You are on page 1of 30

15

BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori
1. Hakikat Hasil Belajar Kimia
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang yang berasal
dari pengalaman yang diperoleh pada saat melakukan kegiatan pembelajaran di
sekolah dalam jangka waktu yang cukup lama yang ditandai dengan adanya
perubahan sikap dan kemampuan. Belajar merupakan proses seseorang
memperoieh kecakapan, keterampilan, dan sikap (Yamin, 2009: 96). Dari kutipan
tersebut maka belajar adalah suatu proses berkesinambungan yang ditandai
dengan terjadinya perubahan pada kemampuan seseorang baik kognitif, afektif,
dan psikomotorik . Belajar tidak hadir dengan sendirinya tetapi melalui proses
yang berkesinambungan yaitu kegiatan pembelajaran, praktik atau pengalaman
yang telah mereka dapatkan sehingga mereka akan memperoieh kacakapan,
keterampilan dan sikap.
Oemar Hamalik (2009 : 27) memberikan beberapa pengertian tentang
belajar, yakni (1) belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan
kelakuan melalui pengalaman., (2) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku individu melalui interaksi dengan lingkungan, dan (3) dalam lingkup yang
lebih sempit belajar diartikan sebagai proses memperoleh pengetahuan,
ketrampilan, dan latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis.

15

16

Sedangkan menurut Sardiman (2010 : 22) berpendapat bahwa secara


umum belajar adalah suatu proses interaksi antar diri manusia dengan
lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep atau teori.
Menurut Slavin dalam Imron (1996 : 30) belajar merupakan proses
perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Menurut Gagne dalam
Imron (1996 : 30), belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat
berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku.
Sedangkan menurut Bell-Gredler dalam Azwar (2005 : 13) pengertian belajar
adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam
competencies, skills, and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan
(skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan
mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang
hayat.
Ciri-ciri belajar adalah : (1) Belajar harus memungkinkan terjadinya
perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek
pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif)
serta keterampilan (psikomotor); (2) perubahan itu merupakan buah dari
pengalaman. Pengalaman yang diperoleh merupakan informasi yang sangat
berharga. Perubahan perilaku yang terjadi pada individu karena adanya interaksi
antara dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan
psikis; (3) perubahan perilaku akibat belajar secara permanen Cronbach
dalam Purwanto (2003 : 72) berpendapat : Learning is shown by a change in
behaviour as result of experience ; belajar dapat dilakukan secara baik dengan

17

jalan mengalami. Menurut Spears : Learning is to observe, to read, to imited, to


try something themselves, to listen, to follow direction, dimana pengalaman itu
dapat diperoleh dengan mempergunakan panca indra.
Gagne dalam bukunya : The Conditioning of learning mengemukakan
bahwa : Learning is a change in human disposition or capacity, wich persists
over a period time, and wich is not simply ascribable to process of growth.
Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar
secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja.
Gagne berkeyakinan, bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan
faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi. Dalam teori psikologi konsep
belajar Gagne ini dinamakan perpaduan antara aliran behaviorisme dan aliran
instrumentalisme.
Crow seperti yang dikutip Imron (1996 : 41) mendefinisikan : Learning is
the acuquisition of habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya
untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap. Hudgins
dalam Suryabrata (1998 : 24) berpendapat bahwa,

Hakekat belajar secara

tradisional belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam tingkah


laku, yang mengakibatkan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman. Jung
dalam Suryabrata (1998 : 45) mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu proses
dimana tingkah laku dari suatu organisme dimodifikasi oleh pengalaman.
Purwanto (2003 : 84) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang
relatif dalam tingkah laku yang terjadi hasil dari latihan atau pengalaman.

