You are on page 1of 86

PEMBIDANGAN PRAJABATAN S1 ENJINER PEMBANGKITAN THERMAL

[A.1.4.2.78.2]
K2 dan Lingkungan Hidup
Edisi I Tahun 2013

PEMBIDANGAN PRAJABATAN S1 - ENJINER


PEMBANGKITAN THERMAL
(A.1.4.2.78.2)

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah

mengikuti

pelatihan

ini

peserta

mampu

memahami prosedur pengoperasian dan pemeliharaan


pembangkit tenaga listrik sesuai prosedur/standar
operasi/ instruksi kerja dan petunjuk pabrikan.

DURASI

TIM PENYUSUN

320 JP / 40 HARI EFEKTIF

1. MURDANI
2. ERWIN
3. EFRI YENDRI
4. HAULIAN SIREGAR
5. PEPI ALIYANI
6. MUHAMAD MAWARDI

TIM VALIDATOR

1. JOKO AGUNG
2. DODI HENDRA
3. SUDARWOKO

SAMBUTAN
CHIEF LEARNING OFFICER
PLN CORPORATE UNIVERSITY
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik dan hidayahNya
penyusunan materi pembelajaran ini bisa selesai tepat pada waktunya.
Seiring dengan metamorfosa PLN Pusdiklat sebagai PLN Corporate University, telah disusun beberapa
materi pembelajaran yang menunjang kebutuhan Korporat. Program pembelajaran ini disusun
berdasarkan hasil Learning Theme beserta Rencana Pembelajaran yang telah disepakati bersama dengan
LC (Learning Council) dan LSC (Learning Steering Commitee) Primary Energy & Power generation
Academy. Pembelajaran tersebut disusun sebagai upaya membantu peningkatan kinerja korporat dari
sisi peningkatan hard kompetensi pegawai.
Dengan diimplementasikannya PLN Corporate University, diharapkan pembelajaran tidak hanya untuk
meningkatkan kompetensi Pegawai, namun juga memberikan benefit bagi Bussiness Process Owner
sesuai dengan salah satu nilai CORPU, yaitu Performing. Akhir kata, semoga buku ini dapat
bermanfaat bagi insan PLN.

Jakarta, 31 Desember 2013


Chief Learning Officer

SUHARTO

ii

KATA PENGANTAR
MANAJER PLN PRIMARY ENERGY & POWER GENERATION ACADEMY
PLN CORPORATE UNIVERSITY
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayahnya, sehingga
penyusunan materi pembelajaran PEMBIDANGAN PRAJABATAN S1 - ENJINER PEMBANGKITAN
THERMAL ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Materi ini merupakan materi yang terdapat pada Direktori Diklat yang sudah disahkan oleh Direktur
Pengadaan Strategis selaku Learning Council Primary Energy & Power Generation Academy. Materi ini
terdiri dari 13 buku yang membahas mengenai K2 dan Lingkungan Hidup, Pengoperasian PLTU,
Pengoperasian PLTGU, Pengenalan PLTP, Perencanaan, pengendalian, dan evaluasi O&M Pembangkit,
Pemeliharaan Mekanikal Pembangkit Thermal dan Hidro, Pemeliharaan Listrik Pembangkit,
Pemeliharaan Proteksi, Kontrol & Instrumen, Kimia Pembangkit, Pengoperasian PLTA, Pengenalan PLTS,
Pengoperasian PLTD dan Pemeliharaan Mekanikal Pembangkit Diesel sehingga diharapkan dapat
mempermudah proses belajar dan mengajar di Primary Energy dan Power Generation Academy.
Akhir kata, Pembelajaran ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kinerja unit operasional dan
bisa menunjang kinerja ekselen korporat. Tentunya tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan materi pembelajaran ini. Saran dan kritik dari
pembaca/siswa sangat diharapkan bagi penyempurnaan materi ini.

Suralaya, 18 November 2013

M. IRWANSYAH PUTRA

iii

DAFTAR BUKU PELAJARAN


Buku 1
K2 dan Lingkungan Hidup
Buku 2
Pengoperasian PLTU
Buku 3
Pengoperasian PLTGU
Buku 4
Pengenalan PLTP
Buku 5
Perencanaan, pengendalian, dan evaluasi O&M Pembangkit
Buku 6
Pemeliharaan Mekanikal Pembangkit Thermal dan Hidro
Buku 7
Pemeliharaan Listrik Pembangkit

iv

Buku 8
Pemeliharaan Proteksi, Kontrol & Instrumen
Buku 9
Kimia Pembangkit
Buku 10
Pengoperasian PLTA
Buku 11
Pengenalan PLTS
Buku 12
Pengoperasian PLTD
Buku 13
Pemeliharaan Mekanikal Pembangkit Diesel

BUKU I

K2 DAN LINGKUNGAN HIDUP

TUJUAN PELAJARAN

Setelah mengikuti pelajaran ini peserta memahami prinsip


prinsip Keselamatan Ketenagalistikan (K2).

DURASI

6 JP

PENYUSUN

1. ARDI

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

DAFTAR ISI

TUJUAN PELAJARAN ................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii
Daftar Gambar ........................................................................................................................... iv
1.

TUJUAN PROGRAM KESELAMATAN KERJA.................................................................... 1

2.

UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA NO. 1 TAHUN 1970 ..................................... 2

3.

4.

2.1.

Dasar Keselamatan Kerja di PLN ............................................................................. 3

2.2.

Kewajiban Berdisplin Mematuhi Syarat-Syarat Keselamatan Kerja .......................... 4

2.3.

Ringkasan ................................................................................................................ 5

2.4.

Definisi - Definisi ..................................................................................................... 11

2.5.

Pengumuman No. : 023 / PST / 75. ........................................................................ 13

2.6.

Surat Edaran NO. 055 /PST/82 .............................................................................. 15

KECELAKAAN KERJA ...................................................................................................... 19


3.1

Alasan Usaha Pencegahan Kecelakaan Kerja........................................................ 19

3.2

Macam-macam Bahaya. ......................................................................................... 19

3.3

Jenis Kecelakaan ................................................................................................... 20

3.4

Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Kerja dan Tindakan Pencegahannya ............. 20

3.5

Cara Kerja Yang Aman ........................................................................................... 22

3.6

Akibat Kecelakaan .................................................................................................. 29

TINDAK LANJUT JIKA TERJADI KECELAKAAN. ............................................................. 30


4.1.

Kecelakaan Yang Mengakibatkan Suatu Kerusakan Peralatan Tetapi Tidak


Menimbulkan Luka Manusia. .................................................................................. 30

4.2.

Kecelakaan Yang Tidak mengakibatkan Kerusakan Pada Peralatan dan Tidak


Menimbulkan Luka Pada Manusia. ......................................................................... 30

4.3.
5.

6.

Kecelakaan Yang Mengakibatkan Luka Pada Manusia .......................................... 30

ALAT PELINDUNG/KESELAMATAN ................................................................................. 31


5.1.

Alat Pelindung untuk Mesin dan Alat Kerja ............................................................. 31

5.2.

Alat pelindung Untuk Manusia/Pekerja ................................................................... 33

KECELAKAAN DINAS ....................................................................................................... 41


6.1.

Pengertian Kecelakaan........................................................................................... 42

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

ii

7.

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) ................................................ 60


7.1.

PERNAPASAN BUATAN........................................................................................ 64

7.2.

Perdarahan............................................................................................................. 68

7.3.

Patah Tulang .......................................................................................................... 70

7.4.

Mengangkut Korban ............................................................................................... 74

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

iii

Daftar Gambar

Gambar 1 Kap/pelindung pada gigi, komponen yang berputar ................................................. 32


Gambar 2 Pelindung yang mudah dipindahkan. ....................................................................... 32

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

iv

1.

TUJUAN PROGRAM KESELAMATAN KERJA

Keselamatan Kerja adalah Suatu bidang yang ditujukan untuk mencegah suatu bentuk
kecelakaan dilingkungan dan keadaan kerja.
Secara umum tujuan keselamatan kerja adalah untuk mencegah atau mengurangi kejadian
insiden/kecelakaan yang merugikan.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tujuan umum dari program keselamatan kerja adalah
meliputi :
a. Kemanusiaan, mencegah cidera atau kematian
b. Ekonomi, mencegah kerusakan harta, mencegah pemborosan biaya, meningkatkan moral
kerja pegawai dan produktivitas perusahaan.
c. Sosial,

memenuhi tanggung jawab perusahaan untuk ikut menjaga kelestarian


lingkungan, kesejahteraan dan ketentraman masyarakat, serta memenuhi
peraturan/hukum yang berlaku.

Agar tujuan umum ini dapat diterapkan, maka ia harus dijabarkan lagi ke dalam bentuk tujuantujuan yang lebih nyata dan dapat diukur berdasarkan perkembangan persahaan dimasa
mendatang.
Tujuan program keselamatan ini harus dibagi menjadi:
a. Tujuan jangka pendek
Yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah keselamatan kerja yang ada pada saat
ini, terutama yang membutuhkan penanganan segera, seperti misal:

Menemukan bahaya yang ada dalam pabrik

House keeping ds.

b. Tujuan jangka panjang


Yang berbentuk usaha untuk memudahkan usaha keselamatan kerja kedalam kegiatan
produksi serta menjaga kesinambungan. Jika tujuan ini dapat dicapai, maka bukan hanya
kecelakaan/incident saja yang dapat dicegah, tetapi akan diperoleh juga keuntungan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

ekonomis dalam bentuk peningkatan gairah kerja,penghematan dana akibat kerusakan


barang, peningkatan effisiensi dan produktivitas perusahaan.
Contoh Bunyi Kebijaksanaan Keselamatan Kerja
Kepada : Semua Karyawan
Pencegahan kecelakaan dan cidera terhadap masyarakat umum, langganan, dan
karyawan harus dipadukan ke dalam semua segi kegiatan kerja sehari-hari.
Semua tingkatan Manajemen bertanggung jawab untuk memelihara lingkungan yang
aman dan sehat bagi seluruh karyawan, dan meyakinkan bahwa semua usaha
pencegahan bahaya sudah diambil.
Semua karyawan harus mematuhi peraturan yang berlaku, demi keselamatan diri
sendiri dan rekan-rekannya.

2.

UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA NO. 1 TAHUN 1970

Sesuai dengan undang-undang keselamatan kerja no. 1 Tahun 1970, maka semua kegiatan
mulai dari perencanaan penggunaan. pemeliharaan dan penyimpanan barang yang
mengandung dan dapat menimbulkan bauaha kecelakaan, harus memenuhi norma-norma
keselamatan kerja.
Banyak orang telah mengetahui, bahwa setiap kegiatan yang dapat menimbulkan kecelakaan
harus dilakukan sesuai dengan peraturan atau undang-undang keselamatan kerja. Setiap
peralatan (mesin) selalu dilengkapi dengan instruksi prosedure pengoperasian dari pabriknya.
prosedure ini selalu dikaitkan dengan aspek-aspek keselamatan kerja. Namun demikian masih
banyak peralatan yang dioperasikan tidak sesuai dengan prosedur atau peralatan yang menurut
peraturan keselamatan kerja tidak layak untuk dioperasikan, tetapi beroperasi, sehingga
mempunyai resiko terhadap orang yang mengoperasikan atau lingkunganya. sebut saja
misalnya, kompresor tanpa pelindung tali kipas, sambungan kabel terbuka dsb.
Terlihat jelas disini bahwa kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja masih rendah.
bahkan yang sering diabaikan. Oleh karena itu dalam setiap kesempatan, penyuluhan tentang
pentingnya keselamatan kerja harus selalu diberikan atau diingatkan kembali. terutama pada
pegawai yang berhubungan erat dengan pengoperasian, pemeliharaan atau pemasangan
mesin.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

2.1.

Dasar Keselamatan Kerja di PLN

Dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk pegawai dan
lingkungan, maka PLN mewajibkan kepada setiap unit administrasinya untuk mengikuti normanorma keselamatan kerja.
Adapun yang mendasari kewajiban keselamatan kerja di PLN adalah :
a. Undang-undang keselamatan kerja no. 1 tahun 1970
b. Pengumuman Direksi no. 023/PST/75 tentang keselamatan memasuki dan bekerja
didalam ruangan sentral pembangkit tenaga listrik.
c. Surat Edaran No. 016/PST/78 tentang peningkatkan tugas para pengawas pekerjaan
d. Surat Edaran No. 055/PST/82 tentang kewajiban memakai alat pengaman kerja dan
sangsinya.
e. Instruksi Direksi No. 002/84 tentang membudayakan keselamatan dan kesehatan kerja
dilingkungan PLN
Selain itu Direksi atau unit memiliki atau diberi wewenang untuk membuat peraturan
keselamatan kerja sesuai dengan kondisi setempat dan sifat kerugiannya.
Peraturan terssbut juga mencakup sistem tagging dan prosedur ijin untuk bekerja (permit to
work) pada peralatan listrik dan mekanik. Peraturan ini dirancang untuk menjaga keselamatan
pegawai yang harus memperbaiki atau memelihara peralatan mekanik dan peralatan lain pada
unit.
Pokok-pokok pencegahan kecelakaan meliputi beberapa item yang antara lain adalah :
a. Hindari kecelakaan yang disebabkan oleh beberapa situasi, dengan cara mematuhi
larangan atau tanda-tanda yang dipasang pada daerah yang berbahaya. Jangan
bergurau ditempat kerja.
b. Kenali dan perbaiki kondisi yang berbahaya, dengan cara membersihkan ceceran
minyak, memperbaiki penerangan yang kurang.
c. Gunakan perkakas dan perlengkapan kerja yang tepat dan benar, alat listrik portabel,
tangga dan sebagainya.
d. Gunakan prosedur dan metoda kerja yang aman dalam melakukan pemindahan
menangani bahan-bahan yang berbahaya, sistem ijin untuk bekerja.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

e. Gunakan alat pelindung yang sesuai dengan jenis pekerjaannya; sarung tangan,
kacamata pengaman, pelindung telinga, topi pengaman, sepatu pemgaman dsb.
f.

2.2.

Tingkatkan semua aspek keselamatan kerja dengan selalu menjaga kebersihan,


penyuluhan dan melalui kursus meningkatkan keahlian.

Kewajiban Berdisplin Mematuhi Syarat-Syarat Keselamatan Kerja

Sebagai karyawan PLN tentu anda tidak berkeinginan:

Istri anda menjadi JANDA

Anak-anak anda menjadi anak YATIM, yang suram hari kemudiannya

Orang tua anda menanggung kesedihan yang mendalam.

Anda sendiri menderita CACAT SEUMUR HIDUP, menderita lahir dan batin

Namun jangan lupa bahwa hal tersebut diatas bisa saja terjadi. Pada suatu saat kemungkinan
anda dapat/terkena musibah kecelakaan ditempat anda bekerja yang berakibat fatal anda
tewas, anda luka parah, sebagian anggota tubuh anda terpaksa harus dibuang, atau anda
harus dirawat cukup lama.
Semua ini bisa terjadi karena ulah anda sendiri yaitu:

MENGANGGAP REMEH / mengabaikan ketentuan-ketentuan keselamatan kerja dan


prosedur (cara kerja yang aman dan benar.

BERSIKAP SEMBRONO (GEGABAH) pada waktu melaksanakan tugas.

MERASA DIRINYA SOK JAGO, sehingga menganggap tidak perlu lagi memakai alatalat keselamatan kerja yang diperlukan pada waktu melaksanakan tugas; dengan
banyak alasannya dan dalih bersengaja tidak mau mematuhi syart-syarat keselamatan
kerja

Kapan terjadinya bahaya/kecelakaan ditempat anda bekerja, tidak ada yang mengetahui,
termasuk anda sendiri, oleh sebab itu sebelum anda melaksanakan tugas terlebih dahulu
pakailah alat-lat keselamatan kerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang anda hadapi agar anda
terhindar atau paling tidak mengurangi bahaya maut yang selalu mengancam.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

Demi Keselamatan Anda Sendiri Maka

Pakailah selalu alat-alat keselamatan kerja yang diwajibkan pada waktu anda
melaksanakan tugas.

Berusahalah selalu memahami dan mematuhi prosedur/cara kerja yang aman dan benar

Sayangilah Jiwa/Nyawa/Tubuh Anda Dengan Cara Berusaha Mengutamakan keselamatan

Selalu waspada waktu melaksanakan tugas

selalu mematuhi semua persyaratan keselamatan kerja

Memakai alat-alat keselamatan kerja pada waktu melaksanakan tugas sesuai dengan
pekerjaan yang dilaksanakan

Tidak meremehkan/mengabaikan keselamatan kerja

Mematuhi prosedur/cara kerja yang aman dan benar.

Dibuang jauh-jauh alasan/dalih untuk tidak memakai alat-alat keselamatan kerja pada
waktu melaksanakan tugas.

2.3.

Ringkasan

UNDANG-UNDANGAN NO. 1 TAHUN 1970


TENTANG : KESELAMATAN KERJA
Dasar Pertimbangan
(1) Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.
(2) Bahwa setiap orang
keselamatannya.

lainnya

yang

berada

ditempat

kerja

perlu

terjamin

pula

(3) Bahwa sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien
(4) Bahwa sehubungan dengan hal itu perlu diadakan segala daya upaya untuk membina
norma-norma perlindungan kerja.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

(5) Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam undang-undang yang memuat
ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan
masyarakat, industrialisasi teknik dan teknologi.

Mengingat : -

Pasal-pasal 5, 20 dan 27 U.U Dasar 1945.

- Pasal-pasal 9 dan 10 Undang-undang No 14 tahun 1969 tentang


ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja.

BAB I.
TENTANG ISTILAH ISTILAH:

Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan :
1. Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertuup atau terbuka, bergerak atau
tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau sering memasuki tenaga kerja untuk keperluan
suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana
diperinci dalam pasal 2 : termasuk tempat kerja adalah semua ruangan, lapangan, halaman
dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat
kerja tersebut.
2. Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu tempat
kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
3. Pengusaha adalah :
a. Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri dan untuk
keperluan itu menggunakan tempat kerja.
b. Orang atau badan, hukum yang secara berdiri sendiri yang menjalankan sesuatu usaha
bukan miliknya dan untuk keperluan itu menggunakan tempat kerja.
c. Orang atau badan hukum, yang di Indonesia mewakili orang atau badan hukum yang
termaksud pada (a) dan (b) jikalau yang diwakili berkedudukan diluar Indonesia.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

4. Direktur adalah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan
Undang-undang ini.
5. Pegawai Pegawas adalah pegawai tehnis berkeahlian khusus dari Depertemen Tenaga
Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
6. Ahli Keselamatan Kerja adalah tenaga tehnis berkeahlian khusus dari Depertemen
Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya
Undang-undang ini.

BAB II
RUANG LINGKUP
Mengatur tentang Keselamatan Kerja dalam segala tempat kerja, baik didarat, didalam tanah,
dipermukaan air, didalam air maupun diudara yang berada didalam wilayah keskuasaan hukum
Republik Indoneisa, yang antara lain :
a. Dilakukan pembuatan, uji coba dan penggunaan peralatan mesin dan instalasi yang dapat
menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan.
b. Dilakukan pembuatan, perdagangan, penggunaan dan pengangkutan barang-barang
mudah meledak, terbakar menggigit dan beracun.
c. Dilakukan pembangunan, pebaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran.
d. Dilakukan usaha petanian, perkebunan, pembukaan hutan dan pengolahan hasil hutan.
e. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan.
f.

Dilakukan pengangkutan, barang, binatang dan manusia.

g. Dilakukan pekerjaan bongkar muat.


h. Dilakukan penyelaman dan pengambilan benda dan pekerjaan didalam air.
i.

Dilakukan pekerjaan diketinggian.

j.

Dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara.

k. Dilakukan pekerjaan yang mengundang bahaya tertimbun, kajatuhan, kena benda


terpelanting, terperosok.
l.

Dilakukan pekerjaan dalam tanki, sumur atau lobang.

m. terdapat atau penyibara debu, api, radiasi, asap, gas, getaran, sinar atau suara.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

n. Dilakukan pembuangan atau penimbunan serempak atau limbah.


o. Dilakukan pemancaran, penyiaran, radio, telepon, TV atau radar.
p. Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan penyelidikan/riset yang menggunakan alat
teknis.
q. Dibangkitkan, dirubah, disalurkan, dikumpulkan atau disimpan listrik, gas, air atau minyak.
r.

Diputar film pertunjukan, sandiwara atau rekreasi menggunakan instalasi listrik atau
peralatan mekanik.

BAB III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Dengan peraturan perundang-undangan ditetatapkan Syarat-syarat Keselamatan Kerja untuk :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledak.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadiankejadian lain yang berbahaya
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f.

Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca atau radiasi dan getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik phisik maupun psychis,
keracunun, infeksi dan penularan.
i.

Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai

j.

Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.

k. Penyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.


l.

memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

m. Memelihara keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.


p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang.
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r.

Menyesuaikan dan menyempurnakan pengaman pada pekerjaan yang bahaya kecelakaan


menjadi bertambah tinggi.

BAB IV
PENGAWASAN
Mengatur tentang pelaksanaan pengawasan untuk ditaatinya undang-undang ini.

BAB V
PEMBINAAN
Kewajiban pengurus untuk menunjukan dan menjelaskan pada tiap-tiap tenaga baru tentang :
a. Kondisi bahaya yang dapat timbul ditempat kerja.
b. Difungsikannya alat-alat pengaman dan pelindung.
c. cara dan sikap kerja yang aman.

BAB VI
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Memuat ketentuan tentang :
Kewajiban pengurus untuk membuat laporan kecekaan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

BAB VIII
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
a. Pemberian keterangan yang benar.
b. Kewajiban memakai alat pelindung.
c. Memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
d. Meminta kepada pengarah untuk dilaksanakannya semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja.
e. Menyatakan keberatan untuk bekerja bilamana persyaratan keselamatan dan kesehatan
kerja serta alat pelindung diragukan.
.
BAB IX
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA
Barang siapa akan memasuki suatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai pelindung yang diwajibkan.

BAB X
KEWAJIBAN PENGURUS
Memuat ketentuan Tentang :
-

Penempatan undang-undang ini serta peraturan yang berlaku, pada tempat yang mudah
dilihat dan dibaca.

Menyediakan secara cuma-cuma alat pelindung yang diwajibkan kepada tenaga kerja, dan
bagi setiap orang yang akan memasuki tempat kerja.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

10

BAB XI
KETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP
Memuat ketentuan Tentang :
-

Ancaman perdata atas pelanggaran peraturan dengan hukuman kurungan selama-lamanya


3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (Seratus ribu rupiah).

Keterangan:
-

Untuk isi selengkapnya bisa dibaca dari U.U No. 1 Tahun 1970

2.4.

Definisi - Definisi

SELAMAT (S A F E ): SECARA RELATIP BEBAS DARI BAHAYA, CIDERA, KERUSAKAN


ATAU DARI RESIKO BAHAYA DSB.

KESELAMATAN (SAFETY): ISTILAH UMUM UNTUK MENYATAKAN SUATU TINGKAT:


- RESIKO DARI KERUGIAN
- RELATIP BEBAS DARI KERUGIAN
- KEMUNGKINAN KERUGIAN YANG RENDAH

KESELAMATAN KERJA (INDUSTRIAL SAFETY): BIDANG KEGIATAN YANG DITUJUKAN


UNTUK
MENCEGAH
SUATU
BENTUK
KECELAKAAN
DILINGKUNGAN DAN KEADAAN KERJA.

KECELAKAAN :

SUATU TINDAKAN YANG TIDAK DIINGINKAN, YANG DAPAT


MENGAKIBATKAN CIDERA PADA MANUSIA ATAU KERUSAKAN
PADA HARTA.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

11

I N S I D E N:

SUATU KEJADIAN YANG TIDAK DIINGINKAN, YANG DAPAT


MENURUNKAN EFISIENSI DARI OPERASI PERUSAHAAN.

KECELAKAAN KERJA: SUATU KECELAKAAN YANG TERJADI PADA SESEORANG


KARENA HUBUNGAN KERJA DAN KEMUNGKINAN BESAR
DISEBABKAN BAHAYA YANG ADA KAITANNYA DENGAN
PEKERJAANNYA.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

12

2.5.

Pengumuman No. : 023 / PST / 75.


PENGUMUMAN
NO. : 023 / PST / 75.
Tentang

KESELAMATAN MEMASUKI DAN BEKERJA


DI DALAM RUANGAN SENTRAL PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

Untuk menghindari/membatasi terjadinya sesuatu bahaya atau kecelakaan dalam memasuki


dan atau bekerja dadalam ruangan Sentral Pembangkit Listrik dalam rangka pengamanan serta
penyelamatan mesin-mesin Pembangkit Tenaga Listrik termasuk seluruh peralatan yang
berada didalamnya dianggap perlu untuk menggariskan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
I. Ketentuan untuk masuk kedalam ruangan Pembangkit Listrik:
1. Orang dan atau pegawai yang tidak bertugas tidak diperkenankan masuk dan atau
berada didalam ruangan Pembangkit Listrik.
2. Pegawai Sentral yang tidak bertugas dan atau pegawai PLN yang lainnya yang
perlu/berkepentingan untuk masuk/berada didalam ruangan Sentral harus mendapat izin
dari Kepala Jaga.
3. Para tamu yang mendapat izin masuk kedalam ruangan Sentral Pembangkit Listrik
harus didampingi/diantar oleh petugas jaga yang ditunjuk oleh Kepala sentral.
4. Didalam ruangan Sentral dilarang menggunakan/membawa benda atau alat yang
menimbulkan bahaya, yang mudah menimbulkan kebakaran, zat atau cairan yang
mudah menimbulkan bahaya korosi dan sebagainya
II. Keselamatan memasuki dan bekerja dalam ruangan-ruangan mesin PLTD/PLTG dan PLTA.
Pegawai/pekerja Pembangkit Listrik yang memasuki dan atau bekerja diruangan mesin
Pembangkit Listrik harus dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut:
a. Menggunakan baju dinas yang memenuhi syarat.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

13

b. Menggnakan sepatu kulit atau bahan bukan karet yang telapaknya (zoolnya)
tidak pakai paku cermai (paku yang menonjol).
c. Menggunakan sarung tangan (dari kulit pendek).
d. Menggunakan topi pengaman (bukan metal).
e. Menggunakan alat peredam untuk kuping, jika suara mesin membising keras.
III. Keselamatan memasuki dan bekerja dalam ruangan-ruangan mesin PLTU yang
pendingin Generatornya menggunakan hawa/udara biasa
1. Pegawai/pekerja Pembangkit Listrik yang memasuki dan atau bekerja diruangan mesin
Pembangkit Listrik harus dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut:
a. Menggunakan baju dinas yang memenuhi syarat.
b. Menggunakan sepatu kulit atau bahan bukan karet yang telapaknya (zoolnya)
tidak pakai paku cermai (paku yang menonjol).
c. Menggunakan sarung tangan (dari kulit pendek).
d. Menggunakan topi pengaman (bukan metal).
e. Menggunakan alat peredam untuk kuping, jika suara mesin membising keras.
2. Pegawai/pekerja yang bekerja ditempat-tempat yang berbau minyak/instalasi minyak
/berminyak dilarang merokok.
3. Pegawai/pekerja yang bekerja didalam
terdiri dari 2 (dua) orang.

ruangan mesin turbin paling sedikit harus

IV. Keselamatan memasuki dan bekerja dalam ruangan-ruangan mesin PLTU yang
pendingin Generatornya menggunakan gas Hydrogen (H2).
1. Pegawai/pekerja Pembangkit Listrik yang memasuki dan atau bekerja di dalam ruangan
turbin mesin Pembangkit Listrik harus dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut:
a. Menggunakan baju dinas yang memenuhi syarat.
b. Menggnakan sepatu kulit atau bahan bukan karet yang telapaknya (zoolnya)
tidak pakai paku cermai (paku yang menonjol).
c. Menggunakan sarung tangan (dari kulit pendek).
d. Menggunakan topi pengaman (bukan metal).
e. Menggunakan alat peredam untuk kuping, jika suara mesin membising keras.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

14

2. Di seluruh ruangan Sentral, dilarang merokok.


3. Pegawai/pekerja yang bekerja didalam ruangan mesin turbin paling sedikit harus
terdiri dari 2 (dua) orang.
V.

Untuk keseragaman bentuk, maka penyediaan peralatan pengaman bekerja dilakukan


oleh masing-masing PLN Pembangkit/PLN Distribusu/PLN Expoloitasi.

VI. Jika setelah tersedianya peralatan kerja terjadi kecelakaan yang disebabkan karena
tidak mengindahkan ketentuan ini dan atau karena tidak menggunakan alat pengaman
kerja, maka PLN dibebaskan dari kewajiban memberi ganti rugi dan biaya-biaya lainnya
untuk maksud tersebut .
VII. Ketentuan ini mulai berlaku sejak dikeluarkankannya untuk ditaati pelaksanaannya.

2.6.

Surat Edaran NO. 055 /PST/82

SURAT - EDARAN
No. 055/PST/82
Tentang

KEWAJIBAN MEMAKAI ALAT PENGAMAN KERJA DAN SANGSINYA


Guna lebih meningkatkan usaha pecegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja
dilingkungan PLN sebagaimana yang telah dalam pasal 3 Undang-undang No. 1 Tahun 1970,
dengan ini diminta perhatiannya para Direktur/Pimimpin/Kepala Satuan PLN agar secepatnya
mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
1. Secara bertahap memenuhi kebutuhan alat pengaman kerja yang sesuai dengan :
-

Macam/sifat pekerjaan pada wilayah/lingkungannya masing-masing.

Ukuran kondisi phisik orang Indonesia pada umumnya.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

15

Pengadaan alat-alat tersebut hendaknya berpedoman kepada ketentuan dalam


surat kolektif Direksi PLN No E.I. 213/DIR/82 tanggal 30 Juni 1982 perihal R.A.O
Keselamatan Kerja dan P & PKK. No 22.
2. Mewajibkan pemakaian alat pengaman kerja bagi setiap petugas yang karena sifat
pekerjaannya harus memakai alat pengaman yang telah disediakan oleh PLN, dan
mewajibkan pula untuk memelihara/merawatnya.
3. Mewajibkan kepada semua pengawas kerja yang bertugas ditempat tertutup (sentral,
gudang, bengkel dan sebagainya) maupun yang bertugas dilapangan, untuk:
-

Tetap berada ditempat pekerjaan yang dipercayakan kepadanya dan memberikan


peringatan-peringatan kepada petugas yang tidak memakai alat pengaman kerja.

Memberikan petunjklisan maupun tertulis kepada petugas-petugas bawahannya


mengenai syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan.

4. Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut butir 2 dan 3 diatas, kepada yang


bersangkutan dapat dikenakan sanksi berupa:
-

Tidakan administratif sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tidak diberikan tujangan kecelakaan dinas termaksud dalam Surat Edaran Direksi
PLN PLN No. 12A dan 12B/PST/78; apabila petugas yang bersangkutan mendapat
kecelakaan dan ternyata pada waktu menjalankan pekerjaan tanpa memakai alat
pengaman kerja yang tersedia..

Demikian, untuk dilaksanakan sebaik-baiknya.

PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARA

DIREKSI

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

16

Instruksi PLN No. 002/84

INSTRUKSI
NO. 002 / 84
Tentang

MEMBUDAYAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI LINGKUNGAN PLN


I.

Kita bersama telah mengetahui, bahwa Pemerintah kini sedang melaksanakan Kampanye
Nasional Memasyarakatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat
K3 secara intensip di semua lapisan Masyarakat yang di dalamnya termasuk pula Badanbadan Usaha Milik negara, dengan demikian PLN berkewajiban untuk ikut serta
mensukseskannya, karena K3 adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan yang
dapat mengakibatkan berbagai macam kerugian yang tidak kita harapkan.
Untuk mewujudkan K3 yang baik di lingkungan PLN mutlak diperlukan:
1. Adanya perhatian yang seksama dari semua unsur pimpinan, baik di PLN Pusat
maupun di Unit-unit kerja PLN, sehingga segala sarana yang diperlukan bagi kelancaran
pelaksanaan K3 dilingkungan PLN akan mudah dan cepat didapat.
2. Adanya Badan/Organisasi dengan petugas-petugas pelaksanaannya yang dibebani
tugas serta kewajiban untuk menangani tugas-tugas keselamatan kerja disetiap unit
PLN, sehingga pembinaan keselamatan kerja dapat berjalan lancar.
3. Adanya peraturan-peraturan keselamatan kerja di setiap Unit PLN yang berhak bukubuku, poster-poster dan lain-lain sebagai berhak buku-buku pelaksanaan, sehingga
ketentuan-ketentuan keselamatan kerja dapat selalu diketahui untuk dilaksanakan.
4. Adanya alat pengaman kerja yang lengkap sesuai dengan jenis pekerjaan yang dihadapi
di setiap unit PLN.

II. Berdasar hal-hal yang telah diuraikan diatas, dengan ini diinstruksikan kepada semua
pimpinan satuan PLN supaya melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Segera merealisasi pembentukan organisasi keselamatan kerja sejajar dengan tingkat
seksi dan melaksanakannya sesuai dengan maksud surat kolektip Direksi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

17

PLN tertanggal 30 September 1983 yang diperluas sampai dengan tingkat Cabang,
Sektor, proyek, Prolis atau unit-unit kerja lainnya yang setingkat. Pembentukan seksi
yang menjadi wewenang PLN Pusat akan direalisir dengan keputusan Direksi PLN.
2. Melakukan bimbingan dan pengawasan secara efektif dan langsung atas pelaksanaan
ketentuan-ketentuan keselamatan kerja/hasil survai keselamatan kerja di unit-unit kerja
PLN didalam wilayahnya masing-masing.
3. Mengajukan langsung kebutuhan buku-buku keselamatan kerja dan poster-poster
keselamatan kerja yang diperlukan oleh masing-masing Cabang, Sektor, Proyek, Prolis
dan unit kerja lainnya yang setingkat pada Dinas Keselamatan Kerja dengan tembusan
kepada satuan PLN atasannya, Melalui tata cara ini diharapkan agar semua unit PLN
dapat lebih cepat menerima buku/poster-poster yang diperlukan .
4. Melengkapi alat pengaman kerja secara minimal pada setiap unit PLN di wilayah
masing-masing dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang berlaku.
5. Dalam hal belum tersedia anggaran untuk pelaksana petunjuk tersebut diatas agar
disusun rencananya lebih dahulu untuk diajukan dalam rencana anggaran tahun depan.
III. Segera menyampaikan laporan pelaksanaan instruksi ini kepada Direksi dengan tembusan
kepada DNKAM. Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARA

DIREKSI,

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

18

3.

KECELAKAAN KERJA

Adalah suatu kecelakaan yang terjadi pada seseorang karena hubungan kerja dan
kemungkinan disebabkan oleh bahaya yang ada kaitannya dengan pekerjaan.

3.1

Alasan Usaha Pencegahan Kecelakaan Kerja

Ada 3 ( tiga ) alasan utama pencegahan kecelakaan kerja:


1. Alasan Kemanusian
Yaitu adanya penderitaan individu /keluarga akibat cacat seumur hidup atau
kehilangan kemampuan untuk mencari penghasilan.
2. Alasan Ekonomi
Yaitu adanya biaya yang diperlukan atas kerusakan peralatan, ganti rugi dan
kehilangan waktu kerja selama kejadian dan penyelesaiannya, serta biaya pengobatan.
3. Alasan Manajemen.
Yaitu perlu adanya pertanggung jawaban resmi dan membawa nama baik perusahaan.

3.2

Macam-macam Bahaya.
a. Mekanik: Bahaya terjepit, terpotong, terjatuh, tertimpa benda dan lain-lain
b. Phisik: Suhu panas/dingin, kelembaban, radiasi, getaran, bising dan lain-lain
c. Listrik: aliran listrik, binga api listrik penyebab kematian dan lain-lain
d. Kebakaran & Ledakan: Bahaya ledakan botol bertekanan, bejana tekan, bahan
peledak, kebakaran minyak, kebakaran bangunan dan lain-lain.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

19

3.3

Jenis Kecelakaan

3.4

Terjatuh

Tertimpa
Tertumpuk benda.
Terjepit
Terbakar atau kena ledakan
Kontak dengan bahan beracun
Terkena radiasi atau tegangan listrik

Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Kerja dan Tindakan Pencegahannya

Manusia, metoda dan tempat kerja, merupakan sumber bahaya yang paling potensial.
Suatu kecelakaan maupun kejadian yang tidak diharapkan adanya ketimpangan unsur-unsur
produksi, yang antara lain berupa:

Manusia
-

Peralatan
-

Tidak cocoknya manusia dengan peralatan.


Kurangnya motivasi
Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
Dan lain-lainnya.

Kesalahan perencanaan
Peralatan yang tidak memenuhi persyaratan
Dan lain-lain.

Lingkungan/Tempat Kerja
-

House keeping yang tidak baik


Kurangnya ventilasi, penerangan, bising.
Suhu yang panas atau terlalu dingin
Dan lain-lain

3.4.1. Bahaya Pada Tempat Kerja

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

20

Peralatan, pelindung yang tidak memenuhi syarat.


Peralatan, bahan yang aus atau rusak
Terlalu sesak
Keadaan udara beracun
Bising
Bahaya ledakan / terbakar
Kurang sarana pemberi tanda peringatan
Dan lain-lain

Tindakan Pencegahannya
-

Bekerja sesuai prosedur


Menggunakan pakaian keselamatan kerja sesuai dengan yang dianjurkan
Melaksanakan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku ditempat kerja
Semua tempat kerja dalam keadaan bersih dan aman
Semua jalan masuk bebas dari bahaya.
Tata ruang cukup baik/nyaman
Pintu darurat/alat pemadam siap dipakai
Penerangan yang cukup
Lantai, jalan keluar dalam kondisi bai bebas dari gangguan atau tumpahan oli
Alat pengangkut dapat dioperasikan dengan baik
Alat pengaman dalam kondisi baik dan pada tempatnya
Peralatan kerja dalam keadaan aman
Penyimpanan barang-barang yang mudah terbakar dan meledak dengan aman
Pengamatan terhadap peraturan mengenai bahan-bahan yang mudah meledak
dan terbakar.

3.4.2. Tindakan yang tidak aman antara lain:


-

Tidak mengerti kemungkinan bahaya yang akan timbul


Bekerja tanpa wewenang
Bekerja dengan kecepatan yang salah.
Menyebabkan alat pelindung tak berfungsi
Menggunakan alat yang rusak
Tidak memakai alat keselamatan kerja
Menggunakan alat secara salah
Melanggar peraturan keselamatan kerja

Bergurau ditempat kerja

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

21

Gagal memberi peringatan, dan lain-lain

Kondisi yang tidak aman antara lain:


-

3.5

Peralatan pelindung yang tidak memenuhi persyaratan.


Sistem pemberi tanda peringatan yang kurang jelas.
Ventilasi, penerangan yang kurang, dan lain-lain

Cara Kerja Yang Aman


Start
- Pertimbangkan Bahaya Kerja
- Pertimbangkan Bahaya Lingkungan
- Tentukan Langkah pengaman yang diambil

Persiapan
-

Gunakan Pakaian Keselamatan Kerja


Peralatan dan perlengkapan dirangkai dengan benar
Beri tanda bahaya atau pengaman pada tempat kerja
Semua baranag yang tidak berguna di singkirkan dari tempat kerja.
Pasang peralatan pengaman jika perlu
Posisi peralatan dan rute kabel, udara tekan dll. pada jalan yang seaman mungkin.

Laksanakan tugas
-

Pakaian keselamatan kerja yang diwajibkan


Bekerja sesuai logika
Selalu gunakan peralatan dengan benar
Jangan mengubah fungsi peralatan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

22

Bersihkan setelah selesai bekerja


- Kumpulkan alat dan bersihkan
- Kembalikan alat ke gudang.
- Setelah selesai lepas tanda/pengaman bahaya yang dipasang
- Pasang kembali peralatan yang dilepas.
- Selesai.
Meskipun semua orang tidak menghendaki terjadinya kecelakaan, namun akibatnya akan
diderita oleh:
a. Karyawan
-

Kematian/cacat
Persoalan kewajiban karena cacat
Kesedihan keluarga
dan lain-lain

b. Perusahaan
-

Timbulnya biaya pengobatan dan pertolongan


Kerusakan peralatan
Kelambatan produksi
Penurunan produktivitas setelah bekerja kembali
Naiknya biaya asuransi
Hilangnya kepercayaan masyarakat
Biaya melatih pekerja baru
Dan lain-lain

3.5.1. Bekerja Dengan Peralatan Tangan


Alat-alat Tangan (Hand Tools)
Dalam kegiatan kerja, Manusia tidak dapat terlepas dari alat-alat pembantu seperti tang, obeng,
kunci pas, palu dan sebagainya, kecelakaan sangat sering terjadi dari penggunaan alat-alat
tangan, walupun sifat kecelakaan biasanya ringan.
Tetapi mengingkat bagian yang cidera justru sangat ital untuk bekerja seperti jari tangan, maka
waktu yang hilang juga menjadi besar, Antara lain karena pekerja yang mengalami cedera/luka
tidak bisa bekerja buat sementara waktu.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

23

Kecelakaan oleh alat-alat tangan biasanya timbul karena:


-

Terlepas waktu digunakan


Alat-alat yang rusak (patah, bergerigi, aus)
Alat-alat yang tidak sesuai
Cara pemakaian yang salah pada waktu bekerja
Penyimpanan yang kurang baik

Syarat-syarat dalam penggunaan alat-alat tangan adalah :


-

Alat-alat tangan harus terbuat dari bahan yang berkwalitas baik dan memenuhi
syarat

Alat-alat tangan harus digunakan sesuai dengan fungsinya. (jangan menggunakan


kunci pas untuk memukul)

Jangan menggunakan alat-alat tangan yang rusak seperti longgar, patah, aus,
bergerigi dan sebagainya.

