You are on page 1of 15
a Ge0-Scienice” SEDIMENTOLOGI BATUGAMPING FORMAS! RAJAMANDALA DI LINTASAN SANGHYANG, CITATAH, BANDUNG BARAT SEDIMENTOLOGY OF THE RAJAMANDALA FORMATION LIMESTONE ALONG THE SANGHYANG SECTION, CITATAH, WEST BANDUNG Sigit Maryanto Pusat Survei Geologi, Badan Geotog! JI. Diponegoro No. 87 Bandung Sari Batugamping Formas! Rajamandala yang berumur Oligo-Milosen tersingkap di lintasan Sanghyang, Kabupaten Bandung Barat. Pengukuran stratigrai incl telah dilakukan dl lintasan sepanjang 2,6 km, untuk memperkirakan perkembangan lingkungan pengendapan batuan, Formasi Rajamandala mempunyai ketebalan terukur mencapal 180 m, terdiri alas, balugamping boundstone, rudstone, grainstone, packstone, wackestone, dan terendapkan dalam keadaan cekungan genang laut. Lingkungan pengendapan Formasi Rajamandala dimulai endapan batugamping pada fasies terumbu depan hingga inti terumbu. Lingkungan pengendapan ini berkembang menjadi perulangan endapan batugamping pada fasies sayap lerumbu hingga lerumbu depan dengan beberapa sisipan bentukan inti terumbu. Karena lerpengaruh oleh genang Jaul, lingkungan pengendapan baluan bergeser dan diakhil olch endapan balugamping dari fasies tepi lerengan dan dangkalan paparan karbonat. Kata kunct In terumby,sayap terumbu, teumbu depan, tpl lerengan dan dangkalan, Abstract The limestones of the Oligo-Miocene Rajamandala Formation cropped out at Sanghyang section, West Bandung District. Detailed stratigraphic section measured out along this 2.5 km section to predict the development of their depositional environments. This Rajamandala Formation having measured of 180 m thickness, and composed of boundstone, rudstone, grainstone, packstone, wackestone, and comm only deposited at regression basin. This Oligo: Miocene formation was situated at the southern part of the Eurasian continent foreland basin. The depositional ‘environment of {his formation was initiated in core-reet to fore-roef slope facies. The deposition becomes interbeded of ore-reet slope to reef flank facies with several core-reef facies, Due to regression event, the depositional environment ‘change and jinalized by slope and shelf edges facies of carbonate platform. Keywords: Core-ee,fore-reet, eo lant, slope and shelf edge Pendahuluan Kegiatan penelitian geologi terhadap Formasi Rajamandala telah dilakukan antara fain oleh Harting (1929), Musper (1939), dan Bemmelen (1949). Clements dan Hall (2007) mengungkapkan perkembangan tektonik dan stratigrafi Jawa Barat dari Kapur hingga Miosen Akhir, mengatakan bahwa batugamping Formasi Rajamandala terbentuk di tepian Dataran Sunda dan berakhir Karena kegiatan gunungapi Miosen Tengah. Hall drt. (2007) menyatakan bahwa dengan kondis| tektonik tersebut, maka Formasi Rajamandala cukup berpotensi sebagai batuan waduk hidrokarbon, Batugamping Formas! Rajamandala yang berumur Rovsileaear 28 Mei 2072 Oligosen Akhir sampai Miosen Awal, ditafsirkan sebagai bagian dari karang penghalang (barrier reef) yang berarah timur timurlaut - barat baratdaya dengan bagian muka terumbu dan cekungan berada di bagian utara (Siregar, 2008). Fasies terumbu yang terbentuk merupakan hasil bentukan pada paparan karbonat terisolasi di wilayah tektonik cekungan busur belakang dengan keadaan genang laut (Jeffrey, 2008), Tabri (2006) mengungkapkan bahwa batuan fasies laguna tersusun oleh bioklastika packstone kaya fosil, baluan fasies terumbu disusun oleh boundstone dan rudstone di dalam matriks packstone yang merupakan bagian dari puncak terumbu, fasles lerengan didukung oleh pecahan oral dan endapan breksi aliran pelongsoran, serta fasies lerengan jauh didukung oleh packstone lurbidit dan berselingan dengan napal dan serpth JSDG. Vol. 22 No.2 Juni 2012 73 Geo-Science \ ‘Gamba 1, Peta lkas rah penelilan yang berad di Bandung Barat Pada kala Miosen Tengah, Fasies batugamping tersebut sangat berkurang dan terhenti perkembangannya akibat kegiatan letusan di Busur Gunungapi Jawa (Clement & Hall, 2007). Kegiatan pemetaan geologi bersistem bersekala 1 100.000 telah ditakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung (Sudjatmiko 2003). Saluan batuan tertua yang tersingkap di daerah penelitian secara berurutan adalah Formasi Rajamandala (Toml/Tome), dan secara berturut-turut ditindih oleh satuan batuan sedimen dan gunungapi, yaitu Formasi Citarum (Tmts), Formasi Jatituhur (Tmtb/Tmdn), Formasi Cantayan (Tmcc), Satuan tur batuapung dan batupasir tufan (Tmpt), Satuan breksi tufan, lava, batupasir, konglomerat (Tmpb), Satuan hasil gunungapi tua (Gob), Satuan hasil gunungapi muda (Qyy), dan Aluviur Dari hasil penelitian tersebut, masih ada permasalahan pada batugamping Formasi Rajamandala ini, yaitu apakah pernyataan bahwa batugamping Formasi Rajamandala_merupakan karang penghalang dengan bagian cekungan busur belakang beradadi utara dengan Keadaan genang laut sudah tepat, karena