Professional Documents
Culture Documents
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
PERCOBAAN
pH DAN LARUTAN BUFFER
OLEH :
KELOMPOK
: II (DUA)
GELOMBANG
: II (DUA)
ASISTEN
: RISYAD ABDILLAH
SAMATA GOWA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata pH dan larutan buffer (peyangga) sering di jumpai ketika kita
mempelajari
materi
asam
dan
basa.
Suatu
larutan
yang
dapat
C. Prinsip Percobaan
Penentuan pH asam-basa dari suatu sampel (KBr, (NH4)2SO4,
Na2CO3, H2SO4, H3BO3, dan asam oksalat dengan menggunakan kertas
lakmus, indikator universal, dan pH meter. Serta memahami sistem kerja
buffer klorida (HCl+KCl) dan buffer nitrit (HNO 2+NaNO2) setelah
ditambahkan asam/basa lalu diukur perubahan pH dengan menggunakan
indikator universal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
1. Asam-Basa
Asam dan basa adalah sifat kimia suatu zat yang sangat penting
untuk diketahui. Ada tiga teori dasar mengenai asam dan basa, yaitu :
a. Arrhenius (1888)
Asam adalah zat yang bila dilarutkan dalam air terionisasi
menghasilkan ion H+.
Na+ + OH-
Cl3Al PCl3
basa
Kesimpula
Lakmus merah
Lakmus biru
Air sumur
Tidak berubah
Tidak berubah
sifat zat
Netral
HCl
Tidak berubah
Merah
Asam
Air jeruk
Tidak berubah
Merah
Asam
NaOH
Biru
Tidak berubah
Basa
NH4OH
Biru
Tidak berubah
Basa
Glukosa
Minuman
Tidak berubah
Tidak berubah
Netral
Tidak berubah
Merah
Asam
Tidak berubah
Merah
Asam
Biru
Tidak berubah
Basa
softdrink
Air aki
Air kapur
www.google.com
pH dimana terjadi
Warna pada
Warna pada
perubahan warna
pH lebih
pH lebih
rendah
tinggi (basa)
(asam)
Metal jingga
Merah
Kuning
Metal merah
Merah
Kuning
Lakmus
Merah
Biru
Kuning
Biru
Fenoltalin
Tak berwarna
Merah
Alizarin
11
Kuning
Merah
Bromotimol
biru
www.google.com
www.google.com
Gambar pH meter
Kekuatan
asam
dan
basa
tergantung
pada
kemampuannya
berionisasi. Kekuatan basa tergantung dari ukuran ion positifnya. Jika ion
positifnya
bertambah
besar
dan
muatannya
lebih
kecil
maka
kecenderungannya mengadakan pemisahan antara ion positif dan OH besar. Basa dari logam alkali adalah basa kuat. Karena ukuran ion
positifnya besar dan muatannya kecil.
Contoh :
KOH adalah basa kuat dibanding dengan NaOH karena ion K+ lebih
besar dari ion Na+ . Dalam periode yang sama pada susunan berkala di
jumpai NaOH adalah basa kuat dari Mg(OH 2). Susunan kebasaannya
adalah Na+ > Mg2+ > Al3+.
Untuk asam-asam yang berasal dari unsur yang sama, maka
kekuatan asamnya bergantung dari bilangan oksidasi dari unsur tersebut.
Bilangan oksidasi yang lebih tinggi mempunyai asam yang lebih besar.
Contoh :
H2SO4 dan H2SO3
Jumlah S pasa H2SO4 mempunyai biloks +6, sedangkan S pada H 2SO3
mempunyai biloks +4, maka H2SO4 bersifat asam lebih kuat daripada
H2SO3 karena atom S pada H2SO4 mempunyai gaya tarik terhadap
elektron lebih besar pada elektron yang dipakai bersama antara atom O
dan ataom H sehingga H mudah lepas.
