, hipotonik dan isotonik. Larutan dikatakan hipertonik jika memiliki konsentrasi zat terlarut
lebih tinggi dibandingkan larutan pembandingnya, sedangkan isotonik memiliki konsentrasi zat terlarut
yang sama dengan larutan pembanding dan kondisi lainnya dikatakan hipotonik. Prinsip osmosis adalah
transfer molekul solvent dari lokasi hipotonik menuju hipertonik, melewati membran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis diantaranya ukuran zat terlarut dan tebal
membran. Semakin banyak zat terlarut maka peristiwa terjadinya osmosis akan semakin cepat karena
zat terlarut memiliki tekanan osmotik yang berfungsi untuk memecah zat pelarut bergerak melalui
membran semipermeabel. Sebaliknya, semakin tebal suatu membran, akan menghambat terjadinya
osmosis, karena dapat menyebabkan semakin sulitnya zat terlarut menembus membran tersebut.
Membran dikatakan permeabel apabila semua jenis molekul dalam cairan dapat melewati
membran, sedangkan suatu membran dikatakan semi permeabel jika hanya dapat dilewati oleh
molekul-molekul tertentu saja[2]. Adapula pendepat bahwa membran semipermeabel adalah membran
yang dapat dilalui air, namun tidak dapat dilalui oleh zat terlarut seperti protein [4].
Perubahan warna, pH dan tekanan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal,
diantaranya faktor lingkungan dan suhu. Larutan gula dan larutan cuka akan bercampur karena adanya
tekanan yang tinggi dan perbedaan konsentrasi antara kedua larutan tersebut. Kesalahan dalam
percobaan dikarenakan adanya gangguan pada peralatan ketika sedang melakukan percobaan.
Peralatan yang digunakan mengalami mati sesaat karena dipakai terus-menerus selama 24 jam.
E.

SIMPULAN

Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis adalah perpindahan air
melalui membran semipermeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses difusi, salah satunya adalah suhu.
Kenaikan suhu akan mengakibatkan molekulnya lebih cepat bergerak sehingga laju difusi
semakin cepat. Berdasarkan pengamatan, larutan cuka lebih mudah melakukan difusi karena memiliki
konsentrasi yang lebih cair dibanding larutan gula sehingga pergerakan molekul lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kustiyah. 2007. Miskonsepsi Difusi dan Osmosis Pada Siswa MAN
Kanderang Tingang, Vol. 1, No. 1, Hal : 24-37.

Model Palangkaraya, Jurnal Ilmiah Guru

[2] Annur, H dan H.H, Santosa. 2008. Analisa Temperatur Pada Proses Difusi Obat Dalam Membran Dengan Metode
Diferensial Parabolik Untuk Mendeteksi Sinyal Fotoakustik, Jurnal Ilmiah GIGA, Vol. 11, No. 3, Hal: 4556.
[3] I Made Suma Anthara dan I Nyoman Suartha. 2011. Homeostasis Cairan Tubuh pada Anjing dan Kucing [Buletin
Veteriner Udayana]. Vol.3 No. 1. Hal: 23-37.
[4] Hartanto, WW. 2007. Terapi Cairan dan Elektrolit Perioperatif. Bagian Farmakologi Klinik dan Terapeutik Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran. Bandung.

[5] Guyton AC., Hall JE. 2006 Textbook of Medical Physiology. Ed 8TH Elseiver Saunders. Philadelphia.

Difusi Osmosis
Posted: November 23, 2013 in Physics

3
Posted by : Zuhdah Simaatul Kubro
Salah satu fungsi membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion
secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah
molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air,
etanol), karena membran bersifat semipermibale. Molekul lainnya seperti
molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik
membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel (Darmadi
2012).
Kondisi optimal dalam kinerja membran pada umumnya dinyatakan oleh
besarnya permeabilitas dan selektivitas membran terhadap suatu spesi
kimia tertentu. Makin besar nilai permeabilitas dan selektivitas membran,
membran memiliki kinerja yang semakin baik. Jika permeabilitas membran
besar maka selektivitasnya akan rendah, demikian pula sebaliknya jika
selektivitasnya tinggi maka permeabilitasnya juga akan rendah (Radiman CL
dkk 2002)
Substansi seperti glukosa dan substansi hidrofilik, untuk masuk dalam sel
membutuhkan bantuan, karena substansi tersebut harus melewati membran.
Bantuan ini berupa transportasi zat. Transportasi zat melalui membran sel
terdiri dari dua macam yaitu, transpor pasif dan transpor aktif. Transport
Pasif, merupakan mekanisme perpindahan molekul atau zat yang tidak
melewati selaput membran semipermeable dan tidak membutuhkan energi,
dan Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran
semipermeabel

