Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat (SKM)
Oleh :
RAAFIKA WULANDARI
NIM : 1110101000008
ii
iii
Identitas Pribadi
Nama
Jenis Kelamin
Tempat / Tanggal Lahir
Alamat
Agama
No. Telp
E-mail
: Raafika Wulandari
: Perempuan
: Bogor, 2 Januari 1992
: Jl. Ngarbingan No.26 Trikora Halim Perdana Kusuma,
Jakarta Timur
: Islam
: 085780643632 / 081297491255
: raafikawulandari@gmail.com
Riwayat Pendidikan
2010 - sekarang
2007 - 2010
2004 2007
1998 - 2004
1997 - 1998
Riwayat Organisasi
2005 - 2006
2007 - 2009
2008 - 2009
2005 2013
2013
2013
Pengalaman Kerja
2007 2008
Januari 2013
Juni 2013
2014
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga akhirnya penyusunan Laporan Magang di Rumah
Sakit Umum Daeah Pasar Rebo Tahun 2014 ini dapat diselesaikan. Sholawat dan
salam tidak lupa penulis sampaikan pada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang
membawa umatnya ke jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Laporan ini merupakan syarat mendapatkan gelar Strata 1 (satu) sebagai hasil
penelitian selama tiga bulan. Dengan pegetahuan, pengarahan dan bimbingan yang
diperoleh selama perkuliahan dan berlangsungnya magang, penulis mencoba
menyusun penelitian mengenai Gambaran Pengelolaan Penanganan di Rumah Sakit
Umum Daerah Pasar Rebo Tahun 2014.
Dalam proses penyusunan Laporan PBL ini, penulis mendapatkan banyak
bantuan, petunjuk, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Bapak Pryo Gunwarnto dan Ibu Sri Martini yang
selalu memberikan dukungan dan doa dalam setiap proses pembelajaran
perjalanan hidup, serta adik-adik tersayang Satrio dan Erlang yang dalam
diam selalu menitipkan doa.
2. Prof.Dr (hc). dr. M. K. Tajudin, Sp.And sebagai Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatukkah Jakarta.
3. Ibu Ir. Febrianti, M.Si sebagai Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat.
4. Ibu Catur Rosidati, MKM. selaku Pembimbing 1 Fakultas yang dengan
sabar telah memberikan arahan dan bimbingannya. Terima kasih telah
vii
yang
telah
berkenan
dan
membantu
memberikan
arahan,
viii
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN
ABTRAK
ii
iv
RIWAYAT PENULIS
vi
KATA PENGANTAR
vii
DAFTAR ISI
10
10
2.1.1.
Keluhan Pelanggan
10
2.1.2.
Jenis Keluhan
12
13
18
18
2.3.2. Evaluasi
30
2.4. Mutu
32
36
37
37
41
44
44
44
44
46
48
50
54
54
55
55
xi
57
58
58
5.5.2. Anggaran
64
66
68
70
70
72
74
75
77
79
80
80
BAB VI PEMBAHASAN
83
83
83
6.1.2. Anggaran
92
94
98
100
100
103
xii
106
108
110
112
115
115
118
7.1. Kesimpulan
118
7.2. Saran
120
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Halaman
3.1
33
4.1
Triangulaisi Sumber
40
4.2
Triangulasi Metode
41
5.1
47
5.2
47
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Nomor
Gambar
5.1
xv
46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Matriks Wawancara
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
xvi
DAFTAR SINGKATAN
BAPPENAS
BPJS
JKN
KSP
PJ
: Penanggung Jawab
PKIP
PKRS
Protap
: Prosedur Tetap
RAB
SDM
SK
: Surat Keputusan
SOP
Subbag
: Sub bagian
Tupoksi
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
saja, tapi juga dibidang non medis. Salah satu produk yang diberikan rumah
sakit adalah pelayanan jasa kesehatan.
Pelayanan ini dapat langsung dirasakan oleh pasien sehingga pasien
dapat menilai apakah pelayanan yang diterima sudah sesuai dengan yang
mereka inginkan. Amirudin (2007) juga mengatakan bahwa mengenai
pendekatan mutu dan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan di rumah
sakit atau pelayanan kesehatan diantaranya pendekatan dan perilaku petugas
mempengaruhi perasaan pasien terutama saat pertama kali datang dan mutu
informasi yang diterima, seperti apa yang dikerjakan dan apa yang dapat
diharapkan.
Salah satu faktor yang paling mempengaruhi kepuasan dan persepsi
pelanggan terhadap mutu pelayanan adalah bagaimana menangani keluhan
pelanggan. Hal tersebut dijelaskan kembali oleh Hansemark, yang
mengatakan bahwa semangat pelanggan untuk melakukan komplain dapat
meningkatkan kepuasan mereka terutama bagi pelanggan yang tidak
merasakan kepuasan atas pelayanan yang diberikan (Ernawati, 2010).
Tantangan bagi
yang
digunakan
untuk
memperbaiki
menajemen
lain; belum ada fasilitasi merit system; sebagaian besar sarana dan
infrastruktur yang dimiliki masih terbatas pada kotak saran dan hotline;
pencatatan data pengaduan yang masuk sudah dilakukan tapi pelaporan
penanganan keluhan masih belum dicatat; pendanaan operasional masih
terbatas; dan kesadaran masyarakat akan hak mengadu masih kurang.
Pelanggan yang mengeluh dapat menjadi momentum yang baik karena
memberikan kesempatan kepada organisasi untuk melakukan pemulihan jasa
(service recorvery). Pelanggan yang mengeluh bisa berubah menjadi
pelanggan yang loyal apabila organisasi dapat menangani keluhan tersebut
dengan baik (Yoeti, 1999). Munculnya kesadaran institusi pemerintah untuk
mengelola keluhan dengan baik juga tidak terlepas dari pergeseran cara
pandang dalam melihat keluhan itu sendiri. Keluhan yang selama ini dilihat
sebagai sesuatu yang negatif saat ini justru dipandang sebagai sesuatu yang
positif karena dianggap mampu memberikan kontribusi terhadap perbaikan
terhadap kinerja birokrasi pelayanan publik. (BAPPENAS, 2010)
Rumah Sakit Pasar Rebo merupakan salah satu rumah sakit pemerintah
yang memiliki visi Menjadi Rumah Sakit unggulan yang bermutu
internasional dan rujukan terbaik di Ibukota Negara RI tahun 2017 karena
hal tersebut, dalam pelaksanaannya diperlukan berbagai upaya untuk
meningkatkan mutu dalam hal pelayanan maupun jasa. Dalam hal jasa
khususnya penangan keluhan, Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo cukup
unik dibanding rumah sakit lainnya. Jika rumah sakit lain membuat bagian
penanganan keluhan terpisah dan pemasaran untuk keperluan promosi
berbeda halnya dengan Rumah Sakit Pasar Rebo karena penanganan keluhan
yang dilakukan dikelola oleh manjemen instansi masing-masing seperti unit
pemasaran yang juga ditugaskan dalam mengelola keluhan khususnya pada
pasien jaminan kesehatan. Unit pemasaran juga merupakan pintu masuk
pertama keluhan yang datang. Untuk Rumah Sakit Pasar Rebo sendiri telah
menetapkan bahwa unit pemasaran tidak perlu melakukan semua fungsi
tersebut, tetapi lebih kepada bertanggungjawab pada pasien jaminan, namun
tetap melaksanakan fungsi utama pemasaran yaitu sebagai jembatan
komunikasi rumah sakit dengan pasien atau pelanggannya.
Dari hasil studi lapangan, ditemukan kasus pada catatan rekap komplain
yang dari keterangannya ditemukan pasien yang sudah tiga kali datang namun
tetap tidak mendapatkan tempat operasi, sehingga membawa LSM untuk
mengatasi masalah tersebut. Setelah ditelusuri, penyebab pasien tidak
terdaftar hanya dikarenakan pasien tersebut belum terdaftar sebagai waiting
list pada pelayanan yang diinginkan. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa
jika penanganan keluhan dilakukan pada saat pertama kali datang dan
langsung segera dilakukan recheck, maka pasien tidak perlu membawa LSM.
Selain itu, perekapan catatan komplain tahun 2013 hanya terdapat laporan
komplain pada bulan Juli, dan ditahun 2014 catatan komplain hanya ada pada
bulan Februari. Diketahui pula pada semua laporan catatan komplain yang
masuk unit pemasaran pada Februari 2014 pada kolom tindak lanjut tidak
terdapat pernyataan apapun, sehingga tidak diketahui apakah komplain
tersebut sudah diselesaikan, masih dalam proses perbaikan atau tidak dapat
diperbaiki.