+
PH = - log [H+] = log
1
OH
= 10-pOH
pH + pOH = 14
Untuk setiap asam dengan tetapan disosiasi ka
pKa = - log ka = log
1
ka
1
kb
[ H3 O ][OH ]
ks =
[ H2 O ][ H2 O ]
(Tim dosen kimia, 2003: 4)
Asam monoprotik ialah asam yang memberikan satu protonnya per
unit. Asam kuat ialah asam yang dapat memberikan hampir semua
protonnya pada air meskipun berada dalam larutan yang encer.
Reaksi asam monoprotik (lemah) dalam air
HA + H O H O+ + A2
ks =
[ H2 O ] [ A- ]
[ HA ] [ H2 O]
ks [ H2 O ] = ka =
[ H3 O+ ][ A- ]
[ HA ]
Atau
ka = ks55,4=
[ H 3 O + ][ A - ]
[ HA ]
(1 ) c
H3O+ + Ac
c
ka =
dimana 1 -=1
1 -
ka = 2 c 2 =
ka
ka
=
c
c
H3O+ + Ac
( H3 O+) = ( A- ) = c
( H3 O+) = c
ka c2
= ka . c ( H3 O+ ) = ka . c
c
pH = - log ( H3 O+ )
= - log ka . c
1
1
= - ( log ka + log c ) = ( - log ka - log c )
2
2
1
pH = ( log pka - log c )
2
Basa monoprotik adalah senyawa yang perunitnya dapat menerima
satu proton. Rumus umum suatu basa monoprotik (lemah) sebagai
berkiut:
-
B+ H2 O HB + OH
(1 ) c
kb =
2 c
dimana 1 - =1
1-
kb = 2 c 2 =
kb
kb
=
c
c
1
1
pOH = log kb- log c
2
2
(Tim dosen kimia, 2003: 5 7)
2. Larutan Penyangga
a. Pengertian Larutan Penyangga
Suatu larutan yang dapat menahan perubahan pH yang besar
ketika ion-ion hidrogen atau hidroksida ditambahkan, atau ketika
mengandung
NH3
dan
NH4+
yang
mengalami
maka
kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OHdapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi
dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa
(NH3) dan air.
NH4+(aq) + OH-(aq) NH3(aq) + H2O(l)
Konsentasi larutan dapat dicari dengan rumus sebagai berikut
[ H+ ] =ka ca atau [ OH- ] =kb cb
cg
cg
Keterangan: ka = konsentarsi asam
kb = konsentrasi basa
ca = konsentrasi asam
cg = konsentrasi garam
cb = konsentrasi basa
pH dari larutan buffer dapat dihitung dari persamaan HendersonHasselbach atau persamman Henderson. Untuk buffer asam lemah dan
garamnya.
pH=pka+ log
[garam]
[asam]
NH4OH + H+
CH3COOH + OH-
NH4+ + H2O
NH4OH + H+
Pada hasil reaksi, terdappat ion OH- dan ion H+. jadi, garam ini
mungkin bersifat asam, basa, atau bersifat netral. Konsentrasi ion
OH- atau ion H+ serta nilai pH yang dihasilkan sangat bergantung
pada harga Ka dan Kb.
1) Jika ka > Kb, berarti konsentrasi ion H+ yang dihasilkan lebih
banyak daripada ion OH- sehingga garam tersebut bersifat asam.
2) Jika ka < Kb, berarti konsentrasi ion H+ yang dihasilkan lebih
sedikit daripada ion OH- sehingga garam tersebut bersifat basa.
3) Jika ka = Kb, berarti konsentrasi ion H+ dan ion OH- yang
dihasilkan sama sehingga garam tersebut bersifat netral.
(Sutresna, 2006: 109-112)
B. Uraian Bahan
1. Aquades (Dirjen POM, 1979: 96)
Nama resmi
: AQUA DESTILLATA
Nama lain
: air suling, aqua despurata, aqua baterig,
Berat molekul
Rumus molekul
Rumus bangun
Pemerian
:
:
:
:
Penyimpanan
Kegunaan
sebagai
bahan
untuk
kalibrasi
tidak
dari
elektroda pH meter.