pada Formasi Rajamandala ini belum pemah dibuat rincian fasies batuan yang tercermin dengan kolo. stratigrafi rinci. Kolom stratigrafi yang dimaksud adalah kolom litostratigrafi terukur yang. dilengkapi dengan ciri-citi dan perkembangan litologi dalam suatu runtunan fasies batuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahul proses dan perkembangan lingkungan pengendapan yang membentuk runtunan stratigrafibatugamping penyusun Formas! Rajamandala di lintasan terpili, yaitu. lintasan Sanghyang. Pengambilan data lapangan dilakukan dengan membuat lintasan pengukuran stratigrafirinci di sekitar puncak Gunung Balukbuk yang telah dibongkar untuk penambangan marmer, memanjang timur-barat sepanjang 2.5 km. Lintasan Sanghyang secara administratif berada di Kampung Sanghyang, Desa Cipatat, Kecamatan Citatah, Kabupaten Bandung Barat (Gambar 1) Lokasi ini dipilin Karena _batugamping. Formasi Rajamandala tersingkap cukup balk runtunan stratigrafinya, sehingga aspek sedimentologi batuan tersebut dapat diketahul dengan balk. Pengujlan petrografi terhadap beberana sampel batugamping di lintasan ini digunakan untuk memperkuat analisis, dan interpretasi aspek sedimentologi. Penggolongan jenis batugamping yang ada didasarkan kepada klasifikasi batugamping menurut Dunham (1962) yang telah disempurnakan oleh Embry & Klovan (1971). Stratigrafi Formasi Rajamandala yang berumur Oligo-Miosen terdiri atas dua anggota (Sudjatmiko, 2003; Gambar 2), yaltu Anggota batugamping (Tom!) dan Anggota lempung, napal, batupasir kuarsa (Tome). Anggota Batugamping Formasi Rajamandala (Toml) yang secara stratigrafi berkedudukan paling tua di antara batuan sedimen Tersier di daerah _penelitian berketebalan mencapai 650 m, dan terdiri atas batugamping pejal sampai batugamping berlapis dengan fosil foraminifera berlimpah, berurnur Oligo- Miosen, dan terendapkan di lingkungan paparan karbonat. Batugamping ini tersebar_memanjang berarah barat-timur yang sesuai dengan arah struktur geologi regional ‘Anggota lempung, napal, batupasir kuarsa Formasi Rajamandala (Tome) berketebalan mencapai 1.150 m, bagian bawahnya bethubungan menjemari dengan Anggota Batugamping, terdirl atas lempung, lempung napalan, napal globigerina, batupasir kuarsa, dan konglomerat kerakal kuarsa, dan terendapkan di ingkungan laut terbuka Berdasarkan peta geologi bersistem Lembar Cianjur tersebut (Sudjatmiko, 2003), dibuat satu lintasan pengukuran stratigrafi rinci_ pada Formasi Rajamandala. Pengukuran stratigrafirinci dilakukan di lintasan Sanghyang yang berarah memanjang dari barat ke timur, dimulai dari lokasi 08SM233, yaitu di wilayah penambangan PT. Indoraya (Gambar 3) Lintasan stratigrafirinci Sanghyang ini secara umum berada di sepanjang jalan pertambangan dan jalan 74 JSDG. Vol. 22 No.2 Juni 2012 Geo-Science ‘Suehyiues vese seo] uep “(6007 “oxUIe/pns) eKuRypes Vep yea EuNpLeg Yee) YeIED YoIOeB way Z eqUIED 18.55.20 18.55 20h JSDE Vol.22. No.2 Juni 2012 Geo-Science sor 015" or woravais or PETA INDEKS) oar eT amir 3. Pte pengakuran stratigrat dan pengambilan sampel baluan dl lntasan Sanghyang, Bandung Barat JSDG. Vol. 22 No.2 Juni 2012 76 a Ge0-Scienice” setapak, serla beberapa baglan menaiki_ tebing Batugamping yang tersingkap di lintasan_ ini membentuk perlapisan miring landai hingga sedang ke arah timurtaut dan ketebatan formasi yang terukur mencapat 180 meter (Gambar 4). Di lokasi 08SM234 tersingkap dengan baik seri batugamping Karena ditambang atau sedang dilakukan pengupasan (Gambar 5), yang secara umum berupa batugamping boundstone yang tumbuh ai atas batugamping rudstone (Gambar 6). Stratigrafirinci selanjutnya hanya sepotong-sepotong saja Karena batuan telah tersesarkan. Keadaan ini terjadi hingga di lokasi O8SM245. Ragam batuan yang dapat diidentifikasi di segmen lintasan ini secara umum terdirl atas perlapisan batugamping boundstone yang tumbuh di atas_batugamping grainstone-rudstone yang cukup tebal (Gambar 7). Lapisan secara_umum terpola.stylobeded yang beberapa bagian tampak telah terbreksikan mengandung beberapa rongga bekas gua dengan isian travertin. Segmen stratigrafi berikutnya berada di wilayah pertambangan marmer PT. Multi Marmer Alam (Gambar 8). Di lokasi ini dildentifikasi batugamping yang ada, meliputi batugamping boundstone, rudstone, dan grainstone. Segmen stratigrafi berikutnya merupakan zona sesar besar. Batugamping yang ada di segmen lintasan ini pada umumnya_ telah terbreksikan, terkekarkan, dan beberapa bagian tersesarkan, dengan tanda-tanda tektonik seperti gores-garis pada bidang sesar. Jenis batugamping yang ada meliputi breksi sesar dan marmer dengan batuan dasar berupa batugamping grainstone/rudstone berlapis buruk. Stratigrafi di agian ini tidak dapat dirunut dengan balk, akan tetapi dengan memperhatikan pola perulangan litologi yang dijumpai, dapat diyakini bahwa batuan tersebut di atas merupakan bagian bawah