You are on page 1of 11

Tugas Manajemen Strategik

PT Pertamina

Disusun Oleh :
Nindia Swasti Putri

041113047

Siwi Eka Budiarti

041113181

Dian Ayu Eka Prastyawati


041211331279
Dwi Susanti
041211331288

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA
2015

Sekilas PT Pertamina
Pada 1950-an, ketika penyelenggaraan negara mulai berjalan
normal seusai perang mempertahankan kemerdekaan, Pemerintah
Republik Indonesia mulai menginventarisasi sumber-sumber pendapatan
negara, di antaranya dari minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan
ladang-ladang minyak peninggalan Belanda terlihat tidak terkendali dan
penuh dengan sengketa. Di Sumatera Utara misalnya, banyak
perusahaan-perusahaan kecil saling berebut untuk menguasai ladangladang tersebut.
Pada tahun 1960, PT PERMINA direstrukturisasi menjadi PN PERMINA
sebagai tindak lanjut dari kebijakan Pemerintah, bahwa pihak yang berhak
melakukan eksplorasi minyak dan gas di Indonesia adalah negara. Melalui
satu Peraturan Pemerintah yang dikeluarkan Presiden pada 20 Agustus
1968, PN PERMINA yang bergerak di bidang produksi digabung dengan PN
PERTAMIN yang bergerak di bidang pemasaran guna menyatukan tenaga,
modal dan sumber daya yang kala itu sangat terbatas. Perusahaan
gabungan tersebut dinamakan PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Nasional (Pertamina). Untuk memperkokoh perusahaan yang masih muda
ini, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang No. 8 tahun 1971, dimana di
dalamnya mengatur peran Pertamina sebagai satu-satunya perusahaan
milik negara yang ditugaskan melaksanakan pengusahaan migas mulai
dari mengelola dan menghasilkan migas dari ladang-ladang minyak di
seluruh wilayah Indonesia, mengolahnya menjadi berbagai produk dan
menyediakan serta melayani kebutuhan bahan bakar minyak & gas di
seluruh Indonesia.
Seiring dengan waktu, menghadapi dinamika perubahan di industri
minyak dan gas nasional maupun global, Pemerintah menerapkan
Undang-Undang No. 22/2001. Paska penerapan tersebut, Pertamina
memiliki kedudukan yang sama dengan perusahaan minyak lainnya.
Penyelenggaraan kegiatan bisnis PSO tersebut akan diserahkan kepada
mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat, dan transparan dengan
penetapan harga sesuai yang berlaku di pasar. Pada 17 September 2003
Pertamina berubah bentuk menjadi PT Pertamina (Persero) berdasarkan PP
No. 31/2003. Undang-Undang tersebut antara lain juga mengharuskan
pemisahan antara kegiatan usaha migas di sisi hilir dan hulu. Pada 10
Desember 2005, sebagai bagian dari upaya menghadapi persaingan

bisnis, PT Pertamina mengubah logo dari lambang kuda laut menjadi anak
panah dengan tiga warna dasar hijau-biru-merah. Logo tersebut
menunjukkan unsur kedinamisan serta mengisyaratkan wawasan
lingkungan yang diterapkan dalam aktivitas usaha Perseroan. Selanjutnya
pada 20 Juli 2006, PT Pertamina mencanangkan program transformasi
perusahaan dengan 2 tema besar yakni fundamental dan bisnis. Untuk
lebih memantapkan program transformasi itu, pada 10 Desember 2007 PT
Pertamina mengubah visi perusahaan yaitu, Menjadi Perusahaan Minyak
Nasional Kelas Dunia. Menyikapi perkembangan global yang berlaku,
Pertamina mengupayakan perluasan bidang usaha dari minyak dan gas
menuju ke arah pengembangan energi baru dan terbarukan, berlandaskan
hal tersebut di tahun 2011 Pertamina menetapkan visi baru
perusahaannya yaitu, Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.