18

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah


segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan
pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh
sebab itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku
yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan
pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum
sempurna.

b. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang setelah
melakukan kegiatan belajar yang ditandai dengan terjadinya perubahan pada
kecakapan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah dengan adanya perbedaan dalam
pengetahuan dan sikap dari tidak tahu menjadi tahu. Menurut Hamalik (2007:30)
tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada
setiap perubahan-perubahan aspek tersebut, yaitu: (1) pengetahuan, (2)
pengertian, (3) sikap, (4) keterampilan, (5) apresiasi, (6) emosional, (7) hubungan
sosial, (8) jasmani, (9) budi pekerti, dan (10) sikap.
Gagne

mengemukakan

lima

macam

kemampuan

manusia

yang

merupakan hasil belajar, yaitu:


1. keterampilan intelektual,
2. strategi kognitif, mengatur "cara belajar" dan berpikir seseorang di dalam arti
seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah,

19

3. inforniasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta,


4. keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan
menulis, mengetik, dan sebagainya,
5. sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang
dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dan kecenderungannya
bertingkah laku terhadap orang lain, barang, atau kejadian (dalam Moedjiono
dan Hasibuan, 2008: 5).
Untuk mengetahui berhasil tidaknya seorang siswa di dalam suatu
pelajaran, maka dilakukan evaluasi ( Tawil, 2008: 86). Hasil belajar diukur
dengan instrumen tes yang disusun atau dinyatakan berdasarkan kemampuan
yang dapat diobservasi (Gronlund, 1981 dalam Senduperdana, 2007: 49).
Sehingga hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan instrumen tes ataupun
dengan cara observasi terhadap tingkah laku yang dilakukan oleh siswa pada saat
kegiatan pembelajaran. Belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah terjadi
perubahan pada tingkah lakunya.
Menurut Sardinian hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subyek
belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung
pada apa yang telah diketahui subyek belajar, tujuan dan motivasi juga
mempengaruhi proses interaksi dengan bahan ajar yang dipelajari (2004:38).
Oleh karena itu siswa harus bersikap aktif dalam kegiatan belajar dan dirangsang
agar mereka bergairah ketika kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga siswa
mampu berinteraksi dengan lingkungan belajarnya dan mendapat pengalaman
belajar secara langsung sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

20

c. Pembelajaran Kimia di SMA


Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia
mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek
ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang
pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif)
namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas
pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan
dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat.
Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu
tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan
energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran.
Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu
kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip,
hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh
sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus
memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.
Keberhasilan pembelajaran kimia dapat dicerminkan dengan perubahan
tingkah laku dalam bentuk kognitif, afektif, maupun psikomotorik seseorang
setelah mendapatkan pengalaman belajar kimia. Dikemukakan oleh Nana
Sudjana (2004 : 22) : Hasil Belajar kimia merupakan kamampuan yang dimiliki
siswa seteleh memiliki pengalaman belajar kimia .
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil
belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,

21

menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar


mengajar. Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu
dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau
raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil
belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat
memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa atau dengan
membandingkan Kritria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai yang dicapai
siswa, jika hasil yang dicapai melebihi baru bisa dikatakan siswa tersebut
berhasil dalam belajar dan sebaliknya jika nilai yang dicapai kurang dari
KKM dapat dikatakan tidak berhasil dalam belajar.

d. Pengertian Hasil Belajar Kimia


Hasil belajar atau achievement merupakan salah satu produk dari proses
pembelajaran yang diukur sebagai salah satu tujuan dari pendidikan. Menurut
Setiawati (1996 : 28), Selain achievement (hasil belajar), produk dari proses
pembelajaran yang lain adalah sikap, minat dan kepribadian.
Mata pelajaran Kimia merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah
yang menekankan pada pembelajaran tentang kehidupan manusia dan lingkungan
sosial masyarakat di sekitarnya terutama yang berkaitan dengan usaha manusia
dalam memenuhi hajat hidupnya. Belajar ilmu Kimia sama artinya dengan
pembelajaran tentang ilmu alamiah memiliki objek pembe1ajaran yang terkait
dengan unsure-unsur yang ada di alam. Oleh karena itu, belajar ilmu kimia pun
perlu diukur tingkat keberhasilannya melalui hasil belajar yang diperoleh siswa.
Hasil belajar kimia mencupakan bagian akhir diri proses pembelajaran kimia