dari batugamping Formasi Rajamandala Dari lokasi 08SM251, stratigrafi_batugamping Formasi Rajamandala dapat dirunut dengan batk, dan dianggap merupakan awal_ terendapkannya bagian tengah formasi. Runtunan batuan diawall oleh batugamping klastika kasar grainstone- rudstone berlapis buruk dengan ketebalan lebih dari 20 meter, dan ditindih oleh batugamping boundstone. Kekar gerus, pembreksian, gores garis, penggerusan dan beberapa sesar_mikro hadi di dalam batuan. Batugamping grainstone-rudstone tampak berwarna kuning abu-abu sangat terang, padat, eras, pejal, terbreksikan Islan kalsit banyak Batugamping boundstane berwarna kuning abu-abu sengat terang, padat, keras, berbuku-buku, kekar dan isian kalsit banyak. Runtunan selanjutnya dikuasal oleh batugamping grainstone-rudstone berlapis membintal (stylobeded), dengan berwerai ragam warna. Batuan selanjutnya berkembang menjadi seri berlapis berbuku-buku batugamping boundstone setebal 600 cm, dan diikuti oleh lapisan lain setebal 200 - 800 cm. Perkembangan selanjutnya, batuan menjadi seri berlapis yang tidak terukur berupa batugamping Klastika grainstone-rudstone, yang beberapa bagian masih terkekarkan dengan pola lapisan stylobeded. Material terigen (Kuarsit dan material lainnya) kadang hadir pada batugamping klastika ini, Batuan berikutnya berupa seri berlapis dimulai dari batugamping packstone tebal lebih dari 500 cm, diikuti oleh batugamping grainstone- rudstone berketebalan sekitar 600 cm, dan ditindin oleh batugamping boundstone dengan tebal 400 cm (Gambar 9). Kekar mulai jarang meskipun pola lapisan stylobeded masin menonjol. Runtunan selanjutnya adalah batugamping boundstone berketebalan 200 - 800 cm, umumnya berstruktur berbuku-buku yang stylobeded, beberapa menampakkan rongga pelarutan sangat_intensit Kekar mulai jarang meskipun pola lapisan stylobeded masih menonjol Lapisan bagian atas Formasi Rajamandala di lintasan Sanghyang tersusun oleh batugamping klastika kasar grainstone-rudstone tebal lebih dari 10 meter (Gambar 10), kerudian diikuti oleh batugamping boundstone setebal 300 cm, umumnya berbuku- buku, diakhiri oleh batugamping grainstone- rudstone tebal lebih dari 10 meter. Selanjutnya batuan berupa seri lapisan batugamping grainstone berketebalan 600 cm, dengan sisipan batugamping grainstone yang mengandung foraminifera besar setebal 10 cm, batugamping grainstone dengan tebal 100 cm, batugamping packstone 100 cm, balugamping grainstone-rudstone 200 cm, dan batugamping rudstone dengan ketebatan lebih dari 500 cm. Seri ini dikuti oleh lapisan batugamping packstone-wackestone berketebalan 200 - 400 cm (Gambar 11) Batuan yang sebelumnya hanya berupa longsoran insitu, menjaai singkapan yang cukup balk di bagian teratas formasi. Batuan berupa seri lapisan balugamping wackestone-grainstone_berketebalan 100 - 400 cm, dengan beberapa_ sisipan batugamping rudstone yang masih mengandung banyak fragmen batugamping boundstone 100 - 400, cm (Gambar 12). Seri lapisan selanjutnya adalah JSDG. Vol. 22 No.2 Juni 2012 7 Geo-Science \, umur ‘aN TEAL ear LNGKUNGAN PENGENDAPAN epuouan (7.9, - a ii PEMERIAN BATUAN 4 2 F i Batugamping bokoatita graintone yang kadang menjodl ‘udsfono, Kraky abu-abu sangaltrarg pada. ras, ej, fosiberaga, ukran sedana-iasa, tba! 100-300. @ Hill Ja — ‘Batuxompingbourdstoe, bers. berbukerbuky, dominan ganggar,teba 100-100 cm. | Batuganpirg bokiastkapackstone-wackestone,aburabu torong hngge songat toreng. poset fare, uran sedan |x Iingga hak, Kadng opis tertotiton tebe! 80300 cn. 58 Batyeamoira bokasokaarainsone yang kaéang meniad| -— ‘ackstone sou nustone shaky abursbu sagt teang. — pengarahan butran frutama framinfera besa, uluran ‘Sedang, dengan moteraltorgon, fb 20-1200. [ee ee I ‘Batugamping boundstane,Khaly abusabu ssngat trang, ‘pave ners poja yang vadang dengan rongga csp i ‘anyak, beuke-tuka, cominan ganggane, oeraps fal 200800 om é i i ‘Batugamping boundstone, Kralysangat trang. pada, Keas, = | bertukarbut, Kora, byezoa den garagang, beberpa 5 ‘ernabtruang, Gonepls tstioukan, ba! 200-800 6m é | Batugamping boktastka grainsone, kadang-kadang menadi rudsfone atu pactstone,Khaky aburabu sargat fear, ods hers, pool uhuren sedang Wrgge hess, ura ‘asin terbreksikan dengan sian kal an kekar gers, {eb 200-1%00 em CGambar 4, Kolom stratgai Formas! Rajamandala di intasan Sanghyang 78 JSDG Vol.22 No.2 Juni 2012 a Ge0-Scienice” Gambar 5. Batugamping boundstone yang olsh PT. indoraya Aliptong untuk bahan bak “marmer”. Balan in rmerupatan baglan baw2h balugamping Formasi Rajamandsla, Difolo di lokasi 234 lntasan Sanghyeng Gamba 6. Batugamping fcundslone yang tumbuh di alas Datugamping.rudsone. Batuan ink meupakan tagian bawan balugamping Formas Rajamandala, Difotoiokas 240 lntasan Sanghyan, Gamba 7. Porlpisan batugarping boundstone yang tumbuh alas belugamping rudsione di okasl yang lin Balvan ini mrupakan baglan