You are on page 1of 6
ISSN: 2338-6800 | Keperawatan AKPER 17 Karanganyar HUBUNGAN PERAN KADER POSYANDU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI DESA KWARASAN, SUKOHARJO Lina WahyuSusanti*).Nugroho Priyo Handoko"*) ABSTRAK Pemberian imunisasisangat penting bagi bayi kerens dapat mencegah beberapa penyakt seperti ‘Tubercoluss Dipterl, Pertuss, Hepatitis dan Poliomyelitis atau biasa disebut dengan Fenyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisas! (PD3H. Di Indonesia kematian aklbat peryakit yang bisa dicegah dengan {munisasi adalah 25 per 1.000 Angks Kelahiran Hidup.Kader Posyandu merupakan salah satu orang yang sangat berperen dalam program imunisasi yang bertujvan untuk menurunkan angks kematian akibat ppenyakit yang dapat dieegah dengan imunlsasiTujuan dari penelitian ni adalah untuk mengetahul |hubungan peran kader Posyandu dengan kelengkapan imunisasidasar di desa Kwarasan, Sukohao, Metode peneltian yng digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, Telerik pengambilan sarmpel menggunakan Purposive Sampling, Validitas dlakukan pada bulan Mei 2011 dari tabel sedangkan has elabiltas adalah 0.873. Peneltia dlskukan pads tanggal 9-25)uni 2011 di Posyandu Desa Kwarasan dengan menyebar kuesioner kepada 96 ibu balita yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan yang datang ke Posyandu Desa Kwarasan, ‘Sukohatjo, Hail dari penelitian yang menggunakan pethitungan Chi Square dengan bantuan SPSS version 13. for windows didapatkan X? hitung (73456)> X? tabel (3.841), dengan rill Pyaitu 0.00 dan nila korelasi contingensi (2) sebesar 0,658 yang berart Ha diterima dan Ho ditolak Berdasarkan basil prhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifkan antara peran kader Posyandu dengan kelengkapan imunisasi dasar 2010). Sebenamya, faktor penyebab kematian bayi di Indonesia bisa dicegah dengan Kata Kunci :Peran, Kader Posyand, Kelengkapan Imunisasi Dasar PENDAHULUAN Indonesia meripakan negara yang mempunyai Angka Kematizn Bayi (AKB) Pengembangan tertinggi di negara ASEAN. Kendati Angka Kematian bayi dari tahun ke tahun mengalami penurunan, tetapi jika dibandingkan dengan negara ASEAN Iainnya Indonesia menduduki peringkat pertama yaitu 35 per 1.000 Angka Kelahiran Hidup (Media Indonesia, 2010) Jumlah kematian bayi yang cukup tinggi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor seperti kematian neonatal, gangguan pemapasan, beratlahir rendah, giziburuk serta kurangnya pengetahuan orang tua tentang pencegahan penyakit (Media Indonesia, Sumber Daya Manusia (SDM) deri tenaga Kesehatan maupun dari masyarakat. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia guna menurunkan Angka Kematian Bayi adalah dengan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Program ini menekankan upaya promotif seperti promosi_ memberikan Air Susu. Ibu (ASI kepada bayi, pemenuhan nuttisi, Kebersihan diri dan lingkungan serta melakukan imunisasi, Program PKMD juga melakukan pendekatan melalui Tahun 2013, Vol. 1 No. 7 Page 7 ISSN: 2338-6800 urna Keperawatan AKPER 17 Karanganyar melakukan upaya preventif seperti perluasan cakupan imunisasi yang sesual_ dengan kebijakan Menteri Kesehatan Indonesia (Media Indonesia, 2010). Wujud nyata dari ProgramKesehatan Masyarakat Desa adalah terbentuknya Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu merupakan kerjasama dari tenaga kesehatan dan masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan terutama dalamupayamenurunkan AngkaKematian Bayi (2ulkifi, 2003), Satah satu upaya menurunkan ‘Angka Kematian