You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Mempelajari dunia kehidupan tidak terlepas dari pengetahuan tentang hierarki biologi.
Dalam pengetahuan biologi, sel merupakan unit terkecil yang dapat melakukan aktivitas
kehidupan. Selain itu, dalam organisme terdapat alat transpor yang mampu mengatur
organisme lainnya. Sehingga membran sel tersusun atas senyawa fosfolipid bilayer. Oleh
karena itu, sel mampu melakukan transpor zat. Hal ini sangat dibutuhkan oleh tumbuhan
agar mereka dapat mendistribusikan energi yang mereka dapatkan dari alam.
Metabolisme pada organisme multiselluler mencakup beberapa hal, antara lain
transport zat hara dan transport ion. Sistem transport pada hewan yaitu sistem sirkulasi.
Pada sistem sirkulasi, aliran materi terjadi karena adanya daya dorong dari organ
pemompa. Sedang sistem transport pada tumbuhan yaitu sistem vaskuler, pada sistem ini
aliran senyawa berlangsung mengikuti atau melawan padatan (gradient) konsentrasi.
Untuk kelangsungan hidupnya tumbuhan memerlukan beberapa zat. Zat yang
diperlukan tumbuhan diambil dari lingkungan sebagian besar berupa: O2 dan CO2 dari
udara diambil melalui daun; air dan mineral dari dalam tanah diambil melalui ujung akar
dan bulu-bulu akar. Bagi tumbuhan tingkat rendah, pengambilan zat-zat dapat dilakukan
oleh permxkaan tubuhnya. Kemampuan tumbuhan mengambil zat-zat dari lingkungan
dilakukan dengan cara difusi, osmosis dan transpor aktif.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sistem antara tumbuhan dengan lingkungan ?
2. Apakah yang dimaksud transpor aktif ?
3. Apakah yang dimaksud transpor pasif ?
4. Apakah yang dimaksud dengan difusi dan bagaimana mekanismenya ?
5. Apakah yang dimaksud dengan osmosis dan bagaimana mekanismenya ?

1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui sistem antara tumbuhan dengan lingkungan
1

2.
3.
4.
5.

Mahasiswa mampu mengetahui pengertian transpor aktif


Mahasiswa mampu mengetahui pengertian transpor pasif
Mahasiswa mampu mengetahui pengertian difusi dan mekanismenya
Mahasiswa mampu mengetahui pengertian osmosis dan mekanismenya

BAB II
ISI
2

Sel terdiri atas materi hidup yang disebut dengan protoplasma. Protoplasma sel
dibatasi dari lingkungan sekitarnya oleh selaput sel tipis yang disebut dengan membran
plasma (membran sel). Membran ini mempunyai kemampuan untuk mengatur secara selektif
aliran materi dari dan keluar sel. Berdasarkan kemampuan membran menyeleksi aliran materi
antar sel dan lingkungannya maka membran dapat dibedakan menjadi dua jenis. Membran
dikatakan permiabel apabila semua jenis molekul dalam cairan dapat melewati membran.
Sedang suatu membran dikatakan semi-permeabel jika hanya dapat dilewati oleh molekulmolekul tertentu saja (Annur dan Santooosa, 2008).
Membran merupakan media pemisah yang bersifat selektif permeabel dengan
menahan komponen tertentu dan melewatkan komponen lainnya. Proses pemisahan dengan
menggunakan membran pada pemisahan fasa cair-cair umumnya didasarkan atas ukuran
partikel dan beda muatan dengan gaya dorong (driving force) berupa beda tekanan, medan
listrik, dan beda konsentrasi (Yusuf, et al., 2008).
Macam-macam membrane permeabilitas (Parjatmo, 1987):
1. Impermeable (tidak permeable), dimana air maupun zat terlarut didalamnya tidak
dapat melaluinya.
2. Permeable, yaitu membrane yang dapat dilalui oleh air maupun zat tertentu yang
terlarut didalamnya.
3. Semi permeable, yaitu membrane yang hanya dapat dilalui oleh air tetapi tidak dapat
dilalui oleh zat terlarut, misalnya membaran sitoplasma.

2.1 TUMBUHAN DAN LINGKUNGAN


Pada semua makhluk hidup, dari prokariota hingga organisme multiseluler yang
paling kompleks, melakukan pertukaran zat dengan lingkungannya pada tingkat seluler.
Pertukaran zat tersebut sangat penting bagi metabolisme sel. Transpor zat melalui
membran dibedakan atas 2 (dua), yaitu transpor zat yang memerlukan energi (transpor
aktif) dan transpor yang tidak memerlukan energi (transpor pasif). Transpor aktif meliputi
proses pompa ATP, eksositosis, dan endositosis. Adapun transpor pasif meliputi proses
difusi, osmosis, dan difusi terbantu.