Penanganan keluhan merupakan salah satu syarat pemberian pelayanan
prima sebuah rumah sakit. Untuk mewujudkan visi rumah sakit perlu
meningkatkan mutu pelayanannya, penelitian ini diharapkan dapat membantu
rumah sakit untuk melihat pengelolaan penanganan keluhan yang terjadi
sehingga bermanfaat untuk pertimbangan meningkatkan kualitas pelayanan
khususnya di pengelolaan penanganan keluhan. Analisis suatu masalah pada
pengelolaan keluhan tidak dapat hanya pada satu komponen saja. Hubungan
antara komponen-komponen sistem ini berlangsung secara aktif dalam suatu
tatanan lingkungan (BAPPENAS, 2010). Untuk itu peneliti menggunakan
pendekatan sistem dalam melakukan penelitian ini. Penelitian ini juga
diharapkan bisa memberikan gambaran masalah keluhan yang mendekati
masalah sebenarnya untuk dapat menjadi pertimbangan bahan evaluasi sistem
pengelolaan keluhan. Beberapa hal tersebut membuat penulis tertarik
melakukan penelitian pengelolaan penanganan keluhan di Rumah Sakit
Umum Daerah Pasar Rebo dengan menggunakan penelitian kualiatif.
Sehingga akhirnya peneliti mengangkat topik penanganan keluhan dengan
judul Gambaran Pengelolaan Penanganan Keluhan Pasien di RSUD
Pasar Rebo Tahun 2014.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam tinjauan pustaka ini akan dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan Pengelolaan Penanganan Keluhan Pasien, yaitu terdiri dari:
1. Definisi Keluhan
2. Definisi Sistem
3. Proses Penanganan
4. Mutu
Selanjutnya yang pertama, peneliti akan membahas dimulai dari
penjelasan mengenai penanganan keluhan yaitu;
2.1. Definisi Keluhan
2.1.1. Keluhan Pelanggan
Keluhan pelanggan menurut Rusadi (2004) merupakan ungkapan dari
ketidakpuasan yang dirasakan oleh konsumen. Keluhan pelanggan adalah
hal yang tidak dapat diabaikan karena dengan mengabaikan hal tersebut
akan membuat konsumen merasa tidak diperhatikan dan pada akhirnya
perusahaan akan ditinggalkan oleh konsumen. Keluhan pelanggan menurut
Engel (1994) butuh penanggulangan segera agar perusahaan dapat
mengatasi dengan cepat apa yang menjadi penyebab ketidaksukaan
pelanggan. Diharapkan pada akhirnya dimasa selanjutnya tidak ada lagi
pelanggan yang mengeluhkan hal serupa pada perusahaan.
11
memberitahukan kepada
rumah sakit
bagaimana
12
13
14
Komponen suatu sistem terdiri dari input, proses, output, effect, outcome dan
mekanisme umpan baliknya. Hubungan antara komponen-komponen sistem
ini berlangsung secara aktif dalam suatu tatanan lingkungan.
Menurut Shrode dan Voich seperti dikutip oleh Azwar (2004) ciri-ciri
sistem dibedakan atas enam macam yakni:
a. Sistem mempunyai tujuan dan karena itu semua perilaku yang ada
pada sistem pada dasarnya bermaksud mencapai tujuan.
b. Sistem sekalipun terdiri dari berbagai bagian atau elemen, tetapi
secara keseluruhan merupakan suatu yang bulat dan utuh jauh
melebihi kumpulan bagian atau elemen tersebut.
c. Berbagai bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem saling
terkait, berhubungan serta berinteraksi.
d. Sistem bersifat terbuka dan selalu berinteraksi dengan sistem lain
yang lebih luas, yang biasanya disebut dengan lingkungan.
e. Sistem mempunyai kemampuan transformasi, artinya mampu
mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Dengan perkataan
lain, sistem mampu mengubah masukan menjadi keluaran.
f. Sistem mempunyai mekanisme pengendalian, baik dalam rangka
menyatukan berbagai bagian atau elemen, atau dalam rangka
mengubah masukan menjadi keluaran.
15
Input yaitu sumber daya atau masukan yang dikonsumsi oleh suatu
sistem. Sumber daya dari suatu sistem adalah man, money, material, method,
machine dan market, disingkat dengan 6M. Proses yaitu semua kegiatan
sistem. Melalui proses akan diubah input menjadi output. Output yaitu hasil
langsung (keluaran) suatu sistem effect yaitu hasil tidak langsung yang
pertama dari proses suatu sistem. Pada umumnya effect suatu sistem dapat
dikaji pada perubahan pengetahuan, sikap perilaku kelompok Masyarakat
yang dijadikan sasaran program. Outcome yaitu dampak atau hasil tidak
langsung diri proses suatu sistem (Muninjaya, 2004).
Departemen Kesehatan RI (2007) menyebutkan bahwa yang tercakup
dalam komponen masukan adalah informasi, instrumen pencatatan dan
pelaporan
data
dan
sumber
daya.
Komponen
proses
mencakup
16
a.
b.
Selain itu, penambahan sumber daya manusia juga terdapat pelatihan dan
pengembangan yang menurut Soeprihanto (1988) memiliki manfaat antara
lain:
a. Kenaikan produktifitas baik kuantitas maupun jumlah kualitas.
Mutu tenaga kerja dengan program latihan dan pengembangan akan
lebih banyak sedemikian rupa produktifitas baik dari segi jumlah
maupun mutu dapat ditingkatkan
b. Kenaikan moral kerja
Apabila penyelenggaraan latihan dan pengembangan sesuai dengan
tingkat kebutuhan yang ada dalam organisasi perusahaan maka
akan tercipta suatu kerja yang harmonis dan dengan kerja yang
meningkat.
17
c. Menurunnya pengawasan
Semakin pekerja percaya pada kemampuan dirinya sendiri, maka
dengan disadari kemauan dan kemampuan kerja tersebut para
pengawas tidak erlalu dibebani ntuk setiap saat harus mengadakan
pengawasan
d. Mengembangkan pertumbuhan pribadi
Pada dasarnya perusahaan mengadakan latihan dan pengembangan
dan adalah memenuhi kebutuhan organisasi perusahaan-perusahaan
sekaligus perkembangan atau pertumbuhan pribadi karyawan.
Fasilitas
juga
merupakan
faktor
pendukung dalam
berjalannya
18
untuk
mengatasi
keluhan-keluhan
tersebut,
seperti
yang
2.
3.
4.
5.
Barlow & Moller (1996) juga menetapkan beberapa langkah yang harus
dilakukan oleh pelaksana penanganan keluhan agar hal tersebut berjalan
efektif, yaitu:
1.
Mengucapkan terima kasih, tidak ada cara yang lebih baik untuk
membuat orang lain merasa diterima selain dengan mengucapkan
terima kasih yang tulus.
2.
19
3.
4.
5.
6.
7.
8.
20
layanan,
termasuk
permasalahan
dan
keluhan,
dan
21
Respon (Responsive)
Layanan ini menerima semua keluhan dan keprihatinan dan merespon
segera dan sensitif tanpa membedakan dalam melayani pasien.
a. Dokter dan staf lain mampu mengatasi keluhan pada titik
layanan dan merujuk keluhan yang memerlukan tindakan lebih
lanjut sesuai dengan kebijakan layanan keluhan.
b. Dokter dan staf mampu merespon dengan tepat unutk
meminimalkan kemungkinan sengketa atau konflik.
c. Layanan mengakui dalam waktu 48 jam keluhan tidak
diselesaikan pada titik pelayanan (keluhan formal) dan
menginformasikan pengadu tentang proses pengaduan tentang
22
23
24
c. Ketika
menyelidiki
keluhan,
layanan
berusaha
untuk
saat
itu
menginformasikan
keluhan
layanan
resmi
pertama
pengadu
mengakui
tentang
dan
bagaimana
25
serta
melaporkan
tentang
bagaimana
keluhan
telah
menyebabkan perbaikan.
a. Metode yang digunakan oleh layanan untuk merekam keluhan
memfasilitasi review pengaduan individu dan analisis trend dan
pola dalam keluhan untuk tujuan clinical governace dan kualitas
perbaikan.
b. Layanan ini menggunakan sistem manajemen resiko untuk
mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mengelola
26
mengumpulkan
informasi
yang
cukup
untuk
27
terus
menerus
memantau
dan
secara
teratur
pengelolaan
pengaduan,
informed
consent
dan
28
29
30
2.3.3. Evaluasi
Evaluasi atau penilaian merupakan salah satu fungsi dalam siklus
manajamen, yang dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menyediakan
informasi tenang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai,
sebagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standart tertentu untuk
mengetahui apakah selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat
yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang
ingin diperoleh (Umar, 2002).
Definisi lain evaluasi adalah suatu proses untuk membuat penilaian
secara sistemx atik mengenai suatu kebijakan, program, proyek, atau kegiatan
berdasarkan informasi dan hasil analisis dibandingkan terhadap relevansi,
keefekifan biaya, dan keberhasilannya untuk keperluan pemangku kepentingan
(BAPPENAS, 2010).
