You are on page 1of 6
REINTEK ‘JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI TERAPAN KINERJA MEMBRAN ULTRAFILTRASI PADA KLARIFIKASI NIRA TEBU SECARA CROSS FLOW FILTRATION, Sri Mulyati” Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Abstract Cane sugar estorts liquid of sugar cane crop bar. This liquid consists of sugar between 10-20 %. The methods usually use for clarification process of cane juice are sulfation, carbonatation and defecation - processes, but that processes use a lot of chemicals and cause waste that can contaminate environment. Therefore, this research is done by using ultrafiltration membrane as an alternative to substitute clarification of cane juice. This research has the intension at study in performance of ultrafiltration membrane in process clarification of juice cane with cross flow method and at identify in influence of operating condition to performance of membrane. This process was done by varying operating pressure, polimer concentration and ‘annealing time. The result shows that permeability coefficient (Lp) of CA 10 % membrane was 11,663 ml/m2.sec.bar and 8,927 milm2.sec.bar for CA 15 % membrane with 30 minutes annealing time. Flux of cane juice for CA 10 % membrane was 2,29 mU’m2.sec and 2,05 milm2.sec for CA 15 % with 1 bar operating pressure and 30 minutes annealing time. Sucrasa rejection of CA 10 % membrane smaller than that of CA 15 % membrane, namely 6,93 % and 9,61 % with 1 bar operating pressure and 30 minutes annealing time. Key words : Cellulosa acetate, Cane sugar, Ultrafiltration, Annealing. 1, Pendahuluan beralkohol, sirup tebu, gula tebu (saka) dan nata de sacca (Suprayatmi, 1996), 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis sehingga _sangat ‘mendukung —perkembangannya industri hasil-hasil pertanian Kkhususnya industri- guia, Faktor-faktor yang mendukung Indonesia sebagai penghasil gula yang potensial adalah tersedianya lahan pertanian yang cukup luas, iklim yang sesuai untuk penanaman tebu, dan tenaga kerja. Olch Karena itu Indonesia merupakan negara yang ideal dan sangat_ memungkinkan untuk ditanami tebu dalam jumlah besar. Nira tebu adalah cairan yang berasal dari batang tanaman tebu yang diperas dalam unit penggilingan setelah melalui proses pra-pengolahan dalam crusher atay unit pencaceh, Nira tebu dapat diolah menjadi minuman ringan, — minuman 328 *Korespondensi : Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala ‘Nira mentah yang dihasilkan dari unit penggilingan industri gula mengandung beberapa komponen seperti protein, starch, gum,wax, zat Warna, sukrosa dan zat-zat tersuspensi _lainnya.James, 1985). Senyawa-senyawa bukan gula akan menurdnkan rendemen gula yang terbentuk selama proses kristalisasi, karenanya proses pemurnian atau Klarifikasi nira tebu merupaken proses yang sangat penting dalam pembuatan gula pasir. Sebagian besar industri gula dalam unit ‘klarifikasinya masih_ menggunakan proses —_sulfitasi, _karbonatasi_ dan defekasi(Marthur, 1986). Proses defekasi ditambahkan kapur yang berfungsi sebagai penjernih nira dan mengendapkan sebagian besar zat bukan gula. Pada proses sulfitasi ditambahkan gas SO, yang berfungsi untuk JLTgk Syeh Abdul Rauf No.7 Darussalam Banda Aceh ‘s7i_nafide@yahoo.com REINTEK, Vol3,No2.Tahum 