2. Asam Klorida (Dirjen POM, 1979: 53)
Nama resmi
: ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain
: asam klorida, asam hidroclorida, asam
garam, acidum hydro-chloricum, acidum
Berat molekul
Rumus molekul
Rumus bangun
Pemerian
:
:
:
:
muria-ticum, HCl,Zoutzuur
36,46
HCl
H Cl
tidak
berwarna,
berasap,
bau
Kegunaan
Nama lain
Berat molekul
Rumus molekul
Rumus bangun
Pemerian
:
:
:
:
natrium
causticum,
sodium
kering,
menunjukkan
keras,
susunan
rapuh
hablur:
dan
putih,
Penyimpanan
etanol (95%) P.
dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
Kelarutan
larutan buffer
4. Kalium Bromida (Dirjen POM, 1979: 328)
Nama resmi
: KALII BROMIDUM
Nama lain
: kalium bromida, brometum calcium, KBr,
Berat molekul
Rumus molekul
Rumus bangun
Pemerian
:
:
:
:
potassium bromide.
119,01
KBr
K Br
hablur tidak berwarna, transparan atau
buram atau serbuk butir; tidak berbau;
Kelarutan
(90%) P.
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
: sebagai sampel pada percobaan pH.
5. Kalium Klorida ( Dirjen POM, 1979: 329)
Nama resmi
: KALII CHLORIDUM
Nama lain
: kalium klorida, KCl, Chloretum kalicum,
Berat molekul
potassium chloride,
74,55
Rumus molekul
Rumus bangun
Pemerian
:
:
:
KCl
K Cl
hablur berbentuk kubus atau berbentuk
prisma: tidak berwarna atau serbuk butir
putih: tidak berbau: rasa asin, mantap di
Kelarutan
udara.
larut dalam 3 bagian air; sangat mudah
larut dalam air mendidih; praktis tidak
larut dalam etanol mutlak P dan dalam
Penyimpanan
eter P
dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan
minerale,
Berat molekul
Rumus molekul
Rumus bangun
:
:
:
Pemerian
Kelarutan
atau
serbuk hablur putih.
mudah larut dalam air, lebih mudah larut
dalam air mendidih.
Penyimpanan
Kegunaan
Pemerian
Kelarutan
:
:
Kegunaan
asam
:
:
:
Pemerian
Kelarutan
ditambahkan
ke
dalam
air
menimbulkan panas.
bercampur dengan air dan dengan etanol
menimbulkan panas.
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan
: sebagai sampel dalam percobaan pH.
9. Asam Borat (Dirjen POM,1979: 49)
Nama resmi
: ACIDUM BORICUM
Nama lain
: asam borat, crystallisatum, acidum
boracicum,boorzuur,
Berat molekul
Rumus molekul
Pemerian
:
:
:
berbau;
:
acid,
Kelarutan
boric
tidak
rasa
agak
berwarna;kasar;tidak
asam
dan
pahit
kemudian manis.
larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian
air mendidih, dalam 16 bagian etanol (95
Penyimpanan
Kegunaan
hablur;
Kelarutan
berwarna.
larut dalam air dan dalam etanol.
Kegunaan
tidak
Kegunaan
C. Prosedur Kerja
1. Masukkan 1 tetes 0,1 M HCl pada plat tetes, celupkan 2 cm
kertas pH universal ke dalam larutan. Keluarkan kelebihan cairan
dari kertas dengan menyentuhkan ke plat. Bandingkan warna
kertas dengan warna yang disediakan. Catat pH pada lembar
laporan Anda (1).