22

yang dilakukan di sekolah. Dengan hasil belajar kimia, siswa dapat mengetahui
kemampuan dan pemahaman yang terkait dengan materi pembelajaran.
Hasil belajar kimia pada dasarnya dapat terlihat melalui perubahan
tingkah laku siswa dalam memandang dan memahami ilmu kimia. Oleh karena
itu, Hasil belajar kimia harus dapat menjadi indikator untuk mengukur
kemampuan dan penguasaan siswa terhadap berbagai materi yang dipelajari
dalam ilmu kimia.
Pembelajaran ilmu kimia menekankan pada kemampuan siswa dalam
mengamati, menganalisis, dan menerapkan ilmu yang berkaitan unsure-unsur
yang ada di alam. Pembelajaran ilmu kimia tidak hanya terbatas pada penguasaan
terhadap pengetahuan ilmu kimia semata, tetapi juga harus diikuti dengan upaya
untuk menerapkannya dalam mengamati segala proses alam yang terkait dengan
unsure kimia. Hasil belajar kimia juga tencermin melalui pengetahuan dan
keterampilan siswa dalam memecahkan setiap masalah yang terkait dengan kimia
dan fenomena permsalahan kimia yang terjadi di alam, serta tercermin juga
melalui sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan
wawasannya tentang ilmu kimia.
Hudoyo (1998 : 3) menyatakan bahwa hasil belajar pada suatu materi
pebelajaran menunjukkan kemampuan pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran yang dipelajarinya. hasil belajar berkaitan erat dengan cara belajar yang
ditempuh siswa sebagai hasil proses belajar mengajar yang didukung oleh
kemantapan interaksi antara guru dan siswa di dalam kegiatan belajar tersebut.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kimia adalah
tingkat pencapaian kemampuan pengetahuan siswa pada materi ilmu kimia, serta
pencapaian ketrampilan dan sikap yang terkait dengan wawasan tentang ilmu
kimia.

23

2. Hakikat Motivasi Belajar


a. Pengertian Motivasi
Oemar Hamalik (2009 : 27) memberikan beberapa pengertian tentang
belajar, yakni (1) belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan
kelakuan melalui pengalaman., (2) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku individu melalui interaksi dengan lingkungan, dan (3) dalam lingkup yang
lebih sempit belajar diartikan sebagai proses memperoleh pengetahuan,
ketrampilan, dan latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis.
Sedangkan menurut Sardiman (2010 : 22) berpendapat bahwa secara
umum belajar adalah suatu proses interaksi antar diri manusia dengan
lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep atau teori.
Menurut Slavin dalam Imron (1996 : 30) belajar merupakan proses
perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Menurut Gagne dalam
Imron (1996 : 30), belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat
berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku.
Sedangkan menurut Bell-Gredler dalam Azwar (2005 : 13) pengertian belajar
adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam
competencies, skills, and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan
(skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan
mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang
hayat.

24

Ciri-ciri belajar adalah : (1) Belajar harus memungkinkan terjadinya


perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek
pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif)
serta keterampilan (psikomotor); (2) perubahan itu merupakan buah dari
pengalaman. Pengalaman yang diperoleh merupakan informasi yang sangat
berharga. Perubahan perilaku yang terjadi pada individu karena adanya interaksi
antara dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan
psikis; (3) perubahan perilaku akibat belajar secara permanen Cronbach
dalam Purwanto (2003 : 72) berpendapat : Learning is shown by a change in
behaviour as result of experience ; belajar dapat dilakukan secara baik dengan
jalan mengalami. Menurut Spears : Learning is to observe, to read, to imited, to
try something themselves, to listen, to follow direction, dimana pengalaman itu
dapat diperoleh dengan mempergunakan panca indra.
Gagne dalam bukunya : The Conditioning of learning mengemukakan
bahwa : Learning is a change in human disposition or capacity, wich persists
over a period time, and wich is not simply ascribable to process of growth.
Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar
secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja.
Gagne berkeyakinan, bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan
faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi. Dalam teori psikologi konsep
belajar Gagne ini dinamakan perpaduan antara aliran behaviorisme dan aliran
instrumentalisme.