Visi, misi dan budaya PT. Pertamina


a. Visi
Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia serta perusahaan
yang unggul, maju dan terpandang (To be a respected leading
company).
Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai perusahaan kelas dunia,
maka Perseroan sebagai perusahan milik Negara turut melaksanakan dan
menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan
nasional
pada
umumnya,
terutama
di
bidang
penyelenggaraan usaha energi, yaitu energi baru dan terbarukan, minyak
dan gas bumi baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan lain
yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi, yaitu
energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi tersebut serta
pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk
menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya
saing kuat serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan
dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
b. Misi
- Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan
secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
- Melakukan Usaha dalam bidang Energi dan Petrokimia.
- Merupakan entitas bisnis yang dikelola secara profesional,
kompetitif dan berdasarkan tata nilai unggulan.
- Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan,
pekerja dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi
nasional.

Tujuan Masa Depan


1. Tujuan Perusahaan

Organisasi profit oriented (komersil), menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan
bakar nabati secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
Pertamina terus melakukan renovasi, menemukan cadangan baru serta peningkatan
kualitas produk BBM, Pelumas, Non BBM yang telah disesuaikan dengan kebutuhan dan
keinginan pasar.
2. Prioritas Untuk Masa Depan
Pertamina mempunyai tujuan untuk menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia.
Pertamina dalam usahanya selalu berinovasi melalui gagasan seluruh personel yang
dimilikinya, pelaksanaan riset terhadap kualitas produk BBMnya, serta berusaha untuk
mempertahankan standard dan mutu segala produknya serta melakukan kontrol terhadap
tingkat produksinya. Dengan berpegang pada prinsip kehati-hatian dan manajemen
resiko yang handal, Pertamina berharap akan dapat memberikan peluang dan
pertumbuhan, sehingga tetap memberikan kontribusi sebagai perusahaan penyumbang
APBN Negara Republik Indonesia melalui pembayaran pajak maupun deviden kepada
Pemerintah.

Tata Nilai
1. Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak mentoleransi suap,
menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola
korporasi yang baik.
2. Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong
pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.
3. Confident (Percaya Diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi
BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
4. Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan)
Beorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan
terbaik kepada pelanggan.
5. Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan
berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6. Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan
penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan
pengembangan.

Perencanaan Perusahaan
Dalam perencanaan perusahaan PT. Pertamina telah mempunyai rencana yang tersusun dalam
road map atau peta jalan untuk menuju Pertamina sebagai perusahaan kelas dunia selama 15
tahun yakni pada tahun 2023. Program besar terbagi dalam tiga RJPP (Rencana Jangka
Panjang Perusahaan):
1. Periode I (2008 - 2013) dengan target Pertamina menjadi perusahaan nomor satu di
Indonesia. Hingga September 2009 ini dari sisi produksi minyak, Pertamina adalah
nomor dua setelah Chevron, dan untuk sisi produksi gas, menjadi nomor dua dari Total.
2. Periode II (2013 - 2018) adalah bagaimana Pertamina membangun diri menjadi
perusahaan kelas wahid di kawasan Asia Tenggara, bahkan belakangan ada yang
menyebut target Asia Pasifik, karena nyatanya di kawasan Asia Pasifik Pertamina
semakin menunjukkan gejala eksistensinya. Tak cuma di Asia Tenggara saja.

Keberhasilan masuk Participating Interest sebesar 10 persen Blok BMG (Basker Manta
Gummy) di South Australia, ternyata memberikan semangat luar biasa, kalau Pertamina
bisa memulai berekspansi portofolio di ladang-ladang di dalam dan di luar negeri.
3. Periode III (2018 - 2023) merupakan periode berat bagi Pertamina karena harus
menempatkan diri pada level 11 besar di antara NOC dan IOC.