3.5.2. Bekerja dengan peralatan listrik


Peraturan Keselamatan Kerja Peralatan Listrik
Peraturan-peraturan ini menetapkan tindakan pencegahan yang harus diambil sebelum belerja
pada alat-alat listrik. Dalam alat-alat listrik yang bertegangan, maka bagian alat-alat yang
dikerjakan harus:
a. Mati
b. Isolasi dan lakukan langkah-langkah untuk mengunci/mematikan dari konduktor yang
bertegangan listrik.
c. Hubungkan ke tanah secara effisiensi semua titik pemutus pasok listrik pada alat-alat
tersebut dan tempat-tempat bekerja.
d. Dilindungi dimana perlu untuk mencegah bahaya dan pasang tanda serta peringatan
bahaya
e. Lakukan kerja setelah keluar/terbit izin untuk bekerja atau izin untuk pengujian pada
alat-alat listrik.
f.

Petugas yang melaksanakan pekerjaan harus benar-benar mengenai sifat dan juga
luas pekerjaan yang harus dikerjaan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

24

Ijin bekerja pada alat-alat listrik harus diterbitkan oleh petugas senior berwenang yang
bertanggung jawab jawab menjamin bahwa seluruh syart-syarat ini dipenuhi dan semua
tindakan-tindakan pencegahan untuk keselamatan kerja yang releven sudah dijalankan. Di
Pusat pembangkit petugas ini bisa jadi seorang Charge Engineer yang telah berkecimpung
pada pengujian penelitian atas lokasi pengetahuannya tentang uni dan peralatan pada lokasi
dia bekerja sebelum ditunjuk sebagai seorang petugas senior berwenang.
Tidak boleh ada keselahan dalam pekerjaan listrik tegangan tinggi dan hal ini penting bahwa
petugas kompoten yang menerima izin bekerja mengerti betul batas-batas dari pekerjaannya,
sehingga ijin ini mengatur dan menjaganya secara keras.
Tidak jarang penyelidiki terhadap kecelakaan yang telah menunjukkan bahwa korbannya telah
keluar dari batas yang dientukan ijin bekerja, dengan pemikiran membantu pekerjaan tapi
mengalami keslutian sebagai akibat dari maksud baiknya.
a. Mengenal saklar-saklar dari isolator
b. Membuka dan mengeluarkan sekring
c. Memasang pemberitahuan yang sesuai sehingga jelas terilhat peralatan yang sedang
dipadamkan untuk melaksanakan pekerjaan.
Sering harus bekerja pada alat-alat listrik tegangan rendah dan menengah yang bertegangan
sehingga perlu tindakan pencegahan dilakukan dan tidak ada alasan untuk melaksanakan
pekerjaan seperti itu dengan tidak aman.
Penggunaan tangga yang terisolasi, sarung tangan karet dan sepatu boot yang cocok, tang
terisolasi dan perkakas lain bersama-sama dengan pembatas dari sirkit bertegangan yang
berbatasan dapat dilakukan sepanjang terpisah dari bahaya listrik bertegangan.
Meskipun ijin-ijin bekerja tidak diterbitkan untuk pekerjaan listrik tegangan rendah dan
menengah, pembatasan surat masuk dapat dikeluarkan yang mungkin merinci pekerjaan yang
pasti dikerjaan dan jika perlu diambil langkah-langkah pencegahan. Juga petugas kompeten
yang menerima pembatasan kartu harus mengerti secara pasti apa yang harus dikerjakan dan
bagaimana mengerjakannya.
Hanya dengan menjaga pekerjaan listrik di bawah pengawasan yang ketat, kecelakaan dapat
diatasi dan hal ini harus diperkirakan setiap saat dalam hal kerusakan unit maupun luka
terhadap petugas.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

25

3.5.3. Bekerja Dengan Peralatan Mesin


Peraturan Keselamatan Kerja Peralatan Mekanik
Peraturan-peraturan ini memilki obyek yang sama seperti peraturan untuk peralatan listrik,
meningkatkan keselamatan dalam bekerja, dimana unit harus dibuat aman sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
Peraturan-peraturan mekanik khususnya bagi petugas yang berhubungan
pengoperasian atau emeliharaan pusat pembangkit dan rinciannnya adalah perlu.

dengan

Sebelum pekerjaan dimulai pada setiap bagian dari unit, maka isolasi fisik dan pemblokiran unit
dari semua sumber bahaya harus diambil sebagai tindakan keselamatan utama.
Pada sebuah pusat pembangkit, banyak terdapat situasi dimana pekerjaan pemeliharaan tidak
dapat dimulai sampai dengan persiapan-persiapan extensif dilakukan untuk menjamin bahwa
bahaya-bahaya potensial sudah dihilangkan, misalnya.

Pipa-pipa dan bejana harus diberi tekanan atmosfir dan bila perlu dikosongkan

Ruang bakar cerobong dan sebagainya harus diberi ventilasi

Peralatan pembakaran harus dibuat tidak beroperasi

Sirkir pendinginan hidrogen harus dipurge dengan gas dan diisi dengan udara.
Tindakan-tindakan ini perlu sebel;um izin bekerja peralatan mekanik ditertibkan
dimana diatur secara jelas cara-cara dalam unit yang sudah diisolasi, dibuat aman dan
tertutup/terkunci. Banyak pesiapan nyata yang melibatkan operator alat bantu di
bawah pengarahan enginer yang seterusnya menerbitkan izin kerja.

Sebagaimana di dalam hal ijin bekerja untuk peralatan listrik.Untuk menertibkan ijin bekerja
peralatan mekanik pada dasarnnya adalah sama, yaitu menjamin orang yang menerima ijin
bekerja tahu dengan pasti bagian dari unit di ijinkan untuk dikerjakan dan kemudian bekerja
dengan pasti dalam batas yang diatur.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

26

3.5.4. Bekerja Pada Bahan Kimia


Terdapat beberapa macam bahan kimia, minyak dan gas yang digunakan di PLTU. Untuk itu
diperlukan prosedure penanganan material (Zat) tersebut diatas sesuai dengan peraturan
keselamatan kerja. Pejabat yang berwenang membuat prosedur dan memberi rekomendasi
penanganan material tersebut adalah ahli kimia PLTU.
Pekerjaan pemaliharaan peralatan yang mengandung material tersebut diatas atau berada
didekatnya harus mendapat rekomendasi ahli kimia. Tanpa rekomendasi dari pejabat ahli kimia
pekerjaan tidak boleh dilaksanakan.
Petugas pemeliharaan listrik atau mesin yang akan bekerja pada electrostatic precipitatorn (EP)
harus meminta rekomendasi pada ahli kimia PLTU. Ahli kimia harus memeriksa dan menguji
keadaan didalam EP dan sekitarnya. Fungsi EP adalah menangkap debu yang terkandung
dalam EP dan sekitarnya.
Fungsi EP adalah menagkap e\debu yang terkandung dalam aliran gas buang. Didalam gas
buang terdapat unsur bahan kimia dan sisa bahan bakar yang tidak terbakar yang dapat
membahayakan manusia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengujian tersebut ahli kimia menetapkan apakah ruangan
EP dapat dimasuki orang (petugas) pemeliharaan. Termasuk ketentuan lain, seperti seberapa
lama petugas pemeliharaan boleh bekerja di dalam EP, menggunakan peralatan perbafasan
atau tidak, apakah diperlukan vent tamabahn atau tidak, dsb.
Selama didalam ruangan EP terdapat petugas pemeliharaan, ahli kimia harus memantau terus
sampai kondisi ruangan tersebut benar-benarr bebas dari gas beracun, cukup oksigen dan
layak dimasuki orang tanpa batas waktu.
Serupa dengan ruangan EP, generator berpendingin hidrigen juga diperlukan sama. Tidak
boleh ada orang bekerja pada generator berpendinginan hidrogen tanpa mendapat
rekomendasi dari ahli kimia.
Ahli kimia bertugas memeriksa dan menguji kandungan gas hidrogen pada generator dan
sekitarnya. Dan juga memerintahkan dilakukan tindakan pencegahan tertentu untuk
mengamankan terhadap kemungkinan ledakan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengujian serta tindakan pencegahan yang telah
dilakukan, ahli kimia menetapkan dan memberi rekomendasi bahwa pada generator dan sekitar
nya sudah tidak berbahaya untuk dilakukan pekerjaan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

27

Tugas lain ahli kimia yang berhubungan dengan pekerjaan pemeliharaan adalah memberi
rekomendasi untuk memasuki (bekerja) pada peralatan (ruang) terytutup yang mengandung
bahan kimia beracun atau kurang oksigen. Misalnya untuk memasuki tangki bahan bakar
minyak, minyak pelumas, saluran air pendingin, dsb.

3.5.5. Sumber bahaya manusia dapat dicegah dengan memperhatikan:


-

Mengetahui cara tepat dan aman dalam bekerja

Mengerti bahaya yang akan timbul sehubungan dengan pekerjaan dan cara
mengatasinya

Mengerti maksud fungsi dari pemakaian alat pengaman.

Mengetahui bahwa mereka harus melapor dengan segera bila terjadi suatu tanda
tanda kelainan pada peralatan.

Memelihara kesehatan fisiknya

Penjelasan dan uraian prosedur kerja

Penyelasan dan uraian mengenai prosedur keselamatan kerja.

3.6.