Bayi yang dilakukan dalam Posyandu adalah pemberian imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan. Pemberian imunisasi sangat_penting bagi bayi karena dapat mencegah beberapa penyakit seperti Tubercolusts, Dipterl, Pertusis, Hepatitis dan Poliomyelitis atau biasa disebut dengan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PDS!) Goglo Semar, 2010). Di Indonesia kematian akibat penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi adalah 25 per 1.000 ‘Angka Kelahitan Hidup (Noor, 2010) Hasil Riset Kesehatan tahun 2007 menunjukkanbahwa Posyandu merupakan sarana_ yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan _pelayanan Keberhasilan _pelaksanaan diukur dengan pencapaian Universal Child Immunization (UCI) Desa/Kelurahan, target untuktahun2010 = 2014 adalah 100% Desa/Kelurahan(Depkes, 2010). Namun, pencapaian cakupan imunisasi belum tentu menggambarkan kelengkapan imunisasi Kelengkapan imunisasi yang dimaksud adalah imunisasi Imunisasi imunisasi pada bayi usia 9 - 12 bulan yang sudah mendapat lima imunisasi dasarlengkap (Albertina, 2008), adalah 1. Mengetahui peran kader Posyandu di desa Tujuan penelitian Kwarasan, Sukoharjo, 2. Mengetahul kelengkapan Imunisasi dasar di desa Kwarasan, Sukoharjo. 3. Menganalisis hubungan peran kader Posyandu dengan kelengkapan imunisasi dasar di desa Kwarasan, Sukoharjo. LANDASAN TEORI Kader Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran_pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan tutin di posyandu (Sudayasa, 2010), Posyandu Posyandu —merupakan unit _pelayanan Kesehatan di lapangan, yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk masyarakat dengan dukungan teknis Puskesmas, Departemen ‘Agama, Departemen Pertanian, dan BKKBN. juga merupakan forum, ali teknologi, dan pelayanan__kesehatan masyarakat, oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nial strategis untuk pengembangan SDM sejak dini dan pusat kegiatan masyarakat (Purwandari, 2010). Posyandu Peran Peran adalah bagian dari tugas utama yang harus —dijalankan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Dalam kehidupan bermasyarakat, peran merupakan konsekuenst dari seseorang. Bila _kehidupan bermasyarakat ada yang berstatus sebagai tokoh masyarakat, kader, tenaga Kesehatan maupun_pasien, individu-individu tersebut status & Page Tahun 2013, Vol. 1 No. 1 ISSN: 2338-6800 | Keperawatan AKPER 17 Karanganyar diharapkan muncul perilaku yang sesuai dengan statusnya masing-masing (Sudarma, 2009). Sedangkan menurut Soekanto (2007) peran adalah segala sesuatu oleh seseorang atau kelompok orang dalam melakukan suatu kegiatan karena kedudukan yang dimilikinya, Peran Kader Posyandu Kader mempunyai progam Posyandu termasuk didalamnya adalah imunisasi (Torik, 2005). Posyandu pada umumnya dan kader Posyandu pada khususnya mempunyai peran penting dalam meningkatkan kelengkapan imunisasi_ bay! sia 0-12 bulan (Torik, 2005). Kelengkapan imunisasidasar selain dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu sebagai faktor predisposisi juga dipengaruhi oleh sikap petugas, dalam i adalah kader Posyandu (Notoadmojdo, Posyandu adalah orang yang tugas untuk melaksanakan Imunisasi Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan tubuh tethadap suatu penyakit, dengan memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan (Marimbi, 2010). Imunisasi bertujuan untukmencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, Imunisasi_ juga bertujuan menberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit (Marimbi, 2010). Kerangka