Bagi para manajer yang melakukan evaluasi atau penilaian akan
menemukan satu dari tiga bentuk temuan, yaitu (Siagian, 2007):
a. Hasil yang dicapai melebihi harapan dan target.
Dalam hal ini, manajemen harus waspada agar jangan sampai
terlalu cepat merasa puas. Sikap proaktif tetap diperlukan dalam arti
menumbuhkan kesadaran bahwa keberhasilan yang diraih perlu
digunakan sebagai modal untuk meningkatkan kinerja organisasi di
masa depan. Dalam hal keberhasilan diperlukan penilaian tentang
faktor-faktor organisasional yang mendukung keberhasilan tersebut
dan kendala atau masalah apa yang berhasil diatasi dan bagaimana
31
32
dalam
penelitian
ini
adalah
rangkaian
kegiatan
2.4. Mutu
Mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang di satu pihak dapat menimbulkan
kepuasan pada pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
serta di pihak lain tata cara penyelengggaraannya sesuai dengan standart dan
kode etik profesi yang telah ditetapkan (Azwar,1996).
33
34
a. Kompetensi/kemampuan
yang
terkait
dengan
pengetahuan,
35
bahasa
yang
dapat
mereka
pahami
serta
selalu
36
Prinsip
Penanganan
Keluhan
Sumber : Australian Council For Safety And Quality In Health Care (2005)
BAB III
KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
terhadap
pelayanan
yang
diberikan
oleh
rumah
sakit
akan
38
atau bahkan ada yang diam saja dan langsung beralih ke rumah sakit yang
lain (Georson, 2002). Sejalan dengan hasil penelitian Kiantini (2003) yang
menunjukkan bahwa penanganan keluhan merupakan umpan balik untuk
meningkatkan pelayanan rumah sakit, jika hal tersebut tidak ditangani rumah
sakit dapat mengalami kerugian berupa tersebarnya image yang buruk
sehingga akan mengurangi kunjungan dan kepercayaan pasien. Artinya,
pelayanan yang kurang ramah dapat berpengaruh kepada citra rumah sakit di
mata masyarakat.
Analisis suatu masalah pada pengelolaan keluhan tidak dapat hanya pada
satu komponen saja. Hubungan antara komponen-komponen sistem ini
berlangsung secara aktif dalam suatu tatanan lingkungan (Muninjaya, 2004).
Untuk itu peneliti menggunakan pendekatan sistem dalam melakukan
penelitian ini. Dimana sistem menurut Muninjaya (2004) merupakan suatu
rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai suatu
tujuan yang jelas. Komponen suatu sistem terdiri dari input, proses, output,
effect, outcome dan mekanisme umpan baliknya.
Komponen yang dimaksud berupa Input yang merupakan sumber daya
atau masukan yang dikonsumsi oleh suatu sistem. Sumber daya dari suatu
sistem adalah man, money, material, method, machine dan market, disingkat
dengan 6M. Proses yaitu semua kegiatan sistem. Melalui proses akan diubah
input menjadi output. Output yaitu hasil langsung (keluaran) suatu sistem
effect yaitu hasil tidak langsung yang pertama dari proses suatu sistem. Pada
umumnya effect suatu sistem dapat dikaji pada perubahan pengetahuan, sikap
39
40
Input
Proses
-
SDM
Anggaran
Sarana Prasarana
Pedoman Teknis
Output
Tertanganinya
keluhan pada
Unit
pemasaran
Sumber : Australian Council For Safety And Quality In Health Care (2005)
41
hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk
mengupayakan pengembangan pengelolaan penanganan keluhan oleh bagian
pemasaran di masa mendatang.
3.2. Definisi Istilah
Definisi istilah dari komponen yang digunakan untuk mengamati
pengelolaan penanganan keluhan yang dilakukan oleh bagian pemasaran
RSUD Pasar Rebo adalah:
Tabel 3.1
Bagan Definisi Istilah pengelolaan penanganan keluhan
oleh Unit Pemasaran RSUD Pasar Rebo
No
Variable
Definisi Istilah
INPUT
Pegawai yang terlibat langsung dalam pelayanan keluhan pasien dan pengelolaan keluhan khususnya di
1
unit pemasaran. Yang akan dinilai adalah bagaimana kuantitas, pendidikan, peran unit pemasaran dan
pelatihan yang didapat untuk mengelola keluhan.
Anggaran
Adanya rencana anggaran biaya yang sudah dibuat terkait dengan pengelolaan penanganan keluhan.
Sarana prasana penunjang yang digunakan dan dibutuhkan untuk menunjang pengelolaaan penanganan
43
terdapatnya aturan yang jelas dalam menjalankan tugas sehari-hari terkait dengan pengelolaan
penaganan keluhan, terdapatnya peraturan atau kebijakan rumah sakit yang digunakan dalam menjaga
4
Pedoman Teknis
komitmen setiap tenaga kerjanya dalam pengelolaan penanganan keluhan oleh bagian pemasaran dan
bagaimana penerapannya (dalam hal ini seperti langkah-langkah penanganan keluhan).
PROCESS
Menerima semua keluhan &
Cara staff menghadapi dan menanggapi keluhan pasien, seperti bagaimana cara memonitor keluhan,
1
merespon segera
cara memberikan pengakuan keluhan dan respon secara cepat dan tepat.
Cara staff bagian pemasaran memberikan penanganan terhadap keluhan pasien, pertimbangan akan
Penilain Efektif
keluhan yang berat, dan kejelasan informasi yang diberikan.
memberikan solusi
Upaya staff dalam memberikan solusi keluhan dengan benar sesuai prosedur dan adil pada semua pihak.
Seperti pemberian pemecahan masalah dengan musyawarah, pemberian keringanan atau pemberian
informasi yang kurang jelas sesuai klasifikasi keluhan.
44
Mencatat dan
Cara rumah sakit menyimpanan informasi keluhan untuk megambil keputusan dan dikomunikasikan
4
mendokumentasikan keluhan
Mengumpulkan dan
serta cara untuk melindungi dan menjaga kerahasiaan dan pibadi pasien.
Terdapatnya pencatatan informasi keluhan pasien dan mengidentifikasikan untuk keperluan perbaikan
5
menggunakan informasi
manajemen.
Pemanfaatan keluhan pasien sebagai sebuah evaluasi dan kontroling untuk praktek dan kebijakan
Terlaksananya pengelolaan penanganan keluhan dengan baik sehingga keluhan dapat ditangani
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
45
2.
3.
4.
(4 orang)
46
dengan
menyiapkan
pedoman
observasi,
untuk
47
3. Telaah Dokumen
Peneliti telah menyusun tabel checklist telaah dokumen, untuk
memudahkan peneliti mendapat gambaran jelas mengenai data yang
telah dicari. Data tersebut berhubungan dengan pengelolaan
penanganan keluhan di RSUD Pasar Rebo.
Pembuatan instrumen dilakukan dengan membuat pertimbangan dan
penyesuaian dengan 8 prinsip penanganan keluhan dari Australian Council
For Safety And Quality In Health Care (2005). Hal ini dilakukan untuk
mempertahankan fokus penelitian.
b. Tahap pelaksanaan pengumpulan data
a) Sumber Data Primer
1. Observasi
Melakukan observasi dengan mengacu pada tabel checklist
observasi terhadap sarana dan prasarana penanganan keluhan
pelanggan yang dilakukan di RSUD Pasar Rebo.
2. Wawancara Mendalam
Data didapat dari hasil indepth interview dengan informan di
RSUD Pasar Rebo. Wawancara dilakukan berdasarkan pedoman
wawancara
yang telah
dibuat
dan
menggunakan
teknik
48
49
Tabel 4.1
Triangulasi Sumber Dilihat dari Pedoman Wawancara
PRINSIP
R1
R2
R3
Anggaran
Pedoman Teknis
R4-7
INPUT
PROCESS
memberikan solusi
Mencatat dan mendokumentasikan
keluhan
Mengumpulkan dan Menggunakan
Informasi
Peningkatan berkelanjutan
OUTPUT
Tertanganinya Keluhan
Keterangan:
R1
R2-3
R4-7
Penggunaan
metode
yang
berbeda
diharapkan
dapat
50
Tabel 4.2
Triangulasi Metode Dilihat dari Pedoman Wawancara
KONSEP
Wawancara
Mendalam
Observasi
Telaah
Dokumen
INPUT
Sumber Daya Manusia
Anggaran
Sarana & Prasarana
Pedoman Teknis
PROSES
Menerima semua keluhan
& merespon segera
Penilian Efektif
Mengumpulkan dan
menggunakan informasi
Perbaikan terus menerus
OUPUT
Tertanganinya Keluhan Pasien
51
1) Reduksi Data
a. Wawancara Mendalam
Setelah melakukan wawancara, peneliti menuliskan hasil tersebut
dalam bentuk lampiran tabel/matriks wawancara untuk memudahkan
analisis. Sebelumnya, peneliti melakukan resume data dengan
menghilangkan data yang tidak diperlukan, mengelompokkan
informasi sesuai dengan pertanyaan, dan terakhir melakukan
pentabelan. Hal ini telah dilakukan selama proses pengambilan data
berlangsung.
b. Observasi
Saat melakukan observasi, peneliti melakukan reduksi dengan
melakukan pembatasan observasi yaitu hanya pada pengelolaan
penanganan keluhan pasien. Selain itu juga dilakukan pertimbangan
untuk mereduksi barang yang tidak digunakan untuk melakukan
penanganan keluhan. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran
dalam bentuk tabel checklist.
c. Telaah Dokumen
Peneliti mengambil data dokumen mengenai penanganan keluhan
pasien. Pada unit pemasaran diketahui terdapat beberapa dokumen
yang terbit pada tahun 2007 dan tidak memiliki revisi terbaru. Karena
dokumen tersebut masih dipakai sebagai dokumen mengenai
penanganan keluhan, maka peneliti tetap mengambil dokumen
52
data
kelengkapan
dokumen
mengenai
pengelolaan
pernyataan.