bawah balugamping Formasl Rajamandele,Dilota d otal 248 lilasan Sanahyana Cambar 8, Sale salu bukit batugamping yang dkupas oh P. ‘Muti Marmer Alam. Runiunan baluan isin merupakan agian bawah hingga. tengah batugamping Formast Rajamandala. Difoio dar Tokai 253 ltasanSanghyang Gambar 9, Batugamping gransone-rudsone dinlh oleh batugamping Boundstone, yang merypaan agian tenga batugamping Formas! Rajamandala, Dito dilokasi256linasan Sanghyang Gambar 1 10. Tampak delat balugamoing ruastone dengan berbagal Komponen fragmen, yang meupakan bagian alas batugarping Formas Rajamandala Diol lokasi 260 lnasan Sanghyang. JSDG Vol. 22 No.2 uni 2012 79 Geo-Science \ Gamba: 11. Batugamping bioklastta sedang hingga halus yang ‘merbnt ser perlapisan,Bluan inl mupakan agian leralas balugampiog Formasi Rajamandala Difoto 4 Tokas 263 inasan Sanghyang balugamping grainstone-rudstone berkelebalan 200 = 300 cm, dan dilanjutkan dengan bongkahan batugamping, menutup runtunan stratigrafi di lintasan Sanghyang_ ini. Hubungan_ stratigrafi batugamping Formasi Rajamandala dengan satuan batuan yang lebih muda tidak diketahui. Dari tintasan stratigrafi yang telah diukur tersebut diambil beberapa sampel batugamping untuk diuji petrografi (Tabel 1). Berdasarkan hasil analisis petrografi yang telah ditakukan terlihat bahwa jenis batugamping yang dijumpai di lintasan Sanghyang Ini terdirl atas boundstone, rudstone, grainstone, ‘dan packstone. Runtunan batugamping ini berulang sesual dengan Kedudukan stratigrafi terukur yang telah ditakukan. Sedimentologi ‘Aspek stratigrafi baglan terbawah batugamping Formasi Rajamandala di Lintasan Sanghyang tidak teramati dengan baik, Dengan demikian, hubungan stratigrafi bagian terbawah batugamping Formasi Rajamandala dengan satuan batuan yang lebih tua tidak diketahuil. Namum demikian, dengan mengacu keadaan geologi regional Indonesia bagian barat, sebagai contohnya yaitu di Pegunungan Garba Sumatera Selatan pada kala Oligo-Miosen, dapat dikatakan bahwa batuan alas batugamping Tersier ‘Awal adalah batuan silsiklastika endapan darat yang termasuk ke dalam Formasi Talangakar (Bishop, 2001; Maryanto, 2005; 2007). Batuan silisiklastika setara dengan Formasi Talangakar boleh jadi berada ‘Gambar 12. Tampak deka udstone yang masth mengandung bongkahan balugamping koral(boundstane, yang merupakanbagian tezatas balugamging FormasiRajamanaalaDifoo di locas 26élinasan Sanghyang di bawah permukaan daerah penelitian Bandung Barat ini. Bagian bawah runtunan stratigrafi_ batugamping Formasi Rajamandala masih Kurang teramati dengan baik karena tersesarkan dengan intensif. Meskipun demikian, secara setempat-setempat aspek sedimentologi batugamping ai segmen ini masin dapat diperkirakan dengan baik. Hadirnya batugamping boundstone yang menindin batugamping rudstone di segmen ini mencerminkan bahwa lingkungan pengendapan pada saat itu adalah Inti terumbu (core-reef buildup; Wilson, 1975). Karakter boundstone (Gambar 13) yang kaya akan oral dan bebas matriks yang terjebak di antara koral mencerminkan bagian terumbu depan yang mempunyai energi tinggi (reeffront; Tucker & Wright, 1990). Batugamping rudstone (Gambar 14) mencerminkan lingkungan pengendapan terumbu depan atau disebut sebagai lerengan terumbu depan (ore-reef slope; Flugel, 1982) dengan longsoran yang intensif. Hadimya beberapa batugamping grainstone dan kadang-kadlang packstone yang berbutir lebih halus, dengan Komponen mengandung pecahan terumbu menunjukkan lingkungan pengendapan sayap terumbu (reef-flank; Flugel. 1982). Perulangan lapisan tidak teramati pada segmen bawah batugamping Formasi Rajamandala ini, akan tetapi hal ini mulai teramati dengan baik di agian tengah formasi Bagian tengah Formasi Rajamandala diawali dengan hadirnya batugamping grainstone (Gambar 15) yang merupakan tipe endapan sayap terumbu (reef-flank) 80 1806. Vol. 22 No.2 Juni 2012 / Geo-Science ‘Tabo1.Ringkasananals'spetograibatugempingFormasiRalamandaladiLintasan Sanghyang, Bandung Barat Sate sm | sM | sM | sm | sm | sm | sM | sm | sm sM | sm | SM 234A | 235A | 236A |237A | 2384 245B | 2464 | (247A | 2478 | 2470 Seuktur m | m | mo| m | mo m|m | m | m|m | m Teksur bt | ef | ne | of | ne of | of | wr | oe | of | of Pemilahan vp | p | - | wl - p | wo |p | wl pe Kem ele = [we] - |e | ale |e) ie |e lie |e Uk Busir ratacrata (mm) | 1,40 |=2,00 |~2,00 | 2,00 |~2,00 | >2,00 |>2.00 | +2,00 |»2.00| 0.45 | 0.75 |>2,00 | 0.60 Bentuk Butir sasr| asa | ~ [asa | - | asa] = | ssa | ase | seer | saver | asa | soar Hubungan Butir ples| ple| - |[pte| - |ple| - | pte|pte |ptes| pte | ple | ple Persentase komponen Zz - Buttran Karbonat Bicklas 42.0 | 53.0 | 49,0 | 47.0 | 48,0 | 33.0 | 69.0 | 37.0 | 58.0 | 42,0 | 44.0 | 51.0 | 45.0 Intraklas‘ekstraklas 16.0 | 18,0 | 2.0 | 22,0] 40 | 32,0) 1,5 | 28,0 | 12,0 | 10.0 | 12.0 | 220 | 15,0 Ooiivoncolit 00 | 00 | 00 | 00 | 00 | 00 | 09 | 00 | 00 | 00 | 00 | 09 | 00 Pelet/peloid 10 | 00 | 10 | 00 | 10 | 00 | os | 00 | oo | os | 10 | 09 | 05 | Buiiran Terigen Ruarsa os | 00 | 05 | 00} 10] 00 | 09 | 00 | 05 | as | 05 | 09 | os Feldspar 93 | 00 | 0,0 | 0.0 | 00] 00 | 09 | 00 | 05 | as | os | 09 | 00 Kepingan batwan 00 | 00 | 00 | 00 | 10] 09 | 05 | 00 | 00 | 10 | 1.0 | op | 10 Butiran lain 05 | 09 | 00 | 00 | 00 | 00 | 09 | 00 | 0.0 | 90 | 00 | 09 | 00 Matriks Lumpur karbonat 180 | 00 00 | 20 | 00 | 50 | 00 | 00 | 160 | 13.0] 09 | 190 ‘Miners! lempung_ 20 | 0¢ | 90 | 00 | 00 | 00 | 09 | a0 | 00 | 00 | 00 | 0 | 00 Penyemen Onthosparit 50 | 169 | 13,0 | 140 | 160 | 140 | 120 | 140 | 12.0 | 0 | 4.0 | 100 | 3,0 Oksida best 10] os | 05} 05] 10} 00 | 05 | 00 | os | 15 | 10 | 09 | is Lempung authigenik 09 | 00 | 1.0] 00 | 20] 00 | 19 | 00 | 00 | 10 | 00 | 00 | 00 Semen Iain 05 | 00 | 9.0 | 00 | 00 | 00 | 09 | 90 | 05 | 00 | 1.0 | 09 | 00 | Neomorfisma Mikrosparit 60 | 00 | 00 | 00 | 80] 00 | 49 | 00 | 00 | 80 | 10.0] 09 | 100 Pscudosparit| 20 | 60 | 20 [120] 10 | 180 | 1.0 | 18,0 | 100) 60 | 5.0 | 120 | 10 Lumpur mikritisasi 10 | 05 | 00 | 05 | os | os | 10} 05 | 10 | 10 | 45 | 10 | 15 Keportan ‘Aniar-delam partiel 20 | 20 | 20 20 | 20 | 20 | 10 Primer yang lain 05 | 05 | 35 00 | 1.0 | 00 | 00 Gerowong us | 4s | 0s 10 | 25 | 19 | 05 Retakan dan sckunder tain | 0,0 | 2.0 | 1.0 10 | oo | 10 | 10 ‘Nama Batwan [ep [etle pl plt[etie SA si4 | ois | 1/5 | 64 | 75 | oa | 75 | oa | oa | sa | sia | oa | sia JSDE Vol.22. No.2 Juni 2012 81 Geo-Science \, ‘abo 1.Ringkasananals'spetrograibatugempingFormasi RajamandaladiLintasan Sanghyang, Bandung Barat anjutan) a sM sm | sm | sw | sm | sm | sm] sm] sw | sm | sm | so EDS __| 282 | 25341 2538 |253c| 2550 | 2550 | 285 | 2564 | 2578 | 287C | 2588] 2594] 2598 Stauiue m m_|m [mo] mo] m | m | m|m | m| mol m Tekstur ve | or | or [or [ne [ne | ne | or [oe | ne | or | ne | or Pemilakan m {im |m{m{-[- | - [mlm] - [ml - [im Kem ete le fel-|-[=ele|=Tel Te Gk Busirratarate (mm) | 1,60 | 1,20 | 1,80 | 1,80 |>2,00|>2,00|>2,00] 1.50 | 1,30 |[>2.00/ 1,60 [20] 1,80 Bentuk Butir sacr | sasr | sar |saese| - | - | - | sar | sar | - | sar | - | sar Hubungan Butir ple| pte |ptes| pi | - | - | - [pies{pie| - [ptes| - [pte Persentase komponen , I - Buran Karbonat elolcel/afs|s|s|/a|c|sa]lala]e Bicklas s7o | 370 | 37.0 | 37.0 | 51.0 | 45.0| 490 | 37.0 | 37.0 | 48.0 | 370 | 520 | 370 Intraklaslekstraklas 28,0 | 289 | 28,0 |280| 0 | 14.0] 89 | 28,0 | 28.0 | 60 |280| 60 | 280 Ooiitvoncatit 09 | 00 | 00 | 00 | 00 | 00 | 09 | 00 | 00 | ao | 00 | op | 00 Pelovpeloid 00 | o¢ | 40 | 00 | 00 | 00 | 05 | 90 | 00 | go | 00 | op | 00 | Butran Terigen Kussa 00 | 00 | 00 | 00 | o0 | 10} 09 | 00 | 00) oo | 00 | 19 | oo Feldspar 00 | 09 | 90 | 00 | 00 | 00.} 09 | 0.0 | 00) o9 | 00 | 09 | a9 Kepingan batuan 00 | 00 | 00 | 00 | 10 | os | 09 | 00 | 00 | 0 | 00 | op | 00 Butran ain 00] 06 | 99 | 00 | 00 | 00 | 99 | 90 | 00 | co | 00 | 19 | 0 Matriks Lumpur karbenat 00 | 00 | 90 | 00 | 120] so | 80 | 90 | 00 | 120) 00 | so | 00 Mineral lempung 0.0 | 00 | 00 | 00 | 00 | 00 | 00 | 90 | 00 | 00 | 00} 09 | 00 Penyemen Orthosparit 140 | 149 | 140 | 140] 160 80 | 150] 140 | 140 | 12,0 | 140 | 100] 140 Oksida best 09 | 06 | 00 | 00 | 10 | 05 | 05 | 00 | oo | as | oo | os | 00 Lempung authigenik 0.0 | 00 | 00 | 00 | as | 00} 00 | 90 | 00 | a0 | 00 | os | 00 Semen Iain 09 | 09 | 90 | 00 | 00 | 09 | 09 | 90 | 00 | Go | 00 | 09 | 00 | ‘Neomarfisma Mikrosparit 00 | 00 | 90 | 00 | 20 | 140] 120 | 90 70 | 00 | 100] 00 Pseudosparit 180 | 189 | 180 | 180] 60 | 0 | 40 | 180 40 | 18.0] sp | 180 Lumpur mikritisai os | os | os [os | 1s | 10 | 00 | as oo | 05 | 09 | os Keporian ‘Aniar-delam partikel 10 | 10 | 10 | 10 | as | 1.0) oo os | 1.0 | 05 | 10 Primer yang Iain os | os | os |os | 25 | 15} 20 4o | os | 39 | 05 Gerowong 10 | 10 | 10 | 10} 10} 20) 10 10 | 10 | 19 | 10 Retkandan sekunderain | 00 | 00 | 00 | 00 | ao | 15 | 09 co | oo | 25 | oo ‘Nama Batwan el|cololal{sl/eles s{olsle SME /PZ. si | sia | sia | 54 [a5 [is | 7s | 5 | 51a | 9s [sa | 75 | si 82 JSDG Vol.22 No.2 Juni 2012 / Geo-Science ‘Tebo!1.Ringkasananals'spetrograibatugempingFormasi RajamandaladiLintasan Sanghyang, Bandung Barat anjutan2) su] sm | sm | sw] sat sw | sw | sw FeAN 260A | 26088 260C | 2600 | 263A, 2644 | 2648 | 2654 BRRERANES Struktur m |mo) m | im | m | m | im | m | Straktun Telstur weft | or] or [or or | ot | of | m=psal Penilahan mfp) m |p |p) m | wp | m | ¢=deganpengarshanbtran ‘Kena efelefefe le [ec |e | Tot Uk But ratarata (mm) | 130 | >2.0 120 110 | 520] 120 | b*bioklastk fragmenta Bentuk Buin suse | asa | sat | sasr | sase | sar | asa | sar) €'Klistikafragmental ‘Hubungan Batir ples| ple | ple | pic | ple [ptes| pic | pre) me ~nMatke Persentse komponen [ I | Pemilahan: Butivan Karbonat @]riG|e|lr re |G] mrss Bioklas 330 | 370 | 490 | 47.0 | 370 | 470 [370 | P~ bunk Trtraldaokstas 