2. Ulangi prosedur yang sama dengan 0.1 M asam asetat, 0,1 M
natrium, 0,1 M asam karbonat, 0,1 M natrium bikarbonat, 0,1 M
amonia, dan 0,1 M NaOH. Untuk setiap larutan, gunakan lubang
yang berbeda dari plat tetes. Catat hasilnya pada lembar laporan
(1).
3. Tergantung pada ketersediaan jumlah pH meter ini mungkin
menjadi percobaan untuk satu kelas (demonstrasi), atau 6-8
praktikan dapat menggunakan satu pH meter. Tambahkan 5 ml 0,1
M asam asetat untuk sebuah gelas kimia 10 ml kering dan bersih.
Masukkan elektroda kering ke dalam larutan asam asetat. pH
meter Anda telah dikalibrasi oleh instruktur Anda. Switch ON
pH meter dan baca pH dari posisi jarum pada skala Anda. Atau,
jika Anda memiliki pH meter digital, angka yang sesuai dengan
pH akan muncul.
4. Ulangi prosedur yang sama dengan natrium asetat 0,1 M, 0,1 M
asam karbonat, 0,1 M natrium bikarbonat, dan ammonia 0,1 M.
pastikan bahwa untuk setiap larutan Anda menggunakan gelas
kimia yang kering dan bersih, dan sebelum setiap pengukuran
BAB III
METODE PERCOBAAN
B. Cara Kerja
1. Percobaan pH
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Disimpan masing-masing sampel (KBr 0,1 M; (NH4)2SO4 0,1 M;
H3BO3 0,1 M; H2SO4 0,1 M; Na2CO3 0,1 M; dan C2O4H2.2H2O 0,1 M)
ke dalam plat tetes menggunakan pepet tetes sekitar 2 atau 3 tetes.
c. Di potong kertas lakmus kecil-kecil menggunakan gunting,
kemudian dimasukkan ke dalam plat tetes tadi.
d. Di ambil perubahan warna yang terjadi dan di catat hasilnya.
e. Kemudian masing-masing sampel di ukur pH-nya dengan
menggunakan indikator universal, lalu di catat hasilnya.
f. Salah satu dari 6 sampel yang ada di ukur pH-nya dengan
menggunakan pH meter dan di catat pula hasilnya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan.
1. Menggunakan kertas lakmus
No
Lakmus
Sampel
Merah
Biru
Asam/Netral/Basa
1.
KBr 0,1 M
Tetap
Tetap
Netral
2.
(NH4)2SO4 0,1 M
Tetap
Merah
Asam
3.
Na2CO3 0,1 M
Biru
Tetap
Basa.
4.
H2SO4 0,1 M
Tetap
Merah
Asam
5.
H3BO3 0,1 M
Tetap
Merah
Asam
6.
C2O4H2
Tetap
Merah
Asam
No.
Sampel
pH
1.
KBr 0,1 M
2.
(NH4)2SO4 0,1 M
3.
Na2CO3 0,1 M
4.
H2SO4 0,1 M
5.
H3BO3 0,1 M
6.
C2O4H2
3. Menggunakan pH meter.
Sampel
pH
H3BO3 0,1 M
6,7
4. Larutan buffer
No.
1.
Larutan Buffer
Klorida (3 ml HCl + 3 ml
KCl)
Klorida (1 ml HCl + 5 ml
ml KCl)
2.
Nitrit (3 ml HNO2 + 3 ml
NaNO2)
Nitrit (1 ml HNO2 + 5 ml
NaNO2)
B. Reaksi Pembentukan
1. KBr K+ + Br2. H2SO4 2H+ + SO423. H3BO3 3H+ + BO33-
pH
pH penambahan
NaOH
HCl
2-
CO32- + H2O
HCO3 + OH-
H+ + NO2-
BAB IV
PEMBAHASAN
PH adalah suatu bilangan yang menyatakan keasaman atau kebasaan suatu zat
yang larut dalam air.