Kesuaian
penyajian
data
dilakukan
dengan
53
3) Penarikan Kesimpulan
Sebelum dilakukan penarikan kesimpulan, peneliti melakukan
analisis dengan cara membahas pada setiap komponen input, proses dan
output yang diteliti, pembahasan ini dilakukan dengan melihat hasil
penelitian dan teori yang ada untuk mendapatkan bagaimana sebuah
prinsip dapat membangun suatu sistem penanganan keluhan yang efektif.
Selanjutnya
peneliti
menganalisis
kecenderungan
adanya
BAB V
HASIL PENELITIAN
menyadari
bahwa
masih
terdapat
keterbatasan
dalam
55
56
57
Gambar 5.1
Struktur Unit Pemasaran RSUD Pasar Rebo Tahunn 2014
Wakil Direktur
Keuangan dan
Umum
KSP
Pemasaran
PJ. Pasien
Jaminan/BPJS
Rawat Inap
Pelaksana
PJ. Pasien
Jaminan/BPJS
Rawat Jalan
Pelaksana Loket
Jaminan
PJ Informasi dan
Publikasi
Pelaksana:
- Admission
- Operator
-Front Office
58
Informan
Informan 1
Informan 2
Informan 3
Jabatan
Kepala Satuan
Pelaksana
Pemasaran
PJ Verifikasi
Pasien Jaminan
Rawat Inap
PJ Publikasi dan
Informasi
Jenis
Kelamin
Pendidikan
Lama Kerja
dibagian
pemasaran
Laki-Laki
SIP
2 tahun
Laki-Laki
SKM
8 tahun
Perempuan
SKM
7 tahun
Informan 4
Informan 5
Informan 6
Informan 7
Lama
Berobat
Sudah 3
kali
Sudah 4
kali
Sudah
setahun
Lebih dari
setahun
Jenis
Kelamin
Kategori
Usia
Perempuan
Pasien PBI
39 tahun
Laki-laki
Bukan PBI
47 tahun
Bukan PBI
25 tahun
Pasien PBI
Lebih dari
50 tahun
Perempuan
Perempuan
59
pengamatan,
petugas
yang
menampung
form
penanganan keluhan hanya satu orang dan petugas tersebut juga bertugas
sebagai pegawai front office yang mana berjaga untuk memberikan
informasi bagi pasien atau keluarga yang ingin bertanya. Dari hasil
wawancara diketahui bahwa sebelumnya ada satu orang yang
bertanggung jawab khusus pada bagian penangan keluhan, namun orang
tersebut dipindahkan ke bagian keuangan sehingga terjadi kekosongan
60
pegawai pada posisi tersebut saat ini. Namun hal ini tidak membuat
pelayanan penangan keluhan terhenti, karena ada SK No 131/2011
tentang Prosedur Penanganan Keluhan Pasien yang memutuskan
bahwa keluhan atau komplain dikembalikan ke unit masing-masing.
Sehingga jika ada keluhan masuk melalui form keluhan, akan ditampung
dulu di sub.bagian informasi dan publikasi, kemudian di berikan ke unit
terkait.
Adapun masalah-masalah mengenai keluhan dapat ditangani sendiri
oleh PJ Sub-bagian pemasaran atau jika ada masalah tidak bisa
diselesaikan dapat tangani langsung oleh KSP Pemasaran. Hal ini seperti
yang dikatakan ketiga informan bahwa penanganan keluhan dapat
dilakukan oleh staf, jika staf tidak dapat menangani maka dialihkan pada
tingkat manajemen yang lebih tinggi.
Pernah (menangani keluhan), kalo yang dilingkup kita biasanya
sih tentang operator dan informasi..
Beberapa waktu kemudian ada edaran yang mengatakan bahwa
setiap ada komplain dikembalikan di setiap unit masing-masing.
Sehingga setiap unit punya (bisa menangan) handling complaint. Jika
tidak bisa diselesaikan baru naik ke tingkat atas, biasa itu seperti itu....
Dari hasil wawancara diketahui unit Pemasaran masih dirasa
kekurangan SDM baik secara umum maupun untuk menangani keluhan.
Salah satu informan mengatakan bahwa akan lebih baik jika terdapat tim
61
62
Oh kalau kita kan hanya menampung form keluhan saja ya,, nanti
setelah terkumpul baru disebar ke unit terkait..
Biasanya sih KSP-nya sudah pasti (menangani). Kemudian KSP
dibantu PJ-PJ. PJnya juga biasanya sudah bisa menyelesaikan keluhan.
jika sampai KSP tidak bisa menangani baru kasus diajukan keatas
secara bertingkat..
Diketahui dari penelitian bahwa dalam melakukan penanganan
keluhan di unit pemasaran, KSP mempercayakan pada staf ahli yang
sudah bekerja lebih dari lima tahun dan memiliki pendidikan S1 sehingga
mumpuni dalam menjawab pertanyaan atau keluhan pasien. Staf ahli
tersebut dipercayakan dalam untuk menjadi penanggung jawab pada
setiap sub.bagian unit pemasaran, untuk membantu KSP dalam
melakukan koordinasi subbag unit. Dengan jumlah karyawan 27 orang,
unit pemasaran disamping melakukan jobdesknya juga melakukan tugas
dalam pengelolaan keluhan. dimana salah satu subbagnya sebagai pintu
masuk penanganan keluhan dan para PJ-nya bertanggungjawab atas
penggaduan atau keluhan yang masuk secara langsung, dimana para PJ
tersebut merupakan staf senior.
B. Pelatihan
Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa rumah sakit memberikan
pelatihan khusus kepada pegawainya untuk melayani pasien. Namun
pelatihan tidak dilakukan kepada setiap pegawai rumah sakit, terbukti
lebih dari sebagian informan ada yang tidak mengetahui adanya pelatihan
63
mengenai penanganan keluhan. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara
berikut;
Harusnya ada, tapi di informasi belum semuanya ikut. Baru 7
orang yang ikut dari sekitar 12 orang pegawai. Ada pelatihan yang
dibogor, Servis Excelent, ada juga di Dokter Miruno Inhouse Training.
Yang menyelenggarakan dari diklat rumah sakit.
Saya belum pernah ikut ya, saya belum tanya juga temen-temen
sudah ada yang pernah ikut atau belum. Tapi selama saya disini belum
ada pelatihan khusus penanganan keluhan belum ada
Dari pernyataan diatas, diketahui bahwa masih terdapat pegawai
yang tidak mengetahui adanya pelatihan. Sehingga kegiatan pelatihan
hanya diketahui dan diikuti oleh bagian tertentu. Selain itu juga terdapat
hambatan dalam pelatihan yang diikuti oleh Sub-bagian informasi dan
publikasi, seperti yang dikatakan oleh Informan 2.
Tapi ya hambatannya gitu, diklatnyakan bergelombang, sedangkan
disini ada shift, jadi ya gitu suka ada pegawai yang ga ketemu karena
ada jadwal shiftnya. Memang kita akhirnya belum ngirim semua,
informasi sama operator.
Dari hasil wawancara di atas diketahui bahwa tidak semua staff
pemasaran mendapatkan pelatihan khusus mengenai penanganan
keluhan. Hanya pada staff Sub.bag publikasi dan informasi yang pernah
64
mengikuti, dan dari semua staffnya baru hanya 7 orang yang bisa hadir,
karena yang lain tidak bisa ikut terbentur jadwal shift.