Penelitian Reerasgar > yang dite yuugi elit Bagan 1 Kerangka Penelitian Hipotesis ‘Ada hubungan peran kader Posyandu dengan kelengkapan imunisasi dasar di Desa Kwarasan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo, (METODELOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan_ penelitian observasional analitikyaitu mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yang menggunakan —pendekatan cross sectional, dimana peran kader Posyandu sebagai variabel bebas dengan kelengkapan imunisasi dasar sebagal vatlabel terikat, yang dilihat dan diukur hanya sekali pada saat yang sama (Taufiqurrohman, 2008). Tahun 2013, Vol. 1 No. 7 Page 9 ISSN: 2338-6800 sural Keperawatan AKPER 17 Karanganyar Data dan Sumber Data lat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitianiniadalah kuesioner tentang peran kader Posyandu yang akan diyjikan pada ibu balita yang mempunyai bolita usia 9-12 bulan dengan jumlah 30 soal. Kuesioner disusun dengan dua altemnatif Jawaban yaltu “ya dan “tidak” kemudian responden diminta untuk memilih diantara alternatif jawaban tersebut. lat ukur untuk mengukur kelengkapan imunisasi dasar adalah status imunisasi pada KMS bayi. Sedangkan cara pengukurannya adalah dengan melihat status imunisasi balita yang berusia 9-12 bulan, Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah ibu balita di Posyandu balita yang berada di Desa Kwaresan, Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 560 ibu balita Sampel dalam penelitian ini adalah ibu balita di Posyandu balita desa Kwarasan yang mempunyai bayi usia 9 - 12 bulan sebanyak 135 ibu balita. Teknik pengambilan sampel teknik purposive sampling yaitu pemilihan subyek berdasarkan atas cir menggunakan ciri atau sifat tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi (Taufiqurrohman, 2008). Penulis menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05, jadi jumlah sampel_yang digunakan adalah 96 ibu balita Analisis Data Dalam —menganalisis data _peneliti menggunakan Chi Square (?) dengan ‘menggunakan bantuan SPSS version 13 for windows. Dalam analisis data menggunakan Chi Square, terdapat dua analisis yaitu 1. Analisis univariat yaitu analisis- yang mencangkup penggambaran responden berdasarkan variabel penelitian 2. Analisis bivariat yaitu analisis yang menggambarkan penilaianterhadapperan kader Posyandu dengan kelengkapan imunisasi dasar, Untuk mencari_hubungan antar_variabel nilai X? hitung harus lebih besar dari X* tabel yang attinya Ha diterima dan Ho ditolak Sedangkan untuk menilai derajat hubungan antar varlabel menggunakan Contingency Coefficient, hubungan dikatakan kuat apabila hilal Contingency semakin mendekati 1 (Sugiyono, 2009) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Univariat 1. Peran Kader Posyandu 2. Kelengkapan Imunisasi Dasar rr a Lng Tate fetes oe fee Beem quan ten) 0500) eats Tawwewee 30m) eAbOM) a) on 2 3 Oe stom ations acon Distribusi silang responden berdasarkan penilaian tethadap peran kader posyandu dan kelengkapan imunisasi dasar. Responden yang menilai bahwa kader posyandu berperan ‘semuanyamemberikan imunisasidasarkepada anaknya secara lengkap (70,8%).Responden 70 Page Tahun 2013, Vol. 1 No. 1 ISSN: 2338-6800 | Keperawatan AKPER 17 Karanganyar yang menilai bahwa kader posyandu tidak —_lengkap sebanyak 73 balita (76,0 %) berperan sebaglan besar_memberikan 3. Terdapat hubungan antara peran kader imunisasi dasar kepada anaknya secara —_Posyandu dengan kelengkapan imunisasi tidak lengkap (24,0%). Distribusi tersebut _dasar di Desa Kwarasan. Dengan X” hitung memberikan gambaran secara deskriptif _—(73,456) lebih besar dari x” tabel (3,41) bahwaibuyang menilaibahwakaderposyandu. _—_dan Koefisien kontingensi sebesar 0,658 berperan cenderung memberikan imunisasi. _ pada taraf signifikan 5% serta nilai P dastipkepadainaknyasecara lerigkap.