2008 menghilangkan kelebihan kapur, sedangkan_ proses karbonatasi untuk menghilangkan kelebihan kapur ditambahkan gas CO; Dengan menggunakan proses Klarifikasi ini, industri gula masih dihadapkan dengan sulitnya memisahkan Komponen pengotor nira tersebut. Masalah lain yang cukup mendasar adalah energi_ yang dibutuhkan dalam unit Klarifikasi ini sangat tinggi sehingga membutukan biaya yang sangat besar. Selain itu limbah kimia yang dihasilken sebagai produk samping dapat mencemari lingkungan. (Bahrumsyah,2001). ‘Untuk = mengatasi ~_permasalahan tersebut telah diperkenalkan suatu teknologi alternatif untuk klarifikasi nira tebu yaitu teknologi membran, yaitu jenis ultrafitrasi, Proses ini bertujuan mengurangi atau menghilangkan semua komponen yang terdapat di dalam nira tebu kecusti sukrosa, fruktosa dan glukosa. Setelah melalui proses ini diharapkan nira tebu mempunyai kadar kekeruhan sesuai dengan batas yang ditentukan untuk proses pembuatan gula. Oleh sebab itu membran yang digunakan haus dapat menahan partikel selain gula, Ultrafiltasi merupakan proses pemisahan dengen menggunakan membran yang bersifat semipermiabel, dan terjadi perpindahan materi secara selektif yang disebabkan oleh gaya dorong, Dibandingkan dengan cara konvensional, proses Pengolahan dengan menggunakan membren memberikan beberapa kemudehan dan keunggulan, diantaranya tidak menggunakan zat bantu kimiawi sehingga tidak’ membahayakan’ bagi lingkungan. (Prior Art, Com, 2005). Permasalahan yang timbul dalam proses pemischan dengan membran hédala selektivitas selalu berbanding _terbalik dengan fluks, Oleh sebab itu perlu memodifikesi membran untuk memperoleh membran yang mempunyai selektivitas yang tinggi dan fluks yang tidak terlalu rendah. Pembuatan membran ultrafiltrasi dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang paling umum digunakan adalsh metode infeksi fasa_ melalui teknik _inversi (pengendapan pencelupan). (I.G. Wenten, 2001). Modifikasi membran dapat dilakakan dengan beberapa cara diantaranya adalah Konsentrasi polimer dan waktu annealing. Konsentrasi* polimer yang berbeda akan memberikan —_performa membran yang berbeda pula, begitu juga dengan proses annealing pada membran yang berguna untuk —_ memperbaiki karakteristik” membran, Karena proses pemanasan ini akan menyebabkan penyempitan pori-pori membran dan pengaturan —molekul-molekul _‘membran sehingga akan lebih stabil dan lebih rapat. Oleh karena ite proses pemnanasan ini akan berpengaruh pada sifat selektivitas dan permeabilitas membran Untuk pola aliran umpan yang digunakan pada penelitian ini adalah cross flow filtration, dimana aliran: umpan searah dengan permukaan membran. Gerakan cross flow dari umpan dalam suatu sistem ultrafiltrasi memberikan laju. penyaringan yang tinggi dan dapat dipertahankan terus- menerus. Dalam proses __pemisahan membran, tipe aliran crossflow relatif lebih banyak diterapkan arena kelebihannya, antara lain mempunyei kemampuan untuk memperkecil pengaruh fouling, —yaitu terakumulasinya substansi-substensi akibat dari proses filtrasi itu sendiri (Memos. Com, 2002). Teknik pembuatan membran secara inversi fasa sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Konsentrasi polimer dan waktu anealing yang tepat akan memberikan kinerja