You are on page 1of 5

Uji Identitas Sampel

Sampel dibeli dari tempat yang sama, kemudian dilakukan pengamatan pada :
A. Merk Dagang
: merek dagang dari sampel jamu dipastikan
sesuai dengan sampel jamu yang akan dianalisis
B. Berat bersih / netto
: dilihat berat bersih jamu dari setiap kemasan
C. Nomor Registrasi
: dilihat keberadaan nomor registrasi dari sampel
jamu yang akan dianalisis
D. Indikasi

: kesesuaian zat aktif yang akan dianalisis

dengan indikasi yang tercantum pada label sampel


Uji Organoleptis
Dilakukan pengujian organoleptis yang meliputi :
Bentuk sampel jamu
Warna sampel jamu
Bau sampel jamu

Identifikasi senyawa aspirin dalam sampel jamu X dengan metode


Kromatografi Lapis Tipis
Preparasi larutan sampel jamu x
Ditimbang 1 bungkus serbuk jamu X. Seluruh serbuk jamu yang telah ditimbang
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Ditambahkan 100 ml etanol 96% ke
dalam erlenmeyer. Campuran di maserasi dengan menggunakan shaker selama
kurang lebih 30 menit. Campuran disaring dengan menggunakan kertas saring
Whatman 42 yang telah dijenuhkan dengan menggunakan etanol 96%. Filtrat
ditampung dalam erlenmeyer bersih.
Preparasi larutan baku pembanding 1 yang berisi baku aspirin dengan
konsentrasi 300 g/mL
Ditimbang seksama 30 mg baku aspirin. Dilarutkan dalam labu ukur 100 ml
dengan menambahkan etanol 96% hingga batas tanda. Gojog hingga homogen.
Preparasi larutan baku pembanding 2 yang berisi larutan spiked
Ditimbang 1 bungkus serbuk jamu X. Seluruh serbuk jamu yang telah ditimbang
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Ditambahkan 100 ml etanol 96% ke
dalam erlenmeyer. Campuran di maserasi dengan menggunakan shaker selama
kurang lebih 30 menit. Campuran disaring dengan menggunakan kertas saring
Whatman 42 yang telah dijenuhkan dengan menggunakan etanol 96%. Filtrat
ditampung dalam erlenmeyer bersih. Sebanyak 30 mg baku aspirin yang telah
ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam erlenmeyer berisi filtrat tersebut.
Digojog hingga homogen.
Penyiapan Chamber

Dimasukkan sejumlah eluen yang terdiri dari air : metanol ... : .... hingga
memenuhi 1/3 tinggi chamber. Diletakkan kertas saring steril pada semua sisi
dinding chamber lalu chamber segera ditutup. Didiamkan beberapa saat hingga
semua kertas saring jenuh.
Penyiapan plat KLT
Plat KLT silika gel GF 254 dioven pada suhu 110C selama 30 menit. Plat KLT
yang sudah kering diberi garis menggunakan pensil dengan jarak 2 cm dari atas
dan 3 cm dari bawah. Diberi skala 2 cm untuk tempat penotolan larutan sampel,
baku aspirin dan spiked.
Pengerjaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Larutan sampel, baku aspirin, dan spiked ditotolkan dengan pipet kapiler pada
plat KLT. Plat KLT dimasukkan ke dalam chamber dan segera ditutup. Dibiarkan
beberapa saat hingga eluen naik ke garis batas atas. Setelah mencapai garis
batas atas, plat dikeluarkan dari chamber dan diamati dibawah lampu UV
dengan panjang gelombang 257 nm. Warna ungu yang muncul pada lintasan
sampel pada plat KLT yang sejajar dengan warna ungu yang ada pada lintasan
baku menandakan bahwa dalam sampel jamu X mengandung sejumlah
senyawa aspirin. Apabila hasil yang diperoleh positif, maka bercak-bercak yang
terbentuk dari senyawa aspirin dianalisis menggunakan TLC scanner untuk
memperkirakan kadar aspirin dalam sampel jamu X.

Pemisahan senyawa aspirin dalam sampel Jamu X dengan


menggunakan metode Solid Phase Exctraction Ion Exchange dengan
fase padat Weak Anion Exchanger (WAX)
Preparasi larutan sampel Jamu X
5 bungkus serbuk jamu X dihomogenkan pada mortir. Ditimbang secara
seksama mengandung kurang lebih 5 mg aspirin. Dimasukkan ke dalam labu
ukur 100 ml dan ditambahkan dengan etanol 96% hingga batas tanda. Larutan
sampel jamu X disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman 42 yang
sudah dijenuhkan dengan menggunakan etanol 96%. Filtrat ditampung pada
erlenmeyer 250 mL. Ditambahkan 15 mL natrium bikarbonat ke dalam filtrat.
Didiamkan selama beberapa menit. Ditambahkan 15 mL aquadest dan
didiamkan selama beberapa menit. Dilakukan sebanyak 3 kali replikasi.
Pemisahan Aspirin dalam larutan sampel Jamu X menggunakan
metode SPE Ion Exchange dengan fase padat WAX
Larutan methanol sebanyak 3,0 mL dilewatkan pada catridge SPE WAX untuk proses pengondisian.
Dilanjutkan dengan proses ekuilibirum dengan melewatkan aquadest sebanyak 3,0 mL. Jangan
biarkan catridge kering. Dilanjutkan dengan larutan sampel yang dilewatkan sebanyak 5,0 mL pada

catridge, biarkan menetes perlahan. Tetesan ditampung dalam flakon bersih yang diberi label A.
Dilanjutkan dengan proses pencucian dengan menggunakan metanol hingga fase padat tampak bersih.
Tetesan ditampung dalam flakon bersih yang diberi label B. Diakhiri dengan proses elusi
menggunakan etanol 96%. Tetesan ditampung dalam flakon bersih yang diberi label C. Dilakukan hal
yang serupa untuk setiap replikasi sampel.
PENETAPAN KADAR SENYAWA ASPIRIN DALAM SAMPEL JAMU X