* sebesar 0.00. oe ee Saran 1. Bagi Kader Posyandu diharapkan tetap mempertahankan kegiatan yang sudah dilakukan seperti penyuluhan kepada ibu bolita, mengaktifkan kader yang sering tidak hadir dalam kegiatan Posyandu, serta melakukan kerjasama yang baik dengan sesama kader Posyandy. 2. Bagi Institusi Kesehatan —diharapkan tetap menjega hubungan baik dengan Hasil_ perhitungan uji_ statistik chi square. Apabila dibandingkan terlihatbahwa Fenny (73456 > 3,841) atau p < 0,05 sehingga diputuskan untuk —menolak H, dan menerima H,, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikanantaraperan kaderposyandudengan kelengkapan imunisasi dasar. Nilai_korelasi contingency (C) sebesar 0,658, Semakin mendekati 1 derajat hubungan antara kedua variabel semakin kuat, kader Posyandu untuk terus bekerja sama meningkatkan derajat kesehatan 3. Bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang dapat mengungkapkan penyebab ketidaklengkapan _imunisasi sebesar 24 % pada balita di Desa Kwarasan dengan penelitian yang bersifat kualitatif sehingga dapat diketahui faktor lain penyebab ketidak lengkapan imunisasi SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. 68 responden (70,8 %) menyatakan bahwa kader Posyandu di Desa Kwarasan, Sukoharjo berperan, 2, Jumlah balita di Desa Kwarasan, Sukoharjo yang mempunyai satus imunisasi dasar DAFTAR PUSTAKA, Anonim, 2008, Pengertian Imunisasi jenis dan Ruang Lingkup. http/Awww.Gatra.com (8 Februari 2011). Arikunto, S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, pp.290-94, ‘Azwat. 5, 2005. Dasar-dasat Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, pp. 189-90. Depkes Ri, 2010, Target Imunisasi Nasional. http//info@depkes.goid (9 Februari 2011) Tahun 2013, Vol. 1 No. 7 Page 11 ISSN: 2338-6800 sural Keperawatan AKPER 17 Karanganyar Marimbi. H, 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar pada Balita, Jogjakarta: Nuha Medika, pp.108-135. Media Indonesia, 2010, Angka Kematian Bayi mash Tinggi. comel@mediaindonesia.com (1 Maret 2010). Noor. R, 2010, Angka Kemnatian Bayi dan Penyebabnya. http://www.wanenoor blogspot.com (26 April 2017). Notoadmojo. S, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, pp.176-79 Purwandari. A, 2010. Iimu Kesehatan Masyarakat Dalam Konteks Kebidanan. Jakarta: EGC, pp.48 ‘Sudarma, M, 2009. Sosiologi untuk Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika, pp. 84-89. ‘Sudayasa, P, 2010. Sembilan Macam Kader Kesehatan dalam Pelayanan Puskesmas. http//www. WordPress.com (9 Februari 2011), Setiai. F, 2005, Rancangan Sistem Pengelolaan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. http//:wwwfkm undip acid. (16 Maret 201 1). Sugiyono, 2006, Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, pp.193-96. 2007. Statistika Untuk penelitian, Bandung; Alfabeta, pp.198-201 ____ 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta, pp. 173-74. Soekanto. , 2006. Sosiologi Ruang Lingkup dan Aplikasinya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, ppes-95. Torik, 2003. Peranan Kader Pos Pelayanan Terpadu Dalam Pembangunan Kesehatan masyarakat. FKIP Universitas Negeri Semarang Zulkifl, 2003. Posyandu dan Kader Kesehatan. http//cpddokter.com (8 Februari 2011). 12 Page Tahun 2013, Vol. 1 No. 1

You might also like