Tumbuhan memerlukan berbagai macam zat untuk kelangsungan hidupnya. Zat-zat


tersebut sebagian besar diambil dari lingkungan, misalnya mineral, air, karbon dioksida,
dan oksigen. Tumbuhan tingkat tinggi mengambil oksigen dan karbon dioksida melalui
daun (Bresnick, 2003).
Air dan garam-garam mineral diserap oleh tumbuhan dari dalam tanah melalui
rambut-rambut akar yang terdapat pada epidermis akar. Sel-sel tumbuhan dapat dilewati
air, zat-zat makanan yang terlarut, oksigen dan karbondioksida baik ke dalam atau ke luar
sel. Untuk melaksanakan fotosintesis, tumbuhan memerlukan karbon dioksida dan air.
Tumbuhan juga memerlukan oksigen untuk bernapas. Tumbuhan mengambil air, karbon
dioksida, dan oksigen dengan cara difusi, osmosis, dan transpor aktif.
2.1 TRANSPOR AKTIF
Pada sel-sel akar tumbuhan terdapat penumpukan mineral. Artinya,
konsentrasi mineral di dalam sel lebih tinggi daripada di luar sel, atau potensial air di
luar sel lebih tinggi dibandingkan dengan potensial air di dalam sel. Oleh karena itu,
osmosis dari luar sel ke dalam sel tetap berlangsung untuk mencegah plasmolisis.
Akan tetapi, keadaan ini menghambat pengambilan mineral dari luar ke dalam sel
melalui difusi, terutama karena membran sel memiliki permeabilitas yang sangat
rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan transpor aktif yang melibatkan
energi dari ATP agar ion-ion dapat masuk ke dalam sel. ATP adalah molekul pembawa
energi di dalam sel (Kimball, 1999).
Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran
semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi
dalam bentuk ATP. Transpor aktif berjalan dari larutan yang memiliki konsentrasi
rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat tercapai
keseimbangan di dalam sel. Adanya muatan listrik di dalam dan luar sel dapat
mempengaruhi proses ini, misalnya ion K+, Na+ dan CL -.
Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan
energy untuk mengeluarkan dan memasukan ion - ion dan molekul melalui membran
sel yang bersifat parmeabel dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil di
dalam sel. Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel,
dimana muatan listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion
klorin (Cl-). Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium - kalium.
Transpor aktif dapat berhenti jika sel didinginkan, mengalami keracunan, atau

kehabisan

energi.

Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada


membran, dimana di dalam molekul ini, terdapat situs pengikatan. Proses transport
aktif dimulai dengan pengambilan tiga ion Na + dari dalam sel dan menempati situs
pengikatan pada protein integral. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein
integral pada membran yang sebelumnya membuka kearah dalam sel menjadi
membuka kebagian luar sel. Selanjutnya, ion Na + terlepas dari situs pengikatan dan
keluar dari protein integral menuju keluar sel. Kemudian dari luar sel, dua ion K +
menempati situs pengikatan di protein integral. Bentuk protein integral berubah, dari
sebelumnya membuka kearah luar menjadi membuka kearah dalam sel dan ion kalium
dilepaskan kedalam sel.

gambar Transfor aktif

Endositosis adalah transport makromolekul dan materi yang sangat kecil ke


dalam sel dengan cara membentuk veskula baru dari membran plasma Langkah langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan dari eksositosis. Sebagian kecil luas
membran plasma terbenam kedalam membentuk kantong. Begitu kantong ini semakin
dalam, kantong ini terjepit membentuk vesikula yang berisi materi yang didapat dari
luar selnya. Endositosis dibutuhkan untuk berbagai macam fungsi yang penting bagi
sel, karena endositosis dapat meregulasi berbagai macam proses seperti pengambilan
nutrisi, adhesi dan migrasi sel, reseptor sinyal, masuknya patogen, neurotransmisi,
presentasi antigen, polaritas sel, mitosis, pertumbuhan dan diferensiasi, dan masuknya
obat.
5

