You are on page 1of 4

Candidiasis, Yeast infection

18 Mei 2009 pisangkipas Meninggalkan komentar Go to comments


Candidiasis, disebut juga infeksi ragi (Yeast infection) atau sariawan, Candidosis, Moniliasis,
dan Oidiomycosis, adalah infection fungi (mycosis) dari salah satu spesies Candida, dimana
Candida albicans adalah yang paling umum. Candidiasis meliputi infeksi yang berkisar dari
yang ringan seperti sariawan mulut dan vaginitis, sampai yang berpotensi mengancam
kehidupan manusia. Infeksi Candida yang berat tersebut dikenal sebagai candidemia dan
biasanya menyerang orang yang dalam kondisi sangat lemah imun, seperti penderita kanker,
AIDS dan pasien transplantasi.
Infeksi kulit ringan dan membran mucosal oleh Candida menyebabkan radang lokal dan
kegelisahan, infeksi ini yang umum diderita manusia.
Manifestasi
Infeksi Candidial bisa mengakibatkan komplikasi minimal seperti kulit menjadi lebih
kemerahan, gatal dan kegelisahan, meskipun mungkin juga bisa mengakibatkan komplikasi
parah atau fatal jika tidak diobati secara dini. Orang yang dalam kondisi immunocompetent
(imun yang baik/normal), bentuk candidiasis biasanya hanya berupa infeksi kulit atau
membran mucosal lokal, juga infeksi pada rongga mulut (sariawan), tekak atau
kerongkongan, saluran pencernaan, saluran kencing, dan kemaluan (vagina, penis).
Candidiasis yang sangat umum adalah penyebab iritasi vaginal , atau vaginitis, dan dapat juga
terjadi pada alat kelamin laki-laki. Dalam pasien dengan imun rendah, infeksi Candida dapat
mempengaruhi kerongkongan dengan potensi menjadi sistemik, menyebabkan kondisi lebih
serius (candidemia). Anak-anak, umumnya antara usia tiga dan sembilan tahun, dapat
dipengaruhi oleh infeksi kronis mulut ragi (yeast infection), biasanya hal ini ditunjukkan
dengan terdapat warna putih di sekitar mulut (berbelang). Namun, ini bukan kondisi umum.
Type/Jenis
Candidiasis dapat dibagi ke dalam jenis berikut ini:
1. Oral candidiasis.
2. Perlche, luka dan radang pada tepi kanan/kiri mulut luar, penyebab candida albicans.
3. Candidal vulvovaginitis, infeksi membran mucous vagina.
4. Candidal intertrigo, infeksi pada kulit.
5. Diaper candidiasis, infeksi pada daerah yang ditutupi diaper (popok) bayi.
6. Congenital cutaneous candidiasis, infeksi pada kulit bayi lahir prematur.
7. Perianal candidiasis, infeksi pada kulit muara anus.