yang

bergerak

melawan

gradien

konsentrasi

yang

memerlukan energi dalam bentuk ATP. ATP adalah molekul pembawa energi

di dalam sel. Transpor aktif berjalan dari larutan yang memiliki konsentrasi
rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat tercapai
keseimbangan di dalam sel. Adanya muatan listrik di dalam dan luar sel
dapat mempengaruhi proses ini (Darmadi 2012).
Transpor pasif Dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi
larutan di antara kedua sisi membran. Pada transpor pasif tidak rnemerlukan
energi rnetabolik. Transpor pasif ini bersifat spontan. Transpor pasif
dibedakan menjadi tiga, yaitu difusi sederhana (simple diffusion), difusi
dipermudah atau difasilitasi (facilitated diffusion), dan osmosis. Terdapat dua
proses fisikokimiawi yang penting dalam transport materi dalam sel yaitu
difusi dan osmosis (Alkatiri 1996).
Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam
pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi
rendah. Kecepatan difusi ditentukan oleh Jumlah zat yang tersedia,
kecepatan gerak kinetik dan jumlah celah pada membran sel. Difusi melalui
membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana
(simple difusion), difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein
transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi
(fasiliated difusion). (Kustiyah 2007)
Osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara diferensial
dari

pelarut

berkonsentrasi

tinggi

(banyak

air)

ke

pelarut

yang

berkonsentrasi rendah (sedikit air). Proses osmosis akan berhenti jika


konsentrasi di dalam dan di luar sel telah seimbang (Hamdi 2013). Osmosis
itu sendiri berasal dari bahasa yunani yang berarti mendorong (Lantu 2010)
Transpor aktif Merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak
spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi.
Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Transport aktif

terbagi atas transport aktif primer dan sekunder. Transport aktif sekunder
juga terdiri atas co-transport dan counter transport (exchange). Transport
aktif primer memakai energi langsung dari ATP, misalnya pada Na-K pump
dan Ca pump. Pada Na-K pump, 3 Na akan dipompa keluar sel sedang 2 K
akan dipompa kedalam sel. Pada Ca pump, ca akan dipompa keluar sel agar
konsentrasi Ca dalam sel rendah (Nadjib 2009).
Berdasarkankan hasil dari praktikum yang telah dilakukan, di dapat data
Berdasarkan hasil praktikum di dapatkan data pada kondisi awal pH larutan
asam 4,78 dan larutan gula 7,3, tekanan larutan asam 107,5 kPa dan larutan
gula 107 kPa, volume kedua larutan 50 mL. Dan pada kondisi akhir pH
larutan asam 4,93 dan larutan gula 6,64, tekanan larutan asam 85,2 kPa dan
larutan gula 149 kPa, volume akhir larutan asam menjadi 41,5 mL dan
larutan gula menjadi 58,5 mL. Terjadi kenaikan pH dari larutan asam namun
pada larutan gula terjadi kebalikannya. Untuk tekanan, pada larutan asam
terjadi penurunan tekanan, dan pada gula terjadi kenaikan tekanan. Dan
volume, pada larutan asam terjadi penurunan volume, sedangkan untuk
larutan gula terjadi kenaikan volume.
Pada praktikum, juga terjadi beberapa kesalahan di antaranya ada data yang
terhenti. Hal ini terjadi karena beberapa hal, di antaranya pada detik 28 ribu
sampai Pada detik 58 ribu , soket sensor yang longgar dan SPARK yang
mengalami gangguan internal karena terlalu lama bekerja.
KESIMPULAN

Pergerakan

pada

molekul

terlebih

dahulu

harus

melewati

membran.

Pergerakan pada molekul dapat diidentifikasi melalui mekanisme transpor,


yang terdiri dari transpor aktif dan transpor pasif. Proses pergerakan molekul

ini memanfaatkan proses difusi dan osmosis yang

gradien konsentrasi

melibatkan gradien konsentrasi.


DAFTAR PUSTAKA

Alkatiri S. 1996. Kajian Ringkas Biologi. Airlangga University Press: Surabaya.

Darmadi. 2012. Mekanisme Transpor Pada Membran. [terhubung berkala]. darmadi.disdikporabna.com.


[9 Oktober 2013]

Hamdi H. 2013. Transportasi melalui membran sel. [terhubung


berkala]. www.sibarasok.com/2013/03/transportasi-sel-melalui-membran-sel. [9 Oktober 2013].

Kustiyah. 2007. Miskonsepsi Difusi dan Osmosis Pada Siswa MAN Model Palangkaraya. Jurnal Ilmiah
Guru Kanderang Tingang 1 : 24-37.

Lantu S. 2010. Osmoregulasi pada hewan akuatik. jurnal perikanan dan kelautan 1 : 46-50

Nadjib. 2009. sistem transpor pada sel. [terhubung berkala]. www.nadjeeb.com/sistem-transpor-padasel/. [9 Oktober 2013]

Radiman CL, Yuliany, Suendo V. 2002. Pengaruh Media Perendam Terhadap Permeabilitas Membran
Polisulfon. Jurnal Matematika dan Sains 7 : 77-83.

You might also like