Endositosis merupakan proses pemasukan zat kedalam sel. Proses ini


tergolong transport aktif karena melawan kadar gradien (dari konsentrasi rendah
kekonsentrasi tinggi) dan memerlukan energi sel. Endositosis terbagi dua, yaitu
fagositosis (pemasukan zat padat) dan pinositosis (permasukan zat cair). Contoh
endositosis adalah sel darah putih yang memakan bakteri penyakit. Sel tersebut
membungkus bakteri dan menangkapnya dalam suatu vakuola makanan yang
selanjutnya dicerna oleh lisosom.
Endositosis terdiri tiga jenis, yaitu :
1. Fagositosis (pemakan seluler), sel menelan suatu partikel dengan pseudopod yang
membalut disekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam kantong
berlapis-membran yang cukup besar untuk digolongkan sebagai vakuola. Partikel itu
dicerna setelah vakuola bergabung dengan lisosom yang mengandung enzim
hidrolitik.
2. Pinositosis (peminum seluler), sel meneguk tetesan fluida ekstraseluler dalam
vesikula kecil. Karena salah satu atau seluruh zat terlarut yang larut dalam tetesan
tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinosistosis tidak spesifik dalam substansi yang
ditranspornya.
3. Endositosis yang diperantarai reseptor, yang tertanam dalam membran adalah
protein dengan tempat reseptor spesifik yang dipaparkanke fluide ekstraseluler.
Ekstraseluler yang terkait pada reseptor disebut ligan, yaitu satu istilah umum untuk
setiap molekul yang terkait khususnya pada tempat resptor moleku lain. Protein
resptor biasanya mengelompok dalam daerah membran yang disebut lubang terlapisi,
yang isi sitoplasmiknya dilapisi oleh lapisan protein samar. Protein pelapis ini
mungkin membantu memperdalam lubang dalam membentuk vesikula. Endositosis
yang diperantarai reseptor memungkinkan sel dapat memperoleh substansi spesifik
dalam jumlah yang melimpah sekalipun substansi itu mungkin saja konsentrasinya
tidak tinggi dalam fluida seluler Misalnya, sel manusia menggunakan proses ini untuk
menyerap kolesterol dan digunakan dalam sintesis membran dan sebagai prekursor
untuk sintesis steroid lainnya.
Eksositosi merupakan proses sel mensekresi makromolekul dengan cara
menggabungkan vesikula dengan membran plasma, vesikula trnsport yang terlepas
dari apatatus golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke membran plsma. Ketika
membran vesikula dan membran plasma bertemu, molekul lipid bilayer menyusun
ulang dirinya sendiri sehingga kedua membran bergabung. Kandungan vesikula
kemudian tumpah kedalam sel.
Banyak sel sekretoris menggunakan eksositosis untuk mengirim keluar produkproduk yang dihasilkan oleh sel sekretoris tersebut. Misalnya, sel tertentu dalam
pankreas menghasilkan hormon insulin dan menekresikannnya kedalam darah melalui
eksositosis. Contoh lain adalah neuron atau sel saraf, yang menggunakan eksositosis
untuk melepaskan sinyal kimiawi yang merangsang sel otot. Ketika sel tumbuhan
sedang membuat diding sel, eksositois mengeluarkan karbohidrat dari vesikula golgi
kebagian luar selnya.

2.2 TRANSPOR PASIF


Dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di antara
kedua sisi membran. Pada transpor pasif tidak rnemerlukan energi rnetabolik.
Transpor pasif ini bersifat spontan. Transpor pasif dibedakan menjadi tiga, yaitu difusi
sederhana (simple diffusion), difusi dipermudah atau difasilitasi (facilitated diffusion),
dan osmosis.Terdapat dua proses fisikokimiawi yang penting dalam transport materi
dalam sel yaitu difusi dan osmosis (Alkatiri, 1996).
Difusi merupakan peristiwa perpindahan melekul dengan menggunakan
tenaga kinetik bebas, proses perpindahan ini berlangsung dari derajat konsentrasi
tinggi ke derajat konsentrasi rendah. Proses ini akan terus berlangsung hingga dicapai
titik keseimbangan. Osmosis merupakan suatu peristiwa perembesan suatu molekul
air melintasi membran yang memisahkan dua larutan dengan potensial air yang
berbeda. Proses osmosis berlangsung dari larutan hipotonik menuju larutan yang
hipertonik atau perpindahan air dari molekul larutan yang potensial airnya tinggi ke
potensial yang rendah.
Ketika sel tumbuhan diletakkan pada larutan yang hipertonik/lebih pekat
dibanding konsentrasi plasma selnya maka air yang berada dalam vakoula akan
merembes ke luar sel. Akibatnya protoplasma mengkerut dan terlepas dari dinding sel,
peristiwa ini disebut dengan plasmolisis. Keadaan tersebut dapat kembali seperti
semula apabila lingkungan sel diganti dengan larutan hipotonik. Kembalinya keadaan
protoplasma setelah plasmolisis disebut deplasmolisis. Difusi terfasilitasi juga masih
dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien
konsentrasinya.