8. Candidal paronychia, infeksi pada lipatan kuku.


9. Erosio interdigitalis blastomycetica, infeksi pada kulit jari.
10. Chronic mucocuntaneous candidiasis, infeksi kronis pada kuku dan mukosa kulit.
11. Candidiasis sistemik, infeksi yang menyebar dan menyebabkan keracunan darah
khususnya pada imun rendah.
12. Candidid, peradangan pada kulit tangan akibat jamur dari kaki (seperti
dermatophytids).
13. Antibiotik candidiasis, dapat terjadi karena kelebihan pemakaian atau pe-resep-an
berbagai antibiotik (seperti oxytetracycline yang umumnya digunakan untuk
mengontrol acne). Efek dari antibiotik adalah mengurangi flora bakteri yang umum
terdapat dalam sistem gastrointestinal, sehingga menimbulkan lingkungan yang
kondusif untuk perkembangbiakan Candida yang ada karena tidak adanya kompetisi
utama. Situasi ini dapat tetap stabil sampai pasien berhenti mengkonsumsi antibiotik.
efek antibiotik yang diharapkan terjadi pada satu wilayah tubuh, akan berefek negatif
pada wilayah lain jika pemakaiannya berlebihan, contohnya di wilayah
genital/kemaluan. Bakteri flora yang normal terdapat pada wilayah kemaluan dan
tidak berbahaya bagi tubuh akan banyak yang terbunuh oleh antibiotik ini. Gejalanya,
akan muncul kemerahan dan rasa gatal (jamur-an pada genital wanita dan rasa gatal
pada genital pria) yang dapat berlangsung selama periode pemakaian antibiotik. Ruam
dapat diobati atau dikontrol oleh obat antifungal yang cocok, tetapi infeksi
kemungkinan baru dapat terhapus bila keseimbangan jumlah bakteri / fungal asli telah
dikembalikan seperti semula (dengan berhenti menggunakan antibiotik).
Penyebab
Yeasts Candida biasanya hadir pada manusia, dan pertumbuhannya biasanya dibatasi oleh
sistem kekebalan tubuh manusia. Mikroorganisme tertentu dalam tubuh manusia yang
menempati lokasi yang sama dengan yeast candida misal bakteri (niches) dalam tubuh
manusia dapat juga menghambat pertumbuhan yeast candida ini.
Begitu juga yang terjadi pada vagina, mikroorganisme tertentu dapat membantu manusia
mencegah perkembangbiakan candida. Penggunaan pembersih kimia (deterjen) pada vagina,
penyemprotan (air), dan gangguan internal (hormonal atau fisiologis) tertentu dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem tadi. Kehamilan dan penggunaan kontrasepsi oral
telah dilaporkan sebagai faktor risiko, sedangkan anggapan pembersihan sesegera mungkin
setelah melakukan hubungan seks vaginal dan seks anal dengan menggunakan pelumas yang
mengandung gliserin tetap menjadi kontroversi sampai saat ini. Diabetes mellitus dan
penggunaan antibiotik anti bakteri (khususnya tanpa pengawasan medis) juga dihubungkan
dengan meningkatnya insiden infeksi ragi.
Kekebalan tubuh yang lemah dan penyakit metabolis seperti diabetes menjadi faktor penting
yang signifikan membantu perkembangan candidiasis. Penyakit atau kondisi yang terhubung
dengan candidiasis yaitu HIV/AIDS, mononucleosis, perawatan kanker, steroids, stres, dan
kekurangan gizi. Hampir 15% dari orang-orang yang dalam tubuhnya kurang mampu
mengembangkan sistem kekebalan tubuh mengalami penyakit sistemik yang disebabkan oleh
spesies Candida. Dalam kasus ekstrim, infeksi candida yang biasanya tergolong ringan pada