Strategi Korporasi
Era kompetisi telah menjadi isu global. Hampir semua negara di dunia ini tak bisa
melepaskan era tersebut. Untuk bisa bertahan di era pasar bebas, hampir semua negara harus
melakukan penyesuaian, termasuk Indonesia, sebagai bagian dari masyarakat global.
Semangat antimonopoli dan proteksi, yang terus dihembuskan oleh tatanan baru bisnis, telah
memaksa Indonesia membenahi beberapa sistem yang sudah mapan selama puluhan tahun
dengan sistem yang baru.
Di bidang Migas, dua undang-undang yang memberikan hak monopoli kepada
Pertamina, yaitu UU No 44 Prp Tahun 1960 tentang Pertambangan Migas dan UU No 8 tahun
1971 tentang Perusahan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara, tidak relevan lagi. UU
yang menyebabkan Pertamina berada pada posisi antara tugas dan bisnis, telah digantikan
dengan UU No. 22 Tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Migas dan Gas.
Pertamina resmi berubah status hukumnya dengan UU yang baru tersebut, peran
istimewa Pertamina telah dihilangkan. Peran khusus Pertamina sebagai pengatur, operator
tunggal, dan pengelola sumber alam di Indonesia pun telah berakhir. Dengan UU tersebut,
Pertamina hanya menjadi pemain biasa di sektor Migas.
Pertamina berubah status hukumnya menjadi PT Pertamina (Persero) berdasarkan
akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh
Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09
Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan
Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan
Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun
1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 "TENTANG PENGALIHAN
BENTUK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI NEGARA
(PERTAMINA) MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)."
Dengan berubahnya bentuk badan usaha menjadi PT. Pertamina maka berubahlah
tujuan dari organisasi yang mengutamakan pelayanan kepada masyarakat menjadi organisasi
profit oriented (komersil) hal ini merubah strategi korporat yang selama ini digunakan oleh
PT Pertamina untuk menjadi perusahaan minyak kelas dunia. Dalam rangka mencapai tujuan
dan sasaran sesuai dengan visi dan misi perusahaan, strategi yang diterapkan adalah
melaksanakan proses transformasi secara menyeluruh yang menyentuh dan mendasar.
Pertamina mencanangkan program transformasi perusahaan pada 20 Juli 2006 dengan dua
tema besar yakni fundamental dan bisnis. Mulai dari karyawannya, prosesnya, dan unsur
bisnisnya yang luar biasa serta luas cakupannya. Transformasi tak hanya akan merubah kultur
birokrat menuju kultur korporat, tetapi dapat menciptakan tata kelola perusahaan secara baik
(good corporate governance) yang dapat meningkatkan kinerja sebuah perusahaan.

Agenda Transformasi Pertamina


1.
2.
3.
4.
5.

Perubahan Paradigma Manajemen dan Sumberdaya Manusia.


Transformasi Kegiatan Usaha di Sektor Hulu sebagai Penghasil.
Pendapatan Utama Perusahaan.
Transformasi Kegiatan Usaha di Sektor Hilir sebagai Ujung Tombak.
Perusahaan dalam Interaksi dengan Konsumen.

6. Transformasi Restrukturisasi Korporat: Keuangan, SDM, Hukum, IT, dan Administrasi


Umum, termasuk Penanganan Aset.

Strategi Perusahaan
1. Memfokuskan pada usaha inti di bidang minyak gas dan bahan bakar nabati.
2. Meletakkan dasar komersial sebagai pertimbangan terpenting dalam semua keputusan
bisnisnya.
3. Menerapkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi setara dengan perusahaan publik.
4. Mempekerjakan SDM terbaik di bidangnya baik dari dalam maupun dari luar negeri.
5. Membangun lingkungan bisnis yang sehat bersama mitra bisnis yang professional
terpercaya dan berintegritas.
6. Melakukakan investasi untuk menopang pertumbuhan dengan kemampuan sendiri
maupun bekerjasama dengan mitra bisnis yang terpercaya.
7. Membangun kemampuan teknologi riset dan pengembangan bersama dengan perguruan
tinggi dan lembaga ilmu pengetahuan lainnya.

Distribusi (Strategi Pemasaran)


Pasar sasaran utama pertamina yaitu dalam negeri, pertamina harus berusaha meraih simpati
konsumen lokal, meningkatkan aspek pelayanan pada konsumen melalui program SPBU
Pasti Pas. Serta, merencanakan pembangunan SPBU internasional.