25

Crow seperti yang dikutip Imron (1996 : 41) mendefinisikan : Learning is


the acuquisition of habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya
untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap. Hudgins
dalam Suryabrata (1998 : 24) berpendapat bahwa,

Hakekat belajar secara

tradisional belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam tingkah


laku, yang mengakibatkan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman. Jung
dalam Suryabrata (1998 : 45) mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu proses
dimana tingkah laku dari suatu organisme dimodifikasi oleh pengalaman.
Purwanto (2003 : 84) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang
relatif dalam tingkah laku yang terjadi hasil dari latihan atau pengalaman.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan
pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh
sebab itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku
yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan
pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum
sempurna.

b. Pengertian Motivasi Belajar


Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi yang
dilakukan oleh siswa. Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk
melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu.

26

Dalam psikologi, istilah motif sering dibedakan dengan istilah motivasi.


Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan motif dan motivasi, berikut ini
penulis akan memberikan pengertian dari kedua istilah tersebut. Nasution (1995 :
73), mengatakan bahwa kata motif diartikan sebagai daya upaya yang dapat
mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu. Definisi motif menurut Uno
(2008 : 3) bahwa Yang dimaksud dengan motif adalah suatu kekuatan yang ada
di dalam diri indivdu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau
berbuat . Sedangkan menurut Sardiman (1990 : 73), kata motif diartikan
sebagai daya dan upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan menurut Purwanto (2003 : 60), motif adalah tingkah laku
perbuatan

suatu

tujuan

atau

atau perangsang. Jadi berdasarkan beberapa

pengertian motif di atas dapat disimpulkan bahwa motif adalah sesuatu yang
dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang dilakukan dengan
sadar untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian motif adalah apa saja
yang dapat menggerakkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu
atau sekurangnya mengembangkan suatu kecenderungan tertentu. Motif
dimengerti sebagai ungkapan kebutuhan seseorang karenannya motif bersifat
pribadi dan internal.
Sedangkan untuk kata motivasi menurut Rasyad (2001:214) : Motivasi
sebagai suatu proses dimana energi dari perilaku seseorang dan langsung untuk
mencapai tujuan. Sardiman (1980 : 102) menyatakan bahwa motivasi
berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada
di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
tercaoainya suatu tujuan.

27

Uno (2008:3) menyebutkan bahwa motivasi merupakan dorongan yang


terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah
laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
Hakim (2001 : 26) menyatakan bahwa motivasi didefinisikan sebagai
suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu
perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu Motivasi dapat diartikan sebagai
kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan
entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan baik instrinsik maupun
ekstrinsik.
Pengertian motivasi menurut Robbin (1993 : 42) adalah suatu proses
yang menghasilkan suatu intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha
untuk mencapai suatu tujuan Ketiga unsur kunci dalam definisi penulis adalah :
1.

Intensitas : Menyangkut seberapa kerasnya siswa berusaha. Ini adalah


unsur yang paling difokuskan apabila berbicara tentang motivasi. Akan tetapi
intensitas yang tinggi tidak akan membawa hasil yang diinginkan kecuali
kalau upaya itu diarahkan ke suatu tujuan yang menguntungkan siswa.
Upaya yang terencana akan membuahkan hasil yang diharapkan.

2.

Tujuan : Apa yang ingin dicapai oleh siswa. Siswa yang benar-benar
mempunyai tujuan untuk masa depan senantiasa akan belajar secara
sungguh-sungguh untuk mencapai prestasi yang diharapkan secara
maksimal.

3.

Ketekunan : Ukuran tentang berapa lama siswa dapat mempertahankan


usahanya.