260 | 280 | 150 | 100 | ag | 250 | 2g0 | _¥P~ sangatburuk Colivoneatit oo | 00 | 09 | os | 00 | 09 | oo | Kemas: Pele/plaid os | 00 | 19 | os | 09 | 00 | 00 fetal Buaran Terigen | Kearsa eo} os | 00] 18 | 109 00 | 00 | 00 Felispae 00 } 00 | 00] os | 0s 00 | 00 | oo | *meruneins Kepingan batuin 00 | 00 | 00] 10 | 20 00 | oo | oo | s~muncing tangeuns Butiran fain 0 | 00 | 00 | 00 | os 00 | a0 | 00 vou ee Mee | Hubungen bute: “Lumpur tarbosat 09 }o0 | 00 |110|199 09 | 00 | oo ae Mineral empung oo |00 | 00 | 00 | 00 09 | 00 | oo Penyenen | | Ortospant 140 | 160 140 | 40 | 60 | 140 | 130 | 140 ‘Oksida bes a9 | 00 | 00 | 10 Jos 00 | 00 | 00 | sans petuans Lenpungauigentk — | 00 | 0.0 | 0.0 | 09 | 00 | 0.0 | 00 | 00 | pvp rman Semen lain oo | 00 |00 | 09 | 10 | 00 | 00 | 00. | menue Necmathome | = Grasnsione Mikrosparit 09 | 00 | 00 | 190] 60 09 | 00 | 00 Pseudosarit 130 | 80 | 18¢ | 19 | 20 180 | 140 | 180 Lusspur mils os |10 | 05] 1s |os os | oo | os Keporion | (get. 1982) Antara patel 10 | x0 | 40} a0 | 0: | 10 | 10 | 10] gp racer some (wat, 1978) Patt yang Ii os |20 | 05 | 00 loo os Gorowone 10 | 13 | 10 | 2s | 10 | 10 Roukandan sekunder iain | 00 | 08 | 00 | 00 | 10 00 [Naa Batwan o{[r{[olrlrio SME /PZ 1 | sa [a JSDG Vol.22 No.2 Juni 2012 83 ‘Gambar 13 Batujampingboundsone dengan omponen keanak koa] Tarbuk-utu (co) saan seit ganggang mera (a) dan mousa (ma). Bau ii metupatan baie benah batugarping Formasi Rajamandala, Kode. sampel ‘S284, dengankedudukan Ins nikal ej epingan ganagang mean (a) yang epotong sesar kt (a) dan set xmas) ral), dan foraminier bentonk (or). Baluan merupakan bagian taahatugamping.Formasi Rajamandale. Kode sampelSM243A, dengan kedudukan onsite. Gamtar 15, Batuganging_grainstone dengan Komponen kepingan ‘orainra besa) dn seditmalusa (ro dengan uturgan berger (sc) alba pemampatan.Tampat Kepotan geronong (po), Baan merupaan bagi tengahBalugerpng Formas ajamangala Kode sampel 'S¥256A, dengan kedudukanlnsarikol sear ‘Gamar 16. Batugamping boundstone dengan komponen kerangkakorl brsbukucbau (co) yang kadng-kadang teria ri), dengan keporian grosth-ramework (pot). Balvan rmorupakan’bagian tengah alugamping Formas! Rajarandala, Kode sampel SM2558, dengan keduulan Tens ikl ear ‘Gambar 17. Batugampng grainslono dengan komponen sanga dikuasal leh kepingan foraminifera besar (ar) yang kadang texmiian (ic) dan sangatjarang molusk tegantikan (mo) dengan sedikt hubungan egerigi (6-c) aklbat emampatan, Baluan merypakan bagi atas batugamping Formas! Rajamandala. Kode sampel SM25@B, dengan Keduduan ensarikol seal Gambar 18. Batugamping packsone dengan Komponen butian karonanya fori alas foraminifera besar (() sein beberapa molustalergantikan (mal), ganggang mah (a, dan inraklas (in) yang lersobar a dala» maviks Tumpur karbonat (ca). Balun merupakan agin alas batugarnping Foimasi Rajamandala. Kode sampel ‘M2630, dengankedudukan ens nikal seajr 84 JSDG Vol.22 No.2 Juni 2012 a Ge0-Scienice” Batugamping ini berlapis tebal, ketebalan total terukur 33 meter, dengan ukuran butiran pasir kasar hingga sangat kasar berlapis susun, Selanjutnya batuan ditindih oleh batugamping boundstone yang terbentuk pada inti terumbu. Ada dua seri pertumbuhan terumbu di segmen ini dengan ketebalan total _mencapal 20 meter. Runtunan berikutnya merupakan seri pengendapan yang berulang antara terumbu depan hingga sayap terumbu, untuk Kemudian ditutup dengan batugamping terumbu boundstone (Gambar 16) setebal 20 meter lagi. Dari runtunan tersebut terlihat bahwa lingkungan inti terumbu masin dominan pada agian tengah runtunan batugamping Formasi Rajamandala in Mengawalibagian atas runtunan batugamping Formasi Rajamandala adalah seri perulangan antara terumbu depan hingga sayap terumbu dengan sisipan batugamping dari lingkungan inti terumbu. Karakter ukuran butirannya menjadi lebih kecll jika dibandingkan pada perulangan antara_terumbu depan hingga sayap terumbu di bagian tengah formasi, Keadaan ini mendukung pernyataan bahwa batugamping Formasi Rajamandala diendapkan dalam keadaan genang laut (Jeffrey, 2008). Sisipan bentukan batugamping inti terumbu masih djumpai di bagian atas Formasi Rajamandala ini, dengan penciti khusus batugamping tersebut_berstruktur berbuku-buku, yang merupakan_ karakter pertumbuhan fase terakhir terumbu dan pada umumnya terbentuk pada wilayah dataran terumbu (reetflat; Tucker & Wright, 1990). Runtunan batugamping Formas! Rajamandala di Lintasan Sanghyang Bandung Barat ini diakhiri dengan batugamping dari lingkungan tepi lerengan dan dangkalan (slope and shelf edges; Wilson, 1975). Jenis batuannya adalah grainstone (Gambar 17) dan packstone-wackestone (Gambar 18), dengan ukuran butiranbatugamping semakin mengecil, dan fosiinya sangat dikuasai oleh foraminifera dan moluska. Sisipan endapan terumbu depan yang berupa rudstone masih dijumpai di agian teratas formasi ini, meskipun hadir