Berikut beberapa kelebihan dan kekeurangan metode-metode penentuan pH,
sebagai berikut:
a. Kertas lakmus
Kelebihannya yakni dapat mengetahui sifat asam atau basa suatu larutan.
Sedangkan kekurangannya yakni tidak dapat menentukan nilai pH suatu
larutan.
b. Indikator universal
Kelebihan yakni dapat menentukan nilai pH. Sedangkan kekurangannya
yakni tidak dapat digunakan berulang kali.
c. PH meter
Kelebihannya yakni dapat menentukan nilai pH secara akurat atau secara
teliti. Sedangkan kekurangannya yakni harga dari pH meter cukup mahal.
Perbedaan antara asam kuat dan asam lemah serta basa kuat dan basa lemah
sebagai berikut:
1. Asam kuat
a. Sangat korosif
b. Lebih mudah terionisasi secara sempurna
c. Bereaksi dengan basa kuat menghasilkan garam netral.
d. Elektrolit kuat
e. pKa < -1,54 (Ion hidronium/H3O+)
2. Asam lemah
a. Kurang korosif
b. Lebih sukar terionisasi sempurna
c. Bereaksi dengan basa kuat menghasilkangaram basa
d. Elektrolit lemah
e. pKa > -1,54
3. Basa kuat
a. Bereaksi dengan asam kuat membentuk garam netral
b. Elektrolit kuat
4. Basa lemah
a. Bereaksi dengan asam kuat membentuk garam asam
b. Elektrolit lemah.
Berikut adalah reaksi asam, netral dan basa dari sampel pada percobaan
penentuan pH :
1. Reaksi asam
a. H2SO4 2H+ + SO42b. H3BO3 3H+ + BO33c. C H O 2H+ + C O 22
d. (NH4)2SO4 2NH4+ + SO42Asam sulfat, asam borat, dan asam oksalat merupakan senyawa yang
bersifat asam karena senyawa ketiga senyawa tersebut menghasilkan H +
dalam air. Senyawa amonium sulfat merupakan senyawa garam yang bersifat
asam yang terdiri dari komponen basa lemah (NH4OH) dan komponen asam
kuat (H2SO4). Senyawa yang dapat terhidrolisis dalam air adalah senyawa
yang berasal dari komponen asam atau basa lemah. Jadi SO 42- tidak dapat
terhidrolisis dalam air, maka reaksinya:
NH + + H O
4
NH4OH + H+
K+ + Br
KBr
Kalium bromida bersifat netral karena KBr berasal dari asam kuat (HBr)
dan basa kuat (KOH).
HBr + KOH
3. Reaksi basa
Na2CO3
KBr + H O.
2
2Na+ + CO32-
CO32- + H2O
HCO3- + OH-
menjadi 2 bagian kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah di beri
label (+ NaOH dan + HCl). Tabung reaksi tersebut di simpan sementara di rak
tabung reaksi. Setelah itu masukkan sedikit HCl dan NaOH ke dalam masingmasing sampel, setelah itu ukur pH-nya menggunakan indicator universal. Untuk
menetukan nilai pH dari sampel yang kedua (HNO2 dan NaNO2), dilakukan
perlakuan yang sama seperti pada sampel HCl dan KCl.