Asumsi
1. Asumsi Persaingan Masa Depan
Untuk BBM dan pelumas, Pertamina mengkonsentrasikan pasar dalam negeri. Untuk gas
dan non fuel, selain dalam negeri juga merambah ke pasar asia tenggara, amerika, dan
eropa. Untuk bahan petrokimia, pasar yang dituju adalah dalam negeri dan asia.
Pertamina membangun diri menjadi perusahaan kelas wahid di kawasan Asia Tenggara,
bahkan belakangan ada yang menyebut target Asia Pasifik, karena nyatanya di kawasan
Asia Pasifik Pertamina semakin menunjukkan gejala eksistensinya.
2. Asumsi Strategis
Pertamina membangun hubungan kerjasama dengan Negara timur tengah dalam
penyediaan bahan mentah, dan juga bekerjasama dengan perusahaan oil company dalam
bidang pengeboran seperti Caltex, Total, Ekspan. Pertamina mengkonsentrasikan pasar
dalam negeri, selain itu juga merambah ke Asia Tenggara, Amerika dan Eropa (gas &
non fuel).

Konsumen
1. Konsumen Utama: Konsumen dalam negeri
2. Alasan mengapa konsumen senang memilih produk Pertamina:
a. Nasionalisme,
b. Kualitas,
c. Harga yang relative murah,
d. Bersubsidi.

Pelaksanaan
1. Strategi Penguasaan Blok Dengan Anak Perusahaan.
Pengalaman Pertamina di sektor hulu memang lebih dikenal sebagai penggarap ladangladang migas di daratan alias onshore. Maka dengan cerdas, Pertamina melakukan
terobosan masuk ke offshore, baik shallow maupun deep water. Pertamina menggandeng

perusahaan yang sudah kampiun di bidang ini seperti Star Oil, Petrobras, dan Shell untuk
beberapa ladang offshore Indonesia.
Salah satu alasan adalah seperti dikatakan Manajer New Ventures Direktorat Hulu
Pertamina, Bambang Manumayoso. "Di onshore sudah sedikit reserves-nya. Juga
semakin sulit pembebasan lahan, sehingga proses untuk meningkatkan produksi itu
menjadi lama. Makanya kita mencari di offshore," jelas Bambang Manumayoso.
Menurut Bambang Manumayoso Pertamina bergerak ke deep water adalah demi
mendapatkan big resources, youth reserves. "Kita akan belajar ke sana dan kita akan
berusaha menjadi operator di-offshore," katanya.
Proses akuisisi atau pembelian blok-blok yang menarik antara lain melalui pembelian
atau penyertaan modal atau Participating Interest (PI) ke dalam PSC-PSC yang
prospektif dan strategis. Upaya lainnya adalah mengambil alih sebagian atau seluruh PI
pada PSC yang akan terminasi. Seperti misalnya Blok West Madura yang akan terminasi
pada tahun 2011. Kemudian Blok Mahakam di Selat Makassar yang juga akan terminasi
tahun 2017.
Pertamina merambahi ladangladang minyak di sejumlah negara. tahun 2006 ke Libya,
lalu ke Sudan (2007), Qatar (2009), dan Australia (2009). , Pertamina semakin semangat
mengakuisi blok-blok migas yang potensial dari pengelola sebelumnya. Juga membeli
Participating Interest (PI) atas blok-blok yang masih ekonomis.
2. Strategi Beasiswa Berkelanjutan
Dengan program beasiswa berkelanjutan dari PERTAMINA bagi masyarakat Indonesia
(Pelajar dan Mahasiswa) akan mendorong perusahaan dipercaya oleh masyarakat,
dengan adanya masyarakat yang merasakan manfaat adanya program ini maka secara
tidak langsung masyarakatpun akan selalu berharap perusahaan tetap bertahan dan terus
ada. Pertamina memberikan beasiswa kepada lebih dari 2200 siswa kurang mampu dari
tingkat SD sampai dengan SLTA dan lebih dari 100 mahasiswa Perguruan Tinggi. Selain
pendidikan formal, Pertamina juga memberikan bantuan pendidikan ketrampilan kepada
lebih dari 2000 orang anak-anak putus sekolah dan turut mendukung program Education
for All (EFA) untuk pendidikan kepada tuna netra.
3. Pelaksanaan strategi PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
Sesuai SK Menteri Keuangan RI No. 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, BUMN
termasuk PERTAMINA diwajibkan melakukan pembinaan terhadap usaha kecil dan
Koperasi dalam rangka mendukung Pemerintah.
4. Pengembangan SDM difokuskan kepada penciptaan pekerja yang profisien, profesional,
berkomitmen, berdedikasi dan berorientasi bisnis dengan lebih meningkatkan
kapabilitas/ capacity building. SDM-nya dididik dan di-training sehingga mereka
memberikan nilai tambah yang maksimal untuk pemegang saham dan perusahaan. Untuk
mencapai hal tersebut di atas, perusahaan telah menetapkan strategi korporat berikut
untuk pengembangan SDM:
a. Mengimplementasikan pengembangan pekerja yang terorganisasi dan konsisten
sehingga para pekerja memiliki kompetensi, ketrampilan, dedikasi, kinerja dan
produktivitas yang tinggi.
b. Memberikan penghargaan dalam bentuk kesejahteraan dan remunerasi yang
kompetitif serta memberikan perlindungan kepada pekerja sesuai dengan standar
perusahaan migas di Indonesia dan peraturan yang berlaku.
c. Menciptakan dan mengembangkan hubungan industri yang aman untuk menciptakan
suasana yang harmonis dan nyaman guna mendukung produktivitas yang tinggi.
Strategi korporat ini menjadi dasar untuk pengimplementasian program
pengembangan SDM. Perusahaan memiliki keyakinan bahwa pengembangan SDM
merupakan investasi jangka panjang sehingga Perusahaan memiliki komitmen