28

Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak
sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang
bersangkutan. Misalnya, seorang anak mau belajar dan mengejar rangking
pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya.
Dari pengertian yang telah diungkapkan di atas, maka penulis
dapat memberikan kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah suatu proses
memberikan

dorongan,

rangsangan,

daya

kekuatan,

bimbingan

serta

mempengaruhi tingkah laku siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang


menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai.

c. Jenis-jenis Motivasi dalam Belajar


Menurut Uno (2008 : 23) indoikator motivasi dalam belajar dapa
diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil,
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan,
4) Adanya penghargaan dalam belajar,
5) Adanya kegiat.n yang menarik dalam belajar,
6) Adanya lingkungan bekerja yang kondusif.
Menurut Soemanto (1990 : 21) motif yang menggerakkan anak sehingga
mau belajar adalah motif psikologis, motif praktis, motif pembentukan
kepribadian, motif kesusilaan, motif sosial dan motif ketuhanan.

29

Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha untuk
menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu organisme ke
dalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing. Menurut
Woodworth yang dikutip oleh Sardiman (2020 : 88) membagi motivasi menjadi
tiga golongan yaitu :
1) Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan dengan
kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar, haus,
kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.
2) Motif-motif darurat (emergency motives) yaitu motivasi yang timbul karena
rangsangan dari luar, contoh : dorongan untuk menyelamatkan diri dari
bahaya, motif untuk membalas, motif berusaha mengatasi suatu rintangan.
3) Motif-motif Obyektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, melakuan manipulasi, untuk menaruh minat. Motifmotif ini muncul karena dorongan untuk menghadapi dunia luar secara
efektif.
Selanjutrnya Tadjab (1994 : 102) membagi motif-motif itu menjadi dua
golongan sebagai berikut :
1) Psychological drives adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis atau
jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.
2) Sosial motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan
manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin berbuat baik
(etika) dan sebagainya.
Adapun bentuk motivasi belajar di sekolah dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :

30

1) Motivasi Intrinsik
Menurut Muhibbinsyah (2001 : 136), motivasi intrinsik adalah hal dan
keadaan yang berasal dari dalam

diri siswa itu sendiri yang dapat

mendorong melakukan tindakan dalam belajar. Sedangkan Alisuf (2001 : 78)


motivasi

intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri

sesemenyatakan bahwa orang atau motivasi yang erat hubungannya dengan


tujuan

belajar,

misalnya :

ingin memahami

suatu

konsep, ingin

memperoleh pengetahuan dan sebagainya.


Menurut Azhari (1996 : 75), faktor-faktor yang dapat mrnimbulkan
motivasi intrinsik adalah:
a) Adanya kebutuhan
b) Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
c) Adanya cita-cita atau aspirasi
2) Motivasi Ekstrinsik
Menurut Muhibbinsyah (2001 : 137), motivasi ekstrinsik adalah hal atau
keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk
melakukan kegiatan belajar.
Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar
untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian
dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru
dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat
mendorong siswa untuk belajar.

31

Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi siswa


karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau
pengaruh orang lain. Tingkat kesadaran yang tinggi merupakan modal utama
untuk melakukan segala kegiatan atau aktivitas.
Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak
penting. Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi ekstrinsik tetap merupakan
faktor yang sangat penting, karena kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis
yang dapat berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam
proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa
tidak
bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun
di rumah. Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka
motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan
aktivitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan memelihara kerukunan
dalam melakukan kegiatan belajar.

d. Fungsi dan Peranan Motivasi dalam Belajar


Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar
mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil
belajarnya, Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu,
maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa.
Menurut Sardiman (2010 : 85) fungsi motivasi ada tiga, yaitu:

32

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
2) Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang
siswa yang akan menghadapi ujian baik ujian nasional maupun sekolah pasti
mempunyai harapan dapat lulus dan mendapat nilai yang baik, tentu akan
melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya
untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi
pendorong

usaha

dan pencapaian prestasi, karena secara

sebagai

konseptual

motivasi berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi


yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain,
adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka
seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian hasil belajarnya.
Sedangkan menurut Uno (2008 : 27) : Ada beberapa peranan penting
dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam (a) menentukan
hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang
hendak dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap ransangan belajar, dan
(4) menentukan ketekunan belajar.