5.5.2. Anggaran
Dari hasil wawancara dengan informan diketahui untuk penanganan
keluhan masuk ke dalam dana-dana rutin unit pemasaran diantaranya dana
pembuatan kotan saran, pencetakan form keluhan dll. Yang mana dana
tersebut di rencanakan sendiri oleh unit pemasaran dan kemudian
dikumpulkan kebagian diklat dan bagian rumah untuk untuk selanjutnya di
pertimbangkan sebelum direalisasikan. Hal ini sama seperti yang
disampaikan oleh semua informan. Salah satu informan menambahkan
bahwa untuk rencana atau usulan anggaran yang dibuat dilakukan revisi
setiap pertengahan tahun.
Kita ga ada anggaran untuk rencana 5 tahun kedepan, tapi untuk
kotak saran ada anggarannya. Kita mengusulkan untuk pengadaan 36 kotak
saran,,
Tapi masing-masing (unit) juga bikin anggaran, RAB (rencana
anggaran belanja) dibikin setahun sekali dan direvisi dipertengahan tahun
Penggunaan anggaran sendiri yang diperuntukkan untuk penanganan
keluhan menurut salah satu informan yaitu adalah dengan mengajukan
pendidikan mengenai penanganan keluhan. salah satu pengajuan yang
dilakukan adalah berupa pendidikan non formal seperti yang disampaikan
informan berikut.
65
dipungkiri
bahwa melakukan
66
67
68
69
70
71
72
mendiskusikan
penyelesaiannya
dengan
mengutamakan
kenyamanan bersama antara pengadu dan pihak rumah sakit. Namun untuk
unit pemasaran belum pernah mengalami kasus keluhan yang berat, untuk
kasus berat biasanya dialami oleh bagian penanganan medis. Hal tersebut
dapat dilihat dalam pernyataan informan:
73
Kalau itu saya kurang ngerti yah, karena belum pernah kejadian
keluhan yang sampai keatas disini
Biasanya sih gitu, misalnya ada kasus mal praktek atau pasien sambil
meninggal itu kan resikonya rumah sakit yang ganti biayanya atau masuk
ke ranah pengadilan. Biasanya sih kita cari jalan tengahnya. Biasanya dari
manajemen.
Dari hasil wawancara dengan pasien, unit pemasaran menangani
keluhan dengan baik dan dinilai ramah oleh pasien atau kolega pasien yang
datang. Pemberian informasinya juga sudah tepat dan jelas dalam
mengkomunikasikannya. Hal tersebut sama seperti yang dikatakan oleh
keempat informan, bahkan ada informan yang sudah berobat 3 kali di
Rumah Sakit Pasar Rebo mengatakan bahwa staf unit pemasaran tidak
pernah ada yang berkata kasar.
Baik baik sih ga pernah kasar, yang saya tau udah 3 kali berobat
disini ga pernah ada yang kasar..
Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa staff yang menangani
keluhan sudah dirasa cukup jelas oleh pasien dalam memberikan pelayanan
penanganan keluhan, walaupun ada salah satu infoman masih merasa
pelayanan yang diberikan cukup lama.
Sama pegawainya selalu ngasih tau sih harus kemana kalo kita nanya
ya,, ga ribet juga sih ngasih taunya
74
Ngelayaninnya sih agak lama ya, ga tau karena orangnya kurang atau
gimana.
Ya paling dijelasin gitu, tapi jelas sih.
Bagus ya, dijelasin saya jadi ga salah paham.
Dalam menilai suatu keluhan, unit pemasaran melakukan penangan
keluhan dengan memberikan penjelasan kepada pasien. Menurut hasil
penelitian juga didapat bahwa pasien merasa puas atas penjelasan yang
diberikan. Selama memberikan penanganan, unit pemasaran tidak pernah
diketahui melakukan perbuatan tidak menyenangkan seperti perkataan kasar
atau penolakan.
5.6.3. Menangani pengadu & memberikan solusi
Dari hasil wawancara dengan pasien, diketahui staff yang menjadi PJ
pada
setiap
sub-bagian
adalah
merupakan
staf
senior,
sehingga
75
pasien
sudah
memberikan
informasi
dengan
jelas.
76
77
Di dalem form keluhan dan kuisioner kan kita ga kasih identitas, tapi
kalo ada yang nulis nama ya kita catet namanya..
Dari hasil penelitian diketahui bahwa penyimpanan dilakukan dengan
mengumpulkan berkas dan disimpan dalam bentuk baerkas ataupun format
data pada file komputer. Proses menjaga privasi pasien dilakukan oleh unit
pemasaran dengan tidak mempublikasikan keluhan pasien dan membawa
kepada unit terkait dengan tertutup.
78
Unit terkait pasti diberitahu, tapi ada beberapa yang confidential itu
hanya beberapa orang yang tahu. Publikasi, respon time, dll itu dikasih tau,
tapi kala mal praktek atau pasien meninggal itu tertutup.
Namun diketahui bahwa untuk beberapa masalah internal, ada yang
tidak bisa keterlibatan semua unit. Sesuai dengan pernyataan berikut:
Kita biasanya dipersentasiin di rapat manajemen, biasanya sih disitu
diberitahukan. Biasanya terselektif ya kalo kayak gitu. Biasanya ada yang
dikomsumsi secara umum dan ada yang hanya untuk kalangan internal unit
pemasaran. Ga semua bisa ter-exspose.
Penggunaan keluhan juga dilakukan untuk melakukukan koordinasi
dengan unit terkait atas masalah yang dikeluhkan. Dapat digunakan juga
sebagai bahan evaluasi.
Kalo menurut saya sih keluhan itu sebenarnya bagus ya,, untuk kita
bisa bercermin kesalahan sendiri jadi bisa evaluasi.
Digunakan untuk mengkoordinasikan komplain sama unit terkait.
Dari hasil penelitian pengumpulan data keluhan dilakukan dengan
menyimpan keluhan, jika terjadi keluhan langsung dilakukan pencatatan
secara insidental dengan pembuatan berita acara. Keluhan yang masuk tidak
dilakukan publikasi, namun dipersentasikan pada rapat rutin manajemen.
Keluhan yang dibahas juga tidak semua karena ada beberapa keluhan yang
hanya bisa diketahui oleh intern unit pemasaran. Pembahasan keluhan juga
digunakan untuk melakukan evaluasi pelayanan dan digunakan untuk
melakukan koordinasi dengan unit lain.
79
80
Setiap rabu jam 8 pagi ada rapat reboan, KSP, PJ-PJ semua
diundang dari jam 8-12 siang membahas masalah-masalah.
Kita biasanya dipersentasiin di rapat manajemen, biasanya sih disitu
diberitahukan. Biasanya terselektif ya kalo kayak gitu.
Evaluasi unit pemasaran baru berjalan, dengan diadakannya survey
kepuasan pada pelayanan yang diberikan unit pemasaran yang baru
berjalan pada bulan Maret. Untuk penangan keluhan sendiri tidak ada
evaluasi atau monitoring khusus pada penanganan dan pengelolaannya.
Evaluasi dilakukan pada laporan keluhan yang tertulis, tidak ada
kebijakan juga yang mengatur adanya evaluasi atau monitoring pada
prosedur penanganan keluhan.
5.7. Output (Keluaran)
5.7.1. Tertanganinya Keluhan di Bagian Pemasaran
Dari hasil wawancara didapat bahwa sampai sekarang kasus keluhan
yang masuk di unit pemasaran masih dapat diselesaikan dengan baik. Belum
pernah ada keluhan yang perlu penanganan tingkat manajemen.
Alhamdulillah sih ya, kalo kita ga ada masalah yang sampe ke tingkat
rapat manajemen. Paling nanya ke bapak (KSP Pemasaran)
Dan belum ada tuh yang sampe ketinggat manajemen. Selama ini dari
PJ udah bisa diatasi karena kebanyakan tentang pelayanan BPJS, mungkin
kalo mengenai kebijakan mereka baru tanya, itupun Cuma sampai sama
saya
81
82
Dari hasil analisis penelitian, dalam laporan keluhan yang tertulis tidak
ditemukan keluhan yang tidak tertangani atau memerlukan penanganan
manajemen. Beberapa sifat keluhan yang sering muncul adalah keluhan
biaya yang tinggi pada peserta yang baru mengurus jaminan kesehatan,
informasi tentang infomasi jadwal dokter atau kamar pasien yang tidak bisa
diberikan karena line telepon yang rusak, kemudian ada mengenai
perubahan sistem pelayanan yang menyulitkan pasien yaitu dengan
penggabungan pasien jaminan askes dan pemerintah.
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1. Input (Masukan)
6.1.1. Sumber Daya Manusia
A. Kuantitas
Dalam suatu organisasi, sumber daya manusia dibutuhkan untuk
melakukan suatu pergerakan dan menjalankan organisasi. Kesesuaian jumlah
SDM yang ada dengan beban kerja yang ditugaskan dan kesesuaian
pendidikan dengan tugas pokok dan fungsi adalah modal utama suatu
organisasi atau institusi dalam mencapai tujuan.