terhadap program pengembangan yang sistematik dan berkelanjutan untuk


mengantisipasi perubahan kebutuhan bisnis. Perusahaan telah mengimplementasikan
proses rekruitmen dan seleksi pekerja yang transparan guna memperoleh ahli dan
lulusan Sarjana baru untuk regenerasi. Sebagai contoh ladang garapan yang selama
puluhan tahun selalu dan selalu di daratan alias onshore, kini BUMN migas ini
semakin berani ke ladang-ladang migas di lepas pantai (offshore) upaya cepat
Pertamina untuk memperoleh kapabilitas dan skill baru mengenai penggarapan
ladang minyak di tengah deburan ombak laut, Pertamina melakukan kaderisasi
tenaga-tenaga offshore.dengan merekrut 400 tenaga expert di bidang offshore dari
anak perusahaannya PHE ONWJ Ltd. Proses rekruitmen dan seleksi awal
dilaksanakan melalui pihak ketiga yang independent seperti Universitas Indonesia,
Universitas Gadjah Mada dan Universitas Padjadjaran.
5. Melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance/
GCG) dan mengembangkan budaya perusahaan.

Evaluasi
Etos kerja keras dapat pula kita lihat di Pertamina, salah satu Badan Usaha Milik
Negara terkemuka di Indonesia. Terbukti, BUMN yang pada 10 Desember tahun ini akan
memperingati ulang tahunnya ke-52 itu selalu mampu memberikan keuntungan bagi negara,
baik melalui laba bersih perusahaan, setoran pajak maupun aktivitas corporate social
responsibility yang dilakukannya. Sebagai contoh pada 2006, setoran Pertamina kepada
negara mencapaiRp 131,11 triliun, tediri dari sumbangan PNBP sebesar Rp 92,22 triliun,
pajak Rp26,97 triliun dan deviden Rp 11,92 triliun.Sehingga dari gambaran tersebut,
Pertamina tak perlu diragukan lagi kinerja finansialnya.
RJPP Periode tiga tahun 2018 sampai dengan 2023 merupakan periode berat bagi
pertamina karena harus menempatkan diri pada level 11 besar diantara NOC dan IOC, masih
ada waktu 14 tahun, yang menyulitkan adalah situasi dan kondisi peta perusahaan migas pada
belasan tahun mendatang masih sulit diprediksi pasti, sepasti-pastinya. Siapa lawan tanding
pertamina dalam mencapai target? Sekali-kali bisa berubah tanpa diduga. Seperti diketahui,
kebangkrutan perusahaan kelas dunia diberbagai bidang sering tak diduga. Olengnya
perusahaan otomotif di AS perusahaan ini atau bangkrutnya Enron pada tahun-tahun lalu
adalah contoh nyata. Termasuk terjadinya marger antara perusahaan besar didunia migas.
Tanpa kerja keras, tidak mungkin perusahaan yang mengelola sumber energi itu dapat
terus tumbuh secara sehat. Tepat memang bila Pertamina kini memperkenalkan slogan Kerja
keras Adalah Energi Kita, Energi Pertamina, dan Energi Masyarakat Indonesia.Tetapi
memang, tumbuh saja tidak lagi cukup saat ini. Era globalisasi telah memaksa perusahaanperusahaan di Indonesia, dan juga di negara lain, untuk tidak sekadar membandingkan
pertumbuhan mereka dengan perusahaan di negaranya saja. Pertamina tidak bisa lagi sekadar
membanggakan dirinya yang kerap berada di tempat tertinggi dalam kualitas pengelolaan
perusahaan negeri ini, namun harus juga bersedia diperbandingkan dengan perusahaan sejenis