33

e. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar


Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan
faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang
siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara
sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain
belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru melihat perilaku siswa seperti itu,
maka perlu diambil langkah-langkah untuk membangkitkan motivasi belajar
siswa.
Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat
menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Menurut
Tadjab (1994 : 103), cara membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :
1) Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam
kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.
2) Menunjukan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.
3) Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu tugas
yang tidak harus serba menekan, sehinnga siswa mempunyai intensitas untuk
belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin.
4) Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai kebutuhan siswa.
5) Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin.
6) Menggunakan bentuk-bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa.
7) Menggunakan insentif seperti pujian, hadiah secara wajar.
Adapun beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar di sekolah. Beberapa bentuk dan cara motivasi tersebut
diantaranya :

34

1) Memberikan angka
2) Hadiah
3) Saingan/kompetisi
4) Memberi ulangan
5) Mengetahui hasil
6) Pujian
7) Hukuman
8) Hasrat untuk belajar
9) Minat
10) Tujuan yang diakui
11) Tujuan yang akan dicapai
12) Aktualisasi diri
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar dalam
penelitian ini adalah dorongan siswa dalam mencapai prestasi yang terbaik yang
ditandai dengan beberapa indikator atau karakteristik yang menunjukkan
motivasi, seperti perilaku, upaya, kerajinan, perhatian, kedisiplinan, ketekunan,
dan lain-lain.

3. Media Pembelajaran CD Interaktif


a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin : medium yang secara harfiah
berarti tengah; perantara atau pengantar atau dengan kata lain media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.
Menurut Atwi Suparman (1997), media merupakan alat yang digunakan untuk
menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar, media adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga

35

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga terjadi
proses belajar. Pada konteks yang sama, media dalam aktivitas pembelajaran
dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan
pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dan peserta didik.
Contoh media termasuk video, televisi, komputer, diagram, bahan-bahan cetak,
dan guru. Itu semua dapat dikatakan sebagai media seandainya medium itu
membawa pesan yang berisi tujuan pengajaran.
Dalam kaitannya dengan model sistem pengembangan pengajaran,
interaksi guru dan siswa dengan menggunakan media dan sumber-sumber belajar
siswa (yang pada hakekatnya juga merupakan media).

b.

Kegunaan Media Pembelajaran dalam KBM


Secara umum media pembelajaran pada dasarnya sebagai alat yang

digunakan untuk mempermudah dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.


Selain itu media pembelajaran dapat juga digunakan sebagai berikut :
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti :

Obyek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita, gambar,


film, atau model;

Obyek yang kecil dibantu dengan menggunakan proyektor mikro,


LCD infokus, film atau gambar

Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan


lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara
verbal; dan

36

Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan
lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai dan
lain-lain.

Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi


dapat diatasi sikap pasif siswa. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk :
a. Menimbulkan kegairahan belajar
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan
lingkungan dan kenyataan,
c. Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan
dan minatnya.

c.

Jenis-jenis media pembelajaran/alat pelajaran


Menurut Rustaman (2003), media pembelajaran berdasarkan jenisnya

dapat dikelompokkan sebagai berikut :


a. Media asli hidup, seperti aquarium beserta ikan dan tumbuhannya,
terrarium dengan hewan darat dan tumbuhannya, kebun binatang
dengan semua hewan yang ada, insektarium ataupun kebun
percobaan.
b. Media asli mati, misalnya herbarium, taksidermi, awetan dalam
botol, bioplastik dan diorama.
c. Media asli benda tak hidup, contoh : berbagai contoh batuan mineral,
pesawat terbang, preparat mikroskopis awetan.
d. Media asli tiruan atau model, contoh : Model torso tubuh manusia,
model atom, model DNA, dan lain-lain.

