Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN............1
VI. KESIMPULAN...........13
DAFTAR KEPUSTAKAAN.............................................................................................14
HORMON TIROID
I. PENDAHULUAN
Hormon tiroid, yaitu 3, 5, 3- triiodotironin (T3) dan 3, 5, 3, 5 tetraiodotironin
(tiroksin, T4) yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid berperan dalam mengatur ekspresi gen,
differensiasi jaringan dan perkembangan umum seperti perkembangan otak, perkembangan
organ seks serta berperan sebagai antiproteolitik dari hormon insulin. . (Murray Robert K, et
al, 2000, The Medicine Journal, 2000). Selain itu hormon-hormon ini juga berperan dalam
mengatur sejumlah fungsi homeostasis termasuk produksi energi dan panas. (Greenspan F S
MD, Baxter J D MD, 1994 ).
Hormon tiroid memiliki keunikkan yaitu hormon tersebut memerlukan unsur yodium
bagi aktivitas biologinya. Serangkaian reaksi fisiologi dan biokimiawi yang ekstensif telah
berkembang untuk menjamin kecukupan jumlah yodium bagi biosintesis T3 dan T4. Proses
ini melibatkan tiroglobulin yaitu salah satu bentuk protein yang disintesis oleh sel-sel folikel
kelenjar tiroid, berukuran besar dengan massa molekul 660 kDa serta mengandung 115
residu tirosin yang masing-masing merupakan tempat potensial untuk terjadinya yodinasi.
(Murray Robert K, et al, 2000)
Berat kelenjar pada orang normal, seperti yang ditentukan oleh pemeriksaan ultrasonik,
bervariasi tergantung pada asupan iodin dari makanan, umur dan berat badan, tetapi pada
orang dewasa beratnya sekitar 15-25 g (Jurnal,2000,Greenspan F S MD, Baxter J D MD,
1994 ). Pada sekitar 48 % orang , lobus kanan dari kelenjar tirois ini didapati lebih besar dari
kiri, sedang pada 12 % orang didapati lobus kiri lebih besar dari kanan. (Gambar 1) (The
Medicine Journal, 2000)
Kelenjar tiroid mempunyai suplai darah yang kaya. Aliran darah ke kelenjar tiroid
adalah sekitar 5 ml/g/menit dan pada penderita hipertiroidisme aliran darah ke kelenjar ini
meningkat dengan nyata, dan suatu suara siulan atau bruit pada permukaan kutub bawah dari
kelenjar.( Greenspan F S MD, Baxter J D MD, 1994 )
Pada pemeriksaan mikroskopis, kelenjar tiroid terdiri dari rangkaian folikel dengan
ukuran yang bervariasi. Sel-sel folikel ini menjadi kolumner jika dirangsang oleh TSH dan
gepeng saat istirahat. Sel-sel folikel mensintesis tiroglobulin, yang dikeluarkan ke dalam
lumen folikel. Biosintesis T4 dan T3 berlangsung di dalam tiroglobulin pada interaksi sel
koloid. Banyak mikrovili menonjol dari permukaan folikel dalam lumen, mikrovili ini
berperan dalam endositosis dari tiroglobulin, yang kemudian dihidrolisis dalam sel untuk
melepaskan hormon tiroid . Gambar 2. (The Medicine Journal, 2000, Greenspan F S MD,
Baxter J D MD, 1994, Illingworth J, Dr )
Proses oksidasi ini merupakan suatu tahapan yang wajib ada dalam organifikasi I dan
biosintesis hormon tiroid. Tahapan ini melibatan enzim peroksidase yang mengandung
hem dan terjadi pada permukaan lumen sel folikuler. Sejumlah senyawa akan
menghambat oksidasi I dan dengan demikian menghambat pula proses penyatuan
selanjutnya kedalam MIT serta DIT.
C. Yodinasi Tirosin : Yodida yang teroksidasi akan bereaksi dengan residu tirosil dalam
tiroglobulin di dalam suatu reaksi yang mungkin pula melibatkan enzim tiroperoksidase.
Posisi 3 pada cincin aromatik merupakan bagian yang pertama kali mengalami yodinasi
dan kemudian baru posisi 5-nya hingga terbentuk masing-masing MIT dan DIT. Reaksi
ini yang kadang-kadang disebut organifikasi, terjadi dalam waktu beberapa detik saja di
dalam tiroglobulin luminal. Begitu yodinasi terjadi, yodium tidak segera meninggalkan
kelenjar tiroid. Tirosin bebas dapat mengalami yodinasi tetapi tidak disatukan ke dalam
protein mengingat tidak adanya tRNA yang mengenali tirosin teryodinasi itu.
