You are on page 1of 18

Permodelan Sistem Jaringan Distribusi Air

Minum
Studi Kasus : Distrik Majasem, Cirebon

Kelompok 2
1. Ade Suhendar Sutisna

(10312140)

2. Ahmad Sobah Nurul Sodik

(10312479)

3. Januari Yanto

(13312970)

4. Tuti Rahmawati

(17312501)

5. Widya Astuti

(17312693)

Sarmag Teknik Sipil 2012 B

Pendahuluan

PDAM Cirebon
Software
EPANET 2.0

Pendahuluan

PDAM Cirebon yang berdiri sejak tahun 1890 dan


melayani kebutuhan air minum kota selama
bebrapa puluh tahun telah mengalami kesulitan
memenuhi kebutuhan air bersih seiring dengan
perkembangan kota tersebut. Berdasarkan studi
kasusu ditemukan beberapa titik yang mengalami
kekurangan air pada jam-jam tertentu sehingga
menyebabkan air tidak dapat mengalir dengan
baik.

Pendahuluan

Distrik Majasem, Cirebon, memiliki jaringan pipa dirtribusi yang


terisolasi dan beroperasi sejak 1999 dengan sumber air reservoir
kepompong.
Pada tahun 2005 mulai muncul permasalahan ketersediaan air
minum di daerah ini.
Hal ini disebabkan oleh terjadinya penurunan debit sumber air
dan pertumbuhan penduduk yang pesat.
Sejauh ini, upaya yang dilakukan pada reservoir Pompongan
hanyalah dengan hanya membuka separuh pintu keluar air agar
reservoir tidak mengalami kekosongan.

Pendahuluan
Pada penelitian ini digunakan software EPANEt 2.0.
EPANET 2.0 adalah sebuah software yang dapat mensimulasikan sistem
distribusi air minum pada wilayah tertentu.
EPANET 2.0 memodelkan sistem distribusi air sebagai kumpulan node yang
dihubungkan oleh link.
Dengan menggunakan EPANET 2.0, dapat terlihat secara menyeluruh
gambaran aliran air yang terjadi pada perpipaan distribusi pada waktu yang
kontinu. Sehingga dengan demikian bisa dilakukan sebuah evaluasi yang
komprehensif terhadap sistem perpipaan distribusi.

Untuk bisa menjalankan simulasi dengan


software EPANET 2.0 diperlukan data-data
pendukung seperti :
Peta jaringan,
Letak-letak aksesoris,
Diameter dan panjang pipa,
Elevasi peta jaringan jenis-jenis valve, dan
Kebutuhan debit pada tiap node.

Metodologi

Hasil dan Pembahasan


Fluktuasi Debit Inlet Reservoir Kepompongan
Fluktuasi debit input akan mempengaruhi permodelan
sehingga perlu dicari nilai yang paling mewakili keadaan di
lapangan. Data nilai debit yang diperoleh mulai dari bulan
januari 2009 sampai juni 2009, seperti yang ditampilkan
tabel 1, akan dirata-ratakan untuk menetapkan nilai yang
akan digunakan dalam simulasi EPANET 2.0.

Fluktuasi Debit Outlet Reservoir Kepompongan


Nilai debit outlet menggambarkan air yang dialirkanke dalam
sistem. Nilai ini, seperti yang terlihat pada tabel 2, dapat
menjadi acuan evaluasi sistem dstribusi karena akan menjadi
pembanding nilai inflow yang akan muncul pada simulasi
EPANET 2.0.

Konsumsi Air minum Majasem


Berdasarkan data yang didapat dari hasil pengukuran bulan Mei
1997,diketahui bahwa rata-rata pemakaian air besih total untuk
jaringan distribusi Majasem adalah sebesar 42.282 L/s. Angka ini
akan dipergunakan dalam simulasi EPANET 2.0 karena
diasumsikan tidak banyak perubahan konsumsi sejak saat itu.
Penambahan pelanggan yang tercatat sejak saat itu untuk
jaringan majasem akan diasumsikan nol.