dari negara lain. Pada titik itu, harus kita akui, Pertamina perlu kerja lebih keras lagi
mengejar ketertinggalan yang ada.
Kuncinya tentu bukan dengan mengandalkan sumber daya alam yang ada semata,
tetapi lebih pada bagaimana meningkatkan potensi sumber daya manusia yang ada di
Pertamina sehingga pengelolaan yang dilakukan bisa lebih efisien dan efektif. Terus
tumbuhkan semangat kerja keras serta kemampuan kerja cerdas untuk mewujudkan visi
menjadi perusahaan kelas dunia, serta tentu saja mewujudkan masyarakat Indonesia yang
lebih sejahtera. saya rasa cukup jelas, bagaimana implementasi strategi pertamina
membangun skuadron anak-anak peusahaan (AP) untuk kegiatan intinya, termasuk sektor
hulu.impossible is nothing, begitu kata sebuah slogan. Disana selalu ada asa yang terus

menggantung untuk direngkuh. dan selalu ada kesempatan bagi Pertamina untuk menjadi
perusahaan kelas dunia yang disegani.
ANALISIS SWOT TERHADAP PT. PERTAMINA (PERSERO)
A. Strength (Kekuatan)
- Menyediakan produk yang berkualitas tinggi
Produk dari PERTAMINA sudah memiliki pengakuan dari dunia
internasional. Diantaranya produk oli dari PERTAMINA yang sudah memiliki
sertifikat ISO.
- Memiliki pelayanan yang baik
Untuk pelayanan, sudah dapat mendistribusikan produknya ke seluruh
penjuru Indonesia bahkan sampai ke daerah-daerah terpencil.
- Sumber daya manusia yang handal
SDM di PT PERTAMINA (PERSERO) merupakan orang-orang yang sudah
profesional di bidangnya. Memiliki kemampuan dan pengalaman yang
sudah teruji. Selain itu pelatihan dan seminar yang berhubungan dengan
dunia bisnis banyak diikuti oleh para karyawan, yang dapat meningkatkan
ilmu pengetahuan dan kemampuannya.
- Pengalaman di bidang migas
PERTAMINA sudah bergerak di bidang migas di indonesia sejak tahun
1968. Dengan pengalaman yang cukup lama di bidang migas, faktor ini
dapat menjadi salah satu nilai tambah. Pengalaman dan pengakuan dari
dunia internasional berhubungan dengan dunia migas menjadikan
PERTAMINA cukup disegani dibidang migas.
- Penggunaan teknologi informasi yang terintegrasi
Teknologi informasi di PERTAMINA sudah terintegrasi dan mendukung
proses bisnis perusahaan. Dengan adanya Divisi SBTI, ini menunjukkan
adanya kepedulian yang cukup tinggi dari pihak manajemen untuk
mengembangkan teknologi informasi.
B. Weaknesses (Kelemahan)
- Kurangnya modal
Kendala PERTAMINA saat ini adalah kekurangannya modal dalam hal
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, sehingga pihak
manajemen membangun kerjasama dengan pihak asing untuk melakukan
tersebut.
- Masalah birokrasi yang menghambat kinerja
Birokrasi yang terlalu rumit menghambat proses pengambilan
keputusan karena terlalu banyak waktu yang terbuang untuk menjalankan
suatu keputusan.
- Penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan
Sumber daya manusia di PT. PERTAMINA banyak yang penempatan dan
penggunaannya tidak maksimal sehingga menggurangi efektifitas dan
efisiensi perusahaan.
Jumlah armada yang kurang
Peningkatan permintaan pasar yang membutuhkan arus distribusi
barang yang tinggi dapat terhambat dengan kurangnya jumlah armada
pengangkut barang yang ada sekarang ini.