DENGAN

METODE HPLC
Pengkondisian HPLC
Column used

: 100 x 4.6 mm 5 m C18

Mobil phase

: Water / Methanol (70 : 30)

Flow rate

: 1.0 mL/min

Detection

: UV 275 nm (jika diperlukan dilakukan optimasi panjang gelombang

Temperature
Injection
Sampel

maksimal lebih lanjut)


: 27 C
: 20 L
: Aspirin
Asam Salisilat (produk degradasi aspirin)

Pembuatan fase gerak air/metanol (70:30)


Dibuat sebanyak 500 ml fase gerak dengan mencampurkan sebanyak 200 ml metanol dengan 300 ml
aquabidest. Campuran di saring menggunakan alat corong Buchner dengan memakai kertas saring
Whatman 42. Fase gerak di degasing selama 15 menit.
Persiapan larutan baku aspirin dengan konsentrasi 300 g/mL
Ditimbang seksama 30 mg baku aspirin. Dimasukkan dalam labu takar 100 mL dan dilarutkan dengan
etanol 96% hingga batas tanda.
Pembuatan seri larutan baku aspirin dengan variasi konsentrasi 15 g/mL ; 30 g/mL ; 45
g/mL ; 60 g/mL dan 75 g/mL
Diambil 0,5 ; 1,0; 1,5 ; 2,0 ; dan 2,5 mL larutan baku aspirin dan dimasukkan dalam labu takar 10 mL,
ditambahkan etanol 96% hingga batas tanda. Larutan disaring dengan milipore lalu di degasing
selama 15 menit.
Pembuatan larutan sampel untuk metode HPLC

Larutan pada flakon C untuk masing-masing replikasi disaring dengan milipore lalu di degasing
dengan waktu 15 menit.
Scan panjang gelombang maksimum aspirin
Diambil 0,5 mL ; 1,5 mL dan 2,5 mL larutan baku aspirin. Masing-masing dimasukkan ke labu takar
10 mL, diencerkan dengan menambahkan etanol 96% hingga batas. Ketiga larutan tersebut di scan
absorbansinya pada panjang gelombang 220-400 nm. Profil spektra yang diperoleh dibandingkan dan
ditetapkan panjang gelombang maksimumnya. Panjang gelombang maksimum ditunjukkan dengan
perolehan nilai serapan yang maksimum.
Pembuatan kurva baku
Larutan seri yang telah dibuat diinjeksikan sebanyak 20 L menggunakan syringe ke alat HPLC
pada panjang gelombang maksimum yang telah ditetapkan sebelumnya dan flow rate 1,0 ml/min.
Kurva kalibrasi dibuat dengan memplotkan luas puncak tiap larutan seri baku aspirin terhadap
konsentrasi larutan seri baku aspirin. Dari data tersebut dapat diperoleh suatu persamaan regresi linier
y = Bx + A
Keterangan :
A = intersep
B = slope
Penetapan kadar aspirin dalam sampel jamu
Larutan sampel pada flakon C untuk masing-masing replikasi diinjeksikan sebanyak 20 L
menggunakan syringe ke alat HPLC dengan kondisi analisis yang sudah ditetapkan. Dicatat luas
puncak aspirin yang terbentuk. Data yang diperoleh diplotkan ke persamaan regresi linear yang telah
diperoleh dari tahapan pembuatan kurva baku, sehingga didapatkan masing-masing kadar aspirin
dalam sampel dengan menggunakan persamaan :

y= Bx + A
keterangan:
y= luas puncak yang diperoleh
x= kadar aspirin
sehingga kadar aspirin dalam sampel adalah
x = [ (y-A) / B ] x faktor pengenceran
Validasi metode
AKURASI

Akurasi diperoleh dengan menghitung perolehan kembali (percent recovery) dari


aspirin setelah mengalami perlakuan analisis. Akurasi dapat dihitung dengan
rumus:
Perolehan kembali (recovery) = ( / ) x 100%

Presisi
Presisi dapat dihitung dengan cara :
1. Hasil analisis sampel yang telah didapatkan, dihitung simpangan bakunya dengan rumus :
SD =
2. Persentase koefisien variansi dapat dihitung dengan rumus :
%CV = ( SD / rata-rata kadar aspirin yang diperoleh ) x 100%

LINEARITAS
Data dari tahapan pembuatan kurva baku aspirin yang telah diperoleh, dihitung nilai r dengan
menggunakan perhitungan matematis. Nilai r menunjukkan linearitas dari kurva baku yang
diperoleh. Linearitas baik apabila nilai r yang diperoleh mendekati 1.

You might also like