2.3 DIFUSI
Difusi merupakan perpindahan partikel zat dari larutan berkonsentrasi tinggi
ke larutan berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada
cairan teh tawar, lambat laun cairan teh menjadi manis.
Peristiwa difusi pada tumbuhan sangat penting untuk keseimbangan hidup
tumbuhan. Karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2) diambil oleh tumbuhan dari udara
melalui proses difusi. Pengambilan air dan garam mineral oleh tumbuhan dari dalam
tanah, salah satunya melalui proses difusi. Difusi zat dari dalam tanah ke dalam tubuh
tumbuhan disebabkan konsentrasi garam mineral di tanah lebih tinggi daripada di
dalam sel. Demikian juga gas CO2 di udara masuk ke dalam tubuh tumbuhan karena
konsentrasi CO2 di udara lebih tinggi daripada di dalam sel tumbuhan. Sebaliknya, O 2
dapat berdifusi keluar tubuh tumbuhan jika konsentrasi O2 dalam tubuh tumbuhan
lebih tinggi akibat adanya fotosintesis dalam sel (Loveless, 1991).
Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam
pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah,
sedangkan osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat (Kustiyah, 2007). Contoh
peristiwa difusi yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar dan
contoh peristiwa osmosis adalah kentang yang dimasukkan ke dalam air garam.

Kecepatan difusi ditentukan oleh : Jumlah zat yang tersedia, kecepatan gerak
kinetik dan jumlah celah pada membran sel. Difusi sederhana ini dapat terjadi melalui
dua cara:
a. Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi terlarut lipid
b. Melalui saluran licin pada beberapa protein transpor.
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini
bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
l) Mekanisme difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat
berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),difusi
melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by
chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion). Difusi sederhana melalui
membrane berlangsung karena molekul-molekul yang berpindah atau bergerak
melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid
bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul
larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan
organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel
terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O.
Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu,
dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari
protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan
9

molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya.
Sementara itu, molekul molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan
beberapa garam garam mineral, tidak dapat menembus membrane secara langsung,
tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus
membran. Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transporter dinamakan
difusi difasilitasi.

2) Mekanisme Difusi dan Difasilitasi


Difusi difasilitasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui
rnembran plasrna yang melibatkan protein pembawa atau protein transporter.
Protein transporter tergolong protein transmembran yang memliki tempat
perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap
molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya untuk
pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter yang khusus untuk
mentransfer glukosa ke dalam sel. Protein transporter untuk grukosa banyak
ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena
sel sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energi.
Faktor yang mempengaruhi difusi :
1. Suhu, makin tinggi difusi makin cepat
2. BM makin besar difusi makin lambat
3. Kelarutan dalam medium, makin besar difusi makin cepat
4. Perbedaan Konsentrasi, makin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian,
makin besar proses difusi yang terjadi.
5. Jarak tempat berlangsungnya difusi, makin dekat jarak tempat terjadinya difusi,
makin cepat proses difusi yang terjadi.
6. Area Tempat berlangsungnya Difusi, makin luas area difusi, makin cepat proses
difusi.

10

Perbedaan antara transpor aktif dan transpor pasif


Transpor aktif
Transpor pasif
Membutuhkan energi
Tidak membutuhkan energi
Berpindah dari konsentrasi tinggi Berpindah dari konsentrasi rendah ke tinggi
ke rendah
Meliputi : difusi dan osmosis

Meliputi : pompa Na-K, endositosis dan


eksositosis

2.4 OSMOSIS
Osmosis adalah difusi pelarut melalui membran. Jika terdapat dua larutan yang
tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedua
larutan seimbang. Jika sel dimasukkan ke dalam larutan isotonis, bentuk sel tetap
karena keadaan seimbang. Akan tetapi, jika sel tumbuhan berada dalam larutan
hipertonis(konsentrasi larutan lebih tinggi daripada cairan sel), air dalam plasma sel
akan berosmosis keluar sehingga sel mengerut/menyusut. Protoplasma yang
kekurangan air menenyusut volumenya mengakibatkan membran sel terlepas dari
dinding sel, sehingga terjadi plasmolisis.