membran yang baik, Pada proses filtrasi, molekul-molekul dengan berat moleku! besar yang tidak dapat menembus membran akan tertahan oleh membran sehingga dapat terakumulasi pada permukaan membran yang menyebabkan terjadinya polarisasi konsentrasi, Polarisasi konsentrasi mempengaruhi kerakteristik/kinerja © membran —_yaitu berubahnya xoefisien penolekan membran terhadap partikel-partikel dengan BM rendah dan turunnya nilai fluks. Penggunaan aliran cross flow filtration untuk proses mikrofiltrasi diharapkan dapat mengurangi permasalahan tersebut, sehingga akan Kinerja Membran Ultrafiltrasi Pads Klaritikasi Nira Tebu Seeara Cross Flow Filtration, 329 (Sri Malyati) diperoleh ‘kinerja pemisahan yang lebih baik pada proses Klarifikasi nira tebu, 1.2, Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah meéncari alternatif proses Klarifikasi nira tebu yang aman dan bebas dari pemakaian bahan kimi dan mempelajeri pengaruh konsentrasi poiimer dan waktu annealing terhadap kinerja membran ultrafiltrasi selulosa asetat. 2, Metodologi Penelitian 2.1, Alnt dan Bahan Bahan yang digunakan adalah polimer selulosa asetat, aseton, larutan nira tebu, formamida, aquadest ( distilled water). Sedangkan alat yang digunakan adalah seperangkat peralatan ultrafiltrasi, pipet ukur, timbangen enalitik, plat kaca, gelas ukur 10 ml, erlenmeyer 50 ml, magnetik stirrer, motor pengaduk, isolasi, bak koagulasi, stop watch, water bath, pompa sirkulasi bertekanan, batang pengaduk, lemari es. 2.2, Pembuatan Membran Prosedur pembuatan membran selulosa asetat pada proses ultrafitrasi ini dibuat dengan teknik inversi fasa melalui presipitasi dan pencelupan. . Membran yang dibuat dibedakan konsentrasi polimer (10% dan 15%) dan lama annealing ( 10, 20 den 30 menit), 23.Karakterisasi_ Membran Koefisien Permeabilitas Membran Film yang diperoleh kemudian dipotong sesuai dengan diameter modul membran (ukuran disesusikan dengan desain alat ultrafitrasi). Penentuan fluks air diperoleh dengan mengukur banyaknya volume air yang melewati tiap satuan tuas permukean membran per satuan waktu, Fluks volume dinyatakan sebagai berikut: v at Dimana: J= fluks ( I/m?jam) V = volume permeat (liter) 330 REINTEK, Vol3, No.2.Tahun 2008 ‘A= luas permiuikéan membran (m?) t = waktu penyaringan jam) Sebelum uji fluks air, terlebih dahulu dilakukan kompaksi terhadap membran yang akan diuji. Kompaksi dilakukan dengan mengalirken air melewati membran hingga diperoleh fluks air yang Konstan, 2.4, Uji Kinerja Membran, Proses Kiarifikasi ira tebu dilakukan dengan melewatkan —larutan umpan (air tebu) melewati membran dengan perbedaan tekanan umpan sebesar 0,25; 0,3; 0,7531,0 bar. Kinerja membran ditentukan dengan mengukur fluks dan rejeksi terhadap Konsentrasi sukrosa. Konsentrasi sukrosa diperoleh dengan menghitung absorbansi dari umpan dan permeat nira tebu dengan menggunakan alat spektrofotometer. Koefisien rejeksi dihitung dengan menggunekan persamaan berikut : Roma(1- Bx 100%, Cp = konsentrasi permeat Cf= konsentrasi umpan R_ = faktor penolakan (%) 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Karakteristik Ultrafiltrasi Bahan polimer yang diguneken untuk pembustan membran adalah selulosa asetat dengan konsentrasi 10% dan 15% dan karakteristik membran itu sendiri dapat