D. Perangkaian Yodotirosil : Perangkaian dua molekul DIT untuk membentuk T4 atau
perangkaian MIT dengan DIT untuk membentuk T3 akan terjadi di dalam molekul
tiroglobulin, sekalipun hal ini tidak berarti bahwa kemungkinan penambahan MIT dan
DIT bebas pada DIT yang terikat sudah bisa disingkirkan. Enzim tersendiri untuk
perangkaian tersebut masih belum ditemukan, dan karena reaksi perangkaian ini
merupakan proses oksidasi, kita memperkirakan bahwa enzim tiroperoksidase yang sama
mengkatalisasi reaksi ini dengan merangsang pembentukan radikal bebas yodotirosin.
RUANG FOLIKULER
MIT
Oksidasi
I+ +
Tgb
MIT DIT
Yodinasi*
PEROKSIDASE
Tgb
DIT
MIT
H2O2
MIT DIT
DIT
Coupling*
MIT
DIT
DIT DIT
T4
T3
MIT
Tgb
DIT
DIT
T4
IO2
NADPH
H+
NADP+
Fagositosis
Dan
pinositosis
Tgb
Lisosom
Tgb
Tgb
Tirosin
II-
Deyodinasi*
DEYODONASE
MIT
DIT
Konsentrasi
Na+-K+ATPase
pompa
Lisosom
skunder
Hidrolisis
T3, T4
Pelepasan
RUANG EKSTRASELULAR
I-
T3, T4
Gbr.4. Proses metabolisme yodium. Tampak suatu sel folikuler yang menghadap
lumen folikuler dan ruang ekstrasel (dibawah). Yodida memasuki tiroid lewat pompa
dan melalui difusi pasif. Sintesis hormon tiroid terjadi dalam ruang folikuler melalui
serangkaian reaksi yang banyak diantaranya berlangsung dengan perantara enzim
peroksidase. Hormon-hormon tiroid dilepas dari tiroglobulin melalui hidrolisis. (Tgb,
tiroglobulin; MIT, monoyodotirosin; DIT, diyodotirosin; T3, triyodotironin; T4,
tetrayodotironin.) Tanda bintang menunjukan tahapan atau proses yang diwariskan
oleh defisiensi enzim hingga menyebabkan penyakit gondok (goiter) kongenital yang
kerapkali berakibatkan
Hipotiroidisme
Mutiara Indah Sari : Hormon Tiroid, 2007
Sekitar 99,5 % T3 dan 99,9 % T4 yang berada di sirkulasi diangkut dalam ikatan
serum dengan protein carrier. Terdapat tiga protein transport utama untuk hormon tiroid yaitu
: globulin pengikat tirksin (TBG), prealbumin pengikat tiroksin ( TBPA), atau transtiretin dan
albumin. Pengikatan dengan protein ini mengantarkan hormon pada target selnya serta jalan
bagi hormon untuk dapat diekskresikan melalui ginjal
Aktifitas biologik hormon ini adalah oleh fraksi yang tidak terikat (bebas). Gambar 6 (The
Medicine Journal, 2000, Greenspan F S MD, Baxter J D MD, 1994 )
V. Mekanisme Kerja
Hormon T3 dan T4 bersifat lipofilik dan dapat berdifusi lewat membran plasma semua
sel, menjumpai reseptor spesifiknya di dalam sel sasaran. Reseptor hormon tiroid manusia
terdapat paling tidak dalam tiga bentuk: hTR- 1 dan 2 serta hTR-1. : hTR- mengandung
asam amino 410 asam amino , mempunyai BM sekitar 47.000, dan gennnya terletak pada
kromosom 17. hTR- mengandung 456 asam amino dengan BM sekitar 52.000, gennnya
terletak pada kromosom 3. Setiap reseptor mengandung tiga daerah spesifik
1. Suatu daerah amino terminal yang meningkatkan aktivitas reseptor
2. Suatu daerah pengikat DNA sentral dengan dua jari-jari sistein seng
3. Suatu daerah pengikat hormon terminal karboksil
Gambar 7 (Greenspan F S MD, Baxter J D MD,1994)
Ada kemungkinan bahwa hTR-1dan hTR- 1 merupakan bentuk reseptor yang aktif
secara biologik. hTR- 2 tidak mempunyai kemampuan mengikat hormon tetapiberikatan
dengan unsur respon hormon tiroid (TRE) pada DNA dengan demikian dapat bertindak pada
beberapa kasus untuk menghambat T3. Mutasi titik pada gen hTR- yang menimbulkan
