Professional Documents
Culture Documents
Sebagai masyarakat adat perbedaan adalah warna, bukankah warna itu mengandung
keindahan? Lalu mengapa harus dibeda-bedakan. Indonesia memiliki beragam macam suku
dan agama namun dalam sumpah pemuda kita telah mengikrarkan Kami poetra dan poetri
Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Dalam hal sukuisme dan keyakinan
adalah hak setiap orang untuk mengakuinya namun kita cukup merasa Indonesia saja.
Mengingat Indonesia beragam macam suku, ras dan keyakinan terkadang membuat
kita lupa diri dan berbangga diri merasa paling suci dan unggul. Perlu kita ketahui wujud dari
Sumpah Pemuda yang di cetuskan oleh pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 bahwa bangsa
Indonesia dilahirkan dengan penuh semangat perjuangan adalah suatu kebangkitan dari
ketertindasan untuk mengangkat harkat dan martabat hidup manusia (bangsa indonesia).
Betapa sulitnya memperjuangakan untuk suatu kedamaian, selaku warga negara yang baik
sudah sepatutnya menghargai perjuangan dengan memelihara perdamaian dan mencintai
sesama serta cinta Indonesia. Mencintai Indonesia berarti memelihara perdamaian.
Damai itu indah sering kita mendengar selogan ini bahkan dijadikan motto untuk
mendorong terciptanya keharmonisan antar sesama. Damai dapat diartikan sebuah harmoni
dalam kehidupan alami antar manusia di mana tidak ada perseturuan ataupun konflik. Arti
sempit damai berarti tidak adanya kekerasan atau perang dan sistem keadilan yang berlaku
baik untuk pribadi maupun dalam sitem keadailan sosial politik secara menyeluruh.
Damai itu harus diciptakan ! Ingat pepatah bisa karena terbiasa jika selalu berupa
menciptakan kedamaian dan menjaganya maka ia akan menjadi suatu budaya
(budaya
damai). Memang untuk memulai suatu kebiasaan sangat sulit, harus dengan dipaksa-terpaksabisa-terbiasa = Membudaya. Jadi menciptakan suasana damai adalah harga mati !
Untuk mendorong memelihara perdamaian tidak semerta-merta semudah membalikan
telapak tangan. Butuh beberapa aspek baik dari dalam maupun dari luar. Dari dalam meliputi
dorongan diri sendiri untuk berperilaku damai, sedangkan dari luar adalah hal-hal yang
mempengaruhi. Mengapa demikian? Ada faktor-faktor yang berkemungkinan dapat
mempengaruhi seseorang bersikap anarkis dan radikal. Seperti pemberitaan-pemberitaan
yang tidak independen dan terakurat, kecangkihan teknologi untuk menciptakan suatu rekaan
untuk memprovokasi dan lain sebagainya.