dinyatakan oleh koefisien permeabilitas. Koefisien permeabilitas membran adalah kemampuan membran untuk melewatkan air berdasarkan tekanan operasi pada membran, Koefisien permesbilitas (Lp) menjedi salah satu faktor —penentu karakteristik membran dan dapat diperoleh dari slope grafik fluks terhadap tekanan operasi (Mulder,1991). Membran ie E 8 z 6 g4 Be 3 o 054 18 : ___Tekanan (bar) | Eee oment accom ita 90 mri Gambar 1. Grafik Permeabilitas Air dengan Konsentrasi Membran CA 10% dan variasi | ° 08 1 18 ‘Tokanan (ber) nit —=— 20 rent —a— 30 merit Gamber 2, Grafik Permeabilitas Air dengan Konsentrasi Membran CA 15% dan variasi Pada gambar dapat dilitat nilai permeabititas (Lp) membran CA 10.% dengan waktu annealing 30 menit adalah sebesar 11,663 ml/m’detbar atau 41,9868 ‘Vm? jam.bar dan membran CA 15 % pada waktu annealing 30 menit sebesar 8,9227 ml/m?det.bar atau 32,12172 Vm? jam.bar, dari nilai atau harga permeabilitas yang diperotch dapat dikatagorikan ke dalam range Lp. Untuk membran ultrafiltrasi botasan permeabilitasnya adalah 10 - 50 Vm? jam.bar. (Mulder, 1991) Dari Gambar juga terlihat bahwa Permeabilitas (Lp) membran CA 10 % nilai Lp yang lebih besar ingkan dengan membran CA 15 %, Hal ini menunjukkan bahwa membran CA 10 % lebih mudah dilaui oleh air dibandingkan membran CA 15 %, 3.2, Kinerja Membran 3.2.1. Pengaruh Tekanan terhadap Fluks Pengaruh tekanan terhadap fluks membran dapat dilihat pada Gamber 4.3. Dari gambar tersebut terlihat bahwa semekin tinggi tekanan yang diberiken meka, nilai fluks pada nira tebu yang dihasilkan akan semakin tinggi pula. Hal ini disebabkan gaya dorong (driving force) yang semakin besar schingga dapat mendorong umpan melewati membran semakin besar. 0 06 1 18 ‘Tekanan (87) [—= 10 ment “te 20 rerit —a— 30 mit Gambar3, Hubungan antara_tekenan tethadap fluks pada Klarifikasi nira tebu untuk Konsentrasi Membran CA 10% pada berbagai waktu anealing Fluks (miletm2; ° 08 1 18 “Tekanan (ba) =i ert =e 20 rent a 90 er Gambar 4. Hubungan antara tekenan terhadsp fluks pada klarifikasi nira tebu untuk Konsentrasi Membran CA 15% pada berbagai waktu anealing Pada Gambar 3 dan 4 dapat dilihat , fluks nira tebu yang diperoleh untuk membran CA 10 % — lebih besar Kinerja Membran Ultrafiltrasi Pada Klorifikasi Nira Tebu Secara Cross Flow Filtration. 331 - Gri Mulyatiy dibandingkan dengan membran CA 15 % Disini dapat dikatakan bahwa komposisi polimer mempengaruhi stuktur membran, diana semakin tinggi Konsentrasi polimer struktur membran bagian atas\ atau permukaan semakin tabal. Hal ini menyebabken umpan akan lebih susah dilalui oleh umpan dibandingkan dengan konsentrasi polimer rendah. Pada Gambar juga dapat _dilihat pengaruh_waktu annealingnya dimana semakin tinggi waktu annealing maka fluks yang diperoleh akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan membran yang waktu annealingnye lebih lama memiliki struktur yang febih_rapat dibandingkan dengan membran yang waktu annealingnya lebih pendek. 