Sebaliknya, jika sel berada dalam larutan hipotonis(konsentrasi larutan lebih


rendah daripada cairan sel), air dari luar akan masuk ke dalam sel sehingga sel
membengkak. Pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke
molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa
11

melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak


molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak
molekul air yang melewati membran (Kustiyah, 2007).
Osmosismerupakan difusi air dari daerah yang memiliki potensial air lebih
tinggi ke daerah yang potensial airnya lebih rendah, melalui suatu membran semi
permeabel. Potensial osmotik suatu larutan selalu negatif yang ekivalen dengan nilai
tekanan osmotiknya yang sebenarnya. Plasmolisis adalah peritiwa melepasnya
plasmalemma atau mebran plasma dari dinding sel karena dehidrasi (hilangnya air
sel) bila sel berada di lingkungan larutan yang hipertonis.

Untuk memenuhi kebutuhan materi dan mempertahankan keseimbangan


fisiologi didalam tubuhnya, tumbuhan melakukan beberapa aktivitas, di antaranya
adalah

absorbsi

(penyerapan),

transportasi

(pengangkutan)

atau

translokasi

(pemindahan) dan transpirasi (pelepasan air melalui stomata). Beberapa prinsip yang
berhubungan dengan proses penyerapan pada akar :
1. Penyerapan air tanah oleh akar dapat terjadi melalui meknisme imbibisi, difusi,
osmosis dan transpor aktif.
2. Pada tumbuhan darat, penyerapan gas-gas (O2 dan CO2) lebih banyak melalui
sedangkan ion-ion dalam larutan tanah melalui akar. Pada tumbuhan air hampir
seluruh permukaan tubuhnya dapat melakukan penyerapan air beserta gas-gas dan
ion-ion yang terlarut di dalamnya.
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut,
dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi
zat pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi
permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel,

12

jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua
larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut
dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel,
maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah
menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel.
semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut,
mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu
fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan
pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi
yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya
pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi
yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor (Keenan, et al,. 1984).
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini
dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Pada
hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipotonik atau hipertonik, maka
diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.
Faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis pada sel hidup :

Ukuran zat terlarut: semakin banyak zat terlarut maka peristiwa

terjadinya

osmosis akan semakin cepat. Karena zat terlarut memiliki tekanan osmotik yang
berfungsi untuk memecah zat pelarut bergerak melalui membrane semipermeable.

Tebal membran: semakin tebal suatu membrane akan memperhambat terjadinya


osmosis. Karena dapat menyebabkan semakin sulitnya zat terlarut menembus
membrane tersebut.

Luas permukaan

Jarak zat pelarut dan zat terlarut

Suhu

13

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Difusi dan osmosis merupakan transpor pasif zat. Selain difusi dan osmosis juga
ada difusi terfasilitasi yang juga merupakan transpor pasif.
Difusi adalah pergerakan zatdari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah tanpa
memerlukan energi.
Osmosis adalah pergerakan zat melalui membran dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah tanpa memerlukan energi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi adalah temperatur, ukuran molekul, berat
molekul, gradien konsentrasi, luas permukaan membran, kelarutan, dan jarak
tempat berlangsungnya difusi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis adalah temperatur, zat terlarut, luas
permukaan, jarak zat terlarut dan pelarut, ukuran molekul, dan tebal membran.
3.2 SARAN
Setelah mendapatkan ilmu yang dipelajari melalui makalah ini, sebaiknya di
terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengetahui bagaimana difusi
osmosis terjadi.
Bagi mahasiswa yang telah mengembangkannya, harap mampu membagi ilmu
dan pengetahuan tentang Difusi Dan Osmosis.

14

DAFTAR PUSTAKA
http://riesqiayuhardianti.blogspot.com/2013/10/jurnal-difusi-osmosis.html
http://eprints.undip.ac.id/2833/1/Jurnal_Dina_Nufailah.pdf
http://today-pdf.net/jurnal-proses-difusi-osmosis.pdf-id146464
http://www.readanybook.com/jurnal-difusi-dan-osmosis-pdf-pdf-i747677
http://hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL-PEMODELAN
%20DAN%20PENGUKURAN%20DIFUSI%20LARUTAN%20GULA
%20DENGAN%20LINTASAN%20%20CAHAYA%20LASER.pdf

15

You might also like