Ketergantungan pasokan pada satu pemasok, sehingga apabila


terjadi keterlambatan pasokan produk akan mengganggu
operasional perusahaan.
C. Opportunities (Peluang)
- Pasar bisnis yang masih tinggi
Penggunaan migas yang merupakan salah satu kebutuhan pokok dunia
saat ini membuat permintaan akan produk ini tetap tinggi walaupun
terjadi gejolak harga.
- Harga jual yang murah
PERTAMINA dapat menjual BBM dengan harga murah karena
pemanfaatan dari subsidi pemerintah. Hal ini dapat digunakan PERTAMINA
sebagai salah satu kesempatan untuk menguasai pasar migas di
Indonesia.
Sumber daya migas yang masih cukup tinggi
Sumber cadangan migas yang tersedia di Indonesia masih cukup
banyak yang belum tereksplorasi. Cadangan minyak ini dapat digunakan
PERTAMINA untuk meningkatkan penjualan dalam memenuhi permintaan
pasar.
- Produk (dengan nilai oktan tinggi yang menghasilkan pembakaran
yang lebih bersih, non subsidi) yang bisa jadi menggantikan dominasi
penjualan premium.
- Sebagai pemimpin dalam pasar Bahan Bakar Minyak (BBM)
PT. PERTAMINA (Persero) memiliki kesempatan unuk megubah
pelayanan yang kurang baik dan mengubah Image yang tertancap
dibenak konsumennya, menjadikan Konsumennya menjadi konsumen
yang memiliki Loyalitas tinggi pada PT. PERTAMINA (Persero).
D. Threats (Ancaman)
- Masuknya pihak swasta untuk beroperasi di bidang Non-BBM
Dengan masuknya pihak swasta yang bergerak di bidang Non-BBM
cakupan pasar PERTAMINA dalam hal Non-BBM seperti oli menjadi
berkurang. Hal ini menjadikan pendapatan PERTAMINA menjadi berkurang.
Makin banyaknya pihak swasta yang melakukan eksplorasi migas
di wilayah Indonesia.
Pihak swasta yang melakukan eksplorasi Migas di Indonesia kadang
mempunyai dana dan peralatan yang lebih bagus dibanding PERTAMINA
hal ini menyebabkan lahan minyak mentah yang kaya akan cadangan
minyak akhirnya dikelola oleh pihak swasta.
- Pengaruh Intervensi
Dikarenakan PERTAMINA merupakan perusahaan multi internasional,
maka adanya pengaruh-pengaruh intervensi di dalam tubuh PERTAMINA
khususnya pada posisi manajemen strategis seperti dewan komisaris.
Intervensi ini menyebabkan terbatasnya ruang gerak manajemen untuk
menentukan kebijakan yang akan diambil.
- Pasar bebas
Dengan adanya pasar bebas, perusahaan asing yang bergerak di
bidang migas diperbolehkan untuk memasarkan hasil produksinya di
wilayah Indonesia. Hal ini akan meningkatkan persaingan bisnis yang
ketat.
-

Image bahwa produk yang ditawarkan kompetior (Shell dan


Petronas) memiliki tingkat kualitas yang lebih baik menjadikan
ketertarikan konsumen untuk berganti produk konsumsi.

You might also like