Penanganan keluhan di RSUD Pasar Rebo berdasarkan hasil penelitian
diketahui dilakukan oleh berbagai macam pihak antara lain unit pemasaran.
Hal ini didukung oleh SK No 131/2011 tentang Prosedur Penanganan
Keluhan Pasien
84
85
jam kerja rutinnya yang tidak sebentar untuk dapat menyeleksi pegawai
dengan kualifikasi yang diinginkan.
Menurut
penanganan
penulis
keluhan,
untuk
pegawai
mengantisipasinya
pemasaran
yang
dalam
bertugas
pelaksanaan
sebaiknya
mengetahui tugas pokok, fungsi dan alur pelayanan terkait unit pemasaran
agar dapat memberikan informasi yang sesuai atas keluhan yang ada dan
dapat mengantarkan keluhan pada instalasi pelayanan yang tepat. Selain itu
unit pemasaran juga dapat mengikuti prinsip manajemen yakni efesien dalam
memanfaatkan sumber daya yang ada dan efektif dalam mengelola
penanganan keluhan.
Menurut Sabarguna (2004) Penentuan dasar kebutuhan pegawai dibagi
menjadi dua yaitu :
1. Penentuan dasar kebutuhan secara fungsi
2. Penentuan dasar kebutuhan secara pekerjaan
Sesuai dengan Sabarguna, RSUD Pasar Rebo juga menggunakan dasar
kebutuhan pegawai menurut fungsi pekerjaan. Dapat dilihat dari pernyataan
kepala pelaksana pemasaran yang menentukan keperluan penambahan
pegawai berdasarkan beban kerja yang diterima dalam suatu bagian. Jika
dirasa unit tersebut tidak bisa menanggung beban kerja yang diberikan maka
akan direkomendasikan kepada bagian SDM untuk dilakukan rekruitmen. Hal
ini terlihat dari pernyataan KSP yang mengatakan bahwa untuk posisi jabatan
PJ Humas yang mana bertanggung jawab pada pennyelesaian keluhan belum
memerlukan pegawai pengganti, sebab beban kerja yang ditanggung oleh PJ
86
Humas tersebut telah dibagi dengan setiap instalasi unit yang ada sesuai
dengan SK direktur yang telah berlaku SK No 131/2011 tentang Prosedur
Penanganan Keluhan Pasien. Jika KSP memerlukan penambahan karyawan
maka sebelumnya akan didiskusikan terlebih dahulu rekomendasi dari setiap
penanggung jawab bagian yang terkait untuk hal penambahan pegawai.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui yang terlibat langsung atau
pernah menangani keluhan dalam penangan keluhan adalah para Penanggung
Jawab Sub.Bag Pemasaran dan KSP Pemasaran, juga ada front office yang
standby menjaga dan menampung form keluhan pasien. Namun meskipun
begitu, belum ada prosedur atau langkah-langkah bagaimana cara menangani
pasien. Hal ini penting karena langkah-langkah tersebut dapat menjadi
standar staf pemasaran dalam memberikan pelayanan penanganan keluhan.
Menurut Rangkuti (2003), langkah-langkah atau alur dalam menangani
keluhan adalah sebagai berikut:
1. Mendengarkan keluhan yang datang dari konsumen.
2. Mengerti masalah dan mengkroscek dengan pihak yang
bersangkutan.
3. Meminta maaf atas nama perusahaan dan berterima kasih atas
keluhan yang disampaikan.
4. Menjelaskan proses yang akan dilakukan oleh perusahaan untuk
memecahkan masalah tersebut.
5. Berikan informasi secara detail kapan keluhan tersebut dapat
terselesaikan, dan dengan siapa konsumen dapat menghubungi.
87
88
mempertanggungjawabkan
apa
yang
telah
dilakukan.
Menurut penulis dari hal tersebut diketahui bahwa kualifikasi pegawai
pemasaran, khususnya Sub.bagian informasi publikasi saat ini tidak sesuai
dengan kualifikasi yang dicantumkan dalam prosedur mutu yang ditetapkan,
yaitu mengenai kualifikasi pendidikan yang seharusnya memiliki pendidikan
minimal DIII atau S1, namun staf sub.bagian informasi dan publikasi
memiliki hampir semua staf dengan pendidikan SMA. Sedangkan bagian
front office merupakan bagian yang memiliki peran yang cukup penting
dalam penanganan keluhan, maka seharusnya SDM yang terdapat pada
bagian front office harus cukup dan berkompeten.
Ketidaksesuain ini terjadi menurut hasil penelitian dikarenakan rumah
sakit melakukan penghematan biaya anggaran untuk gaji. Karena pemberian
upah pada pegawai berpendidikan SMA lebih sedikit dibading pegawai DIII
atau S1. Namun strategi tersebut memiliki kelemahan, yaitu kompetensi yang
dimiliki pegawai berlatar belakang SMA tidak sama dengan kompetensi yang
diinginkan pada pegawai yang berlatar belakang DIII atau S1. Untuk itu
menurut penulis penyesuaian penting dilakukan agar pegawai dapat
membiasakan diri dan mampu mengerjakan tugas dengan kompetensi yang
89
pasien
untuk
melakukan
pengaduan.
Sesuai
dengan
90
penulis,
pelatihan
bagi
staf
unit
pemasaran
penting
daya
saing
perusahaan
dan
memperbaiki
produktivitas.
Didukung pula oleh Soeprihanto (1988) menyatakan bahwa pelatihan dan
pengembangan memiliki manfaat antara lain:
a. Kenaikan produktifitas baik kuantitas maupun jumlah kualitas.
b. Kenaikan moral kerja
c. Menurunnya pengawasan
d. Mengembangkan pertumbuhan pribadi
Dari hal tersebut diketahui bahwa pendidikan dan pelatihan bersifat
teknis, artinya yang langsung dengan pekerjaan atau tugas-tugas yang
91
92
6.1.2. Anggaran
Berdasarkan
penelitian,
anggaran
untuk
melakukan
pengelolaan
realisasinya
dilapangan.
Perencanaan
anggaran
sangat
93
94
membantu
memutuskan
prioritas
pengadaan
barang.
Karena
95
96
97
98
terlebih dahulu, hal ini perlu dilakukan agar keluhan yang disampaikan oleh
konsumen yang merasakan bentuk ketidakpuasan pada pelayanan, tidak
bergabung dengan konsumen yang membutuhkan informasi pelayanan.
Pengadaan sarana prasarana juga membantu mengurangi keluhan yang
dimiliki pasien dan juga membantu memuaskan pasien yang merasa tidak
puas karena tidak sempat memberikan keluhan.
99
100
Dengan dibuatnya pedoman teknis yang jelas dan mudah dimengerti bagi
semua pihak, maka diharapkan akan terciptanya standarisasi penanganan
keluhan di RSUD Pasar Rebo. Selain itu, ketaan pada prosedur memang
penting karena mempermudah proses penanganan keluhan pasien dan
mempercepat penyelesaian keluhan tersebut.
101
102
penentuan masalah yang disebabkan pelanggan tidak puas dan mengeluh. Hal
ini penting untuk efektivitas langkah berikutnya.
Menurut penulis, dalam menerima keluhan staf yang menangani
memberikan respon yang tepat dan tidak membuat pengadu semakin emosi.
Pengakuan akan masalah yang diterima penting untuk menenangkan emosi
pasien (pelanggan), seperti melalukan permintaan maaf dan segera melakukan
konfirmasi kepada unit terkait. Unit pemasaran RSUD Pasar Rebo sudah
melakukan penanganan keluhan dengan baik, namun akan lebih baik jika
pasien (pelanggan) diberikan informasi tentang proses pengaduan. Seperti
yang tertera dalam Australian Council For Safety And Quality In Health Care
(2005), Resnsponsibilitas yang dimaksud adalah layanan mengakui semua
keluhan dan keprihatinan dan merespon segera dan sensitif memiliki beberapa
indikator praktek yaitu:
a. Dokter dan staf lain mampu mengatasi keluhan pada titik layanan
dan merujuk keluhan yang memerlukan tindakan lebih lanjut
sesuai dengan kebijakan layanan keluhan.
b. Dokter dan staf mampu merespon dengan tepat unutk
meminimalkan kemungkinan sengketa atau konflik.
c. Layanan mengakui dalam waktu 48 jam keluhan tidak
diselesaikan
pada
titik
pelayanan
(keluhan
formal)
dan
103
104
mempertimbangkan
faktor-faktor
resiko,
keinginan
pengadu
dan
seperti
papan
registrasi
profesional,
perawatan
105
antar
manusia,
merupakan
interaksi
pemberi
106
dalam prakteknya sering terjadi seseorang pelanggan tetap tidak merasa puas
atas penjelasan yang diberikan oleh petugas dan menuntut untuk mendapat
penjelasan langsung dari direktur atas keluhannya. Oleh karena itu
keterampilan komunikasi efektif menjadi kunci keberhasilan pengelolaan
penanganan keluhan pelanggan.