kulit atau lendir membranes bisa masuk ke dalam darah dan menyebabkan infeksi sistemik
Candida.
Kasus candidiasis penis (yang ditularkan melalui hubungan seksual vaginal atau anal) dapat
terjadi jika individu yang terinfeksi memiliki imunitas rendah, mengkonsumsi antibiotik
tanpa pengawasan, dan diabetes. Infeksi Male genital yeast sangat sedikit, dan insiden
infeksi lebih sedikit/ kecil (yang terlaporkan/tercatat medis) dari perempuan, namun infeksi
ragi pada penis ini dari kontak langsung melalui hubungan seksual dengan pasangan yang
terinfeksi sebenarnya sering terjadi.
Pencegahan
Hindari berganti-ganti pasangan seks, (jika terpaksa) gunakan kondom (walau itu hanya
mungkin melindungi daerah kontak seks), jaga kebersihan namun hati-hati terhadap bahan
kimia tertentu yang dapat merusak keseimbangan mokroorganisme pada vagina dan anus.
Jangan minum antibiotik tanpa pengawasan medis (dokter) karena dapat menimbulkan
resistensi (kekebalan) jamur terhadap antibiotik tersebut di kemudian hari, hal ini sudah
sering
dianjurkan.
Gejala
Gejala candidiasis mungkin bervariasi tergantung pada daerah yang terkena/terpapar. Infeksi
pada vagina atau vulva dapat menyebabkan rasa gatal yang parah, rasa terbakar, rasa sakit,
dan iritasi, dan menimbulkan bercak keputih-putihan atau abu-abu keputih-putihan pada
kulit/dinding vagina, sering dengan tampilan seperti curd/keju. Gejala juga hadir seperti yang
ditimbulkan oleh bacterial vaginosis. Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of
Obstetrics and Gynecology (2002), hanya 33 persen perempuan yang benar-benar mengobati
infeksi ragi, sedangkan sisanya hanya fokus mengobati bacterial vaginosis (Trichomonas
vaginalis) atau infeksi campuran. Gejala infeksi pada laki-laki yaitu iritasi dengan kemaluan
berwarna merah di dekat kepala penis atau pada kulup, gatal, atau sensasi rasa terbakar.
Candidiasis pada penis dapat juga memiliki menimbulkan warna putih, meskipun jarang.
Diagnosis
Medis profesional dapat menggunakan dua metode dasar untuk mendiagnosa infeksi ragi:
pemeriksaan mikroskopis dan culturing.
Pengobatan
Dalam dunia klinis, kandidiasis umumnya diobati dengan jenis antimycotics (obat anti jamur)
misalnya: clotrimazole topikal, nistatin topikal, flukonazol, dan ketokonazol topikal.
Sebagai contoh, dosis satu kali flukonazol (sebagai Diflucan 150 mg tablet diambil secara
oral) telah dilaporkan 90% efektif dalam mengobati infeksi jamur vagina.
Perawatan/pengobatan harus melihat kemungkinan terjadinya reaksi alergi terhadap
kelompok obat-obatan azole. Obat ini memiliki tingkat reaksi contraditory yang berbeda
dengan obat-obatan lainnya. Dosis ini hanya efektif untuk infeksi ragi vagina, dan jenis
infeksi ragi lainnya mungkin memerlukan perawatan yang berbeda pula. Pada infeksi berat
(umumnya pada pasien rawat inap), amfoterisin B, caspofungin, atau vorikonazol dapat
digunakan.
Perawatan lokal mungkin termasuk suppository vagina (sejenis obat kapsul yang dimasukkan
ke vagina) dan douches (penyiraman bagian dalam vagina). Obat Gentian violet dapat

digunakan untuk daerah payudara (bagi ibu yang menyusui), tetapi bila digunakan dalam
jumlah besar dapat menyebabkan ulceration pada mulut dan tenggorokan bayi.
Memperlakukan candidiasis hanya dengan obat-obatan belum tentu memberikan hasil yang
diinginkan, dan diperlukan penelitian untuk kemungkinan lainnya sebagai penyebab infeksi
parah/berulang/tak kunjung sembuh. Candidiasis pada mulut dapat menjadi tanda kondisi
yang lebih serius, seperti infeksi HIV atau penyakit Immunodeficiency lainnya. Menjaga
kesehatan Vulvovaginal dapat membantu mencegah candidiasis vaginal.
Jamur C. albicans dapat mengembangkan resistensi (perlawanan) terhadap jenis obat
antimycotic, seperti fluconazole (salah satu obat yang sering digunakan untuk mengobati
candidiasis). Infeksi berulang mungkin dapat diobati denggan penggunaan obat anti-fungal,
tetapi resitensi terhadap agen (obat) alternatif ini juga dapat terjadi.
Catatan:
Genus Candida mencakup sekitar 150 spesies yang berbeda, namun hanya sedikit yang
diketahui menyebabkan infeksi manusia, C. albicans adalah spesies patogen yang paling
signifikan. Selain itu terdapat jenis spesies patogen Candida yang sering menginfeksi misal:
C. tropicalis, C. glabrata, C. krusei, C. parapsilosis, C. dubliniensis, dan C. lusitaniae.

You might also like