Segi lingkungan Fisik


a. Perencanaan mesin/peralatan tanpa memperhitungkan segi keselamatan
b. Merancang peralatan dan lingkungan kerja tidak sesuai batas kemampuan pekerja
c. Pembelian, pengelolahan mesin/alat/bahan tidak sesuai standart/prosedure yang
berlaku.
d. Pembuangan sisa produk tidak memperhatikan kelestarian lingkungan.
e. Tidak melaksanakan kegiatan pemeliharaan yang bersifat pencegahan terhadap
kerusakan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

28

3.6

Akibat Kecelakaan

3.6.1

Karyawan
-

3.6.2

Kematian
Cacat Tetap
Gangguan Kejiwaan
Kesedihan Keluarga
Lain-lain

Perusahaan
-

Biaya pengobatan
Biaya ganti rugi
Kerusakan harta/peraltan
Keterlambatan produksi
Biaya melatih tenaga baru
Naiknya biaya asuransi
Lain-lain

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

29

4.

TINDAK LANJUT JIKA TERJADI KECELAKAAN.

Terdapat 3 (tiga) kecelakaan yang perlu diperhatikan, dan segera diambil tindak lanjutnya
4.1.

Kecelakaan Yang Mengakibatkan Suatu Kerusakan Peralatan Tetapi Tidak


Menimbulkan Luka Manusia.

Tindakan yang diambil:


Menghentikan pengoperasian peralatan tersebut, jika kerusakan tersebut menyebabkan
kerusakan yang lebih besar.
a. Melaporkan kepada Atasan, Seksi/Urusan Keselamatan Kerja, atau Tenaga Ahli.
b. Menemukan penyebab kecelakaan itu :
-

4.2.

Cari dan kumpulkan informasi dari orang yang melihat langsung.


Kumpulkan alat-alat yang dipergunakan untuk bekerja.

Kecelakaan Yang Tidak mengakibatkan Kerusakan Pada Peralatan dan Tidak


Menimbulkan Luka Pada Manusia.

Tindakan yang diambil:

4.3.

Menemukan penyebab kecelakaan itu, agar tidak terjadi kecelakaan yang sama
pada waktu yang akan datang.

Menghilangkan bahaya dengan segera.

Kecelakaan Yang Mengakibatkan Luka Pada Manusia

Tindakan yang diambil:


-

Bagi sipenolong, harus mempunyai kemampuan dan keyakinan akan dirinya sendiri

Bersikap tenang, lakukan cara-cara segera tepat dan benar, Haln ini akan
menambah rasa aman bagi penderita dan mencegah kepanikan pada orang-orang
disekitarnya.

Berikan pertolongan pertama pada orang yang mengalamim kecelakaan seperti


membantu pernafasan, menghentikan pendarahan. Bila orang mengalami patah
tulang , usahakan agar tidak memindah orang tersebut, biarkan ia duduk/tidur dengan
posisi yang baik dan tunggu sampai dokter datang.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

30

Bila perlu kirim ke Rumah Sakit dengan segera.

Berikan informasi pada atasan anda, urusan/seksi keselamatan kerja, bagian teknik
dan orang-orang yang berkepentingan lainnya.

Selidiki penyebabnya dari kecelakaan.

5.

Bila mungkin cari informasi dari orang yang mengalami kecelakan mengenai
kejadiannya.

Temui orang-orang yang menjadi saksi untuk wawancara pada waktun yang akan
datang

Kumpulkan peralatan dan informasiyang berkaitan dengan kejadian itu.

ALAT PELINDUNG/KESELAMATAN

Alat pelindung/keselamatan ada 2 (dua) macam yaitu :

5.1.

Untuk mesin dan alat tenaga

Untuk Manusia/pekerja

Alat Pelindung untuk Mesin dan Alat Kerja

Peralatan ini sudah disediakan sendiri oleh pabrik yang membuat dan yang mengeluarkan
mesin-mesin serta alat tenaga.
Berikut ini beberapa contoh Alat Pelindung/Pengaman:
-

Safety valve/katub pengaman untuk pressure part/bejana tekan.

Kap pelindung sabuk transmisi, V-belt

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

31

Gambar 1 Kap/pelindung pada gigi, komponen yang berputar

Gambar 2 Pelindung yang mudah dipindahkan.

Jika alat pelindung/pengaman tidak difungsikan, maka kemungkinan akan terjadi kecelakaan
seperti ini.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

32

5.2.

Alat pelindung Untuk Manusia/Pekerja

7.1.4 Pakaian Kerja


Pakaian Kerja pekerja pada gambar ini berpakaian benar
Ia mengenakan:
-

topi (helm) untuk melindungi rambut (batok kepala)


baju lengan pendek
kacamata melindungi matanya
tanpa arloji atau cincin
tanpa dasi dan syal
sepatu kokoh

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

33

Kalung, dasi gelang, arloji dan cincin MEMBAHAYAKAN

Jangan sekali-kali menyimpan perkakas atau alat yang


tajam di saku pakaian kerja
Bahan atau perkakas dengan ujungnya yang tajam
harus dibungkus dengan alat pelindung
Saku-saku pada pakaian kerja jangan dijadikan tempat
penyimpanan perkakas.
Perkakas-perkakas tersebut harus dibawa dalam kotak
perkakas sesungguhnya.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

34

5.2.2. Helm/Topi Keselamatan


Gunanya untuk melindungi kepala dari kemungkinan terkena benda jatuh.

Topi Keselamatan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :


IMPACT TEST :
Bila beban 8 Lbs dijatuhkan, topi alumunium maximum akan melekuk sedalam 5 mm. Ini setara
dengan 350 - 450 kg/force (leher patah pada 750 kg/force)
Pembagian beban yang ditimpakan ke topi
dibagi :
a. Untuk mengembangkan ke samping
b. Untuk ditahan tali yang didalam topi
c. Untuk dibebankan ke kepala

PENETRATION TEST :
Pasak 1/2 kg dijatuhkan dari ketinggian 3 meter penusukan pasak maksimum 3/4
a. Jarak tali dengan topi ( 1 1/2)
b. Penusukan pada saat test maksimal = 3/4

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

35

ELECTRICAL TEST:
Topi harus mampu menahan:
- tegangan
- arus

= 10 kilo volt
= 3 mill ampare dalam waktu 30 detik

SIDE IMPACT TEST :


-

Dikenakan impact dari samping ..... > topi dijepit dengan


kekuatan 20 lbf ..... > terjadi penciutan maksimum 1/2

FIRE TEST :
Semua topi keselamatan ---- terbuat bahan yang dapat mematikan bila terbakar (self
extinguishing material.
Api ----------> bahan ---------------------> terbakar
Api tak mengenal bahan -------> mati

5.2.3

Kacamata pengaman

Karena luka/kecelakaan pada mata berakibatkan


fatal, maka berikut ini beberapa contoh kacamata
pengaman
Salah satu yang paling lumrah ialah kacamata
biasa dengan kaca antipecah. perlengkapan ini
melindungi mata dari bram dan bkeja dibengkel.
Jenis kacamata ini memberikan pelindung yang
lebih baik untuk bekerja dibengkel..
Jenis khusus dari kacamata pengaman dibuat
untuk pekerjaan khusus seperti untuk mengelas
gas. Rangka kacamata menutup mata dengan
sempurna.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

36

Jenis kacamata pengaman ini membantu pandangan yang


lebih luas dan juga mlindungi mata.
Perisai bukan hanya melindungi mata dari sinar yang kuat dari
las listrik, tapi juga melindungi kepala dan percikan api dan
bram.

5.2.4

Sarung Tangan

Untuk melindungi tangan dalam banyak pekerjaan.


Pekerjaan panas :
- Bahan asbes atau kulit.
Bahan kimia
- Bahan karet atau bahan lain yang tahan kimia.
Pekerjaan tangan :
- Bahan katun

5.2.5

Masker

Untuk melindungi organ pernafasan dari:


- gas beracun
- debu

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

37

5.2.6 Tutup Telinga


Untuk melindungi telinga dari kebisingan.

5.2.7 Sabuk Pengaman


Untuk
melindungi
jatuh
dari
ketinggian pada waktu bekerja
pengkait harus dikaitkan pada tempat
yang kuat.

5.2.8

Safety Shoes/Sepatu Keselamatan

Untuk melindungi kaki dari : tergencetnya atau kejatuhan benda. Pada umumnya Safety Shoes
tahan tegangan s/d 500 volt dan anti slip, serta tahan minyak.
Test: (Standard ANSI R 41.1)
- toe cap sanggup menahan static compression 2500
pounds.
- Impact test: Beban seberat 50
ketinggian 18 inchi.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

lbs,

dijatuhkan

dari

38

5.2.9

Bekerja Dengan Tangga

Terlampau tegak

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

39

5.2.10 Penggunaan Pakaian Pelindung Secara Gabungan


Gabungan helm, kacamata pengaman, perisai, sarung tangan dan sepatu safety diperlukan
dalam situasi seperti pemadam kebakaran dan kecelakaan akibat bahan beracun

Gabungan helm dan pengaman lain.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

40

6.

KECELAKAAN DINAS

Ketentuan Umum
Kecelakaan dinas adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk
penyakit yang timbul karena hubungan kerja yaitu:
Kecelakaan dinas pada waktu kerja
a. Kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja,
dan pulang ke rumah melalu jalan maupun diluar kerja.
b. Kecelakaan dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas, kewajiban dan tanggung
jawab sehari-hari baik ditempat kerja maupun di luar kerja.
c. Kecelakaan dalam melakukan perjalanan dinas di dalam negeri atau diluar negeri yang
harus dibuktikan dengan surat perintah perjalanan dinas, kecuali perjalanan pengobatan
dan perjalanan pensiun.
d. Meninggal dunia secara mendadak ditempat kerja, termasuk perjalanan ditempat kerja
sampai iba di Rumah Sakit, tetapi belum sempat mendapat perolehan dari dokter dengan
catatan bahwa yang bersangkutan dari rumah dalam keadaan sehat.
e. Perkelahian ditempat kerja yang disebabkan pegawai yang bersangkutan mendapat
serangan dari fihak lain yang tidak diperkirakan sebelumnya atau melakukan reaksi dari
aksi yang dilakukan fihak lain.
f.

Kecelakaan yang terjadi pada waktu instirahat antara jam-jam kerja dilingkungan kerja.