Dari hasil penelitian diketahui pula bahwa menurut Kepala Satuan
Pelaksana Penanggung Jawab pada setiap unit sudah memiliki kemampuan
yang cukup dalam menangani keluhan, sehingga dalam masalah keluhan
mengenai pelayanan sedikit yang memerlukan penganan dari Kepala Satuan
107
108
109
110
b. Pada
saat
itu
keluhan
resmi
pertama
mengakui
dan
111
penelaahan
terhadap
masing-masing
kasus
untuk
112
mengumpulkan
informasi
yang
cukup
untuk
113
114
langkah penanganan keluhan yang akan dilakukan agar tidak terjadi lagi
bentuk keluhan yang serupa.
Menurut guideline yang berasal dari Australian Council For Safety And
Quality In Health Care (2005) mengatakan bahwa membuat perbaikan
berkelanjutan
merupakan
layanan
yang
menggunakan
keluhan
untuk
terus
menerus
memantau
dan
secara
teratur
115
116
karena jenis keluhan yang ada selama ini menurut penelitian diketahui lebih
banyak kepada pelayanan.
Sebenarnya
ada
banyak
alasan
mengapa
rumah
sakit
harus
keluhan
dan
akhirnya
maslah
tersebut
perusahaan
untuk
mengetahui
dimana
sumber
117
BAB VII
KESIMPULAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Dari penelitian mengenai gambaran pengelolaan penanganan keluhan
oleh unit pemasaran RSUD dapat ditarik kesimpulan yaitu:
7.1.1. Input
a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SDM yang terlibat langsung
dalam penanganan keluhan berjumlah empat orang, keluhan
ditangani oleh unit yang terkait, dan unit pemasaran merupakan
unit yang mengelola penanganan keluhan dan berperan sebagai
pintu masuk keluhan yang datang. Hal tersebut masih belum efektif
dalam melakukan pengelolaan penanganan keluhan.
b. Perencanaan anggaran yang dibuat tidak khusus untuk pengelolaan
penanganan keluhan. Perencanaan anggaran dilakukan perunit
untuk semua keperluan unit, dimana dalam unit pemasaran
pengelolaan sarana keluhan dan program pelatihan penanganan
keluhan termasuk didalamnya.
c. Sarana dan prasarana untuk pengelolaan penanganan keluhan yang
terdapat di RSUD Pasar Rebo masih minim.
119
d. Dari hasil penelitian tidak terdapat pedoman teknis langkahlangkah penanganan keluhan. hanya terdapat alur keluhan yang
masuk.
e. Kurangnya SDM, Sarana Prasarana, dan tidak dimilikinya
pedoman teknis dapat mengurangi proses pelayanan yang diberikan
oleh unit pemasaran atas keluhan yang masuk.
7.1.2. Proses
a. Proses penanganan keluhan yang dilakukan oleh unit pemasaran
RSUD Pasar Rebo adalah menerima keluhan dan merespon segera,
penilaian efektif, menangani pengadu dan memberikan solusi,
mencatat dan mendokumentasikan keluhan, mengumpulkan data
dan menggunakan informasi, dan yang terakhir membuat
perbaikan.
7.1.3. Output
a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis keluhan yang biasanya
ditangai adalah seputar masalah jaminan kesehatan atau BPJS. Dari
keluhan yang masuk melalui pencatatan ke unit pemasaran, tidak
ada yang belum terselesaikan atau memerlukan penanganan tingkat
manajemen. Namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan
bahwa terdapat keluhan yang tidak tercatat atau tidak dilaporkan
dan masih belum dapat diselesaikan.
120
7.2. Saran
Setelah mengetahui gambaran pengelolaan penanganan keluha oleh unit
pemasaran RSUD Pasar Rebo, ada beberapa saran atau masukan yang
mungkin dpat menjadi bahan pertimbangan bagi rumah sakit terhadap
pengelolaan penanganan keluhan, yaitu sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
121
f.
g.
LAMPIRAN PENELITIAN
Oleh
RAAFIKA WULANDARI
NIM : 1110101000008
WAWANCARA MENDALAM
Kepala Staff Pelaksana Pemasaran
Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo
Nama
Jenis kelamin/Umur
Hari/Tanggal
2014
Jabatan Kerja
Pendidikan
Lama Bekerja
NO
PERTANYAAN
INPUT
1
1.1
SDM
Sudah berapa lama bapak/ibu menjabat posisi ini?
Menurut bapak/ibu bagaimana kebijakan mengatur penaganan keluhan di
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
Anggaran
Apakah ada anggaran khusus untuk pengelolaan penanganan keluhan ini di
bagian pemasaran ini?
Probing:
2.1
2.3
3
3.1
3.2
3.3
Sarana Prasana
Sarana/prasarana apa saja yang mendukung proses pengelolaan penanganan
keluhan yang terdapat di RSUD Pasar Rebo?
Sejauh mana sarana/prasarana tersebut dipergunakan dalam pengelolaan
penanganan keluhan?
Bagaimana tentang pengelolan kotak saran, apakah proses pengelolaannya
berjalan secara berkala?
Pedoman Teknis
Apakah ada pedoman tentang prosedur pengelolaan penaganan keluhandi
RSUD Pasar Rebo ini?
4.1
Probing:
4.2
PROSES
5
5.1
5.2
Apakah ada target waktu dalam menangani keluhan pasien? Jika ya berapa
6
6.1
Penilian Efektif
7
7.1
7.2
8.2
9
9.1
9.2
9.3
secara ke publik?
Probing : apa yg rumah sakit lakukan untuk itu?
10
10.1 Bagaimana laporan keluhan dibahas untuk oleh para eksekutif manajer?
10.2
OUTPUT
11
12
Seperti apa penanganan yang diberikan selama ini dalam menangani pasien?
WAWANCARA MENDALAM
Untuk Informan Staf Pemasaran
Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo
Nama
Jenis kelamin/umur
Hari / Tanggal
2014
Jabatan Kerja
Pendidikan
Lama Bekerja
NO
PERTANYAAN
INPUT
1
1.1
Man Tenaga(SDM)
Sudah berapa lama bapak/ibu menjabat posisi ini?
Menurut bapak/ibu bagaimana kebijakan mengatur penaganan keluhan di
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
Money - Dana
Apakah ada anggaran khusus untuk pengelolaan penanganan keluhan ini di
bagian pemasaran ini?
Probing:
2.1
2.3
3
3.1
3.2
3.3
Sarana Prasana
Sarana/prasarana apa saja yang mendukung proses pengelolaan penanganan
keluhan yang terdapat di RSUD Pasar Rebo?
Sejauh mana sarana/prasarana tersebut dipergunakan dalam pengelolaan
penanganan keluhan?
Bagaimana tentang pengelolan kotak saran, apakah proses pengelolaannya
berjalan secara berkala?
Pedoman Teknis
Apakah ada pedoman tentang prosedur pengelolaan penaganan keluhandi
RSUD Pasar Rebo ini?
4.1
Probing:
4.2
4.3
PROSES
5
5.1
5.2
5.3
6
6.1
7
7.1
7.2
8.2
9
9.1
9.2
9.3
secara ke publik?
Probing : apa yg rumah sakit lakukan untuk itu?
10
10.1 Bagaimana laporan keluhan dibahas untuk oleh para eksekutif manajer?
10.2
OUTPUT
11
12
Seperti apa penanganan yang diberikan selama ini dalam menangani pasien?
WAWANCARA MENDALAM
Pasien Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo
Nama
Jenis kelamin/Umur
Hari/Tanggal
NO
PERTANYAAN
2014
No
Jenis Dokumen
Ada
Tidak
Keterangan
Dokumentasi Unit
Pasar Rebo
Struktur organisasi unit
2
pemasaran RSUD Pasar Rebo
3
Dokumentasi Unit
Berupa Protap
pelanggan
Rekapitulasi komplain
5
pelanggan
6
Form pengaduan
Arsip Keluhan
Sama
Dokumen hasil/solusi
10
penanganan keluhan
keluhan
11
keluhan
Daftar SDM dan Pendidikan
12
terakhir staf unit Pemasaran
No
1
Objek
Buku Komplain
Ada
Tidak
Keterangan
Namun sudah tidak
dipakai
Form Kuisioner
Rekapan Keluhan
Telephone
Komputer
Namun sudah tidak
dipakai
7
Printer
dipakai
Paging
Kotak Saran
10
Fax Machine
11
12
dicari
penampungan
sementara dan belum
disahkan.