Penggambaran Jaringan Distribusi menggunakan Software


EPANET 2.0
Gambar peta jaringan distribusi pipa air minum di distrik Majasem
digambar kembali kedalam software EPANET 2.0 dengan
memasukkan input-input yang diminta seperti jumlah junctions
(sambungan), Reservoar (sumber air) dan pipa yang digunakan
dalam jaringan.
Untuk lebih jelas mengenai pemodelan dengan software EPANET
2.0 ini dapat di lihat pada gambar berikut :

Skenario-skenario pada simulasi dengan


software EPANET 2.0 :

Skenario pertama

Menggambarkan
simulasi
jaringan eksisting.

Skenario kedua

Menggambarkan
simulasi jaringan 5
tahun ke depan
dengan
penyesuaian
kebutuhan air minum
masyarakat.

Skenario Ketiga
Dengan peningkatan
konsumsi air minum
diasumsikan sama dengan
scenario sebelumnya,
scenario ketiga ini
direncanakan dengan
pengembangan jaringan
pada dua daerah
pengembangan didalam
distrik Majasem. Namun
pada scenario ini akan
dihitung jumlah kebutuhan
air minum pada daerah
pengembangan dengan
caara menghitung jumlah
rumah yang direncanakan
akan dibangun pada

Konsumsi Air pada ketiga skenario


Skenario satu
Skenario ini
meggunakan data
eksisting dalam
simulasi yang
dilakukan.
scenario ini
bertujuan untuk
menggambarkan
keadaan aliran
distrik majasem
eksisting dan
mengevaluasinya.

Skenario dua

Skenario Ketiga

Dalam menghitung
konsumsi air pada
scenario ini
ditetapkan jumlah
rumah yang
direncanakan akan
Asumsi yang diambil
dibangun.
adalah peningkatan
Pada skenario ini
diambil asumsi kasar
peningkatan jumlah
konsumsi air
masyarakat.

kebutuhan sebesar 30%


dari konsumsi awal.
Angka 30% diambil
dengan merata-ratakan
proyeksi peningkatan
kebutuhan air minum
setiap 5 tahun yang
diambil dari studi yang
pernah ada

Hasil Simulasi
Simulasi scenario pertama dengan menggunakan data
eksisting yang diperoleh dapat berjalan dengan baik.
Simulasi menunjukkan jaringan mampu memberikan
tekanan yang cukup pada setiap jamnya selama 24 jam.
Walaupun pada jam puncak tekanan yang ada
mendekati minimum. Lalu simulasi dengan scenario
kedua dan ketiga menghasilkan negative preassure pada
jam puncak seperti diperlihatkan gambar 6. Halini
menunjukkan bahwa simulasi tidak berjalan dengan baik.
Negative pressure menggambarkan bahwa pada jam
puncak akan terjadi ketiadaan air pada pipa-pipa yang
mengalami negative pressure tersebut.

Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang didapat dalam studi ini antara lain:
1.

Permodelan software EPANET 2.0 dapat digunakan untuk memodelkan


jaringan distribusi air minum pada distrik Majasem, Cirebon.

2.

Simulasi dengan 3 sekenario dapat memberikan beberapa


kemungkinan pemecahan masalah yang ada. Permasalahan yang
dimaksud adalahpermasalahan kurangnya debit dan tekanan untuk
memenuhi kebutuhan yang ada

3.

Simulasi
pertama,
yaitu
simulasi
yang
dilakukan
dengan
menggunakan input data yang didapat saja adalah simulasi yang
menggambarkan kondisi eksisting di jaringan Majasem saat ini.
Walaupun bisa dikatakan belum begitu akurat karena masih
dipergunakan beberapa asumsi kasar dalam melakukan simulasi
dengan software Epanet 2.0.

4.

Skenario dua dan tiga menggambarkan hasil yang kurang baik.


Negative pressure terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa ada permasalah
tekana yang akan dihadapi PDAM Cirebon bila terjadi peningkatan
konsumsi air minum.

5.

Perlu dilakukan tindakan preventif untuk menghadapipermasalahan


yang akan muncul. Modivikasi jaringan dan penambahan pompa dapat

You might also like