jarang. Bagian teratas batugamping Formasi Rajamandala langsung tertutup tanah, sehingga ini hubungan formasi dengan satuan batuan yang lebih muda tidak diketahui, Namun demikian, berdasarkan keadaan geologi regional (Sudjatmiko, 2003) diketahul bahwa agian teratas Formasi Rajamandala berhubungan menjernari dengan batuan silisiklastika dan kadang- kadiang gampingan yang terendapkan di lingkungan laut dalam terbuka. Kedudukan daerah penelitian relatif berada di bagian tepiselatan Benua Eurasia sejak Kapur Akhir (Metcalfe, 1998), berlanjut hingga Oligo-Miosen (Hall dkk., 2007), yang lebin cenderung berada di cekungan depan benua (Joreland basin; Stevens drt 1995). Keadaan tektonika pengendapan_batuan karbonat di daerah penelitian tidak berada di busur belakang gunungapi, yang terbukti dengan hadirnya butiran teri gen berupa kuarsa, fragmen batuan granitik, serta fragmen batuan sedimen klastika. Fragmen batuan ini sesuai dengen Komponen yang ada di Formasi Rajamandala Anggota Lempung, Napal, Baturpasir Kuarsa_ yang berhubungan menjemarl dengan Anggota batugamping Formasi Rajamandala (Sudjatmiko, 2003). Boleh jadi, bahwa pada kala ini busur gunungapi berada ai pegunungan selatan Jawa bagian tengah dan timur (Hall, 1997, 2001) yang terpengaruh oleh penunjaman lempeng Samudera Hindia dan lempeng Benua Australia di sebelah selatan ke Benua Eurasia di sebelah utara (Karnawati dre, 2006) Batuan sedimen hasil_ pengendapan Tersier Awal tidak tersingkap dan diduga masih tertindih oleh Formasi Rajamanddala ini. Dengan keacaan tektonik yang berada di cekungan depan benua, maka pada kala Oligo-Miosen batugamping Formasi Rajamandala mull terbentuk dan terendapkan. Fase awal pengendapan batugamping ini tidak diketahui. Namun demikian, dengan mengacu kepada keadaan geologi regional pada kala itu bahwa bagian selatan Jawa masin merupakan tepian Benua Eurasia (Hall 1997; Holloway & Hall, 1998), maka pendugaan paleogeografi di daerah penelitian dapat diperkirakan. Daerah penelitian pada kala Oligo- Miosen merupakan wilayah pada fasies pengendapan inti terumbu, sayap terumbu, terumbu depan. Runtunan batuan pada ketiga fasies pengendapan ini berulang secara teratur, meskipun secara umum runtunan batuan semakin ke arah atas cenderung menjadi lingkungan terumbu depan. Runtunan batuan diakhiri oleh endapan dari fasies engendapan tepi lerengan dan dangkalan. Dari runtunan fasles pengendapan tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa batugamping Formasi Rajamandala terbentuk dan terendapkan dalam kondisi genang laut, yang mana laut semakin menjadi datam ke arah atas runtunan stratigrafinya. Dilain fihak, pada daerah yang relat berada di utara daerah penelitian (Maryanto dr, 2008; Maryanto, 2009), seperti yang teramati ai lintasan Gua Pawon, JSDG. Vol. 22 No.2 Juni 2012 85 Geo-Science \ batugamping Formasi Rajamandala terendapkan di lingkungan terumbu belakang hingga sayap terumbu. Dengan mengacu keadaan yang demikian ini kedudukan daratan pada saat batugamping Formasi Rajamandala terbentuk dan terendapkan adalah di bagian utara daerah penelitian, menjadi paparan karbonat di daerah penelitian, dan semakin mejadi laut dalam di bagian selatan daerah penelitian. Fase pengendapan yang terpengaruh oleh genang laut ini mengakibatkan bentukan inti terumbu_ tidak berkembang secara tegak ke atas, akan tetapi berangsur (pada beberapa bagian tampak masih membentuk perulangan fasies pengendapan) bergerak mengarah ke utara daerah penelitian. Fase akhir pengendapan batugamping Formasi Rajamandala ini tidak diketahui, meskipun secara regional dikatakan bahwa pengendapan batugamping tersebut terhenti akibat kegiatan gunungapi pada kala Miosen Tengah Kesimpulan |. Batugamping penyusun Formasi Rajamandala di lintasan Sanghyang, Bandung Barat terukur dengan baik dengan ketebalan total terukur minimal 180 meter. Jenis batugamping yang dijumpai_meliputi batugamping boundstone, rudstone, grainstone, packstone, dan wackestone. ‘Acuan 2, Bagian bawah runtunan batugamping diawali dengan endapan batugamping pada wilayah terumbu depan hingga inti terumbu; bagian tengah formasi merupakan perulangan endapan batugamping pada wilayah sayap terumbu hingga terumbu depan dengan beberapa_sisipan bentukan inti terurnbu; bagian atas formasi masin merupakan perulangan endapan_batugamping pada wilayah sayap terumbu hingga terumbu depan dengan sedikit sisipan bentukan inti terumbu; dan bagian teratas diakhiri_ oleh endapan batugamping dari wilayah tepi lerengan dan dangkalan, 3, Secara regional daerah penelitian berada di cekungan depan Benua Eurasia dengan kedudukan cekungan relatif berada di sebelah selatan, Pembentukan dan pengendapan batugamping berlangsung secara berulang dalam keadaan genang laut Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdr Herwin Syah dan Sar. Herlyanto atas bantuannya dalam pendigitan gambar dan