Kecelakaan Dinas di luar waktu kerja :


a. Kegiatan Olah raga yang merupakan tugas dari perseroan.
b. Mengikuti pendidikan yang merupakan tugas dari perseroan
c. Pemberian penghasilan dan hak-hak kepegawaian lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Angka II 1.2 Edaran ini diberikan untuk waktu paling lama 18 (delapan belas)
bulan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

41

6.1.

Pengertian Kecelakaan

Akibat suatu kecelakaan dalam kerugian badaniah dan kerusakan harta benda. Yang penting
pada masa sekarang adalah perhatian dari cidera/kelukaan dan kerusakan harta benda yang
berarti perhatian terhadap biaya-biaya dari kecelakaan tersebut.
Jangkauan dari kerugian badaniah sampai kepada penyakit mental, syarat atau sistim dari
waktu pemaparan/waktu kerja dari setiap kondisi/situasi (nilai imbang batas).
Sumber-sumber kerugian badaniah adalah kelanjutan dari sumber kompensasi pertanggung
jawab dan clain kerugian. Sebagai gambaran yang diadakan suatu riset pada 1 juta
kecelakaan didalam 21 industri yang aktivitasnya berbeda-beda, menghasilkan didalam setiap
laporan kecelakaan yang dikeranakan kelukaan yang mengakibatkan cidera, disana terdapat
10 luka ringan dan 30 kerusakan harta benda.
Suatu kecelakaan biasanya akibat dari suatu hubungan dengan suatu sumber tenaga yang
melebihi batas kemampuan badan ataupun bangunan.
Ini dapat diartikan tenaga yang diberikan melebihi kemampuan yang menerima. Seperti
seorang pengawas yang ditugaskan mengawasi area yang luas, yang melebihi batas
kemampuan dari pengawas tersebut.
Jadi suatu kecelakaan adalah suatu kejadian yang tak diinginkan yang mana mengakibatkan
kerugian badaniah ataupun kerusakan harta benda, ini biasanya terjadi karena aanya suatu
hubungan dengan sesuatu sumber tenaga diatas kemampuan dari badan dan bangunan.
Disamping ketiga kunci utama dari suatu kecelakaan yang tercatat diatas, masih ada lagi batasbatas suatu kecelakaan antara lain:
a. Kejadian merupakan suatu masa yang akan datang
b. Bahaya berhubungan erat terhadap kecelakaan dan kejadian-kejadian.
c. Fakta resiko dalam penyidikan kecelakaan yang menggambarkan bahwa jumlah
resiko yang diperhitungkan tidak selalu dapat diperhitungkan seteliti mungkin.

Sebab-sebab Kecelakaan
Seperti kita ketahui unsur-unsur produksi yang merupakan manusia, peralatan dan bahanbahan produksi, lingkungan tempat kerja, management perusahaan dipengaruhi oleh faktor-

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

42

faktor dari luar seperti hukum yang ditetapkan oleh Pemerintah, peranan organisasi buruh dan
konsumen serta faktor lingkungan luar yang lain.
Adanya suatu kecelakaan maupun kejadian adalah karena adanya ketimpang-ketimpang antara
unsur-unsur tersebut diatas.
Ketimpang-timpangan ini adalah ;
1.

Manusia
a. Tidak cocoknya manusia dengan peralatan
b. Kurangnya motivasi
c. Kurangnya ketrampilan dan pengetahuian dan lain-lain

2.

Peralatan dan bahan-bahan produksi


a. Kesalahan perencanaan
b. kerusakan sesuaian pengolahan
c. Kerusakan sesuaian quality dari bahan-bahan produksi untuk diproses dan lainlain

3.

Lingkungan kerja
a. House keeping yang jelek
b. Kurangnya ventilasi, penerangan
c. Bising, suhu yang panas atau terlalu dingin dan lain-lain

4.

Management

Kurang jelasnya ketentuan - ketentuan pelaksanaan dari ;


a. Struktur management yang menyangkut hal-hal :
-

Tujuan perusahaan, yaitu hasil kerja dan pengukurannya dan lain lain
Organisasi yang mencakup rantai komando, lingkup pengawasan

b. Pengawas management

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

43

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

44

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

45

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

46

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

47

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

48

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

49

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

50

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

51

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

52

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

53

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

54

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

55

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

56

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

57

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

58

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

59

7.

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)


Pengertian
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan pada perkataan Kecelakaan harus disimpulkan juga arti
mendadak. Pertolongan ini ialah pemberian pertolongan, perawatan atau pengobatan untuk
waktu yang singkat, sementara, dengan tujuan sebagai tertulis dibawah ini.
Tujuan
1.
2.
3.
4.

Mencegah maut, jika bahaya maut sudah ada


Mencegah bahaya cacad
Mencegah infeksi
Meringankan rasa sakit.

Mencegah bahaya maut:


a. Untuk dapat mencegah maut kita harus bertindak merawat dan mengobati penderita yang
menghadapi bahaya maut.
b. Yang dinamakan orang berada dalam bahaya maut ialah orang yang:
-

berada dalam keadaan shock


pendarahan keluar atau kedalam yang hebat
pingsan

c. Jika orangsudah berada dalam keadaan bahaya maut maka kira harus:
-

merawat dan mengobati shock


merawat dan mengobati orang yang ditasat pendarahannya
merawat dan mengobati orang yang pingsan.

Mencegah bahaya cacad:


Macam-macam cacad :

cacad rohani (sakit jiwa)

cacad jasmani

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

60

Pengertian cacad:

Cacad rohani kemungkinan yang diakibatkan karena kecelakaan yang terutama


mengenai otak (kepala).

cacad jasmani ialah cacad yang timbul karena kehilangan salah satu anggota
badan, mata, kaki atau tanga.

kehilangan fungsi yang normal dari pada kaki dan tangan juga disebut cacad.

Mencegah infeksi:
Yang dinamakan infeksi ialah kemasukan kuman ke dalam badan, sehingga menimbulkan sakit.
Pencegahannya:
Bukan kewajiban pada PPPK untuk memusnahkan hama-hama yang sewaktu kena
bahaya/bencana masuk ke dalam luka, melainkan PPPK hanya berikhtiar supaya infeksi tidak
ditambah oleh perbuatan-perbuatan yang salah.

luka dibersihkan dengan dengan mrcurochroom

taburkan tepung bubuk sulfa

tutup dengan kain kasa steril (bersih)

dibalut dengan kain (pembalut cepat).

Pedoman Untuk Penolong


Pada waktu terjadi kecelakaan agar kita dapat merencanakan pertolongan yang akan diberikan
dengan baik pula:
-

Bersikap tenang

Perhatikan keadaan disekitarnya tempat terjadinya kecelakaan antara lain :

tempat kecelakaan
cara timbulnya kecelakaan
adakah orang ribut atau tidak
keadaan cuaca, hujan, panas dll.

Memperhatikan keadaan penderita

pingsan
apakah ada pendarahan dan luka

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

61

Merencanakan dalam hati cara-cara pertolongannya dengan berdasarkan tujuan


pokok sebagai berikut:

apakah ada patah tulang


apakah penderita merasa sangat baik

hindarkan dari bahaya maut


hindarkan hilangnya salah satu anggauta badan atau alat-alat badan atau alatalat badan lainnya.
jauhkan atau rawatlah shock (gugat)
hentikan pendarahan dan perasaan sakit
hindarkan infeksi
angkutlah dengan cepat dan tepat

Pada orang yang pada seketika itu mati kita perlu:

Memberitahukan kepada polisi


Rawatlah seperlunya sampai polisi atau keluarganya datag.
Jika tidak segera datang, bawalah ke Rumah Sakit atau kekantor polisi.

Setelah selesai memberikan pertolongan supaya mengisi Kartu Luka.


Contoh :

C.
Contoh :

EVAKUASI : SEGERA CEPAT

BIASA
Keterangan luka (diagnose)

Nama :

Luka : kecelakaan /perang

Umur :

- Bahaya gugat

Jenis kelamin :

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

- Gugat

62

Alamat :

- C. Cerebri

Tempat terjadi :
Waktu :

- Fractura

tgl.

Jam

- Fractura complicata

- Combustio
-

Pertolongan pengobatan :

Tournequet dipasang :

Morphie

Jam

ATS

Sulfadiazine

Dikendorkan ke 1 Jam
2 Jam

3 Jam

4 Jam

Dikirim ke

Dengan kendaraan

Alat-alat yang dibawa

Penolong :

Selimut

Nama :

Mitella

Jabatan

Bidai

Tandu

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

63

Tanda Tangan

7.1.

PERNAPASAN BUATAN

Yang dimaksud dengan pernapasan buatan ialah sesuatu usaha mencoba agar paru-paru
dapat bekerja kembali dengan cara mengembangkan dan mengempiskan paru-paru itu.
Pernapasan buatan ini diberikan kepada orang mati suri.

Macamnya pernapasan buatan


-

Cara Silvester
Cara Howard
Cara Schafer
Cara Holger Nielson
Cara darimulut-kemulut

Pernapasan Buatan Cara Holger Nielson (H.N)


Pernapasan buatan menurut cara H.N ini mengerjakannya dapat dibagi dalam 3 bagian:
-

Bagian persiapan

Bersihkan hidung/mulut dan kerongkongan penderita

Penderita ditelungkupkan, dengan kedua tangannya disalamkan dan diletakan di


bawah dahi sebagai bantal.

Letakan kedua telapak tangan penolong pada punggung penderita (di atas tulang
belikat) kanan dan kiri.

Sambil berlutut (salah satu lutut letakan 15 cm dari telinga penderita) lutut kiri lurus
dengan telinga kanan penderita atau sebaliknya.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

64

Sedangkan kaki yang lain letakan 5 cm dari siku penderita (lihat gambar).

gambar

(2)

Bagian Pelaksanaan

Tekanan kedua punggung penderita dengan kedua telapak tangan kita sambil
menghitung satu dua tiga (dua detik)

Pada hitungan yang keempat tekanan dilepaskan dan lengan kita geser keatas
lengan penderita

Tariklah kejurusan perut penolong, sehingga rongga dada penderita mengembang


(tarik napas) dengan hitungan lima enam tujuh (2 detik)

Pada hitungan ke delapan tangan kembali bergeser kearah punggung (tulang


belikat) penderita

(3)

Bagian Perawatan Lanjutan

Jika ada harapan harapan hidup akan terlihat tanda-tanda merah pada mukanya dan
mulai bernapas perlahan-lahan.

Jika perlu pernapasan buatan terus kerjakan.