4.3 Pengaruh Tekanan terhadap Rejeksi Membran Rejeksi dipengaruhi oleh tekanan operasi, dimena rejeksi menurun dengan bertambahnya tekenan operasi. Hal ini dapat dilihat pada Gambar $ dan 6 dimana persen zejeksi pada nira tebu yang dihasilkan sebesar 10,27 % pada tekanan 0,25 bar penurunan rejeksi sebesar 9,82 % pada tekanan 1 bar, hal ini disebabkan karena adanya sukrosa. yang Iolos pada saat dilakukan penyaringan. Dari Gambar juga dapat dilihat bahwa rejeksi membran pada membran CA 15 % lebih besar dibandingkan rejeksi pada membran CA 10 %, Hal ini dikarenakes membran CA 15 % memiliki struktur lapisan atas yang lebih rapat sehingge rejeksinya lebih besar. Pada penelitian ini diherapkan rejeksi yang diperoleh keci!, artinya sukrosa yang tertahan dipermuksan membran sedikit, sehingga — diperoleh permeat dengan kandungan sukrosa yang beser. Karena komponen yang diinginkan adalah sukrosa, sehingga _komponen- Komponen seiain sukrosa harus dipisahkan agar diperoleh sukrosa yang murni, 332 REINTEK, Vol3, No.2.Tahun 2008 0 05 1 18 TTekenan (bar) +10 ment —#— 20 rrenit —a— 30 meni GamberS.Hubungen antara tekanan terhadap rejeksi pada Klarifikasi nira tebu untuk Konsentrasi Membran CA 10% pada berbagai waku anealing 104 18 Gembar 6, Hubungan antara tekanan tethadap rejeksi pada Klarifikasi nira tebu untuk Konsentrasi Membran CA 15% pada berbagai waktu anealing 4, Kesimpulan Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1, Koefisien permeabilitas (Lp) yang dihasilkan pada membran CA 10 % dengen waktu annealing 10 menit yaity sebesar 13,612 ml/m?detbar, memiliki nilaj lebih besar dibandingkan dengan membran CA 10% dengan waktu annealing 30 menit yaitu sebesar 11,663 mifm‘detbar, begitu juga pada. membran CA 15%, 2. Fluks nira tebu pada membran CA 10% pada waktu annealing 10 menit yaitu sebesar 3,55 ml/m?.det, memiliki nilai lebih besar dibandingkan membrah CA 10 % pada waktu annealing 30 menit yaitu sebesar 2,29 mi/médet. pada tekanan yang sama yaitu | bar. 3. Rejeksi pada membran CA 15 % lebih besar dibandingkan pada membran CA 10 % dengan nilai masing-masing yaitu sebesar 9,61 % dan 8,93 % pada tekanan 1 bar dan waktu annealing 30 menit, 4, Semakin besar tekanan operasi yang diberikan, maka fluks yang diperoleh akan semakin besar, dan rejeksi yang didapat akan semakin kei 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa membran yang mem annealing lebih tinggi (T= lebih tepat digunaken untuk Klarifikasi nira tebu Daftar Pustaka Bahrumsyah, 2001, Ultrafiltrasi untuk Klarifikasi Nira Tebu, Program Stud Teknik Kimia Program Pascasarjana ITB, Bandung. BPS, 2004, Aceh Dalam Angka 2004, BPS NAD kerjasama BAPPEDA NAD. BPS, 2004, Statistik Indonesia, BPS Jakarta Indonesia, BPS Nanggoe Aceh Darussalam, 2004, Statistik Indonesia, BPS Nanggoe Aceh Darussalam. Gislir, Tharmizi, 1989, Bahan Plastik dan Sifatnya+Warga Insinyur Kimia, Vol.3 No.3, P.T. Pupuk Kaltim, Jekarta. ‘Mulder, Marcel, 1991, Basic Principle of Membranes Technologi, Kluwer Academics Publisher, Nederlands. Sofyana, 2003, Penurunan Kandungan Senyawa Organik dan Ion-ion dalam Air Menggunakan Membran Nenofiltrasi, Departemen Kimia Program Pascasarjana ITB, Bandung. Wenten, I.G, 2001, Teknologi Pemisahan dengan Membran, Fakultas Teknik ITB, Bandung, ‘Witono, J.A, 2002, Produksi Furfural dan Turunannya : Altematif Peningkatan Nilai Tebu Indonesia, Program Studi Teknik Kimia, www. Memos.Com, 2002, Membrane Filtration, Memos.Ine Kinerja Menbraa Ulraitrasi Pade Klarifias! Nira Tebu Seeara Cross Flow Filtration 333 (Sri Mulyati)

You might also like