KOTAK SARAN
PERIODE MARET 2014
NO
1
PERIODE
MARET
NAMA
URAIAN SARAN/KELUHAN
TINDAK LANJUT
Jamia Makoginta
Sudah dilakukan
dengan antrian
nomor untuk antri
mengambil no antri
alektronik
anoname
Pipit fitria
KETERANGAN
Belum dipisah
Lukman hidayat
fani
Dj. Mokoginta
7
8
Ike fitriani
devon
Zaenal arifin
10
sisca
Sudah bagus
Antrian masih ramai di loket BPJS
Mohon manajemen RS direview lagi
Utamakan pelayanan kepada yg membayar
pengobatan/bukan gratis seperti buka loket
pendaftaran pasien yg bukan gratis dan
mendahulukan pasien yg membayar
Untuk klinik Rehabilitasi medic, kalau pasien
diterapi per minggu berturut-turut cukup
bayar biaya terapi, tidak perlu daftar lagi dan
tiap hari konsul ke dokter
Hasilnya kan nati selesai terapi baru laporan
ke dokter
Jadi untuk meringankan pasien2 yg umum,
kalau kalau setiap selesai terapi konsul kan
belum ada manfaat, mohon diperhatikan
Mohon maaf sebelumnya berhubung para
Koordinasi
pengguna kursi roda makin hari makin banyak
denganbagian
pasien yg membutuhkan , kami sangat
pengadaan RS
mengharapkan semoga saran kursi roda
ditambah lagi dan yg rusak harus segera
diperbaiki , terima kasih
Miss komunikasi seharusnya
Kartu KJS otomatis menjadi peserta BPJS
tapi kenapa tetap harus mengurus BPJS
tdk perlu urs BPJS lagi
Sampai di kantor BPJS orang BPJS bilang
tidak perlu mengganti KJS menjadi BPJS ini
mana yg benar?
endang
12
Bowo Laksono
PERIODE
APRIL 2014
NAMA
URAIAN SARAN/KELUHAN
TINDAK LANJUT
KETERAN
GAN
anonim
Sudah di tl
koordinasi dengan bpk
kabag umum dan pis rs (bp
nuryadi)
Ada
masalah pada
mesin PABX prlu
dialkukan
service dari
pihak philip
Endang
Dalam proses
anonim
anonim
5
6
7
anonim
29 april
Lili yusnita
21 april
anonim
Zulkifli hamzah
5 Mei
T.Silaban
2
3
6 Mei
7 Mei
Dani
Febrina Windarati
Dibersih
kan secara rutin
8 mei
Nocoletto Aurelia
5
6
17 Mei
19 Mei
Fariz Fahtreza
Libert Hadi
22 Mei
Fadly Fandiyoga
24 Mei
nurietnani
28 Mei
Muhammad Ilham
10
31 Mei
Haryadi
3 Juni
4 Juni
danu
Agus s
5 Juni
Tati
6 Juni
Harry Dani
7 Juni
Sri kurniati
9 Juni
wiwin
11 Juni
Romauli
An Kenzo putra
15 Juni
Rian
Masalah
1
2
3
Sistem komputerisasi dengan sitem INA CBG versi 4.0 belum tersosialisasi keseluruh petugas (dokter)
Informasi tentang perubahan system INA CBG versi 3.1 ke versi 4.0 belum tersosialisasi penuh ke RSUD sehingga tidak mengetahui
plafon biaya untuk rawat jalan dan rawat inap
SDM dan sarana untuk mendukung lancarnya BPJS perlu ditambah
NO TANGGAL
1
12/07/13
12/07/13
13/07/13
URAIAN KOMPLAIN
OS AN Zulkifli lubis 9wartawan
pembaharuan) berobat ke igd dgn cholik
dilakukan tindakan pemberian obat oral saja
da tindakan dr masalah yg dikompalin
Sikap perawat yg kurang
care(komunikasinya)
Kesalahan membayar tindakan
injeksi krn ybs tidak dilakukan
tindakan tersebut
Os an Lilis Merasa kurang dilayani oleh
karena peserta KJS dn ia membawa LSM
complain
Bolak balik 3X tdk dapat tempat
operasi
TINDAK LANJUT
Bag marketing melakukan penyelesaian
masalah tersebut dan kelebihan bayar
tindakan injeksi sudah dikembalikan
KETERANGAN
Selesai
16/07/2013
URAIAN KOMPLAIN
TINDAK LANJUT
Februari 2014
Februari 2014
Februari 2014
Februari 2014
Februari 2014
ARTONO S
Sekarang hanya control 1 poliklinik,dan obat hanya 10
hari
Dan harus bolak-balik ke rs sampai 6 x klo dlu hanya 1
X saja
Fatmah
Capek berobat berulang2 pengin satu kali sebulan
Ramli
Obat yg deberikan dokter jgn dikurangi
Aqmar
System bpjs merugikan pasien askes terutama obat
Sukono
Obat hanya diberikan 1 minggu saja tolong berikan 1
bulan usia saya sudah tua
KETERANGAN
Laporan lisan/tertulis dari jagut
tentang real ruang perawatan
kosong setiap hari
Sekuriti melapor ke bagian FO
setiap ada pasen yang pulang
perawatan.
Februari 2014
10
Februari 2014
11
Februari 2014
12
Februari 2014
13
Februari 2014
14
Februari 2014
15
Februari 2014
16
Februari 2014
17
Februari 2014
URAIAN KOMPLAIN
TINDAK LANJUT
Ismiyati
Resep obat 3 macam hanya diberika 1 macam berarti
yg 2 lagi harus beli sendiri
M.Saleh
Berobat bolak-balik karena obat hanya diberikan 10
hari
Hj. Karim Fatimah
Saya keberatan jika digabung dengan pasien umum
saya merasa menjadi anak tiri
Tolong para peserta wilayah slatan bisa berobat ke
wilayah timur krena saya sudah senang dengan rs
pasar rebo
Sahrul Mian
Keberatan loket digabung
Obat hanya dapat 10 hari
Berobat hanya satu poli
obat mata tidak ada askesnya shg beli sendiari
Sri Suyati
Obat hanya dapat 8 hari seharusnya 1 bulan
Umi Salamah
Antrian kacao,sehari hanya satu poli,
Nadiyo
Periksa lab berulang
Waskim
Pemeriksaan tidak hanya satu poli saja
Delina
Obat yg seharusnya untuk 30 hari sekarang hanya 4
hari hrs mondar-mandir ke rs ongkos banyak
KETERANGAN
NO TANGGAL
18
Februari 2014
19
Februari 2014
20
Februari 2014
URAIAN KOMPLAIN
Jono Suharyono
Pelayanan bpjs mundur
Pasen tambah stress
Dr Ernawati
Pada pelayana rawat inap rehabilitasi medis ada rehab
ringan,sedang,berat londisi bagaimana dikatakan
ringan , sedang, berat
Pelayanan rehab medis disamping protein juga
arthesis(alat bantu) sementara yg ditanggung BPJS
baru protein bagaimana yg arthrosis?
Dr Endang
Pasie diberikan pengobatan dan pelayanan
minimal/standar kalau ada tuntutan ke dokternya apa
perlindungan untuk dokter?
TINDAK LANJUT
KETERANGAN
NO TANGGAL
21
14-2-2014
URAIAN KOMPLAIN
OS AN DUMA (20366540) DISAMPAIKAN
OLEH SDR Jenifer ANAknya
Masalah di poliklinik Orthopedi berkas
rekam medic hilang (lama sekali tdk ketemu)
Di bagian apotek untuk nebus obat yang
berikutnta kurang lebih seminngu kmd saat
menunggu berkas RM tidak diketemukan
lalu disarankan utuk ke dokter lagi minta
resep ke dokter lagi setelah mendapat resep
ditebus ke bag apotek mendapat obat yg
tidak sama dengan resep yg biasa diberikan
(ada tambahan obat) dan diagnose lupa
ditulis
Di bagian laboratorium
Ybs merasa tidak terima karena
diberlaukukan oleh petugas loket laborat
krna berkas pemeriksaan yang dua hari lalu
tidak ditemukan ) dan akhirnya diambil
darah lagi ( dua kali pengambilan sampel
darah)
TINDAK LANJUT
KETERANGAN
Saran semoga hal tersebut
tidak terjadi lagi demi kemajuan
yang positif untuk Rumah Sakit
ini
Ybs minta garansi hal ini tidak
akan terjadi lagi
Masalah
1
2
3
Sistem komputerisasi dengan sitem INA CBG versi 4.0 belum tersosialisasi keseluruh petugas (dokter)
Informasi tentang perubahan system INA CBG versi 3.1 ke versi 4.0 belum tersosialisasi penuh ke RSUD sehingga tidak mengetahui
plafon biaya untuk rawat jalan dan rawat inap
SDM dan sarana untuk mendukung lancarnya BPJS perlu ditambah