Dari hasil pengamatan, diperoleh KBr adalah senyawa yang bersifat netral
dengan pH 7, hal ini sesuai dengan literatur bahwa KBr merupakan senyawa yang
netral yang memiliki pH 7. Natrium sulfat adalah senyawa garam yang bersifat
asam yang memiliki pH 6, ini sesuai dengan literatur bahwa natrium karbonat
adalah senyawa garam yang bersifat asam yang memiliki pH dibawah 7. Natrium
karbonat adalah senyawa garam yang bersifat basa dan memiliki pH 8, ini sesuai
dengan literatur bahwa natriumn karbonat merupakan senyawa garam yang
bersifat basa dan memiliki pH di atas 7. Asam sulfat memiliki pH 1, ini sesuai
dengan literatur bahwa asam sulfat memiliki pH 1. Asam oksalat memiliki pH 1,
ini tidak sesuai dengan literatur karena pada literatur asam oksalat merupakan
senyawa asam lemah yang artinya pH-nya sekitar 3 atau di atas 3. Hal ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor kesalahan. Asam borat memiliki pH 5, ini sesuai
dengan literatur bahwa asam borat merupakan senyawa yang memiliki pH di
bawah 7. Dan didapatkan pula pH asam borat yakni 6,7 dengan menggunakan pH
meter. Hasil yang ditunjukkan oleh pH meter dan menggunakan kertas lakmus
ternyata hasilnya berbeda. Yang disebabkan adanya faktor kesalahan.
Dari percobaan larutan buffer didapatkan pula bahwa pH buffer klorida saat
HCl 0,1 M dicampurkan dengan KCl 0,1 M adalah 1. Setelah ditambahkan HCl
pH-nya menjadi 0 dan yang ditambahkan NaOH pH-nya menjadi 2. Selain itu pH
NaNO2 0,1 M yang dicampurkan dengan HNO2 0,1 M adalah 1. Setelah
ditambahkan HCl pH-nya menjadi 0 dan ditambahkan dengan NaOH pH-nya
tetap 1. Hasil yang diperoleh ini tidak sesuai dengan literatur karena larutan buffer
adalah larutan yang dapat mempertahankan pH-nya dari penambahan oleh asam,
basa, maupun pengenceran oleh air. Sementara hasil yang diperoleh hasilnya
berbeda-beda atau nilai pH-nya tidak tetap. Hal ini karena dipengaruhi oleh faktor
tersebut. Selain itu dalam larutan buffer juga digunakan dalm pembuatan obat
jarum suntik, pH obat harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak terjadi
alkalosis atau asidosis dalam darah.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh data dengan
menggunakan kertas lakmus dan indikator universal yakni KBr bersifat netral
dengan pH 7, ammonium sulfat garam yang bersifat asam dengan pH 6, asam
oksalat bersifat asam dengan pH 1, asam sulfat bersifat asam dengan pH 1,
asam borat bersifat asam dengan pH 5, dan natrium karbonat garam yang
bersifat basa dengan pH 8. Serta didapatkan pula pH dari asam borat sebesar
6,7 dengan menggunakan pH meter.
Untuk percobaan larutan buffer, diperoleh data bahwa pH dari buffer
klorida dan buffer nitrit berubah-ubah (tidak tetap) setelah penambahan asam
maupun basa. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua buffer tersebut tidak baik
digunakan sebagai larutan penyangga.
B. Saran
1. Untuk Laboratorium
Sebaiknya alat-alat di laboratorium dilengkapi agar percobaan dapat
berjalan dengan baik.
2. Untuk Asisten
Sekiranya lebih memperhatikan praktikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Kimia Dasar. Penuntun Praktikum Kimia Dasar, UIN Alauddin:
Makassar, 2011.
LAMPIRAN
Skema Kerja
1. Penentuan pH
KBr
0,1 M
H2SO4
0,1 M
H3BO3
0,1 M
Na2CO3
0,1 M
Diteteskan
(NH4)2SO4
0,1 M
C2H2O4
0,1 M
Di ukur pH
Diamati perubahan
warnanya
Di catat hasilnya
2. Larutan Buffer
3:3
( Ukur PH )
+ NaCl
+ NaOH
Diukur pH
1:5
( Ukur PH )
+ NaCL
+ NaOH
Diukur pH
Dimasukkan pada
tabel
Gambar Percobaan
H2SO4 0,1 M
Na2CO3 0,1 M
KBr 0,1 M
H2SO4 0,1 M
Na2CO3 0,1 M
KBr 0,1 M
pH awal
Setelah penambahan
NaOH
Setelah penambahan
HCl