37

e. Media grafis, misalnya : bagan, diagram, grafik, poster foto dan lainlain.
f. Media pandang dengar (Audio-Visual), misalnya VCD, dan Televisi.
g. Media proyeksi, terdiri dari proyeksi diam, misalnya : slide,
transparansi; proyeksi gerak, misalnya : film.
h. Media cetak, misalnya : buku cetak, koran, majalah, komik.
.
d. CD Interaktif (Interactive Compact Disc)
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara atau penghantar Arsyad (2005).
Media adalah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan Bovee
(1997) dalam Ena (2006). Pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi
antara pembelajar, guru, dan bahan ajar. Media pembelajaran adalah sebuah alat
yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.

Dalam dunia

pendidikan media juga merupakan alat komunikasi antara guru dengan siswa,
dengan kata lain media dalam dunia pendidikan merupakan komponen penting
dalam pembelajaran di sekolah.
Fungsi media pembelajaran dalam proses pembelajaran diantaranya
adalah : memperjelas dan memperkaya informasi yang diberikan secara verbal;
meningkatkan motivasi dan perhatian siswa untuk belajar; meningkatkan
efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi; menambah variasi penyajian
materi; pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah, dan
mencegah kebosanan siswa; memberikan pengalaman yang lebih konkrit bagi hal

38

yang mungkin abstrak; meningkatkan keingintahuan siswa; serta memberikan


stimulus dan mendorong respon siswa Rustaman dkk (2003).
Klasifikasi media yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran
adalah : media yang tidak diproyeksikan, media yang diproyeksikan, media
audio, media video dan film, dan komputer Heinich dalam Furqan (2005)
Interactive Compact Disc (CDI) adalah sistem yang dapat membawa
teks, audio, visual, dan video digital. Informasi tersebut disimpan di dalam CD.
Cara menggunakannya adalah dengan alat pemutar CD yang sudah tersedia pada
komputer dan harus dihubungkan ke sebuah monitor. CD interaktif awalnya
dibuat untuk dunia hiburan, namun seiring dengan perkembangan Teknologi
Informasi dapat digunakan juga di dalam dunia pendidikan. Aspek yang paling
menarik dari sebuah CD interaktif adalah aspek interaktifitasnya. Pembelajar
dapat memanipulasi Compact Disc is a small plastic disc used for the storage of
digital data Encyclopedia (2001).

Compact Disc (CD) adalah sistem

penyimpanan dan rekaman video di mana signal audio-visual direkam pada discet
plastic, bukan pata pita magnetic Arsyad (2005).
CD interaktif memiliki beberapa kelebihan diantaranya : tampilan bisa
menghasilkan kombinasi antara tulisan (teks), suara (audio), gambar (video), dan
animasi; dapat mengakses informasi secara instant dari manapun yang dicakup
dari compact disc tersebut; menghasilkan gambar yang lebih jelas; dapat
disesuaikan dengan motivasi, kemampuan dan kecepatan pembelajaran; dan
mengurangi kekhawatiran pembelajar jika kurang paham. Kelemahan media CD
interaktif diantaranya adalah tidak adanya interaksi antar manusia dan
memerlukan biaya mahal Angkowo (2007).

39

Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat,


diantaranya adalah harus meningkatkan motivasi, merangsang pembelajar
mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberi rangsang belajar baru.
Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan
tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktekpraktek dengan benar.

B. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh penggunaan media pembelajaran CD Interaktif terhadap hasil
belajar Kimia
Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar
interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif
dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah :
1.

Penyampaian
diseragamkan

materi

pembelajaran

dapat

Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang

berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya


2.

kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada.


Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan
menarik Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar,
gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga
membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup,

3.

tidak monoton dan tidak membosankan.


Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan
tanpa media guru cenderung bicara satu arah.

40

4.

Efisiensi dalam waktu dan tenaga Dengan media


tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu
dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi
ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan

5.

media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.


Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa Media
pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih
mandalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru
saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan
kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui

6.

media pemahaman siswa akan lebih baik.


Media memungkinkan

proses

belajar

dapat

dilakukan di mana saja dan kapan saja Media pembelajaran dapat


dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan
belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung
seorang guru.Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan
7.

waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.


Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa
terhadap materi dan proses belajar Proses pembelajaran menjadi lebih
menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan

8.

dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.


Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif
dan produktif. Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak
mamiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif
lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan
kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.

41

Dari uraian di atas diduga bahwa terdapat pengaruh penggunaan media


pembelajaran CD Interaktif terhadap hasil belajar kimia.

2. Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar Kimia


Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi
perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan,
atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya
untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Hal ini sesuai dengan pendapat para penganut teori belajar behavioristik,
yang berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran
atau penguatan dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar
terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan stimulusnya.
Sehingga timbul dorongan untuk aktif belajar : keinginan yang besar untuk hadir
didalam kelas, aktif mengerjakan tugas yang diberikan guru, aktif berdiskusi
dengan teman /kelompok belajar dikelas, aktif dalam mengerjakan praktek
dilaboratorium untuk pelajaran IPA khususnya ilmu kimia, aktif mencari bahan
pustaka atau internet yang ditugaskan guru. Dorongan melakukan kegiatan ini
merupakan respon dalam rangka berusaha mencapai tujuan hasil belajar yang
diharapkan secara optimal.
Dari uraian di atas maka diduga ada pengaruh yang positif antara
pengaruh motivasi siswa pada pelajaran kimia terhadap hasil belajar kimia
dengan diberikan bermacam model pembelajaran kimia oleh guru, yang
disesuaikan dengan kebutuhan sesuai pokok bahasan yang diberikan. Sebaliknya
jika seorang siswa memiliki motivasi yang kurang terhadap pelajaran kimia

42

karena faktor yang kurang mendukung bagi siswa akan menghasilkan hasil
belajar yang kurang memuaskan.

3. Pengaruh interaksi penggunaan media pembelajaran CD Interaktif dan


motivasi belajar terhadap hasil belajar Kimia
Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan
kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan berhasil jika si
belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat
mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar
hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang
mengajar.
Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan
menyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran memang
merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya.
Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar.
Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa
dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber balajar yang ada.
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran,
yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari
sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur
pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan
informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan
dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media
meskipun tanpa keberadaan guru.

43

Peranan

media

yang

semakin

meningkat

sering

menimbulkan

kekhawatiran pada guru. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih
banyak tugas guru yang lain seperti: memberikan perhatian dan bimbingan secara
individual kepada siswa yang selama ini kurang mendapat perhatian. Kondisi ini
akan teus terjadi selama guru menganggap dirinya merupakan sumber belajar
satu-satunya bagi siswa. Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran
secara baik, guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih
mengarah sebagai manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan
kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfubgsi
sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator dalam Kegiatan Belajar
mengajar.
Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari
sumber informasi kepada penerima informasi. Sedangkan pembelajaran adalah
usaha guru untuk menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan
demikian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan informasi dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa dan pada akhirnya dapat menjadikan siswa
melakukan kegiatan belajar. Pengaruh media pembelajaran tersebut menjadikan
penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran
menjadi lebih jelas dan menarik, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif,
efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa,
memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja,
menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar serta
mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

44

Dari uraian di atas diduga bahwa terdapat pengaruh penggunaan


interaksi antar penggunaan media pembelajaran CD Interaktif dan motivasi
belajar siswa terhadap hasil belajar kimia.

C. Hipotesis Penelitian
Dari uraian diatas dapat dibuat beberapa hipotesis penelitian sebagai
berikut :
1. Terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran CD Interaktif
terhadap hasil belajar kimia siswa.
2. Terdapat pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar kimia
siswa.
3. Terdapat pengaruh interaksi antara penggunaan media pembelajaran
CD Interaktif dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar kimia
siswa.

You might also like