reseptor T3 abnormal merupakan penyebab dari sindroma resistensi generalisata terhadap
hormon tiroid ( sindroma refetotoff ). (Greenspan F S MD, Baxter J D MD,1994)
Kompleks Hormon Reseptor selanjutnya menjalani reaksi aktivasi yang tergantung
pada suhu serta garam dan reaksi ini akan mengakibatkan perubahan ukuran, bentuk, muatan
permukaan yang membuat kompleks hormon tersebut mampu berikatan dengan kromatin
pada inti sel. Kompleks hormon reseptor berikatan pada suatu regio spesifik DNA yang
dinamakan unsur respon hormon/HRE dan membuat aktif dan inaktif gen spesifik. Dengan
memberi pengaruh yang selektif pada transkripsi gen dan produksi masing-masing mRNA,
pembentukan protein spesifik.Protein ini kemudian memperantarai respon hormon tiroid dan
mempengaruhi proses metabolik Hormon tiroid dikenal sebagai modulator tumbuh kembang
penting pada usia balita. (Gambar 8. Murray Robert K, et al, 2000, Greenspan F S MD,
Baxter J D MD,1994, Gilbert Hiram F, 2001 )
VI. KESIMPULAN
Hormon tiroid, yaitu 3, 5, 3- triiodotironin (T3) dan 3, 5, 3, 5 tetraiodotironin
(tiroksin, T4) yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjariroid terdiri atas dua lobus yang
berada di kanan dan kiri trakea anterior dan dihubungkan oleh suatu ismus. Biosintesis T4
dan T3 berlangsung di dalam tiroglobulin paa interaksi sel koloid. .Hormon tiroid memiliki
Proses pembentukan hormon tiroid melibatkan beberapa tahapan yaitu pemekatan I
, oksidasi I hingga mencapai status valensi yang lebih tinggi, Yodinasi Tirosin suatu reaksi
yang mungkin pula melibatkan enzim tiroperoksidase, perangkaian Yodotirosil dimana
perangkaian dua molekul DIT untuk membentuk T4 atau perangkaian MIT dengan DIT untuk
membentuk T3 akan terjadi di dalam molekul tiroglobulin.
Pembebasan T3 dan T4 dari thyroglobulin di atur oleh mekanisme umpan balik dari
pituitary, dimana proses ini memerlukan enzim proteolitik yang distimulasi oleh TSH yang
mengaktivasi adenilat siklase.
T3 dan T4 yang berada di sirkulasi diangkut dalam ikatan serum dengan protein carrier
TBG, TBPA, atau transtiretin dan albumin. Hormon T3 dan T4 bersifat lipofilik dan dapat
berdifusi lewat membran plasma semua sel, menjumpai reseptor spesifiknya di dalam sel
sasaran. Reseptor hormon tiroid manusia terdapat paling tidak dalam tiga bentuk: hTR- 1
dan 2 serta hTR-1.
Kompleks hormon reseptor berikatan pada suatu regio spesifik DNA yang dinamakan
unsur respon hormon/HRE dan membuat aktif dan inaktif gen spesifik. Dengan memberi
pengaruh yang selektif pada transkripsi gen dan produksi masing-masing mRNA,
pembentukan protein spesifik.Protein ini kemudian memperantarai respon hormon Thyroid
dan mempengaruhi proses metabolik.
Mutiara Indah Sari : Hormon Tiroid, 2007
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Murray R K, et al. Harpers Biochemistry 25th ed. Appleton & Lange. America 2000 :
545 - 552
Greenspan F S MD, Baxter J D MD. Basic and Clinical Endocrinology 4th.1994, 206 - 289
Thyroid Gland: An Overview. Geneeskunde The Medicine Journal November /Desember
Illingwort J, Dr. Thyroid hormone, Thermoregulation and Basal Metabolic Rate. /Google
Image Result for http--www_bmb_leeds_ac_uk-teaching-icu3-lecture-23-.html
Satyanarayana U,Dr. Biochemistry. Books And Allied (P) Ltd, Calcutta. 2002. 485 - 489
Gilbert Hiram F, Basic Concepts in Biochemistry 2nd. McGraw-Hill5. 2001: 126 -130