Catatan:
Gerakan ini dilakukan dengan tekun, sampai ada tanda-tanda sadar atau meninggal. Dalam
satu menit 12 - 15 X dan jika telah dilaksanakan selama 2 - 3 jam belum ada tanda-tanda hiduo,
barulah dihentikan.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

65

Jika Terdapat tulang iga yang patah, hanya dierjakan tarikkan lenagan kearah penolong (tidak
dengan tekanan punggung). Jika tulang lengan patah, cukup dikerjakan dengan menggerakan
bahu penderita naik turun 12 X dalam 1 menit.

Pernapasan Dari Mulut ke Mulut

Lihat lampiran I dan II

Metode Latihan Pernapasan Buatan Dari Mulut ke Mulut

Metode permapasan buatan dari mulut ke mulut:


a. Metode ini sanat baik karena, enderita tetap dalam keadaaan terlentang dan udara
dapat dihembuskan langsung ke dalam paru-paru melalui mulut atau lobang hdung.
b. Setelah mengadakan percoban/dan pengalaman selama 5 tahun, ternyata bahwa
metode ini sangat baik karena:
-

Dapat dilihat apakah dada penderita dapat mengembang atau tidak, untuk
membuktikan bahwa udara betul-betul masuk ke dalam paru-paru penderita.

Udara yang dihembuskan oleh penolong cukup mengandung zat asam dan zat asam
arang.

Jalan udara dapat terbuka dengan baik, sehingga udara dengan mudah dapat
mengalira ke dalam paru-paru.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

66

Penolong dapat memeriksa apakah udara betul-betul masuk ke dalam paru-paru


atau tidak.

Kebocoran udara dari hidung dapat ditutup dengan pipi penolong kalu tidak mungkin
ditutup dengan jari penolong.

c. Kalau mulut kaku/tertutup,maka udara dihembuskan melalui hidung.


d. Metode ini harus diberikan secepat mungkin
e. Lamanya pernapasan buatan ini diberikan ialah sampai ada tanda-tanda mati atau hidup
atau sampai dokter menyuruh berhenti.
f.

Metode ini dapat digunakan disegala macam kecelakaan. Jika orangnya menjadi
pingsan, dapat ditambah dengan hart massage.

g. Jalan yang terbaik untuk mempelajari ialah dengan jalan latihan. Bagaimana lidah dapat
menutup jalan napas.

Orang Sehat

Orang Pingsan

Cara Menengadahkan Kepala


Pada Anak

Jalan Udara Terbuka ke Paru- Lidah menutup kerongkongan


paru
Tengadahkan kepala
Satu tangan di kening dan satu
tangan di tengkuk.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

67

Mulut Ke Hidung

Tengadahkan kepala penderita :


- Satu tangan di atas kening dan yang satu
lagi menahan dagu di atas.
- Tutup mulut penderita dengan jarimu
- Buka mulutmu lebar-lebar di atas hidung
penderita

7.2.

Hembuskan udara ke dalam paru-paru


penderita dengan jarimu, jadi penderita tetap
bisa bernapas keluar melalui mulut/hidung.

antas buka mulut penderita dengan jarimu,


jadi penderita tetap bisa bernapas keluar
melalui mulut/hidung.

Pernapasan dilakukan 12 - 15 kali dalam


satu menit.

Perdarahan
Macamnya dilihat dari sudut keluarnya darah:
o
o

Perdarahan keluar
Perdarahan ke dalam

Tanda-tandanya perdarahan
a. Perdarahan pembuluh nadi
-

Darahnya keluar memancar menurut gerakan denyut jantung.


Warnanya merah muda karena mengandung zat asam.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

68

b. Perdarahan pembuluh balik


-

Darah keluar tidak memancar, hanya mengalir


Warnanya merah tua karena mengandung zat asam arang.

c. Perdarahan pembuluh rambut


-

Darahnya keluar sedikit-sedikit seperti titik embun


Ini tidak berbahaya karena pembuluh darah sangat kecil.

Pertolongan (perdarahan)
Menghentikan perdarahan dapat dilakukan dengan macam-macam cara:
a. Pada tiap-tiap pertolongan perdarahan, sipenderita didudukan atau ditidurkan
tergantung dari hebat tidaknya perdarahan. Bagian luka ditinggikandan biasanya
perdarahan dapat dihentikan dengan menekan diatas luka. Taruh diatas luka (setelah
dibersihkan dari kotoran-kotoran yang ada) sepotong kain kasa steril berlipat dan
tekanlah sampai darah berhenti keluar. Kemudian pasanglah pembalut tekan.
b. Pada perdarahan yang hebat, apabila tidak berhasil dengan cara demikian, perlu
dilakukan tekanan pada pembuluh nadi itu antara luka dan jantung pada tempat dimana
pembuluh tersebut melintasi tulang.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

69

Perdarahan pada kepala, tempat-tempat menekan lihat gambar.

Perdarahan pada lengan atas, tekan pembuluh ketiak.

Perdarahan pada lengan bawah, tekan pembuluh dilengan atas.

Perdarahan pada kaki paha tekan lipatan paha.

Perdarahan pad kaki bawah, tekan beahan lutut.

c. Apakah tindakan-tindakan diatas masih juga belum berhasil, dipasanglah Tourniquet


(penasat darah).
Yang harus diperhatikan jika memasang penasat darah ialah:
- Tiap 20 menit harus dikendorkan sebentar dengan maksud untuk memberikan
makanan jaringan dibawahnya (jika lama tidak dibuka dapat menjadi nakrose atau
jaringan itu menjadi mati).
- Memasang penasat darah antara luka dan jantung.
- Penasat dapat dibuka sama sekali oleh seorang ahli di Rumah Sakit.
- Catatlah dalam kartu luka (lihat gambar).

7.3.

Patah Tulang

Pertolongan patah tulang adalah salah saru pertolongan yang sangat penting, karena dengan
itu berarti mencegah kehilangan salah satu anggauta badan (invalidieit).

Macam-macam Patah Tulang


a. Patah Tulang Terbuka
Artinya tulang yang patah menonjol keluar yang langsung dapat berhubungan dengan
udara (ada luka diluar)
b. Patah Tulang Tertutup
Artinya tulang yang patah ujungnya, tulang tidak berhubungan dengan udara luar.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

70

Gejala-gejala Patah Tulang


o

Penderita tidak dapat menggerakkan bagian badan yang patah.

Tempat tulang yang patah amat sakit, rasa sakit manabertambah apabila tempat itu
tersentuh atau kalau bagian itu digerakkan.

Bentuk bagian badan itu berlainan daripada biasa.

Sekitar tempat patah bengkak dan kebiru-biruan.

Pada patah tulang terbuka, kulit robek dan ujung tulang yang patah menonjol keluar.

Sebab-sebab Patah Tulang


Ini tergantung dari beratnya kekuatan alat yang mengenai tulang itu:
-

Terpukul
Tertembak
Jatuh dll.

Pertolongannnya
Tujuan:
-

Mengurangi / menghentikan perdarahan


mencegah shock
Mencegah cacad.
Mencegah infeksi
Mengurangi sakit

Tindakannya :
- Pakaian yang menutup patah tulang tidak perlu dibuka
- Pada patah tulang terbuka pakaian dibuka (dirobek) agar dapat dibalut.
- Luka ditutup dengan kasa steril.
- Pada patah tulang terbuka hentikan perdarahan dengan pembalut penekan.
Syarat-syarat Pembidaian.
- Bidai harus meliputi kedua sendi dari tulang yang patah (ukur dahulu pada anggauta
penolong atau anggauta badan yang tidak patah).
- Tidak boleh terlalu keras atau kendor ikatannya.
- Bidai dialas agar tidak menambah perasaan sakit.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

71

Ikatan harus cukup jumlahnya dimulai dariatas dan bawah tempat yang patah.
Sediakan alatnya dahulu lengkap, baru melakukan pembidaian.

Tujuan Pembidaian
- Mencegah pergerakan/penggeseran tulang yang patah.
- Memberikan istirahat kepada anggauta yang patah.
- Mengurangi rasa sakit.
- Kesemuanya ini berarti akan mempercepat penyembuhan.

Pertolongan Pada Beberapa Patah Tulang

Patah tulang belakang (Gambar-5)

Jika ada luka:

Rawatlah luka itu terlebih dahulu.

Tidurlah terlungkup tanpa bantal.

Di bawah dada serta di bawah kaki diberi alas.


Jika tidak ada luka (Gambar-6)

Tidurlah terlentang tanpa bantal (bantal tipis).

Dibawah pinggang diberi alas atau bantal tipis.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

72

- Patah tulang paha

Dibutuhkan dua bidai

Satu bidai meliputi dari tumit samapi ketiak.

Bidai yang lain meliputi tumit sampai lipatan paha.

Yang perlu diikat dengan mitella:

Atas dan bawah tempat yang patah.

Tulang betis (lipatan dua)

Pinggang dan punggung (lipatan dua)

Tumit (lipatan 8)

Kedua lututnya (lipatan 6)

Patah tulang betis

Dibutuhkan dua bidai.

Satu bidai meliputi tumit sampai paha.

Satu bidai meliputi tumit sampai paha.

Ikatan dikerjakan pada

Atas dan bawah luka

Paha

Tumit

Kaki yang patah ditinggikan

Patah tulang lengan atas

Sediakan bidai yang meliputi dari tulang belikat sampai jarijari. Ikatan dilakukan:

Atas dan bawah luka

Pada telapak tangan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

73

Patah tulang lengah bawah.

Sediakan bidai meliputi sendi siku sampai jari-jari. Ikatan dilakukan:

Atas dan bawah luka

Pada telapak tangan.

Digendong dengan mitella

Patah tulang selangka

Beri ransel perban dengan bagian yang patah diberi alas. Atau ikat kedua lengannya di
punggung. Atau diberi pembalut penunjang tinggi (hoge mitella)

Patah tulang rusuk

Beri pembalut plester menurut panjangnya rusuk. Pleister harus meliputi tulang dada sampai
tulang punggung.

7.4.

Mengangkut Korban

Pengangkutan oleh satu orang.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

74

Cara menggendong

Cara memapah

Mempersiapkan tempat duduk penderita

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

Cara mendukung

Penderita duduk dan siap untuk


diangkut dengan kedua tangan penolong

75

Cara mempersiapkan pengangkatan

Mengangkut penderita seorang korban

Penolong di depan mengangkat kedua lipatan dengkul penolong di belakang mengangkat


kedua lipatan ketiak.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

76

You might also like