pengambilan mikro foto sayatan pipih. Bemmelen, R.W. van, 1949. The Geology of Indonesia, Vol. IA, General Geology. Martinus Nijhoff, The Hague Netherlands, 732 p Bishop, M.G., 2001. South Sumatra Basin Province, Indonesia: The Lahat/Talangakar-Cenozoic Total Petroleum ‘System. U. S. Geological Survey Open-File Report 99-50-S. Clements, B. and Hall, R., 2007. Cretaceous to Late Miocene Stratigraphic and Tectonic Evolution of West Java Proceedings Thirty-First Annual Convention and Exhibition Indonesian Petroleum Association, May 2007. Dunham, R.J., 1962. Classification of Carbonate Rocks According to Depositional Texture. In: WE. Ham (ed), Classification of Carbonate Rocks. American Association of Petroleum Geologist Memoir 1, pp. 108-121 Embry, AF and Klovan, J.£., 1971. A Late Devonian Reef Tract on North-Eastern Banks Istand, North West Territory. Bulletin of Canadian Petroleum Geology 19, pp. 730-781 Flugel, E., 1982. Microfacies Analysis of Limestones, Springer-Verlag Inc.,. Berlin, Heidelberg, New York, 633 p. Hall, R., 1997. Cenozoic Tectonics of SE Asia and Australasia. Proceedings of the Petroleum Systems of SE Asia and Australasia Conference. May 1997, pp. 47-62 Hall, R., 2007. Cenozoic Reconstructions of SE Asia and the SW Pacific: Changing Patterns of land and Sea. In Metcalfe, |., Smith, M.J.B., Morwood, M., and Davidson, |.D., (Eds.), Faunal and Floral Migrations and. Evolution in SE Asia-Australasia, A.A. Balkema (Swets & Zeitlinger Publisher, Lisse, pp. 35-56. 86 JSDG. Vol. 22 No.2 Juni 2012 a Ge0-Scienice” Hall, R,, Clements, B., Smyth, H.R, and Cottam, M.A., 2007. A New Interpretation of Java's Structure. Proceedings Thirty-First Annual Convention and Exhibition Indonesian Petroleum Association, May 2007. Harting, A, 1929. Tagogapoe. Fou Pacific Science Congress. Geological Survey Bandoeng, 14 p. Holloway, J.D. and Hall, R., 1998. SE Asian Geology and Biogeography: An Introduction. In: Hall, R. And Holloway, J.D. (Eds.) Biogeography and Geological Evolution of SE Asia. Blackbuys Publisher, Leiden, pp. 1-23. Jeffrey, B.M., 2008. Facies Characterization and Mechanism of Termination of a Tertiary Carbonate Platform: Rajamandala Formation, West Java (Abstract). 2008 Joint Annual Meeting of Celebrating the International Year of Planet Earth, 5-9 October 2008, Houston, Texas Karnawati, D., Pramumijoyo, S., and Hendrayana, H., 2006. Geology of Yogyakarta, Java: The Dinamic Volcanic Arc City. The Geological Society of London. AEG 26 Paper number 363, 7p. Maryanto, S., 2005. Sedimentologi Batuan Karbonat Tersier Formasi Baturaja di Lintasan Air Napalan, Baturaja, Sumatera Selatan. Jurmal Sumber Daya Geologi, v.15,n. 1, h. 83-101 Maryanto, S., 2007. Petrografi dan Proses Diagenesis Batugamping Formasi Baturaja di Lintasan Air Saka, OKU Selatan, Sumatera Selatan. Jurnal Sumber Daya Geologi, v.17,n.1,h. 13-31 Maryanto, S., 2009. Pendolomitan Batugamping Formasi Rajamandala di Lintasan Gua Pawon, Bandung Barat. Jumal Geolog! Indonesia. 4, n. 3, h. 203-213 Maryanto, S., Mulyono, dan Sihombing, T, 2008. Laporan Penambahan Data Sekunder Dengan Metode Geostatistik Mineralogi pada Batugamping Formasi Rajamandala di Daerah Citatah, Bandung Barat dan ‘Sekitarnya, untuk Mendukung Penelitian Cekungan Bandung. Laporan Teknis Intern Pusat Survei Geologi, Bandung Metcalfe, |, 1998, Palaeozoic and Mesozoic Geological Evolution of the SE Asia Region: Multidiciplinary Constraints and Implications for Biogeography. In: Hall, R. and Holloway, J.D. (eds). Biogeography and Geological Evolution of SE Asia, Blackbuys Publishers, Leiden, pp. 25-41 Musper, K.A.FR., 1939. Report on Field Work in June —July 1939. Geological Survey of Indonesia. Unpublished report Siregar, M.S., 2008. Sedimentasi dan Model Terumbu Formasi Rajamandala di Daerah Padalarang, Jawa Barat Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan, v.15, .1 Stevens, C.H., Klingman, D., and Belasky, P, 1995. Development of the Mississippian Carbonate Platform in ‘Shouthern Nevada and Eastern California on the Eastern Margin of the Antler Foreland Basin. In: Dorobek, S.L_ and Ross, G.M. (Eds.) Stratigraphic Evolution of Foreland Basins. SEPM Special Publication No. 52. pp. 175-186. Sudjatmiko, 2003. Peta Geologi Lembar Cianjur, Jawa, Skala 1 > 100.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung Tabri, K.N., 2006, Studi Fasies Balugamping dan Pola Kekar dalam Peningkatan Efisiensi Produksi Tambang Batu Ornamen/Marmer Komersial di Daerah Gunung Guha, Desa Cihea, Kec. Bojongpicung, Kab. Cianjur. Jurnal Geoaplika, v.1,n.1,h. 31-45. Tucker, M.E. and Wright, V.P, 1990. Carbonate Sedimentology. Blackwell Scientific Publications, Oxford, London, Edinburg, Cambridge, 482 p. Wilson, J.L. 1975, Carbonate Facies in Geologic History. Springer-Verlag, New York, Heidelberg, Berlin, 471 p. JSDG. Vol. 22 No.2 Juni 2012 87

You might also like